Bambang Widianto: Penguatan Kelembagaan TKPK Daerah
1. SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PENANGGULANGAN KEMISKINAN:
PENGUATAN KELEMBAGAAN PUSAT DAN DAERAH
DISAMPAIKAN OLEH :
DEPUTI SESWAPRES BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN PENANGGULANGAN
KEMISKINAN, SELAKU SEKRETARIS EKSEKUTIF TIM NASIONAL PERCEPATAN
PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TNP2K)
JAKARTA, 15 NOVEMBER 2011
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
2. DASAR HUKUM
PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
• Perpres No. 15 tahun 2010 tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan.
• Perpres ini adalah untuk mendukung pencapaian
visi-misi SBY-Boediono: menurunkan tingkat
kemiskinan hingga 8-10 % akhir tahun 2014.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 22
4. TUGAS TNP2K
1. Menyusun kebijakan dan program penanggulangan
kemiskinan.
2. Melakukan sinergi melalui sinkronisasi, harmonisasi
dan integrasi program penanggulangan kemiskinan
di K/L.
3. Melakukan pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan program dan kegiatan
penanggulangan kemiskinan.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 44
5. KEANGGOTAAN TNP2K
• Susunan keanggotaan Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan:
Ketua : Wakil Presiden
Wakil Ketua I : Menteri Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat
Wakil Ketua II : Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian
Sekretaris Eksekutif : Deputi Seswapres Bidang
Kesejahteraan Rakyat
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 55
6. ANGGOTA TNP2K
1. Menteri Dalam Negeri 10. Kepala Unit Kerja Presiden
2. Menteri Keuangan Bidang Pengawasan dan
3. Menteri Sosial Pengendalian Pembangunan
(Kepala UKP4)
4. Menteri Kesehatan
11. Sekretaris Kabinet
5. Menteri Pendidikan Nasional
12. Kepala Badan Pusat Statistik
6. Menteri Pekerjaan Umum
13. Masyarakat, Dunia Usaha, dan
7. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Pemangku Kepentingan yang
dan Menengah Ditetapkan oleh Ketua
8. Menteri Pembangunan Daerah
Tertinggal
9. Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala
Bappenas
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 66
10. PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Maret 2009 – Maret 2010 : 14,7 juta penduduk keluar dari kemiskinan; 13.2 juta
penduduk masuk kembali ke bawah garis kemiskinan Net 1,5 juta penduduk keluar
dari kemiskinan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 10
10
11. PENTINGNYA PERLINDUNGAN SOSIAL
1. Dynamic poverty
2. Sebagai kompensasi kepada mereka yang dirugikan
karena adanya perubahan kebijakan.
3. Sebagai strategi promosi.
Memberikan kesempatan bagi yang miskin untuk dapat hidup
sehat, mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang layak.
4. Strategi Perlindungan
Membantu orang miskin mengatasi berbagai macam goncangan
kehidupan yang dihadapi (shock)
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 11
11
12. INSTRUMEN UTAMA PENANGGULANGAN KEMISKINAN
1. Program Bantuan Sosial Terpadu Berbasis
Individu atau Rumah Tangga (Klaster I)
2. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis
Komunitas (Klaster II)
3. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis
Usaha Mikro dan Kecil (Klaster III)
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 12
12
13. PRIORITAS JANGKA PENDEK - MENENGAH
1. Unifikasi Sistem Penargetan Nasional
2. Menyempurnakan Pelaksanaan Bantuan Sosial
Kesehatan untuk Keluarga Miskin
3. Menyempurnakan Pelaksanaan dan Memperluas
Cakupan Program Keluarga Harapan
4. Integrasi Program Pemberdayaan Masyarakat
Lainnya ke dalam PNPM
5. Menyusun Peta Jalan Sistem Keuangan Inklusif
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 13
13
14. UNIFIKASI SISTEM PENARGETAN
KONDISI TERKINI PELAKSANAAN
PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
NASIONAL
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
15. SISTEM PENTARGETAN NASIONAL
• Sistem Pentargetan Nasional adalah suatu sistem
penetapan sasaran keluarga yang berhak pendapatkan
program perlindungan/jaminan sosial dari Pemerintah.
• Suatu sistem pentargetan dikatakan yang efektif apabila
mampu secara tepat mengurangi exclusion error dan
inclusion error.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 15
15
16. EFEKTIFITAS PENTARGETAN PROGRAM BANTUAN
SOSIAL SELAMA INI
100
Persentase Penerima Bantuan
75
Raskin
50
BLT
25
Efektifitas pentargetan setiap program dapat
Daerah diperbaiki apabila seluruh program
Pentargetan Jamkesmas menggunakan basis data yang sama (unified)
Efektif
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Desil Konsumsi Rumah Tangga
Sumber: Susenas 2009
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 16
16
17. BASIS DATA TERPADU PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL
Berisikan daftar
Pengalaman berbagai Dilaksanakan nama, alamat & variabel
pentargetan sebelumnya terintegrasi oleh BPS utama RT 40% kelompok
terbawah
BLT
O
I Proses
PROSES
Jamkesmas
N Proses U
PENDATAAN
Pendataan T
P Pendataan
(Dilakukan 3 th sekali, Basis Data
Raskin
2011 PPLS P
U PSE 2005,
2011 Terpadu
2008, berikutnya PPLS U
T
PKH 2011) T
Program Lain Sensus Penduduk 2010 menjadi Sebagai basis data penerima
basis daftar rumah tangga yang program perlindungan sosial
menjadi sasaran proses
pendataan Basis Data Terpadu dapat
disinergikan dengan Nomor
