SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Download to read offline
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
DAFTAR ISI i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................ i
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ iii
BAB I PEMILIHAN JENIS SARANA SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL..... 1
1.1. IPAL Komunal dengan Sistem Perpipaan......................................3
1.2. Sistem Pembuangan .....................................................................8
BAB II PERENCANAAN PIPA............................................................... 11
2.1. Sumber Air Limbah .......................................................................12
2.2. Bak Perangkap Lemak(Grease Trap) dan Perangkap Bau.............12
2.3. Dimensi dan Kemiringan Pipa.......................................................13
2.4. Bahan Perpipaan...........................................................................14
2.5. Sambungan Perpipaan..................................................................15
2.6. Kedalaman Perpipaan...................................................................15
2.7. Tata Letak Pipa Servis(Pipa Tertier ...............................................16
2.8. Perencanaan Bangunan Pelengkap Pada Sistem Jaringan ...........19
BAB III PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH(IPAL) .. 21
3.1 Opsi Pemilihan IPAL Komunal Dengan Sistem Perpipaan ............21
3.2 Komponen Unit IPAL(Instalasi Pengolahan Air Limbah)...............22
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
ii DAFTAR ISI
BAB IV PEKERJAAN KONSTRUKSI ........................................................23
4.1. Pekerjaan Sipil .............................................................................. 23
4.2. Pemasangan Perpipaan................................................................ 26
BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA(RAB).........................................29
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
DAFTAR SINGKATAN iii
DAFTAR SINGKATAN
O dan P
BKM
LKM
KPP
TFL
KM
:
:
:
:
:
:
Operasi dan Pemeliharaan
Badan Keswadayaan Masyarakat
Lembaga Keswadayaan Masyarakat
Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara
Tenaga Fasilitator Lapangan
Kader Masyarakat
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
PEMILIHAN JENIS SARANA SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL 1
BAB I
PEMILIHAN JENIS SARANA
SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL
Prasarana sanitasi dalam Program SANIMAS dipilih oleh masyarakat
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi lingkungan setempat
berdasarkan asas keberlanjutan. Jenis sarana sanitasi terpilih ini akan menjadi
dasar dalam penyusunan DED dan RAB yang dilaksanakan oleh KSM Sanitasi.
Untuk membantu masyarakat dalam memilih opsi teknologi dilaksanakan
presentasi, penjelasan, dan diskusi-diskusi dalam rembug warga yang
diselenggarakan oleh KSM Sanitasi atas pilihan-pilihan opsi teknologi
berdasarkan pertimbangan :
a. Hasil pemetaan (transect walk), observasi detail bersama masyarakat.
b. Hasil pemetaan masyarakat, klasifikasi, kondisi sumber air, existing sanitasi,
identifikasi calon pengguna dan akses terhadap sarana sanitasi yang
direncanakan.
Sarana sanitasi dalam SANIMAS terdiri dari 3 (tiga) pilihan :
1 . Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal dengan Sistem
perpipaan. Terdiri dari :
 Bangunan IPAL
 Sistem Jaringan Perpipaan
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
2 PEMILIHAN JENIS SARANA SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL
 Jumlah SR minimal 50 SR
Opsi teknologi IPAL dan sistem jaringan perpipaan diterapkan pada :
 Permukiman padat di perkotaan yang kebanyakan sudah memiliki jamban
pribadi yang tidak memenuhi persyaratan higienis
 Kawasan sudah memiliki ketersediaan air bersih
 Masyarakat mau dan berminat untuk mengelola IPAL tersebut.
2 . Kombinasi MCK dan IPAL Komunal dengan sistem perpipaan.
Terdiri dari:
- MCK maksimum 4 pintu
- Bangunan IPAL
- Sistem Jaringan Perpipaan
- Jumlah minimum 25 SR
Opsi teknologi MCK dan IPAL Komunal dengan sistem perpipaan
diterapkan pada :
 Permukiman padat di perkotaan yang sebagian sudah memiliki jamban
pribadi yang tidak memenuhi persyaratan higienis
 Kawasan sudah memiliki ketersediaan air bersih
 Permukiman padat di perkotaan yang sebagian tidak memiliki jamban
 Masyarakat mau dan berminat untuk mengelola MCK tersebut.
3. Pengembangan Jaringan dan Penambahan Sambungan Rumah pada
lokasi Sanimas IDB sebelumnya dengan ketentuan :
- Jumlah layanan sudah mencapai minimum 50 KK
- Kapasitas IPAL mampu menampung minimal 125 KK
- Wajib mendapat rekomendasi CPMU
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
PEMILIHAN JENIS SARANA SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL 3
Teknologi Pengolahan Limbah
Teknologi pengolahan limbah dalam SANIMAS pilihannya adalah:
1. Anaerobic Baffled Reactor (ABR)
2. Anaerobic Up flow Filter
Perencanaan rinci (DED) dibuat oleh masyarakat dan didampingi oleh tenaga
fasilitator lapangan setelah jenis sarana sanitasi dan teknologi pengolahan
limbah dipilih oleh masyarakat dalam rembug warga
1.1. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal dengan
Sistem Perpipaan
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal dengan
Sistem Perpipaan terdiri dari :
a. Bangunan IPAL
b. Sistem jaringan perpipaan
1.1.1. Bangunan IPAL
Komponen instalasi pengolahan air limbah terdiri dari :
- Bak Inlet
- Bak Pengolahan (banyak pilihan teknologi)
- Bak Outlet
Bangunan IPAL berfungsi untuk menampung air limbah yang
dialirkan dari sistem perpipaan untuk diolah agar menghasilkan air
buangan (Effluent) yang aman bagi lingkungan.
Pada dasarnya telah banyak pilihan teknologi maupun jenis
sarana pengolahan air limbah yang umum dipakai, namun dengan
beberapa pertimbangan yang dipakai sebagai contoh dalam buku
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
4 PEMILIHAN JENIS SARANA SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL
Petunjuk Teknis ini adalah pengolahan dengan teknologi Anaerobik
Baffled Reactor dan Anaerobic Up flow Filter
1.1.1.1. Anaerobic Baffled Reactor (ABR)
Terdiri dari beberapa bak, dimana bak pertama untuk
menguraikan air limbah yang mudah terurai dan bak berikutnya untuk
menguraikan air limbah yang lebih sulit, demikian seterusnya.
ABR terdiri dari kompartemen pengendap yang diikuti oleh
beberapa reaktor buffle. Baffle ini digunakan untuk mengarahkan
aliran air keatas (upflow) melalui beberapa seri reaktor selimut lumpur
(sludge blanket). Konfigurasi ini memberikan waktu kontak yang lebih
lama antara biomasa anaerobic dengan air limbah sehingga akan
meningkatkan kinerja pengolahan.
Teknologi sanitasi ini dirancang menggunakan beberapa baffle
vertikal yang akan memaksa air limbah mengalir keatas melalui media
lumpur aktif.
Cocok untuk pengolahan air limbah bersama beberapa rumah
(komunal)
Gambar 1.1.1.1. Tipikal Bangunan Anaerobic Baffled Reactor (ABR)
Kelebihan:
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
PEMILIHAN JENIS SARANA SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL 5
 Luas lahan yang dibutuhkan sedikit karena dibangun di bawah
tanah
 Biaya pembangunan kecil
 Biaya pengoperasian dan perawatan murah dan mudah
 Efluen dapat langsung dibuang ke badan air penerima.
Kekurangan:
 Diperlukan tenaga ahli untuk desain dan pengawasan
pembangunan
 Diperlukan tukang ahli untuk pekerjaan plester berkualitas tinggi
untuk konstruksi beton
 Efisiensi pengolahan rendah
 Tidak boleh terkena banjir
 Memerlukan sumber air yang konstan
 Perlu dilakukan pengurasan berkala setiap (2-3 tahun)
1.1.1.2. Anaerobic Upflow Filter
Komponen ini sama seperti Tanki Septik Bersusun tetapi
pengolahan limbahnya dibantu oleh bakteri anaerobic yang dibiakkan
pada media filter
Anaerobic upflow filter, merupakan proses pengolahan air
limbah dengan metode pengaliran air limbah keatas melalui media
filter anaerobic. Sistem ini memiliki waktu detensi yang panjang.
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
6 PEMILIHAN JENIS SARANA SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL
Gambar 1.1.1.2. Tipikal Bangunan Anaerobic Upflow Filter (AUF)
Anaerobic upflow filter cocok digunakan untuk pengolahan air
limbah bersama beberapa rumah (komunal). Bisa mengolah black
water dan grey water. Cocok untuk meningkatkan kualitas efluen
sebelum dibuang kebadan air penerima.
Kelebihan:
 Luas lahan yang dibutuhkan sedikit karena dibangun di bawah
tanah
 Biaya pengoperasian dan perawatan murah dan mudah
 Efisiensi pengolahan limbah relatif lebih tinggi
 Material filter dapat menggunakan bahan lokal atau pabrikan
 Efluen dapat langsung dibuang ke badan air penerima.
Kekurangan:
 Biaya konstruksi bisa menjadi besar jika bahan filter tidak ada di
daerah sekitarnya.
 Diperlukan tenaga ahli untuk desain dan pengawasan
pembangunan.
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
PEMILIHAN JENIS SARANA SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL 7
 Diperlukan tukang ahli untuk pekerjaan plester berkualitas tinggi.
 Pori-pori filter mudah tersumbat apabila masih ada padatan
terbawah setelah pengolahan primer. Tidak boleh terendam
