SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
ASKEP PADA SISTEM PERNAFASAN
“BRONCHOPNEUMONIA”
A. KONSEP MEDIS
1. Defenisi
o Pneumonia adalah suatau peradangan/implamasi pada parenkim paru yang
dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi.
o Bronchopneumonia adalah reaksi radang pada dinding bronkus kecil
disertai atelektasis daerah percabangannya
o Bronchopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang
mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area
terlokalisasi di dalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang
berdekatan disekitarnya.
o Bronchopneumonia adalah suatau peradangan pada paru-paru dimana
peradangan tidak saja pada jaringan paru tapi juga pada bronkhioli.
Pada umumnya pneumonia dapat dibagi berdasarkan anatomi dan etiologinya:
 Berdasarkan anatominya
o Pneumonia lobarig : radang yang mengenai sebagian besar atau seluru
lobus
o Pneumonia lobularis (Bronchopneumonia) : radang paru yang
mengenai satu atau beberapa lobus dengan tanda bercak-bercak
infiltrasi.
o Pneumonia inttrestitialis (Bronchitis) : Radang paru pada dinding
alveoli peri bronchial dan jaringan interlobular.
 Berdasarkan anatominya
o Bakteri
o Virus
o Jamur
o Aspirasi
Faktor reposisi terjadinya Bronchopneumonia :
Tubuh mempunyai daya tahan yang berguna untuk melindungi bahaya infeksi
melalui mekanisme daya tahan traktus respiratorius dari rongga hidung
1. Susunan anatomis dari rongga hidung
2. Jaringan limfoid dari naso oro faring
3. Bulu getar pada sebagian besar epitel traktus respiratorius dan secret
4. Refleks batuk
5. Refleks efiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi.
6. Drainase sitem limfotik dan fungsi menyaring kelenjar limfe regional
7. Fagositosis, aksi enzimatik dan respons imunohormonal terutama dari
IgA.
2. Etiologi
1. Bakteri

: Stapilokokus, Streptokokus, Pneumokokus.

2. Virus

:Virus

influenza,

adenovirus,

rubella,

varicella,

sitomegalovirus, ginsitium pernafasan, dll
3. Micoplasma pneumonia
4. Jamur
5. Aspirasi oleh makanan, amnion dll
3. Fatofisiologi
Bronkupneumonia nampaknya disebabkan oleh beberapa etiologi yaitu virus,
bakteri jamur dan Aspirasi yang masuk kedalam saluran nafas bagian atas,
melewati bronkus, bronchiolus serta alveoli sehingga terjadi reaksi
peradangan pada broncus dab alveoli. Dengan adanya reaksi peradangan pada
broncus dan alveoli, maka muncul beberapa tanda sebagai akibat dari reaksi
tersebut

seperti

Sekresi

mucus

meningkat,

stimulasi

chemoreseptor

hipotalamus, Fibrosis serta bercak-bercak yang menyebar dipermukaaan
bronku, makaterjadi suatu peradangan paru yang tidak saja pada jaringan paru
tapiu juga pada bronkhioli.
4. Manifestasi klinis
1. Biasanya didahului dengan ISPA, Suhu mendadak tinggi (37-40 oC) dapat
disertai kejang
2. Batuk kering produktif, rhonkhi basa, stidor.
3. Dispnea, nafas cepat dan dangkal
4. Sianosis pada mulut dan hidung
5. Melemahnya suara nafas
6. Gelisah, cepat lelah
7. Retraksi dinding thoraks disertai nafas kuping hidung
8. Nyeri abdomen (akibat iritasi diafragma paru yang terinjeksi didekatnya)
9. Nyeri dada (Pleuritik)
10. Kadang muntah, diare, anoreksia.
5. Pemeriksaan Lab
1. Darah