Induk Kependudukan
TNP2K MELAKUKAN KENDALI MUTU SISTEM PENTARGETAN NASIONAL
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 17
17
18. PENETAPAN SASARAN PROGRAM
MENGGUNAKAN BASIS DATA TERPADU
Kriteria kepesertaan untuk suatu
Kriteria Kepesertaan Program Perlindungan Sosial
Program Perlindungan Sosial ditetapkan oleh Menteri terkait
Basis Data Terpadu Kriteria tersebut diterapkan kepada
Program Perlindungan Sosial Basis Data Terpadu
Program Program Program Dihasilkan daftar nama dan alamat
Perlindungan Perlindungan Perlindungan rumah tangga peserta masing-masing
Sosial A Sosial B Sosial C program
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 18
18
19. PENETAPAN SASARAN PKH
MENGGUNAKAN BASIS DATA TERPADU
Kriteria kepesertaan untuk PKH ditetapkan
Kriteria Kepesertaan oleh Menteri Sosial: Keluarga Sangat Miskin
Program Keluarga Harapan yang memiliki: Ibu Hamil/Nifas, Anak usia 0-6
tahun, Usia SD atau SMP, Usia 15-18 tahun
yang belum selesai pendidikan dasar
Kriteria tersebut diterapkan kepada
Basis Data Terpadu yang berisikan daftar nama
Basis Data Terpadu
Program Perlindungan Sosial
dan alamat 40% penduduk Indonesia dengan
status sosial ekonomi terendah
Program Keluarga Harapan
Dihasilkan daftar nama dan alamat
Keluarga calon peserta PKH
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 19
19
20. CAKUPAN BASIS DATA TERPADU
Basis Data Terpadu berisikan daftar nama
40 % dan alamat 40% penduduk Indonesia
dengan status sosial ekonomi terendah
Bukan
Miskin
24 % 120% Garis Kemiskinan
Hampir
Miskin
12,49% Garis Kemiskinan
Miskin
5% 80% Garis Kemiskinan
Sangat
Miskin
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 20
20
21. KONDISIKONDISI TERKINI PELAKSANAAN
TERKINI PELAKSANAAN
PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
22. PKH TELAH DILAKSANAKAN
SEBAGAI PROGRAM PILOT SEJAK TAHUN 2007
2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah Rumah Tangga 0,500 0,642 0,720 0,816 1,116
(juta RT)
Alokasi dana (Rp miliar) 800 1.000 1.100 1.300 1.600
Provinsi 7 13 13 20 25
Kabupaten/Kota 48 70 70 88 103
Kecamatan 337 637 781 946 1.151
Desa/Kelurahan 4.311 7.654 9.068 11.080 13.641
Pendamping 1.305 2.448 3.036 3.452 4.072
Operator & Staf Data 192 279 334 455 510
Koordinator Wilayah 3 8 8 18 23
Sumber: Kementerian Sosial
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 22
11
23. PKH TELAH BERJALAN
SEBAGAI PROGRAM CONDITIONAL CASH TRANSFER
Terlihat dari : (1) Verifikasi kepatuhan telah berjalan
(2) Keluarga mengetahui kewajibannya
(3) Program menerapkan penalti atas ketidakpatuhan
• VERIFIKASI adalah kunci dari pelaksanaan CCT.
• Di awal 2011, 91% dari penerima manfaat PKH telah diverifikasi
• Juni 2011: terdapat total 1,7 juta anggota keluarga yang dipantau oleh
PKH
Anak balita : 493.693 orang Anak usia SMP : 308.159 orang
Anak usia SD : 867.701 orang Ibu hamil : 28.491 orang
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 12
24. VERIFIKASI TELAH DIJALANKAN
ATAS KEPATUHAN KELUARGA MENJALANKAN KEWAJIBAN
% Keluarga Sasaran yang terverifikasi Hasil spot check TNP2K
91
menunjukkan bahwa
86
82 79 mayoritas keluarga PKH
mengetahui tentang
41 kewajiban yang harus
dipenuhi.
2010 - I 2010 - II 2010 - III 2010 - IV 2011 - I
Sumber: Kementerian Sosial
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 24
13
25. PENALTI TELAH DITERAPKAN
BAGI KELUARGA YANG TIDAK MEMENUHI KEWAJIBAN
% Keluarga Sasaran yang terkena PENALTI berupa pemotongan
pemotongan bantuan, Tahun 2010
bantuan dikenakan bagi
keluarga yang tidak
16 12.7 memenuhi kewajiban
12
8.2
8
7.2 Pembayaran tahap I tidak ada
penalti karena langsung
4
dibayarkan. Verifikasi mulai
0 dilaksanakan setelah
2010 - I 2010 - II 2010 - III 2010 - IV
pembayaran tahap I.
Sumber: Kementerian Sosial
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 25
14
26. BERBAGAI STUDI/ASSESSMENT
TELAH DILAKUKAN
• Laporan Akhir Evaluasi Program Perlindungan Sosial: Program Keluarga
Harapan 2009 (BAPPENAS)
• PKH Laporan Akhir Spot Check PKH 2009 (Kementerian Sosial, PKH)
• PKH Spot Check 2010 (Pusat Penelitian Kesehatan, Universitas Indonesia)
• PKH Final Impact Evaluation Report of Indonesia’s Household Conditional
Cash Transfer Program (World Bank 2010)
• PKH Operational Assessment reports (Ayala 2010, Tarcisio 2010)
• ADB Pro-Poor Planning and Budgeting Project Working Paper 5 – Two case
studies on implementing Indonesian CCT program (BAPPENAS)
• Qualitative Impact Study for PNPM Generasi and PKH on the Provision and
the Utilization of Maternal and Child Health Services and Basic Education
Services in the Provinces of West Java and East Nusa Tenggara (SMERU 2011)
• PKH PER Report Draft (World Bank 2011)
• Spot Check PKH di 7 Kabupaten 2011 (TNP2K)
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 26
16
27. DAMPAK PKH TERHADAP KESEHATAN
• PKH memberi dampak positif dan nyata dalam meningkatkan perilaku
hidup sehat penerima program
– Jumlah kunjungan ibu hamil dan ibu nifas ke fasilitas kesehatan
meningkat 7-9 percentage points;
– Jumlah balita yang ditimbang meningkat sekitar 15-22 percentage
points;
– Persalinan menggunakan fasilitas kesehatan meningkat 5 percentage
points;
– Persalinan dibantu petugas kesehatan (bidan terlatih dan dokter)
meningkat 6 percentage points;
• Dampak PKH lebih kuat di daerah dengan fasilitas kesehatan yang lebih
baik: dampak di daerah perkotaan lebih baik dibandingkan dampak di
perdesaan.