banjir.
 Perlu dilakukan pembersihan filter secara berkala setiap (2-3
tahun).
1.1.2. Sistem Jaringan Perpipaan
Sistem jaringan perpipaan terdiri dari Pipa sambungan rumah,
Pipa Service (Pipa Tertier), Pipa Cabang (Pipa Sekunder), Pipa Induk
(Pipa Utama) yang berfungsi untuk mengumpulkan air limbah dari
sumber-sumbernya dan mengalirkannya ke bangunan IPAL untuk
diolah agar menghasilkan effluent air buangan yang aman bagi
lingkungan.
Sistem saluran ini membutuhkan bak kontrol setiap jarak 20 m
atau sesuai kebutuhan kondisi dilapangan untuk saluran lurus, pada
titik-titik pertemuan saluran dan pada perubahan arah aliran.
Gambar 1.1.2. Sistem Jaringan Perpipaan
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
8 PEMILIHAN JENIS SARANA SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL
Kelebihan
 Lebih hemat dari pada sistem pembuangan limbah konvensional
 Masyarakat dapat berperan dalam proses perencanaan dan
konstruksi
 Nyaman untuk pengguna karena air limbah dijauhkan dari area
permukiman dan mendekatkan akses ke pengguna.
Kekurangan
 Proses perencanaan lebih rumit
 Diperlukan perawatan secara rutin, perawatan yang tidak rutin
akan menyebabkan kegagalan sistem secara total.
1.2. Sistem Pembuangan
1.2.1. Hasil Pengolahan Air Limbah dibuang ke Badan Air
Air limbah dapat dibuang ke badan air jika air tersebut telah
memenuhi beberapa syarat yang ditetapkan diantaranya pengolahan
air limbah yang efisien sehingga air limbah yang dibuang tidak
mencemari badan air.
Gambar 1.2.1.Pembuangan ke Sungai
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
PEMILIHAN JENIS SARANA SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL 9
Kelebihan:
 Pilihan pembuangan paling murah
 Dapat diterapkan oleh masyarakat
 Tidak memerlukan pengoperasian dan perawatan
Kekurangan:
 Konsumsi dan penggunaan air sungai mentah di bagian muara tidak
dianjurkan
 Kemungkinan kelebihan beban pada sungai sanga tmemungkinkan.
Hal ini tergantung pada cara pengolahan dan derasnya aliran
sungai.
1.2.2. Pengurasan Lumpur Tinja
Pengurasan lumpur tinja dilakukan secara periodik setiap 2
atau 3 tahun sekali. Lumpur tinja dikuras dengan bantuan jasa
penguras tinja.
Jarak penyedotan tidak lebih dari 50 meter. Penyedotan
lumpur tinja dihubungkan ke bak pengolah dengan selang dan pompa
sedot. Harus diperhatikan bahwa pengurasan hanya mengambil
lumpur hitam saja. Penyedotan dilakukan dengan menempatkan
selang sedot pada dasar bak IPAL, dengan maksimum kapasitas
penyedotan tidak lebih dari 2/3 volume bak.
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
10 PEMILIHAN JENIS SARANA SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL
Gambar 1.2.2.Pengurasan dengan Penyedot Tinja
Kelebihan:
 Pilihan pembuangan berbiaya murah
 Masyarakat tidak perlu melakukan pengoperasian dan perawatan
 Pembuangan lumpur yang efisien di pemukiman kota
Kekurangan:
 Perlu jasa penguras
 Penyedot penguras mungkin belum tersedia
 Ada kemungkinan pembuangan akhir lumpur dilakukan secara tidak
sehat.
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
PERENCANAAN PIPA 11
BAB 2
PERENCANAAN PIPA
Sistem Perpipaan pada pengaliran air limbah komunal berfungsi untuk
membawa air limbah dari beberapa rumah ketempat pengolahan agar limbah
agar tidak terjadi pencemaran pada lingkungan sekitarnya.
Syarat-syarat pengaliran air limbah yang harus diperhatikan, dalam
perencanaan jaringan saluran air limbah adalah :
a) Pengaliran secara gravitasi
b) Batasan kecepatan minimum dan maksimum harus diperhatikan.
Kecepatan minimum untuk memungkinkan terjadinya proses self-
cleansing, sehingga bahan padat yang terdapat didalam saluran tidak
mengendap di dasar pipa, agar tidak mengakibatkan penyumbatan,
sedangkan kecepatan maksimum mencegah pengikisan pipa oleh bahan-
bahan padat yang terdapat didalam saluran.
c) Jarak antara bak kontrol pada perpipaan mengurangi akumulasi gas dan
memudahkan pemeliharaan saluran.
Melihat fungsi perpipaan penyaluran air limbah buangan dibedakan
atas :
Pipa persil, pipa servis, pipa lateral/pipa cabang dan pipa induk dengan
keterangan sebagai berikut :
• Pipa persil, yaitu pipa saluran yang umumnya terletak didalam pekarangan
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
12 PERENCANAAN IPAL
rumah dan langsung menerima air buangan dari dapur atau kamar
mandi/wc.
• Pipa servis yaitu pipa saluran yang menampung air buangan dari pipa-pipa
persil dan terletak dijalan didepan rumah.
• Pipa lateral, yaitu pipa saluran yang menerima air buangan dari pipa-pipa
servis.
• Pipa induk pipa air buangan yang menerima air buangan dari pipa lateral.
Pipa ini langsung terhubung ke instalasi pengolahan air limbah.
2.1 Sumber Air Limbah
Sumber air limbah yang berasal dari beberapa kegiatan di
dalam rumah tangga yang akan dialirkan kedalam sistem perpipaan air
limbah terdiri dari :
a. Black Water (Tinja)
Merupakan air limbah yang berasal dari closet/jamban.
b. Grey Water (air bekas mandi cuci)
Merupakan air limbah yang berasal dari tempat mandi, cuci, dapur.
c. Air limbah organik industri rumah tangga (dengan rekomendasi
DPIU)
2.2 Bak Perangkap Lemak (Grease Trap) dan Perangkap Bau
 Bak perangkap lemak adalah bak kontrol yang dilengkapi dengan
pipa masuk (inlet) dan keluar (outlet) yang berfungsi memisahkan
lemak dan padatan dari dapur.
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
PERENCANAAN PIPA 13
Unit ini dimaksudkan untuk mencegah penyumbatan akibat
masuknya lemak ke dalam pipa dalam jumlah besar. Disarankan
dipasang diluar dapur dan daerah dengan pemakaian air rendah,
dan lokasinya sedekat mungkin dengan sumbernya.
Gambar 2.2 Tipikal Perangkap Lemak
 Perangkap bau berbentuk leher angsa perlu dibuat di WC/kamar
mandi dan didekat dapur untuk menghindari bau.
2.3 Dimensi dan Kemiringan Pipa
2.3.1 Kriteria Dimensi Pipa
Kriteria Dimensi pipa untuk Sanimas adalah sebagai berikut :
 Dimensi pipa untuk sambungan rumah (pipa persil) adalah 3” – 4”.
 Dimensi pipa untuk pipa servis (pipa tertier) adalah 4” – 6”.
 Dimensi pipa untuk pipa lateral/cabang (pipa sekunder) adalah 4”
– 6”.
 Dimensi pipa untuk pipa induk (pipa utama) adalah 6” – 8”.
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
14 PERENCANAAN IPAL
2.3.2 Kriteria Kemiringan Pipa
Kemiringan pipa minimal diperlukan agar di dalam
pengoperasiannya diperoleh kecepatan pengaliran minimal dengan daya
pembilasan sendiri (self cleansing) guna mengurangi gangguan endapan di
dasar pipa.
Kemiringan muka tanah yang lebih curam daripada kemiringan pipa
minimal bisa dipakai sebagai kemiringan desain selama kecepatannya masih
dibawah kecepatan maksimal.
Kriteria kemiringan pipa untuk SANIMAS adalah sebagai berikut
:
 Kemiringan pipa untuk sambungan rumah (pipa persil) adalah 1% -
2%.
 Kemiringan pipa untuk pipa servis adalah 1% - 2%.
 Kemiringan pipa untuk pipa lateral/cabang adalah 1% - 2%.
 Kemiringan pipa untuk pipa induk (pipa utama) adalah 0.4% - 1%.
2.4 Bahan Perpipaan
Pemilihan bahan pipa harus betul-betul dipertimbangkan
mengingat air limbah banyak mengandung bahan padat yang
mengganggu atau menurunkan kekuatan pipa. Demikian pula selama
pengangkutan dan pemasangannya, diperlukan kemudahan serta
kekuatan fisik yang memadai.
Pipa yang biasa dipakai untuk penyaluran air limbah
komunal adalah :
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
PERENCANAAN PIPA 15
1) Pipa SNI khusus air limbah, dalam kondisi khusus dapat
digunakan pipa klas AW. Pipa klas D hanya boleh digunakan
untuk pipa persil (SR).
2) PE (polyethylene) untuk daerah rawa atau persilangan di
bawah air.
3) Pipa galvanis untuk kondisi tertentu atas rekomendasi DPIU.
2.5 Sambungan Perpipaan
Untuk PVC :
1) Solvent (lem): untuk diameter kecil
2) Cincin karet: untuk diameter lebih besar
Untuk Galvanis :
1) Flange atau las
2.6 Kedalaman Perpipaan
1) Kedalaman perletakan pipa minimal diperlukan untuk
perlindungan pipa dari beban di atasnya dan gangguan lain;
2) Kedalaman galian pipa Persil > 0,2 m, selanjutnya mengikuti
gradient hidrolik. Dalam situasi tertentu memperhitungkan
beban luar.
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
16 PERENCANAAN IPAL
2.7 Tata Letak Pipa Servis (Pipa Tertier)
Contoh Tata Letak Pipa Servis (Pipa Tertier)
Pipa Service
PVC  100mm
Pipa Service
PVC  100mm
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
PERENCANAAN PIPA 17
Pipa Service
PVC  100mm
Pipa Service
PVC  100mm
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
18 PERENCANAAN IPAL
Pipa Service
PVC  100mm
Pipa Service
PVC  100mm
Pipa Service
PVC  100mm
Minimum Kemiringan >1,0%
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
PERENCANAAN PIPA 19
2.8. Perencanaan Bangunan Pelengkap Pada Sistem Jaringan
Bangunan pelengkap adalah bangunan penunjang yang
digunakan untuk memudahkan pemeliharan serta meningkatkan
kinerja sistem pengaliran yang ada, bangunan penunjang dimaksud
adalah :
a. Bak Kontrol
Bak kontrol digunakan untuk memudahkan pemeliharaan
pada saluran perpipaan apabila terjadi penyumbatan.
Bak kontrol diletakkan pada :
 Setiap perubahan diameter pipa
 Setiap perubahan kemiringan pipa
 Setiap perubahan arah aliran dalam pipa baik horizontal
maupun vertikal
Pipa Service
PVC  100mm
Minimum Kemiringan >1,0%
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
20 PERENCANAAN IPAL
 Setiap pertemuan dua saluran (pipa) atau lebih