: Leukositosis

2. Sputum

: Kuman penyebabnya

3. Foto dada : Tamfak infiltrat
6. Pengobatan
1. Istirahat

: tidak selalu perlu di rawat inap

2. Diet

: cairan harus cukup, hati-hati edema pulmonum

3. Medikamentosa

: Antibiotik umumnya berdasarkan pengalaman seperti
penisilin

G,

Ampisilin/Amoxilin,

Eritromisin,

Sefalosforin, Kotrimoksasol.
7. Komplikasi
Efusi fleura, Empiema torasis, abses paru, Atelektasis, gagal pernafasan,
trobo emboli, meningitis, Abses otak, endokarditis.
8. Prognosis
Prognosis dipengaruhi oleh:
1. Umur
2. Banyaknya lobus yang terkena
3. Renjatan septic
4. Gagal napas
5. Mulainya terapi antibiotic
6. Gagal jantung
7. Gagal ginjal
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Data Dasar Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelamahan, kelelahan, insomnia
Tanda :Letargi, penurunan toleransi terhadap aktifitas
b. Sirkulasi
Gejala

: Adanya (riwayat GJK) kronik

Tanda

: Takikardia, penampilan kemerahan/pucat

c. Integritas ego
Gejala : banyaknya stressor
d. Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, riwayat DM.
Tanda : distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan
turgor buruk, penampilan kakeksia (malnutrisi)
e. Neurosensori
Gejala : sakit kepala daerah prontal Influensa)
Tanda : Perubahan mental (bingung, samnolen)
f. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Sakit kepala, nyeri dada, meningkat oleh batuk, nyri dada
substeinal.
Tanda : Melindungi area yang sakit (pasien umumnya tidur pada sisi
yang sakit untuk membatasi gerakan.

g. Pernafasan
Gejala : riwayat adanya/ISK kronis (pleuritik), merokok sigaret, takipnea,
pernafasan dangkal, pelebaran nasal, penggunaan otot aksesori.
Tanda : Sputum
Perfusi

: Merah mudah, berkarat atau purulen
: Pekak diatas area yang konsolidasi

Bunyi nafas: Menurun atau tidak ada diatas area yang terlibat
atau nafas bronchial
h. Keamanan
Gejala : Riwayat gangguan sistem imun
Tanda : Berkeringat, menggigil berulang, gemetar, kemerahan mungkin
ada pada kasusu rubella atau varicella
Pemeriksaan diagnostic
- Sinar X

: Mengidentifikasi distribusi structural

- Elektrolit

: Natrium dan klorida mungkin rendah

- Bilirubin

: Mungkin meningkat

- Gda/Nadi oksimetri : tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas
paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada
-Pemeriksaan fungsi paru ; Udara mungkin menurun(kongesti dan kolaps
alveolar), tekanan jalan nafas meningkat dan
komplikasi lain menurun, mungkin terjadi
perembesan hipoksemia.
-Aspirasi/biopsi jaringan paru terbuka; dapat menyatakan intranuklear tipikal
keterlibatan

sitoplasmik

(CMU),

karakteristik sel raksasa (rubella)
2. Penyimpangan KDM
Virus Bakteri Jamur Aspirasi
↓
Masuk Saluran cerna bagian atas
↓
Bronkus, bronchiolus
↓
Alveoli
↓
Reaksi peradangan pada broncus dan alveoli
↓
↓
↓
↓
Stimulasi kemoreseptor
Fibrosis dan pelebaran
Bercak-bercak menyebar
Hipotalamus
diseluruh permukaan
↓
permukaan bronkus
Set poin bertambah
Atelektasisi
↓
↓
↓
Merangsang sel-sel
Respon mengigil
Gangguan difusi O2 & CO2 epitel untuk memproduksi
↓
↓
mukus
Reaksi peningkatan
Gangguan pertukarabn gas
↓
Panas tubuh
Mukus kental
↓
Hipertermi Evavorasi meningkat
Bersihan jalan nafas
↓
inefektif
Defisit volume cairan

