SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
2 
Penulis adalah seorang Pemerhati yang sangat Intens di bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) baik di waktu- waktu luangnya maupun di perusahaan-perusahaan tempat ia pernah bekerja serta seorang yang punya Passion di bidang Intellectual Sense dan New Concept of Paradigm, baik Paradigma dalam Kehidupan maupun Paradigma dalam Bidang Karier dan Bisnis Perusahaan. Dimulai sejak tahun 1988 ia sudah bekerja di berbagai bidang usaha perusahaan, yakni : Perusahaan IT sebagai Programmer (1988-1989), Perusahaan Fast Food Restaurant sebagai Store Manager (1989-1990), Perusahaan Konsultan Keuangan sebagai Financial Analyst (1990-1992), Perusahaan Perkulakan sebagai Assistant Store Manager (1992-1993), Perusahaan Penerbangan (Airline) Flag Carrier Indonesia sebagai Training Manager (1993- 1998), Perusahaan Certification Body dari Jerman sebagai ISO 9000 Lead Auditor (1998-1999), Perusahaan Konsultan Pelatihan dari Inggris sebagai Senior Trainer & Training Specialist (1999- 2000), Perusahaan Telekomunikasi sebagai HRD Manager (2000- 2002), Perusahaan Ritel Perkakas Group Kawan Lama sebagai Training Manager (2002-2003), Perusahaan Branded Fashion Ritel sebagai Training & Development Manager (2003-2004), Perusahaan Leasing Otomotif Group Indomobil sebagai HRD & Training Mgr (2004-2005), Perusahaan Otomotif dari Taiwan sebagai GM HRD (2005-2008), dan saat ini di Perusahaan Retail Fashion sebagai HR, Training & Operation Manager (2008-skrg). Penulis selain sebagai seorang Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) Jurusan Manajemen tahun 1990, juga memiliki Sertifikat Nasional sebagai Professional Trainer dan Sertifikat Professional di bidang SDM. Saat ini Penulis adalah Managing Director di sebuah Konsultan Manajemen SDM & Pelatihan di Jakarta. 
M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
3 
KARYAWAN LAMA DAN KARYAWAN BARU
4 
Akhir-akhir ini Hani sering mengeluh. Pegawai baru itu merasa kesal dengan sikap teman-teman di kantornya, yang sering melimpahkan tugas mereka pada dirinya. Awalnya, Hani merasa enjoy dengan „pelimpahan‟ tugas tersebut. Tapi akhirnya dia keteteran. Hani merasa teman-temannya bersikap seenaknya. “Sebetulnya tidak masalah buat saya bekerja 10-12 jam sehari. Tapi ini benar-benar mengganggu saya. Karena mereka seenaknya melimpahkan pekerjaan yang seharusnya mereka kerjakan sendiri kepada saya,” keluhnya. Pada satu kesempatan, gadis muda itu mengambil sikap tegas, dengan berterus terang, saat sebuah tugas disodorkan pada dirinya. “Saya bilang, bahwa ada orang yang dibayar untuk mengerjakan hal yang mereka minta dan itu bukan saya!” Akibatnya fatal. Rekan kerja Hani justru jengkel dengan kata- katanya. Tak cuma balik memarahi, mereka bahkan menjauhi gadis itu. Hani akhirnya stress sendiri. “Bagaimana saya membuat batasan pada pekerjaan saya, tanpa membuat orang marah pada saya?”, keluhnya.
5 
„Perpeloncoan‟ memang bukan cuma terjadi di dunia sekolah atau kampus. Pegawai baru pun acap menjadi korban ploncoan dari karyawan yang lebih senior. Mungkin, apa yang terjadi pada Hani, pelimpahan tugas, merupakan bagian dari ploncoan yang keterusan. Dalam arti, mereka jadi keranjingan memberikan tugas yang seharusnya dikerjakan sendiri, tapi malah dilimpahkan kepada Hani. Apa yang harus dilakukan, jika Anda juga menghadapi situasi seperti ini ? Memang menjengkelkan. Tapi jangan sampai „meledak‟. Anda juga tak perlu emosional saat menyatakan keberatan. Ada saatnya Anda membiarkan mereka mengambil keuntungan dari Anda. Dan sekarang, saatnya Anda mengubah prilaku „merugikan‟ tersebut. Mungkin Tips berikut bermanfaat untuk Anda : 
1. Ketimbang Anda marah-marah dengan pelimpahan tugas tersebut, sebaiknya Anda berterus terang, bahwa Anda juga punya tugas sendiri. Mungkin Anda bisa mengatakan, “Saya mengerti Anda butuh tugas ini tengah hari nanti. Tapi saya mungkin baru bisa
6 
menyelesaikannya jam dua siang. Karena ada proyek lain yang harus saya kerjakan pagi ini. 2. Gunakan kata „saya‟. Kebanyakan orang cenderung bersikap defensif jika kita menggunakan kata „kamu‟, yang berkonotasi menuduh. Komunikasi akan terhenti dan orang tersebut cenderung bersikap defensif ketimbang menjadi pendengar. Cobalah untuk menjelaskan, “Saya bersedia membantu semampu saya. Tapi sejujurnya, saya hanya bisa menghandel tugas saya hari ini. Saya percaya dia akan mau dan mampu menolong Anda”. 3. Jangan marah atau bersikap kasar. Menyindir orang lain dengan mengeluarkan komentar kasar, sementara waktu mungkin akan membuat Anda merasa lebih baik. Tapi itu hanya sementara karena sikap Anda justru memperburuk situasi yang memang tidak menyenangkan tersebut. 
4. Jangan memotong pembicaraan. Selain tidak sopan, dampak yang diterima juga malah sebaliknya dari yang diinginkan. Saat melakukan interupsi, mungkin Anda berfikir bisa mengurangi atau mengakhiri pembicaraan.
7 
Jadi sebaiknya tak perlu Anda lakukan. 5. Menjawab pertanyaan dengan penjelasan, bukan menghakimi. Jangan memulai pertanyaan dengan „Kenapa‟?. Karena, orang akan cenderung bersikap defensif. Gunakan kalimat awal „Apa‟, „Siapa‟, „Di mana‟, „Kapan‟ dan „Bagaimana‟ untuk memulai sebuah pertanyaan. Yakinlah, jika Anda mampu membuat diri Anda menjadi lebih tegas, berbicara sesuai dengan fakta yang ada dan sopan, orang akan lebih bersikap respek pada Anda.