 Pada jarak lurus dengan jarak maksimum 20 m
Ukuran dan letak bak kontrol pada persil :
a) Luas permukaan minimal 40 x 40 cm (bagian dalam), dan diberi
tutup plat beton yang mudah dibuka/tutup.
b) Kedalaman bak kontrol disesuaikan dengan kebutuhan
kemiringan pipa-pipa yang masuk/keluar bak.
c) Untuk bak kontrol di pekarangan rumah, dinding bagian atas
dipasang sedemikian rupa sehingga dapat mencegah masuknya
limpasan air hujan.
d) Disarankan bak kontrol dibuat dengan beton pra cetak sesuai
dengan tipe yang dibutuhkan.
b. Drop Manhole
Drop Manhole digunakan apabila beda elevasi pertemuan
cabang saluran datang (Inlet) dan saluran yang meninggalkan
(Outlet) > 50 cm.
Drop Manhole
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
PERENCANAAN IPAL 21
BAB 3
PERENCANAAN INSTALASI
PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
3.1 Opsi Pemilihan IPAL Komunal Dengan Sistem Perpipaan
Pemilihan opsi teknologi sistem pengolahan air limbah sangat
tergantung kepada kebutuhan atau kapasitas pengolahan kondisi
lingkungan kepadatan penduduk, ketersediaan lahan, ketinggian muka
air tanah, serta kemudahan dalam pengoperasian dan
pemeliharaannya.
Sebelum perencanaan rinci (DED) IPAL Komunal dengan sistem
perpipaan harus dikonsultasikan dengan DPIU/Kasatker PIP Kab/Kota/
PPIU terlebih dahulu untuk pemilihan opsi teknologi pengolahan dan
jenis IPAL Komunal dengan sistem perpipaan yang sesuai dengan
kebutuhan.
Untuk daerah spesifik, seperti daerah pantai, daerah rumah
panggung, daerah wilayah sungai, daerah rawa dan MAT Tinggi, daerah
banjir, pilihan opsi teknologi pengolahan dan jenis IPAL Komunal
dengan sistem perpipaan harus dikonsultasikan dengan DPIU/Kasatker
PIP Kabupaten/Kota atau PPIU.
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
22 PERENCANAAN IPAL
3.2 Komponen unit IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
a. Komponen bangunan IPAL terdiri dari : Bak Inlet, bak
pengolahan/Anaerobic, dan bak outlet.
- Bak inlet : berfungsi untuk pengambilan sampel.
- Bak pengolahan (Terdiri dari banyak pilihan teknologi dan jenis
pengolahan)
- Bak outlet : berfungsi untuk memonitoring kualitas dan
pengambilan sampel air dilengkapi dengan penutup grill.
b. Bahan material untuk konstruksi bangunan unit IPAL terdiri dari
konstruksi beton bertulang atau fiber reinforced plastic.
c. Untuk penggunaan IPAL fabrikan harus mendapatkan rekomendasi
dari CPMU.
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
PEKERJAAN KONSTRUKSI 23
BAB 4
PEKERJAAN KONSTRUKSI
4.1 Pekerjaan Sipil
4.1.1 Pembuatan Pondasi
a. Dilakukan pekerjaan galian dengan lebar dan kedalaman yang
sesuai dengan gambar perencanaan/ spesifikasi teknis.
b. Sisa tanah sisa galian dibuang ke tempat yang telah disediakan
atau dipindahkan ke lokasi yang telah direncanakan.
c. Dilakukan pembuatan platform dengan konstruksi beton bertulang
sesuai perencanaan/ spesifikasi teknis.
d. Pemadatan dan pengurugan kembali bekas galian di sekitar lokasi
yang telah dibuat.
4.1.2 Pembangunan Unit-Unit
a. Penggalian tanah dengan kedalaman dan lebar sesuai gambar
rencana/spesifikasi teknis.
b. Dilakukan pemasangan platform dengan konstruksi beton
bertulang sesuai gambar rencana/spesifikasi teknis.
c. Saat pekerjaan pembangunan unit-unit pengolahan ini harus
diperhatikan dan diawasi dengan teliti karena kesalahan pekerjaan
dapat menyebabkan terjadinya kebocoran pada bangunan
pengolahan.
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
24 PEKERJAAN KONSTRUKSI
d. Setelah unit pekerjaan selesai dibangun harus dilakukan
pengetesan kebocoran dari unit.
4.1.3 Konstruksi untuk Bangunan IPAL
Persyaratan Bangunan IPAL tidak memperbolehkan adanya kebocoran
sehingga diharuskan memakai struktur yang kuat dan kedap air.
a. Konstruksi Beton
Bahan material konstruksi IPAL (selain pabrikan) adalah konstruksi
beton.
 Semen
Jenis dan tipe semen adalah jenis semen untuk penggunaan
umum (pasaran)
 Agregat halus (pasir)
Agregat halus yang akan digunakan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
- Terdiri dari butir-butir yang keras dan kekal.
- Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%, yang
ditentukan terhadap berat kering.
- Tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu
banyak.
- Pasir dari laut tidak boleh digunakan.
 Agregat Kasar
- Agregat Kasar harus terdiri dari butir-butir keras atau tidak
berpori dan kekal.
- Kandungan lumpur tidak boleh lebih dari 1%, yang
ditentukan terhadap berat kering.
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
PERENCANAAN IPAL 25
 Air
Air yang akan dipakai untuk pembuatan beton tidak boleh
mengadung minyak, garam, bahan-bahan organis atau bahan-
bahan lain yang dapat merusak beton/baja tulangan.
 Baja tulangan
- Baja tulangan yang akan dipakai adalah yang ada dipasaran
- Bentuk baja tulangan dapat berupa tulangan polos atau
tulangan diprofilkan.
 Lantai kerja
- Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung diatas
permukaan tanah, maka harus dibuat lantai kerja minimal
setebal 5 cm (beton tumbuk kelas tiga) diatas tanah sebelum
tulangan beton ditempatkan/dipasang.
 Pengujian kebocoran unit IPAL
- Untuk membuktikan bahwa IPAL yang sudah selesai
dikerjakan tidak bocor, maka pengujian struktur hidrolis
harus dilakukan sebelum dilakukan pengecoran plat bagian
atas.
- Setelah bekisting dilepas, semua dinding IPAL harus bersih
dari timbunan, supaya kebocoran pada dinding dapat
diketahui dengan jelas.
- Sebelum pelaksanaan pengujian ini, tidak boleh dilakukan
pengecatan.
- Tiap Unit Kompartemen yang akan diperiksa diisi dengan air
sampai dengan setinggi outletnya.
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
26 PEKERJAAN KONSTRUKSI
- Lakukan penutupan dan biarkan terisi sekurang-kurangnya
24 jam.
- Pengujian ini dilakukan per dua kompartemen secara
berurutan.
- Ketinggian air selama waktu pengujian harus diamati dan
tidak boleh terjadi penurunan muka air.
- Penurunan maksimum yang diijinkan selama 24 jam adalah 1
cm. Bila penurunan permukaan air lebih dari 1 cm dalam
waktu 24 jam berarti IPAL tersebut bocor dan harus dicari
tempat dimana yang bocor dan kemudian dilakukan
perbaikan.
4.2 Pemasangan Perpipaan
Secara garis besar hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pemasangan pipa adalah sebagai berikut :
a. Aliran air dalam pipa telah ditentukan dalam gambar rencana,
sehingga semua pekerjaan pipa harus dipasang sesuai dengan
gambar rencana.
b. Apabila pipa-pipa dipasang/ditanam di dalam tanah, maka dasar
parit-parit galian pipa harus rata dan bebas dari benda-benda yang
keras seperti batu atau kerikil kasar.
c. Tidak diperbolehkan membengkokkan pipa (kecuali pipa PE), tapi
harus menggunakan alat rakit belokan (asesoris), seperti bend
elbar, pencabang (tee) untuk maksud tersebut.
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
PERENCANAAN IPAL 27
d. Pipa tidak boleh diturunkan kedalam parit sebelum parit
mempunyai kedalaman yang ditentukan dalam gambar rencana.
e. Parit-parit galian pipa harus diberi dasar pasir setebal 10 cm lebih
dahulu sebelum pipa diturunkan (dipasang) atau sesuai dengan
gambar rencana.
f. Setelah pipa diturunkan kedalam galian parit pipa dan setelah
pemasangan sambungan pipa selesai, harus diberi urugan pasir
setebal 10 cm diatas pipa dan kemudian diatasnya dapat ditimbun
dengan bahn bekas galian yang bebas dari kotoran atau dengan
urugan tanah dari luar.
g. Cara atau metoda penimbunan kembali harus dilakukan lapis demi
lapisan kemudian dipadatkan sekeliling dan diatas pipa dengan
cara yang tidak merusak pipa.
h. Setelah pipa-pipa tersambung dan terpasang harus diuji secara
hidrostatis (commisioning test), untuk itu bagian-bagian
sambungan pipa yang sudah terpasang tersebut tidak boleh
ditimbun sebelum pengujian hidrostatis selesai. Pekerjaan
dinyatakan selesai dengan baik bila tidak terdapat tanda-tanda
adanya kebocoran
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
RAB 29
BAB 5
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
Skema pelaksanaan Perhitungan Anggaran Biaya
Keterangan :
1. Upah Tenaga Kerja tergantung dari masing-masing keahlian, dan dihitung
perhari kerja yaitu 8 jam per hari.
Upah tenaga kerja didapat dilokasi, dikumpulkan dan dicatat dalam satu
daftar yang dinamakan daftar Harga Satuan Upah.
2. Harga bahan/material untuk pelaksanaan fisik didasarkan pada setiap
daerah/lokasi masing-masing (berdasarkan hasil survey di lokasi masing-
masing).
Upah Tenaga Kerja
Harga Bahan/Material
Analisa Harga
Satuan Pekerjaan
Volume
Pekerjaan
RAB
RAB = Volume Pekerjaan x Harga Satuan
Pekerjaan
Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur
Sanimas IDB
30 RAB
3. Harga satuan upah dan bahan/material untuk dasar perhitungan Biaya
Perencanaan didasarkan Harga Satuan Setempat.
4. Analisa harga satuan pekerjaan adalah perhitungan analisa untuk
mendapatkan harga satuan pekerjaan dengan menggunakan analisa SNI.
5. Harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah yang
dihitung/berdasarkan analisa SNI.
6. Volume pekerjaan adalah besar volume atau kubikasi suatu pekerjaan
yang dihitung berdasarkan gambar bestek dan gambar detail.
7. Rencana anggaran biaya suatu bangunan adalah perhitungan banyaknya
biaya yang diperlukan (bahan dan upah) untuk menyelesaikan bangunan
tersebut.
 Upload 2318ffc8_buku_3

