SlideShare a Scribd company logo
1 of 98
Download to read offline
PERSEPSI PENGGUNA JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT
          (JAMKESMAS) TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN
                          DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN


   Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

                                   Ilmu Sosial Ilmu Politik



                                           SKRIPSI


                                       Diajukan Oleh :




                                SITI CHOTIMAH LUBIS
                                          050902055




              DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
               FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLOTIK
                        UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
                                           MEDAN
                                              2008


Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
                    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



                              HALAMAN PERSETUJUAN

                       Skripsi disetujui untuk dipertahankan oleh :

                    Nama           : Siti Chotimah Lubis
                    NIM            : 050902055
                    Departemen     : Ilmu Kesejahetraan Sosial
                    Judul          : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat
                                      (JAMKESMAS) Terhadap Pelayanan Kesehatan
                                      di Rumah Sakit Haji Medan.

                                     Medan, Maret 2009


                                       PEMBIMBING




                              ( Mastauli Siregar S.Sos, M.Sp)
                                    NIP : 132 297 180


                                 KETUA DEPARTEMEN




                                (Drs. Matias Siagian, M.Si)
                                    NIP : 132 054 339


                                    DEKAN FISIP USU




                             (Prof. Dr. M. Arif Nasution, M.A)
                                     NIP : 131 757 010




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR




Bismillahirrahmanirrahim …..

           Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas
rahmad dan anugerah-Nya penulis mendapat kesempatan untuk menyelsaikan
studi di Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU dan atas pertolongan-
Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai jadwal. Serta Shalawat
dan salam ke pangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa
ummat manusia ke jalan kebenaran.
           Skripsi ini merupakan salah satu syarat wajib bagi setiap mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial. Hal
ini dimaksudkan agar mahasiswa mendapat gambaran langsung tentang ilmu yang
diperoleh dibangku kuliah dan menambah bekal pengalaman yang berhubungan
dengan ilmu sosial dan ilmu politik secara khusus.
           Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi yang membahas
mengenai “Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
terhadap Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan”, penulis dibantu oleh
banyak pihak. Bantuan tersebut berupa materi, moril, maupun spiritual sehingga
penuli dapat termotivasi untuk menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi
ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak banyaknya
kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, diantaranya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan FISIP USU.
2. Bapak Drs. Matias Siagian, M.Si, selaku Ketua Departemen Ilmu
    Kesejahteraan Sosial.
3. Bapak         Husni Thamrin, M.Sp, selaku Sekertaris Departemen Ilmu
    Kesejahteraan Sosial.
4. Ibu Mastauli Siregar, S.Sos, M.Sp, selaku dosen pembimbing yang telah
    bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi petunjuk serta
    arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
5. Ibu Hairani Siregar S.Sos, M.Sp, selaku dosen wali yang membantu penulis
    selama masa perkuliahan.
6. Seluruh Dosen dan Pegawai Depatemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP
    USU.
7. Bapak Direktur Utama dan Rumah Sakit Haji Medan besarta seluruh staf dan
    pegawainya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
    mengadakan penelitian di rumah sakit tersebut.
8. Khususnya kepada ayahanda tersayang M.Rajab Lubis dan ibunda tersayang
    Hotma Sari Matondang yang telah memberikan kasih sayang, perhatian,
    bantuan materi, moril maupun spiritual.
9. Saudara-saudaraku tersayang, Bang rahmat, Kak Lia, Ila dan Manca.
10. Keluarga Opung, Ujing Ema, Udak Mes, Ujing Butet, Ujing Ita, dan sepupu-
    sepupuku (Midah, Mael, Asrul, dll).
11. Seluruh saudara-saudaraku di Medan, Tangga Bosi dan dimana pun kalian
    berada.
12. Sahabat SMA ku (Sakinah dan Fazil).
13. Sahabat seperjuangan Kesos ‘05(Eti, Febri, Joni, Tyo, Anti, Selfi, Mele,
    Ramot, Samri, Gita, Dewi, Agung, Rizki “Papi”), makasih ya woi !!!
14. Teman-teman di Kessos angkatan 2005.
15. Senior-seniorku (Bang Januardi, Bang Teguh, Bang Yono, Bang Fajar,Bg.
    Mirza, dll).


                 Akhirnya dengan keterbatasan ilmu yang penulis miliki, penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Walaupun demikian
skripsi ini mudah-mudahan berguna untuk membangun ilmu pengetahuan di
bidang kesejahteraan sosial khususnya dan sosial dan politik umumnya. Terima
Kasih.
                                                                   Medan,      Maret 2009
                                                                            Penulis


                                                                   Siti Chotimah Lubis
                                                                    NIM : 050902055

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL


                                          ABSTRAK

     Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)
         Terhadap Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan

          Pemerintah sebagai instansi tertinggi yang bertanggung jawab atas
pemeliharaan kesehatan penduduk atau masyarakat harus pula memenuhi
kewajiban dalam menyediakan sarana pelayanan kesehatan, serta
menyelenggarakan sistem asuransi kesehatan sehingga penduduk yang sakit dapat
disembuhkan. Salah satu program yang dibuat pemerintah adalah Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Rumah Sakit Haji Medan merupakan salah
satu dari 17 rumah sakit di Medan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan
kepada pengguna Jamkesmas. Pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah Sakit
Haji Medan kepada pengguna atau peserta Jamkesmas antara lain pelayanan
Rawat Jalan Tindak Lanjutan (RJTL) dan pelayanan Rawat Inap Tindak Lanjutan
(RITL) yang mencakup tindakan pelayanan obat, penunjang diagnosik, pelayanan
darah serta pelayanan lainnya. Rumah Sakit Haji Medan selaku lembaga yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan terindikasi kurang memberikan
pelayanan kesehatan yang memuaskan kepada pasiennya.
          Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Haji Medan tepatnya di terletak
di Jalan RS. Haji Medan Estate No.1, Kabupaten Deli Serdang. Tipe penelitian
yang digunakan adalah bersifat deskripif dengan populasi sebanyak 95 orang,
yang menadi sampel adalah 17 orang untuk pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan
(RITL) dan 78 orang untuk pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL).
Pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sample. Teknik
pengumpulan data dengan metode angket, wawancara, observasi dan library
research atau studi kepustakaan. Sedangkan teknik analisis data adalah analisis
deskriptif dengan pendekatan kaulitatif.
          Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa persepsi pengguna Jamkesmas terhadap pelayanan kesehatan
di Rumah Sakit Haji Medan adalah positif. Terlihat dari tingginya tingkat
kepuasan pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) yang menjadi responden
terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan yaitu sebesar 88,5 % dan juga
tingginya tingkat kemaksimalan pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Haji
Medan kepada responden yaitu sebesar 87,2 %. Sedangkan untuk pasien yang
Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) tingkat kepuasannya sebesar 82,4 % dan
tingkat kemaksimalnnya adalah sebesar 94,1 %.

Kata Kunci : Pelayanan, Kesehatan.




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI


                                                                                            Hal
KATA PENGANTAR………………………………………………………….i
ABSTRAK ……………………………………………………………………..iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. iv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………..vi
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………..vii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………...x


BAB I        : PENDAHULUAN
               1.1 Latar Belakang ………………………………………………1
               1.2 Perumusan Masalah …………………………………………6
               1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………6
               1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………..6
               1.5 Sistematika Penulisan ……………………………………….7


BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
               2.1 Persepsi ……………………………………………………...8
               2.2 Jamkesmas …………………………………………………..15
               2.3 Pelayanan Kesehatan ………………………………………..20
               2.4 Kerangka Pemikiran ………………………………………...25
               2.5 Definisi Konsep dan Definisi Operasional ………………… 27


BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
               3.1 Tipe Penelitian …………………………………………….30
               3.2 Lokasi Penelitian ………………………………………….30
               3.3 Populasi dan Sampel ………………………………………30
               3.4 Teknik Pengumpulan Data ………………………………..32
               3.5 Teknik Analisa Data ………………………………………33




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
BAB IV : DESKRIPSI LOKASI
               4.1 Sejarah Singkat …………………………………………...35
               4.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Haji Medan …………...38
               4.3 Fasilitas Rumah Sakit Haji Medan ……………………… 44


BAB V : ANALISA DATA
               5.1 Identitas/ Karakteristik Responden ……………………….47
               5.2 Pengetahuan Dan Pemahaman Responden Tentang
                    Program Jamkesmas ……………………………………...51
               5.3 Pelayanan Kesehatan yang Diberikan Kepada
                    Responden ………………………………………………. 55


BAB VI : KESIMPULN DAN SARAN
               6.1 Kesimpulan ………………………………………………70
               6.2 Saran ……………………………………………………..70


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR



No.                                     Gambar                                            Hal

2.2.3 Alur Pelayanan di Rumah Sakit ……………………………………….. 18

2.4   Bagan Kerangka Pemikiran ……………………………………………. 26

4.2   Struktur Organisasi Rumah Sakit Haji Medan …………………………. 43




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL



No.                                    Tabel                                                Hal

1.      Tabel Jumlah Pasien Jamkesmas yang Berobat

        di Rumah Sakit Haji Medan ……………………………………………... 31

2.      Jumlah tempat tidur untuk pasien …………………………………….. 45

3.      Distribusi Menurut Jenis Kelamin ……………………………………..48

4.      Distribusi Menurut Umur ……………………………………………. 48

5.      Distribusi Menurut Agama …………………………………………… 49

6.      Distribusi Menurut Mata Pencaharian

7.      Distribusi Menurut Suku……………………………………………….50

8.      Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pengertian Program

        Jamkesmas …………………………………………………………… 51

9.      Tingkat Pengetahuan Responden tentang Tujuan Program

        Jamkesmas …………………………………………………………… 52

10.     Penilaian Responden terhadap Adanya Program Jamkesmas ………. 53

11.     Tingkat Pengetahuan Responden terhadap Rumah Sakit di Medan

        Penerima Pengguna Jamkesmas ……………………………………. 54

12.     Lama Pasien Dirawat Inap ………………………………………….. 55

13.     Penggunaan Kartu Jamkesmas di Rumah Sakit Haji ……………….. 55

14.     Yang Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Responden ………………56

15.     Intensitas Dokter Melakukan Pemeriksaan Tiap Hari ……………… 57

16.     Penilaian Responden terhadap Ketepatan Waktu Dokter dalam

        Melakukan Pemeriksaan Kesehatan …………………………………57

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
17.     Penilaian Responden terhadap Kesigapan Dokter atau Perawat …… 58

18.     Penilaian Responden terhadap Kemampuan Dokter dalam

        Menjelaskan Penyakit Responden …………………………………. 59

19.     Penilaian Responden terhadap Sikap Dokter dan Perawat ………… 60

20.     Penilaian Responden terhadap Prosedur Administrasi untuk

        Rawat Jalan ………………………………………………………… 61

21.     Penilaian Responden tentang Rumah Sakit yang Selalu Memberian

        Petunjuk atau Informasi yang sebenarnya kepada Responden …….. 62

22.     Penilaian Responden terhadap Rumah Sakit Haji yang Lebih

        Mengutamakan Pasien Non-Jamkesmas daripada Pasien

        Jamkesmas …………………………………………………………. 63

23.     Penilaian Responden terhadap Kondisi Kamar Inap Rumah Sakit

        Haji Medan …………………………………………………………. 64

24.     Penilaian Responden Terhadap Kebersihan Kamar Inap Rumah

        Sakit Haji Medan …………………………………………………… 64

25.     Penilaian Responden terhadap Kelengkapan Obat …………………. 65

26.     Penilaian Responden terhadap Kualitas Obat yang Diberikan

        Rumah Sakit Haji Medan…………………………………………… 66

27.     Penilaian Responden terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan ……… 67

28.     Penilaian Responden terhadap Kepuasan Pelayanan yang

        Diberikan …........................................................................................ 67

29.     Alasan Responden Menggunakan Kartu Jamkesmas di Rumah Sakit

        Haji Medan …………………………………………………………. 68




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
30.     Penilaian Responden tentang Ada atau Tidaknya Hal-hal yang

        Mengganggu Kelancaran dalam Mendapatkan Pelayanan

        Kesehatan …………………………………………………………. 69




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN



No.                                    Lampiran                                          Hal

1. Contoh Surat Keabsahan Peserta (SKP) ………………………………… 74

2. Bukti Rawat Jalan Peserta Jamkesmas ………………………………….. 75

3. Resep Dokter ……………………………………………………………. 76

4. Keputusan Komisi Pembimbing …………………………………………77

5. Berita Acara Seminar Proposal …………………………………………..78

6. Permohonan Izin Penelitian di Rumah Sakit Haji Medan ……………… 79

7. Surat Izin Riset oleh Rumah Sakit Haji Medan ………………………… 80

8. Surat Selesai Riset oleh Rumah Sakit Haji Medan ………………………81

9. Kuesioner Penelitian ……………………………………………………..82




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
BAB I

                                     PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang

           Pembangunan dibidang kesehatan merupakan bagian dari pembangunan

nasional, pemerintah sebagai institusi tertinggi yang bertanggungjawab atas

pemeliharaan kesehatan harus pula memenuhi kewajiban dalam penyediaan

sarana pelayanan kesehatan. Sebagaimana diketahui pembangunan kesehatan

merupakan kunci sukses yang mendasari pembangunan lainnya, dengan kata lain

kesehatan merupakan kebutuhan manusia yang utama dan menjadi prioritas yang

mendasar bagi kehidupan. Pelaksanaan pembangunan dibidang kesehatan

melibatkan seluruh warga masyarakat Indonesia, hal tersebut dapat dimengerti

karena pembangunan kesehatan mempunyai hubungan yang dinamis dengan

sektor lainnya.

           Namun pada kenyataannya, tingkat derajat kesehatan masyarakat

Indonesia terutama masyarakat miskin dan kurang mampu masih rendah. Menurut

data BPS tahun 2007 derajat kesehatan masyarakat miskin berdasarkan indikator

Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, masih

cukup tinggi, yaitu AKB sebesar 26,9 per 1000 kelahiran hidup dan AKI sebesar

248 per 100.000 kelahiran hidup serta Umur Harapan Hidup 70,5 Tahun.

           Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut

diakibatkan karena sulitnya masyarakat miskin maupun kurang mampu

mendapatkan akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses pelayanan ini




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktornya yaitu tidak adanya

kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan yang mahal.

           Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang

Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan, ditetapkan bahwa setiap                         orang berhak

mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan

masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara

bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya

termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Oleh karena itu, pada awal

pemerintahan SBY – JK telah diambil kebijakan strategis untuk menggratiskan

pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Sejak 1 Januari 2005 program ini

menjadi Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Maskin (JPKMM) yang

populer dengan nama Askeskin (Prapatan, 2008).

           Program ini bertujuan meningkatkan akses pelayanan kesehatan

masyarakat miskin dan tidak mampu. Melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Masyarakat Miskin ini diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu

melahirkan, menurunkan angka kematian bayi dan balita serta penurunan angka

kelahiran disamping dapat terlayaninya kasus-kasus kesehatan masyarakat miskin

umumnya (Keputusan Menteri Kesehatan No.125/Menkes/SK/II/2008 Tanggal 6

Februari 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat).

           Pada awal tahun 2005 sasaran program berjumlah 36,1 juta jiwa

penduduk miskin di seluruh Indonesia. Sejalan dengan usulan Pemerintah Daerah

dan bersamaan dengan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar

Minyak (PKPS-BBM), mulai pertengahan tahun 2005 sampai tahun 2006 sasaran

disesuiakan dengan jumlah rumah tangga (RTM) atau sekitar 76,4 juta jiwa.

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Masyarakat miskin memperoleh pelayanan kesehatan secara berjenjang mulai dari

rawat jalan dan rawat inap di Puskesmas, sampai rujukan rawat spesifikasi dan

rawat inap di kelas tiga rumah sakit (Prapatan, 2008).

           Pada tahun 2008 program Askeskin ini diubah namanya menjadi

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang tidak mengubah jumlah

sasaran. Program ini bertujuan untuk memberi akses pelayanan kesehatan kepada

masyarakat sangat miskin, miskin dan mendekati miskin berjumlah 76.4 juta jiwa

(Keputusan Menteri Kesehatan No.125/Menkes/SK/II/2008 Tanggal 6 Februari

2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat).

           Untuk penduduk Provinsi Sumatera Utara jumlah kuota masyarakat

miskin yang ditanggung pada 2008 sama jumlahnya dengan 2007 yaitu 4.124. 247

jiwa dari 12.122.520 jiwa seluruh penduduk Sumatera Utara berarti sekitar 34,02

% (yaahowu, 2008). Khusus untuk wilayah Kota Medan penerima Jamkesmas

ditetapkan berjumlah 412.249 jiwa.

           Rumah sakit sebagai wadah pelayanan kesehatan harus mempunyai

fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan

pemulihan bagi penderita. Sehubungan dengan itu dapatlah dinyatakan rumah

sakit adalah sisi pemberi pelayanan kepada masyarakat dengan segala latar

belakang sosial kulturnya, tanpa pandang bulu sebagai sisi yang mengharapkan

akan menerima pelayanan dengan baik. Dalam mendukung pelaksanaan program

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin atau yang sekarang lebih

dikenal dengan Jamkesmas, rumah sakit memiliki peranan yang sangat penting.

Peranannya adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang

menjadi pengguna atau peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Menurut Kadis Kesehatan Kota Medan dr Umar Zein DTM&H SpPD

KPTI, mulai saat ini sudah ada 17 Rumah Sakit Umum (RSU) yang siap melayani

pasien Jamkesmas. Beberapa rumah sakit selain RSU Pirngadi Medan , RS Haji

Medan, RSU H Adam Malik, di antaranya RSU Bina Kasih, RSU Martha Friska

dan RSU Imelda, RSU Angkatan Laut Belawan, RSU Tentara Putri Hijau Medan,

RSU Estomihi, RSU Mitra Sejati, RSU Maya Sari, RSU Boloni, RSU Malahayati,

RSU Sundari, RSU Bina Azis, RSU Wulan Windi dan RSU Tanjung Morawa

(Pemkomedan, 2008).

           Rumah Sakit Haji Medan merupakan sebuah organisasi yang bergerak

dibidang jasa perawatan medis dan merupakan salah satu rumah sakit yang

bernafaskan islam di Kota Medan. Rumah sakit ini berdiri tanggal 04 Juli 1992

dan terletak di jalan RS. Haji-Medan Estate Kabupaten Deli Serdang dan

termasuk dalam 17 rumah sakit di Kota Medan yang memberikan pelayanan

kesehatan bagi masyarakat yang menjadi pengguna atau peserta Jamkesmas.

Pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah Sakit Haji Medan kepada pengguna

atau peserta Jamkesmas antara lain pelayanan Rawat Jalan Tindak Lanjutan

(RJTL) dan pelayanan Rawat Inap Tindak Lanjutan (RITL) yang mencakup

tindakan pelayanan obat, penunjang diagnosik, pelayanan darah serta pelayanan

lainnya.

           Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, penulis menemukan ada

beberapa permasalahan terutama menyangkut dalam pelayanan kesehatan yang

diberikan oleh pihak Rumah Sakit Haji                  Medan kepada pasiennya. Hal ini

terungkap karena penulis seringkali mendengar keluhan dari beberapa pasien yang

Non Jamkesmas bahwa belum memuaskannya pelayanan kesehatan yang

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
diberikan baik dari kualitas perlengkapan maupun kualitas pelayanan lainnya

seperti pelayanan medik, pelayanan obat-obatan dan pelayanan administrasi.

           Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa Rumah Sakit Haji Medan

selaku lembaga yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan terindikasi kurang

memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan kepada pasien Non-

Jamkesmas yang notabene adalah pasien yang menanggung biaya rumah sakit

secara pribadi. Bila pasien yang Non Jamkesmas saja pelayanan kesehatan yang

diberikan kurang memuaskan, bagaimana lagi pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada pasien yang termasuk dalam pengguna Jamkesmas. Oleh karena

itu, penulis tertarik untuk mengetahui apakah Rumah Sakit Haji Medan sebagai

salah satu dari 17 rumah sakit di Medan yang menerima pengguna Jamkesmas

melakukan pelayanan kesehatan yang memuaskan bagi pengguna Jamkesmas

dengan cara mencari tahu bagaimana “Persepsi pengguna Jaminan Kesehatan

Masyarakat (Jamkesmas) terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit

Haji Medan”.




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
1.2 Perumusan Masalah

           Dengan melihat latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah

yang akan dikemukakan yaitu bagaimana “Persepsi pengguna Jamkesmas

terhadap pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Haji Medan ?”



1.3 Tujuan Penelitian

           Adapun penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui “Persepsi

pengguna Jamkesmas terhadap pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit

Haji Medan”.



1.4 Manfaat Penelitian

           Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau

referensi dalam rangka mengembangkan konsep-konsep, teori-teori, terutama

model pemecahan masalah pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah Sakit Haji

Medan kepada pengguna Jamkesmas khususnya dan bagi instansi yang terkait

baik pemerintahan maupun pihak yang lainnya.




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
1.5 Sistematika Penulisan

            Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

BAB I            :    PENDAHULUAN

                      Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah,

                      tujuan dan manfaat serta sistematika penulisan penelitian.

BAB II           :    TINJAUAN PUSTAKA

                      Bab ini berisikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan

                      objek yang diteliti, kerangka pemikiran, definisi konsep dan

                      definisi operasional.

BAB III          :    METODE PENELITIAN

                      Bab ini berisikan, tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi

                      dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.

BAB IV           :    DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

                      Bab ini berisikan gambaran umum lokasi penelitian dimana

                      penulis mengadakan penelitian.

BAB V            :    ANALISA DATA

                      Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh penulis dari hasil

                      penelitian dan pembahasannya

BAB VI           :    PENUTUP

                      Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang penulis berikan

                      sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
BAB II

                                  TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Persepsi

2.1.1 Pengertian Persepsi

           Pada dasarnya persepsi merupakan suatu proses yang terjadi di dalam

pengamatan seseorang terhadap orang lain. Persepsi terhadap satu objek yang ada

disekitar manusia pada dasarnya berbeda dengan lainnya karena sebagai makhluk

individu setiap manusia memiliki pandangan yang berbeda sesuai dengan tingkat

pengetahuan dan pemahamannya. Semakin tinggi pengetahuan dan pemahaman

seseorang terhadap suatu objek yang dipersepsikan maka semakin baik bentuk

persepsi orang tersebut terhadap objek begitu pula sebaliknya.

           Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception

berasal dari bahasan Latin perception; dari percipere, yang artinya menerima atau

mengambil (Sobur, 2003). Persepsi seseorang bisa diartikan sebagai proses,

pemahaman terhadap sesuatu informasi yang disampaikan oleh orang lain yang

sedang saling berkomunikasi, berhubungan atau kerjasama. Jadi setiap orang tidak

terlepas dari persepsi.

           Persepsi menurut         Morgan, King dan Robinson (Rukminto, 1994),

persepsi menunjuk bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mengecap dan

mencium dunia sekitar kita, dengan kata lain persepsi dapat pula didefinisikan

sebagai segala sesuatu yang dialami oleh manusia.

           Sedangkan menurut Kimbal Young (Walgito, 1999), persepsi adalah

sesuatu yang menunjukkan aktifitas, merasakan, mengidentifikasikan dan

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
memahami objek baik fisik maupun sosial. Definisi ini menekankan bahwa

persepsi akan timbul setelah seseorang atau sekelompok orang terlebih dahulu

merasakan kehadiran suatu objek dan setelah dirasakan akan menginterpretasikan

objek yang dirasakannya tersebut.



2.1.2 Proses Persepsi

            Adapun proses persepsi menurut Udai Pareek (Sobur, 2003) antara lain:

1. Proses menerima rangsangan

    Proses pertama dalam persepsi ialah menerima rangsangan atau data dari

    berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui pancaindera. Kita melihat

    sesuatu, mendengar, mencium, merasakan, atau menyentuhnya, sehingga kita

    mempelajari segi-segi lain dari sesuatu itu.

2. Proses menyeleksi rangsangan

    Setelah diterima, rangsangan atau data diseleksi. Tidaklah mungkin untuk

    memperhatikan semua rangsangan yang telah diterima. Demi menghemat

    perhatian yang digunakan, rangsangan-rangsangan itu disaring dan diseleksi

    untuk diproses lebih lanjut. Ada dua kumpulan faktor menentukan seleksi

    rangsangan itu, yaitu:

    a. Faktor-faktor intern

        1) Kebutuhan psikologis

             Kebutuhan seseorang mempengaruhi persepsinya. Kadang-kadang, ada

             hal yang “kelihatan” (yang sebenarnya tidak ada), karena kebutuhan

             psikologis. Misalnya, seorang yang haus bisa melihat air di banyak

             tempat; fatamorgana seperti itu biasa sekali terjadi di padang pasir.

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Jika seseorang kehilangan hal tertentu yang dibutuhkan, mereka lebih

             sering melihat barang itu.

        2) Latar belakang

             Latar belakang mempengaruhi hal-hal yang dipilih dalam persepsi.

             Orang-orang dengan latar belakang tertentu mencari orang-orang

             dengan latar belakang yang sama.

        3) Pengalaman

             Pengalaman mempersiapkan seseorang untuk mencari orang-orang,

             hal-hal, dan gelaja-gejala yang mungkin serupa dengan pengalaman

             pribadinya. Seseorang yang mempunyai pengalaman buruk dalam

             bekerja dengan jenis orang tertentu, mungkin akan menyeleksi orang-

             orang ini untuk jenis persepsi tertentu.

        4) Kepribadian

             Kepribadian juga mempengaruhi persepsi. Seorang yang introvert

             mungkin akan tertarik kepada orang-orang yang serupa atau sama

             sekali berbeda. Berbagai faktor dalam kepribadian mempegaruhi

             seleksi dalam persepsi.

        5) Sikap dan kepercayaan umum

             Sikap dan kepercayaan umum juga mempengaruhi persepsi. Orang-

             orang yang mempunyai sikap tertentu terhadap karyawan wanita atau

             karyawan       yang     termasuk       kelompok       bahasa      tertentu,    besar

             kemungkinan akan melihat berbagai hal kecil yang tidak diperhatikan

             oleh orang lain.




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
6) Penerimaan diri

             Penerimaan diri merupakan sifat penting yang mempengaruhi persepsi.

             Beberapa telah menunjukkan bahwa mereka yang lebih ikhlas

             menerima kenyataan diri akan lebih tepat menyerap sesuatu dari pada

             mereka yang kurang ikhlas menerima realitas dirinya. Untuk yang

             terakhir ini cenderung mengurangi kecermatan persepsi. Implikasi dari

             fakta ini ialah kecermatan persepsi dapat ditingkatkan dengan

             membantu orang-orang untuk lebih menerima diri mereka sendiri.



    b. Faktor Ekstern

        1) Intensitas

             Pada umumnya, rangsangan yang lebih intensif, mendapatkan lebih

             banyak tanggapan dari pada rangsangan yang kurang intens.

        2) Ukuran

             Pada umumnya, benda-benda yang lebih besar lebih menarik

             perhatian. Barang yang lebih besar lebih cepat dilihat.

        3) Kontras

             Biasanya, hal-hal lain dari biasa kita lihat akan cepat menarik

             perhatian. Jika orang biasa mendengar suara tertentu dan sekonyong-

             konyongnya ada perubahan dalam suara itu, hal itu akan menarik

             perhatian. Banyak orang secara sadar atau tidak, melakukan hal-hal

             yang aneh untuk menarik perhatian. Prilaku yang luar biasa menarik

             perhatian karena prinsip-prinsip perbedaan itu.




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
4) Gerakan

             Hal-hal yang bergerak lebih menarik perhatian dari pada hal-hal yang

             diam.

        5) Ulangan

             Biasanya hal-hal yang berulang dapat menarik perhatian. Akan tetapi,

             ulangan yang terlalu sering, dapat menghasilkan kejenuhan semantik

             dan dapat kehilangan arti perseptif.

        6) Keakraban

             Hal-hal yang akrab atau dikenal lebih menarik perhatian. Hal ini

             terutama jika hal tertentu tidak diharapkan dalam rangka tertentu.

        7) Sesuatu yang baru

             Faktor ini kedengarannya bertentangan dengan faktor keakraban. Akan

             tetapi, hal-hal baru juga menarik perhatian. Jika orang sudah biasa

             dengan kerangka yang sudah dikenal, sesuatu yang baru menarik

             perhatian.

3. Proses Pengorganisasian

    Rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalan suatu bentuk.

    Ada tiga dimensi utama dalam pegorganisasian rangsangan, yaitu :

    a. Pengelompokan

        Berbagai rangsangan yang telah diterima dikelompokkan dalam suatu

        bentuk. Beberapa faktor digunakan untuk mengelompokkan rangsangan

        itu, antara lain :




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
1) Kesamaan,         rangsangan-rangsangan           yang     mirip    dijadikan      satu

             kelompok.

        2) Kedekatan, hal-hal yang lebih dekat antara satu dan yang lain juga

             dikelompokkan menjadi satu.

        3) Ada suatu kecenderungan untuk melengkapi hal-hal yang dianggap

             belum lengkap.

    b. Bentuk timbul dan latar

        Prinsip lain dari dalam mengatur rangsangan disebut bentuk timbul dan

        latar. Hal ini merupakan salah satu proses persepsi yang paling menarik

        dan paling pokok. Dalam melihat rangsangan atau gejala, ada

        kecenderungan untuk memusatkan perhatian pada gejala-gejala tertentu

        yang timbul menonjol, sedangkan rangsangan atau gejala lainnya berada di

        latar belakang.

    c. Kemampuan persepsi

        Ada suatu kecenderungan untuk menstabilkan persepsi, dan perubahan-

        perubahan konteks tidak mempengaruhinya. Dunia perspsi diatur menuut

        prinsip kemantapan. Dalam persepsi dunia tiga dimensional, faktor

        ketetapan memainkan peranan yang penting.

    4. Proses Penafsiran

        Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima lalu

        menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Dikatakan bahwa telah terjadi

        persepsi setelah data itu ditafsirkan. Persepsi pada pokoknya memberikan

        arti pada berbagai data dan informasi yang diteima.




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
5. Proses Pengecekan

        Sesudah data diterima dan ditafsirkan, si penerima mengambil beberapa

        tindakan untuk mengecek apakah penafsirannya benar atau salah. Proses

        pengecekan ini mengkin terlalu cepat dilakukan dari waktu ke waktu untuk

        menegaskan apakah penafsiran atau persepsi dibenarkan atau data baru.

        Data atau kesan-kesan itu dapat dicek dengan menanyakan kepada orang-

        orang lain mengenai persepsi mereka.

    6. Proses Reaksi

        Tahap terakhir dari proses perceptual ialah bertindak sehubungan dengan

        apa yang telah dicerap. Hal ini biasanya dilakukan jika seseorang berbuat

        suatu sehubungan dengan persepsinya. Misalnya, seseorang bertindak

        sehubungan dengan persepsi yang baik atau yang buruk yang telah

        dibentuknya.       Lingkaran       persepsi     itu    belum      sempurna       sebelum

        menimbulkan suatu tindakan. Lingkaran persepsi ini bisa tersembunyi dan

        bisa pula terbuka. Tindakan tersembunyi berupa pembentukan pendapat

        atau sikap, sedangkan tindak yang terbuka berupa tindakan nyata

        sehubungan dengan persepsi itu. Satu gelaja yang telah menarik perhatian

        sehubungan dengan tindakan tersembunyi ialah “pembentukan kesan”.

        Pembentukan kesan ialah cara seorang pencerap membentuk kesan

        tertentu atas suatu objek atau atas seseorang menurut cirri-ciri yang

        dicerapnya, atau data yang ia terima dari berbagai sumber.




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
2.2 Jamkesmas

2.2.1 Pengertian Jamkesmas

           Jamkesmas merupakan singkatan dari Jaminan Kesehatan Masyarakat

dan merupakan bagian dari pengentasan kemiskinan yang bertujuan agar akses

dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dapat ditingkatkan

sehingga tidak ada lagi Maskin yang kesulitan memperoleh pelayanan kesehatan

karena alasan biaya (Prapatan, 2008).



2.2.2 Tujuan dan Sasaran

           1. Tujuan Umum

               Meningkatkan akses dan               mutu      kesehatan     terhadap      seluruh

               masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan

               masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien.

           2. Tujuan Khusus

               a. Meningkatkan cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu

                    mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya

                    dan Rumah Sakit.

               b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat

                    miskin.

               c. Terselanggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan

                    akuntabel.




           3. Sasaran

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Sasaran program adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di

               seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang

               sudah mempunyai jaminan kesehatan lainnya.



2.2.3 Prosedur Pelayanan Kesehatan

            Prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi peserta, sebagai

berikut :

1. Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar berkunjung ke

    Puskesmas dan jaringannya.

2. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, peserta harus menunujukkan Kartu

    Jamkesmas.

3. Apabila peserta Jamkesmas memerlukan pelayanan kesehatan rujukan, maka

    yang bersangkutan dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan disertai

    surat rujukan dan kartu peserta              yang ditunjukkan sejak awal sebelum

    mendapat pelayanan kesehatan, kecuali pada kasus emergensi.

4. Untuk memperoleh pelayanan rawat jalan di rumah sakit peserta harus

    menunjukkan kartu peserta dan surat rujukan dari puskesmas di loket Pusat

    Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan

    berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Askes (Persero).

    Bila berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan Surat

    Keabsahan Peserta (SKP), dan peserta selanjutnya memeproleh pelayanan

    kesehatan.




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
5. Untuk memperoleh pelayanan rawat inap di rumah sakit peserta harus

    menunjukkan kartu peserta dan surat rujukan dari puskesmas di loket Pusat

    Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan

    berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Akes (Persero). Bila

    berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan Surat

    Keabsahan Peserta (SKP), dan peserta selanjutnya memeproleh pelayanan

    inap.

6. Pada kasus-kasus tertentu yang dilayani di IGD termasuk kasus gawat darurat

    di rumah sakit, peserta harus menunjukkan kartu peserta dan surat rujukan dari

    Puskesmas di loket Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit

    (PPTRS). Kelengkapan berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas

    PT. Askes (Persero). Bila berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero)

    mengeluarkan surat keabsahan peserta (SKP). Bagi pasien yang tidak dirawat

    prosesnya sama dengan proses rawat jalan, sebaliknya bagi yang dinyatakan

    rawat inap prosesnya sama dengan proses rawat inap.




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Gambar 2.2.3

     Alur Pelayanan di Rumah Sakit




                                                                               RJTL
     Peserta           Loket                          Pelayanan
                        RS               SKP          Kesehatan                                  Pulang

                                                                                RITJ

                Verifikasi Kepesertaan
                     oleh PPTRS
                     ( PT.Askes)


                                                       Kasus
                   Daftar Peserta                    Emergency
               Jamkesmas menurut SK
                  Bupati / Walikota




2.2.4 Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan

           Adapun jenis-jenis pelayanan kesehatan yang tersedia di rumah sakit

yaitu :

1.    Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL), yang meliputi :

     a. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh

          dokter spesialis atau umum.

     b. Rehabilitasi Medik

     c. Penunjang diagnosik : laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik

     d. Tindakan medis kecil atau sedang

     e. Pemeriksaan dan pengobatan gigi tingkat lanjutan

     f. Pemberian obat yang mengacu pada Formalium Rumah Sakit

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
g. Pelayanan darah

    h. Pemeriksaan kehamilan dengan resiko tinggi dan penyulit

2. Pelayanan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL), yang meliputi :

    a. Akomodasi rawat inap pada kelas III

    b. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan

    c. Penunjang diagnosik : laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik

    d. Tindakan medis

    e. Operasi sedang dan besar

    f. Pelayanan rehabilitasi medis

    g. Perawatan intensif (ICU)

    h. Pemberian obat mengacu Formalium Rumah Sakit

    i.   Pelayanan darah

    j.   Persalinan dengan resiko tinggi dan penyulit




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
2.3 Pelayanan Kesehatan

2.3.1 Pengertian Pelayanan Kesehatan

           Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara

sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan,            mencegah dan           menyembuhkan penyakit              serta

memulihkan        kesehatan     perseorangan,       keluarga,      kelompok       dan    ataupun

masyarakat (Azwar, 1995).



2.3.2 Konsep Pelayanan Kesehatan Dasar

           Konsep pelayanan kesehatan dasar mencakup nilai-nilai dasar tertentu

yang berlaku umum terhadap proses pengembangan secara menyeluruh, tetapi

dengan penekanan penerapan di bidang kesehatan seperti berikut, (WHO, 1992) :

1. Kesehatan secara mendasar berhubungan dengan tersedianya dan penyebaran

    sumberdaya – bukan hanya sumberdaya kesehatan seperti dokter, perawat,

    klinik, obat, melainkan juga sumberdaya sosial – ekonomi yang lain seperti

    pendidikan, air dan persediaan makanan.

2. Pelayanan kesehatan dasar dengan demikian memusatkan perhatian kepada

    adanya kepastian bahwa sumberdaya kesehatan dan sumberdaya sosial yang

    ada telah tersebar merata dengan lebih memperhatikan mereka yang paling

    membutuhkannya.

3. Kesehatan adalah satu bagian penting dari pembangunan secara menyeluruh.

    Faktor yang mempengaruhi kesehatan adalah factor sosial, budaya, dan

    ekonomi di samping biologi dan lingkungan.




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
4. Pencapaian taraf kesehatan yang lebih baik memerlukan keterlibatan yang

    lebih banyak dari penduduk, seperti perorangan, keluarga, dan masyarakat,

    dalam pengambilan tindakan demi kegiatan mereka sendiri dengan cara

    menerapkan perilaku sehat dan mewujudkan lingkungan yang sehat.



2.3.3 Karakteristik Pelayanan Kesehatan

           Menurut Evan (Astaqauliyah, 2008) dibandingkan dengan kebutuhan

hidup manusia yang lain, kebutuhan pelayanan kesehatan mempunyai tiga ciri

utama yang terjadi sekaligus dan unik yaitu : uncertainty, asymetri of information

dan externality. Ketiga ciri utama tersebut menyebabkan pelayanan kesehatan

sangat unik dibandingkan dengan produk atau jasa lainnya.

1. Uncertainty

    Uncertainty atau ketidakpastian menunjukkan bahwa kebutuhan akan

    pelayanan kesehatan tidak bisa pasti, baik waktu, tempat maupun besarnya

    biaya yang dibutuhkan. Dengan ketidakpastian ini sulit bagi seseorang untuk

    menganggarkan         biaya     untuk     memenuhi        kebutuhan       akan    pelayanan

    kesehatannya.       Penduduk       yang     penghasilannya rendah tidak               mampu

    menyisihkan sebagian penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan yang tidak

    diketahui datangnya, bahkan penduduk yang relatif berpendapatan memadai

    sekalipun seringkali tidak sanggup memenuhi kecukupan biaya yang

    dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan medisnya.. Maka dalam hal ini

    seseorang yang tidak miskin dapat menjadi miskin atau bangkrut mana kala ia

    menderita sakit.




