SlideShare a Scribd company logo
1 of 81
SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN
    REPUBLIK INDONESIA




PENANGGULANGAN KEMISKINAN:
PENGUATAN KELEMBAGAAN PUSAT DAN DAERAH

DISAMPAIKAN OLEH :
DEPUTI SESWAPRES BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN PENANGGULANGAN
KEMISKINAN, SELAKU SEKRETARIS EKSEKUTIF TIM NASIONAL PERCEPATAN
PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TNP2K)

JAKARTA, 15 NOVEMBER 2011
     TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
DASAR HUKUM
PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN


• Perpres No. 15 tahun 2010 tentang Percepatan
  Penanggulangan Kemiskinan.
• Perpres ini adalah untuk mendukung pencapaian
  visi-misi SBY-Boediono: menurunkan tingkat
  kemiskinan hingga 8-10 % akhir tahun 2014.



  TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN   22
PENCAPAIAN SASARAN TINGKAT KEMISKINAN


                        17,75   16,58
                                          15,42
               15,97
                                                   14,15
                                                               13,50
                                                                         12,50

                                         13,33               12,00                  11,50    10,50
                                                                       11,50                            10,00
                                                    12,49                        10,50
                                                                                            9,50
                                                                                                        8,00




 2004      2005     2006     2007       2008      2009      2010     2011        2012    2013        2014      2015

        Tingkat Kemiskinan          Target RPJM (Skenario Optimis)               Target RPJM (Skenario Moderat)



    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                                                 33
TUGAS TNP2K

1. Menyusun kebijakan dan program penanggulangan
   kemiskinan.
2. Melakukan sinergi melalui sinkronisasi, harmonisasi
   dan integrasi program penanggulangan kemiskinan
   di K/L.
3. Melakukan pengawasan dan pengendalian
   pelaksanaan program dan kegiatan
   penanggulangan kemiskinan.


 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN       44
KEANGGOTAAN TNP2K
•     Susunan keanggotaan Tim Nasional Percepatan
      Penanggulangan Kemiskinan:
     Ketua                                     : Wakil Presiden
     Wakil Ketua I                             : Menteri Koordinator Bidang
                                                  Kesejahteraan Rakyat

     Wakil Ketua II                            : Menteri Koordinator Bidang
                                                  Perekonomian

     Sekretaris Eksekutif                      : Deputi Seswapres Bidang
                                                  Kesejahteraan Rakyat
    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                          55
ANGGOTA TNP2K
1. Menteri Dalam Negeri                              10. Kepala Unit Kerja Presiden
2. Menteri Keuangan                                      Bidang Pengawasan dan
3. Menteri Sosial                                        Pengendalian Pembangunan
                                                         (Kepala UKP4)
4. Menteri Kesehatan
                                                     11. Sekretaris Kabinet
5. Menteri Pendidikan Nasional
                                                     12. Kepala Badan Pusat Statistik
6. Menteri Pekerjaan Umum
                                                     13. Masyarakat, Dunia Usaha, dan
7. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil                      Pemangku Kepentingan yang
   dan Menengah                                          Ditetapkan oleh Ketua
8. Menteri Pembangunan Daerah
   Tertinggal
9. Menteri Perencanaan
   Pembangunan Nasional/Kepala
   Bappenas

     TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                  66
STRUKTUR TNP2K




 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN   77
STRUKTUR SEKRETARIAT TNP2K




 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN   88
STRUKTUR TIM PEMBIAYAAN




 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN   99
PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Maret 2009 – Maret 2010 : 14,7 juta penduduk keluar dari kemiskinan; 13.2 juta
penduduk masuk kembali ke bawah garis kemiskinan  Net 1,5 juta penduduk keluar
dari kemiskinan

      •
      •
      •




      •


      •
      •
      •
      •
      •
      •
    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                             10
                                                                                  10
PENTINGNYA PERLINDUNGAN SOSIAL
1. Dynamic poverty
2. Sebagai kompensasi kepada mereka yang dirugikan
   karena adanya perubahan kebijakan.
3. Sebagai strategi promosi.
   Memberikan kesempatan bagi yang miskin untuk dapat hidup
   sehat, mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang layak.
4. Strategi Perlindungan
   Membantu orang miskin mengatasi berbagai macam goncangan
   kehidupan yang dihadapi (shock)

  TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN           11
                                                              11
INSTRUMEN UTAMA PENANGGULANGAN KEMISKINAN

1. Program Bantuan Sosial Terpadu Berbasis
   Individu atau Rumah Tangga (Klaster I)
2. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis
   Komunitas (Klaster II)
3. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis
   Usaha Mikro dan Kecil (Klaster III)


  TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN   12
                                                      12
PRIORITAS JANGKA PENDEK - MENENGAH
1. Unifikasi Sistem Penargetan Nasional
2. Menyempurnakan Pelaksanaan Bantuan Sosial
   Kesehatan untuk Keluarga Miskin
3. Menyempurnakan Pelaksanaan dan Memperluas
   Cakupan Program Keluarga Harapan
4. Integrasi Program Pemberdayaan Masyarakat
   Lainnya ke dalam PNPM
5. Menyusun Peta Jalan Sistem Keuangan Inklusif


  TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN   13
                                                      13
UNIFIKASI SISTEM PENARGETAN
       KONDISI TERKINI PELAKSANAAN
     PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
NASIONAL




  TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
SISTEM PENTARGETAN NASIONAL
• Sistem Pentargetan Nasional adalah suatu sistem
  penetapan sasaran keluarga yang berhak pendapatkan
  program perlindungan/jaminan sosial dari Pemerintah.
• Suatu sistem pentargetan dikatakan yang efektif apabila
  mampu secara tepat mengurangi exclusion error dan
  inclusion error.




   TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN        15
                                                            15
EFEKTIFITAS PENTARGETAN PROGRAM BANTUAN
                              SOSIAL SELAMA INI
                              100
Persentase Penerima Bantuan




                               75


                                                                  Raskin
                               50

                                                       BLT

                               25
                                                                                        Efektifitas pentargetan setiap program dapat
                                     Daerah                                                  diperbaiki apabila seluruh program
                                     Pentargetan             Jamkesmas                  menggunakan basis data yang sama (unified)
                                     Efektif
                                0
                                     1    2   3    4   5      6   7   8    9 10
                                         Desil Konsumsi Rumah Tangga
   Sumber: Susenas 2009
                                    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                                  16
                                                                                                                                       16
BASIS DATA TERPADU PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL
                                                                       Berisikan daftar
 Pengalaman berbagai                 Dilaksanakan                  nama, alamat & variabel
pentargetan sebelumnya           terintegrasi oleh BPS             utama RT 40% kelompok
                                                                          terbawah
      BLT
                                                               O
                      I              Proses
                                        PROSES
  Jamkesmas
                      N                Proses                  U
                                      PENDATAAN
                                   Pendataan                   T
                      P              Pendataan
                                     (Dilakukan 3 th sekali,              Basis Data
    Raskin
                                       2011 PPLS               P
                      U                  PSE 2005,
                                          2011                             Terpadu
                                     2008, berikutnya PPLS     U
                      T
      PKH                                    2011)             T

  Program Lain                Sensus Penduduk 2010 menjadi         Sebagai basis data penerima
                              basis daftar rumah tangga yang       program perlindungan sosial
                                  menjadi sasaran proses
                                         pendataan                  Basis Data Terpadu dapat
                                                                   disinergikan dengan Nomor
                                                                       Induk Kependudukan

        TNP2K MELAKUKAN KENDALI MUTU SISTEM PENTARGETAN NASIONAL
      TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                          17
                                                                                                 17
PENETAPAN SASARAN PROGRAM
MENGGUNAKAN BASIS DATA TERPADU
                                                      Kriteria kepesertaan untuk suatu
              Kriteria Kepesertaan                    Program Perlindungan Sosial
          Program Perlindungan Sosial                 ditetapkan oleh Menteri terkait




              Basis Data Terpadu                      Kriteria tersebut diterapkan kepada
          Program Perlindungan Sosial                 Basis Data Terpadu




  Program            Program             Program      Dihasilkan daftar nama dan alamat
Perlindungan       Perlindungan        Perlindungan   rumah tangga peserta masing-masing
  Sosial A           Sosial B            Sosial C     program




  TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                         18
                                                                                            18
PENETAPAN SASARAN PKH
MENGGUNAKAN BASIS DATA TERPADU
                                            Kriteria kepesertaan untuk PKH ditetapkan
     Kriteria Kepesertaan                   oleh Menteri Sosial: Keluarga Sangat Miskin
  Program Keluarga Harapan                  yang memiliki: Ibu Hamil/Nifas, Anak usia 0-6
                                            tahun, Usia SD atau SMP, Usia 15-18 tahun
                                            yang belum selesai pendidikan dasar


                                            Kriteria tersebut diterapkan kepada
                                            Basis Data Terpadu yang berisikan daftar nama
      Basis Data Terpadu
  Program Perlindungan Sosial
                                            dan alamat 40% penduduk Indonesia dengan
                                            status sosial ekonomi terendah




   Program Keluarga Harapan
                                             Dihasilkan daftar nama dan alamat
                                             Keluarga calon peserta PKH


  TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                         19
                                                                                            19
CAKUPAN BASIS DATA TERPADU
                                               Basis Data Terpadu berisikan daftar nama
   40 %                                        dan alamat 40% penduduk Indonesia
                                               dengan status sosial ekonomi terendah

                        Bukan
                        Miskin

  24 %                                         120% Garis Kemiskinan

                       Hampir
                       Miskin

12,49%                                          Garis Kemiskinan

                        Miskin


    5%                                         80% Garis Kemiskinan
                       Sangat
                       Miskin

 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                        20
                                                                                          20
KONDISIKONDISI TERKINI PELAKSANAAN
        TERKINI PELAKSANAAN
    PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)




  TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
PKH TELAH DILAKSANAKAN
SEBAGAI PROGRAM PILOT SEJAK TAHUN 2007
                                   2007          2008    2009    2010     2011
Jumlah Rumah Tangga               0,500          0,642   0,720   0,816    1,116
(juta RT)
Alokasi dana (Rp miliar)           800           1.000   1.100   1.300    1.600
Provinsi                             7            13      13      20       25
Kabupaten/Kota                      48            70      70      88       103
Kecamatan                          337            637    781      946     1.151
Desa/Kelurahan                    4.311          7.654   9.068   11.080   13.641

Pendamping                        1.305          2.448   3.036   3.452    4.072
Operator & Staf Data               192            279    334      455      510
Koordinator Wilayah                  3             8      8       18       23

Sumber: Kementerian Sosial

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                              22
                                                                                    11
PKH TELAH BERJALAN
SEBAGAI PROGRAM CONDITIONAL CASH TRANSFER

Terlihat dari :      (1) Verifikasi kepatuhan telah berjalan
                     (2) Keluarga mengetahui kewajibannya
                     (3) Program menerapkan penalti atas ketidakpatuhan

• VERIFIKASI adalah kunci dari pelaksanaan CCT.
• Di awal 2011, 91% dari penerima manfaat PKH telah diverifikasi
• Juni 2011: terdapat total 1,7 juta anggota keluarga yang dipantau oleh
  PKH
  Anak balita        : 493.693 orang              Anak usia SMP : 308.159 orang
  Anak usia SD : 867.701 orang                     Ibu hamil    : 28.491 orang


   TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                              12
VERIFIKASI TELAH DIJALANKAN
ATAS KEPATUHAN KELUARGA MENJALANKAN KEWAJIBAN

% Keluarga Sasaran yang terverifikasi                     Hasil spot check TNP2K
                                               91
                                                          menunjukkan bahwa
                                    86
               82         79                              mayoritas keluarga PKH
                                                          mengetahui tentang
    41                                                    kewajiban yang harus
                                                          dipenuhi.

 2010 - I   2010 - II 2010 - III 2010 - IV 2011 - I

Sumber: Kementerian Sosial




      TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                            24
                                                                                    13
PENALTI TELAH DITERAPKAN
     BAGI KELUARGA YANG TIDAK MEMENUHI KEWAJIBAN

     % Keluarga Sasaran yang terkena                       PENALTI berupa pemotongan
     pemotongan bantuan, Tahun 2010
                                                           bantuan dikenakan bagi
                                                           keluarga yang tidak
16                    12.7                                 memenuhi kewajiban
12
                                                8.2
8
                                   7.2                     Pembayaran tahap I tidak ada
                                                           penalti karena langsung
4
                                                           dibayarkan. Verifikasi mulai
0                                                          dilaksanakan setelah
       2010 - I   2010 - II   2010 - III   2010 - IV
                                                           pembayaran tahap I.
      Sumber: Kementerian Sosial


       TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                  25
                                                                                           14
BERBAGAI STUDI/ASSESSMENT
TELAH DILAKUKAN
•    Laporan Akhir Evaluasi Program Perlindungan Sosial: Program Keluarga
     Harapan 2009 (BAPPENAS)
•    PKH Laporan Akhir Spot Check PKH 2009 (Kementerian Sosial, PKH)
•    PKH Spot Check 2010 (Pusat Penelitian Kesehatan, Universitas Indonesia)
•    PKH Final Impact Evaluation Report of Indonesia’s Household Conditional
     Cash Transfer Program (World Bank 2010)
•    PKH Operational Assessment reports (Ayala 2010, Tarcisio 2010)
•    ADB Pro-Poor Planning and Budgeting Project Working Paper 5 – Two case
     studies on implementing Indonesian CCT program (BAPPENAS)
•    Qualitative Impact Study for PNPM Generasi and PKH on the Provision and
     the Utilization of Maternal and Child Health Services and Basic Education
     Services in the Provinces of West Java and East Nusa Tenggara (SMERU 2011)
•    PKH PER Report Draft (World Bank 2011)
•    Spot Check PKH di 7 Kabupaten 2011 (TNP2K)

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                             26
                                                                                   16
DAMPAK PKH TERHADAP KESEHATAN
•   PKH memberi dampak positif dan nyata dalam meningkatkan perilaku
    hidup sehat penerima program
     – Jumlah kunjungan ibu hamil dan ibu nifas ke fasilitas kesehatan
        meningkat 7-9 percentage points;
     – Jumlah balita yang ditimbang meningkat sekitar 15-22 percentage
        points;
     – Persalinan menggunakan fasilitas kesehatan meningkat 5 percentage
        points;
     – Persalinan dibantu petugas kesehatan (bidan terlatih dan dokter)
        meningkat 6 percentage points;
•   Dampak PKH lebih kuat di daerah dengan fasilitas kesehatan yang lebih
    baik: dampak di daerah perkotaan lebih baik dibandingkan dampak di
    perdesaan.
•   Meskipun demikian belum diketahui dampak jangka panjang terhadap
    kesehatan. Biasanya diperlukan waktu yang lebih lama pelaksanaan
    program dan tidak terlihat pada 1-3 tahun pelaksanaan program.
    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                       27
                                                                             17
DAMPAK PKH TERHADAP PENDIDIKAN
• Mendorong anak usia 6-15 tahun untuk tetap di sekolah, dan
  tingkat ketidakhadiran anak dari keluarga PKH relatif rendah
• Tidak terlihat peningkatan nyata pada tingkat partisipasi SD
  ataupun SMP
   – Partisipasi SD sudah tinggi
   – Untuk tingkat SLTP terkait faktor a.l.: jadwal penyaluran PKH tidak sesuai
     waktu pendaftaran (April-Mei), dan jumlahnya tidak selalu mencukupi
     untuk pendaftaran ke SMP.
• Belum terlihat spillover effect PKH terhadap pengurangan
  pekerja anak (pengurangan sebesar 0,6% dan tidak signifikan).
   – Mekanisme PKH perlu disempurnakan untuk menangani pekerja anak
   – Diduga nilai bantuan tunai tidak cukup besar untuk mengkompensasi
     pendapatan pekerja anak
   – PKH tidak bisa menjadi satu-satunya program menangani pekerja anak.

   TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                         28
                                                                              18
DAMPAK PKH TERHADAP PENGELUARAN KONSUMSI
 • Di tahun 2009 Program PKH meningkatkan rata-rata konsumsi
   perkapita per bulan sebesar 10 persen dibandingkan tahun 2007
 • Transfer tunai PKH digunakan untuk tujuan kesehatan dan
   pendidikan (seragam, sepatu, suplemen gizi dan biaya transportasi)
   serta keperluan lain (perbaikan rumah, pembayaran utang)


DAMPAK PKH LAINNYA
• PKH memberi spill-over effect pada keluarga yang tidak menerima
  program (namun masih di kecamatan yang sama), antara lain:
   o Jumlah kunjungan bumil meningkat (4 percentage points)
   o Anak usia 0-5 tahun yang ditimbang meningkat sekitar 7
     percentage points.
   o Persalinan lebih banyak (8 percentage points) dilakukan di fasilitas
     kesehatan.
    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                   29
                                                                         19
ARAH STRATEGIS
       KONDISI TERKINI PELAKSANAAN PKH
PERLUASAN DAN PENGEMBANGAN
            PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
Perluasan Cakupan PKH
Melayani 3 Juta Keluarga Pada Tahun 2014




    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
ARAH PERLUASAN PKH (1)
• Pentargetan
   – Data penerima PKH bersumber dari Basis Data Terpadu
   – Peserta PKH adalah berbasiskan keluarga
   – Otomatis kepesertaan Jamkesmas, Raskin, dan Bantuan Pendidikan
     untuk keluarga PKH

• Pembayaran
   – Dilakukan tepat waktu untuk mendukung peningkatan pendaftaran
     di sekolah
   – Pembayaran menggunakan rekening penerima (GIRO online) dan
     pembayaran via bank (untuk sekaligus meningkatkan financial
     inclusion)
       • Pembukaan rekening bank membutuhkan KTP
   – Pembayaran untuk keluarga penerima PKH yang baru dilakukan
     minimal 2 kali setahun

  TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                   31
                                                                       21
ARAH PERLUASAN PKH (2)
• Prinsip Cakupan
    – 2012 PKH di sedikitnya 1 kabupaten/kota di setiap provinsi
    – Mulai 2012 ekspansi di kabupaten yang sama di setiap provinsi (Prinsip
      Saturasi)
    – Prioritas daerah dengan angka kemiskinan tinggi
    – 2014 cakupan keluarga sasaran meliputi seluruh keluarga sangat miskin

• Perencanaan 2012
 Lokasi                                                            Jumlah Keluarga

 Keluarga di 8 provinsi baru                                           120.000
 Keluarga di kab/kota baru, di provinsi yang sudah ada PKH             100.000
 Keluarga di kecamatan baru, di kab/kota yang sudah ada PKH            180.000
 Total tambahan keluarga baru 2012                                     400.000
Sumber: Kementerian Sosial dan TNP2K

   TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                 32
                                                                                      22
CAKUPAN DAERAH LOKASI PKH, TAHUN 2011




   Kabupaten/Kota Penerima PKH
Sumber: TNP2K dan Kemensos




       TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN   33
                                                            23
CAKUPAN PKH DI PROVINSI NAD
 SABANG

                                              PROVINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM
BANDA ACEH
  ACEH BESAR

                                       LHOKSEUMAWE
                  PIDIE     BIREUEN
                                          ACEH UTARA
      ACEH JAYA                                                        Kabupaten/Kota Penerima PKH
                                 BENER MERIAH
                                                ACEH TIMUR
                                 ACEH TENGAH
                ACEH BARAT                              KOTA LANGSA

                                                       ACEH TAMIANG
                          NAGAN RAYA

                                             GAYO LUES
                              ACEH BARAT DAYA



                                                ACEH TENGGARA

                                           ACEH SELATAN




               SIMEULUE
                                                        ACEH SINGKIL



                                         ACEH SINGKIL

Sumber: TNP2K dan Kemensos

  TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                                  34
                                                                                                      24
CAKUPAN PKH DI PROVINSI JAWA BARAT
                                                        PROVINSI JAWA BARAT

                               BEKASI
                                          KARAWANG
                      KOTA BEKASI

                 KOTA DEPOK
                                                        SUBANG         INDRAMAYU
         BOGOR
              KOTA BOGOR                 PURWAKARTA

                                                                                   CIREBON
                                                                                       KOTA CIREBON
                                              KOTA CIMAHI        SUMEDANG MAJALENGKA
                                        BANDUNG BARAT
                   KOTA SUKABUMI                KOTA BANDUNG
                                                                                       KUNINGAN
             SUKABUMI
                                                 BANDUNG
                              CIANJUR




                                                                     KOTA TASIKMALAYA KOTA BANJAR
                                                        GARUT
                                                                     TASIKMALAYA

                                                                                       CIAMIS
     Kabupaten/Kota Penerima PKH


  Sumber: TNP2K dan Kemensos



  TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                                   25
PERENCANAAN PKH s/d 2014
                                         2011              2012     2013     2014
Keluarga sasaran (juta)                  1,116             1,516     2,4      3,0


Provinsi                                  25                33       33        33
Kabupaten/Kota                            103               166      350      500
Kecamatan                                1.151             1.551    2.667    3.342
Desa                                    13.641             21.471   29.301   37.131


Kebutuhan dana (Rp triliun)                                 1,8      3,2      4,2
Sumber: Kementerian Sosial dan TNP2K
Catatan: Agar dapat dialokasikan 2 kali pembayaran bagi keluarga sasaran baru di tahun
2013 (sebesar 884 ribu keluarga), maka diperlukan aktifitas persiapan pembayaran di
tahun 2012. Akan ada dampak pada komposisi biaya administrasi, namun hal tersebut
dapat dibenarkan karena akan menciptakan efisiensi pelaksanaan program di tahun
anggaran berikutnya.

       TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                 36
                                                                                          26
ESTIMASI CAKUPAN 2014
UNTUK LAYANAN 3 JUTA KELUARGA PENERIMA PKH
Menggunakan informasi yang ada sekarang,
diproyeksikan bahwa cakupan layanan 3 juta keluarga
penerima PKH berarti layanan kepada:
   –   Balita                  :           1,7 juta
   –   Anak usia SD            :           3,0 juta
   –   Anak usia SMP           :           1,1 juta
   –   Ibu hamil               :           100 ribu


Secara total berarti pendampingan, verifikasi, dan layanan
kepada 5,9 juta orang dari Keluarga Sangat Miskin.

   TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN         37
                                                              27
KEBUTUHAN KELEMBAGAAN
        KONDISI TERKINI PELAKSANAAN
(INSTITUSIONAL)
            PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
Pelayanan Untuk 3 Juta Keluarga Pada Tahun 2014 Membutuhkan Pelaksanaan
Fungsi-fungsi Penting PKH Dalam Suatu Sistem Yang Efektif Dan Efisien




    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
TAHAP-TAHAP PELAKSANAAN PKH
1                                   2                                3
                                                                           PERTEMUAN AWAL
            DATA                            PENTARGETAN
                                                                             DAN VALIDASI
                                           Penentuan lokasi dan            Memastikan Keluarga
     Penyiapan data dasar,                Keluarga Sangat Miskin           Sangat Miskin sebagai
    diperolah dari penyedia             berdasarkan kuota nasional        peserta PKH, melibatkan
             data                       dan Keluarga Sangat Miskin       stakeholder, fasdik/faskes,
                                               di Kab/Kota                 Keluarga Sangat Miskin



6                                   5                                4
    PEMUTAKHIRAN DATA                         VERIFIKASI                      PEMBAYARAN

                                                                          Pembayaran tahap awal
                                              Memastikan
                                                                                berdasarkan
    Perbaikan data peserta                komitmen/kepatuhan
                                                                         validasi, tahap selanjutnya
       secara periodik                   Keluarga Sangat Miskin
                                                                         berdasarkan verifikasi dan
                                         menjalankan kewajiban
                                                                             pemutakhiran data



        TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                              39
                                                                                                        29
STRUKTUR ORGANISASI – TINGKAT PUSAT
 Struktur organisasi ini mencerminkan fungsi-fungsi yang harus dijalankan agar
 PKH dapat mencakup 3 juta keluarga penerima.
 Menggunakan benchmark internasional, pelaksanaan fungsi di bawah
 membutuhkan sekitar 100 orang staf.


                                             Kepala
                                            Program




                                            SDM dan                            Sosialisasi dan
Administrasi        Sistem Informasi                        Operasional
                                            Pelatihan                          Hubungan Luar


                          Pengolahan                                              Koordinasi Lintas
  Anggaran & Keu.                                 SDM         Wilayah Timur
                          Pembayaran                                                  Sektor

     Pengadaan          Sistem Informasi        Pelatihan     Wilayah Tengah       Sosialisasi Publik


      Hukum              Perlengkapan IT                      Wilayah Barat


     TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                             40
                                                                                                    30
DIMENSI TUGAS OPERASIONAL
(DIBAGI DALAM KAWASAN TIMUR-TENGAH-BARAT)
•   Penetapan prosedur
•   Registrasi peserta
•   Verifikasi / kepatuhan
•   Layanan pengaduan (complaints/grievances)
•   Pemutakhiran data
•   Monitoring program




    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN   41
                                                         31
TINGKAT PROVINSI                                    TINGKAT KAB/KOTA
    Koordinator Program                                     Koordinator Program
          Provinsi                                               Kab/Kota


           Manager
            Operasi                                   Administrasi


                        Layanan
 Layanan              Pengaduan
                                                    Data & informasi     Pendamping
Penerima

                          MIS
 Admin
                  •   Dibutuhkan penguatan koordinasi pelaksanaan PKH di tingkat
                      provinsi. Rata-rata jumlah staf provinsi: 20 orang.
                  •   Rata-rata jumlah staf administrasi dan pendamping di setiap
                      kabupaten/kota adalah 17 orang.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                     42
                                                                                       32
TOTAL KEBUTUHAN STAF
                 Pusat                              Berdasarkan perkiraan
                 100 staf
                                                    menggunakan benchmark
                                                    internasional, maka untuk
               Provinsi                             melayani sejumlah 3 juta
        33 @ 20 staf = 360 staf                     keluarga sasaran, dibutuhkan
                                                    total 8.960 orang staf yang
                                                    terbagi di tingkat
        Kabupaten / Kota                            Pusat, Provinsi, dan
       500 @ 17 staf = 8500 staf
                                                    Kabupaten/Kota
(1500 operator data, 6000 pendamping,
      500 koordinator kab/kota,
        500 staf administrasi)




TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                  43
                                                                                    33
KOORDINASI ANTARLEMBAGA
               KONDISISasaran Pada Tahun 2014
Mensukseskan 3 Juta Keluarga
                              TERKINI PELAKSANAAN
          PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
Dibutuhkan Koordinasi Antar-K/L yang Kuat, karena PKH Adalah Program Nasional
yang bersifat Lintas Sektoral




    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
PKH ADALAH PROGRAM NASIONAL
                                                                Fasilitas
          Keluarga PKH                                   Pendidikan, Kesehatan,
         (Demand Side)                                     & Rumah Singgah
                                                             (Supply Side)

                                         Kementerian Pendidikan Nasional
Kementerian Sosial
                                         Kementerian Kesehatan
Memastikan kesediaan Keluarga            • Layanan fasilitas pendidikan & kesehatan,
untuk mengikuti program:
Pendampingan, Pemantauan                 • Pencatatan kehadiran di fasdik/faskes
Kepatuhan, dan Pembayaran                  untuk verifikasi kepatuhan program 
                                           tugas tambahan bagi staf fasdik/faskes
                                         Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
                                         Kementerian Sosial
                                         • Layanan rumah singgah (shelter) bagi
                                           anak jalanan dan pekerja anak.

     TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                 45
                                                                                        35
KOMPLEMENTARITAS PROGRAM (1)
                                                              BANTUAN
   RASKIN                 JAMKESMAS                    PKH   PENDIDIKAN

• Karena mencakup keluarga sangat miskin, maka penerima PKH secara
  otomatis adalah juga penerima Jamkesmas, Raskin, dan Bantuan
  Pendidikan untuk keluarga miskin.
• Komplementaritas program di Klaster I memastikan bantuan sosial yang
  sifatnya terpadu.
• Alternatif:
    – Kepesertaan otomatis menggunakan kartu penerima PKH
    – Setiap tahun PKH memberikan daftar penerima PKH kepada
      Pengendali Jamkesmas, Raskin & Bantuan Pendidikan
• Sekretariat TNP2K dapat menjadi fasilitator komplementaritas program.

   TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                      46
                                                                           36
KOMPLEMENTARITAS PROGRAM (2)
                        PNPM
                                                      PKH
                       GENERASI

• PNPM Generasi adalah Community Conditional Cash
  Transfer, yang seyogyanya merupakan komplementer
  dengan PKH  Komplementaritas program Klaster I dan
  Klaster II.
• Sinkronisasi lokasi PKH dengan lokasi PNPM Generasi.
• Sinkronisasi kegiatan Pendamping PKH dan Fasilitator PNPM.
• Pelibatan komunitas dalam pemantauan/evaluasi kegiatan
  (dan remunerasi) Pendamping PKH.

  TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN            47
                                                                37
STRATEGI NASIONAL BANTUAN SOSIAL TERPADU BERBASIS
KELUARGA - KLASTER 1 (INTEGRATED FAMILY BASED SOCIAL ASSISTANCE)
                                   Sangat Miskin                    Miskin         Hampir Miskin
            Kesehatan Dasar
 1                                                                       Jamkesmas
                                         PKH
Resiko                                                       (Seluruh peserta PKH otomatis peserta
Kesehatan                                                                Jamkesmas)

              Catastrophic

             Pendidikan Dasar
 2                                       PKH                          Bantuan pendidikan
                                       (s/d SLTP)
Keberlanjutan
Pendidikan                                      (Terintegrasi memastikan keberlanjutan jenjang,
             Pendidikan Tinggi          Seluruh peserta PKH otomatis mendapatkan bantuan pendidikan)

            Ketidakmampuan
 3                                       PKH                             Raskin
Guncangan
                                                    Cash for work
Ekonomi
                                                             Bantuan tunai
            Dampak kebijakan     Pada kondisi krisis dimungkinkan program perlindungan lainnya

     TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                                 48
                                                                                                       48
DASAR HUKUM TKPK DAERAH
• Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010
  Tentang Percepatan Penanggulangan
  Kemiskinan
• Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 42
  Tahun 2010 Tentang Tim Koordinasi
  Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan
  Kabupaten/Kota



  TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN   49
KELEMBAGAAN TKPK PROVINSI
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Gubernur.
 • Ketua TKPK Provinsi: Wakil Gubernur yang ditetapkan
   oleh Gubernur.
 • Sekretaris TKPK Provinsi: Kepala Bappeda Provinsi
   yang ditetapkan oleh Gubernur.
 • Keanggotaan TKPK Provinsi terdiri dari unsur
   pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan pemangku
   kepentingan lainnya dalam penanggulangan kemiskinan.
 • Penetapan tugas, susunan keanggotaan, kelompok kerja,
   sekretariat, dan pendanaan TKPK Provinsi diatur dengan
   Surat Keputusan Gubernur dengan memperhatikan
   Perpres 15/2010.

  TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN     50
                                                        50
STRUKTUR ORGANISASI TKPK PROVINSI




   TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN   51
                                                       51
KELEMBAGAAN TKPK KABUPATEN/KOTA
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota.

 •     Ketua : Wakil Bupati/Wakil Walikota (ditetapkan oleh
       Bupati/Walikota)

 •     Sekretaris : Kepala Bappeda Kabupaten/Kota (ditetapkan oleh
       Bupati/Walikota)

 •     Anggota : terdiri dari unsur pemerintah, masyarakat, dunia usaha,
       dan pemangku kepentingan lainnya dalam penanggulangan
       kemiskinan.

 •     Penetapan tugas, susunan keanggotaan, kelompok kerja,
       sekretariat, dan pendanaan TKPK Kabupaten/Kota diatur dengan SK
       Bupati/Walikota dengan memperhatikan Perpres No. 15 tahun 2010.



     TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                     52
                                                                           52
STRUKTUR ORGANISASI TKPK KABUPATEN/KOTA




   TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN   53
                                                       53
HARAPAN KEPADA TKPK DAERAH
1. TKPKD mampu mendorong proses perencanaan dan
   penganggaran yang dapat mendukung efektivitas
   penanggulangan kemiskinan.
2. TKPKD mampu melakukan koordinasi dan pemantauan
   program penanggulangan kemiskinan di daerah.
3. TKPKD menyampaikan laporan hasil rapat koordinasi
   TKPKD, paling sedikit 3 kali setahun (Pasal 25
   Permendagri No. 42 tahun 2010); dan hasil pelaksanaan
   penanggulangan kemiskinan di daerah kepada Wakil
   Presiden selaku Ketua TNP2K (Pasal 27 Permendagri
   No. 42 tahun 2010)
   TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN       54
                                                           54
TUGAS TIM TEKNIS TKPK DAERAH
Menyiapkan Agenda Rapat TKPK Daerah, yakni:
  1. Hasil analisis terhadap kondisi kemiskinan di
     daerah
  2. Hasil analisis terhadap anggaran belanja untuk
     penanggulangan kemiskinan di daerah (APBN dan
     APBD)
  3. Skema koordinasi dan pengendalian
     pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan
     di daerah

  TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN   55
                                                      55
MEMANTAU SITUASI DAN KONDISI
       KONDISI TERKINI PELAKSANAAN
    PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
KEMISKINAN DI DAERAH




  TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
PENENTUAN INDIKATOR




 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN   57
ANGKA KEMATIAN BAYI DAN INDIKATOR
PENDUKUNGNYA



                                                            Proporsi Kelahiran Ditolong Tenaga Kesehatan
Angka Kematian Bayi Per 1.000 Kelahiran Hidup                   Lebih dari 95 Persen
    Kurang dari 15 Jiwa                                         90-95 Persen
    15 - 20 Jiwa                                                85-95 Persen
    20 - 25 Jiwa                                                Kurang dari 85 Persen
    Lebih dari 25 Jiwa




Angka Kematian Bayi                                           Kelahiran Ditolong Tenaga
                                                                      Kesehatan




Rasio Dokter Per 100.000 Penduduk
     Lebih dari 90 Orang                                    Jarak Puskesmas Terdekat
     60 - 90 Orang                                               Kurang dari 3 Kilometer
     30 - 60 Orang                                               3 - 6 Kilometer
     Kurang dari 30 Orang                                        6 - 9 Kilometer
                                                                 Lebih dari 9 Kilometer




         Rasio Dokter
                                                            Jarak Puskesmas Terdekat

        TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                                  58
ANALISIS PERBANDINGAN ANTAR WILAYAH
                                                     Contoh Kasus
             Perbandingan Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1.000 Kelahiran Hidup
                        Menurut Kabupaten/Kota, Provinsi Bali 2009
       40


       35


       30
                                                                                                          31,42
       25
                                                                                                          26,17
Jiwa




       20
              36,50
                            32,35          32,04
       15

                                                   23,25       22,70       22,61    21,60
       10
                                                                                               18,67
                                                                                                          14,84
        5


        0
             KARANG       BULELENG KLUNGKUNG       BANGLI   JEMBRANA       BADUNG   GIANYAR     KOTA     TABANAN
              ASEM                                                                            DENPASAR
                           AKB Kab./Kota                    AKB Provinsi                 AKB Nasional
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011


       TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                                           59
ANALISIS RELEVANSI
                                                Contoh Kasus



       50

       45           43,50


       40
                                           35,59
       35
Jiwa




                                                               32,21          31,42

       30
                    29,20
       25                                  27,06               26,35          26,17

       20
                    2002                   2005                2008           2009
                                PROVINSI BALI                      NASIONAL
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011




  TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                   60
ANALISIS EFEKTIVITAS
                                              Contoh Kasus



         30

         29

         28

         27
  Jiwa




         26            29,20

         25                                 27,06
                                                             26,35           26,17
         24

         23
                        2002                2005             2008            2009
  Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011


Pada periode tahun 2002-2009, AKB Provinsi Bali menurun dari 29,20 jiwa/1000 kelahiran hidup
pada tahun 2002 menjadi 26,17 jiwa/1000 kelahiran hidup pada tahun 2009. Dengan demikian,
program-program yang mendukung penurunan angka kamatian bayi (AKB) di Provinsi Bali efektif
dan berdampak positif terhadap kualitas kesehatan penduduk, khususnya kesehatan bayi.
         TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                     61
ANALISIS PENENTUAN WILAYAH PRIORITAS
                                                                                          Contoh Kasus
                                                           Penentuan Kabupaten/kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi
                                                                     Di Bidang Kesehatan Provinsi Bali 2009
                                                  39
Angka Kematian Bayi Per 1.000




                                                                                                                              Prioritas 1             KARANG ASEM
                                                               Prioritas 3
                                                  34                                                                                  BULELENG
                                Kelahiran Hidup




                                                                                                                                                 KLUNGKUNG

                                                  29


                                                  24
                                                                                         BADUNG                                   BANGLI               JEMBRANA
                                                               Prioritas 4                                                          GIANYAR
                                                  19                             KOTA DENPASAR                                                           Prioritas 2

                                                                                                                                            TABANAN
                                                  14
                                                       0                     2                   4                        6                       8                    10
Sumber: Hasil Estimasi TNP2K                                                                         Tingkat Kemiskinan

Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka kematian bayi (AKB)
per 1.000 Kelahiran Hidup sebagai salah satu indikator utama dibidang kesehatan dapat ditentukan
wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Prioritas Pertama adalah wilayah
dengan tingkat kemiskinan tinggi dan AKB tinggi. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah
untuk menurunkan AKB dengan target kelahiran yang berasal dari rumah tangga miskin. Wilayah
tersebut adalah: Kabupaten Karang Asem, Buleleng dan Klungkung.

                                TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                                                                           62
ANALISIS BESARAN PENGELUARAN
       KONDISI TERKINI PELAKSANAAN
    PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
PEMERINTAH DAERAH




  TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
ANALISIS ANGGARAN MELIHAT KESESUAIAN
ALOKASI DENGAN PRIORITAS
                                                      Contoh Kasus
                                          Distribusi Belanja Menurut Fungsi ,
                                         Provinsi Bali Tahun 2010 (Juta Rupiah)
                                             Kesehatan
                                             Rp.96.452                          Pendidikan
                                              4,58%                             Rp. 183.424
                                                                                  8,71%

                                                                                            Perlindungan Sosial
                                                                                                 Rp. 29.464
                                                                                                   1,40%



                                                                               Ekonomi
                                                 Pelayanan Umum               Rp. 36.7063
                                                   Rp.1.335.375                 17,43%
                                                     63,41%
                                                                                                     Ketertiban dan
                                                                                                      Ketentraman
                                                                                                       Rp.46.106
                                                                                                        2,19%

                                                                                            Pariwisata dan Budaya
                                                                                                  Rp.481.63
Sumber: Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan 2011                         2,29%




    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                                                 64
ANALISIS ANGGARAN UNTUK MELIHAT PERKEMBANGAN ALOKASI
ANGGARAN DARI TAHUN KE TAHUN
                                                         Contoh Kasus
                                Perkembangan Distribusi Belanja Bidang Kesehatan,
                                  Provinsi Bali Tahun 2007 - 2010 (Milliar Rupiah)
            7,00                                                                                                           210,0

            6,00                                                                 6,51
                                                                                                                           160,0
            5,00




                                                                                                                                    Miliar Rp
                         4,60                        4,64                                                     4,58         110,0
   Persen




            4,00
                                                                                106,98
            3,00                                                                                              96,45
                                                                                                                           60,0
                                                     69,66
            2,00        57,81
                                                                                                                           10,0
            1,00

            0,00                                                                                                           (40,0)
                         2007                        2008                        2009                         2010
                         Proporsi Alokasi Belanja Bidang Kesehatan (%)         Alokasi Belanja Bidang Kesehatan (Miliar)
 Sumber: Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, kementerian Keuangan 2011




   TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                                                                            65
ANALISIS ANGGARAN OLEH PEMERINTAH DAERAH SATU TINGKAT
DI ATASNYA UNTUK MELIHAT DISTRIBUSI ANGGARAN
                                                                      Contoh Kasus
                                   Distribusi Anggaran Bidang Kesehatan dan Permasalahan Angka Kematian Bayi
                                                             Provinsi Bali, Tahun 2010
                              45                                                                                                   120,0




                                                                                                                                           Alokasi Belanja Kesehatan (Miliar Rp)
 Angka Kematian Bayi (Jiwa)




                              30                                                                                                   80,0




                              15                                                                                                   40,0




                               0                                                                                                   -
                                   JEMBRANA   TABANAN   BADUNG   GIANYAR   KLUNGKUNG   BANGLI    KARANG      BULELENG     KOTA
                                                                                                  ASEM                  DENPASAR

 Sumber: Hasil Estimasi TNP2K
                                                          Angka Kematian Bayi    Alokasi Belanja Kesehatan




                              TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                                                                                    66
CONTOH KASUS ANALISIS DISTRIBUSI ANGGARAN:
BIDANG KESEHATAN
                                Contoh Kasus
     Belanja Kesehatan Menurut Jenis Program Kabupaten Ende, Tahun 2009

                                                          TOTAL
                            PROGRAM                                     PERSEN
                                                            (RP)
Program Kesehatan Masyarakat                            14,997,017,108   21.15%
   PR 1.1 KIA                                            1,789,936,829    2.52%
   PR 1.2 Gizi                                             529,165,600    0.75%
   PR 1.3 Immunisasi                                       250,209,538    0.35%
   PR 1.5 Malaria                                             7,147,062   0.01%
   PR 1.6 HIV/AIDS                                         107,281,285    0.15%
   PR 1.7 Penyakit Menular Lain                            532,680,000    0.75%
   PR 1.9 KB                                               248,927,050    0.35%
   PR 1.10 Usaha Kesehatan Sekolah                           38,465,000   0.05%
   PR 1.12 Kesehatan Lingkungan                         10,649,674,005   15.02%
   PR 1.13 Promosi Kesehatan                               769,817,416    1.09%
   PR 1.14 Penanggulangan Bencana                            28,219,238   0.04%
   PR 1.15 Surveilans                                        42,994,085   0.06%
   PR 1.16 Program Kesehatan Masyarakat Lainnya               2,500,000   0.00%
    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                             67
TOTAL
                              PROGRAM                                                      PERSEN
                                                                               (RP)
 Program Kesehatan Perorangan                                              25,069,669,749   35.35%
    PR 2.1 Pelayanan Rajal                                                    927,859,101     1.31%
    PR 2.2 Pelayanan Ranap                                                  2,159,795,759     3.05%
    PR 2.3 Pelayanan Rujukan                                                4,444,890,100     6.27%
    PR 2.4 Pengobatan Umum (tidak jelas masuk PR 2.1- 2.3)                 17,537,124,790   24.73%
 Program yang Menyangkut Capacity Building/Penunjang                       30,855,527,371   43.51%
    PR 3.1 Administrasi & Manajemen                                        15,854,286,995   22.35%
    PR 3.3 Capacity Building                                                1,401,968,343     1.98%
    PR 3.4 Pengadaan dan Pemeliharaan Infrastruktur                         8,486,541,583    11.97%
    PR 3.5 Pengawasan (Monitoring dan Supervisi)                                81,240,000    0.11%
    PR 3.6 Obat dan Perbekalan Kesehatan                                    5,014,666,210     7.07%
    PR 3.8 Program Capacity Building/Penunjang Lainnya                          16,824,240    0.02%
                                                             Grand Total   70,922,214,228 100.00%
Sumber: Ascobat Gani, 2010