• Meskipun demikian belum diketahui dampak jangka panjang terhadap
kesehatan. Biasanya diperlukan waktu yang lebih lama pelaksanaan
program dan tidak terlihat pada 1-3 tahun pelaksanaan program.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 27
17
28. DAMPAK PKH TERHADAP PENDIDIKAN
• Mendorong anak usia 6-15 tahun untuk tetap di sekolah, dan
tingkat ketidakhadiran anak dari keluarga PKH relatif rendah
• Tidak terlihat peningkatan nyata pada tingkat partisipasi SD
ataupun SMP
– Partisipasi SD sudah tinggi
– Untuk tingkat SLTP terkait faktor a.l.: jadwal penyaluran PKH tidak sesuai
waktu pendaftaran (April-Mei), dan jumlahnya tidak selalu mencukupi
untuk pendaftaran ke SMP.
• Belum terlihat spillover effect PKH terhadap pengurangan
pekerja anak (pengurangan sebesar 0,6% dan tidak signifikan).
– Mekanisme PKH perlu disempurnakan untuk menangani pekerja anak
– Diduga nilai bantuan tunai tidak cukup besar untuk mengkompensasi
pendapatan pekerja anak
– PKH tidak bisa menjadi satu-satunya program menangani pekerja anak.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 28
18
29. DAMPAK PKH TERHADAP PENGELUARAN KONSUMSI
• Di tahun 2009 Program PKH meningkatkan rata-rata konsumsi
perkapita per bulan sebesar 10 persen dibandingkan tahun 2007
• Transfer tunai PKH digunakan untuk tujuan kesehatan dan
pendidikan (seragam, sepatu, suplemen gizi dan biaya transportasi)
serta keperluan lain (perbaikan rumah, pembayaran utang)
DAMPAK PKH LAINNYA
• PKH memberi spill-over effect pada keluarga yang tidak menerima
program (namun masih di kecamatan yang sama), antara lain:
o Jumlah kunjungan bumil meningkat (4 percentage points)
o Anak usia 0-5 tahun yang ditimbang meningkat sekitar 7
percentage points.
o Persalinan lebih banyak (8 percentage points) dilakukan di fasilitas
kesehatan.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 29
19
30. ARAH STRATEGIS
KONDISI TERKINI PELAKSANAAN PKH
PERLUASAN DAN PENGEMBANGAN
PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
Perluasan Cakupan PKH
Melayani 3 Juta Keluarga Pada Tahun 2014
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
31. ARAH PERLUASAN PKH (1)
• Pentargetan
– Data penerima PKH bersumber dari Basis Data Terpadu
– Peserta PKH adalah berbasiskan keluarga
– Otomatis kepesertaan Jamkesmas, Raskin, dan Bantuan Pendidikan
untuk keluarga PKH
• Pembayaran
– Dilakukan tepat waktu untuk mendukung peningkatan pendaftaran
di sekolah
– Pembayaran menggunakan rekening penerima (GIRO online) dan
pembayaran via bank (untuk sekaligus meningkatkan financial
inclusion)
• Pembukaan rekening bank membutuhkan KTP
– Pembayaran untuk keluarga penerima PKH yang baru dilakukan
minimal 2 kali setahun
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 31
21
32. ARAH PERLUASAN PKH (2)
• Prinsip Cakupan
– 2012 PKH di sedikitnya 1 kabupaten/kota di setiap provinsi
– Mulai 2012 ekspansi di kabupaten yang sama di setiap provinsi (Prinsip
Saturasi)
– Prioritas daerah dengan angka kemiskinan tinggi
– 2014 cakupan keluarga sasaran meliputi seluruh keluarga sangat miskin
• Perencanaan 2012
Lokasi Jumlah Keluarga
Keluarga di 8 provinsi baru 120.000
Keluarga di kab/kota baru, di provinsi yang sudah ada PKH 100.000
Keluarga di kecamatan baru, di kab/kota yang sudah ada PKH 180.000
Total tambahan keluarga baru 2012 400.000
Sumber: Kementerian Sosial dan TNP2K
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 32
22
33. CAKUPAN DAERAH LOKASI PKH, TAHUN 2011
Kabupaten/Kota Penerima PKH
Sumber: TNP2K dan Kemensos
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 33
23
34. CAKUPAN PKH DI PROVINSI NAD
SABANG
PROVINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM
BANDA ACEH
ACEH BESAR
LHOKSEUMAWE
PIDIE BIREUEN
ACEH UTARA
ACEH JAYA Kabupaten/Kota Penerima PKH
BENER MERIAH
ACEH TIMUR
ACEH TENGAH
ACEH BARAT KOTA LANGSA
ACEH TAMIANG
NAGAN RAYA
GAYO LUES
ACEH BARAT DAYA
ACEH TENGGARA
ACEH SELATAN
SIMEULUE
ACEH SINGKIL
ACEH SINGKIL
Sumber: TNP2K dan Kemensos
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 34
24
35. CAKUPAN PKH DI PROVINSI JAWA BARAT
PROVINSI JAWA BARAT
BEKASI
KARAWANG
KOTA BEKASI
KOTA DEPOK
SUBANG INDRAMAYU
BOGOR
KOTA BOGOR PURWAKARTA
CIREBON
KOTA CIREBON
KOTA CIMAHI SUMEDANG MAJALENGKA
BANDUNG BARAT
KOTA SUKABUMI KOTA BANDUNG
KUNINGAN
SUKABUMI
BANDUNG
CIANJUR
KOTA TASIKMALAYA KOTA BANJAR
GARUT
TASIKMALAYA
CIAMIS
Kabupaten/Kota Penerima PKH
Sumber: TNP2K dan Kemensos
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 25
36. PERENCANAAN PKH s/d 2014
2011 2012 2013 2014
Keluarga sasaran (juta) 1,116 1,516 2,4 3,0
Provinsi 25 33 33 33
Kabupaten/Kota 103 166 350 500
Kecamatan 1.151 1.551 2.667 3.342
Desa 13.641 21.471 29.301 37.131
Kebutuhan dana (Rp triliun) 1,8 3,2 4,2
Sumber: Kementerian Sosial dan TNP2K
Catatan: Agar dapat dialokasikan 2 kali pembayaran bagi keluarga sasaran baru di tahun
2013 (sebesar 884 ribu keluarga), maka diperlukan aktifitas persiapan pembayaran di
tahun 2012. Akan ada dampak pada komposisi biaya administrasi, namun hal tersebut
dapat dibenarkan karena akan menciptakan efisiensi pelaksanaan program di tahun
anggaran berikutnya.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 36