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
2. Asymetry of Information

    Sifat kedua asymetry of Information menunjukkan bahwa konsumen

    pelayanan       kesehatan      berada     pada     posisi     yang     lemah      sedangkan

    provider(dokter dan petugas kesehatan lainnya) mengetahui jauh lebih banyak

    tentang manfaat dan kualitas pelayann yang dijualnya. Ciri ini juga ditemukan

    oleh para ahli ekonomi kesehatan lain seperti Feldstein, Jacos, Rappaport, dan

    Phelps. Dalam pelayanan kesehatan, misalnya kasus ekstrim pembedahan,

    pasien hampir tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui apakah ia

    membutuhkan pelayanan tersebut atau tidak. Kondisi ini sering dikenal

    dengan consumen ignorence atau konsumen yang bodoh, jangankan ia

    mengetahui berapa harga dan berapa banyak yang diperlukan, mengetahui

    apakah ia memerlukan tindakan bedah saja tidak sanggup dilakukan meskipun

    pasien mungkin seorang profesor sekalipun.

3. Externality

    Externality menunjukkan bahwa konsumsi pelayanan kesehatan tidak saja

    mempengaruhi pembeli tetapi juga bukan pembeli.. Contohnya adalah

    konsumsi rokok yang mempunyai resiko besar pada bukan perokok, akibat

    dari ciri ini, pelayanan kesehatan membutuhkan subsidi dalam berbagai

    bentuk, oleh karena pembiayaan pelayanan kesehatan tidak saja menjadi

    tanggung jawab diri sendiri, akan tetapi perlunya digalang tanggung jawa

    bersama (publik). Ciri unik tersebut juga dikemukakan oleh beberapa ahli

    ekonomi kesehatan seperti Feldstein (1993).




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
2.3.4 Syarat-Syarat Pelayanan Kesehatan

           Agar pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan,

banyak syarat yang harus dipenuhi. Syarat yang dimaksud paling tidak mencakup

delapan        hal    pokok     yakni     tersedia    (Available),      wajar    (Appropriate),

berkesinambungan (Continue), dapat diterima (Acceptable), dapat dicapai

(Accesible), dapat dijangkau (affordable), efisien (efficient) serta bermutu

(quality) (Azwar, 1995).

1. Ketersediaan Pelayanan Kesehatan (Available)

    Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut

    tersedia di masyarakat.

2. Kewajaran Pelayanan Kesehatan (Appropriate)

    Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut bersifat

    wajar, dalam arti dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.

3. Kesinambungan Pelayanan Kesehatan (Continue)

    Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut bersifat

    berkesinambungan, dalam arti tersedia setiap saat, baik menurut waktu atau

    kebutuhan pelayanan kesehatan.

4. Penerimaan Pelayanan Kesehatan (Acceptable)

    Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut

    dapat diterima oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan.

5. Ketercapaian Pelayanan Kesehatan (Accesible)

    Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dicapai

    oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan tersebut.




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
6. Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan (Affordable)

    Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat

    dijangkau oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan.

7. Efisiensi Pelayanan Kesehatan (Efficient)

    Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut

    dapat diselenggarakan secara efisien.

8. Mutu Pelayanan Kesehatan (Quality)

    Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat

    menyembuhkan pasien serta tindakan yang dilakukan aman.

           Adapun kriteria-kriteria pelayanan yang memuaskan menurut DR. Bob

Woworutu (Noveniawanata, 2008) adalah :

    1. Kebutuhan masyarakat dapat di penuhi.

    2. Mampu memberikan pelayanan yang baik.

    3. Tidak berbelit-bekit.

    4. Menyingkat waktu tunggu masyarakat.

    5. Dapat menguntungkan semua pihak.

           Mutu pelayanan hanya dapat diketahui apabila sebelumnya telah

    dilakukan penilaian, baik terhadap tingkat kesempurnaan, sifat, totalitas dari

    wujud serta ciri atau pun terhadap standar yang telah ditetapkan. Dalam

    kenyataannya melakukan penilaian ini tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan

    mutu pelayanan tersebut bersifat multi-demensional yang artinya setiap orang

    dapat saja melakukan penilaian yang berbeda-beda tergantung dari latar

    belakang dan kepentingan masing-masing orang (Azwar, 1995).




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
2.4 Kerangka Pemikiran

           Sulitnya akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dipengaruhi

oleh berbagai faktor. Salah satu faktornya yaitu tidak adanya kemampuan secara

ekonomi dikarenakan biaya kesehatan yang mahal.

           Oleh karena itu, pada awal pemerintahan SBY – JK telah diambil

kebijakan strategis untuk menggratiskan pelayanan kesehatan bagi masyarakat

miskin. Sejak 1 Januari 2005 program ini menjadi Program Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan Maskin (JPKMM) yang popular dengan nama Askeskin yang

kemudian pada tahun 2008 diubah namanya menjadi Jaminan Kesehatan

Masyarakat atau Jamkesmas.

           Apabila masyarakat miskin yang sudah terdaftar sebagai pengguna

Jamkesmas memerlukan pelayanan kesehatan, maka mereka berhak mendapatkan

pelayanan kesehatan. Salah satu rumah sakit di Medan yang menerima pengguna

Jamkesmas adalah Rumah Sakit Haji Medan. Dengan demikian Rumah Sakit Haji

Medan harus memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat pengguna

Jamkesmas yang memerlukan pelayanan kesehatan, yang meliputi pelayanan

Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) dan pelayanan Rawat Inap Tingkat

Lanjutan (RITL).

           Setelah mendapatkan pelayanan kesehatan dari rumah sakit Haji Medan,

para pengguna Jamkesmas akan mempunyai persepsi baik itu bersifat positif atau

negatif tentang bagaimana pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Haji

Medan. Untuk itulah peneliti ingin mengetahui bagaimana persepsi pengguna

Jamkesmas tersebut terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah

Sakit Haji Medan.

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Gambar. 2.4

Bagan Kerangka Pemikiran




            Rumah Sakit Haji Medan



             Pelayanan kesehatan yang
             diberikan RS Haji Medan

                                                              1. Sarana dan prasarana.
               Pengguna Jamkesmas                             2. Pelayanan medis
                                                              3. Pelayanan
                                                                 administrasi


       Persepsi pengguna Jamkesmnas
       terhadap pelayanan kesehatan di
           Rumah Sakit Haji Medan




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
2.5 Definisi Konsep & Definisi Operasional

2.5.1 Definisi Konsep

           Konsep      adalah      istilah   atau     definisi     yang     digunakan       untuk

menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang

menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1989). Definisi konsep

bertujuan untuk merumuskan dan mendefinisikan istilah-istilah yang digunakan

secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah

pengertian yang dapat mengaburkan penelitian.

           Untuk memfokuskan penelitian ini maka peneliti memberikan batasan

konsep yang diangkat dalam penelitian ini :

1. Persepsi adalah proses, pemahaman terhadap sesuatu informasi yang

    disampaikan oleh orang lain yang sedang saling berkomunikasi, berhubungan

    atau kerjasama.

2. Jamkesmas merupakan singkatan dari Jaminan Kesehatan Masyarakat dan

    merupakan program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi

    masyarakat miskin dan tidak mampu.

3. Pelayanan Kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri

    atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

    meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

    memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun

    masyarakat.




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
2.5.2 Definisi Operasional

           Definisi operasional adalah informasi ilmiah yang membantu peneliti

dengan menggunakan satu variabel atau dengan kata lain definisi operasional

adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagiamana mengukur suatu variabel.

           Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas

           Variabel bebas (X) adalah segala gejala faktor atau unsur yang

menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut sebagai

variabel terikat. Tanpa variabel ini maka variabel berubah sehingga akan muncul

menjadi variabel terikat yang berbeda atau lain atau bahkan sama sekali tidak ada

yang muncul (Nawawi, 1995). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

pengguna Jamkesmas dengan indikator :

a. Pengguna Jamkesmas yang memiliki Kartu Jamkesmas.

b. Pasien RITL yang menginap di ruang kelas III minimal 3 hari di rumah sakit.

c. Pasien RJTL minimal 3 kali berobat ke Rumah Sakit Haji Medan.

2. Variabel Terikat

           Variabel terikat (Y) adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur

yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas dan

bukannya karena adanya variabel lain (Nawawi, 1995). Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah pelayanan kesehatan dengan indikator :

a. Kebutuhan pasien dapat di penuhi.

    Tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan yang lengkap bagi pasien RITL dan

    RJTL pengguna Jamkesmas seperti kamar inap, obat-obatan, peralatan dan

    perlengakapan pelayanan kesehatan lainnya.

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
b. Mampu memberikan pelayanan yang baik.

    1) Cepatnya tanggapan dari petugas kesehatan dalam memenuhi kebutuhan

        pasien RITL dan RJTL pengguna Jamkesmas.

    2) Sikap yang baik dari petugas kesehatan dalam melayani pasien RITL dan

        RJTL pengguna Jamkesmas .

    3) Adanya komuniksi yang baik antara petugas kesehatan dengan pasien

        RITL dan RJTL pengguna Jamkesmas.

c. Tidak berbelit-belit.

    1) Administrasi masuk rumah sakit yang mudah bagi pasien RITL pengguna

        Jamkesmas.

    2) Administrasi yang mudah untuk berobat bagi pasien RJTL penggguna

        Jamkesmas.

    3) Adanya kejelasan yang tepat tentang jenis penyakit yang diderita pasien

        pengguna Jamkesmas.

d. Menyingkat waktu tunggu pasien.

    Dipermudah dan dipercepat pelayanan pengurusan administrasi bagi pasien

    RJTL dan RITL sehingga pasien tidak harus mengantri berjam-jam lamanya.

e. Dapat menguntungkan semua pihak.

    1) Bagi rumah sakit dapat menigkatkan pendapatan atau keuntungan untuk

        rumah sakit.

    2) Bagi pasien RITL dan RJTL mendapatkan kesembuhan dari penyakit yang

        diderita.




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
BAB III

                                 METODE PENELITIAN



3.1 Tipe Penelitian

           Penelitian ini adalah penelitian deskripstif yaitu                   suatu prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau

objek peneleitian (seseorang, lembaga, masayarkat, dan lain-lain) pada saat

sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagimana adanya ( Nawawi,

1990).

           Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

mengetahui bagaimana persepsi pengguna Jamkesmas terhadap pelayanan

kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan.



3.2 Lokasi Penelitian

           Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Haji Medan yang terletak di Jalan

RS. Haji Medan Estate No.1, Kabupaten Deli Serdang.



3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

           Populasi adalah keseluruhan dari objek penulisan yang dapat terdiri dari

manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai atau

peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakter tertentu dalam suatu

penelitian (Nawawi, 1990).




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah rata-rata

jumlah pengguna Jamkesmas yang menerima pelayanan kesehatan di Rumah

Sakit Haji Medan dengan perincian sebagai berikut :

                                      Tabel 1.
           Jumlah Pasien Jamkesmas yang Berobat di Rumah Sakit Haji Medan
 No                  Bulan          Jumlah Pasien                           Jumlah Pasien
                                      Rawat Inap                             Rawat Jalan
                                       (/Pasien)                              (/Pasien)
  1. April                                222                                    858
  2. Mei                                  209                                   1092
  3. Juni                                 184                                    901
  4. Juli                                 165                                    690
  5. Agustus                              186                                    836
  6. September                             67                                    316
           JUMLAH                        1033                                   4693
Sumber : Rumah Sakit Haji Medan. 2008



3.3.2 Sampel

           Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti yang

dianggap dapat menggambarkan populasinya (Soehartono, 2004). Pada penelitian

ini jumlah sampel tidak dapat dihitung dengan pasti. Hal ini dikarenakan yang

menjadi sampel adalah pasien yang menggunakan Kartu Jaminan Kesehatan

Masyarakat di Rumah Sakit Haji Medan yang tiap hari atau bulannya tidak bisa

dipastikan jumlahnya.

           Pasien yang menggunakan              Kartu Jamkesmas di Rumah Sakit Haji

Medan dari bulan April sampai Desember 2008 berjumlah 1033 orang untuk

rawat inap dan 4693 orang untuk rawat jalan, jadi rata-rata yang pasien yang

berobat tiap bulannya adalah 172 orang untuk rawat inap dan 782 untuk rawat

jalan. Maka penulis hanya mengambil 10 % dari jumlah pasien yang berobat



Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
setiap bulannya yaitu 17 orang untuk rawat inap dan 78 untuk rawat jalan,

sehingga total responden yang akan peneliti teliti berjumlah 95 orang.

            Adapun teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah dengan teknik purposive sampling, yaitu penentuan sampel dilakukan

dengan sengaja. Dalam hal ini, yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini
                                     28
adalah pengguna Jamkesmas yang memiliki kriteria-kriteria, sebagai berikut :

a. Pengguna Jamkesmas yang memiliki Kartu Jamkesmas.

b. Pasien RITL yang menginap di ruang kelas III minimal 3 hari di rumah sakit.

c. Pasien RJTL minimal 3 kali berobat ke Rumah Sakit Haji Medan.



3.4 Teknik Pengumpulan Data

            Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan untuk

mendapatkan informasi yang dibutuhkan sebagai berikut :

1. Data Primer

            Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau

sumber data pertama di lapangan. Data primer diperoleh dengan metode sebagai

berikut :

a. Metode Angket

    Metode angket juga disebut sebagai metode kuesioner. Metode ini berbentuk

    rangkaian atau kumpulan pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam

    sebuah daftar pertanyaan, kemudian dikirim kepada responden untuk diisi.

    Setelah diisi, angket dikembalikan kepada peneliti.




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
b. Metode Wawancara

    Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

    penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara

    dengan responden, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)

    wawancara.

    Pada penelitian ini penulis menggunakan guide interview yang ditujuan

    kepada informan kunci (key informan) yaitu pegawai, perawat maupun dokter

    yang bekerja di Rumah Sakit Haji Medan.

c. Metode Observasi

    Observasi adalah mengumpulkan data tentang gejala tertentu yang dilakukan

    dengan mengamati, mendengar, mencatat kejadian yang menjadi sarana

    penelitian.

2. Data Sekunder

           Data sekunder diperoleh dengan library research (studi kepustakaan),

yaitu dengan membuka, mencatat dan mengutip data yang berkaitan dengan

masalah penelitian dan dapat mendukung terlaksananya penelitian ini.



3.5 Teknik Analisa Data

           Teknik analisa data pada peelitian ini menggunakan pendekatan

deskriptif kualitatif dimana pengolahan data dilakukan dengan manual, data

dikumpulkan dari hasil kuesioner dan wawancara. Kemudian ditabulasi dalam

bentuk frekuensi dan kemudian dianalisa. Dimana analisa data yang dilakukan

melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
1. Editing, yaitu meneliti data-data yang diperoleh dari penelitian.

2. Pracoding, yaitu untuk mengetahui kategori-kategori jawaban apa yang ada

    untuk mengkalsifikasikan jawaban sehingga jawaban yang beraneka ragam

    menjadi singkat.

3. Coding, yaitu mengklasifikasikan jawaban menurut macamnya.

4. Membuat kategori untuk mengklasifikasikan jawaban sehingga jawaban yang

    beraneka ragam menjadi singkat.

5. Menghitung besarnya frekuensi data pada masing-masing kategori.

6. Tabulasi, disini data dalam keadaan ringkas dan tersusun dalam suatu Tabel

    Tunggal sehingga dapat dibaca dengan mudah.




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
BAB IV

                         DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN



4.1 Sejarah Singkat

           Sejak awal tahun 1960 sudah mulai terdengar suara-suara dari kalangan

ummat Islam di sumatera Utara, khususnya di Kotamadya Medan yang

mendambakan terwujudnya sebuah rumah sakit yang bernafaskan Islam. Hal ini

disebabkan karena rumah sakit yang telah ada dirasakan belum mampu

memberikan dakwah dan misi secara menyeluruh.

           Pada musim haji tahun 1990 terjadi musibah terowongan Mina yang

banyak menimbulkan korban jemaah haji Indonesia dan kebetulan sekali gagasan

dan pelaksanaan pembangunan rumah sakit ini sejalan pula dengan niat

pemerintah untuk membangun Rumah Sakit Haji di Empat embarkasi calon

jemaah haji Indonesia.

           Pada tanggal 28 Februari 1990 di Jakarta, Presiden Republik Indonesia

menandatangani prasasti untuk pembangunan empat Rumah Sakit Haji di

Indonesia, yakni ; Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang dan Medan melalui Surat

Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Provinsi Sumatera Utara No. 445.05/712.K.

Tanggal 7 Maret 1991 dibentuk Panitia Pembangunan Rumah Sakit Haji Medan

dan akhirnya peletakkan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Haji Medan

dilakukan oleh Bapak Menteri Agama Republik Indonesia yaitu Bapak H.

Munawir Sadjali dan Bapak Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara yaitu

Bapak Raja Inal Siregar pada pada tanggal 11 Maret 1991.




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Gagasan untuk mendirikan rumah sakit yang bernafaskan Islam

dicetuskan oleh Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara setelah mengadakan

studi perbandingan ke beberapa Daerah Tingkat I di Indonesia, sperti DKI Jakarta,

Jawa Barat, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Dari studi perbandingan ini

diperoleh informasi bahwa pemerintah daerah stempat sudah sejak lama

mengusahakan infak dari para calon jemaah haji agar terkumpul dan dimanfaatkan

untuk pembangunan saran fisik yang dibutuhkan oleh ummat Islam di daerah

tersebut. Dalam suatu keputusan, DPRD Tingkat I Sumatera Utara menyarankan

agar hal yang sama dapat pula dilaksanakan di Medan.

           Pengumpulan infak di mulai dari Jema’ah Haji Sumatera Utara pada

musin haji tahun 1991 M/1410 H yang deprogram untuk membangun Rumah

Sakit Islam di Sumatera Utara. Dalam rangka pembangunan Rumah Sakit Islam

tersebut, maka pada tanggal 31 Juli 1991 diadakan pertemuan di kantor KDH

Tingkat I Sumatera Utara, gagasan ini dikembangkan kepada masyarakat

Sumatera Utara.

           Pada awalnya ada keraguan dikalangan ummat Islam Sumatera Utara.

Hal ini disebabkan pengalaman masa lalu, karena terlalu sering dilontarkan pada

masyarakat tetapi kemudian hilang dan lenyap begitu saja. Namun setelah

langkah-langkah nyata terlihat, masyarakat mulai yakin dan percaya.

           Keyakinan ini segera diikuti dengan memberikan partisipasi masing-

masing secara lebih efektif dan nyata, sementara gagasan mendirikan Rumah

Sakit Islam terus berkembang. Secara kebetulam gagasan dan pelaksanaan

pembangunan rumah sakit            yang pada waktu itu tengah dalam proses, segera

mendapat persetujuan dan dukungan dari pemerintah pusat yakni berupa

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
penyaluran bantuan dari Garuda Indonesia Airways (GIA) melalui Departemen

Agama Republik Indonesia dan Yayasan Amal Bhakti Pancasila Jakarta, bahkan

bantuan dari instansi lain yang ada di Jakarta diusahakan. Kemudian pada tanggal

4 Juli 1992 Rumah Sakit Haji Medan diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto

dan pada tanggal 15 Juli 1992 telah mulai melaksanakan pelayanan kesehatan

pada masyarakat umum dan Jemaah Haji Embarkasi Bandara Polonia Medan.