More Related Content

What's hot

Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahPersyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahJoy Irman
 
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Sarana Pengangkutan Lumpur Ti...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Sarana Pengangkutan Lumpur Ti...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Sarana Pengangkutan Lumpur Ti...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Sarana Pengangkutan Lumpur Ti...Joy Irman
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganPerencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganJoy Irman
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase PerkotaanPermen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaaninfosanitasi
 
Pemilihan alat angkat dan alat berat persampahan
Pemilihan alat angkat dan alat berat persampahanPemilihan alat angkat dan alat berat persampahan
Pemilihan alat angkat dan alat berat persampahaninfosanitasi
 
Pengelolaan limbah onsite
Pengelolaan limbah onsitePengelolaan limbah onsite
Pengelolaan limbah onsitemun farid
 
Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)infosanitasi
 
Modul SANIMAS. Aspek Teknik dan Implementasi
Modul SANIMAS. Aspek Teknik dan ImplementasiModul SANIMAS. Aspek Teknik dan Implementasi
Modul SANIMAS. Aspek Teknik dan ImplementasiOswar Mungkasa
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolah Air Limbah secara Kombinasi
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolah Air Limbah secara KombinasiPerencanaan Teknis Bangunan Pengolah Air Limbah secara Kombinasi
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolah Air Limbah secara KombinasiJoy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi Daera...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi Daera...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi Daera...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi Daera...Joy Irman
 
Penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013
Penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013Penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013
Penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013Muhammmad AlKholif
 
Inspirasi Tentang Teknologi Tepat Guna (TTG)
Inspirasi Tentang Teknologi Tepat Guna (TTG)Inspirasi Tentang Teknologi Tepat Guna (TTG)
Inspirasi Tentang Teknologi Tepat Guna (TTG)Eka Saputra
 
Peran dan Partisipasi Masyarakat di Bidang Sanitasi Permukiman
Peran dan Partisipasi Masyarakat di Bidang Sanitasi PermukimanPeran dan Partisipasi Masyarakat di Bidang Sanitasi Permukiman
Peran dan Partisipasi Masyarakat di Bidang Sanitasi PermukimanJoy Irman
 
pengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsional
pengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsionalpengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsional
pengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsionalZuhriah As'ad
 
Permasalahan dan tantangan pengembangan air minum
Permasalahan dan tantangan pengembangan air minumPermasalahan dan tantangan pengembangan air minum
Permasalahan dan tantangan pengembangan air minumJoy Irman
 
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan
Perencanaan Teknis IPLT - Unit PengolahanPerencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan
Perencanaan Teknis IPLT - Unit PengolahanJoy Irman
 

What's hot (20)

Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahPersyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
 
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Sarana Pengangkutan Lumpur Ti...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Sarana Pengangkutan Lumpur Ti...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Sarana Pengangkutan Lumpur Ti...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Sarana Pengangkutan Lumpur Ti...
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganPerencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase PerkotaanPermen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan
 
Pemilihan alat angkat dan alat berat persampahan
Pemilihan alat angkat dan alat berat persampahanPemilihan alat angkat dan alat berat persampahan
Pemilihan alat angkat dan alat berat persampahan
 
Pengelolaan limbah onsite
Pengelolaan limbah onsitePengelolaan limbah onsite
Pengelolaan limbah onsite
 
REVIEW RENCANA INI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KARANGANYAR
REVIEW RENCANA INI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KARANGANYARREVIEW RENCANA INI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KARANGANYAR
REVIEW RENCANA INI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KARANGANYAR
 
Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
 
Modul SANIMAS. Aspek Teknik dan Implementasi
Modul SANIMAS. Aspek Teknik dan ImplementasiModul SANIMAS. Aspek Teknik dan Implementasi
Modul SANIMAS. Aspek Teknik dan Implementasi
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolah Air Limbah secara Kombinasi
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolah Air Limbah secara KombinasiPerencanaan Teknis Bangunan Pengolah Air Limbah secara Kombinasi
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolah Air Limbah secara Kombinasi
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi Daera...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi Daera...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi Daera...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi Daera...
 
Penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013
Penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013Penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013
Penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013
 
Inspirasi Tentang Teknologi Tepat Guna (TTG)
Inspirasi Tentang Teknologi Tepat Guna (TTG)Inspirasi Tentang Teknologi Tepat Guna (TTG)
Inspirasi Tentang Teknologi Tepat Guna (TTG)
 
Peran dan Partisipasi Masyarakat di Bidang Sanitasi Permukiman
Peran dan Partisipasi Masyarakat di Bidang Sanitasi PermukimanPeran dan Partisipasi Masyarakat di Bidang Sanitasi Permukiman
Peran dan Partisipasi Masyarakat di Bidang Sanitasi Permukiman
 
pengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsional
pengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsionalpengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsional
pengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsional
 
Permasalahan dan tantangan pengembangan air minum
Permasalahan dan tantangan pengembangan air minumPermasalahan dan tantangan pengembangan air minum
Permasalahan dan tantangan pengembangan air minum
 
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan
Perencanaan Teknis IPLT - Unit PengolahanPerencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan
 

Similar to Upload 2318ffc8_buku_3

Informed Choices Catalogue Sanitasi Berbasis Masyarakat (2003)
Informed Choices Catalogue Sanitasi Berbasis Masyarakat (2003)Informed Choices Catalogue Sanitasi Berbasis Masyarakat (2003)
Informed Choices Catalogue Sanitasi Berbasis Masyarakat (2003)Yuyun Ismawati Drwiega
 
Produk, Sistem dan Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik
Produk, Sistem dan Teknologi Pengolahan Air Limbah DomestikProduk, Sistem dan Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik
Produk, Sistem dan Teknologi Pengolahan Air Limbah DomestikJoy Irman
 
63207008 430633541-dasar-pengelolaan-air-limbah
63207008 430633541-dasar-pengelolaan-air-limbah63207008 430633541-dasar-pengelolaan-air-limbah
63207008 430633541-dasar-pengelolaan-air-limbahEdison Mega Dima
 
On site sanitation kawasan bencana
On site sanitation kawasan bencanaOn site sanitation kawasan bencana
On site sanitation kawasan bencanaNadya NP
 
Kriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Air LimbahKriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Air LimbahJoy Irman
 
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)Joy Irman
 
Bahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesia
Bahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesiaBahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesia
Bahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesiaHarry
 
Bahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesia
Bahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesiaBahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesia
Bahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesiaOZ Vessalius
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - MCK Umum - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - MCK Umum - Perencanaan TeknisSistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - MCK Umum - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - MCK Umum - Perencanaan TeknisJoy Irman
 
Pengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah Terpusat
Pengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah TerpusatPengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah Terpusat
Pengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah TerpusatJoy Irman
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Anaerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AnaerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Anaerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AnaerobikJoy Irman
 
Modul2_Gambaran_Umum_Sistem_Penyediaan_Air_Minum_rev01_23072020.pdf
Modul2_Gambaran_Umum_Sistem_Penyediaan_Air_Minum_rev01_23072020.pdfModul2_Gambaran_Umum_Sistem_Penyediaan_Air_Minum_rev01_23072020.pdf
Modul2_Gambaran_Umum_Sistem_Penyediaan_Air_Minum_rev01_23072020.pdfCiptoAji1
 
Perancangan sistem plambing_instalasi_air_bersih_d (1)
Perancangan sistem plambing_instalasi_air_bersih_d (1)Perancangan sistem plambing_instalasi_air_bersih_d (1)
Perancangan sistem plambing_instalasi_air_bersih_d (1)deni_hermawan
 
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapanTangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapanBambang Supriatna
 
SNI_Tata_cara_perencanaan_bangunan_MCK_u.pdf
SNI_Tata_cara_perencanaan_bangunan_MCK_u.pdfSNI_Tata_cara_perencanaan_bangunan_MCK_u.pdf
SNI_Tata_cara_perencanaan_bangunan_MCK_u.pdfUmarAsmoro1
 
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaPemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaJoy Irman
 
Sistem plambing dalam gedung
Sistem plambing dalam gedungSistem plambing dalam gedung
Sistem plambing dalam gedungEtwin Christian
 

Similar to Upload 2318ffc8_buku_3 (20)

Informed Choices Catalogue Sanitasi Berbasis Masyarakat (2003)
Informed Choices Catalogue Sanitasi Berbasis Masyarakat (2003)Informed Choices Catalogue Sanitasi Berbasis Masyarakat (2003)
Informed Choices Catalogue Sanitasi Berbasis Masyarakat (2003)
 
Produk, Sistem dan Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik
Produk, Sistem dan Teknologi Pengolahan Air Limbah DomestikProduk, Sistem dan Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik
Produk, Sistem dan Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik
 
63207008 430633541-dasar-pengelolaan-air-limbah
63207008 430633541-dasar-pengelolaan-air-limbah63207008 430633541-dasar-pengelolaan-air-limbah
63207008 430633541-dasar-pengelolaan-air-limbah
 
On site sanitation kawasan bencana
On site sanitation kawasan bencanaOn site sanitation kawasan bencana
On site sanitation kawasan bencana
 
Kriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Air LimbahKriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Air Limbah
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
 
Bahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesia
Bahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesiaBahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesia
Bahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesia
 
Bahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesia
Bahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesiaBahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesia
Bahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesia
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - MCK Umum - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - MCK Umum - Perencanaan TeknisSistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - MCK Umum - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - MCK Umum - Perencanaan Teknis
 
Pengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah Terpusat
Pengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah TerpusatPengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah Terpusat
Pengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah Terpusat
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Anaerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AnaerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Anaerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Anaerobik
 
Modul2_Gambaran_Umum_Sistem_Penyediaan_Air_Minum_rev01_23072020.pdf
Modul2_Gambaran_Umum_Sistem_Penyediaan_Air_Minum_rev01_23072020.pdfModul2_Gambaran_Umum_Sistem_Penyediaan_Air_Minum_rev01_23072020.pdf
Modul2_Gambaran_Umum_Sistem_Penyediaan_Air_Minum_rev01_23072020.pdf
 
Perancangan sistem plambing_instalasi_air_bersih_d (1)
Perancangan sistem plambing_instalasi_air_bersih_d (1)Perancangan sistem plambing_instalasi_air_bersih_d (1)
Perancangan sistem plambing_instalasi_air_bersih_d (1)
 
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapanTangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
 
Perencanaan mck
Perencanaan mckPerencanaan mck
Perencanaan mck
 
SNI_Tata_cara_perencanaan_bangunan_MCK_u.pdf
SNI_Tata_cara_perencanaan_bangunan_MCK_u.pdfSNI_Tata_cara_perencanaan_bangunan_MCK_u.pdf
SNI_Tata_cara_perencanaan_bangunan_MCK_u.pdf
 
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaPemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
 
Air bersih 2
Air bersih 2Air bersih 2
Air bersih 2
 
Sistem plambing dalam gedung
Sistem plambing dalam gedungSistem plambing dalam gedung
Sistem plambing dalam gedung
 