↓
Sekresi mucus
meningkat
↓
Akumulasi secret
↓
Obnstruksi jalan
nafas
↓
Gangguan ventilasi
↓
Peningkatan frek.
Pernafasan
↓
Merangsang RAS
(Retrikulum aktivasi sistem)
↓
REM menurun
↓
Pasien terjaga
↓
Gangguan pemenuhan
keb. istirahat tidur

Distensi abdomen
↓
Muntah
↓
Nutrisi kurang dari kebutuhan
3. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas in efektif b/d peningkatan sekresi mucus
2. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membran alveoli kapiler
3. Hypertermi b/d invasi kuman ke dalam saluran pernapasan
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat
5. Defisit volume cairan b/d evaporasi yang meningkat
6. Gangguan pemenuhan kebutuhan istrahat tidur b/d frekuensi nafas yang
meningkat
4. Intervensi dan rasional
No
1

Diagnosa
Bersihan jalan nafas
in

efektif

Intervensi

Rasional

-

-

b/d Kaji

Takipnea,

pernafasan

dangkal,

peningkatan sekresi

intervensi/kedalaman

dan gerakan dada simetris sering

mucus

pernafasan

terjadi karena ketidaknyamanan

dengan

gerakan dada

dinding dada/cairan paru

-

-

Ajarkan teknik batuk Batuk
efektif
-

Atur

posisi

yang

Kemungkinan upaya nafas lebih

nyaman

dalam dan tinggi

Gangguan
pertukaran gas b/d
perubahan membran
alveoli kapiler

mekanisme

pembersihan jalan nafas alami

-

2

adalah

-

Lakukan

pengisapan Merangsang

sesuai indikasi

batuk

atau

pembersihan jalan nafas secara
nekanik
-

-

Kaji

frekuensi, Manifestasi distress pernafasan

kedalaman

dan

tergantung pada/indikasi derajat

kemudahan bernafas

keterlibatan

paru

dan

status

kesehatan umum
-

-

Observasi warna kulit,

Sianosis

memberan
dan

kuku,

adanya
perifer
3

Hypertermi
invasi

b/d

kuman

dalam

mukosa

terhadap

sianosis

demam/menggigil.

Membran mukosa dan mulut

atau

menunjukkan hipoksia sistemik
-

sianosis sentral

ke -

Meningkatkan

saluran Tinggikan kepala dan

pernapasan

menunjukkan

Vasokontriksi atau respon tubuh

catat

(kuku)

kuku

maksimal,

inspirasi
meningkatkan

dorong

sering

pengeluaran

secret

mengubah

posisi,

untuk

memperbaiki ventilasi.