26
37. ESTIMASI CAKUPAN 2014
UNTUK LAYANAN 3 JUTA KELUARGA PENERIMA PKH
Menggunakan informasi yang ada sekarang,
diproyeksikan bahwa cakupan layanan 3 juta keluarga
penerima PKH berarti layanan kepada:
– Balita : 1,7 juta
– Anak usia SD : 3,0 juta
– Anak usia SMP : 1,1 juta
– Ibu hamil : 100 ribu
Secara total berarti pendampingan, verifikasi, dan layanan
kepada 5,9 juta orang dari Keluarga Sangat Miskin.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 37
27
38. KEBUTUHAN KELEMBAGAAN
KONDISI TERKINI PELAKSANAAN
(INSTITUSIONAL)
PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
Pelayanan Untuk 3 Juta Keluarga Pada Tahun 2014 Membutuhkan Pelaksanaan
Fungsi-fungsi Penting PKH Dalam Suatu Sistem Yang Efektif Dan Efisien
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
39. TAHAP-TAHAP PELAKSANAAN PKH
1 2 3
PERTEMUAN AWAL
DATA PENTARGETAN
DAN VALIDASI
Penentuan lokasi dan Memastikan Keluarga
Penyiapan data dasar, Keluarga Sangat Miskin Sangat Miskin sebagai
diperolah dari penyedia berdasarkan kuota nasional peserta PKH, melibatkan
data dan Keluarga Sangat Miskin stakeholder, fasdik/faskes,
di Kab/Kota Keluarga Sangat Miskin
6 5 4
PEMUTAKHIRAN DATA VERIFIKASI PEMBAYARAN
Pembayaran tahap awal
Memastikan
berdasarkan
Perbaikan data peserta komitmen/kepatuhan
validasi, tahap selanjutnya
secara periodik Keluarga Sangat Miskin
berdasarkan verifikasi dan
menjalankan kewajiban
pemutakhiran data
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 39
29
40. STRUKTUR ORGANISASI – TINGKAT PUSAT
Struktur organisasi ini mencerminkan fungsi-fungsi yang harus dijalankan agar
PKH dapat mencakup 3 juta keluarga penerima.
Menggunakan benchmark internasional, pelaksanaan fungsi di bawah
membutuhkan sekitar 100 orang staf.
Kepala
Program
SDM dan Sosialisasi dan
Administrasi Sistem Informasi Operasional
Pelatihan Hubungan Luar
Pengolahan Koordinasi Lintas
Anggaran & Keu. SDM Wilayah Timur
Pembayaran Sektor
Pengadaan Sistem Informasi Pelatihan Wilayah Tengah Sosialisasi Publik
Hukum Perlengkapan IT Wilayah Barat
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 40
30
41. DIMENSI TUGAS OPERASIONAL
(DIBAGI DALAM KAWASAN TIMUR-TENGAH-BARAT)
• Penetapan prosedur
• Registrasi peserta
• Verifikasi / kepatuhan
• Layanan pengaduan (complaints/grievances)
• Pemutakhiran data
• Monitoring program
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 41
31
42. TINGKAT PROVINSI TINGKAT KAB/KOTA
Koordinator Program Koordinator Program
Provinsi Kab/Kota
Manager
Operasi Administrasi
Layanan
Layanan Pengaduan
Data & informasi Pendamping
Penerima
MIS
Admin
• Dibutuhkan penguatan koordinasi pelaksanaan PKH di tingkat
provinsi. Rata-rata jumlah staf provinsi: 20 orang.
• Rata-rata jumlah staf administrasi dan pendamping di setiap
kabupaten/kota adalah 17 orang.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 42
32
43. TOTAL KEBUTUHAN STAF
Pusat Berdasarkan perkiraan
100 staf
menggunakan benchmark
internasional, maka untuk
Provinsi melayani sejumlah 3 juta
33 @ 20 staf = 360 staf keluarga sasaran, dibutuhkan
total 8.960 orang staf yang
terbagi di tingkat
Kabupaten / Kota Pusat, Provinsi, dan
500 @ 17 staf = 8500 staf
Kabupaten/Kota
(1500 operator data, 6000 pendamping,
500 koordinator kab/kota,
500 staf administrasi)
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 43
33
44. KOORDINASI ANTARLEMBAGA
KONDISISasaran Pada Tahun 2014
Mensukseskan 3 Juta Keluarga
TERKINI PELAKSANAAN
PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
Dibutuhkan Koordinasi Antar-K/L yang Kuat, karena PKH Adalah Program Nasional
yang bersifat Lintas Sektoral
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
45. PKH ADALAH PROGRAM NASIONAL
Fasilitas
Keluarga PKH Pendidikan, Kesehatan,
(Demand Side) & Rumah Singgah
(Supply Side)
Kementerian Pendidikan Nasional
Kementerian Sosial
Kementerian Kesehatan
Memastikan kesediaan Keluarga • Layanan fasilitas pendidikan & kesehatan,
untuk mengikuti program:
Pendampingan, Pemantauan • Pencatatan kehadiran di fasdik/faskes
Kepatuhan, dan Pembayaran untuk verifikasi kepatuhan program
tugas tambahan bagi staf fasdik/faskes
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kementerian Sosial
• Layanan rumah singgah (shelter) bagi
anak jalanan dan pekerja anak.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 45
35
46. KOMPLEMENTARITAS PROGRAM (1)
BANTUAN
RASKIN JAMKESMAS PKH PENDIDIKAN
• Karena mencakup keluarga sangat miskin, maka penerima PKH secara
otomatis adalah juga penerima Jamkesmas, Raskin, dan Bantuan
Pendidikan untuk keluarga miskin.
• Komplementaritas program di Klaster I memastikan bantuan sosial yang
sifatnya terpadu.
• Alternatif:
– Kepesertaan otomatis menggunakan kartu penerima PKH
– Setiap tahun PKH memberikan daftar penerima PKH kepada
Pengendali Jamkesmas, Raskin & Bantuan Pendidikan
• Sekretariat TNP2K dapat menjadi fasilitator komplementaritas program.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 46
36
47. KOMPLEMENTARITAS PROGRAM (2)
PNPM
PKH
GENERASI
• PNPM Generasi adalah Community Conditional Cash
Transfer, yang seyogyanya merupakan komplementer
dengan PKH Komplementaritas program Klaster I dan
Klaster II.
