Dokumen tersebut membahas tentang ADHF (Acute Decompensated Heart Failure) atau gagal jantung akut, yang merupakan kondisi darurat dimana fungsi jantung menurun secara tiba-tiba. Dokumen ini menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan diagnostik, dan komplikasi dari kondisi gagal jantung akut.
2. A. Pengertian ADHF
ADHF (Acute Decompensasi Heart Failure) yaitu
penyakit gagal jantung akut dimana serangan nya cepat dari
gejala-gejala yang diakibat oleh abnormalnya fungsi
jantung. Disfungsi dapat berupa sistolik maupun diastolik
abnormalitas irama jantung. Gagal jantung bisa terjadi pada
seseorang dengan serangan baru tanpa kelainan jantung
sebelumnya.
(Aaronson, 2010)
3. B. Etiologi
Factor-faktor penyebab dekompensasi
akut pada pasien gagal jantung
kronik (Yuniadi,Y, 2017) adalah:
Diet yang tidak teratur
Putus obat atau reduksi dosis yang
tidak tepat untuk terapi gagal jantung
Iskemia miokard/infark.
Aritmia (takikardia atau bradikardia)
Infeksi
Inisiasi terapi yang akan memperburuk
gejala-gejala dari gagal jantung
Konsumsi alcohol
Kehamilan
Hipertensi yang semakin parah
Insufisiensi valvular.
Fakotr risiko tinggi ADHF adalah:
Riwayat hipertensi
Obesitas
Riwayat gagal jantung
Perokok hebat
Aktivitas berlebihan dan mengkonsumsi
alkohol
4. C. Patofisiologi
ADHF dapat muncul pada organ yang sebelumnya menderita gagal
jantung atau belum pernah mengalami gagal jantung, etiologi adhf dapat
bersumber dari kardiovaskuler maupun non kardiovaskuler, etiologi ini
beserta dengan faktor presipitasi lainnya akan menimbulkan kelainan atau
kerusakan pada jantung akibat oleh proses iskemia miokad atau hipertropi
remodeling otot jantung atau kerusakan katup jantung yang dapat
menyebabkan disfungsi ventrikel sehingga terjadi gangguan preload maupun
afterload sehingga menurunkan curah jantung. Bila curah jantung menurun,
maka tubuh akan mengeluarkan mekanisme ini melibatkan sistem adrenalin
renin angiotensin dan aldosteron sehingga terjadi peningkatan tekanan darah
akibat vasokontriksi arteriol dan retensi natrium dan air.
5. D. Pathway
Faktor Yang Dapat Diubah
1. Merokok dan mengkonsumsi alkohol
2. Kolesterol tinggi, Obesitas
3. Gaya hidup tidak sehat
4. Kurang olahraga dan Stress
Faktor Yang Tidak Dapat Diubah
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Keturunan
4. Suku
Hipertensi
hipervolemi
a
Stenosis katup Katup inkompeten Kerusakan
miokardium
Peningkatan
preload Peningkatan beban kerja jantung
Peningkatan
afterload
Penikatan kekuatan
kontraksi ventrikel kiri
MK: penurunan curah
jantung
Penurunan kekuatan kontraksi
ventrikel kanan
Depan
Belakang
Penurunan perfusi
organ sistemik
Penurunan TD
sistemik
Penigkatan ADH
Retensi Na dan air
Katup
inkompetent
MK: Intoleransi
aktivitas
Peningkatan
afterload
Peningkatan LA afterload
Edema
pada
bronkus
Peningkatan
tekanan kapiler
pulmonal
Peningkatan RA periload
Penurunan aliran balik sistemik,
penurunan venous return
Mendesak
lobus hepar Edema
ekstremitas
Kematian sel
hepar, fibrosis,
sirosis
MK: Risiko
tinggi
gangguan
integritas
kulit
6. Sumber: Wijaya,A,S & Putri. (2013). KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta:
Nuha Medika
Edema
MK: Risiko tinggi
gangguan
integritas kulit
MK: Bersihan
jalan napas
tidak efektif
Edema
pulmonal
MK:
Gangguan pertukaran gas
Gangguan pola tidur
Peningkatan tekanan vena aorta
MK:
kelebihan
volume
cairan
Akumulasi cairan
di sirkulasi
7. E. Tanda dan Gejala
1. Sesak nafas (dyspnea) muncul saat istirahat dan beraktivitas.
2. Ortopnue yaitu saat berbaring sesak nafas, memerlukan posisi tidur setengah
duduk dengan menggunakan bantal lebih dari satu.
3. Paroxysmal Nocturnal Dyspneu (PND) yaitu tiba-tiba pada malam hari terasa
sesak nafas dan disertai batuk-batuk
4. Takikardia dan berdeber-debar
5. Batuk-batuk terjadi akibat edema pada broncus dan penekanan pada broncus
oleh atrium kiri yang dilatasi.
6. Mudah lelah (fatique)
7. Penumpukan cairan pada jaringan atau edema
Edema disebabkan oleh aliran darah yang keluar dari jantung melambat, sehingga
darah balik ke jantung menjadi terhambat.
8. F. Pemeroksaan Penunjang
1. Laboratorium: hematologi (Hb, Ht, Leukosit), eritolit (kalium,
natrium, magnesium), analisa gas darah.
2. EKG (elektrokardiogram)
3. Ekokardiografi
4. Foto rontgen dada: untuk mengetahui adanya pembesaran jantung,
penimbunan cairan di paru-paru atau penyakit paru lainnya
9. G. Komplikasi
1. Edema paru akut
2. Syok kardiogenik akibat
3. Episode trombolitik
4. Efusi perikardial dan tamponade jantung
5. Efusi pleura