nafas dalam dan batuk
efektif
4

Memungkinkan klien beristirahat,

Nutrisi kurang dari Anjurkan untuk bedrest
kebutuhan tubuh b/d

menurunkan beban kerja jantung
-

intake

Membantu menurunkan demam

adekuat

yang

tidak Anjurkan klien untuk

-

kompres hangat
-

Suhu 38,9o-41,1oC menunjukkan

Pantau

suhu

pasien,

proses penyakit infeksius akut

perhatikan
menggigil/diaforesis
-

Pilihan intervensi tergantung pada
Identifikasi Faktor yang
5

Defisit

volume

menimbulkan

cairan b/d evaporasi

mual/muntah

penyebab masalah
-

-

yang meningkat

Menghilangkan rasa bau an dapat

Bantu kebersihan mulut

menurunkan mual
-

setelah muntah
-

Meningkatkan masukan nutrisi

Barikan makan porsi

meskipun nafsu makan mungkin

kecil tapi sering

lambat untuk kembali
-

-

Adanya

Evaluasi status nutrisi,

kondisi

keterbatasan

ukur BB

kronis

keuangan

atau
yang

menyebabkan malnutrisi
-

6

Gangguan

-

pemenuhan

Kaji perubahan tanda

kebutuhan

istrahat

Peningkatan

meningkatkan

vital

meningkat

laju

tubuh

bisa

metabolik

dan kehilangan cairan melalui

tidur b/d frekuensi
nafas

suhu

evavorasi

yang

-

Indikator blangsung keadekuatan

Kaji

turgor

kulit,

volume cairan

kelembapan membran
mukosa (bibir, lida)
-

adanya gejalah ini menurunkan

Catat

laporan

mual/muntah
-

masukan oral
memberikan

Pantau intake dan out
put

informasi

tentang

keadekuatan volume cairan dan
kebutuhan penggantian
-

Mempercepat klien tidur dan

Atur

posisi

tidur

senyaman mungkin
-

merasa nyaman
Memungkinkan untuk tidur lebih

Ciptakan

lingkungan

cepat

yang tenang, nyaman
-

dan bersih
-

Kurangnya gangguan dan klien

Batasi penunggu dan

bisa merasa tenang
-

pengunjung
-

Klien merasa lebih diperhatikan

Anjurkan

kepada

keluarga

untuk

menemani pasien

More Related Content

What's hot

Lp pnemonia
Lp pnemoniaLp pnemonia
Lp pnemoniaIma Kdr
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumoniakhairil10
 
Tutorial rts i (pneumonia) b9 st.2017
Tutorial rts i (pneumonia) b9 st.2017Tutorial rts i (pneumonia) b9 st.2017
Tutorial rts i (pneumonia) b9 st.2017HerwantoYusa
 
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumoniakristanto djuwahir
 
Patofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasanPatofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasanNona Zesifa
 
Kelainan & penyakit sistem pernapasan
Kelainan & penyakit sistem pernapasanKelainan & penyakit sistem pernapasan
Kelainan & penyakit sistem pernapasanMil Samawati
 
Askep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleura
Askep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleuraAskep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleura
Askep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleuraStiawan Akbar
 
Patologi Sistem Pernapasan (1)
Patologi Sistem Pernapasan (1)Patologi Sistem Pernapasan (1)
Patologi Sistem Pernapasan (1)Jumatil Fajar
 

What's hot (20)

Lp pnemonia
Lp pnemoniaLp pnemonia
Lp pnemonia
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
 
Dokep tito
Dokep titoDokep tito
Dokep tito
 
BRONKITIS
BRONKITISBRONKITIS
BRONKITIS
 
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusiaKelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia
 
Tutorial rts i (pneumonia) b9 st.2017
Tutorial rts i (pneumonia) b9 st.2017Tutorial rts i (pneumonia) b9 st.2017
Tutorial rts i (pneumonia) b9 st.2017
 
ispa
ispaispa
ispa
 
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
 
Patofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasanPatofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasan
 
Kliping penyakit sistem pernafasan
Kliping penyakit sistem pernafasanKliping penyakit sistem pernafasan
Kliping penyakit sistem pernafasan
 
10. leaflet
10. leaflet10. leaflet
10. leaflet
 
Patologi sistem respirasi
Patologi sistem respirasiPatologi sistem respirasi
Patologi sistem respirasi
 
Kelainan & penyakit sistem pernapasan
Kelainan & penyakit sistem pernapasanKelainan & penyakit sistem pernapasan
Kelainan & penyakit sistem pernapasan
 
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia 2
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia 2Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia 2
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia 2
 
Kliping penyakit sistem pernafasan 2
Kliping penyakit sistem pernafasan 2Kliping penyakit sistem pernafasan 2
Kliping penyakit sistem pernafasan 2
 
Askep pernapasan efusi pleura
Askep pernapasan efusi pleuraAskep pernapasan efusi pleura
Askep pernapasan efusi pleura
 
Askep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleura
Askep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleuraAskep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleura
Askep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleura
 
Askep pneumonia pipin
Askep pneumonia pipinAskep pneumonia pipin
Askep pneumonia pipin
 