• Sinkronisasi lokasi PKH dengan lokasi PNPM Generasi.
• Sinkronisasi kegiatan Pendamping PKH dan Fasilitator PNPM.
• Pelibatan komunitas dalam pemantauan/evaluasi kegiatan
(dan remunerasi) Pendamping PKH.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 47
37
48. STRATEGI NASIONAL BANTUAN SOSIAL TERPADU BERBASIS
KELUARGA - KLASTER 1 (INTEGRATED FAMILY BASED SOCIAL ASSISTANCE)
Sangat Miskin Miskin Hampir Miskin
Kesehatan Dasar
1 Jamkesmas
PKH
Resiko (Seluruh peserta PKH otomatis peserta
Kesehatan Jamkesmas)
Catastrophic
Pendidikan Dasar
2 PKH Bantuan pendidikan
(s/d SLTP)
Keberlanjutan
Pendidikan (Terintegrasi memastikan keberlanjutan jenjang,
Pendidikan Tinggi Seluruh peserta PKH otomatis mendapatkan bantuan pendidikan)
Ketidakmampuan
3 PKH Raskin
Guncangan
Cash for work
Ekonomi
Bantuan tunai
Dampak kebijakan Pada kondisi krisis dimungkinkan program perlindungan lainnya
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 48
48
49. DASAR HUKUM TKPK DAERAH
• Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010
Tentang Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan
• Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 42
Tahun 2010 Tentang Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan
Kabupaten/Kota
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 49
50. KELEMBAGAAN TKPK PROVINSI
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Gubernur.
• Ketua TKPK Provinsi: Wakil Gubernur yang ditetapkan
oleh Gubernur.
• Sekretaris TKPK Provinsi: Kepala Bappeda Provinsi
yang ditetapkan oleh Gubernur.
• Keanggotaan TKPK Provinsi terdiri dari unsur
pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan pemangku
kepentingan lainnya dalam penanggulangan kemiskinan.
• Penetapan tugas, susunan keanggotaan, kelompok kerja,
sekretariat, dan pendanaan TKPK Provinsi diatur dengan
Surat Keputusan Gubernur dengan memperhatikan
Perpres 15/2010.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 50
50
52. KELEMBAGAAN TKPK KABUPATEN/KOTA
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota.
• Ketua : Wakil Bupati/Wakil Walikota (ditetapkan oleh
Bupati/Walikota)
• Sekretaris : Kepala Bappeda Kabupaten/Kota (ditetapkan oleh
Bupati/Walikota)
• Anggota : terdiri dari unsur pemerintah, masyarakat, dunia usaha,
dan pemangku kepentingan lainnya dalam penanggulangan
kemiskinan.
• Penetapan tugas, susunan keanggotaan, kelompok kerja,
sekretariat, dan pendanaan TKPK Kabupaten/Kota diatur dengan SK
Bupati/Walikota dengan memperhatikan Perpres No. 15 tahun 2010.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 52
52
54. HARAPAN KEPADA TKPK DAERAH
1. TKPKD mampu mendorong proses perencanaan dan
penganggaran yang dapat mendukung efektivitas
penanggulangan kemiskinan.
2. TKPKD mampu melakukan koordinasi dan pemantauan
program penanggulangan kemiskinan di daerah.
3. TKPKD menyampaikan laporan hasil rapat koordinasi
TKPKD, paling sedikit 3 kali setahun (Pasal 25
Permendagri No. 42 tahun 2010); dan hasil pelaksanaan
penanggulangan kemiskinan di daerah kepada Wakil
Presiden selaku Ketua TNP2K (Pasal 27 Permendagri
No. 42 tahun 2010)
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 54
54
55. TUGAS TIM TEKNIS TKPK DAERAH
Menyiapkan Agenda Rapat TKPK Daerah, yakni:
1. Hasil analisis terhadap kondisi kemiskinan di
daerah
2. Hasil analisis terhadap anggaran belanja untuk
penanggulangan kemiskinan di daerah (APBN dan
APBD)
3. Skema koordinasi dan pengendalian
pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan
di daerah
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 55
55
56. MEMANTAU SITUASI DAN KONDISI
KONDISI TERKINI PELAKSANAAN
PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
KEMISKINAN DI DAERAH
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
58. ANGKA KEMATIAN BAYI DAN INDIKATOR
PENDUKUNGNYA
Proporsi Kelahiran Ditolong Tenaga Kesehatan
Angka Kematian Bayi Per 1.000 Kelahiran Hidup Lebih dari 95 Persen
Kurang dari 15 Jiwa 90-95 Persen
15 - 20 Jiwa 85-95 Persen
20 - 25 Jiwa Kurang dari 85 Persen
Lebih dari 25 Jiwa
Angka Kematian Bayi Kelahiran Ditolong Tenaga
Kesehatan
Rasio Dokter Per 100.000 Penduduk
Lebih dari 90 Orang Jarak Puskesmas Terdekat
60 - 90 Orang Kurang dari 3 Kilometer
30 - 60 Orang 3 - 6 Kilometer
Kurang dari 30 Orang 6 - 9 Kilometer
Lebih dari 9 Kilometer
Rasio Dokter
Jarak Puskesmas Terdekat
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 58
59. ANALISIS PERBANDINGAN ANTAR WILAYAH
Contoh Kasus
Perbandingan Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1.000 Kelahiran Hidup
Menurut Kabupaten/Kota, Provinsi Bali 2009
40
35
30
31,42
25
26,17
Jiwa
20
36,50
32,35 32,04
15
23,25 22,70 22,61 21,60
10
18,67
14,84
5
0
KARANG BULELENG KLUNGKUNG BANGLI JEMBRANA BADUNG GIANYAR KOTA TABANAN
ASEM DENPASAR
AKB Kab./Kota AKB Provinsi AKB Nasional
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 59
60. ANALISIS RELEVANSI
Contoh Kasus
50
45 43,50
40
35,59
35
Jiwa
32,21 31,42
30
29,20
25 27,06 26,35 26,17
20
2002 2005 2008 2009
PROVINSI BALI NASIONAL
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 60
61. ANALISIS EFEKTIVITAS
Contoh Kasus
30
29
28
27
Jiwa
26 29,20
25 27,06
26,35 26,17
24
23
2002 2005 2008 2009
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011
Pada periode tahun 2002-2009, AKB Provinsi Bali menurun dari 29,20 jiwa/1000 kelahiran hidup
pada tahun 2002 menjadi 26,17 jiwa/1000 kelahiran hidup pada tahun 2009. Dengan demikian,
program-program yang mendukung penurunan angka kamatian bayi (AKB) di Provinsi Bali efektif
