Pameran Seni Seratus Tiga akan diselenggarakan pada 9 Desember 2012 di Gedung Kesenian Jakarta Timur. Pameran ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam seni lukis dan melestarikan warisan budaya Indonesia.
4. Lembar Pengesahan
Pameran Seni Seratus Tiga 09 Desember 2012 di Gedung Kesenian Jakarta
Timur telah disahkan pada:
Tanggal : 16 November 2012
Tempat : Jakarta
Ketua Komite SMAN 103 Jakarta Kepala SMAN 103 Jakarta
Harmen Madjunin, SE, MM Warnoto, M.Pd
5. Guru Seni Budaya SMAN 103 Jakarta Ketua OSIS SMAN 103 Jakarta
Cecep Irwan Irawan Prayoga Nuer Tamtomo
6. KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun proposal yang
berjudul “Pagelaran Seni Seratus Tiga”. Karena itu kami harapakan agar kiranya
acara ini dapat menjadi suatu hal yang positif dan dapat mengembangkan minat dan
bakat siswa-siswi SMAN 103 Jakarta.
Selanjutnya proposal ini akan menjadi acuan untuk dapat terlaksananya
kegiatan dengan sukses. Diharapkan pula proposal ini dapat menambah pengetahuan
pembaca tentang rencana pelaksanaan kegiatan walaupun kami sendiri menyadari
bahwa proposal ini jauh dari sempurna baik dari tulisan maupun dari isi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan proposal maupun dalam perencenaan pergelaran
yang akan dilaksanakan antar lain:
1. Bapak Warnoto M.Pd selaku Kepala SMAN 103 Jakarta
2. Bapak Cecep Irwan Irawan selaku guru pembimbing
3. Orang tua dan teman-teman kami yang selalu memberi motivasi dan ide-ide
7. Kami menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan – kekurangan yang
ada dalam proposal ini, oleh dari pada itu kami mengharap setidaknya saran maupun
kritik yang membangun demi terciptanya proposal yang lebih baik di masa yang akan
datang dan demi kelancaran kegiatan pameran ini.
Jakarta, 09 November 2012
Penyusun
8. DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ........................................................................................................ 4
Kata Pengantar .................................................................................................................. 6
Daftar Isi ........................................................................................................................... 8
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 10
1.2 Dasar Teori ................................................................................................................... 12
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 15
1.4 Tempat dan Waktu Kegiatan ........................................................................................ 15
1.5 Tema Kegiatan ............................................................................................................. 16
1.6 Sasaran ......................................................................................................................... 16
1.7 Manfaat ........................................................................................................................ 17
1.8 Jadwal Kegiatan ........................................................................................................... 17
BAB II Anggaran dan Kepanitiaan
2.1 Anggaran ...................................................................................................................... 18
2.1.1 Estimasi Pemasukan .................................................................................................. 18
2.1.2 Pengeluaran ............................................................................................................... 19
2.2 Kepanitiaan ................................................................................................................... 20
10. BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang telah kita ketahui bahwa perkembangan seni lukis di Indonesia
sangatlah pesat. Berbagai jenis lukisan baru bermunculan dimana-mana, para pelukis
berlomba menunjukan keunggulan dari setiap lukisan yang mereka ciptakan. Oleh karena itu
kita harus bisa melestarikan lukisan Indonesia.
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan
prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia
telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk menceritakan bagian-bagian
penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan
materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal
gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di
dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna.
Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa
dilihat hingga saat ini.
Kemudahan ini memungkinkan gambar atau lukisan dapat berkembang lebih cepat
daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.. Dalam pendidikan seni
rupa modern di Indonesia dibagi menjadi dua jenis berdasarkan sifatnya yaitu dua dimensi
dan dimensi datar.
11. Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang,
dan objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek
yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat
dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor
banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran
tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk
adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu
macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di
daerahnya.