Lp asma un revisi
Lp asma un revisiLp asma un revisi
Lp asma un revisi
 
Patologi Sistem Pernapasan (1)
Patologi Sistem Pernapasan (1)Patologi Sistem Pernapasan (1)
Patologi Sistem Pernapasan (1)
 

Similar to PARU PARU

Proses keperawatan pada anak dengan bronkitis
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitisProses keperawatan pada anak dengan bronkitis
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitiskristanto djuwahir
 
Ppt ppom
Ppt ppomPpt ppom
Ppt ppom170691
 
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptxASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptxSurtiDepi
 
Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaDwi Zhagtris
 
Penyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptxPenyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptxIndriaPermata1
 
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJIPenyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJIVikiyRamadhanRachim
 
Asuhan Keperawatan Pneumonia
Asuhan Keperawatan PneumoniaAsuhan Keperawatan Pneumonia
Asuhan Keperawatan PneumoniaBella Citra H
 
Korelasi klinik kelainan sistem respirasi
Korelasi klinik kelainan sistem respirasiKorelasi klinik kelainan sistem respirasi
Korelasi klinik kelainan sistem respirasifikri asyura
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraNola Hastuti
 
Patologi Respirasi Non Neoplasma 2022.pdf
Patologi Respirasi Non Neoplasma 2022.pdfPatologi Respirasi Non Neoplasma 2022.pdf
Patologi Respirasi Non Neoplasma 2022.pdfrifka15
 
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi  AKPER PEMKAB MUNA Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi  AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi AKPER PEMKAB MUNA Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Sistem pernapasan solo
Sistem pernapasan soloSistem pernapasan solo
Sistem pernapasan soloaw222
 

Similar to PARU PARU (20)

Proses keperawatan pada anak dengan bronkitis
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitisProses keperawatan pada anak dengan bronkitis
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitis
 
Ppt ppom
Ppt ppomPpt ppom
Ppt ppom
 
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNA
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNAPneumonia AKPER PEMKAB MUNA
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNA
 
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptxASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
 
Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asma
 
Penyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptxPenyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptx
 
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJIPenyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
 
Asuhan Keperawatan Pneumonia
Asuhan Keperawatan PneumoniaAsuhan Keperawatan Pneumonia
Asuhan Keperawatan Pneumonia
 
Korelasi klinik kelainan sistem respirasi
Korelasi klinik kelainan sistem respirasiKorelasi klinik kelainan sistem respirasi
Korelasi klinik kelainan sistem respirasi
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
 
Patologi Respirasi Non Neoplasma 2022.pdf
Patologi Respirasi Non Neoplasma 2022.pdfPatologi Respirasi Non Neoplasma 2022.pdf
Patologi Respirasi Non Neoplasma 2022.pdf
 
PW ASMA.pptx
PW ASMA.pptxPW ASMA.pptx
PW ASMA.pptx
 
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi  AKPER PEMKAB MUNA Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi  AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi AKPER PEMKAB MUNA
 
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksiGangguan sistem pernapasan akibat infeksi
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi
 
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi AKPER PEMKAB MUNA Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi AKPER PEMKAB MUNA
 
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksiGangguan sistem pernapasan akibat infeksi
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi
 
askep gawat darurat Kasus asma
askep gawat darurat Kasus asma askep gawat darurat Kasus asma
askep gawat darurat Kasus asma
 
Sistem pernapasan solo
Sistem pernapasan soloSistem pernapasan solo
Sistem pernapasan solo
 
Sistem pernapasan
Sistem pernapasanSistem pernapasan
Sistem pernapasan
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