Distribusi anggaran program kesehatan masyarakat lebih kecil dibandingkan dengan anggaran program
penunjang dan program kesehatan perorangan. Dari keseluruhan anggaran sektor kesehatan, hanya 21,15
persen yang digunakan untuk program kesehatan masyarakat. Anggaran program kesehatan masyarakat yang
relatif lebih kecil berpotensi memperlambat pencapaian sasaran pembangunan dan sasaran pencapaian
MDGs, khususnya pada bidang kesehatan.
       TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                               68
CONTOH KASUS ANALISIS GAP: BIDANG PENDIDIKAN
                                                          Contoh Kasus
      Kebutuhan dan Pemenuhan Biaya Operasional Satuan pendidikan - Jenjang
                      Sekolah Dasar (SD/MI) Kota Surakarta

                                                                        100.000
                                                                                            APBD 2 -
                                                                        30.000              BPMKS KOTA


                         530.000                                                            APBD 1 - BOS-
                                                                        400.000             P

                                                                                            APBN - BOS


                           BOSP                                      Pembiayaan

Sumber: Hasil Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Kota Surakarta, 2010

Hasil perhitungan BOSP untuk SD/MI dengan menggunakan indeks Permendiknas adalah sebesar Rp
530,000 per siswa. Pemerintah pusat melalui alokasi BOS menyediakan sebesar Rp 400.000 per siswa.
Sisanya sebesar Rp. 130,000 per siswa harus disediakan oleh pemerintah daerah. Jika Pemerintah Provinsi
mengalokasikan Rp. 30.000 per siswa, maka pemerintah kota harus menyediakan Rp. 100,000 per siswa.
      TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                                     69
Contoh Kasus
 Kebutuhan dan Pemenuhan Biaya Operasional Satuan pendidikan - Jenjang Sekolah
                 Menengah Pertama (SMP/MTs) Kota Surakarta


                                                                     24.000
                                                                     50.000
                                                                                            APBD 2 -
                                                                                            BPMKS KOTA


                                                                                            APBD 1 - BOS-P
                       649.000
                                                                    575.000

                                                                                            APBN - BOS



                         BOSP                                    Pembiayaan
Sumber: Hasil Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Kota Surakarta, 2010

Hasil perhitungan BOSP untuk SMP/MTS dengan menggunakan indeks Permendiknas adalah sebesar Rp
649,000 per siswa. Pemerintah pusat melalui alokasi BOS menyediakan sebesar Rp 575.000 per siswa.Sisanya
sebesar Rp. 74,000 per siswa harus disediakan oleh pemerintah daerah. Jika Pemerintah Provinsi
mengalokasikan Rp. 50.000 per siswa, maka pemerintah kota harus menyediakan Rp. 24,000 per siswa.

        TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                                    70
Contoh Kasus
 Kebutuhan dan Pemenuhan Biaya Operasional Satuan pendidikan - Jenjang Sekolah
                 Menengah Pertama (SMP/MTs) Kota Surakarta

                                                                  24000.0
                                                                  50000.0
                                                                                            APBD 2 -
                                                                                            BPMKS KOTA


                                                                                            APBD 1 - BOS-P
                     649000.0
                                                                  575000.0

                                                                                            APBN - BOS



                        BOSP                                    Pembiayaan
Sumber: Hasil Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Kota Surakarta, 2010

Hasil perhitungan BOSP untuk SMP/MTS dengan menggunakan indeks Permendiknas adalah sebesar Rp
649,000 per siswa. Pemerintah pusat melalui alokasi BOS menyediakan sebesar Rp 575.000 per siswa.Sisanya
sebesar Rp. 74,000 per siswa harus disediakan oleh pemerintah daerah. Jika Pemerintah Provinsi
mengalokasikan Rp. 50.000 per siswa, maka pemerintah kota harus menyediakan Rp. 24,000 per siswa.

        TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                                    71
ANALISIS PERBANDINGAN PROPORSI BELANJA
OPERASIONAL SEKOLAH
                               Contoh Kasus
             Perbandingan Proporsi Belanja Operasional Sekolah
                              Kota Surakarta    Operasional
                                                          non-sekolah Rp
                                                           30.2 M(8%)
                                                               Operasional
                                                              sekolah Rp 18
                                                                  (5%)
                                                                 Modal non
                                                               sekolah Rp3.1
                           Gaji pendidik                          M (1%)
                            Rp 245.4 M
                                                                  Modal Sekolah-
                               (67%)
                                                                  PBM Rp13.2 M
                                                                      (4%)

                                                    Gaji bukan     Modal sekolah
                                                    pendidik Rp    infrastruktur
                                                       18.8          Rp39.6M
                                                       (5%)            (11%)




TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                  72
ANALISIS SUMBER DAYA PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
                                       Contoh Kasus

           Rasio Siswa/ Guru dan Rasio Rombel/Guru tingkat SD/MI
                  Provinsi Sumatera Barat,Tahun 2009/2010
                                                                  Rasio      Rasio
                                    Jumlah      Jumlah   Jumlah
    Kabupaten                                                     Siswa /   Rombel /
                                     Siswa      Rombel    Guru
                                                                   Guru      Guru
  KEPULAUAN MENTAWAI                12.311        691     505      24,38      0,73
  PESISIR SELATAN                   61.593       2.007   3.820     16,12      1,90
  SOLOK                             50.754       2.275   3.739     13,57      1,64
  SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG              53.406       1.306   1.872     28,53      1,43
  TANAH DATAR                       43.094       1.962   2.965     14,53      1,51
  PADANG PARIAMAN                   61.520       2.691   3.653     16,84      1,36
  AGAM                              50.657       2.658   3.904     12,98      1,47
  LIMA PULUH KOTO                   45.536       2.362   3.577     12,73      1,51
  PASAMAN                           38.921       1.636   2.271     17,14      1,39
  SOLOK SELATAN                     21.166        959    1.706     12,41      1,78
  DHARMASRAYA                       24.274       1.066   1.726     14,06      1,62
  PASAMAN BARAT                     53.423       2.033   3.742     14,28      1,84
  KOTA PADANG                       97.211       3.126   5.713     17,02      1,83
  KOTA SOLOK                        7.210         291     600      12,02      2,06
 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                     73
Rasio         Rasio
                                        Jumlah        Jumlah       Jumlah
      Kabupaten                                                                 Siswa /      Rombel /
                                         Siswa        Rombel        Guru
                                                                                 Guru         Guru
    KOTA PADANG PANJANG                   6.123        219          807          7,59          3,68
    KOTA BUKITTINGGI                    14.331         600          849          16,88         1,42
    KOTA PAYAKUMBUH                     14.932         529          904          16,52         1,71
    KOTA PARIAMAN                        11.037        440          471          23,43         1,07
    SUMATERA BARAT                      674.306       27.203       43.516        15,50         2,07


Rasio siswa/ guru di Provinsi Sumatera Barat rata-rata adalah 15 orang siswa/guru, lebih rendah dari
Standar Nasional Pendidikan sebesar 28 orang siswa/guru maupun Standar Pelayanan Minimum
Pendidikan sebesar 32 siswa/guru. Rendahnya rasio siswa/guru menunjukkan adanya kelebihan jumlah
guru di Provinsi Sumatera Barat. Rata-rata rasio rombel/guru di Sumatera Barat adalah 2,07. Sementara
itu, rasio ideal rombel/guru adalah 1. Tingginya rasio rombel/guru menunjukkan adanya kelebihan guru.




    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                                   74
KOORDINASI DAN PENGENDALIAN
      KONDISI TERKINI PELAKSANAAN
      PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
PELAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM
PENANGGULANGAN KEMISKINAN




  TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
NASIONAL DAN SASARANNYA
No                       Program                                    Sasaran

 1    Program Keluarga Harapan (PKH)                 Rumah Tangga Miskin dan Sangat Miskin
      Program Jaminan Kesehatan Masyarakat           Rumah Tangga Hampir Miskin, Miskin dan
 2
      (Jamkesmas)                                    Sangat Miskin
 3    Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin)   Rumah Tangga Miskin dan Sangat Miskin
      Program Beasiswa Pendidikan untuk Keluarga     Siswa dari Rumah Tangga Miskin dan
 4
      Miskin                                         Sangat Miskin
                                                     Siswa SD dari Rumah Tangga Miskin dan
      a.   Sekolah Dasar (SD/MI)
                                                     Sangat Miskin
                                                     Siswa SMP/MTs dari Rumah Tangga
      b.   Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs)
                                                     Miskin dan Sangat Miskin
                                                     Siswa SMA/MA/SMK dari Rumah Tangga
      c.   Sekolah menengah Atas (SMA/MA/SMK)
                                                     Miskin dan Sangat Miskin
                                                     Mahasiswa dari Rumah Tangga Miskin
      d.   Pendidikan Tinggi (Diploma dan Sarjana)
                                                     dan Sangat Miskin


TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                             76
No                         Program                                      Sasaran


     Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
5                                                       Kelompok Masyarakat Umum
     Mandiri
     a. PNPM Mandiri Perdesaan                          Kelompok Masyarakat Perdesaan
     a. PNPM Mandiri Perkotaan                          Kelompok MasyarakatPerkotaan
                                                        Kelompok Masyarakat Pedalaman, Tertinggal
     a.   PNPM Daerah Tertinggal dan Khusus
                                                        dan Khusus (Bencana, Konflik dll)
     a.
      PNPM Peningkatan Pembangunan Infrastruktur
                                                        Kelompok Masyarakat Perdesaan
      Perdesaan (PPIP)
  a. PNPM Pembangunan Infrastruktur Ekonomi Wilayah
                                                        Kelompok Masyarakat Perdesaan
      (PISEW)
  a. PNPM Peningkatan Usaha Agrobisnis Pertanian
                                                        Kelompok Masyarakat Pertanian Perdesaan
      (PUAP)
  a. PNPM Kelautan dan Perikanan (KP)                   Kelompok Masyarakat Pesisir dan Pelaut
  a. PNPM Pariwisata                                    Kelompok Masyarakat Perdesaan Potensial
  a. PNPM Generasi                                      Kelompok Masyarakat Perdesaan
  a. PNPM Green Kecamatan Development Program (G-
                                                        Kelompok Masyarakat Perdesaan
      KDP)
  a. PNPM Neigbourhood Development (ND)                 Kelompok Masyarakat Perkotaan
6 Program Kredit Usaha Rakyat (KUR)                     Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

    TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                               77
PERBANDINGAN PENCAPAIAN PROSES VERIFIKASI PROGRAM
     KELUARGA HARAPAN (PKH) MENURUT PROVINSI, TAHUN 2010
120

100

080

060

040

020

 -




                                                                                             KALSEL
                                               JABAR



                                                       DIY



                                                             JATIM
        NAD




                                                                                                              GORONTALO
               SUMUT




                                                                       BANTEN
                       SUMBAR




                                                                                NTB




                                                                                                      SULUT
                                                                                      NTT
                                DKI JAKARTA




               SD                             SMP                    BUMIL                  BALITA


       TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                                                                  78
PERSENTASE ANAK BERUMUR 10-17 TAHUN
MENURUT JENIS KEGIATAN, 2009
            Mengurus                                    Lainnya
                                                             Pengangguran
        Rumah Tangga                                      4%
                                                Bekerja          3%
               3%
                                                 10%




                                      Sekolah
                                        80%




 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN                          79
NAD                  5,34
                                                                                          SUMUT                   5,26
                                                                                        SUMBAR                    5,53
                                                                                             RIAU                                  10,02
                                                                                           JAMBI              4,99
                                                                                         SUMSEL                             8,19
                                                                                     BENGKULU              4,18
                                                                                      LAMPUNG                      5,88
                                                                                           BABEL                                   9,86
                                                                                            KEPRI      3,63
                                                                                                                                                   (DESEMBER 2010)




                                                                                     DKI Jakarta                                 9,47
                                                                                           JABAR           3,87




                                                    Kredit Per Debitur - Provinsi
                                                                                         JATENG     2,43
                                                                                                                     4,25


                                                                                              DIY   2,67
                                                                                            JATIM      3,49
                                                                                        BANTEN                     5,82
                                                                                             BALI     3,34




TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
                                                                                             NTB     3,11
                                                                                             NTT           4,00
                                                                                         KALBAR                                 8,86
                                                                                       KALTENG                                     9,79
                                                                                         KALSEL               5,04
                                                                                          KALTIM                   5,69
                                                                                          SULUT            4,13
                                                                                       SULTENG              4,43
                                                                                         SULSEL              4,82
                                                                                           SULRA     3,03
                                                                                    GORONTALO              4,17
                                                                                         SULBAR              4,58
                                                    Kredit Per Debitur - Nasional




                                                                                        MALUKU                              8,18
                                                                                          MALUT                                 8,96
                                                                                                                                           14,16
                                                                                                                                                   JUMLAH KREDIT PER-DEBITUR MENURUT PROVINSI




                                                                                           PABAR
                                                                                          PAPUA                          6,96
80
TERIMA KASIH




TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

More Related Content

Similar to Bambang Widianto: Penguatan Kelembagaan TKPK Daerah

Arah Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan
Arah Kebijakan Nasional Penanggulangan KemiskinanArah Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan
Arah Kebijakan Nasional Penanggulangan KemiskinanOswar Mungkasa
 
Analisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah
Analisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa TengahAnalisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah
Analisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengahkhoiril anwar
 
Menko Kesra - Rakor Menteri Anggota TKPK
Menko Kesra - Rakor Menteri Anggota TKPKMenko Kesra - Rakor Menteri Anggota TKPK
Menko Kesra - Rakor Menteri Anggota TKPKkhoiril anwar
 
Koordinasi perencanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan 2015 2019...
Koordinasi perencanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan 2015 2019...Koordinasi perencanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan 2015 2019...
Koordinasi perencanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan 2015 2019...keuangandesa
 
Kebijakan Pelaksanaan PNPM Mandiri
Kebijakan Pelaksanaan PNPM Mandiri   Kebijakan Pelaksanaan PNPM Mandiri
Kebijakan Pelaksanaan PNPM Mandiri Oswar Mungkasa
 
Sosialisasi PLPBK TA. 2013 Kelurahan Pucangsawit
Sosialisasi PLPBK TA. 2013 Kelurahan PucangsawitSosialisasi PLPBK TA. 2013 Kelurahan Pucangsawit
Sosialisasi PLPBK TA. 2013 Kelurahan PucangsawitBagus ardian
 
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan PenganggaranProgram Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan PenganggaranPSEKP - UGM
 
Perencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan Kemiskinan
Perencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan KemiskinanPerencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan Kemiskinan
Perencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan Kemiskinankhoiril anwar
 
Program pro-rakyat
Program pro-rakyatProgram pro-rakyat
Program pro-rakyatHery Rock
 
Tinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Tinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan MasyarakatTinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Tinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan MasyarakatRandy Wrihatnolo
 
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011yudi maulana
 
Paparan penanganan masalah sosial kemasyarakatan
Paparan penanganan masalah sosial kemasyarakatanPaparan penanganan masalah sosial kemasyarakatan
Paparan penanganan masalah sosial kemasyarakatanWdd Wuryanto
 
Bappenas kerangka ekonomi makro apbn 2013
Bappenas kerangka ekonomi makro apbn 2013Bappenas kerangka ekonomi makro apbn 2013
Bappenas kerangka ekonomi makro apbn 2013Abdul Hadi Ilman
 
Presentase pdbk kadis tolitoli
Presentase pdbk kadis  tolitoliPresentase pdbk kadis  tolitoli
Presentase pdbk kadis tolitolividyanto
 
Kelompok Usaha Bersama (Kube) Fakir Miskin
Kelompok Usaha Bersama (Kube) Fakir MiskinKelompok Usaha Bersama (Kube) Fakir Miskin
Kelompok Usaha Bersama (Kube) Fakir Miskinkhoiril anwar
 
Kinerja Tkpk Nasional Tahun 2009
Kinerja Tkpk Nasional Tahun 2009Kinerja Tkpk Nasional Tahun 2009
Kinerja Tkpk Nasional Tahun 2009khoiril anwar
 
Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...
Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...
Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...Fajar Baskoro
 
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdfBuku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdfFajar Baskoro
 

Similar to Bambang Widianto: Penguatan Kelembagaan TKPK Daerah (20)

Arah Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan
Arah Kebijakan Nasional Penanggulangan KemiskinanArah Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan
Arah Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan
 
Bintek dprd kota mataram
Bintek dprd kota mataramBintek dprd kota mataram
Bintek dprd kota mataram
 
Analisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah
Analisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa TengahAnalisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah
Analisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah
 
Menko Kesra - Rakor Menteri Anggota TKPK
Menko Kesra - Rakor Menteri Anggota TKPKMenko Kesra - Rakor Menteri Anggota TKPK
Menko Kesra - Rakor Menteri Anggota TKPK
 
Koordinasi perencanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan 2015 2019...
Koordinasi perencanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan 2015 2019...Koordinasi perencanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan 2015 2019...
Koordinasi perencanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan 2015 2019...
 