Upload 2318ffc8_buku_3

  • 1.
  • 2. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB DAFTAR ISI i DAFTAR ISI DAFTAR ISI................................................................................................ i DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ iii BAB I PEMILIHAN JENIS SARANA SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL..... 1 1.1. IPAL Komunal dengan Sistem Perpipaan......................................3 1.2. Sistem Pembuangan .....................................................................8 BAB II PERENCANAAN PIPA............................................................... 11 2.1. Sumber Air Limbah .......................................................................12 2.2. Bak Perangkap Lemak(Grease Trap) dan Perangkap Bau.............12 2.3. Dimensi dan Kemiringan Pipa.......................................................13 2.4. Bahan Perpipaan...........................................................................14 2.5. Sambungan Perpipaan..................................................................15 2.6. Kedalaman Perpipaan...................................................................15 2.7. Tata Letak Pipa Servis(Pipa Tertier ...............................................16 2.8. Perencanaan Bangunan Pelengkap Pada Sistem Jaringan ...........19 BAB III PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH(IPAL) .. 21 3.1 Opsi Pemilihan IPAL Komunal Dengan Sistem Perpipaan ............21 3.2 Komponen Unit IPAL(Instalasi Pengolahan Air Limbah)...............22
  • 3. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB ii DAFTAR ISI BAB IV PEKERJAAN KONSTRUKSI ........................................................23 4.1. Pekerjaan Sipil .............................................................................. 23 4.2. Pemasangan Perpipaan................................................................ 26 BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA(RAB).........................................29
  • 4. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB DAFTAR SINGKATAN iii DAFTAR SINGKATAN O dan P BKM LKM KPP TFL KM : : : : : : Operasi dan Pemeliharaan Badan Keswadayaan Masyarakat Lembaga Keswadayaan Masyarakat Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara Tenaga Fasilitator Lapangan Kader Masyarakat
  • 5. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB PEMILIHAN JENIS SARANA SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL 1 BAB I PEMILIHAN JENIS SARANA SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL Prasarana sanitasi dalam Program SANIMAS dipilih oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi lingkungan setempat berdasarkan asas keberlanjutan. Jenis sarana sanitasi terpilih ini akan menjadi dasar dalam penyusunan DED dan RAB yang dilaksanakan oleh KSM Sanitasi. Untuk membantu masyarakat dalam memilih opsi teknologi dilaksanakan presentasi, penjelasan, dan diskusi-diskusi dalam rembug warga yang diselenggarakan oleh KSM Sanitasi atas pilihan-pilihan opsi teknologi berdasarkan pertimbangan : a. Hasil pemetaan (transect walk), observasi detail bersama masyarakat. b. Hasil pemetaan masyarakat, klasifikasi, kondisi sumber air, existing sanitasi, identifikasi calon pengguna dan akses terhadap sarana sanitasi yang direncanakan. Sarana sanitasi dalam SANIMAS terdiri dari 3 (tiga) pilihan : 1 . Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal dengan Sistem perpipaan. Terdiri dari :  Bangunan IPAL  Sistem Jaringan Perpipaan
  • 6. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB 2 PEMILIHAN JENIS SARANA SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL  Jumlah SR minimal 50 SR Opsi teknologi IPAL dan sistem jaringan perpipaan diterapkan pada :  Permukiman padat di perkotaan yang kebanyakan sudah memiliki jamban pribadi yang tidak memenuhi persyaratan higienis  Kawasan sudah memiliki ketersediaan air bersih  Masyarakat mau dan berminat untuk mengelola IPAL tersebut. 2 . Kombinasi MCK dan IPAL Komunal dengan sistem perpipaan. Terdiri dari: - MCK maksimum 4 pintu - Bangunan IPAL - Sistem Jaringan Perpipaan - Jumlah minimum 25 SR Opsi teknologi MCK dan IPAL Komunal dengan sistem perpipaan diterapkan pada :  Permukiman padat di perkotaan yang sebagian sudah memiliki jamban pribadi yang tidak memenuhi persyaratan higienis  Kawasan sudah memiliki ketersediaan air bersih  Permukiman padat di perkotaan yang sebagian tidak memiliki jamban  Masyarakat mau dan berminat untuk mengelola MCK tersebut. 3. Pengembangan Jaringan dan Penambahan Sambungan Rumah pada lokasi Sanimas IDB sebelumnya dengan ketentuan : - Jumlah layanan sudah mencapai minimum 50 KK - Kapasitas IPAL mampu menampung minimal 125 KK - Wajib mendapat rekomendasi CPMU
  • 7. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB PEMILIHAN JENIS SARANA SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL 3 Teknologi Pengolahan Limbah Teknologi pengolahan limbah dalam SANIMAS pilihannya adalah: 1. Anaerobic Baffled Reactor (ABR) 2. Anaerobic Up flow Filter Perencanaan rinci (DED) dibuat oleh masyarakat dan didampingi oleh tenaga fasilitator lapangan setelah jenis sarana sanitasi dan teknologi pengolahan limbah dipilih oleh masyarakat dalam rembug warga 1.1. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal dengan Sistem Perpipaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal dengan Sistem Perpipaan terdiri dari : a. Bangunan IPAL b. Sistem jaringan perpipaan 1.1.1. Bangunan IPAL Komponen instalasi pengolahan air limbah terdiri dari : - Bak Inlet - Bak Pengolahan (banyak pilihan teknologi) - Bak Outlet Bangunan IPAL berfungsi untuk menampung air limbah yang dialirkan dari sistem perpipaan untuk diolah agar menghasilkan air buangan (Effluent) yang aman bagi lingkungan. Pada dasarnya telah banyak pilihan teknologi maupun jenis sarana pengolahan air limbah yang umum dipakai, namun dengan beberapa pertimbangan yang dipakai sebagai contoh dalam buku
  • 8. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB 4 PEMILIHAN JENIS SARANA SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL Petunjuk Teknis ini adalah pengolahan dengan teknologi Anaerobik Baffled Reactor dan Anaerobic Up flow Filter 1.1.1.1. Anaerobic Baffled Reactor (ABR) Terdiri dari beberapa bak, dimana bak pertama untuk menguraikan air limbah yang mudah terurai dan bak berikutnya untuk menguraikan air limbah yang lebih sulit, demikian seterusnya. ABR terdiri dari kompartemen pengendap yang diikuti oleh beberapa reaktor buffle. Baffle ini digunakan untuk mengarahkan aliran air keatas (upflow) melalui beberapa seri reaktor selimut lumpur (sludge blanket). Konfigurasi ini memberikan waktu kontak yang lebih lama antara biomasa anaerobic dengan air limbah sehingga akan meningkatkan kinerja pengolahan. Teknologi sanitasi ini dirancang menggunakan beberapa baffle vertikal yang akan memaksa air limbah mengalir keatas melalui media lumpur aktif. Cocok untuk pengolahan air limbah bersama beberapa rumah (komunal) Gambar 1.1.1.1. Tipikal Bangunan Anaerobic Baffled Reactor (ABR) Kelebihan:
  • 9. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB PEMILIHAN JENIS SARANA SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL 5  Luas lahan yang dibutuhkan sedikit karena dibangun di bawah tanah  Biaya pembangunan kecil  Biaya pengoperasian dan perawatan murah dan mudah  Efluen dapat langsung dibuang ke badan air penerima. Kekurangan:  Diperlukan tenaga ahli untuk desain dan pengawasan pembangunan  Diperlukan tukang ahli untuk pekerjaan plester berkualitas tinggi untuk konstruksi beton  Efisiensi pengolahan rendah  Tidak boleh terkena banjir  Memerlukan sumber air yang konstan  Perlu dilakukan pengurasan berkala setiap (2-3 tahun) 1.1.1.2. Anaerobic Upflow Filter Komponen ini sama seperti Tanki Septik Bersusun tetapi pengolahan limbahnya dibantu oleh bakteri anaerobic yang dibiakkan pada media filter Anaerobic upflow filter, merupakan proses pengolahan air limbah dengan metode pengaliran air limbah keatas melalui media filter anaerobic. Sistem ini memiliki waktu detensi yang panjang.
  • 10. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB 6 PEMILIHAN JENIS SARANA SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL Gambar 1.1.1.2. Tipikal Bangunan Anaerobic Upflow Filter (AUF) Anaerobic upflow filter cocok digunakan untuk pengolahan air limbah bersama beberapa rumah (komunal). Bisa mengolah black water dan grey water. Cocok untuk meningkatkan kualitas efluen sebelum dibuang kebadan air penerima. Kelebihan:  Luas lahan yang dibutuhkan sedikit karena dibangun di bawah tanah  Biaya pengoperasian dan perawatan murah dan mudah  Efisiensi pengolahan limbah relatif lebih tinggi  Material filter dapat menggunakan bahan lokal atau pabrikan  Efluen dapat langsung dibuang ke badan air penerima. Kekurangan:  Biaya konstruksi bisa menjadi besar jika bahan filter tidak ada di daerah sekitarnya.  Diperlukan tenaga ahli untuk desain dan pengawasan pembangunan.
