3. BAB I
1. KONSEP KOPERASI
2. LATAR BELAKANG TIMBULNYA ALIRAN
KOPERASI
3. SEJARAH PERKEMBANGAN KOPERASI
BAB II
1. DEFINISI KOPERASI
2. TUJUAN KOPERASI
3. PRINSIP KOPERASI
5. KONSEP KOPERASI
1. Konsep Koperasi Barat
Koperasi merupakan organisasi swasta, yang
dibentuk secara sukarela oleh orang-orang yang
mempunyai persamaan kepentingan, dengan
maksud mengurusi kepentingan para anggotanya
serta menciptakan keuntungan timbal balik bagi
anggota koperasi maupun perusahaan koperasi.
Persamaan kepentingan tersebut berasal dari
perorangan atau kelompok. Kepentingan
bersama suatu kelompok keluarga atau
kelompok kerabat dapat diarahkan untuk
membentuk atau masuk menjadi anggota
koperasi.
6. Secara negatif, koperasi dapat dikatakan sebagai
“organisasi bagi egoisme kelompok”. Namun
demikian, unsur egoistik ini diimbangi dengan
unsur positif sebagai berikut:
1. Kepuasan keinginan individu dengan cara
bekerjasama antar sesama anggota,
dengan saling menguntungkan.
2. Tujuan individu yang sama dapat
berpartisipasi untuk mendapatkan
keuntungan dan menanggung risiko
bersama.
3. Hasil berupa surplus/keuntungan
didistribusikan kepada anggota sesuai
dengan metode yang telah disepakati.
4. Keuntungan yang belum didistribusikan
akan dimasukkan sebagai cadangan
koperasi.
7. Unsur-unsur Positif Konsep Koperasi
Barat
1. Keinginan individu dapat
dipuaskan dengan cara
bekerjasama antar sesama
anggota, dg saling membantu dan
saling menguntungkan
2. Setiap individu dg tujuan yang
sama dapat berpartisipasi untuk
mendapatkan keuntungan dan
menanggung risiko bersama
8. Dampak langsung koperasi terhadap
anggotanya adalah:
1. Promosi kegiatan ekonomi
anggota.
2. Pengembangan usaha
perusahaan koperasi dalam hal
investasi, formasi permodalan,
pengembangan sumber daya
manusia (SDM), pengembangan
keahlian untuk bertindak
sebagai wirausahawan, dan
kerja sama antar koperasi
secara horizontal dan vertikal.
9. Dampak tidak langsung koperasi terhadap anggota
hanya dapat dicapai, bila dampak langsungnya
sudah diraih. Dampak koperasi secara tidak
langsung adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan sosial ekonomi sejumlah
produsen skala kecil maupun pelanggan.
2. Mengembangkan inovasi pada perusahaan
skala kecil, misalnya inovasi teknik dan
metode produksi.
3. Memberikan distribusi pendapatan yang l
ebih seimbang dengan pemberian harga
yang wajar antara produsen dengan
pelanggan, serta pemberian kesempatan
yang sama pada koperasi dan perusahaan
kecil.
4. Hasil berupa surplus/keuntungan
didistribusikan kepada anggota sesuai
dengan metode yang telah disepakati
5. Keuntungan yang belum didistribusikan
akan dimasukkan sebagai cadangan
koperasi
10. 2. Konsep koperasi sosialis
konsep koperasi sosialis menyatakan bahwa
koperasi direncanakan dan dikendalikan
oleh pemerintah, dan dibentuk dengan
tujuan merasionalkan produksi, untuk
menunjang perencanaan nasional. sebagai
alat pelaksana dari perencanaan yang
ditetapkan secara sentral, maka koperasi
merupakan bagian dari suatu tata
administrasi yang menyeluruh, berfungsi
sebagai badan yang turut menentukan
kebijakan publik, serta merupakan badan
pengawasan dan pendidikan.
11. 3. Konsep Koperasi Negara
Berkembang
Menurut konsep ini, koperasi sudah
berkembang dengan ciri tersendiri, yaitu
dominasi campur tangan pemerintah dalam
pembinaan dan pengembangannya.
Perbedaan antara konsep sosialis dan
konsep negara berkembang adalah :
Konsep Koperasi Sosialis bertujuan untuk
merasionalkan faktor produksi dari
kepemilikan probadi ke pemilikan
kolektif, sementara Konsep Koperasi
Negara Berkembang berrtujuan
meningkatkan kondisi sosial ekonomi
anggotanya.