More Related Content

More from Shobrie Hardhi, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.

More from Shobrie Hardhi, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. (20)

Contoh Perjajnjian Kerja Tetap ( 2 Bahasa )
Contoh Perjajnjian Kerja Tetap ( 2 Bahasa )Contoh Perjajnjian Kerja Tetap ( 2 Bahasa )
Contoh Perjajnjian Kerja Tetap ( 2 Bahasa )
 
Contoh Perjanjian Kerja Kontrak ( 2 Bahasa )
Contoh Perjanjian Kerja Kontrak ( 2 Bahasa )Contoh Perjanjian Kerja Kontrak ( 2 Bahasa )
Contoh Perjanjian Kerja Kontrak ( 2 Bahasa )
 
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAANCONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
 
CONTOH JOBDES LENGKAP
CONTOH JOBDES LENGKAPCONTOH JOBDES LENGKAP
CONTOH JOBDES LENGKAP
 
TRAINING FOR TRAINERS
TRAINING FOR TRAINERSTRAINING FOR TRAINERS
TRAINING FOR TRAINERS
 
TRAINING OF TRAINERS (TOT)
TRAINING OF TRAINERS (TOT)TRAINING OF TRAINERS (TOT)
TRAINING OF TRAINERS (TOT)
 
TEKNIK PRESENTASI EFEKTIF DAN MEMUKAU
TEKNIK PRESENTASI EFEKTIF DAN MEMUKAUTEKNIK PRESENTASI EFEKTIF DAN MEMUKAU
TEKNIK PRESENTASI EFEKTIF DAN MEMUKAU
 
TEKNIK PRESENTASI YANG EFEKTIF
TEKNIK PRESENTASI YANG EFEKTIFTEKNIK PRESENTASI YANG EFEKTIF
TEKNIK PRESENTASI YANG EFEKTIF
 
