Enam sikap yang dapat merusak kepribadian menurut dokumen tersebut adalah (1) sibuk meneliti aib orang lain, (2) keras hati, (3) terlalu cinta kepada dunia, (4) sedikit rasa malu, (5) panjang angan-angan, dan (6) perbuatan zalim yang terus menerus. Nabi Muhammad menyatakan bahwa enam sikap ini dapat menyebabkan amal kebajikan menjadi sia-sia.
1. Enam Sikap Merusak Kepribadian
16 May 2011 by tpabaitulhikmah
Oleh Drs Mukhlis Denros
Manusia memiliki kepribadian positif dan negatif yang tercermin pada tingkah laku dalam setiap
sepak terjang kehidupan sehari-hari. Sikap positif tampak dalam tindakan patuh, mencari
kebenaran, introsfeksi diri, bekerja, mengadakan lapangan kehidupan.
Sedangkan sikap negatif terlihat pada pembangkangan, cendrung kepada perbuatan maksiat,
malas bekerja serta membuat kerusakan baik terhadap diri sendiri, keluarga maupun masyarakat.
Nabi Muhammad Saw bersabda dalam hadis yang datang dari Adi bin Hatim yang diriwayatkan
oleh Addailami, ”Ada enam hal yang menyebabkan amal kebajikan menjadi sia-sia [tidak
berpahala] yaitu sibuk mengurus aib orang lain, keras hati, terlalu cinta kepada dunia, kurang rasa
malu, panjang angan-angan dan zalim yang terus menerus di dalam kezalimannya.”
Sibuk meneliti aib orang lain
Dia lebih suka mencari dan menyebarkan keburukan yang terdapat pada orang lain lalu
membesar-besarkannya, sementara aib sendiri tidak pernah diperiksa sesuai dengan pepatah
lama, ”Kuman di seberang lautan nampak, gajah dipelupuk mata tidak nampak”.
Sebuah riwayat mengisahkan seorang khalifah memperhatikan rakyatnya di tengah malam, lalu
dia menemukan dalam sebuah rumah seorang lelaki dan wanita serta minuman khamar yang
dihidangkan, dia masuk ke rumah itu dengan memanjat dinding sambil membentak,dan terjadilah
dialok.
Khalifah: Hai musuh Allah, apa kau kira Allah akan menutupi kesalahan ini ?
Lelaki: Tuan sendiri jangan tergesa-gesa, juga tuan telah melakukan kesalahan.
Khalifah: Kesalahan apa yang saya perbuat ?
Lelaki: Kesalahan saya hanya satu yaitu apa yang Khalifah lihat sekarang, sedangkan tuan telah
melakukan tiga kesalahan yaitu; memata-matai keburukan orang lain, padahal Allah melarang
perbuatan itu, masuk rumah orang dengan memanjat dinding, bukankah ada pintu yang harus
dilalui dan masuk rumah tanpa izin tuan rumah.
Keras hati
2. Artinya tidak mau menerima pengajaran yang baik, nasehat yang mengandung maslahat
ditolaknya. Tidak suka segala kesalahannya dikritik apalagi dihukumi, dialah yang paling benar,
disamping itu hatinya tidak tersentuh oleh penderitaan dan kesedihan orang lain.
Di masa Rasulullah SAW, terdapat suatu kejadian yang membuat semua sahabat bersedih karena
matinya salah seorang anggota keluarga dari mereka, bahkan Nabi Saw pun meneteskan air
matanya, sahabat-sahabat disekitarnyapun berlinang air matanya, tapi seorang sahabat nampak
biasa-biasa saja, sedikitpun dia tidak tersentuh melihat kejadian itu. Lalu dia bertanya kepada
Nabi Saw, maka Rasulullah menjawab, ”Itu tandanya hati yang keras”.
Orang yang keras hati cendrung egois, sombong, takabur dan tidak mau menerima kebenaran,
karena hatinya telah beku dan tidak terbuka untuk menerima pengajaran yang benar.
Terlalu cinta kepada dunia
Kehidupan dunia hanya sementara sebagai musafir yang berada dalam perjalanan lalu istirahat
pada sebuah tempat. Namun tidak sedikit manusia yang beranggapan tempat istirahat sejenak
itulah tujuan sehingga lupa akan tujuan semula.
Diprediksi oleh Nabi Muhammad Saw, bahwa nanti pada suatu masa ummat Islam aan dikeroyok
oleh ummat lain sebagaimana mereka menghadapi makanan di atas meja, padahal jumlahnya
mayoritas tapi kekuatannya ibarat buih di atas lautan, mudah hancur. Saat itu ummat dihinggapi
penyakit yang bernama ”Wahn” yaitu suatu bakteri yang meracuni ummat ini sehingga mereka
terlalu cinta kepada dunia dan takut akan kematian.
Sedikit rasa malu
Orang yang memiliki sifat ini tidak malu-malu berbuat apapun menurut kemauannya, dosa dan
maksiat suatu perbuatan sehari-hari, sedangkan benar dan salah bukan suatu ukuran.
Bila malu habis, maka akan berbuat seenaknya dan beranggapan diri lebih suci dari orang lain.
Menurut Abu Hasan Al Mawardi, malu ada tiga macamnya yaitu;
1. malu kepada Allah
2. malu kepada manusia
3. malu kepada diri sendiri.
Panjang angan-angan
Sifat ini menunjukkan kekerdilan manusia, kemauannya lebih tinggi, tidak sesuai dengan
kemampuan, dia suka berandai-andai. Ungkapannhya berbunyi, ”Seandainya, andai kata, apabila”.
Ia hanya menghabiskan waktunya untuk berangan-angan dan berkhayal yang macam-macam,
3. tapi sama sekali ia tidak berbuat sesuatu. Dia beranggapan bahwa mengkhayal itu benar,
khayalan itu enak dan gratis. Orang yang seperti ini ibarat, ”Pungguk merindukan bulan”, atau
”Katak ingin jadi kerbau”.
Perbuatan dzalim yang terus menerus
Watak manusia karena kuat dan kuasa dia melakukan eksploitasi bangsa lain, memeras b