PARU PARU

  • 1. ASKEP PADA SISTEM PERNAFASAN “BRONCHOPNEUMONIA” A. KONSEP MEDIS 1. Defenisi o Pneumonia adalah suatau peradangan/implamasi pada parenkim paru yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi. o Bronchopneumonia adalah reaksi radang pada dinding bronkus kecil disertai atelektasis daerah percabangannya o Bronchopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan disekitarnya. o Bronchopneumonia adalah suatau peradangan pada paru-paru dimana peradangan tidak saja pada jaringan paru tapi juga pada bronkhioli. Pada umumnya pneumonia dapat dibagi berdasarkan anatomi dan etiologinya:  Berdasarkan anatominya o Pneumonia lobarig : radang yang mengenai sebagian besar atau seluru lobus o Pneumonia lobularis (Bronchopneumonia) : radang paru yang mengenai satu atau beberapa lobus dengan tanda bercak-bercak infiltrasi. o Pneumonia inttrestitialis (Bronchitis) : Radang paru pada dinding alveoli peri bronchial dan jaringan interlobular.  Berdasarkan anatominya o Bakteri o Virus o Jamur
  • 2. o Aspirasi Faktor reposisi terjadinya Bronchopneumonia : Tubuh mempunyai daya tahan yang berguna untuk melindungi bahaya infeksi melalui mekanisme daya tahan traktus respiratorius dari rongga hidung 1. Susunan anatomis dari rongga hidung 2. Jaringan limfoid dari naso oro faring 3. Bulu getar pada sebagian besar epitel traktus respiratorius dan secret 4. Refleks batuk 5. Refleks efiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi. 6. Drainase sitem limfotik dan fungsi menyaring kelenjar limfe regional 7. Fagositosis, aksi enzimatik dan respons imunohormonal terutama dari IgA. 2. Etiologi 1. Bakteri : Stapilokokus, Streptokokus, Pneumokokus. 2. Virus :Virus influenza, adenovirus, rubella, varicella, sitomegalovirus, ginsitium pernafasan, dll 3. Micoplasma pneumonia 4. Jamur 5. Aspirasi oleh makanan, amnion dll 3. Fatofisiologi Bronkupneumonia nampaknya disebabkan oleh beberapa etiologi yaitu virus, bakteri jamur dan Aspirasi yang masuk kedalam saluran nafas bagian atas, melewati bronkus, bronchiolus serta alveoli sehingga terjadi reaksi peradangan pada broncus dab alveoli. Dengan adanya reaksi peradangan pada broncus dan alveoli, maka muncul beberapa tanda sebagai akibat dari reaksi tersebut seperti Sekresi mucus meningkat, stimulasi chemoreseptor hipotalamus, Fibrosis serta bercak-bercak yang menyebar dipermukaaan
  • 3. bronku, makaterjadi suatu peradangan paru yang tidak saja pada jaringan paru tapiu juga pada bronkhioli. 4. Manifestasi klinis 1. Biasanya didahului dengan ISPA, Suhu mendadak tinggi (37-40 oC) dapat disertai kejang 2. Batuk kering produktif, rhonkhi basa, stidor. 3. Dispnea, nafas cepat dan dangkal 4. Sianosis pada mulut dan hidung 5. Melemahnya suara nafas 6. Gelisah, cepat lelah 7. Retraksi dinding thoraks disertai nafas kuping hidung 8. Nyeri abdomen (akibat iritasi diafragma paru yang terinjeksi didekatnya) 9. Nyeri dada (Pleuritik) 10. Kadang muntah, diare, anoreksia. 5. Pemeriksaan Lab 1. Darah : Leukositosis 2. Sputum : Kuman penyebabnya 3. Foto dada : Tamfak infiltrat 6. Pengobatan 1. Istirahat : tidak selalu perlu di rawat inap 2. Diet : cairan harus cukup, hati-hati edema pulmonum 3. Medikamentosa : Antibiotik umumnya berdasarkan pengalaman seperti penisilin G, Ampisilin/Amoxilin, Eritromisin, Sefalosforin, Kotrimoksasol. 7. Komplikasi Efusi fleura, Empiema torasis, abses paru, Atelektasis, gagal pernafasan, trobo emboli, meningitis, Abses otak, endokarditis. 8. Prognosis