12. LATAR BELAKANG
TIMBULNYA ALIRAN
KOPERASI
Perbedaan ideology suatu bangsa akan
mengakibatkan perbedaan system perekonomiannya
dan tentunya aliran koperasi yang dianutpun akan
berbeda. Sebaliknya, setiap system perekonomian
suatu bangsa juga akan menjiwai ideology bangsanya
dan aliran koperasinya pun akan menjiwai system
perekonomian dan ideologi bangsa tersebut.
Secara umum aliran koperasi yang dianut oleh
pelbagai negara di dunia dapat dikelompokan
berdasarkan peran gerakan koperasi dalam system
perekonomian dan hubungnnya dengan pemerintah.
Paul Hubert Casselman membaginya menjadi 3 aliran:
13. 1. Aliran Yardstick
Aliran ini pada umumnya dijumpai pada
negara-negara yang berideologi kapitalis atau
yang menganut system perekonomian liberal.
Menurut aliran ini, koperasi dapat menjadi
kekuatan untuk
mengimbangi, menetralisasikan, dan
mengoreksi berbagai keburukan yang
ditimbulkan oleh system kapitalisme.
Walaupun demikian, aliran ini menyadari
bahwa organisasi koperasi sebenarnya
kurang berperan penting dalam
masyarakat, khususnya dalam system dan
struktur perekonomiannya. Pengaruh aliran
ini cukup kuat, terutama di negara-negara
barat dimana industri berkembnag dengan
pesat dibawah system kapitalisme.
14. 2. Aliran Sosialis
Menurut aliran ini koperasi dipandang sebagai
alat yang paling efektif untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat, di samping itu
menyatukan rakyat lebih mudah melalui
organisasi koperasi. Pengaruh aliran ini
banyak dijumpai di negara-negara Eropa
Timur dan Rusia.
3. Aliran Persemakmuran (Commonwealth)
Aliran persemakmuran (Comminwealth)
memandang koperasi sebagai alat yang
efisieen dan efektif dalam meningkatkan
kualitas ekonomi masyarakat.
15. SEJARAH PERKEMBANGAN
KOPERASI
1. Sejarah Lahirnya Koperasi
Koperasi pertama kali muncul pada awal abad ke-19.Berawal dari
penerapan sistem Kapitalis di Eropa yang membuat buruh merasa
tertindas.Dan untuk membebaskan penderitaannya ,maka mereka
bersepakat untuk membentuk Koperasi. Pada awalnya pertumbuhan
Koperasi ini memang tidak dapat dipisahkan dengan gerakan Sosialis
karena kuatnya pengaruh pemikiran sosialis dalam perkembangan
Koperasi.Namun dalam perkembangan selanjutnya Gerakan Koperasi
menemukan jalan sendiri yang bebeda dengan cara-cara yang ditempuh
gerakan Sosialis.Karena dalam perkembangan ini Koperasi lebih kepada
suatu gerakan yang menjunjung tinggi cara-cara Demokratis untuk
melawan kekuasaan kaum Kapitalis yang menindas.Dengan demikian
Koperasi lebih mudah berkembang di Negara Kapitalis yang menerapkan
Sistem Politik Demokratis.Dalam hal ini,Koperasi dapat berkembang
sebagai bentuk perusahaan alternatife yang berfungsi mengimbangi
kelemahan bentuk perusahaan yang banyak terdapat di negeri itu.
16. 2. Berdirinya Koperasi
Koperasi berdiri pertama kali di Rochdale, Inggris pada tahun
1844.Dengan para pendiriya adalah kaum buruh yang
tertindas.yaitu pekerja di pabrik tekstil dengan pada mulanya
berjumlah 28 orang.Mereka terdorong untuk menyatukan
kemampuan mereka yang terbatas dengan membentuk
perkumpulan dan mendirikan sebuah Toko.Koperasi ini adalah
Koperasi Konsumsi yang berusaha mengatasi masalah keperluan
konsumsi para anggotanya dengan cara kebersamaan.Koperasi
Rochdale ini berhasil menunjukkan keberhasilan dengan
berdirinya 100 koperasi konsumsi di Inggris pada tahun 1852.
Kemudian pada tahun 1862 Koperasi konsumsi di Inggris
menyatukan diri menjadi COOPERATIVE WHOLESALE
SOCIETY(CWS).Tahun 1950 jumlah anggota Koperasi di Inggris
telah berjumlah 11 juta orang dari 50 juta penduduk Inggris.