           Kemudian melalui Surat Kepala Dinas Kesehatan Tingkat I Provinsi

Sumatera Utara tanggal 7 September 1995 No. 440.441/373/IX/195 tentang

pembolehan izin sementara kepada Ketentuan Umum Panitia Pembangunan

Rumah Sakit Haji Medan untuk mendirikan dan menyelenggarakan Rumah Sakit

Umum dengan nama Rumah Sakit Haji Medan yang terletak di jalan RS. Haji –

Medan Estate Kabuapaten Deli Serdang.

VISI

           Mewujudkan RS. Haji Medan sebagai Rumah Sakit yang bernafaskan

Islam dalam semua kegiatannya, di Sumatera Utara.

Misi

           1. Pelayanan Kesehatan yang Islami, professional dan bermutu dengan

               tetap peduli pada kaum du’afa.

           2. Melaksanakan dakwah Islamiah dalam setiap kegiatannya.

           3. Sebagai sarana untuk menimba ilmu bagi calon cendikiawan muslim.

Falsafah

           Rumah Sakit Haji Medan adalah perwujudan dari Iman Amal Saleh, dan

ibadah kepada Allah SWT.




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Motto

           Bekerja sebagai ibadah, Ikhlas dalam pelayanan dan Istiqomah dalam

pendirian.



4.2 Stuktur Organisasi Rumah Sakit Haji Medan

           Dari struktur organisasi di atas dapat dilihat tugas masing-masing

bagian, yaitu :

1. Direktur

    a. Menetapkan kebikasanaan pokok pengelolaan rumah sakit yang meliputi

        barang-barang.

    b. Memimpin,          mengarahkan,        mengendalikan        dan    mengawasi        semua

        pelaksanaan kegiatan yang ada dalam perusahaan.

    c. Pengelolaan keuangan dan administrasi rumah sakit.

    d. Menetapkan program kerja dan sasaran rumah sakit setiap tahun setelah

        mendapatkan persetujuan pemilik.

    e. Mengkoordinasi           penyelenggaraan        fungsi-fungsi         pelayanan     medis,

        administrasi dan keuangan serta perawatan.

    f. Menetapkan pengangkatan promosi, demosi, dan pemberhentian kepala

        bagian dan seleksi serta tingkat tinggi rumah sakit.

2. Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan

    a. Menetapkan            dan       mengkoordinasikan             serta      mengendalikan

        penyelenggaraan kegiatan pelayanan medis dan perawatan pada pasien.




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
b. Menetapkan tarif dan jasa pelayanan kepada pasien setelah berkonsultasi

        dengan Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan dan mendapat

        persetujuan dari Direktur/Kepala Rumah Sakit.

    c. Mengambil          keputusan      mengenai       masalah-masalah         penting      yang

        menyangkut kelangsungan penyelenggaraan                      pelayanan      medis dan

        perawatan kepada pasien.

3. Kepala Bidang Medis

    a. Melaksanakan diagnosa pengobatan,                    pencegahan       akibat     penyakit,

        peningkatan dan pemulihan kesehatan serta penyuluhan kesehatan.

    b. Memberikan pelayanan medis secara terpadu kepada pasien di instalasi

        sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing.

4. Kepala Bagian Perawatan

    a. Melakukan bimbingan pelaksanaan kegiatan pencegahan asuhan dan

        pelayanan perawatan dan mutu keperawatan.

    b. Melakukan penyusunan standar asuhan dan pelayanan keperawatan.

    c. Melakukan pengawasan, pengendalian dan penilai pelaksanaan.

    d. Melakukan penempatan tenaga para medis, perawatan atas usulan kepala

        bidang terkait.

5. Wakil Direktur Medis dan Pendidikan

    a. Menetapkan dan mengkoordinasikan dan mengendalikan kebutuhan

        penunjang medis.

    b. Menetapkan dan menyelenggarakan pendidikan, latihan dan penelitian

        penunjang media.




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
c. Menetapkan dan menyelenggarakan pendidikan, latihan dan penelitian

        terhadap para tenaga medis.

6. Kepala Bidang Penunjang Medis

    a. Melakukan penyusunan kebutuhan tenaga medis, non medis, obat-obatan

        dan bahan untuk kebutuhan fasilitas pelayanan penunjang medik.

    b. Melakukan penyediaan fasilitas pelayanan penunjang medis.

    c. Melakukan pengawasan dan pengendalian pasien.

7. Kepala Bidang Pendidikan dan Penelitian

    a. Melakukan penyelenggaraan program pendidikan dan enilaian medis dan

        non medis.

    b. Memberikan bimbingan, asuhan, dan informasi kepada tenaga medis dan

        non medis.

    c. Memberikan bimbingan sekaligus mendampingi serta membantu bagi

        siswa yang akan melakukan penelitian.

8. Wakil Direktur Umum dan Keuangan

    a. Menggerakkan, mengkoordinasikan, mengevaluasikan proses pengelolaan

        tuga dari bimbingan umum, penyusunan anggaran dan perbendaharaan,

        akuntansi perencanaan dan rekan medik serta kerohanian.

    b. Melaksanakan fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian

        dan penganggaran.

    c. Mengusulkan          pengangkatan        promosi,     demosi      dan     pemberhentian

        karyawan di lingkungan administrasi umum dan keuangan.

9. Kepala Bagian Umum




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijaksanaan yang telah dibuat

        pimpinan yang berkaitan dengan ketatuasahaan kepegawaian serta hal-hal

        umum lainnya.

    b. Melaksanakan kebijakan organisasi.

    c. Melaksanakan          kebijakan      berbagai       prosedur,    metode     dan     sistem

        perkantoran serta menetukan standar pekerjaan kantor.

    d. Menerima         laporan     pemasukan        dan     pendistribusian     alat-alat    dan

        perlengkapan medis setiap harinya.

    e. Menerima laporan akhir bulan dari sub bagian tata usaha berkaitan dengan

        persediaan barang.

    f. Membuat laporan perpindahan, pemberhentian, pengundur diri dan

        penambahan pegawai atas persetujuan pimpinan.

    g. Mengkonsep surat-surat ke luar dan ke dalam sesuai dengan petunjuk

        pimpinan.

10. Kepala Bagian Penyusunan Anggaran dan Perbendaharaan

    a. Bertanggung         jawab atas penyusunan rencana, mobilitasasi dana,

        pemasaran dan pembelian rumah sakit.

    b. Mengkoordinasikan dan melakukan pengawasan terhadap setiap sub

        bagian di bagian anggaran perbendaharaan.

    c. Mengembangkan metode baru dalam melaksanakan pekerjaan untuk

        menciptakan suatu sistem kerja yang efisien dan efektif.

    d. Menyeleksi setiap[ usulan-usulan pembelian yang datang dari unit-unit

        bagian yanga ada dalam rumah sakit untuk selanjutnya diteruskan ke

        Direktur/Wakil Direktur Administrasi Keuangan.

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
11. Kepala Bagian Akuntansi

    a. Memimpin pelaksanaan kegiatan akuntansi yang meliputi pengumpulan

        dan pengelolaan data penyusunan laporan dengan sistem akuntansi yang

        ditetapkan.

    b. Memeriksa keabsahan setiap bukti pembukuan dan transaksi.

    c. Membukukan setiap faktur yang masuk yang telah dtetapkan jatuh tempo

        ke buku besar pendapatan uang.

    d. Mencatat honor dokter ke buku besar dokter.

12. Kepala Bagian Perencanaan dan Rekam Medik

    a. Melaksanakan pengawasan kerja terhadap setiap sub bagian rekam medik

        dan perencanaan.

    b. Menerima laporan posisi keuangan harian pertanggungjawaban saldo kas

        ke bank.

    c. Membuat laporan posisi keuangan, tagiahan-tagihan maupun uatng-utang

        yang jatuh tempo.

    d. Memiliki kebenaran tentang daftar gaji, uang lembur, honor dokter dan

        lain-lain yang akan dibayarkan oleh bagian keuangan.

    e. Bertanggung jawab terhadap perhitungan dan pembayaran pajak rumah

        sakit, karyawan maupun dokter.

    f. Menyusun anggaran bagian keuangan untuk disampaikan kepada pimpinan

        melalui bagian perencanaan dan anggaran.




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
4.3 Fasilitas Rumah Sakit Haji

4.3.1 Fasilitas Rawat Jalan

           Adapun fasilitas yang disediakan Rumah Sakit Haji Medan untuk pasien

yang ingin rawat jalan, antara lain :

a. Poliklinik Bedah

b. Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan

c. Poliklinik Penyakit Dalam

d. Poliklinik Anak

e. Poliklinik Mata

f. Poliklinik Kulit dan Kelamin

g. Poliklinik Syaraf

h. Poliklinik Jiwa

i.   Poliklinik Paru

j.   Poliklinik Gigi

k. Poliklinik THT

l.   Poliklinik Jantung

m. Poliklinik Fisioterapi

n. Poliklinik Orthopedi

o. Klinik VCT (Voluntary Conseling and Testing)

p. Instalasi Gawat Darurat




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
4.3.2 Fasilitas Rawat Inap

           Adapun fasilitas yang disediakan Rumah Sakit Haji Medan untuk pasien

yang ingin rawat inap dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini.

                                        Tabel 2.
                             Jumlah tempat tidur untuk pasien
                TEMPAT TIDUR                                         JUMLAH
 Utama A                                                                4
 Utama B                                                               17
 I-A                                                                   17
 I-B                                                                   28
 II                                                                    68
 III                                                                   87
 ICU                                                                   14
 Ranjang Bayi                                                          15
             Jumlah                                                    250
Sumber : Rumah Sakit Haji Medan, 2009



4.3.3 Pelayanan Penunjang

           Adapun pelayanan penunjang yang disediakan Rumah Sakit Haji Medan

untuk para pasien, antara lain :

a. Rehabilitasi Medis

b. Farmasi

c. Ambulance

d. Laundry

e. Dapur atau Kitchen

f. Incenerator

g. Kerohanian




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
4.3.4 Dokter

      Rumah Sakit Haji Medan memiliki 100 orang dokter ahli, yaitu :

a. Dokter ahli bedah 12 orang

b. Dokter ahli kebidanan dan kandungan 13 orang

c. Dokter ahli penyakit dalam 5 orang

d. Dokter ahli anak 8 orang

e. Dokter ahli mata 4 orang

f. Dokter ahli penyakit kulit dan kelamin 4 orang

g. Dokter gigi 4 orang

h. Doketr ahli THT 4 orang

i.   Dokter ahli paru 7 orang

j.   Dokter ahli jantung dan pembuluh darah 4 orang

k. Dokter ahli syaraf 3 orang

l.   Dokter ahli patologi klinik 2 orang

m. Dokter ahli patologi anatomi 3 orang

n. Dokter penyakit jiwa 3 orang

o. Dokter ahli Anaestesi 10 orang

p. Dokter ahli Radiologi 3 orang

q. Dokter umum 11 orang




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
BAB V

                                      ANALISA DATA



           Bab ini penulis menyajikan data yang diperoleh dari hasil penelitian di

lapangan melalui penyebaran kuesioner atau daftar pertanyaan. Kuesioner diisi

oleh pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan dan pasien Rawat Inap Tingkat

Lanjutan sebagi sampel sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, yaitu

pada bab Metode Penelitian bahwa sampel yang akan diambil sebanyak 78 orang

untuk pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan dan 17 orang untuk Pasien Rawat Inap

Tingkat Lanjutan. Pengambilan sampel ini adalah untuk mengetahui persepsi

pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) terhadap pelayanan

kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan.

           Dalam pengumpulan kembali kuseioner yang disebar ternyata 95 orang

yang telah disebar semuanya terkumpul dan semua pertanyaan dalam pertanyaan

terjawab dengan benar.



5.1 Identitas/ Karakteristik Responden Pasien Rawat Jalan Tingkat

      Lanjutan (RJTL)

5.1.1 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

           Jumlah pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan dan Rawat Inap Tingkat

Lanjutan yang menjadi responden peneliti berjumlah 95 orang dimana jumlah

responden yang berjenis kelamin wanita sebesar 68 orang dan pria sebesar 27

orang. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :


Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Tabel 3.
                             Distribusi Menurut Jenis Kelamin
  No              Jenis Kelamin                  Jumlah (Orang)             Persentase (%)
  1.              Wanita                                  68                     71,6 %
  2.                Pria                                  27                      28,4%
          J U M L A H                                     95                     100 %
Sumber : Kuesioner. 2009

           Berdasarkan Tabel 3 di atas jumlah responden yang berjenis kelamin

wanita lebih banyak yaitu 68 orang atau 71,6 %, sedangkan jumlah responden

yang berjenis kelamin pria sebanyak 27 orang atau 28,4 %. Hal ini dikarenakan

selama peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Haji Medan, pasien yang

melakukan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) dan Rawat Inap Tingkat

Lanjutan (RITL) yang menjadi responden kebanyakan dari kaum wanita.



5.1.2 Karakteristik Responden Menurut Kategori Umur

                                          Tabel 4.
                                 Distribusi Menurut Umur
  No          Kategori Umur (Tahun)                 Jumlah (Orang)           Persentase (%)
   1.               10 – 20                                   4                    4,2%
   2.               21 – 30                                  15                   15,8 %
   3.               31 – 40                                  23                   24,2 %
   4.               41 – 50                                  31                   32,7 %
   5.               51 – 60                                   8                    8,4%
   6.               61 – 70                                  10                   10,5%
   7.            71 ke atas                                   4                    4,2%
           J U M L A H                                       95                   100 %
Sumber : Kuesioner. 2009

           Berdasarkan Tabel 4 di atas jumlah responden menurut umur yang

paling banyak adalah berkisar umur 41-50 tahun yaitu sebesar 31 orang atau 32,7

%, sedangkan jumlah responden yang paling sedikit adalah umur 10 – 20 tahun

dan 71 ke atas sebesar 4 orang atau 4,2 %. Hal ini dikarenakan ketika peneliti

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
melakukan penelitian di Rumah Sakit Haji Medan, pasien yang menggunakan

Kartu Jamkesmas sebagian besar adalah pasien yang umurnya berkisar antara 41 –

50 tahun.



5.1.3 Karakteristik Responden Menurut Agama

                                          Tabel 5.
                                 Distribusi Menurut Agama
  No                     Agama                      Jumlah (Orang)           Persentase (%)
   1.                Islam                                   94                   98,9%
   2.               Kristen                                   1                    1,1%
   3.               Hindu                                     0                      0
   4.               Budha                                     0                      0
   5.             Konghucu                                    0                      0
           J U M L A H                                       95                   100 %
Sumber : Kuesioner. 2009

            Berdasarkan Tabel 5 di atas jumlah responden yang menganut agama

paling banyak adalah agama Islam yaitu sebesar 94 orang atau 98,9 %, sedangkan

sisanya adalah agama Kristen yaitu 1 orang atau 1,1 %. Hal ini dikarenakan,

Rumah Sakit Haji Medan adalah salah satu rumah sakit di Medan yang

bernafaskan Islam. Hal ini terlihat dari visi, misi, falsafah dan motto Rumah Sakit

Haji Medan.



5.1.4 Karakteristik Responden Menurut Mata Pencaharian

            Pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) dan Rawat Inap Tingkat

Lanjutan (RITL) di Rumah Sakit Haji Medan yang menjadi responden memiliki

mata pencaharian yang berbeda-beda, yaitu:

                                        Tabel 6.
                          Distribusi Menurut Mata Pencaharian


Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
No           Mata Pencaharian                  Jumlah (Orang)            Persentase (%)
  1.        Ibu Rumah Tangga                              51                     53,7%
  2.            Wiraswasta                                 5                      5,3%
  3.              Pelajar                                  4                     4,2 %
  4.              Petani                                   4                     4,2 %
  5.          Tukang Becak                                 4                     4,2 %
  6.              Buruh                                    9                     9,5 %
  7.           Supir Angkot                                2                     2,1 %
  8.       Tidak Ada Pekerjaan                             6                     6,3 %
                 Lainnya                                  10                     10,5 %
          J U M L A H                                     95                     100 %
Sumber : Kuesioner. 2009

             Berdasarkan Tabel 6 di atas mata pencaharian sebagian besar pasien

yang menjadi responden adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 51 orang atau

53,7 %, sedangkan yang paling sedikit adalah supir angkot yaitu sebesar 2 orang

atau 2,1 %. Hal ini dikarenakan sebagian besar dari responden peneliti adalah

kaum ibu dan mereka ini tidak memiliki mata pencaharian di luar rumah, artinya

pekerjaan mereka hanya mengurus rumah tangganya saja.



5.1.5 Karakteristik Responden Menurut Suku

                                          Tabel 7.
                                  Distribusi Menurut Suku
  No                    Suku                     Jumlah (Orang)            Persentase (%)
  1.              Batak                                   31                     32,6 %
  2.               Jawa                                   44                     46,3%
  3.             Melayu                                   5                       5,3%
  4.             Padang                                   10                     10,5 %
  5.             Lainnya                                  5                       5,3%
          J U M L A H                                     95                     100 %
Sumber : Kuesioner. 2009

           Rumas Sakit Haji Medan merupakan salah satu rumah sakit Islam di

Medan dan terletak di jalan RS. Haji Medan Estate No.1 Deli Serdang. Penduduk

yang tinggal di sekitar daerah rumah sakit terdiri dari bermacam-macam suku


Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
bangsa. Akan tetapi, ketika peneliti melakukan penelitian di rumah sakit, pasien

yang banyak datang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan adalah dari suku

Jawa. Hal ini terlihat dari Tabel 7 di atas, sebagian besar pasien Rawat Jalan

Tingkat Lanjutan yang menerima pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji

Medan adalah suku Jawa yaitu berjumlah 44 orang dengan persentase 46,3 %,

sedangkan yang paling sedikit yaitu yang termasuk dalam yang Lainnya (Aceh

dan Sunda) yaitu berjumlah 5 oarang atau 5,3 %.



5.2 Pengetahuan Dan Pemahaman Responden Tentang Program Jamkesmas

                                    Tabel 8.
       Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pengertian Program Jamkesmas
  No                  Jawaban                      Jumlah (Orang)            Persentase (%)
  1.            Sangat Tahu                                  2                     2,1%
  2.                Tahu                                    26                    27,4 %
  3.            Kurang Tahu                                 31                    32,6 %
  4.            Tidak Tahu                                  36                    37,9 %
          J U M L A H                                       95                    100 %
Sumber : Kuesioner. 2009

           Sebagian besar responden kurang atau tidak mengetahui tentang

pengertian dari Program Jamkesmas. Program Jamkesmas sebenarnya adalah

program yang di buat oleh pemerintah agar akses dan mutu pelayanan kesehatan

bagi masyarakat miskin dapat ditingkatkan sehingga tidak ada lagi masyarakat

miskin yang kesulitan memperoleh pelayanan kesehatan karena alasan biaya.

Akan tetapi ada sebagian dari mereka bahkan tidak tahu apa kepanjangan dari

Program Jamkesmas itu sendiri. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa

pengetahuan responden terhadap pengetian dari program Jamkesmas ini masih

rendah. Hal ini terlihat dari tabel 8.



Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Berdasarkan Tabel 8 di atas dari responden yang di teliti, pengetahuan

sebagian dari mereka tentang pengertian Program Jamkesmas sangatlah rendah

yaitu sebanyak 31 orang atau 32,6 % kurang mengetahui program dan sebanyak

36 orang atau 37,9 % sama sekali tidak tahu tentang Program Jamkesmas.