Dalam suatu pameran karya seni rupa kita selalu berpandangan mengenai karya
seni yang dipamerkan adalah karya seni yang bisa dikatakan monoton atau sebut saja karya
seni yang umum bisa ditebak oleh masyarakat. Masyarakat sebagai penikmat seni perlu
untuk melihat sebuah karya nyata. Berbagai karya seni ditampilkan dalam sebuah wadah
yang disebut pameran. Pameran digunakan sebagai media komunikasi antara seniman
(pembuat karya) dan masyarakat (penikmat) melalui tampilan karya yang dipamerkan.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa di bidang seni, khususnya seni
rupa. Serta untuk meningkatkan rasa kecintaan dankepedulian saiswa terhadap karya seni
rupa nusantara. Kreatifitas, kemampuan, dan bakat siswa di bidang seni juga perlu diasah,
ditingkatkan, dan disalurkan dalam bentuk pameran, baik di sekolah maupun di luar
sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka kami selaku siswa SMAN 103 Jakarta
memandang perlu untuk mengadakan pameran seni rupa.
12. 1.2 Dasar Teori
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang
bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan
mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan
dengan acuan estetika. Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa
murni atau seni murni, kriya, dan desain. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya
yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih
menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi.
Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art.
Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik
kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain
dan kriya ke dalam bahasan visual arts.
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian
yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.
Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek
tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja,
seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai
media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa
memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.
13. Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di
Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme
membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini.
Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup
beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda.
Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil
menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa
negera Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama
seperti zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan
yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari
tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan".
Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai
tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang
menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis
seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung
ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.
14. Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan
ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan
karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme
dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda.
Perjalanan seni lukis Indonesia sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini,
terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi.
Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan
sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni
alternatif atau seni kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual art):
“Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus
perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif
semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis
konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai
bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.
15. 1.3 Tujuan
Tujuan yang hendak di capai dari pergelaran ini adalah:
1. Memotivasi pembentukan sikap terhadap lukisan tradisional.
2. Untuk mempertahankan semangat kebudayaan nusantara khususnya di bidang
seni lukis.
3. Untuk mengembangkan semangat dalam pengembangan lukisan tradisional.
4. Untuk menambah kreativitas siswa dalam membuat suatu karya seni lukis.
5. Untuk mengembangkan rasa kecintaan siswa terhadap hasil karya seni lukis
nusantara.
6. Untuk menambah motivasi siswa dalam melaksanakan suatu pergelaran yang
menarik.
1.4 Tempat dan Waktu Kegiatan
Pergelaran pameran seni ini dilaksanakan pada:
Hari dan tanggal : Sabtu, 9 Desember 2012
Waktu : Pukul 08.00 WIB s/d selesai
Tempat : Gedung Kesenian Jakarta Timur
16. 1.5 Tema Kegiatan
“Dengan pergelaran pameran “Seni Lukis” kembangkan semangat lukisan
sebagai identitas bangsa lewat apresiasi yang kreatif.”
1.6 Sasaran
Dalam pergelaran ini, kami turut mengundang:
Bapak Walikota Jakarta Timur atau yang mewakili 1 orang
Para Donatur/sponsor pergelaran, 10 orang
Kepala Sekolah SMAN 103 Jakarta dan beberapa sma lain di Jakarta 7 orang
Guru dan staf karyawan SMAN 103 Jakarta 50 orang
Perwakilan dari Setiap sekolah di Jakarta Timur 12 orang
Seluruih siswa SMAN 103 Jakarta 910 orang
Undangan dari band 10 orang
Jumlah 1000 orang
17. 1.7 Manfaat
Dari pergelaran seni ini siswa akan lebih mengenal seni lukis nusantara dan
turut melestarikannya. Selain itu dengan pergelaran seni lukis ini akan menumbuhkan
kreativitas siswa dalam membuat suatu karya seni. Maka bakat dan minat siswa pun
akan lebih disalurkan setelah mendapat motivasi dari pelukis Indonesia.
