2. METODE MANFAAT
KONSEP PEHITUNGAN PERHITUNGAN
PENDAPATAN PENDAPATAN PENDAPATAN
NASIONAL NASIONAL NASIONAL
PENDAPATAN NASIONAL
KETIMPANGAN
PERBANDINGAN
INFLASI dan INDEKS DISTRIBUSI
PDB dan
HARGA PENDAPATAN
PENDAPATAN per
NASIONAL
KAPITA INDONESIA
dengan NEGARA
LAIN
3. Gross Domestic Product
(GDP)
Disposabe Income (DI)
Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB)
KONSEP PENDAPATAN
NASIONAL
Gross National Product
(GNP)
Net Nasional Product
(NNP)
Personal Income (PI)
Net Nasional Income (NNI)
4. Gross Domestic Product (GDP)
• Produk Domestik Bruto (sebutan lain) adalah jumlah
selh produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
masyarakat suatu negara selama satu tahun,
termasuk di dalamnya barang dan jasa yang
dihasilkan orang asing dan perusahaan asing yang
beroperasi di dalam negeri.
• Contoh: Mac Donald, PT Freeport, Carrefour
5. Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB)
PDRB dapat diartikan sebagai jumlah nilai produksi
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit
produksi selama 1 tahun.
Semakin tinggi nilai barang dan kasa
yang dihasilkan perusahaan-perusahaan
maka semakin tinggi pula perolehan
PDRB, sehingga pertumbuhan ekonomi
suatu daerah juga akan mengalami
peningkatan
6. Gross National Prodduct (GNP)
• GNP adalah jumlah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan
masyarakat selama satu tahun termasuk di dalamnya jumlah
barang dan jasa yang di hasilkan masyarakat negara tersebut
yang bekerja di luar negeri, tetapi tidak termasuk barang dan
jasa yang dihasilkan masyarakat asing yang bekerja di dalam
negeri.
Rumus Mencari GNP:
GNP = GDP – Pendapatan neto terhadap luar negeri
7. Net National Product (NNP)
• NNP adalah seluruh nilai produksi barang dan jasa yang di
hasilkan masyarakat suatu negara dalam satu tahun. Cara
menghitungnya adalah PNB dikurangi dengan penyusutan.
Penyusutan adalah barang2 yang di gunakan dalam proses
produksi atau barang modal.
Rumus Mencari NNP:
NNP = GNP – Penyusutan
8. Net National Income
(NNI)
Pendapatan
nasional neto
adalah produk Rumus Mencari NNI:
nasional neto NNI = NNP – PTL
dikurangi dengan
pajak tidak
langung.
9. Personal Income (PI)
Pendapatan yang berhak di terima oleh
seseorang sebagai bentuk balas jasa dalam
proses produksi.
PI = NNI + Transfer Payment – (Laba yang tidak
di bagikan + Pajak Personal + Asuransi +
Jaminan Sosial)
10. Disposable Income (DI)
Pendapatan yang di terima seseorang
yang siap digunakan untuk keperluan
konsumsi maupun untuk ditabung.
Rumus DI:
DI = PI – Pajak Langsung
12. Pendekatan Pengeluaran
Menjumlahkan seluruh
pengeluaran yang dilakukan oleh
masyarakat dalam kurun waktu
satu tahun
13. Pendekatan Pendapatan
Menjumlahkan seluruh pendapatan yang
diterima masyarakat sebagai pemilik
faktor produksi atas penyerahan faktor
produksinya kepada perusahaan
14. Perhitungan
pendapatan
Pendekatan nasional dengan
Produksi cara menjumlahkan
nilai tambah (value
added dari semua
sektor ekonomi
selama satu tahun
periode.