Sedangkan yang hanya sekedar tahu sebesar 26 orang dengan persentase 27,4 %

dan yang sangat mengetahui program ini hanya berjumlah 2 orang atau 2,1 %. Hal

ini dikarenakan masih minimnya sosialisasi yang dilakukan pihak-pihak terkait

kepada masyarakat yang berhak menerima Jamkesmas. Sebagian besar responden

yang kurang tahu atau bahkan tidak tahu tentang program Jamkesmas ini

mendapatkan kartu peserta Jamkesmas dengan cara diantar oleh pihak Kepala

Lingkungan atau Kepala Lorong tempat mereka tinggal tanpa ada penjelasan

yang konkrit tentang Program ini.

                                  Tabel 9.
       Tingkat Pengetahuan Responden tentang Tujuan Program Jamkesmas
  No                  Jawaban                      Jumlah (Orang)            Persentase (%)
  1.                Tahu                                    24                    25,3 %
  2.            Kurang Tahu                                 48                    50,5 %
  3.             Ragu-ragu                                   1                    1,1 %
  4.            Tidak Tahu                                  22                    23,1 %
          J U M L A H                                       95                    100 %
Sumber : Kuesioner. 2009

           Berdasarkan Tabel 9 di atas sebagian besar dari responden yang diteliti

kurang tahu tentang tujuan dari Program Jamkesmas, dari total keseluruhan

sampel yang berjumlah 95 orang hanya 24 orang saja dengan persentase 25,3 %

yang tahu tentang tujuan program, sedangkan yang lain kurang tahu sebanyak 48

orang dengan persentase 50,5 %, ragu-ragu sebanyak 1 orang dengan persentase

1,1 % dan tidak tahu sama sekali sebanyak 22 orang dengan persentase 23,1 %.

Kebanyakan dari para responden yang diteliti hanya mengetahui tujuan
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Jamkesmas adalah untuk berobat gratis, akan tetapi tujuan sebenarnya dari

program ini mereka tidak tahu.

           Adapun tujuan dari program Jamkesmas menurut Departemen Kesehatan

Republik Indonesia yaitu :

1. Tujuan Umum

    Meningkatkan akses dan mutu kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin

    dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal

    secara efektif dan efisien.

2. Tujuan Khusus

    a. Meningkatkan cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu mendapat

        pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan Rumah Sakit.

    b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.

    c. Terselanggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.

           Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi yang dilakukan pihak-pihak

terkait kepada masyarakat yang berhak menerima Jamkesmas, sehingga mereka

hanya mengetahui tujuan dari program ini hanya sebatas untuk berobat gratis saja.

                                     Tabel 10.
             Penilaian Responden terhadap Adanya Program Jamkesmas
  No                   Jawaban                      Jumlah (Orang)           Persentase (%)
   1.               Setuju                                   95                   100 %
   2.           Kurang Setuju                                 0                     0
   3.             Ragu-ragu                                   0                     0
   4.           Tidak Setuju                                  0                     0
           J U M L A H                                       95                   100 %
Sumber : Kuesioner. 2009

           Tujuan umum dari program Jamkesmas ini adalah untuk meningkatkan

akses dan mutu kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu

agar tercapai derajat kesehatan masyarakat                yang optimal secara efektif dan
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository © 2009
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626
09 e00626

More Related Content

What's hot

Magang Dinkes KABUPATEN BULUNGAN
Magang Dinkes KABUPATEN BULUNGANMagang Dinkes KABUPATEN BULUNGAN
Magang Dinkes KABUPATEN BULUNGANMuhamad Rosadi
 
Proposal di buat dalm bentuk buku
Proposal di buat dalm bentuk  bukuProposal di buat dalm bentuk  buku
Proposal di buat dalm bentuk bukuNikmon Amal
 
Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, haniel walewangko, erlina puspitaloka...
Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, haniel walewangko, erlina puspitaloka...Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, haniel walewangko, erlina puspitaloka...
Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, haniel walewangko, erlina puspitaloka...HanielWalewangko
 
RSUP NASIONAL Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO
RSUP NASIONAL Dr. CIPTO MANGUNKUSUMORSUP NASIONAL Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO
RSUP NASIONAL Dr. CIPTO MANGUNKUSUMOmitamutiara
 

What's hot (9)

Laporan Magang-3
Laporan Magang-3Laporan Magang-3
Laporan Magang-3
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Magang Dinkes KABUPATEN BULUNGAN
Magang Dinkes KABUPATEN BULUNGANMagang Dinkes KABUPATEN BULUNGAN
Magang Dinkes KABUPATEN BULUNGAN
 
Proposal di buat dalm bentuk buku
Proposal di buat dalm bentuk  bukuProposal di buat dalm bentuk  buku
Proposal di buat dalm bentuk buku
 
Mediakom 23
Mediakom 23Mediakom 23
Mediakom 23
 
Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, haniel walewangko, erlina puspitaloka...
Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, haniel walewangko, erlina puspitaloka...Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, haniel walewangko, erlina puspitaloka...
Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, haniel walewangko, erlina puspitaloka...
 
RSUP NASIONAL Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO
RSUP NASIONAL Dr. CIPTO MANGUNKUSUMORSUP NASIONAL Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO
RSUP NASIONAL Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO
 
Makalah permasalahan puskesmas
Makalah permasalahan puskesmasMakalah permasalahan puskesmas
Makalah permasalahan puskesmas
 
Makalah MAN IT
Makalah MAN IT Makalah MAN IT
Makalah MAN IT
 

Similar to 09 e00626

Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1SuciIndah20
 
M. SOLIKHUIL HUDA (1602011314) (1).pdf
M. SOLIKHUIL HUDA (1602011314) (1).pdfM. SOLIKHUIL HUDA (1602011314) (1).pdf
M. SOLIKHUIL HUDA (1602011314) (1).pdfNandaHotman
 
LOKAKARYA MINI TRIWULAN LINTAS SEKTOR 1.pptx
LOKAKARYA MINI TRIWULAN LINTAS SEKTOR 1.pptxLOKAKARYA MINI TRIWULAN LINTAS SEKTOR 1.pptx
LOKAKARYA MINI TRIWULAN LINTAS SEKTOR 1.pptxSumiyati95
 
analisa data puskesmas selabatu sukabumi
analisa data puskesmas selabatu sukabumianalisa data puskesmas selabatu sukabumi
analisa data puskesmas selabatu sukabumiGitapermata99
 
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG   DI RUMAH SAKIT JIWA  PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG   DI RUMAH SAKIT JIWA  PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...Septya Kaunang
 
analisa data puskesmas selabatu sukabumi
analisa data puskesmas selabatu sukabumianalisa data puskesmas selabatu sukabumi
analisa data puskesmas selabatu sukabumisyefirasalsabila3
 

Similar to 09 e00626 (20)

Evaluasi program stbm
Evaluasi program stbmEvaluasi program stbm
Evaluasi program stbm
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1
 
Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1
 
Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1
 
Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1
 
Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1
 
Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1
 
Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1
 
Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1
 
MAKALAH KEL 1
MAKALAH KEL 1MAKALAH KEL 1
MAKALAH KEL 1
 
Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1
 
Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1
 
Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1
 
M. SOLIKHUIL HUDA (1602011314) (1).pdf
M. SOLIKHUIL HUDA (1602011314) (1).pdfM. SOLIKHUIL HUDA (1602011314) (1).pdf
M. SOLIKHUIL HUDA (1602011314) (1).pdf
 
LOKAKARYA MINI TRIWULAN LINTAS SEKTOR 1.pptx
LOKAKARYA MINI TRIWULAN LINTAS SEKTOR 1.pptxLOKAKARYA MINI TRIWULAN LINTAS SEKTOR 1.pptx
LOKAKARYA MINI TRIWULAN LINTAS SEKTOR 1.pptx
 
Laporan pp
Laporan ppLaporan pp
Laporan pp
 
analisa data puskesmas selabatu sukabumi
analisa data puskesmas selabatu sukabumianalisa data puskesmas selabatu sukabumi
analisa data puskesmas selabatu sukabumi
 
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG   DI RUMAH SAKIT JIWA  PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG   DI RUMAH SAKIT JIWA  PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...
 
analisa data puskesmas selabatu sukabumi
analisa data puskesmas selabatu sukabumianalisa data puskesmas selabatu sukabumi
analisa data puskesmas selabatu sukabumi
 

