Dokumen tersebut membahas berbagai teori perkembangan permukaan bumi, diantaranya teori kontraksi, teori apungan benua, teori Laurasia-Gondwana, teori arus konveksi, teori pergeseran dasar samudera, dan teori lempeng tektonik. Teori-teori tersebut dikemukakan oleh para ilmuwan untuk menjelaskan pergeseran dan pecahnya benua besar menjadi benua-benua yang ada saat ini.
4. Teori Perkembangan Muka
Bumi N 2 Bantul)
(Kelompok 2) (X.1) (SMA
Annisa M.
Devi Seftiana
Gani A. Hadyan
Niken Andriyani
Satna L. Devi
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
5. Teori Perkembangan Muka Bumi
TEORI KONTRAKSI TEORI APUNGAN
TEORI
TEORI KONVEKSI PERGESERAN
DASAR LAUT
TEORI LAURASIA TEORI LEMPENG
GONDWANA TEKTONIK
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
6. Teori Kontraksi
Teori ini dikemukakan oleh James Dana &
Elie De Baumant.
Teori ini menyatakan bahwa kerak bumi
mengalami pengerutan karena proses pendinginan
di bagian dalam bumi akibat konduksi panas.
Pengerutan-pengerutan itu mengakibatkan
bumi menjadi tidak rata.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
8. TEORI APUNGAN BENUA
(CONTINENTAL DRIFT)
Teori ini dikemukakan oleh Alfred Lothar
Wegener (1912).
Menurut Wegener, di permukaan bumi pada
awalnya hanya terdapat sebuah benua besar
(Pangea) & sebuah samudera yang luas (Tethys
Ocean).
Benua tersebut kemudian bergeser secara
perlahan ke arah ekuator & barat hingga mencapai
posisi seperti sekarang.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
10. TEORI LAURASIA -
GONDWANA
Teori ini dikemukakan oleh E. Zuess &
Frank B. Taylor (1910).
Mereka menyatakan bahwa pada
mulanya hanya terdapat dua benua besar di
bumi (Laurasia & Gondwana).
Kedua benua tesebut kemudian bergerak
perlahan ke arah ekuator sehingga terpecah-
pecah membentuk benua-benua yang tampak
seperti sekarang.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
12. TEORI ARUS KONVEKSI
Teori ini dikemukakan oleh Harry Hess (1923).
Teori ini menyatakan bahwa terjadi aliran
konveksi ke arah vertikal di dalam lapisan
astenosfer yang agak kental.
Aliran konveksi yang merambat ke dalam kerak
bumi menyebabkan batuan kerak bumi menjadi
lunak.
Gerak aliran dari dalam tersebut
mengakibatkan permukaan bumi menjadi tidak
rata.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
14. TEORI PERGESERAN DASAR
SAMUDERA
Teori ini dikemukakan oleh Robert Diezt.
Merupakan hasil pengembangan dari teori Konveksi.
Penelitian topografi dasar laut menemukan bukti-
bukti tentang terjadinya pergeseran dasar laut dari arah
punggung dasar ke kedua sisinya.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
16. TEORI LEMPENG TEKTONIK
Teori ini dikemukakan oleh Mc. Kenzie & Robert Parker.
Merupakan penyempurnaan dari teori-teori sebelumnya.
Teori ini menyatakan bahwa kerak bumi & litosfer yang
mengapung di atas astenosfer, dianggap satu lempeng yang saling
berhubungan.
Aliran arus konveksi yang keluar dari punggung laut menyebar
ke kedua sisinya, sedangkan bagian lainnya akan masuk kembali ke
dalam & bercampur dengan materi di lapisan itu.
Daerah tempat masuknya materi tersebut merupakan patahan
yang ditandai dengan adanya palung laut & pulau vulkanis.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
18. Tim Peneliti Amerika
• Hasil penelitian tim peneliti dari The New York American Museum
of Natural History Ohio State University, dan Whichita State
University, membuktikan bahwa daerah Alaska terletak di dekat
khatulistiwa pada 200 juta tahun yang lalu. Pada tahun 1969,
ditemukan fosil tulang rahang binatang amfibi air tawar purba,
yang disebut lahyrintodont (salamander, kepalanya gepeng dan
badannya besar). Fosil seperti itu ditemui pula di Amerika Selatan
dan Afrika. Bukti-bukti tersebut menguatkan teori apungan benua
yang beranggapan bahwa 200 juta tahun yang lalu hanya ada satu
benua besar di planet bumi ini.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>