Kebijakan Pelaksanaan PNPM Mandiri
Kebijakan Pelaksanaan PNPM Mandiri   Kebijakan Pelaksanaan PNPM Mandiri
Kebijakan Pelaksanaan PNPM Mandiri
 
Sosialisasi PLPBK TA. 2013 Kelurahan Pucangsawit
Sosialisasi PLPBK TA. 2013 Kelurahan PucangsawitSosialisasi PLPBK TA. 2013 Kelurahan Pucangsawit
Sosialisasi PLPBK TA. 2013 Kelurahan Pucangsawit
 
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan PenganggaranProgram Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
 
Perencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan Kemiskinan
Perencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan KemiskinanPerencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan Kemiskinan
Perencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan Kemiskinan
 
Program pro-rakyat
Program pro-rakyatProgram pro-rakyat
Program pro-rakyat
 
Tinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Tinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan MasyarakatTinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Tinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
 
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011
 
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2011
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2011Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2011
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2011
 
Paparan penanganan masalah sosial kemasyarakatan
Paparan penanganan masalah sosial kemasyarakatanPaparan penanganan masalah sosial kemasyarakatan
Paparan penanganan masalah sosial kemasyarakatan
 
Bappenas kerangka ekonomi makro apbn 2013
Bappenas kerangka ekonomi makro apbn 2013Bappenas kerangka ekonomi makro apbn 2013
Bappenas kerangka ekonomi makro apbn 2013
 
Presentase pdbk kadis tolitoli
Presentase pdbk kadis  tolitoliPresentase pdbk kadis  tolitoli
Presentase pdbk kadis tolitoli
 
Kelompok Usaha Bersama (Kube) Fakir Miskin
Kelompok Usaha Bersama (Kube) Fakir MiskinKelompok Usaha Bersama (Kube) Fakir Miskin
Kelompok Usaha Bersama (Kube) Fakir Miskin
 
Kinerja Tkpk Nasional Tahun 2009
Kinerja Tkpk Nasional Tahun 2009Kinerja Tkpk Nasional Tahun 2009
Kinerja Tkpk Nasional Tahun 2009
 
Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...
Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...
Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...
 
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdfBuku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
 

More from khoiril anwar

Peta politik indonesia 1977 2014
Peta politik indonesia 1977   2014Peta politik indonesia 1977   2014
Peta politik indonesia 1977 2014khoiril anwar
 
Peta 80 dapil pemilu 2019
Peta 80 dapil pemilu 2019Peta 80 dapil pemilu 2019
Peta 80 dapil pemilu 2019khoiril anwar
 
Kebijakan dan program konservasi energi
Kebijakan dan program konservasi energiKebijakan dan program konservasi energi
Kebijakan dan program konservasi energikhoiril anwar
 
BANK WAKAF UMKM Bagi Investasi & Pendanaan UMKM
BANK WAKAF UMKM Bagi Investasi & Pendanaan UMKMBANK WAKAF UMKM Bagi Investasi & Pendanaan UMKM
BANK WAKAF UMKM Bagi Investasi & Pendanaan UMKMkhoiril anwar
 
Using google apps in 7 easy steps
Using google apps in 7 easy stepsUsing google apps in 7 easy steps
Using google apps in 7 easy stepskhoiril anwar
 
Pengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen
Pengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk KomplemenPengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen
Pengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemenkhoiril anwar
 
Pengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
Pengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen KesehatanPengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
Pengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatankhoiril anwar
 
Program Monitoring Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen
Program Monitoring Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk KomplemenProgram Monitoring Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen
Program Monitoring Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemenkhoiril anwar
 
Efek Samping Kosmetik
Efek Samping KosmetikEfek Samping Kosmetik
Efek Samping Kosmetikkhoiril anwar
 
Pendaftaran Iklan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
Pendaftaran Iklan Obat Tradisional dan Suplemen MakananPendaftaran Iklan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
Pendaftaran Iklan Obat Tradisional dan Suplemen Makanankhoiril anwar
 
Keamanan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
Keamanan Obat Tradisional dan Suplemen MakananKeamanan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
Keamanan Obat Tradisional dan Suplemen Makanankhoiril anwar
 
Program monitoring efek samping obat tradisional, suplemen makanan dan kosmet...
Program monitoring efek samping obat tradisional, suplemen makanan dan kosmet...Program monitoring efek samping obat tradisional, suplemen makanan dan kosmet...
Program monitoring efek samping obat tradisional, suplemen makanan dan kosmet...khoiril anwar
 
Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Badan Pengawasan Obat dan MakananBadan Pengawasan Obat dan Makanan
Badan Pengawasan Obat dan Makanankhoiril anwar
 
Registrasi Obat dan Produk Biologi
Registrasi Obat dan Produk BiologiRegistrasi Obat dan Produk Biologi
Registrasi Obat dan Produk Biologikhoiril anwar
 
Tata cara pelaporan Efek Samping Obat Tradisional
Tata cara pelaporan Efek Samping Obat TradisionalTata cara pelaporan Efek Samping Obat Tradisional
Tata cara pelaporan Efek Samping Obat Tradisionalkhoiril anwar
 
Biografi Tokoh Alumni di HMIpedia
Biografi Tokoh Alumni di HMIpediaBiografi Tokoh Alumni di HMIpedia
Biografi Tokoh Alumni di HMIpediakhoiril anwar
 

More from khoiril anwar (20)

Dcs DPR Pemilu 2019
Dcs DPR Pemilu 2019Dcs DPR Pemilu 2019
Dcs DPR Pemilu 2019
 
Peta politik indonesia 1977 2014
Peta politik indonesia 1977   2014Peta politik indonesia 1977   2014
Peta politik indonesia 1977 2014
 
Peta 80 dapil pemilu 2019
Peta 80 dapil pemilu 2019Peta 80 dapil pemilu 2019
Peta 80 dapil pemilu 2019
 
Survey parpol 2019
Survey parpol 2019Survey parpol 2019
Survey parpol 2019
 
Kebijakan dan program konservasi energi
Kebijakan dan program konservasi energiKebijakan dan program konservasi energi
Kebijakan dan program konservasi energi
 
BANK WAKAF UMKM Bagi Investasi & Pendanaan UMKM
BANK WAKAF UMKM Bagi Investasi & Pendanaan UMKMBANK WAKAF UMKM Bagi Investasi & Pendanaan UMKM
BANK WAKAF UMKM Bagi Investasi & Pendanaan UMKM
 
Using google apps in 7 easy steps
Using google apps in 7 easy stepsUsing google apps in 7 easy steps
Using google apps in 7 easy steps
 
Menilai Pesan Iklan
Menilai Pesan IklanMenilai Pesan Iklan
Menilai Pesan Iklan
 
Pengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen
Pengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk KomplemenPengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen
Pengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen
 
Pengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
Pengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen KesehatanPengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
Pengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
 
Program Monitoring Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen
Program Monitoring Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk KomplemenProgram Monitoring Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen
Program Monitoring Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen
 
Efek Samping Kosmetik
Efek Samping KosmetikEfek Samping Kosmetik
Efek Samping Kosmetik
 
Pendaftaran Iklan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
Pendaftaran Iklan Obat Tradisional dan Suplemen MakananPendaftaran Iklan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
Pendaftaran Iklan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
 
Keamanan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
Keamanan Obat Tradisional dan Suplemen MakananKeamanan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
Keamanan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
 
Program monitoring efek samping obat tradisional, suplemen makanan dan kosmet...
Program monitoring efek samping obat tradisional, suplemen makanan dan kosmet...Program monitoring efek samping obat tradisional, suplemen makanan dan kosmet...
Program monitoring efek samping obat tradisional, suplemen makanan dan kosmet...
 
Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Badan Pengawasan Obat dan MakananBadan Pengawasan Obat dan Makanan
Badan Pengawasan Obat dan Makanan
 
Registrasi Obat dan Produk Biologi
Registrasi Obat dan Produk BiologiRegistrasi Obat dan Produk Biologi
Registrasi Obat dan Produk Biologi
 
Tata cara pelaporan Efek Samping Obat Tradisional
Tata cara pelaporan Efek Samping Obat TradisionalTata cara pelaporan Efek Samping Obat Tradisional
Tata cara pelaporan Efek Samping Obat Tradisional
 
Biografi Tokoh Alumni di HMIpedia
Biografi Tokoh Alumni di HMIpediaBiografi Tokoh Alumni di HMIpedia
Biografi Tokoh Alumni di HMIpedia
 
