Dokumen tersebut membahas tentang proses penggilingan gabah menjadi beras dan optimalisasi penggunaan energi sekam padi untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya. Secara khusus dibahas tentang penggantian bahan bakar minyak/solar dengan energi sekam padi dalam proses pengeringan gabah dan penggerak mesin penggiling gabah, yang dapat menghemat biaya hingga ratusan ribu rupiah per siklus pengeringan dan pul
1. RICE PROCES POWERED RICE HUSK
(PROSES GABAH DENGAN TENAGA SEKAM PADI)
2.
Proses penggilingan gabah.
Proses penggilingan gabah menjadi beras dengan mesin rice milling unit sudah bukan hal yang
asing lagi, dari stationer rice mill ( penggilingan gabah di dalam gedung) maupun mobile rice
mill (penggilingan gabah berjalan).
Petani yang menggilingkan gabah menjadi beras pada mobile unit (slep keliling) tidak pernah
menimbang berapa berat gabah yang digilingkan dan menjadi beras berapa serta kwalitas beras
yang dihasilkan (baik warna beras maupun persentase beras pecahnya), begitu pula yang
mengoperasikan slep keliling tidak mau tahu berapa kadar air dari gabah yang digiling,
semuanya berlalu begitu saja yang punya gabah sudah puas dan yang menggiling sudah
mengambil upah giling.
Begitu pula pada unit stationary rice milling unit, jarang sekali yang melakukan pengujian kadar
air sebelum menggiling dan rata rata peralatan rice milling unit yang terpasang memang kurang
lengkap dari standar peralatan rice milling unit yang baik dan benar, memang dengan alat yang
tidak lengkap dari gabah akan keluar beras tetapi agak sulit diprediksikan rendemen beras yang
keluar, persentase beras pecah yang dihasilkan , warna beras setelah polishing begitu pula agak
sulit diprediksi biaya perawatan rice milling unitnya misalya rubber mill roll pada kondidi
normal baru ganti setelah menggiling 70 sd 80 ton gabah , akibat tidak konsistennya kadar air
gabah yang digiling harus diganti sebelum waktunya yang berarti pemborosan biaya.
Optimalisasi dan effisiensi Rice Mill Unit.
Dengan optimalisasi diharapkan akan didapatkan over all performance yang lebih baik
optimalisasi meliputi setting standart equipment (rata rata rice milling unit tidak dilengkapi
dengan paddy dryer, paddy separator dan rice grader) disamping itu perlunya dibuat standart
operating procedure yang jelas meliputi berapa persen kadar air gabah layak giling, waktu
tempering setelah pengeringan dll.
Dengan paddy dryer akan didapatkan kekeringan yang homogen dan pada kadar air yang
ditetapkan, selain itu juga untuk mengurangi biaya pengeringan meskipun dibandingkan
dengan pengeringan matahari).
Kelengkapan paddy separator diperlukan agar didapat beras dengan tingkat broken (beras
pecah) yang tidak melampaui ambang batas.
3. Effisiensi energy.
Pengeringan padi.
Effisiensi diperlukan untuk mendapatkan nilai tambah selama proses, titik berat effisiensi yang
dapat dilakukan adalah melakukan subtitusi penggunaan bahan bakar minyak/solar dengan
energy sekam padi.
Sebagai ilustrasi untuk mengeringkan 20 ton gabah selama 12 sd 14 jam diperlukan minyak
tanah sejumlah 200 liter atau hamper Rp 1 juta rupiah ( Rp 100/kg gabah), penggunaan minyak
tanah untuk pengeringan 100% dapat disubtitusi dengan sekam padi (200 liter minyak tanah
dapat disubtitusi dengan 800 kg sekam padi), dengan asumsi setahun mesin pengering
dioperasikan 150 kali akan dapat dihemat biaya sebesar Rp 150 jt/thn.
Mesin pengering biji bijian dengan bahan bakar minyak
4.
Perbandingan pengeluaran biaya pengeringan percycle pengeringan padi.
No Uraian Kapasitas A Kapasitas B Kapasitas C Kapasitas D
1 Konsumsi minyak tanah 125 150 175 200
(liter/cycle)
2 Pengeluaran minyak 625.000 750.000 875.000 1.000.000
tanah ( Rp/cycle)
3 Kebutuhan sekam untuk 500 600 700 800
gasifikasi (kg/cycle)
4 Pengeluaran sekam @ 75.000 90.000 105.000 120.000
Rp 150/kg ( Rp/cycle)
5 Tambahan upah kerja 80.000 80.000 80.000 80.000
operator ( 2 hk)
6 Biaya operasional 155.000 170.000 185.000 200.000
pengeringan dgn
gasifikasi sekam padi
7 Penghematan Rp/cycle 470.000 580.000 690.000 800.000
8 Penghematan per tahun 75.500.000 87.000.000 103.000.000 120.000.000
150 cycle
Dengan investasi reactor model twin Rp 80.000.000 sd Rp 100.000.000,‐ dapat dilihat bahwa
investasi akan kembali kurang dari satu tahun dengan hari kerja tidak lebih dari 150 hari
pertahun.
5. Rice milling
Rice milling unit rata rata digerakkan dengan diesel 50 sd 60 Hp atau mengkonsumsi solar
sebanyak 60 liter (Rp 300.000) per 10 ton gabah kering giling yang menghasilkan 650 kg beras,
efisiensi dengan memanfaatkan sekam padi untuk penggerak diesel dalam dual fuel system
dimana hanya diperlukan 25% solar dan sisanya dari energy gas sekam padi sehingga biaya
solar hanya sebesar Rp 75.000/ 10 ton gabah .
Tabel konsumsi solar single fuel dan double fuel system
No Kapasitas Solar ltr/10 ton Solar ltr/10 ton Penghematan Penghematan
(ton/hari) (solar saja) (solar gasifikasi) (ltr/10 ton) (Rp /10 ton)
1 Kapasitas 10 ton 60 liter 15 liter 45 liter 225.000
2 Kapasitas 20 ton 120 liter 30 liter 90 liter 450.000
3 Kapasitas 30 ton 180 liter 45 liter 135 liter 675.000
Dari table diatas dapat diprediksi apabila rice milling unit yang dilengkapi dengan padi dryer
dapat beroperasi 200 hari pertahun dan dengan kapasitas perhari seperti table diatas maka
akan dapat dihemat biaya pengeluaran bahan bakar solar cukup besar Rp 45 juta sd Rp 135
jutapertahun.
Tambahan investasi untuk pengadaan reactor lengkap dengan dust cyclone dan system fine
filter serta penambahan mixing air pada engine diesel akan dapat dikembalikan dalam kisaran
setahun atau dua tahun operasi.
Kesimpulan
Beberapa sentuhan dan sosialisasi teknologi pemanfataan energy sekam padi sebagai energy
terbarukan diperlukan sehingga usaha rice milling unit lebih mempunyai daya saing, dan tentu
pada akhirnya akan menjadi unit usaha yang bankable yang menguntunkan semua fihak.