09 e00626

  • 1. PERSEPSI PENGGUNA JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Sosial Ilmu Politik SKRIPSI Diajukan Oleh : SITI CHOTIMAH LUBIS 050902055 DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLOTIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 2. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi disetujui untuk dipertahankan oleh : Nama : Siti Chotimah Lubis NIM : 050902055 Departemen : Ilmu Kesejahetraan Sosial Judul : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Terhadap Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan. Medan, Maret 2009 PEMBIMBING ( Mastauli Siregar S.Sos, M.Sp) NIP : 132 297 180 KETUA DEPARTEMEN (Drs. Matias Siagian, M.Si) NIP : 132 054 339 DEKAN FISIP USU (Prof. Dr. M. Arif Nasution, M.A) NIP : 131 757 010 Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 3. KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim ….. Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas rahmad dan anugerah-Nya penulis mendapat kesempatan untuk menyelsaikan studi di Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU dan atas pertolongan- Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai jadwal. Serta Shalawat dan salam ke pangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa ummat manusia ke jalan kebenaran. Skripsi ini merupakan salah satu syarat wajib bagi setiap mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa mendapat gambaran langsung tentang ilmu yang diperoleh dibangku kuliah dan menambah bekal pengalaman yang berhubungan dengan ilmu sosial dan ilmu politik secara khusus. Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi yang membahas mengenai “Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) terhadap Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan”, penulis dibantu oleh banyak pihak. Bantuan tersebut berupa materi, moril, maupun spiritual sehingga penuli dapat termotivasi untuk menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak banyaknya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, diantaranya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan FISIP USU. 2. Bapak Drs. Matias Siagian, M.Si, selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial. 3. Bapak Husni Thamrin, M.Sp, selaku Sekertaris Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial. 4. Ibu Mastauli Siregar, S.Sos, M.Sp, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi petunjuk serta arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 4. 5. Ibu Hairani Siregar S.Sos, M.Sp, selaku dosen wali yang membantu penulis selama masa perkuliahan. 6. Seluruh Dosen dan Pegawai Depatemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU. 7. Bapak Direktur Utama dan Rumah Sakit Haji Medan besarta seluruh staf dan pegawainya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di rumah sakit tersebut. 8. Khususnya kepada ayahanda tersayang M.Rajab Lubis dan ibunda tersayang Hotma Sari Matondang yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, bantuan materi, moril maupun spiritual. 9. Saudara-saudaraku tersayang, Bang rahmat, Kak Lia, Ila dan Manca. 10. Keluarga Opung, Ujing Ema, Udak Mes, Ujing Butet, Ujing Ita, dan sepupu- sepupuku (Midah, Mael, Asrul, dll). 11. Seluruh saudara-saudaraku di Medan, Tangga Bosi dan dimana pun kalian berada. 12. Sahabat SMA ku (Sakinah dan Fazil). 13. Sahabat seperjuangan Kesos ‘05(Eti, Febri, Joni, Tyo, Anti, Selfi, Mele, Ramot, Samri, Gita, Dewi, Agung, Rizki “Papi”), makasih ya woi !!! 14. Teman-teman di Kessos angkatan 2005. 15. Senior-seniorku (Bang Januardi, Bang Teguh, Bang Yono, Bang Fajar,Bg. Mirza, dll). Akhirnya dengan keterbatasan ilmu yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Walaupun demikian skripsi ini mudah-mudahan berguna untuk membangun ilmu pengetahuan di bidang kesejahteraan sosial khususnya dan sosial dan politik umumnya. Terima Kasih. Medan, Maret 2009 Penulis Siti Chotimah Lubis NIM : 050902055 Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 5. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL ABSTRAK Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Terhadap Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan Pemerintah sebagai instansi tertinggi yang bertanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan penduduk atau masyarakat harus pula memenuhi kewajiban dalam menyediakan sarana pelayanan kesehatan, serta menyelenggarakan sistem asuransi kesehatan sehingga penduduk yang sakit dapat disembuhkan. Salah satu program yang dibuat pemerintah adalah Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Rumah Sakit Haji Medan merupakan salah satu dari 17 rumah sakit di Medan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada pengguna Jamkesmas. Pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah Sakit Haji Medan kepada pengguna atau peserta Jamkesmas antara lain pelayanan Rawat Jalan Tindak Lanjutan (RJTL) dan pelayanan Rawat Inap Tindak Lanjutan (RITL) yang mencakup tindakan pelayanan obat, penunjang diagnosik, pelayanan darah serta pelayanan lainnya. Rumah Sakit Haji Medan selaku lembaga yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan terindikasi kurang memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan kepada pasiennya. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Haji Medan tepatnya di terletak di Jalan RS. Haji Medan Estate No.1, Kabupaten Deli Serdang. Tipe penelitian yang digunakan adalah bersifat deskripif dengan populasi sebanyak 95 orang, yang menadi sampel adalah 17 orang untuk pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) dan 78 orang untuk pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL). Pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sample. Teknik pengumpulan data dengan metode angket, wawancara, observasi dan library research atau studi kepustakaan. Sedangkan teknik analisis data adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kaulitatif. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi pengguna Jamkesmas terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan adalah positif. Terlihat dari tingginya tingkat kepuasan pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) yang menjadi responden terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan yaitu sebesar 88,5 % dan juga tingginya tingkat kemaksimalan pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Haji Medan kepada responden yaitu sebesar 87,2 %. Sedangkan untuk pasien yang Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) tingkat kepuasannya sebesar 82,4 % dan tingkat kemaksimalnnya adalah sebesar 94,1 %. Kata Kunci : Pelayanan, Kesehatan. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 6. DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR………………………………………………………….i ABSTRAK ……………………………………………………………………..iii DAFTAR ISI …………………………………………………………………. iv DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………..vi DAFTAR TABEL ……………………………………………………………..vii DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………...x BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………………………………………………1 1.2 Perumusan Masalah …………………………………………6 1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………6 1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………..6 1.5 Sistematika Penulisan ……………………………………….7 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi ……………………………………………………...8 2.2 Jamkesmas …………………………………………………..15 2.3 Pelayanan Kesehatan ………………………………………..20 2.4 Kerangka Pemikiran ………………………………………...25 2.5 Definisi Konsep dan Definisi Operasional ………………… 27 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian …………………………………………….30 3.2 Lokasi Penelitian ………………………………………….30 3.3 Populasi dan Sampel ………………………………………30 3.4 Teknik Pengumpulan Data ………………………………..32 3.5 Teknik Analisa Data ………………………………………33 Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 7. BAB IV : DESKRIPSI LOKASI 4.1 Sejarah Singkat …………………………………………...35 4.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Haji Medan …………...38 4.3 Fasilitas Rumah Sakit Haji Medan ……………………… 44 BAB V : ANALISA DATA 5.1 Identitas/ Karakteristik Responden ……………………….47 5.2 Pengetahuan Dan Pemahaman Responden Tentang Program Jamkesmas ……………………………………...51 5.3 Pelayanan Kesehatan yang Diberikan Kepada Responden ………………………………………………. 55 BAB VI : KESIMPULN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ………………………………………………70 6.2 Saran ……………………………………………………..70 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 8. DAFTAR GAMBAR No. Gambar Hal 2.2.3 Alur Pelayanan di Rumah Sakit ……………………………………….. 18 2.4 Bagan Kerangka Pemikiran ……………………………………………. 26 4.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Haji Medan …………………………. 43 Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 9. DAFTAR TABEL No. Tabel Hal 1. Tabel Jumlah Pasien Jamkesmas yang Berobat di Rumah Sakit Haji Medan ……………………………………………... 31 2. Jumlah tempat tidur untuk pasien …………………………………….. 45 3. Distribusi Menurut Jenis Kelamin ……………………………………..48 4. Distribusi Menurut Umur ……………………………………………. 48 5. Distribusi Menurut Agama …………………………………………… 49 6. Distribusi Menurut Mata Pencaharian 7. Distribusi Menurut Suku……………………………………………….50 8. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pengertian Program Jamkesmas …………………………………………………………… 51 9. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Tujuan Program Jamkesmas …………………………………………………………… 52 10. Penilaian Responden terhadap Adanya Program Jamkesmas ………. 53 11. Tingkat Pengetahuan Responden terhadap Rumah Sakit di Medan Penerima Pengguna Jamkesmas ……………………………………. 54 12. Lama Pasien Dirawat Inap ………………………………………….. 55 13. Penggunaan Kartu Jamkesmas di Rumah Sakit Haji ……………….. 55 14. Yang Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Responden ………………56 15. Intensitas Dokter Melakukan Pemeriksaan Tiap Hari ……………… 57 16. Penilaian Responden terhadap Ketepatan Waktu Dokter dalam Melakukan Pemeriksaan Kesehatan …………………………………57 Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 10. 17. Penilaian Responden terhadap Kesigapan Dokter atau Perawat …… 58 18. Penilaian Responden terhadap Kemampuan Dokter dalam Menjelaskan Penyakit Responden …………………………………. 59 19. Penilaian Responden terhadap Sikap Dokter dan Perawat ………… 60 20. Penilaian Responden terhadap Prosedur Administrasi untuk Rawat Jalan ………………………………………………………… 61 21. Penilaian Responden tentang Rumah Sakit yang Selalu Memberian Petunjuk atau Informasi yang sebenarnya kepada Responden …….. 62 22. Penilaian Responden terhadap Rumah Sakit Haji yang Lebih Mengutamakan Pasien Non-Jamkesmas daripada Pasien Jamkesmas …………………………………………………………. 63 23. Penilaian Responden terhadap Kondisi Kamar Inap Rumah Sakit Haji Medan …………………………………………………………. 64 24. Penilaian Responden Terhadap Kebersihan Kamar Inap Rumah Sakit Haji Medan …………………………………………………… 64 25. Penilaian Responden terhadap Kelengkapan Obat …………………. 65 26. Penilaian Responden terhadap Kualitas Obat yang Diberikan Rumah Sakit Haji Medan…………………………………………… 66 27. Penilaian Responden terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan ……… 67 28. Penilaian Responden terhadap Kepuasan Pelayanan yang Diberikan …........................................................................................ 67 29. Alasan Responden Menggunakan Kartu Jamkesmas di Rumah Sakit Haji Medan …………………………………………………………. 68 Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 11. 30. Penilaian Responden tentang Ada atau Tidaknya Hal-hal yang Mengganggu Kelancaran dalam Mendapatkan Pelayanan Kesehatan …………………………………………………………. 69 Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 12. DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Hal 1. Contoh Surat Keabsahan Peserta (SKP) ………………………………… 74 2. Bukti Rawat Jalan Peserta Jamkesmas ………………………………….. 75 3. Resep Dokter ……………………………………………………………. 76 4. Keputusan Komisi Pembimbing …………………………………………77 5. Berita Acara Seminar Proposal …………………………………………..78 6. Permohonan Izin Penelitian di Rumah Sakit Haji Medan ……………… 79 7. Surat Izin Riset oleh Rumah Sakit Haji Medan ………………………… 80 8. Surat Selesai Riset oleh Rumah Sakit Haji Medan ………………………81 9. Kuesioner Penelitian ……………………………………………………..82 Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 13. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan dibidang kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional, pemerintah sebagai institusi tertinggi yang bertanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan harus pula memenuhi kewajiban dalam penyediaan sarana pelayanan kesehatan. Sebagaimana diketahui pembangunan kesehatan merupakan kunci sukses yang mendasari pembangunan lainnya, dengan kata lain kesehatan merupakan kebutuhan manusia yang utama dan menjadi prioritas yang mendasar bagi kehidupan. Pelaksanaan pembangunan dibidang kesehatan melibatkan seluruh warga masyarakat Indonesia, hal tersebut dapat dimengerti karena pembangunan kesehatan mempunyai hubungan yang dinamis dengan sektor lainnya. Namun pada kenyataannya, tingkat derajat kesehatan masyarakat Indonesia terutama masyarakat miskin dan kurang mampu masih rendah. Menurut data BPS tahun 2007 derajat kesehatan masyarakat miskin berdasarkan indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, masih cukup tinggi, yaitu AKB sebesar 26,9 per 1000 kelahiran hidup dan AKI sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup serta Umur Harapan Hidup 70,5 Tahun. Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut diakibatkan karena sulitnya masyarakat miskin maupun kurang mampu mendapatkan akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses pelayanan ini Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 14. dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktornya yaitu tidak adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan yang mahal. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan, ditetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Oleh karena itu, pada awal pemerintahan SBY – JK telah diambil kebijakan strategis untuk menggratiskan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Sejak 1 Januari 2005 program ini menjadi Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Maskin (JPKMM) yang populer dengan nama Askeskin (Prapatan, 2008). Program ini bertujuan meningkatkan akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin dan tidak mampu. Melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin ini diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu melahirkan, menurunkan angka kematian bayi dan balita serta penurunan angka kelahiran disamping dapat terlayaninya kasus-kasus kesehatan masyarakat miskin umumnya (Keputusan Menteri Kesehatan No.125/Menkes/SK/II/2008 Tanggal 6 Februari 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat). Pada awal tahun 2005 sasaran program berjumlah 36,1 juta jiwa penduduk miskin di seluruh Indonesia. Sejalan dengan usulan Pemerintah Daerah dan bersamaan dengan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM), mulai pertengahan tahun 2005 sampai tahun 2006 sasaran disesuiakan dengan jumlah rumah tangga (RTM) atau sekitar 76,4 juta jiwa. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 15. Masyarakat miskin memperoleh pelayanan kesehatan secara berjenjang mulai dari rawat jalan dan rawat inap di Puskesmas, sampai rujukan rawat spesifikasi dan rawat inap di kelas tiga rumah sakit (Prapatan, 2008). Pada tahun 2008 program Askeskin ini diubah namanya menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang tidak mengubah jumlah sasaran. Program ini bertujuan untuk memberi akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat sangat miskin, miskin dan mendekati miskin berjumlah 76.4 juta jiwa (Keputusan Menteri Kesehatan No.125/Menkes/SK/II/2008 Tanggal 6 Februari 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat). Untuk penduduk Provinsi Sumatera Utara jumlah kuota masyarakat miskin yang ditanggung pada 2008 sama jumlahnya dengan 2007 yaitu 4.124. 247 jiwa dari 12.122.520 jiwa seluruh penduduk Sumatera Utara berarti sekitar 34,02 % (yaahowu, 2008). Khusus untuk wilayah Kota Medan penerima Jamkesmas ditetapkan berjumlah 412.249 jiwa. Rumah sakit sebagai wadah pelayanan kesehatan harus mempunyai fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi penderita. Sehubungan dengan itu dapatlah dinyatakan rumah sakit adalah sisi pemberi pelayanan kepada masyarakat dengan segala latar belakang sosial kulturnya, tanpa pandang bulu sebagai sisi yang mengharapkan akan menerima pelayanan dengan baik. Dalam mendukung pelaksanaan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin atau yang sekarang lebih dikenal dengan Jamkesmas, rumah sakit memiliki peranan yang sangat penting. Peranannya adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang menjadi pengguna atau peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 16. Menurut Kadis Kesehatan Kota Medan dr Umar Zein DTM&H SpPD KPTI, mulai saat ini sudah ada 17 Rumah Sakit Umum (RSU) yang siap melayani pasien Jamkesmas. Beberapa rumah sakit selain RSU Pirngadi Medan , RS Haji Medan, RSU H Adam Malik, di antaranya RSU Bina Kasih, RSU Martha Friska dan RSU Imelda, RSU Angkatan Laut Belawan, RSU Tentara Putri Hijau Medan, RSU Estomihi, RSU Mitra Sejati, RSU Maya Sari, RSU Boloni, RSU Malahayati, RSU Sundari, RSU Bina Azis, RSU Wulan Windi dan RSU Tanjung Morawa (Pemkomedan, 2008). Rumah Sakit Haji Medan merupakan sebuah organisasi yang bergerak dibidang jasa perawatan medis dan merupakan salah satu rumah sakit yang bernafaskan islam di Kota Medan. Rumah sakit ini berdiri tanggal 04 Juli 1992 dan terletak di jalan RS. Haji-Medan Estate Kabupaten Deli Serdang dan termasuk dalam 17 rumah sakit di Kota Medan yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang menjadi pengguna atau peserta Jamkesmas. Pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah Sakit Haji Medan kepada pengguna atau peserta Jamkesmas antara lain pelayanan Rawat Jalan Tindak Lanjutan (RJTL) dan pelayanan Rawat Inap Tindak Lanjutan (RITL) yang mencakup tindakan pelayanan obat, penunjang diagnosik, pelayanan darah serta pelayanan lainnya. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, penulis menemukan ada beberapa permasalahan terutama menyangkut dalam pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit Haji Medan kepada pasiennya. Hal ini terungkap karena penulis seringkali mendengar keluhan dari beberapa pasien yang Non Jamkesmas bahwa belum memuaskannya pelayanan kesehatan yang Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 17. diberikan baik dari kualitas perlengkapan maupun kualitas pelayanan lainnya seperti pelayanan medik, pelayanan obat-obatan dan pelayanan administrasi. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa Rumah Sakit Haji Medan selaku lembaga yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan terindikasi kurang memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan kepada pasien Non- Jamkesmas yang notabene adalah pasien yang menanggung biaya rumah sakit secara pribadi. Bila pasien yang Non Jamkesmas saja pelayanan kesehatan yang diberikan kurang memuaskan, bagaimana lagi pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien yang termasuk dalam pengguna Jamkesmas. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui apakah Rumah Sakit Haji Medan sebagai salah satu dari 17 rumah sakit di Medan yang menerima pengguna Jamkesmas melakukan pelayanan kesehatan yang memuaskan bagi pengguna Jamkesmas dengan cara mencari tahu bagaimana “Persepsi pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan”. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 18. 1.2 Perumusan Masalah Dengan melihat latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah yang akan dikemukakan yaitu bagaimana “Persepsi pengguna Jamkesmas terhadap pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Haji Medan ?” 1.3 Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui “Persepsi pengguna Jamkesmas terhadap pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Haji Medan”. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau referensi dalam rangka mengembangkan konsep-konsep, teori-teori, terutama model pemecahan masalah pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah Sakit Haji Medan kepada pengguna Jamkesmas khususnya dan bagi instansi yang terkait baik pemerintahan maupun pihak yang lainnya. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 19. 1.5 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat serta sistematika penulisan penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, definisi konsep dan definisi operasional. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisikan, tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data. BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan gambaran umum lokasi penelitian dimana penulis mengadakan penelitian. BAB V : ANALISA DATA Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh penulis dari hasil penelitian dan pembahasannya BAB VI : PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang penulis berikan sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 20. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi Pada dasarnya persepsi merupakan suatu proses yang terjadi di dalam pengamatan seseorang terhadap orang lain. Persepsi terhadap satu objek yang ada disekitar manusia pada dasarnya berbeda dengan lainnya karena sebagai makhluk individu setiap manusia memiliki pandangan yang berbeda sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pemahamannya. Semakin tinggi pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap suatu objek yang dipersepsikan maka semakin baik bentuk persepsi orang tersebut terhadap objek begitu pula sebaliknya. Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasan Latin perception; dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil (Sobur, 2003). Persepsi seseorang bisa diartikan sebagai proses, pemahaman terhadap sesuatu informasi yang disampaikan oleh orang lain yang sedang saling berkomunikasi, berhubungan atau kerjasama. Jadi setiap orang tidak terlepas dari persepsi. Persepsi menurut Morgan, King dan Robinson (Rukminto, 1994), persepsi menunjuk bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mengecap dan mencium dunia sekitar kita, dengan kata lain persepsi dapat pula didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dialami oleh manusia. Sedangkan menurut Kimbal Young (Walgito, 1999), persepsi adalah sesuatu yang menunjukkan aktifitas, merasakan, mengidentifikasikan dan Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 21. memahami objek baik fisik maupun sosial. Definisi ini menekankan bahwa persepsi akan timbul setelah seseorang atau sekelompok orang terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu objek dan setelah dirasakan akan menginterpretasikan objek yang dirasakannya tersebut. 2.1.2 Proses Persepsi Adapun proses persepsi menurut Udai Pareek (Sobur, 2003) antara lain: 1. Proses menerima rangsangan Proses pertama dalam persepsi ialah menerima rangsangan atau data dari berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui pancaindera. Kita melihat sesuatu, mendengar, mencium, merasakan, atau menyentuhnya, sehingga kita mempelajari segi-segi lain dari sesuatu itu. 2. Proses menyeleksi rangsangan Setelah diterima, rangsangan atau data diseleksi. Tidaklah mungkin untuk memperhatikan semua rangsangan yang telah diterima. Demi menghemat perhatian yang digunakan, rangsangan-rangsangan itu disaring dan diseleksi untuk diproses lebih lanjut. Ada dua kumpulan faktor menentukan seleksi rangsangan itu, yaitu: a. Faktor-faktor intern 1) Kebutuhan psikologis Kebutuhan seseorang mempengaruhi persepsinya. Kadang-kadang, ada hal yang “kelihatan” (yang sebenarnya tidak ada), karena kebutuhan psikologis. Misalnya, seorang yang haus bisa melihat air di banyak tempat; fatamorgana seperti itu biasa sekali terjadi di padang pasir. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 22. Jika seseorang kehilangan hal tertentu yang dibutuhkan, mereka lebih sering melihat barang itu. 2) Latar belakang Latar belakang mempengaruhi hal-hal yang dipilih dalam persepsi. Orang-orang dengan latar belakang tertentu mencari orang-orang dengan latar belakang yang sama. 3) Pengalaman Pengalaman mempersiapkan seseorang untuk mencari orang-orang, hal-hal, dan gelaja-gejala yang mungkin serupa dengan pengalaman pribadinya. Seseorang yang mempunyai pengalaman buruk dalam bekerja dengan jenis orang tertentu, mungkin akan menyeleksi orang- orang ini untuk jenis persepsi tertentu. 