HMIpedia
HMIpediaHMIpedia
HMIpedia
 

Bambang Widianto: Penguatan Kelembagaan TKPK Daerah

  • 1. SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENANGGULANGAN KEMISKINAN: PENGUATAN KELEMBAGAAN PUSAT DAN DAERAH DISAMPAIKAN OLEH : DEPUTI SESWAPRES BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN, SELAKU SEKRETARIS EKSEKUTIF TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TNP2K) JAKARTA, 15 NOVEMBER 2011 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
  • 2. DASAR HUKUM PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN • Perpres No. 15 tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. • Perpres ini adalah untuk mendukung pencapaian visi-misi SBY-Boediono: menurunkan tingkat kemiskinan hingga 8-10 % akhir tahun 2014. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 22
  • 3. PENCAPAIAN SASARAN TINGKAT KEMISKINAN 17,75 16,58 15,42 15,97 14,15 13,50 12,50 13,33 12,00 11,50 10,50 11,50 10,00 12,49 10,50 9,50 8,00 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tingkat Kemiskinan Target RPJM (Skenario Optimis) Target RPJM (Skenario Moderat) TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 33
  • 4. TUGAS TNP2K 1. Menyusun kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan. 2. Melakukan sinergi melalui sinkronisasi, harmonisasi dan integrasi program penanggulangan kemiskinan di K/L. 3. Melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 44
  • 5. KEANGGOTAAN TNP2K • Susunan keanggotaan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan:  Ketua : Wakil Presiden  Wakil Ketua I : Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat  Wakil Ketua II : Menteri Koordinator Bidang Perekonomian  Sekretaris Eksekutif : Deputi Seswapres Bidang Kesejahteraan Rakyat TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 55
  • 6. ANGGOTA TNP2K 1. Menteri Dalam Negeri 10. Kepala Unit Kerja Presiden 2. Menteri Keuangan Bidang Pengawasan dan 3. Menteri Sosial Pengendalian Pembangunan (Kepala UKP4) 4. Menteri Kesehatan 11. Sekretaris Kabinet 5. Menteri Pendidikan Nasional 12. Kepala Badan Pusat Statistik 6. Menteri Pekerjaan Umum 13. Masyarakat, Dunia Usaha, dan 7. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Pemangku Kepentingan yang dan Menengah Ditetapkan oleh Ketua 8. Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal 9. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 66
  • 7. STRUKTUR TNP2K TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 77
  • 8. STRUKTUR SEKRETARIAT TNP2K TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 88
  • 9. STRUKTUR TIM PEMBIAYAAN TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 99
  • 10. PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Maret 2009 – Maret 2010 : 14,7 juta penduduk keluar dari kemiskinan; 13.2 juta penduduk masuk kembali ke bawah garis kemiskinan  Net 1,5 juta penduduk keluar dari kemiskinan • • • • • • • • • • TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 10 10
  • 11. PENTINGNYA PERLINDUNGAN SOSIAL 1. Dynamic poverty 2. Sebagai kompensasi kepada mereka yang dirugikan karena adanya perubahan kebijakan. 3. Sebagai strategi promosi. Memberikan kesempatan bagi yang miskin untuk dapat hidup sehat, mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang layak. 4. Strategi Perlindungan Membantu orang miskin mengatasi berbagai macam goncangan kehidupan yang dihadapi (shock) TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 11 11
  • 12. INSTRUMEN UTAMA PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1. Program Bantuan Sosial Terpadu Berbasis Individu atau Rumah Tangga (Klaster I) 2. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Komunitas (Klaster II) 3. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Usaha Mikro dan Kecil (Klaster III) TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 12 12
  • 13. PRIORITAS JANGKA PENDEK - MENENGAH 1. Unifikasi Sistem Penargetan Nasional 2. Menyempurnakan Pelaksanaan Bantuan Sosial Kesehatan untuk Keluarga Miskin 3. Menyempurnakan Pelaksanaan dan Memperluas Cakupan Program Keluarga Harapan 4. Integrasi Program Pemberdayaan Masyarakat Lainnya ke dalam PNPM 5. Menyusun Peta Jalan Sistem Keuangan Inklusif TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 13 13
  • 14. UNIFIKASI SISTEM PENARGETAN KONDISI TERKINI PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) NASIONAL TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
  • 15. SISTEM PENTARGETAN NASIONAL • Sistem Pentargetan Nasional adalah suatu sistem penetapan sasaran keluarga yang berhak pendapatkan program perlindungan/jaminan sosial dari Pemerintah. • Suatu sistem pentargetan dikatakan yang efektif apabila mampu secara tepat mengurangi exclusion error dan inclusion error. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 15 15
  • 16. EFEKTIFITAS PENTARGETAN PROGRAM BANTUAN SOSIAL SELAMA INI 100 Persentase Penerima Bantuan 75 Raskin 50 BLT 25 Efektifitas pentargetan setiap program dapat Daerah diperbaiki apabila seluruh program Pentargetan Jamkesmas menggunakan basis data yang sama (unified) Efektif 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Desil Konsumsi Rumah Tangga Sumber: Susenas 2009 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 16 16
  • 17. BASIS DATA TERPADU PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL Berisikan daftar Pengalaman berbagai Dilaksanakan nama, alamat & variabel pentargetan sebelumnya terintegrasi oleh BPS utama RT 40% kelompok terbawah BLT O I Proses PROSES Jamkesmas N Proses U PENDATAAN Pendataan T P Pendataan (Dilakukan 3 th sekali, Basis Data Raskin 2011 PPLS P U PSE 2005, 2011 Terpadu 2008, berikutnya PPLS U T PKH 2011) T Program Lain Sensus Penduduk 2010 menjadi Sebagai basis data penerima basis daftar rumah tangga yang program perlindungan sosial menjadi sasaran proses pendataan Basis Data Terpadu dapat disinergikan dengan Nomor Induk Kependudukan TNP2K MELAKUKAN KENDALI MUTU SISTEM PENTARGETAN NASIONAL TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 17 17
  • 18. PENETAPAN SASARAN PROGRAM MENGGUNAKAN BASIS DATA TERPADU Kriteria kepesertaan untuk suatu Kriteria Kepesertaan Program Perlindungan Sosial Program Perlindungan Sosial ditetapkan oleh Menteri terkait Basis Data Terpadu Kriteria tersebut diterapkan kepada Program Perlindungan Sosial Basis Data Terpadu Program Program Program Dihasilkan daftar nama dan alamat Perlindungan Perlindungan Perlindungan rumah tangga peserta masing-masing Sosial A Sosial B Sosial C program TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 18 18
  • 19. PENETAPAN SASARAN PKH MENGGUNAKAN BASIS DATA TERPADU Kriteria kepesertaan untuk PKH ditetapkan Kriteria Kepesertaan oleh Menteri Sosial: Keluarga Sangat Miskin Program Keluarga Harapan yang memiliki: Ibu Hamil/Nifas, Anak usia 0-6 tahun, Usia SD atau SMP, Usia 15-18 tahun yang belum selesai pendidikan dasar Kriteria tersebut diterapkan kepada Basis Data Terpadu yang berisikan daftar nama Basis Data Terpadu Program Perlindungan Sosial dan alamat 40% penduduk Indonesia dengan status sosial ekonomi terendah Program Keluarga Harapan Dihasilkan daftar nama dan alamat Keluarga calon peserta PKH TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 19 19
  • 20. CAKUPAN BASIS DATA TERPADU Basis Data Terpadu berisikan daftar nama 40 % dan alamat 40% penduduk Indonesia dengan status sosial ekonomi terendah Bukan Miskin 24 % 120% Garis Kemiskinan Hampir Miskin 12,49% Garis Kemiskinan Miskin 5% 80% Garis Kemiskinan Sangat Miskin TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 20 20
  • 21. KONDISIKONDISI TERKINI PELAKSANAAN TERKINI PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
  • 22. PKH TELAH DILAKSANAKAN SEBAGAI PROGRAM PILOT SEJAK TAHUN 2007 2007 2008 2009 2010 2011 Jumlah Rumah Tangga 0,500 0,642 0,720 0,816 1,116 (juta RT) Alokasi dana (Rp miliar) 800 1.000 1.100 1.300 1.600 Provinsi 7 13 13 20 25 Kabupaten/Kota 48 70 70 88 103 Kecamatan 337 637 781 946 1.151 Desa/Kelurahan 4.311 7.654 9.068 11.080 13.641 Pendamping 1.305 2.448 3.036 3.452 4.072 Operator & Staf Data 192 279 334 455 510 Koordinator Wilayah 3 8 8 18 23 Sumber: Kementerian Sosial TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 22 11
  • 23. PKH TELAH BERJALAN SEBAGAI PROGRAM CONDITIONAL CASH TRANSFER Terlihat dari : (1) Verifikasi kepatuhan telah berjalan (2) Keluarga mengetahui kewajibannya (3) Program menerapkan penalti atas ketidakpatuhan • VERIFIKASI adalah kunci dari pelaksanaan CCT. • Di awal 2011, 91% dari penerima manfaat PKH telah diverifikasi • Juni 2011: terdapat total 1,7 juta anggota keluarga yang dipantau oleh PKH Anak balita : 493.693 orang Anak usia SMP : 308.159 orang Anak usia SD : 867.701 orang Ibu hamil : 28.491 orang TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 12
  • 24. VERIFIKASI TELAH DIJALANKAN ATAS KEPATUHAN KELUARGA MENJALANKAN KEWAJIBAN % Keluarga Sasaran yang terverifikasi Hasil spot check TNP2K 91 menunjukkan bahwa 86 82 79 mayoritas keluarga PKH mengetahui tentang 41 kewajiban yang harus dipenuhi. 2010 - I 2010 - II 2010 - III 2010 - IV 2011 - I Sumber: Kementerian Sosial TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 24 13
  • 25. PENALTI TELAH DITERAPKAN BAGI KELUARGA YANG TIDAK MEMENUHI KEWAJIBAN % Keluarga Sasaran yang terkena PENALTI berupa pemotongan pemotongan bantuan, Tahun 2010 bantuan dikenakan bagi keluarga yang tidak 16 12.7 memenuhi kewajiban 12 8.2 8 7.2 Pembayaran tahap I tidak ada penalti karena langsung 4 dibayarkan. Verifikasi mulai 0 dilaksanakan setelah 2010 - I 2010 - II 2010 - III 2010 - IV pembayaran tahap I. Sumber: Kementerian Sosial TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 25 14
  • 26. BERBAGAI STUDI/ASSESSMENT TELAH DILAKUKAN • Laporan Akhir Evaluasi Program Perlindungan Sosial: Program Keluarga Harapan 2009 (BAPPENAS) • PKH Laporan Akhir Spot Check PKH 2009 (Kementerian Sosial, PKH) • PKH Spot Check 2010 (Pusat Penelitian Kesehatan, Universitas Indonesia) • PKH Final Impact Evaluation Report of Indonesia’s Household Conditional Cash Transfer Program (World Bank 2010) • PKH Operational Assessment reports (Ayala 2010, Tarcisio 2010) • ADB Pro-Poor Planning and Budgeting Project Working Paper 5 – Two case studies on implementing Indonesian CCT program (BAPPENAS) • Qualitative Impact Study for PNPM Generasi and PKH on the Provision and the Utilization of Maternal and Child Health Services and Basic Education Services in the Provinces of West Java and East Nusa Tenggara (SMERU 2011) • PKH PER Report Draft (World Bank 2011) • Spot Check PKH di 7 Kabupaten 2011 (TNP2K) TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 26 16
  • 27. DAMPAK PKH TERHADAP KESEHATAN • PKH memberi dampak positif dan nyata dalam meningkatkan perilaku hidup sehat penerima program – Jumlah kunjungan ibu hamil dan ibu nifas ke fasilitas kesehatan meningkat 7-9 percentage points; – Jumlah balita yang ditimbang meningkat sekitar 15-22 percentage points; – Persalinan menggunakan fasilitas kesehatan meningkat 5 percentage points; – Persalinan dibantu petugas kesehatan (bidan terlatih dan dokter) meningkat 6 percentage points; • Dampak PKH lebih kuat di daerah dengan fasilitas kesehatan yang lebih baik: dampak di daerah perkotaan lebih baik dibandingkan dampak di perdesaan. • Meskipun demikian belum diketahui dampak jangka panjang terhadap kesehatan. Biasanya diperlukan waktu yang lebih lama pelaksanaan program dan tidak terlihat pada 1-3 tahun pelaksanaan program. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 27 17
  • 28. DAMPAK PKH TERHADAP PENDIDIKAN • Mendorong anak usia 6-15 tahun untuk tetap di sekolah, dan tingkat ketidakhadiran anak dari keluarga PKH relatif rendah • Tidak terlihat peningkatan nyata pada tingkat partisipasi SD ataupun SMP – Partisipasi SD sudah tinggi – Untuk tingkat SLTP terkait faktor a.l.: jadwal penyaluran PKH tidak sesuai waktu pendaftaran (April-Mei), dan jumlahnya tidak selalu mencukupi untuk pendaftaran ke SMP. • Belum terlihat spillover effect PKH terhadap pengurangan pekerja anak (pengurangan sebesar 0,6% dan tidak signifikan). – Mekanisme PKH perlu disempurnakan untuk menangani pekerja anak – Diduga nilai bantuan tunai tidak cukup besar untuk mengkompensasi pendapatan pekerja anak – PKH tidak bisa menjadi satu-satunya program menangani pekerja anak. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 28 18
  • 29. DAMPAK PKH TERHADAP PENGELUARAN KONSUMSI • Di tahun 2009 Program PKH meningkatkan rata-rata konsumsi perkapita per bulan sebesar 10 persen dibandingkan tahun 2007 • Transfer tunai PKH digunakan untuk tujuan kesehatan dan pendidikan (seragam, sepatu, suplemen gizi dan biaya transportasi) serta keperluan lain (perbaikan rumah, pembayaran utang) DAMPAK PKH LAINNYA • PKH memberi spill-over effect pada keluarga yang tidak menerima program (namun masih di kecamatan yang sama), antara lain: o Jumlah kunjungan bumil meningkat (4 percentage points) o Anak usia 0-5 tahun yang ditimbang meningkat sekitar 7 percentage points. o Persalinan lebih banyak (8 percentage points) dilakukan di fasilitas kesehatan. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 29 19
  • 30. ARAH STRATEGIS KONDISI TERKINI PELAKSANAAN PKH PERLUASAN DAN PENGEMBANGAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Perluasan Cakupan PKH Melayani 3 Juta Keluarga Pada Tahun 2014 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
  • 31. ARAH PERLUASAN PKH (1) • Pentargetan – Data penerima PKH bersumber dari Basis Data Terpadu – Peserta PKH adalah berbasiskan keluarga – Otomatis kepesertaan Jamkesmas, Raskin, dan Bantuan Pendidikan untuk keluarga PKH • Pembayaran – Dilakukan tepat waktu untuk mendukung peningkatan pendaftaran di sekolah – Pembayaran menggunakan rekening penerima (GIRO online) dan pembayaran via bank (untuk sekaligus meningkatkan financial inclusion) • Pembukaan rekening bank membutuhkan KTP – Pembayaran untuk keluarga penerima PKH yang baru dilakukan minimal 2 kali setahun TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 31 21