1.8 Jadwal Kegiatan
08.00-08.30 : Tamu mengisi buku tamu ditempat yang disediakan
08.30-08.40 : Semua peserta dan tamuundangan siap menempati
tempat yang telah disediakan
08.40-08.55 : Pembukaan pameran oleh Walikota Jakarta Timur
08.55-09.05 : Pembacaaan susunan acara oleh MC
09.05-09.20 : Sambutan oleh Bapak Walikota Jakarta Timur
09.20-09.35 : Sambutan Kepala Sekolah SMAN 103
09.35-09.45 : Penampilan Solo Singer oleh “Yogi Prayogo”
09.45-10.05 : Acara ramah tamah
10.05-selesai : Acara bebas melihat-lihat pameran lukisan
18. BAB II
ANGGARAN DAN KEPANITIAAN
2.1 Anggaran
2.1.1 Estimasi Pemasukan
1. Iuran Osis Rp. 5.000.000,-
2. Iuran per siswa 10.000 × 500 orang Rp. 5.000.000,-
3. Donatur orang tua siswa:
Kelas X Rp. 5.000.000,-
Kelas XI Rp. 8.000.000,-
Kelas XII Rp. 2.000.000,-
4. Kepala Sekolah Rp. 5.000.000,-
5. Guru dan staf pegawai Rp. 5.000.000,-
6. Sponsor
Good Day Rp. 15.000.000,-
IM3 Rp. 15.000.000,-
Axis Rp. 10.000.000,-
Ultra Milk Rp. 5.000.000,- +
Jumlah (A) Rp. 80.000.000,-
19. 2.1.2 Pengeluaran
1. Kesekretariatan Rp. 2.000.000,-
2. Dokumentasi Rp. 2.000.000,-
3. Publikasi Rp. 2.000.000,-
4. Penerbitan buku/katalog
Biaya produksi @Rp.15.000,- × 1000 pcs Rp. 15.000.000,-
Fee Penulis @ Rp. 2.500.000,- x 2 orang Rp. 5.000.000,-
Editor Rp. 5.000.000,-
5. Produksi Karya Lukis Rp. 25.000.000,-
6. Acara pembukaan Rp. 2.000,000,-
7. Konsumsi (panitia, pembukaan, diskusi, peserta) Rp. 8.000.000,-
8. Perlengkapan dan splay Rp. 10.000.000,-
9. Akomodasi panitia Rp. 2.000.000,-
10. Transportasi Rp. 2.000.000,- +
Jumlah (B) Rp. 80.000.000,-
TOTAL = A–B=0
20. 2.2 Kepanitiaan
Pelindung : Warnoto M.Pd (Kepala Sekolah)
Penasehat : Cecep Irwan Irawan (Guru Seni Budaya)
Ketua Umum : Fairuzia Amir
Sekretaris Umum : Ghina Jodi
Bendahara Umum : Ruth Esther
SEKSI-SEKSI :
1. Sie Acara :
1) Retno
2) Auditia
2. Sie Humas & Publikasi :
1) Yogi
2) Prayogo
3. Sie Perlengkapan & Penataan Ruang :
1) Ramadhani
2) Prisil
3) Dzaki
4) Arditya
5) Alifia
6) Aditia Wicaksono
7) Ahsan Sahida
21. 4. Sie Dokumentasi & Transportasi : Antoni Fitrah
5. Sie Konsumsi : Bayu Setia N
6. Sie Perencanaan & Desain Grafis :
1) Latif Dwi
2) Riza Eka
3) Rendra Prayogi
22. BAB III
PENUTUP
Besar harapan dan keinginan kami untuk dapat melaksanakan kegiatan
ini. Bukan hanya bersifat momentum atau hanya sesaat. Tetapi untuk
kesinambungan dan kelanjutan kegiatan atau event – event yang positif.
Hal tersebut membutuhkan pemikiran dan kerja keras serta materi yang
tidak sedikit sudah barang tentu kerjasama yang memiliki hubungan sinergis
dengan kegiatan ini.
Demikian proposal kegiatan ini kami perbuat semoga sebagai bahan
pertimbangan kepada pihak yang berkompoten untuk bekerjasama dalam
mensukseskan kegiatan ini, memenuhi harapan kita semua, kami sangat
mengharapkan dukungan dan partisipasi bapak dan ibu. Atas perhatian bapak ibu
kami ucapkan terima kasih.
23. 3.1 Kesimpulan
Pagelaran pameran seni lukis ini diadakan untuk meningkatkan minat
dan kreativitas siswa dalam membuat suatu karya seni. Dengan terselenggaranya
acara ini siswa turut melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia lewat seni lukis
Nusantara dengan aktif mengikuti kegiatan seni, khususnya pada pameran seni
lukis Nusantara.
3.2 Saran
Dengan adanya pameran seni lukis ini disarankan kepada seluruh
lapisan SMAN 103 untuk terus meningkatkan semangat dalam melestarikan
kesenian lukis nusantara serta ikut berperan dalam penyelenggaraan acara-acara
seperti ini