THE POWER OF LEARNING
THE POWER OF LEARNINGTHE POWER OF LEARNING
THE POWER OF LEARNING
 
TIME MANAGEMENT
TIME MANAGEMENTTIME MANAGEMENT
TIME MANAGEMENT
 
TOTAL CHANGE MANAGEMENT
TOTAL CHANGE MANAGEMENTTOTAL CHANGE MANAGEMENT
TOTAL CHANGE MANAGEMENT
 
TEKNIK PRESENTASI
TEKNIK PRESENTASITEKNIK PRESENTASI
TEKNIK PRESENTASI
 
Teknik Meningkatkan Penjualan Anda
Teknik Meningkatkan Penjualan AndaTeknik Meningkatkan Penjualan Anda
Teknik Meningkatkan Penjualan Anda
 
Strategi Membangun Bisnis & Presentasi Bisnis
Strategi Membangun Bisnis & Presentasi BisnisStrategi Membangun Bisnis & Presentasi Bisnis
Strategi Membangun Bisnis & Presentasi Bisnis
 
Runtuhnya Teori Evolusi Darwin Hanya Dengan 20 Pertanyaan
Runtuhnya Teori Evolusi Darwin Hanya Dengan 20 PertanyaanRuntuhnya Teori Evolusi Darwin Hanya Dengan 20 Pertanyaan
Runtuhnya Teori Evolusi Darwin Hanya Dengan 20 Pertanyaan
 
MENGENAL HUKUM-HUKUM KESUKSESAN
MENGENAL HUKUM-HUKUM KESUKSESANMENGENAL HUKUM-HUKUM KESUKSESAN
MENGENAL HUKUM-HUKUM KESUKSESAN
 
MANUSIA DAN ALAM SEMESTA
MANUSIA DAN ALAM SEMESTAMANUSIA DAN ALAM SEMESTA
MANUSIA DAN ALAM SEMESTA
 
ANALISA PEKERJAAN (JOB ANALYSIS)
ANALISA PEKERJAAN (JOB ANALYSIS)ANALISA PEKERJAAN (JOB ANALYSIS)
ANALISA PEKERJAAN (JOB ANALYSIS)
 