  • 11. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB PEMILIHAN JENIS SARANA SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL 7  Diperlukan tukang ahli untuk pekerjaan plester berkualitas tinggi.  Pori-pori filter mudah tersumbat apabila masih ada padatan terbawah setelah pengolahan primer. Tidak boleh terendam banjir.  Perlu dilakukan pembersihan filter secara berkala setiap (2-3 tahun). 1.1.2. Sistem Jaringan Perpipaan Sistem jaringan perpipaan terdiri dari Pipa sambungan rumah, Pipa Service (Pipa Tertier), Pipa Cabang (Pipa Sekunder), Pipa Induk (Pipa Utama) yang berfungsi untuk mengumpulkan air limbah dari sumber-sumbernya dan mengalirkannya ke bangunan IPAL untuk diolah agar menghasilkan effluent air buangan yang aman bagi lingkungan. Sistem saluran ini membutuhkan bak kontrol setiap jarak 20 m atau sesuai kebutuhan kondisi dilapangan untuk saluran lurus, pada titik-titik pertemuan saluran dan pada perubahan arah aliran. Gambar 1.1.2. Sistem Jaringan Perpipaan
  • 12. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB 8 PEMILIHAN JENIS SARANA SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL Kelebihan  Lebih hemat dari pada sistem pembuangan limbah konvensional  Masyarakat dapat berperan dalam proses perencanaan dan konstruksi  Nyaman untuk pengguna karena air limbah dijauhkan dari area permukiman dan mendekatkan akses ke pengguna. Kekurangan  Proses perencanaan lebih rumit  Diperlukan perawatan secara rutin, perawatan yang tidak rutin akan menyebabkan kegagalan sistem secara total. 1.2. Sistem Pembuangan 1.2.1. Hasil Pengolahan Air Limbah dibuang ke Badan Air Air limbah dapat dibuang ke badan air jika air tersebut telah memenuhi beberapa syarat yang ditetapkan diantaranya pengolahan air limbah yang efisien sehingga air limbah yang dibuang tidak mencemari badan air. Gambar 1.2.1.Pembuangan ke Sungai
  • 13. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB PEMILIHAN JENIS SARANA SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL 9 Kelebihan:  Pilihan pembuangan paling murah  Dapat diterapkan oleh masyarakat  Tidak memerlukan pengoperasian dan perawatan Kekurangan:  Konsumsi dan penggunaan air sungai mentah di bagian muara tidak dianjurkan  Kemungkinan kelebihan beban pada sungai sanga tmemungkinkan. Hal ini tergantung pada cara pengolahan dan derasnya aliran sungai. 1.2.2. Pengurasan Lumpur Tinja Pengurasan lumpur tinja dilakukan secara periodik setiap 2 atau 3 tahun sekali. Lumpur tinja dikuras dengan bantuan jasa penguras tinja. Jarak penyedotan tidak lebih dari 50 meter. Penyedotan lumpur tinja dihubungkan ke bak pengolah dengan selang dan pompa sedot. Harus diperhatikan bahwa pengurasan hanya mengambil lumpur hitam saja. Penyedotan dilakukan dengan menempatkan selang sedot pada dasar bak IPAL, dengan maksimum kapasitas penyedotan tidak lebih dari 2/3 volume bak.
  • 14. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB 10 PEMILIHAN JENIS SARANA SANITASI DAN TEKNOLOGI IPAL Gambar 1.2.2.Pengurasan dengan Penyedot Tinja Kelebihan:  Pilihan pembuangan berbiaya murah  Masyarakat tidak perlu melakukan pengoperasian dan perawatan  Pembuangan lumpur yang efisien di pemukiman kota Kekurangan:  Perlu jasa penguras  Penyedot penguras mungkin belum tersedia  Ada kemungkinan pembuangan akhir lumpur dilakukan secara tidak sehat.
  • 15. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB PERENCANAAN PIPA 11 BAB 2 PERENCANAAN PIPA Sistem Perpipaan pada pengaliran air limbah komunal berfungsi untuk membawa air limbah dari beberapa rumah ketempat pengolahan agar limbah agar tidak terjadi pencemaran pada lingkungan sekitarnya. Syarat-syarat pengaliran air limbah yang harus diperhatikan, dalam perencanaan jaringan saluran air limbah adalah : a) Pengaliran secara gravitasi b) Batasan kecepatan minimum dan maksimum harus diperhatikan. Kecepatan minimum untuk memungkinkan terjadinya proses self- cleansing, sehingga bahan padat yang terdapat didalam saluran tidak mengendap di dasar pipa, agar tidak mengakibatkan penyumbatan, sedangkan kecepatan maksimum mencegah pengikisan pipa oleh bahan- bahan padat yang terdapat didalam saluran. c) Jarak antara bak kontrol pada perpipaan mengurangi akumulasi gas dan memudahkan pemeliharaan saluran. Melihat fungsi perpipaan penyaluran air limbah buangan dibedakan atas : Pipa persil, pipa servis, pipa lateral/pipa cabang dan pipa induk dengan keterangan sebagai berikut : • Pipa persil, yaitu pipa saluran yang umumnya terletak didalam pekarangan
  • 16. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB 12 PERENCANAAN IPAL rumah dan langsung menerima air buangan dari dapur atau kamar mandi/wc. • Pipa servis yaitu pipa saluran yang menampung air buangan dari pipa-pipa persil dan terletak dijalan didepan rumah. • Pipa lateral, yaitu pipa saluran yang menerima air buangan dari pipa-pipa servis. • Pipa induk pipa air buangan yang menerima air buangan dari pipa lateral. Pipa ini langsung terhubung ke instalasi pengolahan air limbah. 2.1 Sumber Air Limbah Sumber air limbah yang berasal dari beberapa kegiatan di dalam rumah tangga yang akan dialirkan kedalam sistem perpipaan air limbah terdiri dari : a. Black Water (Tinja) Merupakan air limbah yang berasal dari closet/jamban. b. Grey Water (air bekas mandi cuci) Merupakan air limbah yang berasal dari tempat mandi, cuci, dapur. c. Air limbah organik industri rumah tangga (dengan rekomendasi DPIU) 2.2 Bak Perangkap Lemak (Grease Trap) dan Perangkap Bau  Bak perangkap lemak adalah bak kontrol yang dilengkapi dengan pipa masuk (inlet) dan keluar (outlet) yang berfungsi memisahkan lemak dan padatan dari dapur.
  • 17. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB PERENCANAAN PIPA 13 Unit ini dimaksudkan untuk mencegah penyumbatan akibat masuknya lemak ke dalam pipa dalam jumlah besar. Disarankan dipasang diluar dapur dan daerah dengan pemakaian air rendah, dan lokasinya sedekat mungkin dengan sumbernya. Gambar 2.2 Tipikal Perangkap Lemak  Perangkap bau berbentuk leher angsa perlu dibuat di WC/kamar mandi dan didekat dapur untuk menghindari bau. 2.3 Dimensi dan Kemiringan Pipa 2.3.1 Kriteria Dimensi Pipa Kriteria Dimensi pipa untuk Sanimas adalah sebagai berikut :  Dimensi pipa untuk sambungan rumah (pipa persil) adalah 3” – 4”.  Dimensi pipa untuk pipa servis (pipa tertier) adalah 4” – 6”.  Dimensi pipa untuk pipa lateral/cabang (pipa sekunder) adalah 4” – 6”.  Dimensi pipa untuk pipa induk (pipa utama) adalah 6” – 8”.
  • 18. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB 14 PERENCANAAN IPAL 2.3.2 Kriteria Kemiringan Pipa Kemiringan pipa minimal diperlukan agar di dalam pengoperasiannya diperoleh kecepatan pengaliran minimal dengan daya pembilasan sendiri (self cleansing) guna mengurangi gangguan endapan di dasar pipa. Kemiringan muka tanah yang lebih curam daripada kemiringan pipa minimal bisa dipakai sebagai kemiringan desain selama kecepatannya masih dibawah kecepatan maksimal. Kriteria kemiringan pipa untuk SANIMAS adalah sebagai berikut :  Kemiringan pipa untuk sambungan rumah (pipa persil) adalah 1% - 2%.  Kemiringan pipa untuk pipa servis adalah 1% - 2%.  Kemiringan pipa untuk pipa lateral/cabang adalah 1% - 2%.  Kemiringan pipa untuk pipa induk (pipa utama) adalah 0.4% - 1%. 2.4 Bahan Perpipaan Pemilihan bahan pipa harus betul-betul dipertimbangkan mengingat air limbah banyak mengandung bahan padat yang mengganggu atau menurunkan kekuatan pipa. Demikian pula selama pengangkutan dan pemasangannya, diperlukan kemudahan serta kekuatan fisik yang memadai. Pipa yang biasa dipakai untuk penyaluran air limbah komunal adalah :
  • 19. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB PERENCANAAN PIPA 15 1) Pipa SNI khusus air limbah, dalam kondisi khusus dapat digunakan pipa klas AW. Pipa klas D hanya boleh digunakan untuk pipa persil (SR). 2) PE (polyethylene) untuk daerah rawa atau persilangan di bawah air. 3) Pipa galvanis untuk kondisi tertentu atas rekomendasi DPIU. 2.5 Sambungan Perpipaan Untuk PVC : 1) Solvent (lem): untuk diameter kecil 2) Cincin karet: untuk diameter lebih besar Untuk Galvanis : 1) Flange atau las 2.6 Kedalaman Perpipaan 1) Kedalaman perletakan pipa minimal diperlukan untuk perlindungan pipa dari beban di atasnya dan gangguan lain; 2) Kedalaman galian pipa Persil > 0,2 m, selanjutnya mengikuti gradient hidrolik. Dalam situasi tertentu memperhitungkan beban luar.
  • 20. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB 16 PERENCANAAN IPAL 2.7 Tata Letak Pipa Servis (Pipa Tertier) Contoh Tata Letak Pipa Servis (Pipa Tertier) Pipa Service PVC  100mm Pipa Service PVC  100mm
  • 21. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB PERENCANAAN PIPA 17 Pipa Service PVC  100mm Pipa Service PVC  100mm
  • 22. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB 18 PERENCANAAN IPAL Pipa Service PVC  100mm Pipa Service PVC  100mm Pipa Service PVC  100mm Minimum Kemiringan >1,0%
  • 23. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB PERENCANAAN PIPA 19 2.8. Perencanaan Bangunan Pelengkap Pada Sistem Jaringan Bangunan pelengkap adalah bangunan penunjang yang digunakan untuk memudahkan pemeliharan serta meningkatkan kinerja sistem pengaliran yang ada, bangunan penunjang dimaksud adalah : a. Bak Kontrol Bak kontrol digunakan untuk memudahkan pemeliharaan pada saluran perpipaan apabila terjadi penyumbatan. Bak kontrol diletakkan pada :  Setiap perubahan diameter pipa  Setiap perubahan kemiringan pipa  Setiap perubahan arah aliran dalam pipa baik horizontal maupun vertikal Pipa Service PVC  100mm Minimum Kemiringan >1,0%