17. Dalam waktu yang hampir bersamaan,di Prancis lahir
koperasi yang bergerak di bidang Produksi yang dibangun
oleh beberapa tokoh yang menyadari perlunya perbaikan
nasib rakyat,diantaranya ; CHARLES FOURIER,LOUIS
BLANC,dan FERDINAND LASALLE.Dan di
Jerman,pada tahun 1848 saat Inggris dan Perancis sudah
maju dalam pembangunan industri sedangkan
perekonomian di Jerman masih bercorak Agraris muncul
seorang pelopor bernama F.W.RAIFFEISEN (walikota di
FLAMMERSFIELD) yang menganjurkan para petani
untuk menyatukan diri dalam perkumpulan simpan
pinjam.Hingga pada akhirnya dengan segala rintangan
akhirnya berdirilah Koperasi Simpan Pinjam di Jerman.
Pada Tahun 1808 – 1883 sebenarnya koperasi juga
berkembang di Denmark dipelopori oleh Herman
Schulze.Dan akhirnya pada Tahun 1896 di London
terbentuklah ICA (International Cooperative Alliance)
maka koperasi telah menjadi suatu gerakan internasional.
18. 3. Sejarah Perkembangan Koperasi di
Indonesia
1. 1895 di Leuwiliang didirikan pertama kali
koperasi di Indonesia (Sukoco, “Seratus Tahun
Koperasi di Indonesia”). Raden Ngabei
Ariawiriaatmadja, Patih Purwokerto dkk
mendirikan Bank Simpan Pinjam untuk menolong
teman sejawatnya para pegawai negeri pribumi
melepaskan dari cengkeraman pelepas uang.
2. Bank Simpan Pinjam tersebut, semacam
Bank Tabungan jika dipakai istilah UU No.
14 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan,
diberi nama “DePoerwokertosche Hulp-en
Spaarbank “der Inlandsche Hoofden” = Bank
Simpan Pinjam para „priyayi‟ Purwokerto. Atau
dalam bahasa Inggris “the Purwokerto Mutual
Loan and Saving Bank for Native Civil Servants”
19. 3. 1920 diadakan Cooperative Commissie yang
diketuai oleh Dr. JH. Boeke sebagai Adviseur
voor Volks- credietwezen. Komisi ini diberi tugas
untuk menyelidiki apakah koperasi bermanfaat di
Indonesia.
4. 12 Juli 1947, diselenggarakan kongres gerakan
koperasi se Jawa yang pertama di Tasikmalaya
5. 1960 Pemerintah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah No. 140 tentang Penyaluran Bahan
Pokok dan menugaskan koperasi sebagai
pelaksananya.
6. 1961, diselenggarakan Musyawarah Nasional
Koperasi I (Munaskop I) di Surabaya untuk
melaksanakan prinsip Demokrasi Terpimpin dan
Ekonomi Terpimpin
20. 7. 1965, Pemerintah mengeluarkan Undang-
Undang No. 14 th 1965, dimana prinsip
NASAKOM (Nasionalis, Sosialis dan
Komunis) diterapkan di Koperasi. Tahun
ini juga dilaksanakan Munaskop II di
Jakarta
8. 1967 Pemerintah mengeluarkan Undang-
Undang No. 12 tahun 1967 tentang Pokok
Pokok Perkoperasian disempurnakan dan
diganti dengan UU no. 25 tahun 1992
tentang Perkoperasian
9. Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1995
tentang kegiatan Usaha Simpan Pinjam
dan Koperasi.
22. DEFINISI KOPERASI
1. Intenational Labour Office (ILO)
Menurut ILO definisi koperasi adalah sebagai
berikut :
Cooperation is an association of person, usually of
limited means, who have voluntaily joined together
to achieve a common economic and through the
formation of a democratically controlled businnes
organization, making equitable
contribution of the capital required and eccepting
a fair share of the risk and benefits of the
undertaking.
23. Definisi di atas terdiri dari unsur unsur berikut
:
1. Kumpulan orang orang
2. Bersifat sukarela
3. Mempunyai tujuan ekonomi bersama
4. Organisasi usaha yang dikendalikan secara
demokratis
5. Kontribusi modal yang adil
6. Menanggung kerugian bersama dan menerima
keuntungan secara adil.
24. 2. Definisi Koperasi menurut
Chaniago
Drs. Arifinal Chaniago (1984) dalam bukunya
Perkoperasian Indonesia memberikan
definisi, “ Koperasi adalah suatu perkumpulan
yang beranggotakan orang - orang atau badan
hukum yang memberikan kebebasan masuk
dan keluar sebagai anggota dengan bekerja
sama secara kekeluargaan menjalankan usaha
untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah
para anggotanya”.