dan berdampak positif terhadap kualitas kesehatan penduduk, khususnya kesehatan bayi.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 61
62. ANALISIS PENENTUAN WILAYAH PRIORITAS
Contoh Kasus
Penentuan Kabupaten/kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi
Di Bidang Kesehatan Provinsi Bali 2009
39
Angka Kematian Bayi Per 1.000
Prioritas 1 KARANG ASEM
Prioritas 3
34 BULELENG
Kelahiran Hidup
KLUNGKUNG
29
24
BADUNG BANGLI JEMBRANA
Prioritas 4 GIANYAR
19 KOTA DENPASAR Prioritas 2
TABANAN
14
0 2 4 6 8 10
Sumber: Hasil Estimasi TNP2K Tingkat Kemiskinan
Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka kematian bayi (AKB)
per 1.000 Kelahiran Hidup sebagai salah satu indikator utama dibidang kesehatan dapat ditentukan
wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Prioritas Pertama adalah wilayah
dengan tingkat kemiskinan tinggi dan AKB tinggi. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah
untuk menurunkan AKB dengan target kelahiran yang berasal dari rumah tangga miskin. Wilayah
tersebut adalah: Kabupaten Karang Asem, Buleleng dan Klungkung.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 62
63. ANALISIS BESARAN PENGELUARAN
KONDISI TERKINI PELAKSANAAN
PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
PEMERINTAH DAERAH
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
64. ANALISIS ANGGARAN MELIHAT KESESUAIAN
ALOKASI DENGAN PRIORITAS
Contoh Kasus
Distribusi Belanja Menurut Fungsi ,
Provinsi Bali Tahun 2010 (Juta Rupiah)
Kesehatan
Rp.96.452 Pendidikan
4,58% Rp. 183.424
8,71%
Perlindungan Sosial
Rp. 29.464
1,40%
Ekonomi
Pelayanan Umum Rp. 36.7063
Rp.1.335.375 17,43%
63,41%
Ketertiban dan
Ketentraman
Rp.46.106
2,19%
Pariwisata dan Budaya
Rp.481.63
Sumber: Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan 2011 2,29%
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 64
65. ANALISIS ANGGARAN UNTUK MELIHAT PERKEMBANGAN ALOKASI
ANGGARAN DARI TAHUN KE TAHUN
Contoh Kasus
Perkembangan Distribusi Belanja Bidang Kesehatan,
Provinsi Bali Tahun 2007 - 2010 (Milliar Rupiah)
7,00 210,0
6,00 6,51
160,0
5,00
Miliar Rp
4,60 4,64 4,58 110,0
Persen
4,00
106,98
3,00 96,45
60,0
69,66
2,00 57,81
10,0
1,00
0,00 (40,0)
2007 2008 2009 2010
Proporsi Alokasi Belanja Bidang Kesehatan (%) Alokasi Belanja Bidang Kesehatan (Miliar)
Sumber: Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, kementerian Keuangan 2011
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 65
66. ANALISIS ANGGARAN OLEH PEMERINTAH DAERAH SATU TINGKAT
DI ATASNYA UNTUK MELIHAT DISTRIBUSI ANGGARAN
Contoh Kasus
Distribusi Anggaran Bidang Kesehatan dan Permasalahan Angka Kematian Bayi
Provinsi Bali, Tahun 2010
45 120,0
Alokasi Belanja Kesehatan (Miliar Rp)
Angka Kematian Bayi (Jiwa)
30 80,0
15 40,0
0 -
JEMBRANA TABANAN BADUNG GIANYAR KLUNGKUNG BANGLI KARANG BULELENG KOTA
ASEM DENPASAR
Sumber: Hasil Estimasi TNP2K
Angka Kematian Bayi Alokasi Belanja Kesehatan
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 66
67. CONTOH KASUS ANALISIS DISTRIBUSI ANGGARAN:
BIDANG KESEHATAN
Contoh Kasus
Belanja Kesehatan Menurut Jenis Program Kabupaten Ende, Tahun 2009
TOTAL
PROGRAM PERSEN
(RP)
Program Kesehatan Masyarakat 14,997,017,108 21.15%
PR 1.1 KIA 1,789,936,829 2.52%
PR 1.2 Gizi 529,165,600 0.75%
PR 1.3 Immunisasi 250,209,538 0.35%
PR 1.5 Malaria 7,147,062 0.01%
PR 1.6 HIV/AIDS 107,281,285 0.15%
PR 1.7 Penyakit Menular Lain 532,680,000 0.75%
PR 1.9 KB 248,927,050 0.35%
PR 1.10 Usaha Kesehatan Sekolah 38,465,000 0.05%
PR 1.12 Kesehatan Lingkungan 10,649,674,005 15.02%
PR 1.13 Promosi Kesehatan 769,817,416 1.09%
PR 1.14 Penanggulangan Bencana 28,219,238 0.04%
PR 1.15 Surveilans 42,994,085 0.06%
PR 1.16 Program Kesehatan Masyarakat Lainnya 2,500,000 0.00%
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 67
68. TOTAL
PROGRAM PERSEN
(RP)
Program Kesehatan Perorangan 25,069,669,749 35.35%
PR 2.1 Pelayanan Rajal 927,859,101 1.31%
PR 2.2 Pelayanan Ranap 2,159,795,759 3.05%
PR 2.3 Pelayanan Rujukan 4,444,890,100 6.27%
PR 2.4 Pengobatan Umum (tidak jelas masuk PR 2.1- 2.3) 17,537,124,790 24.73%
Program yang Menyangkut Capacity Building/Penunjang 30,855,527,371 43.51%
PR 3.1 Administrasi & Manajemen 15,854,286,995 22.35%
PR 3.3 Capacity Building 1,401,968,343 1.98%
PR 3.4 Pengadaan dan Pemeliharaan Infrastruktur 8,486,541,583 11.97%
PR 3.5 Pengawasan (Monitoring dan Supervisi) 81,240,000 0.11%
PR 3.6 Obat dan Perbekalan Kesehatan 5,014,666,210 7.07%
PR 3.8 Program Capacity Building/Penunjang Lainnya 16,824,240 0.02%
Grand Total 70,922,214,228 100.00%
Sumber: Ascobat Gani, 2010
Distribusi anggaran program kesehatan masyarakat lebih kecil dibandingkan dengan anggaran program
penunjang dan program kesehatan perorangan. Dari keseluruhan anggaran sektor kesehatan, hanya 21,15
persen yang digunakan untuk program kesehatan masyarakat. Anggaran program kesehatan masyarakat yang
relatif lebih kecil berpotensi memperlambat pencapaian sasaran pembangunan dan sasaran pencapaian
MDGs, khususnya pada bidang kesehatan.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 68
69. CONTOH KASUS ANALISIS GAP: BIDANG PENDIDIKAN
Contoh Kasus
Kebutuhan dan Pemenuhan Biaya Operasional Satuan pendidikan - Jenjang
Sekolah Dasar (SD/MI) Kota Surakarta
100.000
APBD 2 -
30.000 BPMKS KOTA
530.000 APBD 1 - BOS-
400.000 P
APBN - BOS
BOSP Pembiayaan
Sumber: Hasil Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Kota Surakarta, 2010
Hasil perhitungan BOSP untuk SD/MI dengan menggunakan indeks Permendiknas adalah sebesar Rp
530,000 per siswa. Pemerintah pusat melalui alokasi BOS menyediakan sebesar Rp 400.000 per siswa.