  • 4. Prognosis dipengaruhi oleh: 1. Umur 2. Banyaknya lobus yang terkena 3. Renjatan septic 4. Gagal napas 5. Mulainya terapi antibiotic 6. Gagal jantung 7. Gagal ginjal B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN 1. Data Dasar Pengkajian a. Aktivitas/istirahat Gejala : Kelamahan, kelelahan, insomnia Tanda :Letargi, penurunan toleransi terhadap aktifitas b. Sirkulasi Gejala : Adanya (riwayat GJK) kronik Tanda : Takikardia, penampilan kemerahan/pucat c. Integritas ego Gejala : banyaknya stressor d. Makanan/cairan Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, riwayat DM. Tanda : distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan kakeksia (malnutrisi) e. Neurosensori Gejala : sakit kepala daerah prontal Influensa) Tanda : Perubahan mental (bingung, samnolen) f. Nyeri/kenyamanan Gejala : Sakit kepala, nyeri dada, meningkat oleh batuk, nyri dada substeinal.
  • 5. Tanda : Melindungi area yang sakit (pasien umumnya tidur pada sisi yang sakit untuk membatasi gerakan. g. Pernafasan Gejala : riwayat adanya/ISK kronis (pleuritik), merokok sigaret, takipnea, pernafasan dangkal, pelebaran nasal, penggunaan otot aksesori. Tanda : Sputum Perfusi : Merah mudah, berkarat atau purulen : Pekak diatas area yang konsolidasi Bunyi nafas: Menurun atau tidak ada diatas area yang terlibat atau nafas bronchial h. Keamanan Gejala : Riwayat gangguan sistem imun Tanda : Berkeringat, menggigil berulang, gemetar, kemerahan mungkin ada pada kasusu rubella atau varicella Pemeriksaan diagnostic - Sinar X : Mengidentifikasi distribusi structural - Elektrolit : Natrium dan klorida mungkin rendah - Bilirubin : Mungkin meningkat - Gda/Nadi oksimetri : tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada -Pemeriksaan fungsi paru ; Udara mungkin menurun(kongesti dan kolaps alveolar), tekanan jalan nafas meningkat dan komplikasi lain menurun, mungkin terjadi perembesan hipoksemia. -Aspirasi/biopsi jaringan paru terbuka; dapat menyatakan intranuklear tipikal keterlibatan sitoplasmik (CMU), karakteristik sel raksasa (rubella)
  • 6. 2. Penyimpangan KDM Virus Bakteri Jamur Aspirasi ↓ Masuk Saluran cerna bagian atas ↓ Bronkus, bronchiolus ↓ Alveoli ↓ Reaksi peradangan pada broncus dan alveoli ↓ ↓ ↓ ↓ Stimulasi kemoreseptor Fibrosis dan pelebaran Bercak-bercak menyebar Hipotalamus diseluruh permukaan ↓ permukaan bronkus Set poin bertambah Atelektasisi ↓ ↓ ↓ Merangsang sel-sel Respon mengigil Gangguan difusi O2 & CO2 epitel untuk memproduksi ↓ ↓ mukus Reaksi peningkatan Gangguan pertukarabn gas ↓ Panas tubuh Mukus kental ↓ Hipertermi Evavorasi meningkat Bersihan jalan nafas ↓ inefektif Defisit volume cairan ↓ Sekresi mucus meningkat ↓ Akumulasi secret ↓ Obnstruksi jalan nafas ↓ Gangguan ventilasi ↓ Peningkatan frek. Pernafasan ↓ Merangsang RAS (Retrikulum aktivasi sistem) ↓ REM menurun ↓ Pasien terjaga ↓ Gangguan pemenuhan keb. istirahat tidur Distensi abdomen ↓ Muntah ↓ Nutrisi kurang dari kebutuhan
