Dokumen tersebut membahas berbagai aliran pemikiran feminis yang menganalisis akar subordinasi dan marginalisasi perempuan, yaitu liberalisme, marxisme, feminisme radikal, sosialis, multikultural, global, ekofeminisme, eksistensialis, dan postmodernis. Setiap aliran memiliki perspektif berbeda dalam menganalisis faktor-faktor penyebab subordinasi perempuan.
1. Pemikiran-pemikiran feminis
=analisis sub-ordinasi dan marginalisasi perempuan=
Materi Pelatihan feminis lanjutan
Materi Training Feminis Lanjutan 1
2. Mencari akar
sub-ordinasi perempuan*
Menghapus sub-ordinasi perempuan
hanya bisa dilakukan dengan
menghapus atau mentransformasi
struktur yang menyuburkannya.
Penting menentukan akar sub-ordinasi
perempuan supaya bisa
mengidentifikasi strategi untuk
menghapusnya.
*Sumber:
-- Alison M. Jaggar/Paula R. Rothenberg, Feminist Frameworks, Alternative theoretical accounts of the
relation between men and women, 1993
Materi Training Feminis Lanjutan 2
-- Rosemarie Tong, Feminist thought, a comprehensive introduction, 1989
3. Konservatisme
analisis seksual atas sub-ordinasi perempuan
Bukan kerangka feminis tapi penjelasan
yang bersumber pada psiko-analisis dan
socio-biology bahwa perbedaan seksual
menyebabkan terjadinya perbedaan
gender
Materi Training Feminis Lanjutan 3
4. Liberalisme
analisis gender atas sub-ordinasi perempuan
persamaan = peluang
Setiap manusia adalah sama, hanya
saja peluangnya berbeda
Hukum harus menjamin peluang
yang sama bagi perempuan dan laki-
laki untuk mencapai persamaan
Materi Training Feminis Lanjutan 4
5. Marxisme atau feminisme marxian
analisis kelas atas sub-ordinasi dan marginalisasi
perempuan
pemilikan secara individual yang
membagi masyarakat dalam kelas-
kelas sosial, merupakan penyebab
sub-ordinasi
kapitalisme menjebak perempuan
dalam ketergantungan terhadap laki-
laki
Materi Training Feminis Lanjutan 5
6. sub-ordinasi dan marginalisasi perlu
untuk kelangsungan kapitalisme
karena biaya reproduksi sosial
menjadi murah
sosialisme menghilangkan
marginalisasi dan sub-ordinasi serta
ketergantungan perempuan
terhadap laki-laki
Materi Training Feminis Lanjutan 6
7. Feminis radikal
analisis seks/gender dan seksualitas atas
sub-ordinasi perempuan
Sub-ordinasi berlangsung lewat batas
kelas
Tubuh perempuan terkonstruksi secara
sosial – perempuan tidak berkuasa atas
dirinya (tidak boleh melakukan aborsi,
harus bisa melahirkan dan mengurus
anak) dan kontrol atas tubuh perempuan
berlangsung lewat institusi seperti
heteroseksualitas dan pornografi.
Materi Training Feminis Lanjutan 7
8. Feminis sosialis
analisis seks/gender, seksualitas dan kelas
atas sub-ordinasi perempuan
Kritik terhadap analisis yang buta gender
(Marxisme) dan buta kelas (radikal)
Analisis yang merevisi marxisme dengan
memasukkan pandangan feminis radikal
menentang dominasi laki-laki bersamaan
dengan menentang dominasi kapitalisme
Materi Training Feminis Lanjutan 8
9. Feminism dan sosialism saling
membutuhkan kaum sosialis perlu
mengakui adanya sub-ordinasi kelas
buruh perempuan dan kebutuhan
mereka; sementara itu kaum feminis
perlu mengakui persamaan antara
perempuan dan laki-laki hanya
mungkin dalam sosialisme
Materi Training Feminis Lanjutan 9
10. Feminis multi-kultural
analisis seks/gender, seksualitas, kelas dan
ras atas sub-ordinasi perempuan
Kehidupan perempuan di mana saja
dipengaruhi oleh identitas kelas, ras,
gender yang saling berkaitan.
Perempuan kulit berwarna di negara
industri mengalami sub-ordinasi yang
sama dengan perempuan yang hidup
di Dunia Ketiga akibat identitas
tersebut Materi Training Feminis Lanjutan 10
11. Perempuan di berbagai daerah di
Indonesia juga mengalami beban
yang berlipat kali karena dimensi
kelas, ras dan gender sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor lain.
Misalnya faktor fundamentalisme
agama, politik represif-otoriterian, dan
dominasi institusi media maupun
institusi sosial lainnya.