  • 24. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB 20 PERENCANAAN IPAL  Setiap pertemuan dua saluran (pipa) atau lebih  Pada jarak lurus dengan jarak maksimum 20 m Ukuran dan letak bak kontrol pada persil : a) Luas permukaan minimal 40 x 40 cm (bagian dalam), dan diberi tutup plat beton yang mudah dibuka/tutup. b) Kedalaman bak kontrol disesuaikan dengan kebutuhan kemiringan pipa-pipa yang masuk/keluar bak. c) Untuk bak kontrol di pekarangan rumah, dinding bagian atas dipasang sedemikian rupa sehingga dapat mencegah masuknya limpasan air hujan. d) Disarankan bak kontrol dibuat dengan beton pra cetak sesuai dengan tipe yang dibutuhkan. b. Drop Manhole Drop Manhole digunakan apabila beda elevasi pertemuan cabang saluran datang (Inlet) dan saluran yang meninggalkan (Outlet) > 50 cm. Drop Manhole
  • 25. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB PERENCANAAN IPAL 21 BAB 3 PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) 3.1 Opsi Pemilihan IPAL Komunal Dengan Sistem Perpipaan Pemilihan opsi teknologi sistem pengolahan air limbah sangat tergantung kepada kebutuhan atau kapasitas pengolahan kondisi lingkungan kepadatan penduduk, ketersediaan lahan, ketinggian muka air tanah, serta kemudahan dalam pengoperasian dan pemeliharaannya. Sebelum perencanaan rinci (DED) IPAL Komunal dengan sistem perpipaan harus dikonsultasikan dengan DPIU/Kasatker PIP Kab/Kota/ PPIU terlebih dahulu untuk pemilihan opsi teknologi pengolahan dan jenis IPAL Komunal dengan sistem perpipaan yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk daerah spesifik, seperti daerah pantai, daerah rumah panggung, daerah wilayah sungai, daerah rawa dan MAT Tinggi, daerah banjir, pilihan opsi teknologi pengolahan dan jenis IPAL Komunal dengan sistem perpipaan harus dikonsultasikan dengan DPIU/Kasatker PIP Kabupaten/Kota atau PPIU.
  • 26. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB 22 PERENCANAAN IPAL 3.2 Komponen unit IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) a. Komponen bangunan IPAL terdiri dari : Bak Inlet, bak pengolahan/Anaerobic, dan bak outlet. - Bak inlet : berfungsi untuk pengambilan sampel. - Bak pengolahan (Terdiri dari banyak pilihan teknologi dan jenis pengolahan) - Bak outlet : berfungsi untuk memonitoring kualitas dan pengambilan sampel air dilengkapi dengan penutup grill. b. Bahan material untuk konstruksi bangunan unit IPAL terdiri dari konstruksi beton bertulang atau fiber reinforced plastic. c. Untuk penggunaan IPAL fabrikan harus mendapatkan rekomendasi dari CPMU.
  • 27. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB PEKERJAAN KONSTRUKSI 23 BAB 4 PEKERJAAN KONSTRUKSI 4.1 Pekerjaan Sipil 4.1.1 Pembuatan Pondasi a. Dilakukan pekerjaan galian dengan lebar dan kedalaman yang sesuai dengan gambar perencanaan/ spesifikasi teknis. b. Sisa tanah sisa galian dibuang ke tempat yang telah disediakan atau dipindahkan ke lokasi yang telah direncanakan. c. Dilakukan pembuatan platform dengan konstruksi beton bertulang sesuai perencanaan/ spesifikasi teknis. d. Pemadatan dan pengurugan kembali bekas galian di sekitar lokasi yang telah dibuat. 4.1.2 Pembangunan Unit-Unit a. Penggalian tanah dengan kedalaman dan lebar sesuai gambar rencana/spesifikasi teknis. b. Dilakukan pemasangan platform dengan konstruksi beton bertulang sesuai gambar rencana/spesifikasi teknis. c. Saat pekerjaan pembangunan unit-unit pengolahan ini harus diperhatikan dan diawasi dengan teliti karena kesalahan pekerjaan dapat menyebabkan terjadinya kebocoran pada bangunan pengolahan.
  • 28. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB 24 PEKERJAAN KONSTRUKSI d. Setelah unit pekerjaan selesai dibangun harus dilakukan pengetesan kebocoran dari unit. 4.1.3 Konstruksi untuk Bangunan IPAL Persyaratan Bangunan IPAL tidak memperbolehkan adanya kebocoran sehingga diharuskan memakai struktur yang kuat dan kedap air. a. Konstruksi Beton Bahan material konstruksi IPAL (selain pabrikan) adalah konstruksi beton.  Semen Jenis dan tipe semen adalah jenis semen untuk penggunaan umum (pasaran)  Agregat halus (pasir) Agregat halus yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : - Terdiri dari butir-butir yang keras dan kekal. - Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%, yang ditentukan terhadap berat kering. - Tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak. - Pasir dari laut tidak boleh digunakan.  Agregat Kasar - Agregat Kasar harus terdiri dari butir-butir keras atau tidak berpori dan kekal. - Kandungan lumpur tidak boleh lebih dari 1%, yang ditentukan terhadap berat kering.
  • 29. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB PERENCANAAN IPAL 25  Air Air yang akan dipakai untuk pembuatan beton tidak boleh mengadung minyak, garam, bahan-bahan organis atau bahan- bahan lain yang dapat merusak beton/baja tulangan.  Baja tulangan - Baja tulangan yang akan dipakai adalah yang ada dipasaran - Bentuk baja tulangan dapat berupa tulangan polos atau tulangan diprofilkan.  Lantai kerja - Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung diatas permukaan tanah, maka harus dibuat lantai kerja minimal setebal 5 cm (beton tumbuk kelas tiga) diatas tanah sebelum tulangan beton ditempatkan/dipasang.  Pengujian kebocoran unit IPAL - Untuk membuktikan bahwa IPAL yang sudah selesai dikerjakan tidak bocor, maka pengujian struktur hidrolis harus dilakukan sebelum dilakukan pengecoran plat bagian atas. - Setelah bekisting dilepas, semua dinding IPAL harus bersih dari timbunan, supaya kebocoran pada dinding dapat diketahui dengan jelas. - Sebelum pelaksanaan pengujian ini, tidak boleh dilakukan pengecatan. - Tiap Unit Kompartemen yang akan diperiksa diisi dengan air sampai dengan setinggi outletnya.
  • 30. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB 26 PEKERJAAN KONSTRUKSI - Lakukan penutupan dan biarkan terisi sekurang-kurangnya 24 jam. - Pengujian ini dilakukan per dua kompartemen secara berurutan. - Ketinggian air selama waktu pengujian harus diamati dan tidak boleh terjadi penurunan muka air. - Penurunan maksimum yang diijinkan selama 24 jam adalah 1 cm. Bila penurunan permukaan air lebih dari 1 cm dalam waktu 24 jam berarti IPAL tersebut bocor dan harus dicari tempat dimana yang bocor dan kemudian dilakukan perbaikan. 4.2 Pemasangan Perpipaan Secara garis besar hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan pipa adalah sebagai berikut : a. Aliran air dalam pipa telah ditentukan dalam gambar rencana, sehingga semua pekerjaan pipa harus dipasang sesuai dengan gambar rencana. b. Apabila pipa-pipa dipasang/ditanam di dalam tanah, maka dasar parit-parit galian pipa harus rata dan bebas dari benda-benda yang keras seperti batu atau kerikil kasar. c. Tidak diperbolehkan membengkokkan pipa (kecuali pipa PE), tapi harus menggunakan alat rakit belokan (asesoris), seperti bend elbar, pencabang (tee) untuk maksud tersebut.
  • 31. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB PERENCANAAN IPAL 27 d. Pipa tidak boleh diturunkan kedalam parit sebelum parit mempunyai kedalaman yang ditentukan dalam gambar rencana. e. Parit-parit galian pipa harus diberi dasar pasir setebal 10 cm lebih dahulu sebelum pipa diturunkan (dipasang) atau sesuai dengan gambar rencana. f. Setelah pipa diturunkan kedalam galian parit pipa dan setelah pemasangan sambungan pipa selesai, harus diberi urugan pasir setebal 10 cm diatas pipa dan kemudian diatasnya dapat ditimbun dengan bahn bekas galian yang bebas dari kotoran atau dengan urugan tanah dari luar. g. Cara atau metoda penimbunan kembali harus dilakukan lapis demi lapisan kemudian dipadatkan sekeliling dan diatas pipa dengan cara yang tidak merusak pipa. h. Setelah pipa-pipa tersambung dan terpasang harus diuji secara hidrostatis (commisioning test), untuk itu bagian-bagian sambungan pipa yang sudah terpasang tersebut tidak boleh ditimbun sebelum pengujian hidrostatis selesai. Pekerjaan dinyatakan selesai dengan baik bila tidak terdapat tanda-tanda adanya kebocoran
  • 32.
  • 33. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB RAB 29 BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) Skema pelaksanaan Perhitungan Anggaran Biaya Keterangan : 1. Upah Tenaga Kerja tergantung dari masing-masing keahlian, dan dihitung perhari kerja yaitu 8 jam per hari. Upah tenaga kerja didapat dilokasi, dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar yang dinamakan daftar Harga Satuan Upah. 2. Harga bahan/material untuk pelaksanaan fisik didasarkan pada setiap daerah/lokasi masing-masing (berdasarkan hasil survey di lokasi masing- masing). Upah Tenaga Kerja Harga Bahan/Material Analisa Harga Satuan Pekerjaan Volume Pekerjaan RAB RAB = Volume Pekerjaan x Harga Satuan Pekerjaan
  • 34. Buku 3 : Pembangunan Infrastruktur Sanimas IDB 30 RAB 3. Harga satuan upah dan bahan/material untuk dasar perhitungan Biaya Perencanaan didasarkan Harga Satuan Setempat. 4. Analisa harga satuan pekerjaan adalah perhitungan analisa untuk mendapatkan harga satuan pekerjaan dengan menggunakan analisa SNI. 5. Harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah yang dihitung/berdasarkan analisa SNI. 6. Volume pekerjaan adalah besar volume atau kubikasi suatu pekerjaan yang dihitung berdasarkan gambar bestek dan gambar detail. 7. Rencana anggaran biaya suatu bangunan adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan (bahan dan upah) untuk menyelesaikan bangunan tersebut.