4) Kepribadian Kepribadian juga mempengaruhi persepsi. Seorang yang introvert mungkin akan tertarik kepada orang-orang yang serupa atau sama sekali berbeda. Berbagai faktor dalam kepribadian mempegaruhi seleksi dalam persepsi. 5) Sikap dan kepercayaan umum Sikap dan kepercayaan umum juga mempengaruhi persepsi. Orang- orang yang mempunyai sikap tertentu terhadap karyawan wanita atau karyawan yang termasuk kelompok bahasa tertentu, besar kemungkinan akan melihat berbagai hal kecil yang tidak diperhatikan oleh orang lain. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 23. 6) Penerimaan diri Penerimaan diri merupakan sifat penting yang mempengaruhi persepsi. Beberapa telah menunjukkan bahwa mereka yang lebih ikhlas menerima kenyataan diri akan lebih tepat menyerap sesuatu dari pada mereka yang kurang ikhlas menerima realitas dirinya. Untuk yang terakhir ini cenderung mengurangi kecermatan persepsi. Implikasi dari fakta ini ialah kecermatan persepsi dapat ditingkatkan dengan membantu orang-orang untuk lebih menerima diri mereka sendiri. b. Faktor Ekstern 1) Intensitas Pada umumnya, rangsangan yang lebih intensif, mendapatkan lebih banyak tanggapan dari pada rangsangan yang kurang intens. 2) Ukuran Pada umumnya, benda-benda yang lebih besar lebih menarik perhatian. Barang yang lebih besar lebih cepat dilihat. 3) Kontras Biasanya, hal-hal lain dari biasa kita lihat akan cepat menarik perhatian. Jika orang biasa mendengar suara tertentu dan sekonyong- konyongnya ada perubahan dalam suara itu, hal itu akan menarik perhatian. Banyak orang secara sadar atau tidak, melakukan hal-hal yang aneh untuk menarik perhatian. Prilaku yang luar biasa menarik perhatian karena prinsip-prinsip perbedaan itu. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 24. 4) Gerakan Hal-hal yang bergerak lebih menarik perhatian dari pada hal-hal yang diam. 5) Ulangan Biasanya hal-hal yang berulang dapat menarik perhatian. Akan tetapi, ulangan yang terlalu sering, dapat menghasilkan kejenuhan semantik dan dapat kehilangan arti perseptif. 6) Keakraban Hal-hal yang akrab atau dikenal lebih menarik perhatian. Hal ini terutama jika hal tertentu tidak diharapkan dalam rangka tertentu. 7) Sesuatu yang baru Faktor ini kedengarannya bertentangan dengan faktor keakraban. Akan tetapi, hal-hal baru juga menarik perhatian. Jika orang sudah biasa dengan kerangka yang sudah dikenal, sesuatu yang baru menarik perhatian. 3. Proses Pengorganisasian Rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalan suatu bentuk. Ada tiga dimensi utama dalam pegorganisasian rangsangan, yaitu : a. Pengelompokan Berbagai rangsangan yang telah diterima dikelompokkan dalam suatu bentuk. Beberapa faktor digunakan untuk mengelompokkan rangsangan itu, antara lain : Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 25. 1) Kesamaan, rangsangan-rangsangan yang mirip dijadikan satu kelompok. 2) Kedekatan, hal-hal yang lebih dekat antara satu dan yang lain juga dikelompokkan menjadi satu. 3) Ada suatu kecenderungan untuk melengkapi hal-hal yang dianggap belum lengkap. b. Bentuk timbul dan latar Prinsip lain dari dalam mengatur rangsangan disebut bentuk timbul dan latar. Hal ini merupakan salah satu proses persepsi yang paling menarik dan paling pokok. Dalam melihat rangsangan atau gejala, ada kecenderungan untuk memusatkan perhatian pada gejala-gejala tertentu yang timbul menonjol, sedangkan rangsangan atau gejala lainnya berada di latar belakang. c. Kemampuan persepsi Ada suatu kecenderungan untuk menstabilkan persepsi, dan perubahan- perubahan konteks tidak mempengaruhinya. Dunia perspsi diatur menuut prinsip kemantapan. Dalam persepsi dunia tiga dimensional, faktor ketetapan memainkan peranan yang penting. 4. Proses Penafsiran Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima lalu menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Dikatakan bahwa telah terjadi persepsi setelah data itu ditafsirkan. Persepsi pada pokoknya memberikan arti pada berbagai data dan informasi yang diteima. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 26. 5. Proses Pengecekan Sesudah data diterima dan ditafsirkan, si penerima mengambil beberapa tindakan untuk mengecek apakah penafsirannya benar atau salah. Proses pengecekan ini mengkin terlalu cepat dilakukan dari waktu ke waktu untuk menegaskan apakah penafsiran atau persepsi dibenarkan atau data baru. Data atau kesan-kesan itu dapat dicek dengan menanyakan kepada orang- orang lain mengenai persepsi mereka. 6. Proses Reaksi Tahap terakhir dari proses perceptual ialah bertindak sehubungan dengan apa yang telah dicerap. Hal ini biasanya dilakukan jika seseorang berbuat suatu sehubungan dengan persepsinya. Misalnya, seseorang bertindak sehubungan dengan persepsi yang baik atau yang buruk yang telah dibentuknya. Lingkaran persepsi itu belum sempurna sebelum menimbulkan suatu tindakan. Lingkaran persepsi ini bisa tersembunyi dan bisa pula terbuka. Tindakan tersembunyi berupa pembentukan pendapat atau sikap, sedangkan tindak yang terbuka berupa tindakan nyata sehubungan dengan persepsi itu. Satu gelaja yang telah menarik perhatian sehubungan dengan tindakan tersembunyi ialah “pembentukan kesan”. Pembentukan kesan ialah cara seorang pencerap membentuk kesan tertentu atas suatu objek atau atas seseorang menurut cirri-ciri yang dicerapnya, atau data yang ia terima dari berbagai sumber. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 27. 2.2 Jamkesmas 2.2.1 Pengertian Jamkesmas Jamkesmas merupakan singkatan dari Jaminan Kesehatan Masyarakat dan merupakan bagian dari pengentasan kemiskinan yang bertujuan agar akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dapat ditingkatkan sehingga tidak ada lagi Maskin yang kesulitan memperoleh pelayanan kesehatan karena alasan biaya (Prapatan, 2008). 2.2.2 Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Umum Meningkatkan akses dan mutu kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. 2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan Rumah Sakit. b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. c. Terselanggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel. 3. Sasaran Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 28. Sasaran program adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan lainnya. 2.2.3 Prosedur Pelayanan Kesehatan Prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi peserta, sebagai berikut : 1. Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar berkunjung ke Puskesmas dan jaringannya. 2. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, peserta harus menunujukkan Kartu Jamkesmas. 3. Apabila peserta Jamkesmas memerlukan pelayanan kesehatan rujukan, maka yang bersangkutan dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan disertai surat rujukan dan kartu peserta yang ditunjukkan sejak awal sebelum mendapat pelayanan kesehatan, kecuali pada kasus emergensi. 4. Untuk memperoleh pelayanan rawat jalan di rumah sakit peserta harus menunjukkan kartu peserta dan surat rujukan dari puskesmas di loket Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Askes (Persero). Bila berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan Surat Keabsahan Peserta (SKP), dan peserta selanjutnya memeproleh pelayanan kesehatan. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 29. 5. Untuk memperoleh pelayanan rawat inap di rumah sakit peserta harus menunjukkan kartu peserta dan surat rujukan dari puskesmas di loket Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Akes (Persero). Bila berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan Surat Keabsahan Peserta (SKP), dan peserta selanjutnya memeproleh pelayanan inap. 6. Pada kasus-kasus tertentu yang dilayani di IGD termasuk kasus gawat darurat di rumah sakit, peserta harus menunjukkan kartu peserta dan surat rujukan dari Puskesmas di loket Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPTRS). Kelengkapan berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT. Askes (Persero). Bila berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan surat keabsahan peserta (SKP). Bagi pasien yang tidak dirawat prosesnya sama dengan proses rawat jalan, sebaliknya bagi yang dinyatakan rawat inap prosesnya sama dengan proses rawat inap. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 30. Gambar 2.2.3 Alur Pelayanan di Rumah Sakit RJTL Peserta Loket Pelayanan RS SKP Kesehatan Pulang RITJ Verifikasi Kepesertaan oleh PPTRS ( PT.Askes) Kasus Daftar Peserta Emergency Jamkesmas menurut SK Bupati / Walikota 2.2.4 Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan Adapun jenis-jenis pelayanan kesehatan yang tersedia di rumah sakit yaitu : 1. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL), yang meliputi : a. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh dokter spesialis atau umum. b. Rehabilitasi Medik c. Penunjang diagnosik : laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik d. Tindakan medis kecil atau sedang e. Pemeriksaan dan pengobatan gigi tingkat lanjutan f. Pemberian obat yang mengacu pada Formalium Rumah Sakit Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 31. g. Pelayanan darah h. Pemeriksaan kehamilan dengan resiko tinggi dan penyulit 2. Pelayanan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL), yang meliputi : a. Akomodasi rawat inap pada kelas III b. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan c. Penunjang diagnosik : laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik d. Tindakan medis e. Operasi sedang dan besar f. Pelayanan rehabilitasi medis g. Perawatan intensif (ICU) h. Pemberian obat mengacu Formalium Rumah Sakit i. Pelayanan darah j. Persalinan dengan resiko tinggi dan penyulit Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 32. 2.3 Pelayanan Kesehatan 2.3.1 Pengertian Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat (Azwar, 1995). 2.3.2 Konsep Pelayanan Kesehatan Dasar Konsep pelayanan kesehatan dasar mencakup nilai-nilai dasar tertentu yang berlaku umum terhadap proses pengembangan secara menyeluruh, tetapi dengan penekanan penerapan di bidang kesehatan seperti berikut, (WHO, 1992) : 1. Kesehatan secara mendasar berhubungan dengan tersedianya dan penyebaran sumberdaya – bukan hanya sumberdaya kesehatan seperti dokter, perawat, klinik, obat, melainkan juga sumberdaya sosial – ekonomi yang lain seperti pendidikan, air dan persediaan makanan. 2. Pelayanan kesehatan dasar dengan demikian memusatkan perhatian kepada adanya kepastian bahwa sumberdaya kesehatan dan sumberdaya sosial yang ada telah tersebar merata dengan lebih memperhatikan mereka yang paling membutuhkannya. 3. Kesehatan adalah satu bagian penting dari pembangunan secara menyeluruh. Faktor yang mempengaruhi kesehatan adalah factor sosial, budaya, dan ekonomi di samping biologi dan lingkungan. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 33. 4. Pencapaian taraf kesehatan yang lebih baik memerlukan keterlibatan yang lebih banyak dari penduduk, seperti perorangan, keluarga, dan masyarakat, dalam pengambilan tindakan demi kegiatan mereka sendiri dengan cara menerapkan perilaku sehat dan mewujudkan lingkungan yang sehat. 2.3.3 Karakteristik Pelayanan Kesehatan Menurut Evan (Astaqauliyah, 2008) dibandingkan dengan kebutuhan hidup manusia yang lain, kebutuhan pelayanan kesehatan mempunyai tiga ciri utama yang terjadi sekaligus dan unik yaitu : uncertainty, asymetri of information dan externality. Ketiga ciri utama tersebut menyebabkan pelayanan kesehatan sangat unik dibandingkan dengan produk atau jasa lainnya. 1. Uncertainty Uncertainty atau ketidakpastian menunjukkan bahwa kebutuhan akan pelayanan kesehatan tidak bisa pasti, baik waktu, tempat maupun besarnya biaya yang dibutuhkan. Dengan ketidakpastian ini sulit bagi seseorang untuk menganggarkan biaya untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatannya. Penduduk yang penghasilannya rendah tidak mampu menyisihkan sebagian penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan yang tidak diketahui datangnya, bahkan penduduk yang relatif berpendapatan memadai sekalipun seringkali tidak sanggup memenuhi kecukupan biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan medisnya.. Maka dalam hal ini seseorang yang tidak miskin dapat menjadi miskin atau bangkrut mana kala ia menderita sakit. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 34. 2. Asymetry of Information Sifat kedua asymetry of Information menunjukkan bahwa konsumen pelayanan kesehatan berada pada posisi yang lemah sedangkan provider(dokter dan petugas kesehatan lainnya) mengetahui jauh lebih banyak tentang manfaat dan kualitas pelayann yang dijualnya. Ciri ini juga ditemukan oleh para ahli ekonomi kesehatan lain seperti Feldstein, Jacos, Rappaport, dan Phelps. Dalam pelayanan kesehatan, misalnya kasus ekstrim pembedahan, pasien hampir tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui apakah ia membutuhkan pelayanan tersebut atau tidak. Kondisi ini sering dikenal dengan consumen ignorence atau konsumen yang bodoh, jangankan ia mengetahui berapa harga dan berapa banyak yang diperlukan, mengetahui apakah ia memerlukan tindakan bedah saja tidak sanggup dilakukan meskipun pasien mungkin seorang profesor sekalipun. 3. Externality Externality menunjukkan bahwa konsumsi pelayanan kesehatan tidak saja mempengaruhi pembeli tetapi juga bukan pembeli.. Contohnya adalah konsumsi rokok yang mempunyai resiko besar pada bukan perokok, akibat dari ciri ini, pelayanan kesehatan membutuhkan subsidi dalam berbagai bentuk, oleh karena pembiayaan pelayanan kesehatan tidak saja menjadi tanggung jawab diri sendiri, akan tetapi perlunya digalang tanggung jawa bersama (publik). Ciri unik tersebut juga dikemukakan oleh beberapa ahli ekonomi kesehatan seperti Feldstein (1993). Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 35. 2.3.4 Syarat-Syarat Pelayanan Kesehatan Agar pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan, banyak syarat yang harus dipenuhi. Syarat yang dimaksud paling tidak mencakup delapan hal pokok yakni tersedia (Available), wajar (Appropriate), berkesinambungan (Continue), dapat diterima (Acceptable), dapat dicapai (Accesible), dapat dijangkau (affordable), efisien (efficient) serta bermutu (quality) (Azwar, 1995). 1. Ketersediaan Pelayanan Kesehatan (Available) Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut tersedia di masyarakat. 2. Kewajaran Pelayanan Kesehatan (Appropriate) Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut bersifat wajar, dalam arti dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi. 3. Kesinambungan Pelayanan Kesehatan (Continue) Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut bersifat berkesinambungan, dalam arti tersedia setiap saat, baik menurut waktu atau kebutuhan pelayanan kesehatan. 4. Penerimaan Pelayanan Kesehatan (Acceptable) Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat diterima oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan. 5. Ketercapaian Pelayanan Kesehatan (Accesible) Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dicapai oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan tersebut. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 36. 6. Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan (Affordable) Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dijangkau oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan. 7. Efisiensi Pelayanan Kesehatan (Efficient) Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat diselenggarakan secara efisien. 8. Mutu Pelayanan Kesehatan (Quality) Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat menyembuhkan pasien serta tindakan yang dilakukan aman. Adapun kriteria-kriteria pelayanan yang memuaskan menurut DR. Bob Woworutu (Noveniawanata, 2008) adalah : 1. Kebutuhan masyarakat dapat di penuhi. 2. Mampu memberikan pelayanan yang baik. 3. Tidak berbelit-bekit. 4. Menyingkat waktu tunggu masyarakat. 5. Dapat menguntungkan semua pihak. Mutu pelayanan hanya dapat diketahui apabila sebelumnya telah dilakukan penilaian, baik terhadap tingkat kesempurnaan, sifat, totalitas dari wujud serta ciri atau pun terhadap standar yang telah ditetapkan. Dalam kenyataannya melakukan penilaian ini tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan mutu pelayanan tersebut bersifat multi-demensional yang artinya setiap orang dapat saja melakukan penilaian yang berbeda-beda tergantung dari latar belakang dan kepentingan masing-masing orang (Azwar, 1995). Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 37. 2.4 Kerangka Pemikiran Sulitnya akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktornya yaitu tidak adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan yang mahal. Oleh karena itu, pada awal pemerintahan SBY – JK telah diambil kebijakan strategis untuk menggratiskan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Sejak 1 Januari 2005 program ini menjadi Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Maskin (JPKMM) yang popular dengan nama Askeskin yang kemudian pada tahun 2008 diubah namanya menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat atau Jamkesmas. Apabila masyarakat miskin yang sudah terdaftar sebagai pengguna Jamkesmas memerlukan pelayanan kesehatan, maka mereka berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Salah satu rumah sakit di Medan yang menerima pengguna Jamkesmas adalah Rumah Sakit Haji Medan. Dengan demikian Rumah Sakit Haji Medan harus memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat pengguna Jamkesmas yang memerlukan pelayanan kesehatan, yang meliputi pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) dan pelayanan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL). Setelah mendapatkan pelayanan kesehatan dari rumah sakit Haji Medan, para pengguna Jamkesmas akan mempunyai persepsi baik itu bersifat positif atau negatif tentang bagaimana pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Haji Medan. Untuk itulah peneliti ingin mengetahui bagaimana persepsi pengguna Jamkesmas tersebut terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit Haji Medan. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 38. Gambar. 2.4 Bagan Kerangka Pemikiran Rumah Sakit Haji Medan Pelayanan kesehatan yang diberikan RS Haji Medan 1. Sarana dan prasarana. Pengguna Jamkesmas 2. Pelayanan medis 3. Pelayanan administrasi Persepsi pengguna Jamkesmnas terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 39. 2.5 Definisi Konsep & Definisi Operasional 2.5.1 Definisi Konsep Konsep adalah istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1989). Definisi konsep bertujuan untuk merumuskan dan mendefinisikan istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan penelitian. Untuk memfokuskan penelitian ini maka peneliti memberikan batasan konsep yang diangkat dalam penelitian ini : 1. Persepsi adalah proses, pemahaman terhadap sesuatu informasi yang disampaikan oleh orang lain yang sedang saling berkomunikasi, berhubungan atau kerjasama. 2. Jamkesmas merupakan singkatan dari Jaminan Kesehatan Masyarakat dan merupakan program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. 3. Pelayanan Kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 40. 2.5.2 Definisi Operasional Definisi operasional adalah informasi ilmiah yang membantu peneliti dengan menggunakan satu variabel atau dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagiamana mengukur suatu variabel. Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas Variabel bebas (X) adalah segala gejala faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut sebagai variabel terikat. Tanpa variabel ini maka variabel berubah sehingga akan muncul menjadi variabel terikat yang berbeda atau lain atau bahkan sama sekali tidak ada yang muncul (Nawawi, 1995). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengguna Jamkesmas dengan indikator : a. Pengguna Jamkesmas yang memiliki Kartu Jamkesmas. b. Pasien RITL yang menginap di ruang kelas III minimal 3 hari di rumah sakit. c. Pasien RJTL minimal 3 kali berobat ke Rumah Sakit Haji Medan. 2. Variabel Terikat Variabel terikat (Y) adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas dan bukannya karena adanya variabel lain (Nawawi, 1995). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pelayanan kesehatan dengan indikator : a. Kebutuhan pasien dapat di penuhi. Tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan yang lengkap bagi pasien RITL dan RJTL pengguna Jamkesmas seperti kamar inap, obat-obatan, peralatan dan perlengakapan pelayanan kesehatan lainnya. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 41. b. Mampu memberikan pelayanan yang baik. 1) Cepatnya tanggapan dari petugas kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pasien RITL dan RJTL pengguna Jamkesmas. 2) Sikap yang baik dari petugas kesehatan dalam melayani pasien RITL dan RJTL pengguna Jamkesmas . 3) Adanya komuniksi yang baik antara petugas kesehatan dengan pasien RITL dan RJTL pengguna Jamkesmas. c. Tidak berbelit-belit. 1) Administrasi masuk rumah sakit yang mudah bagi pasien RITL pengguna Jamkesmas. 2) Administrasi yang mudah untuk berobat bagi pasien RJTL penggguna Jamkesmas. 3) Adanya kejelasan yang tepat tentang jenis penyakit yang diderita pasien pengguna Jamkesmas. d. Menyingkat waktu tunggu pasien. Dipermudah dan dipercepat pelayanan pengurusan administrasi bagi pasien RJTL dan RITL sehingga pasien tidak harus mengantri berjam-jam lamanya. e. Dapat menguntungkan semua pihak. 1) Bagi rumah sakit dapat menigkatkan pendapatan atau keuntungan untuk rumah sakit. 2) Bagi pasien RITL dan RJTL mendapatkan kesembuhan dari penyakit yang diderita. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 42. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskripstif yaitu suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek peneleitian (seseorang, lembaga, masayarkat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagimana adanya ( Nawawi, 1990). Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi pengguna Jamkesmas terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan. 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Haji Medan yang terletak di Jalan RS. Haji Medan Estate No.1, Kabupaten Deli Serdang. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan dari objek penulisan yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakter tertentu dalam suatu penelitian (Nawawi, 1990). Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 43. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah rata-rata jumlah pengguna Jamkesmas yang menerima pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan dengan perincian sebagai berikut : Tabel 1. Jumlah Pasien Jamkesmas yang Berobat di Rumah Sakit Haji Medan No Bulan Jumlah Pasien Jumlah Pasien Rawat Inap Rawat Jalan (/Pasien) (/Pasien) 1. April 222 858 2. Mei 209 1092 3. Juni 184 901 4. Juli 165 690 5. Agustus 186 836 6. September 67 316 JUMLAH 1033 4693 Sumber : Rumah Sakit Haji Medan. 2008 3.3.2 Sampel Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti yang dianggap dapat menggambarkan populasinya (Soehartono, 2004). Pada penelitian ini jumlah sampel tidak dapat dihitung dengan pasti. Hal ini dikarenakan yang menjadi sampel adalah pasien yang menggunakan Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit Haji Medan yang tiap hari atau bulannya tidak bisa dipastikan jumlahnya. Pasien yang menggunakan Kartu Jamkesmas di Rumah Sakit Haji Medan dari bulan April sampai Desember 2008 berjumlah 1033 orang untuk rawat inap dan 4693 orang untuk rawat jalan, jadi rata-rata yang pasien yang berobat tiap bulannya adalah 172 orang untuk rawat inap dan 782 untuk rawat jalan. Maka penulis hanya mengambil 10 % dari jumlah pasien yang berobat Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 44. setiap bulannya yaitu 17 orang untuk rawat inap dan 78 untuk rawat jalan, sehingga total responden yang akan peneliti teliti berjumlah 95 orang. Adapun teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan teknik purposive sampling, yaitu penentuan sampel dilakukan dengan sengaja. Dalam hal ini, yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini 28 adalah pengguna Jamkesmas yang memiliki kriteria-kriteria, sebagai berikut : a. Pengguna Jamkesmas yang memiliki Kartu Jamkesmas. b. Pasien RITL yang menginap di ruang kelas III minimal 3 hari di rumah sakit. c. Pasien RJTL minimal 3 kali berobat ke Rumah Sakit Haji Medan. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan sebagai berikut : 1. Data Primer Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau sumber data pertama di lapangan. Data primer diperoleh dengan metode sebagai berikut : a. Metode Angket Metode angket juga disebut sebagai metode kuesioner. Metode ini berbentuk rangkaian atau kumpulan pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan, kemudian dikirim kepada responden untuk diisi. Setelah diisi, angket dikembalikan kepada peneliti. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 45. b. Metode Wawancara Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara. Pada penelitian ini penulis menggunakan guide interview yang ditujuan kepada informan kunci (key informan) yaitu pegawai, perawat maupun dokter yang bekerja di Rumah Sakit Haji Medan. c. Metode Observasi Observasi adalah mengumpulkan data tentang gejala tertentu yang dilakukan dengan mengamati, mendengar, mencatat kejadian yang menjadi sarana penelitian. 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dengan library research (studi kepustakaan), yaitu dengan membuka, mencatat dan mengutip data yang berkaitan dengan masalah penelitian dan dapat mendukung terlaksananya penelitian ini. 3.5 Teknik Analisa Data Teknik analisa data pada peelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dimana pengolahan data dilakukan dengan manual, data dikumpulkan dari hasil kuesioner dan wawancara. Kemudian ditabulasi dalam bentuk frekuensi dan kemudian dianalisa. Dimana analisa data yang dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut : Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 46. 1. Editing, yaitu meneliti data-data yang diperoleh dari penelitian. 2. Pracoding, yaitu untuk mengetahui kategori-kategori jawaban apa yang ada untuk mengkalsifikasikan jawaban sehingga jawaban yang beraneka ragam menjadi singkat. 3. Coding, yaitu mengklasifikasikan jawaban menurut macamnya. 4. Membuat kategori untuk mengklasifikasikan jawaban sehingga jawaban yang beraneka ragam menjadi singkat. 5. Menghitung besarnya frekuensi data pada masing-masing kategori. 6. Tabulasi, disini data dalam keadaan ringkas dan tersusun dalam suatu Tabel Tunggal sehingga dapat dibaca dengan mudah. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 47. BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat Sejak awal tahun 1960 sudah mulai terdengar suara-suara dari kalangan ummat Islam di sumatera Utara, khususnya di Kotamadya Medan yang mendambakan terwujudnya sebuah rumah sakit yang bernafaskan Islam. Hal ini disebabkan karena rumah sakit yang telah ada dirasakan belum mampu memberikan dakwah dan misi secara menyeluruh. Pada musim haji tahun 1990 terjadi musibah terowongan Mina yang banyak menimbulkan korban jemaah haji Indonesia dan kebetulan sekali gagasan dan pelaksanaan pembangunan rumah sakit ini sejalan pula dengan niat pemerintah untuk membangun Rumah Sakit Haji di Empat embarkasi calon jemaah haji Indonesia. Pada tanggal 28 Februari 1990 di Jakarta, Presiden Republik Indonesia menandatangani prasasti untuk pembangunan empat Rumah Sakit Haji di Indonesia, yakni ; Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang dan Medan melalui Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Provinsi Sumatera Utara No. 445.05/712.K. Tanggal 7 Maret 1991 dibentuk Panitia Pembangunan Rumah Sakit Haji Medan dan akhirnya peletakkan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Haji Medan dilakukan oleh Bapak Menteri Agama Republik Indonesia yaitu Bapak H. Munawir Sadjali dan Bapak Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara yaitu Bapak Raja Inal Siregar pada pada tanggal 11 Maret 1991. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 48. Gagasan untuk mendirikan rumah sakit yang bernafaskan Islam dicetuskan oleh Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara setelah mengadakan studi perbandingan ke beberapa Daerah Tingkat I di Indonesia, sperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Dari studi perbandingan ini diperoleh informasi bahwa pemerintah daerah stempat sudah sejak lama mengusahakan infak dari para calon jemaah haji agar terkumpul dan dimanfaatkan untuk pembangunan saran fisik yang dibutuhkan oleh ummat Islam di daerah tersebut. Dalam suatu keputusan, DPRD Tingkat I Sumatera Utara menyarankan agar hal yang sama dapat pula dilaksanakan di Medan. Pengumpulan infak di mulai dari Jema’ah Haji Sumatera Utara pada musin haji tahun 1991 M/1410 H yang deprogram untuk membangun Rumah Sakit Islam di Sumatera Utara. Dalam rangka pembangunan Rumah Sakit Islam tersebut, maka pada tanggal 31 Juli 1991 diadakan pertemuan di kantor KDH Tingkat I Sumatera Utara, gagasan ini dikembangkan kepada masyarakat Sumatera Utara. Pada awalnya ada keraguan dikalangan ummat Islam Sumatera Utara. Hal ini disebabkan pengalaman masa lalu, karena terlalu sering dilontarkan pada masyarakat tetapi kemudian hilang dan lenyap begitu saja. Namun setelah langkah-langkah nyata terlihat, masyarakat mulai yakin dan percaya. Keyakinan ini segera diikuti dengan memberikan partisipasi masing- masing secara lebih efektif dan nyata, sementara gagasan mendirikan Rumah Sakit Islam terus berkembang. Secara kebetulam gagasan dan pelaksanaan pembangunan rumah sakit yang pada waktu itu tengah dalam proses, segera mendapat persetujuan dan dukungan dari pemerintah pusat yakni berupa Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 49. penyaluran bantuan dari Garuda Indonesia Airways (GIA) melalui Departemen Agama Republik Indonesia dan Yayasan Amal Bhakti Pancasila Jakarta, bahkan bantuan dari instansi lain yang ada di Jakarta diusahakan. Kemudian pada tanggal 4 Juli 1992 Rumah Sakit Haji Medan diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto dan pada tanggal 15 Juli 1992 telah mulai melaksanakan pelayanan kesehatan pada masyarakat umum dan Jemaah Haji Embarkasi Bandara Polonia Medan. Kemudian melalui Surat Kepala Dinas Kesehatan Tingkat I Provinsi Sumatera Utara tanggal 7 September 1995 No. 440.441/373/IX/195 tentang pembolehan izin sementara kepada Ketentuan Umum Panitia Pembangunan Rumah Sakit Haji Medan untuk mendirikan dan menyelenggarakan Rumah Sakit Umum dengan nama Rumah Sakit Haji Medan yang terletak di jalan RS. Haji – Medan Estate Kabuapaten Deli Serdang. VISI Mewujudkan RS. Haji Medan sebagai Rumah Sakit yang bernafaskan Islam dalam semua kegiatannya, di Sumatera Utara. Misi 1. Pelayanan Kesehatan yang Islami, professional dan bermutu dengan tetap peduli pada kaum du’afa. 2. Melaksanakan dakwah Islamiah dalam setiap kegiatannya. 3. Sebagai sarana untuk menimba ilmu bagi calon cendikiawan muslim. Falsafah Rumah Sakit Haji Medan adalah perwujudan dari Iman Amal Saleh, dan ibadah kepada Allah SWT. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 50. Motto Bekerja sebagai ibadah, Ikhlas dalam pelayanan dan Istiqomah dalam pendirian. 4.2 Stuktur Organisasi Rumah Sakit Haji Medan Dari struktur organisasi di atas dapat dilihat tugas masing-masing bagian, yaitu : 1. Direktur a. Menetapkan kebikasanaan pokok pengelolaan rumah sakit yang meliputi barang-barang. b. Memimpin, mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi semua pelaksanaan kegiatan yang ada dalam perusahaan. c. Pengelolaan keuangan dan administrasi rumah sakit. d. Menetapkan program kerja dan sasaran rumah sakit setiap tahun setelah mendapatkan persetujuan pemilik. e. Mengkoordinasi penyelenggaraan fungsi-fungsi pelayanan medis, administrasi dan keuangan serta perawatan. f. Menetapkan pengangkatan promosi, demosi, dan pemberhentian kepala bagian dan seleksi serta tingkat tinggi rumah sakit. 2. Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan a. Menetapkan dan mengkoordinasikan serta mengendalikan penyelenggaraan kegiatan pelayanan medis dan perawatan pada pasien. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 51. b. Menetapkan tarif dan jasa pelayanan kepada pasien setelah berkonsultasi dengan Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan dan mendapat persetujuan dari Direktur/Kepala Rumah Sakit. c. Mengambil keputusan mengenai masalah-masalah penting yang menyangkut kelangsungan penyelenggaraan pelayanan medis dan perawatan kepada pasien. 3. Kepala Bidang Medis a. Melaksanakan diagnosa pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan serta penyuluhan kesehatan. b. Memberikan pelayanan medis secara terpadu kepada pasien di instalasi sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing. 4. Kepala Bagian Perawatan a. Melakukan bimbingan pelaksanaan kegiatan pencegahan asuhan dan pelayanan perawatan dan mutu keperawatan. b. Melakukan penyusunan standar asuhan dan pelayanan keperawatan. c. Melakukan pengawasan, pengendalian dan penilai pelaksanaan. d. Melakukan penempatan tenaga para medis, perawatan atas usulan kepala bidang terkait. 5. Wakil Direktur Medis dan Pendidikan a. Menetapkan dan mengkoordinasikan dan mengendalikan kebutuhan penunjang medis. b. Menetapkan dan menyelenggarakan pendidikan, latihan dan penelitian penunjang media. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 52. c. Menetapkan dan menyelenggarakan pendidikan, latihan dan penelitian terhadap para tenaga medis. 6. Kepala Bidang Penunjang Medis a. Melakukan penyusunan kebutuhan tenaga medis, non medis, obat-obatan dan bahan untuk kebutuhan fasilitas pelayanan penunjang medik. b. Melakukan penyediaan fasilitas pelayanan penunjang medis. c. Melakukan pengawasan dan pengendalian pasien. 7. Kepala Bidang Pendidikan dan Penelitian a. Melakukan penyelenggaraan program pendidikan dan enilaian medis dan non medis. b. Memberikan bimbingan, asuhan, dan informasi kepada tenaga medis dan non medis. c. Memberikan bimbingan sekaligus mendampingi serta membantu bagi siswa yang akan melakukan penelitian. 8. Wakil Direktur Umum dan Keuangan a. Menggerakkan, mengkoordinasikan, mengevaluasikan proses pengelolaan tuga dari bimbingan umum, penyusunan anggaran dan perbendaharaan, akuntansi perencanaan dan rekan medik serta kerohanian. b. Melaksanakan fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian dan penganggaran. c. Mengusulkan pengangkatan promosi, demosi dan pemberhentian karyawan di lingkungan administrasi umum dan keuangan. 9. Kepala Bagian Umum Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 53. a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijaksanaan yang telah dibuat pimpinan yang berkaitan dengan ketatuasahaan kepegawaian serta hal-hal umum lainnya. b. Melaksanakan kebijakan organisasi. c. Melaksanakan kebijakan berbagai prosedur, metode dan sistem perkantoran serta menetukan standar pekerjaan kantor. d. Menerima laporan pemasukan dan pendistribusian alat-alat dan perlengkapan medis setiap harinya. e. Menerima laporan akhir bulan dari sub bagian tata usaha berkaitan dengan persediaan barang. f. Membuat laporan perpindahan, pemberhentian, pengundur diri dan penambahan pegawai atas persetujuan pimpinan. g. Mengkonsep surat-surat ke luar dan ke dalam sesuai dengan petunjuk pimpinan. 10. Kepala Bagian Penyusunan Anggaran dan Perbendaharaan a. Bertanggung jawab atas penyusunan rencana, mobilitasasi dana, pemasaran dan pembelian rumah sakit. b. Mengkoordinasikan dan melakukan pengawasan terhadap setiap sub bagian di bagian anggaran perbendaharaan. c. Mengembangkan metode baru dalam melaksanakan pekerjaan untuk menciptakan suatu sistem kerja yang efisien dan efektif. d. Menyeleksi setiap[ usulan-usulan pembelian yang datang dari unit-unit bagian yanga ada dalam rumah sakit untuk selanjutnya diteruskan ke Direktur/Wakil Direktur Administrasi Keuangan. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 54. 11. Kepala Bagian Akuntansi a. Memimpin pelaksanaan kegiatan akuntansi yang meliputi pengumpulan dan pengelolaan data penyusunan laporan dengan sistem akuntansi yang ditetapkan. b. Memeriksa keabsahan setiap bukti pembukuan dan transaksi. c. Membukukan setiap faktur yang masuk yang telah dtetapkan jatuh tempo ke buku besar pendapatan uang. d. Mencatat honor dokter ke buku besar dokter. 12. Kepala Bagian Perencanaan dan Rekam Medik a. Melaksanakan pengawasan kerja terhadap setiap sub bagian rekam medik dan perencanaan. b. Menerima laporan posisi keuangan harian pertanggungjawaban saldo kas ke bank. c. Membuat laporan posisi keuangan, tagiahan-tagihan maupun uatng-utang yang jatuh tempo. d. Memiliki kebenaran tentang daftar gaji, uang lembur, honor dokter dan lain-lain yang akan dibayarkan oleh bagian keuangan. e. Bertanggung jawab terhadap perhitungan dan pembayaran pajak rumah sakit, karyawan maupun dokter. f. Menyusun anggaran bagian keuangan untuk disampaikan kepada pimpinan melalui bagian perencanaan dan anggaran. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 55. 4.3 Fasilitas Rumah Sakit Haji 4.3.1 Fasilitas Rawat Jalan Adapun fasilitas yang disediakan Rumah Sakit Haji Medan untuk pasien yang ingin rawat jalan, antara lain : a. Poliklinik Bedah b. Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan c. Poliklinik Penyakit Dalam d. Poliklinik Anak e. Poliklinik Mata f. Poliklinik Kulit dan Kelamin g. Poliklinik Syaraf h. Poliklinik Jiwa i. Poliklinik Paru j. Poliklinik Gigi k. Poliklinik THT l. Poliklinik Jantung m. Poliklinik Fisioterapi n. Poliklinik Orthopedi o. Klinik VCT (Voluntary Conseling and Testing) p. Instalasi Gawat Darurat Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 56. 4.3.2 Fasilitas Rawat Inap Adapun fasilitas yang disediakan Rumah Sakit Haji Medan untuk pasien yang ingin rawat inap dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini. Tabel 2. Jumlah tempat tidur untuk pasien TEMPAT TIDUR JUMLAH Utama A 4 Utama B 17 I-A 17 I-B 28 II 68 III 87 ICU 14 Ranjang Bayi 15 Jumlah 250 Sumber : Rumah Sakit Haji Medan, 2009 4.3.3 Pelayanan Penunjang Adapun pelayanan penunjang yang disediakan Rumah Sakit Haji Medan untuk para pasien, antara lain : a. Rehabilitasi Medis b. Farmasi c. Ambulance d. Laundry e. Dapur atau Kitchen f. Incenerator g. Kerohanian Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 57. 4.3.4 Dokter Rumah Sakit Haji Medan memiliki 100 orang dokter ahli, yaitu : a. Dokter ahli bedah 12 orang b. Dokter ahli kebidanan dan kandungan 13 orang c. Dokter ahli penyakit dalam 5 orang d. Dokter ahli anak 8 orang e. Dokter ahli mata 4 orang f. Dokter ahli penyakit kulit dan kelamin 4 orang g. Dokter gigi 4 orang h. Doketr ahli THT 4 orang i. Dokter ahli paru 7 orang j. Dokter ahli jantung dan pembuluh darah 4 orang k. Dokter ahli syaraf 3 orang l. Dokter ahli patologi klinik 2 orang m. Dokter ahli patologi anatomi 3 orang n. Dokter penyakit jiwa 3 orang o. Dokter ahli Anaestesi 10 orang p. Dokter ahli Radiologi 3 orang q. Dokter umum 11 orang Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 58. BAB V ANALISA DATA Bab ini penulis menyajikan data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan melalui penyebaran kuesioner atau daftar pertanyaan. Kuesioner diisi oleh pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan dan pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan sebagi sampel sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, yaitu pada bab Metode Penelitian bahwa sampel yang akan diambil sebanyak 78 orang untuk pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan dan 17 orang untuk Pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan. Pengambilan sampel ini adalah untuk mengetahui persepsi pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan. Dalam pengumpulan kembali kuseioner yang disebar ternyata 95 orang yang telah disebar semuanya terkumpul dan semua pertanyaan dalam pertanyaan terjawab dengan benar. 5.1 Identitas/ Karakteristik Responden Pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) 5.1.1 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin Jumlah pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan dan Rawat Inap Tingkat Lanjutan yang menjadi responden peneliti berjumlah 95 orang dimana jumlah responden yang berjenis kelamin wanita sebesar 68 orang dan pria sebesar 27 orang. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 59. Tabel 3. Distribusi Menurut Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%) 1. Wanita 68 71,6 % 2. Pria 27 28,4% J U M L A H 95 100 % Sumber : Kuesioner. 2009 Berdasarkan Tabel 3 di atas jumlah responden yang berjenis kelamin wanita lebih banyak yaitu 68 orang atau 71,6 %, sedangkan jumlah responden yang berjenis kelamin pria sebanyak 27 orang atau 28,4 %. Hal ini dikarenakan selama peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Haji Medan, pasien yang melakukan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) dan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) yang menjadi responden kebanyakan dari kaum wanita. 5.1.2 Karakteristik Responden Menurut Kategori Umur Tabel 4. Distribusi Menurut Umur No Kategori Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1. 10 – 20 4 4,2% 2. 21 – 30 15 15,8 % 3. 31 – 40 23 24,2 % 4. 41 – 50 31 32,7 % 5. 51 – 60 8 8,4% 6. 61 – 70 10 10,5% 7. 71 ke atas 4 4,2% J U M L A H 95 100 % Sumber : Kuesioner. 2009 Berdasarkan Tabel 4 di atas jumlah responden menurut umur yang paling banyak adalah berkisar umur 41-50 tahun yaitu sebesar 31 orang atau 32,7 %, sedangkan jumlah responden yang paling sedikit adalah umur 10 – 20 tahun dan 71 ke atas sebesar 4 orang atau 4,2 %. Hal ini dikarenakan ketika peneliti Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 60. melakukan penelitian di Rumah Sakit Haji Medan, pasien yang menggunakan Kartu Jamkesmas sebagian besar adalah pasien yang umurnya berkisar antara 41 – 50 tahun. 5.1.3 Karakteristik Responden Menurut Agama Tabel 5. Distribusi Menurut Agama No Agama Jumlah (Orang) Persentase (%) 1. Islam 94 98,9% 2. Kristen 1 1,1% 3. Hindu 0 0 4. Budha 0 0 5. Konghucu 0 0 J U M L A H 95 100 % Sumber : Kuesioner. 2009 Berdasarkan Tabel 5 di atas jumlah responden yang menganut agama paling banyak adalah agama Islam yaitu sebesar 94 orang atau 98,9 %, sedangkan sisanya adalah agama Kristen yaitu 1 orang atau 1,1 %. Hal ini dikarenakan, Rumah Sakit Haji Medan adalah salah satu rumah sakit di Medan yang bernafaskan Islam. Hal ini terlihat dari visi, misi, falsafah dan motto Rumah Sakit Haji Medan. 5.1.4 Karakteristik Responden Menurut Mata Pencaharian Pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) dan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) di Rumah Sakit Haji Medan yang menjadi responden memiliki mata pencaharian yang berbeda-beda, yaitu: Tabel 6. Distribusi Menurut Mata Pencaharian Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 61. No Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%) 1. Ibu Rumah Tangga 51 53,7% 2. Wiraswasta 5 5,3% 3. Pelajar 4 4,2 % 4. Petani 4 4,2 % 5. Tukang Becak 4 4,2 % 6. Buruh 9 9,5 % 7. Supir Angkot 2 2,1 % 8. Tidak Ada Pekerjaan 6 6,3 % Lainnya 10 10,5 % J U M L A H 95 100 % Sumber : Kuesioner. 2009 Berdasarkan Tabel 6 di atas mata pencaharian sebagian besar pasien yang menjadi responden adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 51 orang atau 53,7 %, sedangkan yang paling sedikit adalah supir angkot yaitu sebesar 2 orang atau 2,1 %. Hal ini dikarenakan sebagian besar dari responden peneliti adalah kaum ibu dan mereka ini tidak memiliki mata pencaharian di luar rumah, artinya pekerjaan mereka hanya mengurus rumah tangganya saja. 5.1.5 Karakteristik Responden Menurut Suku Tabel 7. Distribusi Menurut Suku No Suku Jumlah (Orang) Persentase (%) 1. Batak 31 32,6 % 2. Jawa 44 46,3% 3. Melayu 5 5,3% 4. Padang 10 10,5 % 5. Lainnya 5 5,3% J U M L A H 95 100 % Sumber : Kuesioner. 2009 Rumas Sakit Haji Medan merupakan salah satu rumah sakit Islam di Medan dan terletak di jalan RS. Haji Medan Estate No.1 Deli Serdang. Penduduk yang tinggal di sekitar daerah rumah sakit terdiri dari bermacam-macam suku Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 62. bangsa. Akan tetapi, ketika peneliti melakukan penelitian di rumah sakit, pasien yang banyak datang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan adalah dari suku Jawa. Hal ini terlihat dari Tabel 7 di atas, sebagian besar pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan yang menerima pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan adalah suku Jawa yaitu berjumlah 44 orang dengan persentase 46,3 %, sedangkan yang paling sedikit yaitu yang termasuk dalam yang Lainnya (Aceh dan Sunda) yaitu berjumlah 5 oarang atau 5,3 %. 5.2 Pengetahuan Dan Pemahaman Responden Tentang Program Jamkesmas Tabel 8. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pengertian Program Jamkesmas No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%) 1. Sangat Tahu 2 2,1% 2. Tahu 26 27,4 % 3. Kurang Tahu 31 32,6 % 4. Tidak Tahu 36 37,9 % J U M L A H 95 100 % Sumber : Kuesioner. 2009 Sebagian besar responden kurang atau tidak mengetahui tentang pengertian dari Program Jamkesmas. Program Jamkesmas sebenarnya adalah program yang di buat oleh pemerintah agar akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dapat ditingkatkan sehingga tidak ada lagi masyarakat miskin yang kesulitan memperoleh pelayanan kesehatan karena alasan biaya. Akan tetapi ada sebagian dari mereka bahkan tidak tahu apa kepanjangan dari Program Jamkesmas itu sendiri. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pengetahuan responden terhadap pengetian dari program Jamkesmas ini masih rendah. Hal ini terlihat dari tabel 8. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 63. Berdasarkan Tabel 8 di atas dari responden yang di teliti, pengetahuan sebagian dari mereka tentang pengertian Program Jamkesmas sangatlah rendah yaitu sebanyak 31 orang atau 32,6 % kurang mengetahui program dan sebanyak 36 orang atau 37,9 % sama sekali tidak tahu tentang Program Jamkesmas. Sedangkan yang hanya sekedar tahu sebesar 26 orang dengan persentase 27,4 % dan yang sangat mengetahui program ini hanya berjumlah 2 orang atau 2,1 %. Hal ini dikarenakan masih minimnya sosialisasi yang dilakukan pihak-pihak terkait kepada masyarakat yang berhak menerima Jamkesmas. Sebagian besar responden yang kurang tahu atau bahkan tidak tahu tentang program Jamkesmas ini mendapatkan kartu peserta Jamkesmas dengan cara diantar oleh pihak Kepala Lingkungan atau Kepala Lorong tempat mereka tinggal tanpa ada penjelasan yang konkrit tentang Program ini. Tabel 9. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Tujuan Program Jamkesmas No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%) 1. Tahu 24 25,3 % 2. Kurang Tahu 48 50,5 % 3. Ragu-ragu 1 1,1 % 4. Tidak Tahu 22 23,1 % J U M L A H 95 100 % Sumber : Kuesioner. 2009 Berdasarkan Tabel 9 di atas sebagian besar dari responden yang diteliti kurang tahu tentang tujuan dari Program Jamkesmas, dari total keseluruhan sampel yang berjumlah 95 orang hanya 24 orang saja dengan persentase 25,3 % yang tahu tentang tujuan program, sedangkan yang lain kurang tahu sebanyak 48 orang dengan persentase 50,5 %, ragu-ragu sebanyak 1 orang dengan persentase 1,1 % dan tidak tahu sama sekali sebanyak 22 orang dengan persentase 23,1 %. Kebanyakan dari para responden yang diteliti hanya mengetahui tujuan Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
  • 64. Jamkesmas adalah untuk berobat gratis, akan tetapi tujuan sebenarnya dari program ini mereka tidak tahu. Adapun tujuan dari program Jamkesmas menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia yaitu : 1. Tujuan Umum Meningkatkan akses dan mutu kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. 2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan Rumah Sakit. b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. c. Terselanggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel. Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi yang dilakukan pihak-pihak terkait kepada masyarakat yang berhak menerima Jamkesmas, sehingga mereka hanya mengetahui tujuan dari program ini hanya sebatas untuk berobat gratis saja. Tabel 10. Penilaian Responden terhadap Adanya Program Jamkesmas No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%) 1. Setuju 95 100 % 2. Kurang Setuju 0 0 3. Ragu-ragu 0 0 4. Tidak Setuju 0 0 J U M L A H 95 100 % Sumber : Kuesioner. 2009 Tujuan umum dari program Jamkesmas ini adalah untuk meningkatkan akses dan mutu kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009