Sisanya sebesar Rp. 130,000 per siswa harus disediakan oleh pemerintah daerah. Jika Pemerintah Provinsi
mengalokasikan Rp. 30.000 per siswa, maka pemerintah kota harus menyediakan Rp. 100,000 per siswa.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 69
70. Contoh Kasus
Kebutuhan dan Pemenuhan Biaya Operasional Satuan pendidikan - Jenjang Sekolah
Menengah Pertama (SMP/MTs) Kota Surakarta
24.000
50.000
APBD 2 -
BPMKS KOTA
APBD 1 - BOS-P
649.000
575.000
APBN - BOS
BOSP Pembiayaan
Sumber: Hasil Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Kota Surakarta, 2010
Hasil perhitungan BOSP untuk SMP/MTS dengan menggunakan indeks Permendiknas adalah sebesar Rp
649,000 per siswa. Pemerintah pusat melalui alokasi BOS menyediakan sebesar Rp 575.000 per siswa.Sisanya
sebesar Rp. 74,000 per siswa harus disediakan oleh pemerintah daerah. Jika Pemerintah Provinsi
mengalokasikan Rp. 50.000 per siswa, maka pemerintah kota harus menyediakan Rp. 24,000 per siswa.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 70
71. Contoh Kasus
Kebutuhan dan Pemenuhan Biaya Operasional Satuan pendidikan - Jenjang Sekolah
Menengah Pertama (SMP/MTs) Kota Surakarta
24000.0
50000.0
APBD 2 -
BPMKS KOTA
APBD 1 - BOS-P
649000.0
575000.0
APBN - BOS
BOSP Pembiayaan
Sumber: Hasil Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Kota Surakarta, 2010
Hasil perhitungan BOSP untuk SMP/MTS dengan menggunakan indeks Permendiknas adalah sebesar Rp
649,000 per siswa. Pemerintah pusat melalui alokasi BOS menyediakan sebesar Rp 575.000 per siswa.Sisanya
sebesar Rp. 74,000 per siswa harus disediakan oleh pemerintah daerah. Jika Pemerintah Provinsi
mengalokasikan Rp. 50.000 per siswa, maka pemerintah kota harus menyediakan Rp. 24,000 per siswa.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 71
72. ANALISIS PERBANDINGAN PROPORSI BELANJA
OPERASIONAL SEKOLAH
Contoh Kasus
Perbandingan Proporsi Belanja Operasional Sekolah
Kota Surakarta Operasional
non-sekolah Rp
30.2 M(8%)
Operasional
sekolah Rp 18
(5%)
Modal non
sekolah Rp3.1
Gaji pendidik M (1%)
Rp 245.4 M
Modal Sekolah-
(67%)
PBM Rp13.2 M
(4%)
Gaji bukan Modal sekolah
pendidik Rp infrastruktur
18.8 Rp39.6M
(5%) (11%)
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 72
73. ANALISIS SUMBER DAYA PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
Contoh Kasus
Rasio Siswa/ Guru dan Rasio Rombel/Guru tingkat SD/MI
Provinsi Sumatera Barat,Tahun 2009/2010
Rasio Rasio
Jumlah Jumlah Jumlah
Kabupaten Siswa / Rombel /
Siswa Rombel Guru
Guru Guru
KEPULAUAN MENTAWAI 12.311 691 505 24,38 0,73
PESISIR SELATAN 61.593 2.007 3.820 16,12 1,90
SOLOK 50.754 2.275 3.739 13,57 1,64
SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG 53.406 1.306 1.872 28,53 1,43
TANAH DATAR 43.094 1.962 2.965 14,53 1,51
PADANG PARIAMAN 61.520 2.691 3.653 16,84 1,36
AGAM 50.657 2.658 3.904 12,98 1,47
LIMA PULUH KOTO 45.536 2.362 3.577 12,73 1,51
PASAMAN 38.921 1.636 2.271 17,14 1,39
SOLOK SELATAN 21.166 959 1.706 12,41 1,78
DHARMASRAYA 24.274 1.066 1.726 14,06 1,62
PASAMAN BARAT 53.423 2.033 3.742 14,28 1,84
KOTA PADANG 97.211 3.126 5.713 17,02 1,83
KOTA SOLOK 7.210 291 600 12,02 2,06
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 73
74. Rasio Rasio
Jumlah Jumlah Jumlah
Kabupaten Siswa / Rombel /
Siswa Rombel Guru
Guru Guru
KOTA PADANG PANJANG 6.123 219 807 7,59 3,68
KOTA BUKITTINGGI 14.331 600 849 16,88 1,42
KOTA PAYAKUMBUH 14.932 529 904 16,52 1,71
KOTA PARIAMAN 11.037 440 471 23,43 1,07
SUMATERA BARAT 674.306 27.203 43.516 15,50 2,07
Rasio siswa/ guru di Provinsi Sumatera Barat rata-rata adalah 15 orang siswa/guru, lebih rendah dari
Standar Nasional Pendidikan sebesar 28 orang siswa/guru maupun Standar Pelayanan Minimum
Pendidikan sebesar 32 siswa/guru. Rendahnya rasio siswa/guru menunjukkan adanya kelebihan jumlah
guru di Provinsi Sumatera Barat. Rata-rata rasio rombel/guru di Sumatera Barat adalah 2,07. Sementara
itu, rasio ideal rombel/guru adalah 1. Tingginya rasio rombel/guru menunjukkan adanya kelebihan guru.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 74
75. KOORDINASI DAN PENGENDALIAN
KONDISI TERKINI PELAKSANAAN
PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
PELAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM
PENANGGULANGAN KEMISKINAN
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
76. PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
NASIONAL DAN SASARANNYA
No Program Sasaran
1 Program Keluarga Harapan (PKH) Rumah Tangga Miskin dan Sangat Miskin
Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Rumah Tangga Hampir Miskin, Miskin dan
2
(Jamkesmas) Sangat Miskin
3 Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) Rumah Tangga Miskin dan Sangat Miskin
Program Beasiswa Pendidikan untuk Keluarga Siswa dari Rumah Tangga Miskin dan
4
Miskin Sangat Miskin
Siswa SD dari Rumah Tangga Miskin dan
a. Sekolah Dasar (SD/MI)
Sangat Miskin
Siswa SMP/MTs dari Rumah Tangga
b. Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs)
Miskin dan Sangat Miskin
Siswa SMA/MA/SMK dari Rumah Tangga
c. Sekolah menengah Atas (SMA/MA/SMK)
Miskin dan Sangat Miskin
Mahasiswa dari Rumah Tangga Miskin
d. Pendidikan Tinggi (Diploma dan Sarjana)
dan Sangat Miskin
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 76
77. No Program Sasaran
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
5 Kelompok Masyarakat Umum
Mandiri
a. PNPM Mandiri Perdesaan Kelompok Masyarakat Perdesaan
a. PNPM Mandiri Perkotaan Kelompok MasyarakatPerkotaan
Kelompok Masyarakat Pedalaman, Tertinggal
a. PNPM Daerah Tertinggal dan Khusus
dan Khusus (Bencana, Konflik dll)
a.
PNPM Peningkatan Pembangunan Infrastruktur
Kelompok Masyarakat Perdesaan
Perdesaan (PPIP)
a. PNPM Pembangunan Infrastruktur Ekonomi Wilayah
Kelompok Masyarakat Perdesaan
(PISEW)
a. PNPM Peningkatan Usaha Agrobisnis Pertanian
Kelompok Masyarakat Pertanian Perdesaan
(PUAP)
a. PNPM Kelautan dan Perikanan (KP) Kelompok Masyarakat Pesisir dan Pelaut
a. PNPM Pariwisata Kelompok Masyarakat Perdesaan Potensial
a. PNPM Generasi Kelompok Masyarakat Perdesaan
a. PNPM Green Kecamatan Development Program (G-
Kelompok Masyarakat Perdesaan
KDP)
a. PNPM Neigbourhood Development (ND) Kelompok Masyarakat Perkotaan
6 Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 77
78. PERBANDINGAN PENCAPAIAN PROSES VERIFIKASI PROGRAM
KELUARGA HARAPAN (PKH) MENURUT PROVINSI, TAHUN 2010
120
100
080
060
040
020
-
KALSEL
JABAR
DIY
JATIM
NAD
GORONTALO
SUMUT
BANTEN
SUMBAR
NTB
SULUT
NTT
DKI JAKARTA
SD SMP BUMIL BALITA
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 78
79. PERSENTASE ANAK BERUMUR 10-17 TAHUN
MENURUT JENIS KEGIATAN, 2009
Mengurus Lainnya
Pengangguran
Rumah Tangga 4%
Bekerja 3%
3%
10%
Sekolah
80%
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 79
80. NAD 5,34
SUMUT 5,26
SUMBAR 5,53
RIAU 10,02
JAMBI 4,99
SUMSEL 8,19
BENGKULU 4,18
LAMPUNG 5,88
BABEL 9,86
KEPRI 3,63
(DESEMBER 2010)
DKI Jakarta 9,47
JABAR 3,87
Kredit Per Debitur - Provinsi
JATENG 2,43
4,25
DIY 2,67
JATIM 3,49
BANTEN 5,82
BALI 3,34
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
NTB 3,11
NTT 4,00
KALBAR 8,86
KALTENG 9,79
KALSEL 5,04
KALTIM 5,69
SULUT 4,13
SULTENG 4,43
SULSEL 4,82
SULRA 3,03
GORONTALO 4,17
SULBAR 4,58
Kredit Per Debitur - Nasional
MALUKU 8,18
MALUT 8,96
14,16
JUMLAH KREDIT PER-DEBITUR MENURUT PROVINSI
PABAR
PAPUA 6,96
80
For 1st payment there is no enforcement or punishment for not meeting conditionality - this may create wrong perception that there are no conditions,
PKH can improve targeting outcomes and improve cost-effectiveness by using the upcoming PPLS11 Database of Poor Households and eID systems to generate initial lists of verified poor and vulnerable households. Eligibility (according to program rules) can then be verified quickly without costly procedures.
PKH can improve targeting outcomes and improve cost-effectiveness by using the upcoming PPLS11 Database of Poor Households and eID systems to generate initial lists of verified poor and vulnerable households. Eligibility (according to program rules) can then be verified quickly without costly procedures.
Total staff = 112 staff Program Managers legal advisors, MonEv, Reporting and Admin = 16Budget Finance and recruitment = 31MIS = 14Personnel and training = 20Coordination and Public information = 11 ( coordination with MoH, MoNE, MoRA, BPS, PTPOS, MoHA, Operations = 20 (4 x managers + 16 Beneficiary Services)
Provincial Staffing = 11 per province (363 provincial staff)Beneficiary Services = support to districts and collecting data on Registration, Verification/Compliance, Updates, Payments, Public Information