  • 32. ARAH PERLUASAN PKH (2) • Prinsip Cakupan – 2012 PKH di sedikitnya 1 kabupaten/kota di setiap provinsi – Mulai 2012 ekspansi di kabupaten yang sama di setiap provinsi (Prinsip Saturasi) – Prioritas daerah dengan angka kemiskinan tinggi – 2014 cakupan keluarga sasaran meliputi seluruh keluarga sangat miskin • Perencanaan 2012 Lokasi Jumlah Keluarga Keluarga di 8 provinsi baru 120.000 Keluarga di kab/kota baru, di provinsi yang sudah ada PKH 100.000 Keluarga di kecamatan baru, di kab/kota yang sudah ada PKH 180.000 Total tambahan keluarga baru 2012 400.000 Sumber: Kementerian Sosial dan TNP2K TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 32 22
  • 33. CAKUPAN DAERAH LOKASI PKH, TAHUN 2011 Kabupaten/Kota Penerima PKH Sumber: TNP2K dan Kemensos TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 33 23
  • 34. CAKUPAN PKH DI PROVINSI NAD SABANG PROVINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM BANDA ACEH ACEH BESAR LHOKSEUMAWE PIDIE BIREUEN ACEH UTARA ACEH JAYA Kabupaten/Kota Penerima PKH BENER MERIAH ACEH TIMUR ACEH TENGAH ACEH BARAT KOTA LANGSA ACEH TAMIANG NAGAN RAYA GAYO LUES ACEH BARAT DAYA ACEH TENGGARA ACEH SELATAN SIMEULUE ACEH SINGKIL ACEH SINGKIL Sumber: TNP2K dan Kemensos TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 34 24
  • 35. CAKUPAN PKH DI PROVINSI JAWA BARAT PROVINSI JAWA BARAT BEKASI KARAWANG KOTA BEKASI KOTA DEPOK SUBANG INDRAMAYU BOGOR KOTA BOGOR PURWAKARTA CIREBON KOTA CIREBON KOTA CIMAHI SUMEDANG MAJALENGKA BANDUNG BARAT KOTA SUKABUMI KOTA BANDUNG KUNINGAN SUKABUMI BANDUNG CIANJUR KOTA TASIKMALAYA KOTA BANJAR GARUT TASIKMALAYA CIAMIS Kabupaten/Kota Penerima PKH Sumber: TNP2K dan Kemensos TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 25
  • 36. PERENCANAAN PKH s/d 2014 2011 2012 2013 2014 Keluarga sasaran (juta) 1,116 1,516 2,4 3,0 Provinsi 25 33 33 33 Kabupaten/Kota 103 166 350 500 Kecamatan 1.151 1.551 2.667 3.342 Desa 13.641 21.471 29.301 37.131 Kebutuhan dana (Rp triliun) 1,8 3,2 4,2 Sumber: Kementerian Sosial dan TNP2K Catatan: Agar dapat dialokasikan 2 kali pembayaran bagi keluarga sasaran baru di tahun 2013 (sebesar 884 ribu keluarga), maka diperlukan aktifitas persiapan pembayaran di tahun 2012. Akan ada dampak pada komposisi biaya administrasi, namun hal tersebut dapat dibenarkan karena akan menciptakan efisiensi pelaksanaan program di tahun anggaran berikutnya. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 36 26
  • 37. ESTIMASI CAKUPAN 2014 UNTUK LAYANAN 3 JUTA KELUARGA PENERIMA PKH Menggunakan informasi yang ada sekarang, diproyeksikan bahwa cakupan layanan 3 juta keluarga penerima PKH berarti layanan kepada: – Balita : 1,7 juta – Anak usia SD : 3,0 juta – Anak usia SMP : 1,1 juta – Ibu hamil : 100 ribu Secara total berarti pendampingan, verifikasi, dan layanan kepada 5,9 juta orang dari Keluarga Sangat Miskin. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 37 27
  • 38. KEBUTUHAN KELEMBAGAAN KONDISI TERKINI PELAKSANAAN (INSTITUSIONAL) PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Pelayanan Untuk 3 Juta Keluarga Pada Tahun 2014 Membutuhkan Pelaksanaan Fungsi-fungsi Penting PKH Dalam Suatu Sistem Yang Efektif Dan Efisien TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
  • 39. TAHAP-TAHAP PELAKSANAAN PKH 1 2 3 PERTEMUAN AWAL DATA PENTARGETAN DAN VALIDASI Penentuan lokasi dan Memastikan Keluarga Penyiapan data dasar, Keluarga Sangat Miskin Sangat Miskin sebagai diperolah dari penyedia berdasarkan kuota nasional peserta PKH, melibatkan data dan Keluarga Sangat Miskin stakeholder, fasdik/faskes, di Kab/Kota Keluarga Sangat Miskin 6 5 4 PEMUTAKHIRAN DATA VERIFIKASI PEMBAYARAN Pembayaran tahap awal Memastikan berdasarkan Perbaikan data peserta komitmen/kepatuhan validasi, tahap selanjutnya secara periodik Keluarga Sangat Miskin berdasarkan verifikasi dan menjalankan kewajiban pemutakhiran data TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 39 29
  • 40. STRUKTUR ORGANISASI – TINGKAT PUSAT Struktur organisasi ini mencerminkan fungsi-fungsi yang harus dijalankan agar PKH dapat mencakup 3 juta keluarga penerima. Menggunakan benchmark internasional, pelaksanaan fungsi di bawah membutuhkan sekitar 100 orang staf. Kepala Program SDM dan Sosialisasi dan Administrasi Sistem Informasi Operasional Pelatihan Hubungan Luar Pengolahan Koordinasi Lintas Anggaran & Keu. SDM Wilayah Timur Pembayaran Sektor Pengadaan Sistem Informasi Pelatihan Wilayah Tengah Sosialisasi Publik Hukum Perlengkapan IT Wilayah Barat TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 40 30
  • 41. DIMENSI TUGAS OPERASIONAL (DIBAGI DALAM KAWASAN TIMUR-TENGAH-BARAT) • Penetapan prosedur • Registrasi peserta • Verifikasi / kepatuhan • Layanan pengaduan (complaints/grievances) • Pemutakhiran data • Monitoring program TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 41 31
  • 42. TINGKAT PROVINSI TINGKAT KAB/KOTA Koordinator Program Koordinator Program Provinsi Kab/Kota Manager Operasi Administrasi Layanan Layanan Pengaduan Data & informasi Pendamping Penerima MIS Admin • Dibutuhkan penguatan koordinasi pelaksanaan PKH di tingkat provinsi. Rata-rata jumlah staf provinsi: 20 orang. • Rata-rata jumlah staf administrasi dan pendamping di setiap kabupaten/kota adalah 17 orang. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 42 32
  • 43. TOTAL KEBUTUHAN STAF Pusat Berdasarkan perkiraan 100 staf menggunakan benchmark internasional, maka untuk Provinsi melayani sejumlah 3 juta 33 @ 20 staf = 360 staf keluarga sasaran, dibutuhkan total 8.960 orang staf yang terbagi di tingkat Kabupaten / Kota Pusat, Provinsi, dan 500 @ 17 staf = 8500 staf Kabupaten/Kota (1500 operator data, 6000 pendamping, 500 koordinator kab/kota, 500 staf administrasi) TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 43 33
  • 44. KOORDINASI ANTARLEMBAGA KONDISISasaran Pada Tahun 2014 Mensukseskan 3 Juta Keluarga TERKINI PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Dibutuhkan Koordinasi Antar-K/L yang Kuat, karena PKH Adalah Program Nasional yang bersifat Lintas Sektoral TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
  • 45. PKH ADALAH PROGRAM NASIONAL Fasilitas Keluarga PKH Pendidikan, Kesehatan, (Demand Side) & Rumah Singgah (Supply Side) Kementerian Pendidikan Nasional Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan Memastikan kesediaan Keluarga • Layanan fasilitas pendidikan & kesehatan, untuk mengikuti program: Pendampingan, Pemantauan • Pencatatan kehadiran di fasdik/faskes Kepatuhan, dan Pembayaran untuk verifikasi kepatuhan program  tugas tambahan bagi staf fasdik/faskes Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kementerian Sosial • Layanan rumah singgah (shelter) bagi anak jalanan dan pekerja anak. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 45 35
  • 46. KOMPLEMENTARITAS PROGRAM (1) BANTUAN RASKIN JAMKESMAS PKH PENDIDIKAN • Karena mencakup keluarga sangat miskin, maka penerima PKH secara otomatis adalah juga penerima Jamkesmas, Raskin, dan Bantuan Pendidikan untuk keluarga miskin. • Komplementaritas program di Klaster I memastikan bantuan sosial yang sifatnya terpadu. • Alternatif: – Kepesertaan otomatis menggunakan kartu penerima PKH – Setiap tahun PKH memberikan daftar penerima PKH kepada Pengendali Jamkesmas, Raskin & Bantuan Pendidikan • Sekretariat TNP2K dapat menjadi fasilitator komplementaritas program. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 46 36
  • 47. KOMPLEMENTARITAS PROGRAM (2) PNPM PKH GENERASI • PNPM Generasi adalah Community Conditional Cash Transfer, yang seyogyanya merupakan komplementer dengan PKH  Komplementaritas program Klaster I dan Klaster II. • Sinkronisasi lokasi PKH dengan lokasi PNPM Generasi. • Sinkronisasi kegiatan Pendamping PKH dan Fasilitator PNPM. • Pelibatan komunitas dalam pemantauan/evaluasi kegiatan (dan remunerasi) Pendamping PKH. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 47 37
  • 48. STRATEGI NASIONAL BANTUAN SOSIAL TERPADU BERBASIS KELUARGA - KLASTER 1 (INTEGRATED FAMILY BASED SOCIAL ASSISTANCE) Sangat Miskin Miskin Hampir Miskin Kesehatan Dasar 1 Jamkesmas PKH Resiko (Seluruh peserta PKH otomatis peserta Kesehatan Jamkesmas) Catastrophic Pendidikan Dasar 2 PKH Bantuan pendidikan (s/d SLTP) Keberlanjutan Pendidikan (Terintegrasi memastikan keberlanjutan jenjang, Pendidikan Tinggi Seluruh peserta PKH otomatis mendapatkan bantuan pendidikan) Ketidakmampuan 3 PKH Raskin Guncangan Cash for work Ekonomi Bantuan tunai Dampak kebijakan Pada kondisi krisis dimungkinkan program perlindungan lainnya TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 48 48
  • 49. DASAR HUKUM TKPK DAERAH • Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 Tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan • Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 42 Tahun 2010 Tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 49
  • 50. KELEMBAGAAN TKPK PROVINSI Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur. • Ketua TKPK Provinsi: Wakil Gubernur yang ditetapkan oleh Gubernur. • Sekretaris TKPK Provinsi: Kepala Bappeda Provinsi yang ditetapkan oleh Gubernur. • Keanggotaan TKPK Provinsi terdiri dari unsur pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan pemangku kepentingan lainnya dalam penanggulangan kemiskinan. • Penetapan tugas, susunan keanggotaan, kelompok kerja, sekretariat, dan pendanaan TKPK Provinsi diatur dengan Surat Keputusan Gubernur dengan memperhatikan Perpres 15/2010. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 50 50
  • 51. STRUKTUR ORGANISASI TKPK PROVINSI TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 51 51
  • 52. KELEMBAGAAN TKPK KABUPATEN/KOTA Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota. • Ketua : Wakil Bupati/Wakil Walikota (ditetapkan oleh Bupati/Walikota) • Sekretaris : Kepala Bappeda Kabupaten/Kota (ditetapkan oleh Bupati/Walikota) • Anggota : terdiri dari unsur pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan pemangku kepentingan lainnya dalam penanggulangan kemiskinan. • Penetapan tugas, susunan keanggotaan, kelompok kerja, sekretariat, dan pendanaan TKPK Kabupaten/Kota diatur dengan SK Bupati/Walikota dengan memperhatikan Perpres No. 15 tahun 2010. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 52 52
  • 53. STRUKTUR ORGANISASI TKPK KABUPATEN/KOTA TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 53 53
  • 54. HARAPAN KEPADA TKPK DAERAH 1. TKPKD mampu mendorong proses perencanaan dan penganggaran yang dapat mendukung efektivitas penanggulangan kemiskinan. 2. TKPKD mampu melakukan koordinasi dan pemantauan program penanggulangan kemiskinan di daerah. 3. TKPKD menyampaikan laporan hasil rapat koordinasi TKPKD, paling sedikit 3 kali setahun (Pasal 25 Permendagri No. 42 tahun 2010); dan hasil pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di daerah kepada Wakil Presiden selaku Ketua TNP2K (Pasal 27 Permendagri No. 42 tahun 2010) TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 54 54
  • 55. TUGAS TIM TEKNIS TKPK DAERAH Menyiapkan Agenda Rapat TKPK Daerah, yakni: 1. Hasil analisis terhadap kondisi kemiskinan di daerah 2. Hasil analisis terhadap anggaran belanja untuk penanggulangan kemiskinan di daerah (APBN dan APBD) 3. Skema koordinasi dan pengendalian pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di daerah TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 55 55
  • 56. MEMANTAU SITUASI DAN KONDISI KONDISI TERKINI PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) KEMISKINAN DI DAERAH TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
  • 57. PENENTUAN INDIKATOR TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 57
  • 58. ANGKA KEMATIAN BAYI DAN INDIKATOR PENDUKUNGNYA Proporsi Kelahiran Ditolong Tenaga Kesehatan Angka Kematian Bayi Per 1.000 Kelahiran Hidup Lebih dari 95 Persen Kurang dari 15 Jiwa 90-95 Persen 15 - 20 Jiwa 85-95 Persen 20 - 25 Jiwa Kurang dari 85 Persen Lebih dari 25 Jiwa Angka Kematian Bayi Kelahiran Ditolong Tenaga Kesehatan Rasio Dokter Per 100.000 Penduduk Lebih dari 90 Orang Jarak Puskesmas Terdekat 60 - 90 Orang Kurang dari 3 Kilometer 30 - 60 Orang 3 - 6 Kilometer Kurang dari 30 Orang 6 - 9 Kilometer Lebih dari 9 Kilometer Rasio Dokter Jarak Puskesmas Terdekat TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 58
  • 59. ANALISIS PERBANDINGAN ANTAR WILAYAH Contoh Kasus Perbandingan Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1.000 Kelahiran Hidup Menurut Kabupaten/Kota, Provinsi Bali 2009 40 35 30 31,42 25 26,17 Jiwa 20 36,50 32,35 32,04 15 23,25 22,70 22,61 21,60 10 18,67 14,84 5 0 KARANG BULELENG KLUNGKUNG BANGLI JEMBRANA BADUNG GIANYAR KOTA TABANAN ASEM DENPASAR AKB Kab./Kota AKB Provinsi AKB Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 59
  • 60. ANALISIS RELEVANSI Contoh Kasus 50 45 43,50 40 35,59 35 Jiwa 32,21 31,42 30 29,20 25 27,06 26,35 26,17 20 2002 2005 2008 2009 PROVINSI BALI NASIONAL Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 60
  • 61. ANALISIS EFEKTIVITAS Contoh Kasus 30 29 28 27 Jiwa 26 29,20 25 27,06 26,35 26,17 24 23 2002 2005 2008 2009 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 Pada periode tahun 2002-2009, AKB Provinsi Bali menurun dari 29,20 jiwa/1000 kelahiran hidup pada tahun 2002 menjadi 26,17 jiwa/1000 kelahiran hidup pada tahun 2009. Dengan demikian, program-program yang mendukung penurunan angka kamatian bayi (AKB) di Provinsi Bali efektif dan berdampak positif terhadap kualitas kesehatan penduduk, khususnya kesehatan bayi. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 61