25. 3. Definisi Koperasi menurut Dooren
Menurut P.J.V. Dooren tidak ada satu definisi
koperasi yang diterima secara umum. Disini
Dooren memperluas pengertian koperasi, dimana
koperasi tidak hanya kumpulan orang-orang
melainkan juga kumpulan badan-badan hukum.
26. 4. Dr. Muhammad Hatta
Dalam bukunya “ The Movement in Indonesia”
beliau mengemukakan bahwa koperasi adalah
usaha bersama untuk memperbaiki nasib
penghidupan ekonomi berdasarka tolong
menolong. Mereka didorong oleh keinginan
memberi jasa pada kawan “ seorang buat semua
dan semua buat seorang” inilah yang dinamakan
Auto Aktivitas Golongan, terdiri dari :
1. Solidaritas
2. Individualitas
3. Menolong diri sendiri
4. Jujur
27. 5. Definisi Koperasi menurut
Munkner
Munkner mendefinisikan koperasi sebagai
organisasi tolong – menolong yang menjalankan
“urusniaga” secara kumpulan, yang berazaskan
konsep tolong – menolong. Aktivitas dalam
urusniaga semata - mata bertujuan
ekonomi, bukan social seperti yang dikandung
gotong - royong.
28. 6. UU No. 25 Tahun 1992
(Perkoperasian Indonesia)
Koperasi adalah Badan usaha yang
beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang beradasarkan atas
dasar asas kekeluargaan.
29. TUJUAN KOPERASI
Tujuan utama Koperasi Indonesia adalah
mengembangkan kesejahteraan anggota, pada
khususnya, dan masyarakat pada umumnya. Koperasi
Indonesia adalah perkumpulan orang-orang, bukan
perkumpulan modal sehingga laba bukan merupakan
ukuran utama kesejahteraan anggota. Manfaat yang
diterima anggota lebih diutamakan daripada laba.
Meskipun demikian harus diusahakan agar koperasi
tidak menderita rugi. Tujuan ini dicapai dengan karya
dan jasa yang disumbangkan pada masing-masing
anggota. Selain itu tujuan utama lainnya adalah
mewujudkan masyarakat adil makmur material dan
spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang
Dasar 1945.
30. “Keanggotaan Koperasi Indonesia bersifat
sukarela dan didasarkan atas kepentingan
bersama sebagai pelaku ekonomi. Melalui
koperasi, para anggota ikut, secara aktif
memperbaiki kehidupannya dan kehidupan
masyarakat melalui karya dan jasa yang
disumbangkan. Dalam usahanya, koperasi akan
lebih menekankan pada pelayanan terhadap
kepentingan anggota, baik sebagai produsen
maupun konsumen. Kegiatan koperasi akan
lebih banyak dilakukan kepada anggota
dibandingkan dengan pihak luar. Oleh karena
itu, anggota dalam koperasi, bertindak sebagai
pemilik sekaligus pelanggan.”(SAK,1996:27.1)
31. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun
1992 Pasal 3 tujuan koperasi Indonesia adalah
“Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan
makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945”.
Bung Hatta berpendapat tujuan koperasi
mencari laba yang sebesar-besarnya, melainkan
melayani kebutuhan bersama dan wadah
partisipasi pelaku ekonomi skala kecil.
32. Dari beberapa tujuan koperasi diatas, garis
besarnya adalah :
1. Mensejahterakan para anggota koperasi
dan masyarakat
2. Mewujudkan masyarakat yang maju, adil
dan makmur
3. Memperbaiki kehidupan para anggota dan
masyarakat terutama dalam bidang
perekonomian
4. Membangun tatanan perekonomian
nasional
33. Keempat garis besar tujuan koperasi tersebut tertuang dalam
Fungsi Koperasi yang diatur dalam UU No. 25/1992 Pasal 4 yang
isinya adalah sebagi berikut :
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan
kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya
mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar
kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional
dengan koperasi sebagai sokogurunya.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan
perekonomian nasional yang merupakan usaha
bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.