15. Manfaat Perhitungan Pendapatan
Nasional
• Mengetahui struktur perekonomian suatu negara
• Merumuskan kebijakan pemerintah
• Membandingkan tingkat perkembangan ekonomi
dari waktu ke waktu
• Membandingkan pereonomian antarnegara atau
antardaerah
16. E. Ketimpangan Distribusi Pendapatan Nasional
Semakin tinggi pendapatan per kapita, maka tingkat kemakmurannya relatif baik
dan sebaliknya pula. Tetapi perlu diingat pula bahwa tingkat pendapatan per kapita
yang tinggi tidak menjamin masyarakatnya dapat menikmati kemakmuran.
17. Patokan Koefisien Gini
KoefisienDistribusi Pendapatan
< 0,4 Tingkat ketimpangan rendah
0,4 - 0,5 Tingkat ketimpangan sedang
> 0,5 Tingkat ketimpangan tinggi
Ukuran lain yang dapat digunakan untuk mengatur ketimpangan distribusi
pendapatan nasional adalah menggunakan kriteria Bank Dunia (World Bank).
Berdasarkan kriteria ini, tingkat ketimpangan distribusi pendapatan
nasional diukur dengan besarnya bagian pendapatan yang dinikmati oleh 40%
penduduk yang berpendapatan terendah dengan batasan sebagai berikut.
1. Tingkat ketimpangan rendah, jika 40% penduduk berpendapatan
terendah menerima lebih dari 17% jumlah pendapatan.
2. Tingkat ketimpangan sedang, jika 40% penduduk berpendapatan
terendah menerima antara 12% - 17% jumlah pendapatan.
3. Tingkat ketimpangan tinggi, jika 40% penduduk berpendapatan
terendah menerima kurang dari 12% jumlah pendapatan.
18. F. Inflasi dan Indeks Harga
1. Definisi Inflasi
Inflasi merupakan suatu peningkatan harga-harga
secara umum dalam perekonomian yang terjadi secara
terus-menerus. Peningkatan tersebut bisa berupa
peningkatan yang kecil (creeping inflation) atau
peningkatan tinggi fan cepat (hyper inflation). Kenaikan
harga pada satu atau dua jenis barang tidak dapat
dikategorikan sebagai inflasi, kecuali jika kenaikan
tersebut juga mengakibatkan kenaikan sebagian besar
harga barang-barang lain.
Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dikatakan
telah terjadi inflasi, yaitu adanya kenaikan harga, kenaikan
harga tersebut bernilai umum, dan berlangsung terus-
menerus.
19. 2. Jenis-Jenis Inflasi
A. Inflasi berdasarkan Tingkat Keparahannya
Berdasarkan tingkat keparahannya
dibedakan menjadi 4:
1) Inflasi ringan (di bawah 10% per tahun).
2) Inflasi sedang (antara 10% - 30% per tahun).
3) Inflasi berat ( antara 30% - 100% per tahun).
4) Inflasi sangat berat atau hiperinflasi (di atas
100% per tahun).
20. B. Inflasi berdasarkan Penyebabnya
1) Demand Pull Inflation
Inflasi ini disebabkan karena ada peningkatan jumlah permintaan efektif dari
masyarakat maupun pemerintah. Misalkan, permintaan masyarakat terhadap barang/jasa
yang terlalu besar tidak bisa dipenuhi oleh kapasitas produksi, sehingga keseimbangan
antara permintaan dan penawaran akan terganggu yang berakibat harga-harga akan
naik.
2) Cost Push Inflation
Inflasi jenis ini disebabkan oleh kenaikan biaya-biaya produksi. Ada beberapa hal
yang menyebabkan biaya produksi naik, sehingga menimbulkan inflasi. Berikut ini
penyebab kenaikan biaya produksi.
a) Kenaikan biaya bahan baku (price push inflation)
b) Kenaikan gaji/upah (wages cost push inflation)
21. C. Inflasi berdasarkan Asalnya
1) Inflasi yang Berasal dari Luar Negeri (Imported Inflation)
Timbul sebagai efek dari terjadinya inflasi di luar negeri. Misalnya beberapa barang
di luar negeri yang menjadi faktor produksi di suatu negara, harganya meningkat, maka
kenaikan harga tersebut mengakibatkan meningkatnya harga barang di dalam negeri.