4 Jenis Kepribadian Manusia
4 Jenis Kepribadian Manusia4 Jenis Kepribadian Manusia
4 Jenis Kepribadian Manusia
 
MANASIK HAJI DAN UMROH
MANASIK HAJI DAN UMROHMANASIK HAJI DAN UMROH
MANASIK HAJI DAN UMROH
 

Karyawan Lama dan Karyawan Baru

  • 1.
  • 2. 2 Penulis adalah seorang Pemerhati yang sangat Intens di bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) baik di waktu- waktu luangnya maupun di perusahaan-perusahaan tempat ia pernah bekerja serta seorang yang punya Passion di bidang Intellectual Sense dan New Concept of Paradigm, baik Paradigma dalam Kehidupan maupun Paradigma dalam Bidang Karier dan Bisnis Perusahaan. Dimulai sejak tahun 1988 ia sudah bekerja di berbagai bidang usaha perusahaan, yakni : Perusahaan IT sebagai Programmer (1988-1989), Perusahaan Fast Food Restaurant sebagai Store Manager (1989-1990), Perusahaan Konsultan Keuangan sebagai Financial Analyst (1990-1992), Perusahaan Perkulakan sebagai Assistant Store Manager (1992-1993), Perusahaan Penerbangan (Airline) Flag Carrier Indonesia sebagai Training Manager (1993- 1998), Perusahaan Certification Body dari Jerman sebagai ISO 9000 Lead Auditor (1998-1999), Perusahaan Konsultan Pelatihan dari Inggris sebagai Senior Trainer & Training Specialist (1999- 2000), Perusahaan Telekomunikasi sebagai HRD Manager (2000- 2002), Perusahaan Ritel Perkakas Group Kawan Lama sebagai Training Manager (2002-2003), Perusahaan Branded Fashion Ritel sebagai Training & Development Manager (2003-2004), Perusahaan Leasing Otomotif Group Indomobil sebagai HRD & Training Mgr (2004-2005), Perusahaan Otomotif dari Taiwan sebagai GM HRD (2005-2008), dan saat ini di Perusahaan Retail Fashion sebagai HR, Training & Operation Manager (2008-skrg). Penulis selain sebagai seorang Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) Jurusan Manajemen tahun 1990, juga memiliki Sertifikat Nasional sebagai Professional Trainer dan Sertifikat Professional di bidang SDM. Saat ini Penulis adalah Managing Director di sebuah Konsultan Manajemen SDM & Pelatihan di Jakarta. M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
  • 3. 3 KARYAWAN LAMA DAN KARYAWAN BARU
  • 4. 4 Akhir-akhir ini Hani sering mengeluh. Pegawai baru itu merasa kesal dengan sikap teman-teman di kantornya, yang sering melimpahkan tugas mereka pada dirinya. Awalnya, Hani merasa enjoy dengan „pelimpahan‟ tugas tersebut. Tapi akhirnya dia keteteran. Hani merasa teman-temannya bersikap seenaknya. “Sebetulnya tidak masalah buat saya bekerja 10-12 jam sehari. Tapi ini benar-benar mengganggu saya. Karena mereka seenaknya melimpahkan pekerjaan yang seharusnya mereka kerjakan sendiri kepada saya,” keluhnya. Pada satu kesempatan, gadis muda itu mengambil sikap tegas, dengan berterus terang, saat sebuah tugas disodorkan pada dirinya. “Saya bilang, bahwa ada orang yang dibayar untuk mengerjakan hal yang mereka minta dan itu bukan saya!” Akibatnya fatal. Rekan kerja Hani justru jengkel dengan kata- katanya. Tak cuma balik memarahi, mereka bahkan menjauhi gadis itu. Hani akhirnya stress sendiri. “Bagaimana saya membuat batasan pada pekerjaan saya, tanpa membuat orang marah pada saya?”, keluhnya.
  • 5. 5 „Perpeloncoan‟ memang bukan cuma terjadi di dunia sekolah atau kampus. Pegawai baru pun acap menjadi korban ploncoan dari karyawan yang lebih senior. Mungkin, apa yang terjadi pada Hani, pelimpahan tugas, merupakan bagian dari ploncoan yang keterusan. Dalam arti, mereka jadi keranjingan memberikan tugas yang seharusnya dikerjakan sendiri, tapi malah dilimpahkan kepada Hani. Apa yang harus dilakukan, jika Anda juga menghadapi situasi seperti ini ? Memang menjengkelkan. Tapi jangan sampai „meledak‟. Anda juga tak perlu emosional saat menyatakan keberatan. Ada saatnya Anda membiarkan mereka mengambil keuntungan dari Anda. Dan sekarang, saatnya Anda mengubah prilaku „merugikan‟ tersebut. Mungkin Tips berikut bermanfaat untuk Anda : 1. Ketimbang Anda marah-marah dengan pelimpahan tugas tersebut, sebaiknya Anda berterus terang, bahwa Anda juga punya tugas sendiri. Mungkin Anda bisa mengatakan, “Saya mengerti Anda butuh tugas ini tengah hari nanti. Tapi saya mungkin baru bisa
  • 6. 6 menyelesaikannya jam dua siang. Karena ada proyek lain yang harus saya kerjakan pagi ini. 2. Gunakan kata „saya‟. Kebanyakan orang cenderung bersikap defensif jika kita menggunakan kata „kamu‟, yang berkonotasi menuduh. Komunikasi akan terhenti dan orang tersebut cenderung bersikap defensif ketimbang menjadi pendengar. Cobalah untuk menjelaskan, “Saya bersedia membantu semampu saya. Tapi sejujurnya, saya hanya bisa menghandel tugas saya hari ini. Saya percaya dia akan mau dan mampu menolong Anda”. 3. Jangan marah atau bersikap kasar. Menyindir orang lain dengan mengeluarkan komentar kasar, sementara waktu mungkin akan membuat Anda merasa lebih baik. Tapi itu hanya sementara karena sikap Anda justru memperburuk situasi yang memang tidak menyenangkan tersebut. 4. Jangan memotong pembicaraan. Selain tidak sopan, dampak yang diterima juga malah sebaliknya dari yang diinginkan. Saat melakukan interupsi, mungkin Anda berfikir bisa mengurangi atau mengakhiri pembicaraan.
  • 7. 7 Jadi sebaiknya tak perlu Anda lakukan. 5. Menjawab pertanyaan dengan penjelasan, bukan menghakimi. Jangan memulai pertanyaan dengan „Kenapa‟?. Karena, orang akan cenderung bersikap defensif. Gunakan kalimat awal „Apa‟, „Siapa‟, „Di mana‟, „Kapan‟ dan „Bagaimana‟ untuk memulai sebuah pertanyaan. Yakinlah, jika Anda mampu membuat diri Anda menjadi lebih tegas, berbicara sesuai dengan fakta yang ada dan sopan, orang akan lebih bersikap respek pada Anda.