34. PRINSIP KOPERASI
1. Prinsip Koperasi menurut
Munker
Menurut Hans H. Munkner ada 12
prinsip koperasi yakni sebagai berikut:
1. Keanggotaan bersifat sukarela
2. Keanggotaan terbuka
3. Pengembangan anggota
4. Identitas sebagai pemilik dan
pelanggan
5. Manajemen dan pengawasan
dilakukan secara demokratis
6. Koperasi sebagai kumpulan
orang-orang
35. 7. Modal yang berkaitan dengan
aspek sosial tidak dibagi
8. Efisiensi ekonomi dari
perusahaan koperasi
9. Perkumpulan dengan sukarela
10.Kebebasan dalam pengambilan
keputusan dan penetapan
tujuan
11. Pendistribusian yang adil dan
merata akan hasil-hasil ekonomi
12. Pendidikan anggota
36. 2. Prinsip Koperasi menurut
Rochdale
Prinsip ini dipelopori oleh 28 koperasi
konsumsi di Rochdale, Inggris (1944) dan
menjadi acuan bagi koperasi diseluruh dunia.
Adapun unsur-unsurnya sebagai berikut :
1. Pengawasan secara demokratis
2. Keanggotaan yang terbuka
3. Bunga atas modal dibatasi
4. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) kepada
anggota sesuai jasanya.
5. Penjualan sepenuhnya dengan tunai
6. Barang yang dijual harus asli dan tidak
dipalsukan
7. Menyelenggarakan pendidikan kepada
anggotanya sesuai prinsip koperasi
8. Netral terhadap politik dan agama
37. 3. Prinsip Koperasi menurut
Raiffeisen
Menurut Freidrich William Raiffeisen
(1818-1888) , dari Jerman , prinsip koperasi
adalah sebagai berikut :
1. Swadaya
2. Daerah kerja terbatas
3. SHU untuk cadangan
4. Tanggung jawab anggota tidak terbatas
5. Pengurus bekerja atas dasar
kesukarelaan
6. Usaha hanya kepada anggota
7. Keanggotaan atas dasar watak, bukan
uang
38. 4. Prinsip Koperasi menurut
Herman Schulze
Prinsip koperasi menurut Herman
Schulze (1800-1883) adalah sebagai berikut
:
1. Swadaya
2. Daerah kerja tak terbatas
3. SHU untuk cadangan dan untuk
dibagikan kepada anggota
4. Tanggung jawab anggota terbatas
5. Pengurus bekerja dengan mendapat
imbalan
6. Usaha tidak terbatas tidak hanya
untuk anggota.
39. 5. Prinsip Koperasi menurut
ICA ( International
Cooperative Alliance )
ICA didirikan pada tahun 1895
merupakan organisasi gerakan koperasi
tertinggi di dunia. Sidang ICA di Wina
pada tahun 1966 merumuskan prinsip-
prinsip koperasi sebagai berikut :
1. Keanggotaan koperasi secara
terbuka tanpa adanya
pembatasan yang dibuat-buat
2. Kepemimpinan yang demokrasi
atas dasar satu orang satu suara
Modal menerima bunga yang
terbatas, itupun bila ada
40. 3. SHU dibagi 3 :
1. Sebagian untuk cadangan
2. Sebagian untuk
masyarakat
3. Sebagian untuk dibagikan
kembali kepada anggota
sesuai jasanya
4. Semua koperasi harus
melaksanakan pendidikan
secara terus-menerus
5. Gerakan koperasi harus
melaksanakan kerja sama
yang erat, baik di tingkat
regional, nasional, maupun
internasional.
41. 6. Prinsip Koperasi Indonesia
Menurut UU No. 12 tahun
1967
Prinsip Koperasi Indonesia Menurut UU No.
12 tahun 1967 adalah sebagai berikut :
1. Sifat keanggotaannya sukarela dan terbuka
untuk setiap WNI
2. Rapat anggota merupakan kekuasaan
tertinggi sebagai pencerminan demokrasi
dalam koperasi.
3. Pembagian SHU diatur menurut jasa
masing-masing anggota
4. Adanya pembatasan bunga atas modal
5. Mengembangkan kesejahteraan anggota
khususnya dan masyarakat umumnya
6. Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat
terbuka
7. Swadaya, swakarya, dan swasembada
sebagai pencerminan prinsip dasar percaya
pada diri sendiri.
42. 7. Prinsip Koperasi Indonesia
Menurut UU No.25 tahun 1992
Prinsip Koperasi Indonesia Menurut UU
No.25 tahun 1992 adalah sebagai berikut :
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan
terbuka
2. Pengelolaan dilakukan secara
demokrasi
3. Pembagian SHU dilakukan secara adil
sesuai dengan jasa masing-masing
4. Pemberian batas jas yang terbatas
terhadap modal
5. Kemandirian
6. Pendidikan perkoperasian
7. Kerja sama antar koperasi