  • 62. ANALISIS PENENTUAN WILAYAH PRIORITAS Contoh Kasus Penentuan Kabupaten/kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Di Bidang Kesehatan Provinsi Bali 2009 39 Angka Kematian Bayi Per 1.000 Prioritas 1 KARANG ASEM Prioritas 3 34 BULELENG Kelahiran Hidup KLUNGKUNG 29 24 BADUNG BANGLI JEMBRANA Prioritas 4 GIANYAR 19 KOTA DENPASAR Prioritas 2 TABANAN 14 0 2 4 6 8 10 Sumber: Hasil Estimasi TNP2K Tingkat Kemiskinan Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka kematian bayi (AKB) per 1.000 Kelahiran Hidup sebagai salah satu indikator utama dibidang kesehatan dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Prioritas Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan AKB tinggi. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk menurunkan AKB dengan target kelahiran yang berasal dari rumah tangga miskin. Wilayah tersebut adalah: Kabupaten Karang Asem, Buleleng dan Klungkung. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 62
  • 63. ANALISIS BESARAN PENGELUARAN KONDISI TERKINI PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) PEMERINTAH DAERAH TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
  • 64. ANALISIS ANGGARAN MELIHAT KESESUAIAN ALOKASI DENGAN PRIORITAS Contoh Kasus Distribusi Belanja Menurut Fungsi , Provinsi Bali Tahun 2010 (Juta Rupiah) Kesehatan Rp.96.452 Pendidikan 4,58% Rp. 183.424 8,71% Perlindungan Sosial Rp. 29.464 1,40% Ekonomi Pelayanan Umum Rp. 36.7063 Rp.1.335.375 17,43% 63,41% Ketertiban dan Ketentraman Rp.46.106 2,19% Pariwisata dan Budaya Rp.481.63 Sumber: Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan 2011 2,29% TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 64
  • 65. ANALISIS ANGGARAN UNTUK MELIHAT PERKEMBANGAN ALOKASI ANGGARAN DARI TAHUN KE TAHUN Contoh Kasus Perkembangan Distribusi Belanja Bidang Kesehatan, Provinsi Bali Tahun 2007 - 2010 (Milliar Rupiah) 7,00 210,0 6,00 6,51 160,0 5,00 Miliar Rp 4,60 4,64 4,58 110,0 Persen 4,00 106,98 3,00 96,45 60,0 69,66 2,00 57,81 10,0 1,00 0,00 (40,0) 2007 2008 2009 2010 Proporsi Alokasi Belanja Bidang Kesehatan (%) Alokasi Belanja Bidang Kesehatan (Miliar) Sumber: Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, kementerian Keuangan 2011 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 65
  • 66. ANALISIS ANGGARAN OLEH PEMERINTAH DAERAH SATU TINGKAT DI ATASNYA UNTUK MELIHAT DISTRIBUSI ANGGARAN Contoh Kasus Distribusi Anggaran Bidang Kesehatan dan Permasalahan Angka Kematian Bayi Provinsi Bali, Tahun 2010 45 120,0 Alokasi Belanja Kesehatan (Miliar Rp) Angka Kematian Bayi (Jiwa) 30 80,0 15 40,0 0 - JEMBRANA TABANAN BADUNG GIANYAR KLUNGKUNG BANGLI KARANG BULELENG KOTA ASEM DENPASAR Sumber: Hasil Estimasi TNP2K Angka Kematian Bayi Alokasi Belanja Kesehatan TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 66
  • 67. CONTOH KASUS ANALISIS DISTRIBUSI ANGGARAN: BIDANG KESEHATAN Contoh Kasus Belanja Kesehatan Menurut Jenis Program Kabupaten Ende, Tahun 2009 TOTAL PROGRAM PERSEN (RP) Program Kesehatan Masyarakat 14,997,017,108 21.15% PR 1.1 KIA 1,789,936,829 2.52% PR 1.2 Gizi 529,165,600 0.75% PR 1.3 Immunisasi 250,209,538 0.35% PR 1.5 Malaria 7,147,062 0.01% PR 1.6 HIV/AIDS 107,281,285 0.15% PR 1.7 Penyakit Menular Lain 532,680,000 0.75% PR 1.9 KB 248,927,050 0.35% PR 1.10 Usaha Kesehatan Sekolah 38,465,000 0.05% PR 1.12 Kesehatan Lingkungan 10,649,674,005 15.02% PR 1.13 Promosi Kesehatan 769,817,416 1.09% PR 1.14 Penanggulangan Bencana 28,219,238 0.04% PR 1.15 Surveilans 42,994,085 0.06% PR 1.16 Program Kesehatan Masyarakat Lainnya 2,500,000 0.00% TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 67
  • 68. TOTAL PROGRAM PERSEN (RP) Program Kesehatan Perorangan 25,069,669,749 35.35% PR 2.1 Pelayanan Rajal 927,859,101 1.31% PR 2.2 Pelayanan Ranap 2,159,795,759 3.05% PR 2.3 Pelayanan Rujukan 4,444,890,100 6.27% PR 2.4 Pengobatan Umum (tidak jelas masuk PR 2.1- 2.3) 17,537,124,790 24.73% Program yang Menyangkut Capacity Building/Penunjang 30,855,527,371 43.51% PR 3.1 Administrasi & Manajemen 15,854,286,995 22.35% PR 3.3 Capacity Building 1,401,968,343 1.98% PR 3.4 Pengadaan dan Pemeliharaan Infrastruktur 8,486,541,583 11.97% PR 3.5 Pengawasan (Monitoring dan Supervisi) 81,240,000 0.11% PR 3.6 Obat dan Perbekalan Kesehatan 5,014,666,210 7.07% PR 3.8 Program Capacity Building/Penunjang Lainnya 16,824,240 0.02% Grand Total 70,922,214,228 100.00% Sumber: Ascobat Gani, 2010 Distribusi anggaran program kesehatan masyarakat lebih kecil dibandingkan dengan anggaran program penunjang dan program kesehatan perorangan. Dari keseluruhan anggaran sektor kesehatan, hanya 21,15 persen yang digunakan untuk program kesehatan masyarakat. Anggaran program kesehatan masyarakat yang relatif lebih kecil berpotensi memperlambat pencapaian sasaran pembangunan dan sasaran pencapaian MDGs, khususnya pada bidang kesehatan. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 68
  • 69. CONTOH KASUS ANALISIS GAP: BIDANG PENDIDIKAN Contoh Kasus Kebutuhan dan Pemenuhan Biaya Operasional Satuan pendidikan - Jenjang Sekolah Dasar (SD/MI) Kota Surakarta 100.000 APBD 2 - 30.000 BPMKS KOTA 530.000 APBD 1 - BOS- 400.000 P APBN - BOS BOSP Pembiayaan Sumber: Hasil Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Kota Surakarta, 2010 Hasil perhitungan BOSP untuk SD/MI dengan menggunakan indeks Permendiknas adalah sebesar Rp 530,000 per siswa. Pemerintah pusat melalui alokasi BOS menyediakan sebesar Rp 400.000 per siswa. Sisanya sebesar Rp. 130,000 per siswa harus disediakan oleh pemerintah daerah. Jika Pemerintah Provinsi mengalokasikan Rp. 30.000 per siswa, maka pemerintah kota harus menyediakan Rp. 100,000 per siswa. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 69
  • 70. Contoh Kasus Kebutuhan dan Pemenuhan Biaya Operasional Satuan pendidikan - Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) Kota Surakarta 24.000 50.000 APBD 2 - BPMKS KOTA APBD 1 - BOS-P 649.000 575.000 APBN - BOS BOSP Pembiayaan Sumber: Hasil Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Kota Surakarta, 2010 Hasil perhitungan BOSP untuk SMP/MTS dengan menggunakan indeks Permendiknas adalah sebesar Rp 649,000 per siswa. Pemerintah pusat melalui alokasi BOS menyediakan sebesar Rp 575.000 per siswa.Sisanya sebesar Rp. 74,000 per siswa harus disediakan oleh pemerintah daerah. Jika Pemerintah Provinsi mengalokasikan Rp. 50.000 per siswa, maka pemerintah kota harus menyediakan Rp. 24,000 per siswa. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 70
  • 71. Contoh Kasus Kebutuhan dan Pemenuhan Biaya Operasional Satuan pendidikan - Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) Kota Surakarta 24000.0 50000.0 APBD 2 - BPMKS KOTA APBD 1 - BOS-P 649000.0 575000.0 APBN - BOS BOSP Pembiayaan Sumber: Hasil Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Kota Surakarta, 2010 Hasil perhitungan BOSP untuk SMP/MTS dengan menggunakan indeks Permendiknas adalah sebesar Rp 649,000 per siswa. Pemerintah pusat melalui alokasi BOS menyediakan sebesar Rp 575.000 per siswa.Sisanya sebesar Rp. 74,000 per siswa harus disediakan oleh pemerintah daerah. Jika Pemerintah Provinsi mengalokasikan Rp. 50.000 per siswa, maka pemerintah kota harus menyediakan Rp. 24,000 per siswa. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 71
  • 72. ANALISIS PERBANDINGAN PROPORSI BELANJA OPERASIONAL SEKOLAH Contoh Kasus Perbandingan Proporsi Belanja Operasional Sekolah Kota Surakarta Operasional non-sekolah Rp 30.2 M(8%) Operasional sekolah Rp 18 (5%) Modal non sekolah Rp3.1 Gaji pendidik M (1%) Rp 245.4 M Modal Sekolah- (67%) PBM Rp13.2 M (4%) Gaji bukan Modal sekolah pendidik Rp infrastruktur 18.8 Rp39.6M (5%) (11%) TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 72
  • 73. ANALISIS SUMBER DAYA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Contoh Kasus Rasio Siswa/ Guru dan Rasio Rombel/Guru tingkat SD/MI Provinsi Sumatera Barat,Tahun 2009/2010 Rasio Rasio Jumlah Jumlah Jumlah Kabupaten Siswa / Rombel / Siswa Rombel Guru Guru Guru KEPULAUAN MENTAWAI 12.311 691 505 24,38 0,73 PESISIR SELATAN 61.593 2.007 3.820 16,12 1,90 SOLOK 50.754 2.275 3.739 13,57 1,64 SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG 53.406 1.306 1.872 28,53 1,43 TANAH DATAR 43.094 1.962 2.965 14,53 1,51 PADANG PARIAMAN 61.520 2.691 3.653 16,84 1,36 AGAM 50.657 2.658 3.904 12,98 1,47 LIMA PULUH KOTO 45.536 2.362 3.577 12,73 1,51 PASAMAN 38.921 1.636 2.271 17,14 1,39 SOLOK SELATAN 21.166 959 1.706 12,41 1,78 DHARMASRAYA 24.274 1.066 1.726 14,06 1,62 PASAMAN BARAT 53.423 2.033 3.742 14,28 1,84 KOTA PADANG 97.211 3.126 5.713 17,02 1,83 KOTA SOLOK 7.210 291 600 12,02 2,06 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 73
  • 74. Rasio Rasio Jumlah Jumlah Jumlah Kabupaten Siswa / Rombel / Siswa Rombel Guru Guru Guru KOTA PADANG PANJANG 6.123 219 807 7,59 3,68 KOTA BUKITTINGGI 14.331 600 849 16,88 1,42 KOTA PAYAKUMBUH 14.932 529 904 16,52 1,71 KOTA PARIAMAN 11.037 440 471 23,43 1,07 SUMATERA BARAT 674.306 27.203 43.516 15,50 2,07 Rasio siswa/ guru di Provinsi Sumatera Barat rata-rata adalah 15 orang siswa/guru, lebih rendah dari Standar Nasional Pendidikan sebesar 28 orang siswa/guru maupun Standar Pelayanan Minimum Pendidikan sebesar 32 siswa/guru. Rendahnya rasio siswa/guru menunjukkan adanya kelebihan jumlah guru di Provinsi Sumatera Barat. Rata-rata rasio rombel/guru di Sumatera Barat adalah 2,07. Sementara itu, rasio ideal rombel/guru adalah 1. Tingginya rasio rombel/guru menunjukkan adanya kelebihan guru. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 74
  • 75. KOORDINASI DAN PENGENDALIAN KONDISI TERKINI PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) PELAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
  • 76. PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN NASIONAL DAN SASARANNYA No Program Sasaran 1 Program Keluarga Harapan (PKH) Rumah Tangga Miskin dan Sangat Miskin Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Rumah Tangga Hampir Miskin, Miskin dan 2 (Jamkesmas) Sangat Miskin 3 Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) Rumah Tangga Miskin dan Sangat Miskin Program Beasiswa Pendidikan untuk Keluarga Siswa dari Rumah Tangga Miskin dan 4 Miskin Sangat Miskin Siswa SD dari Rumah Tangga Miskin dan a. Sekolah Dasar (SD/MI) Sangat Miskin Siswa SMP/MTs dari Rumah Tangga b. Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) Miskin dan Sangat Miskin Siswa SMA/MA/SMK dari Rumah Tangga c. Sekolah menengah Atas (SMA/MA/SMK) Miskin dan Sangat Miskin Mahasiswa dari Rumah Tangga Miskin d. Pendidikan Tinggi (Diploma dan Sarjana) dan Sangat Miskin TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 76
  • 77. No Program Sasaran Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) 5 Kelompok Masyarakat Umum Mandiri a. PNPM Mandiri Perdesaan Kelompok Masyarakat Perdesaan a. PNPM Mandiri Perkotaan Kelompok MasyarakatPerkotaan Kelompok Masyarakat Pedalaman, Tertinggal a. PNPM Daerah Tertinggal dan Khusus dan Khusus (Bencana, Konflik dll) a. PNPM Peningkatan Pembangunan Infrastruktur Kelompok Masyarakat Perdesaan Perdesaan (PPIP) a. PNPM Pembangunan Infrastruktur Ekonomi Wilayah Kelompok Masyarakat Perdesaan (PISEW) a. PNPM Peningkatan Usaha Agrobisnis Pertanian Kelompok Masyarakat Pertanian Perdesaan (PUAP) a. PNPM Kelautan dan Perikanan (KP) Kelompok Masyarakat Pesisir dan Pelaut a. PNPM Pariwisata Kelompok Masyarakat Perdesaan Potensial a. PNPM Generasi Kelompok Masyarakat Perdesaan a. PNPM Green Kecamatan Development Program (G- Kelompok Masyarakat Perdesaan KDP) a. PNPM Neigbourhood Development (ND) Kelompok Masyarakat Perkotaan 6 Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 77
  • 78. PERBANDINGAN PENCAPAIAN PROSES VERIFIKASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) MENURUT PROVINSI, TAHUN 2010 120 100 080 060 040 020 - KALSEL JABAR DIY JATIM NAD GORONTALO SUMUT BANTEN SUMBAR NTB SULUT NTT DKI JAKARTA SD SMP BUMIL BALITA TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 78
  • 79. PERSENTASE ANAK BERUMUR 10-17 TAHUN MENURUT JENIS KEGIATAN, 2009 Mengurus Lainnya Pengangguran Rumah Tangga 4% Bekerja 3% 3% 10% Sekolah 80% TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 79
  • 80. NAD 5,34 SUMUT 5,26 SUMBAR 5,53 RIAU 10,02 JAMBI 4,99 SUMSEL 8,19 BENGKULU 4,18 LAMPUNG 5,88 BABEL 9,86 KEPRI 3,63 (DESEMBER 2010) DKI Jakarta 9,47 JABAR 3,87 Kredit Per Debitur - Provinsi JATENG 2,43 4,25 DIY 2,67 JATIM 3,49 BANTEN 5,82 BALI 3,34 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN NTB 3,11 NTT 4,00 KALBAR 8,86 KALTENG 9,79 KALSEL 5,04 KALTIM 5,69 SULUT 4,13 SULTENG 4,43 SULSEL 4,82 SULRA 3,03 GORONTALO 4,17 SULBAR 4,58 Kredit Per Debitur - Nasional MALUKU 8,18 MALUT 8,96 14,16 JUMLAH KREDIT PER-DEBITUR MENURUT PROVINSI PABAR PAPUA 6,96 80
  • 81. TERIMA KASIH TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Editor's Notes

  1. For 1st payment there is no enforcement or punishment for not meeting conditionality - this may create wrong perception that there are no conditions,
  2. PKH can improve targeting outcomes and improve cost-effectiveness by using the upcoming PPLS11 Database of Poor Households and eID systems to generate initial lists of verified poor and vulnerable households. Eligibility (according to program rules) can then be verified quickly without costly procedures.
  3. PKH can improve targeting outcomes and improve cost-effectiveness by using the upcoming PPLS11 Database of Poor Households and eID systems to generate initial lists of verified poor and vulnerable households. Eligibility (according to program rules) can then be verified quickly without costly procedures.
  4. Total staff = 112 staff Program Managers legal advisors, MonEv, Reporting and Admin = 16Budget Finance and recruitment = 31MIS = 14Personnel and training = 20Coordination and Public information = 11 ( coordination with MoH, MoNE, MoRA, BPS, PTPOS, MoHA, Operations = 20 (4 x managers + 16 Beneficiary Services)
  5. Provincial Staffing = 11 per province (363 provincial staff)Beneficiary Services = support to districts and collecting data on Registration, Verification/Compliance, Updates, Payments, Public Information