  • 7. 3. Diagnosa Keperawatan 1. Bersihan jalan nafas in efektif b/d peningkatan sekresi mucus 2. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membran alveoli kapiler 3. Hypertermi b/d invasi kuman ke dalam saluran pernapasan 4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat 5. Defisit volume cairan b/d evaporasi yang meningkat 6. Gangguan pemenuhan kebutuhan istrahat tidur b/d frekuensi nafas yang meningkat 4. Intervensi dan rasional No 1 Diagnosa Bersihan jalan nafas in efektif Intervensi Rasional - - b/d Kaji Takipnea, pernafasan dangkal, peningkatan sekresi intervensi/kedalaman dan gerakan dada simetris sering mucus pernafasan terjadi karena ketidaknyamanan dengan gerakan dada dinding dada/cairan paru - - Ajarkan teknik batuk Batuk efektif - Atur posisi yang Kemungkinan upaya nafas lebih nyaman dalam dan tinggi Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membran alveoli kapiler mekanisme pembersihan jalan nafas alami - 2 adalah - Lakukan pengisapan Merangsang sesuai indikasi batuk atau pembersihan jalan nafas secara nekanik
  • 8. - - Kaji frekuensi, Manifestasi distress pernafasan kedalaman dan tergantung pada/indikasi derajat kemudahan bernafas keterlibatan paru dan status kesehatan umum - - Observasi warna kulit, Sianosis memberan dan kuku, adanya perifer 3 Hypertermi invasi b/d kuman dalam mukosa terhadap sianosis demam/menggigil. Membran mukosa dan mulut atau menunjukkan hipoksia sistemik - sianosis sentral ke - Meningkatkan saluran Tinggikan kepala dan pernapasan menunjukkan Vasokontriksi atau respon tubuh catat (kuku) kuku maksimal, inspirasi meningkatkan dorong sering pengeluaran secret mengubah posisi, untuk memperbaiki ventilasi. nafas dalam dan batuk efektif 4 Memungkinkan klien beristirahat, Nutrisi kurang dari Anjurkan untuk bedrest kebutuhan tubuh b/d menurunkan beban kerja jantung - intake Membantu menurunkan demam adekuat yang tidak Anjurkan klien untuk - kompres hangat - Suhu 38,9o-41,1oC menunjukkan Pantau suhu pasien, proses penyakit infeksius akut perhatikan menggigil/diaforesis - Pilihan intervensi tergantung pada
  • 9. Identifikasi Faktor yang 5 Defisit volume menimbulkan cairan b/d evaporasi mual/muntah penyebab masalah - - yang meningkat Menghilangkan rasa bau an dapat Bantu kebersihan mulut menurunkan mual - setelah muntah - Meningkatkan masukan nutrisi Barikan makan porsi meskipun nafsu makan mungkin kecil tapi sering lambat untuk kembali - - Adanya Evaluasi status nutrisi, kondisi keterbatasan ukur BB kronis keuangan atau yang menyebabkan malnutrisi - 6 Gangguan - pemenuhan Kaji perubahan tanda kebutuhan istrahat Peningkatan meningkatkan vital meningkat laju tubuh bisa metabolik dan kehilangan cairan melalui tidur b/d frekuensi nafas suhu evavorasi yang - Indikator blangsung keadekuatan Kaji turgor kulit, volume cairan kelembapan membran mukosa (bibir, lida) - adanya gejalah ini menurunkan Catat laporan mual/muntah - masukan oral memberikan Pantau intake dan out put informasi tentang keadekuatan volume cairan dan kebutuhan penggantian
  • 10. - Mempercepat klien tidur dan Atur posisi tidur senyaman mungkin - merasa nyaman Memungkinkan untuk tidur lebih Ciptakan lingkungan cepat yang tenang, nyaman - dan bersih - Kurangnya gangguan dan klien Batasi penunggu dan bisa merasa tenang - pengunjung - Klien merasa lebih diperhatikan Anjurkan kepada keluarga untuk menemani pasien