Materi Training Feminis Lanjutan 11
12. Feminis global
analisis situasi perempuan di dunia
Perempuan di mana saja di dunia mengalami
sub-ordinasi dan marginalisasi yang sama
akibat identitas ras, kelas, seksualitas, sejarah
kolonialisme dan imperalisme, kemiskinan,
agama dan nasionalitas.
Kolonialis Eropa dan Amerika Utara tidak saja
telah merampok sumber-sumber kehidupan
(tanah dan sumberdaya alam), tetapi juga
identitas orang di negara berkembang.
Materi Training Feminis Lanjutan 12
13. Eco-feminism
analisis reduksionisme atas sub-ordinasi
dan marginalisasi perempuan
Melihat adanya pemisahan
manusia dari alam, dan adanya
tindakan yang menjadikan alam
sebagai sumber eksploitasi
(reduksionisme).
Materi Training Feminis Lanjutan 13
14. Melihat penghancuran lingkungan dan
sumberdaya alam untuk kepentingan
ekonomi dan industri sebagai basis
sub-ordinasi dan marginalisasi
perempuan karena perempuan
merupakan perawat sumberdaya
alam.
Teknologi moderen mempercepat/
meningkatkan eksploitasi alam dan
karenanya eksploitasi terhadap
perempuan dan seluruh sistem
kehidupan bersama.
Materi Training Feminis Lanjutan 14
15. Pandangan yang melawan dominasi atau
subordinasi kekuasaan patriarki dalam
pengelolaan sumberdaya alam yang
dilakukan individu maupun oleh negara,
militer dan korporasi dan agen-agen
institusi negara atau korporasi.
Kesadaran bahwa tidak hanya dokter laki-
laki yang menguasai tubuh perempuan dan
anak-anak tetapi juga perusahaan
perusahaan yang merusak lingkungan.
Materi Training Feminis Lanjutan 15
16. Kesadaran eco-feminisme
dimaksudkan memperkuat pemikiran
dan gerakan yang bertujuan
menjamin kepentingan keberlanjutan
kehidupan seluruh generasi masa
sekarang dan masa depan
berdasarkan pertimbangan
kesetaraan hak hidup, sistem sosial,
alam manusia dan non manusia.
Ecofeminism percaya pada cara-cara
damai dan berdasar pada kesucian
kehidupan.
Materi Training Feminis Lanjutan 16
17. Feminist eksistensialis
analisis “subyek – obyek” atas sub-ordinasi
perempuan
Kesadaran pada perempuan dan laki-laki
bahwa tidak saja perempuan berbeda dari
laki-laki tetapi lebih rendah (inferior) di mana
laki-laki adalah “subyek” (self) dan perempuan
adalah “obyek” (other) akibat perbedaan peran
reproduktif mereka
Laki-laki akan tetap sebagai subyek bila
perempuan tetap sebagai obyek
Materi Training Feminis Lanjutan 17
18. Peran reproduktif membuat
perempuan tidak memiliki
kekuatan/kekuasaan (power) dan
terjebak pada perkawinan dan peran
ibu (mothering)
Bebas dari peran reproduktif akan
membebaskan perempuan
Materi Training Feminis Lanjutan 18
19. Feminis post-modernis
analisis pikiran opresif atas sub-ordinasi
perempuan
“Symbolic order”
tanda/peran/ritual/bahasa yang saling
berkaitan dalam setiap masyarakat agar
mampu melakukan reproduksi terus-
menerus
Kritik terhadap teori-teori feminis yang
mengklaim berlaku universal karena tetap
terjebak seputar “symbolic order” yang
diciptakan laki-laki
Materi Training Feminis Lanjutan 19
20. Pendekatan dekonstruksi dengan
menemukan “keperempuanan”
(womanhood) sendiri dengan
bersikap kritis terhadap segalanya
termasuk gagasan, struktur,
bahasa, sistem dan menantang
batas-batas tradisional yang
kontradiktif seperti rasio/emosi,
kuat/lemah, obyek/subyek
Materi Training Feminis Lanjutan 20
Editor's Notes
Titi Soentoro-Materi Training Feminis Tingkat Lanjutan
Titi Soentoro-Materi Training Feminis Tingkat Lanjutan
Titi Soentoro-Materi Training Feminis Tingkat Lanjutan
Titi Soentoro-Materi Training Feminis Tingkat Lanjutan
Titi Soentoro-Materi Training Feminis Tingkat Lanjutan
Titi Soentoro-Materi Training Feminis Tingkat Lanjutan
Titi Soentoro-Materi Training Feminis Tingkat Lanjutan
Titi Soentoro-Materi Training Feminis Tingkat Lanjutan
Titi Soentoro-Materi Training Feminis Tingkat Lanjutan
Titi Soentoro-Materi Training Feminis Tingkat Lanjutan
Titi Soentoro-Materi Training Feminis Tingkat Lanjutan