2) Inflasi yang Berasal dari Dalam Negeri (Domestic Inflation)
Terjadi karena ada beberapa permasalahan yang ada di dalam negeri, baik disengaja
(kebijakan) maupun yang tidak disengaja. Misalkan ada bencana alam, gagal panen,
kebijakan pemerintah mencetak uang baru untuk menutup defisit anggaran, kebijakan
uang longgar, dan sebagainya.
22. 3. Penyebab Inflasi
Jumlah uang yang beredar di masyarakat tidak seimbang dengan jumlah
peredaran barang (jumlah uang lebih banyak daripada jumlah barang).
Pencetakan uang baru oleh pemerintah sehingga menambah jumlah uang beredar. Hal
ini biasanya dilakukan pemerintah untuk menutupi defisit anggaran.
Desakan dari golongan tertentu untuk memeroleh kredit murah sehingga akan
mendorong peningkatan jumlah uang beredar dan kestabilan harga tidak terjamin.
Fluktuasi dari sektor luar negeri (ekspor atau impor), inventasi, tabungan, dan
penerimaan negara.
23. 4. Teori Inflasi
a. Teori Kuantitas
Teori ini dipelopori oleh Irving Fisher. Teori Kuantitas mengemukakan bahwa
terjadinya inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah uang yang beredar (JUB) yang
melebihi kebutuhan dan anggapan masyarakat tentang kenaikan harga-harga (faktor
psikologis).
Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar. Teori
kuantitas berpendapat bahwa MV = PT. Faktor yang dianggap konstan adalah V dan T,
sehingga jika M (money in circulation) bertambah, maka akan terjadi inflasi.
Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan psikologi
(harapan) masyarakat tentang kenaikan harga di masa yang akan datang.
b. Teori Keynes
Inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya.
Proses indlasi menurut pandangan ini adalah proses persaingan dalam mendapatkan
penghasilan antar golongan masyarakat yang menginginkan bagian yang lebih besar
daripada yang bisa disediakan oleh masyarakat. Proses perebutan ini berupa keadaan
dimana permintaan masyarakat terhadap barang-barang selalu melebihi jumlah barang-
barang yang tersedia sehingga menimbulkan inflationary gap. Selama inflationary gap
tetap ada, maka selama itu pula proses inflasi berkelanjutan.
24. b. Teori Strukturalis
Teori ini disebut juga teori inflsi jangka panjang. Teori ini disusun berdasarkan pada
pengalaman di negara-negara Amerika Latin. Teori ini menyoroti sebab-sebab inflasi
yang berasal dari kekakuan (ketegaran) struktur perekonomian yang sedang
berkembang. Menurut teori ini ada dua kekauan dalam perekonomian negara sedang
berkembang yang dapat menimbulkan inflasi.
1) Kekakuan (Ketidakelastisan) Penawaran Bahan Makanan
Produksi bahan makanan tidak tumbuh secepat pertambahan penduduk dan
pendapatan perkapita. Hal ini menyebabkan harga bahan makanan cenderung naik
melebihi kenaikan harga barang-barang lain.
2) Kekakuan (Ketidakelastisan) Penerimaan Ekspor
Nilai ekspor di negara berkembang tumbuh secara lamban dibandingkan
pertumbuhan sektor-sektor lain. Hal itu disebabkan karena harga produk-produk
pertanian yang tidak stabil atau rendah dan produksi barang-barang ekspor tidak
mampu mengikuti perubahan harga.
25. 5. Pengukuran Laju Inflasi
Untuk mengetahui besarnya kenaikan harga barang, maka harus
dihitung terlebih dahulu angka indeks harga. Angka indeks harga
merupakan perbandingan harga-harga barang tertentu pada suatu
periode tertentu yg berbeda dalam bentuk persentase (%)
Cara untuk menghitung laju inflasi dapat dilakukan dengan 3 cara
berikut.
a.GNP atau PDB Deflator
Cara mengukur laju inflasi ini dengan menggunakan perbandingan
GNP nominal dengan GNP rill.
26. b. Indeks Harga Konsumen(IHK)
indeks harga konsumen adalah angka indeks yang
menghitung kelompok barang yang paling banyak dibeli oleh
konsumen.
c. Indeks Harga Produsen (IHP)
Indeks Harga Produsen adalah indeks yg mengukur
sekelompok barang yg dibeli oleh produsen yg berupa bahan mentah
,barang setengah jadi, atau bahan pembantu.
27. 6. Cara Mengatasi Inflasi
a. Kebiijakan Moneter
Kebijakan Moneter adalah kebijakan yg dilakukan bank sentral
untuk mengendalikan jumlah uang beredar. Instrumen yg digunakan
dalam kebijakan moneter untuk mengatasi inflasi sebagai berikut.
1) Politik Diskonto
Politik diskonto adalah politik bank sentral untuk menaikan atau
menurunkan tingkat suku bunga.
2) Politik pasar terbuka
Politik pasar terbuka (open market policy) yaitu kebijakan yg
dilakukan bank sentral dengan cara menjual atau membeli surat berharga.
3) Politik Cadangan Wajib Minimum
Politik cadangan wajib minimum (cash ratio policy) adalah kebijakan
bank sentral untuk memengaruhi jumlah uang beredar dengan cara
menaikan atau menurunkan persentase persediaan kas bagi bank umum
di bank sentral.
28. b. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yg dilakukan pemerintah dengan cara
melakukan perubahan-perubahan pengeluaran dan penerimaan
pemerintah. Kebijakan fiskal yg dilakukan pemerintah seperti berikut.
1. Pengaturan Pengeluaran Pemerintah
2. Peningkatan Tarif Pajak
c. Kebijakan Nonmoneter
Kebijakan nonmoneter ditempuh dengan beberapa cara berikut
1. Peningkatan Produksi
Adanya peningkatan produksi meskipun jumlah uang bertambah
di masyarakat maka inflasi tidak akan terjadi.
2. Kebijakan Upah
Kebijakan upah merupakan upaya menstabilkan upah/gaji.
3. Pengawasan Harga
Kecenderungan kenaikan harga yg disengaja oleh para produsen
membuat pemerintah melakukan kebijakan harga maksimum.
29. 7. Dampak Inflasi
a. Dampak Inflasi terhadap Distribusi Pendapatan (Equity Effect)
1) Pihak yg dirugikan
• Inflasi akan merugikan terhadap orang orang yg memiliki penghasilan
tetap
• Inflasi akan merugikan orang yg menyimpan kekayaan dalam bentuk
kas (uang tunai)
• Inflasi akan merugikan kreditur
• Inflasi akan merugikan konsumen/pembeli
• Inflasi akan merugikan Investor berupa obligasi
2) Pihak yg diuntungkan
• Para spekulan,petani, dan pedagang.
• Inflasi akan menguntungkan debitur atau peminjaman uang.
• Inflasi akan menguntungkan penyimpanan akan menguntungkan
penyimpangan kekayaan dalam bentuk emas atau barang.
• Inflasi akan menguntungkan investor berupa saham.
30. b.Dampak inflasi terhadap efisiensi
Inflasi akan berpengaruh pada proses produksi ,terutama pada
penggunaan faktor faktor produksi yg tidak menjadi efisien.
c.Dampak inflasi terhadap Output
1) Inflasi akan menyebabkan terjadinya kenaikan hasil produksi.
2) Bila kondisi inflasi terlalu tinggi justru akan menurunkan kemampuan
output.
d. Dampak Inflasi terhadap Pengangguran
Inflasi yg tinggi akan membuat pertumbuhan ekonomi menjadi
rendah.
e. Dampak Inflasi terhadap Perdagangan Internasional
Jika inflasi terjadi didalam negeri maka harga-harga barang dalam
negeri akan lebih tinggi daripada barang-barang luar negeri, sehingga
kemampuan produk dalam negeri untuk bersaing di pasaran internasional
menjadi rendah.