SlideShare a Scribd company logo
AZIZ KURNIAWAN (41615110016)
MINIMISASI LIMBAH DI INDUSTRI KULIT DENGAN RECOVERY
GARAM AMONIUM DARI AIR LIMBAH PROSES DELIMING
RINGKASAN JURNAL
a. LATAR BELAKANG
Industri penyamatan kulit adalah industri yang mengolah kulit mentah (hides atau skins)
menjadi kulit jadi atau kulit tersamak (leather) dengan menggunakan bahan penyamak. Pada proses
penyamakan, semua bagian kulit mentah yang bukan colagen saja yang dapat mengadakan reaksi
dengan zat penyamak. Kulit jadi sangat berbeda dengan kulit mentah dalam si fat organoleptis, fisis,
maupun kimiawi. (http:// ehsablog.com/proses -produk si - indus t r i - penyamakan-kulit.html).
Deliming, merupakan proses merendam kulit untuk netralisasi alkali dengan menggunakan
bahan acid lemah. (http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/ PNADQ564.pdf).
Pembuangan kapur (Deliming), Oleh karena semua proses penyamakan dapat dikatakan
berlangsung dalam lingkungan asam maka kapur didalam kulit harus dibersihkan sama sekali. Kapur
yang masih ketinggalan akan mengganggu proses- proses penyamakan.
Misalnya:
 Untuk kulit yang disamak nabati, kapur akan bereaksi dengan zat penyamak menjadi Kalsium
Tannat yang berwarna gelap dan keras mengakibatkan kulit mudah pecah.
 Untuk kulit yang akan disamak krom, bahkan kemungkinan akan menimbulkan pengendapan
Krom Hidroksida yang sangat merugikan.
 Pembuangan kapur akan mempergunakan asam atau garam asm, misalnya H2SO4,
HCOOH, (NH4)2SO4, Dekaltal dll. ( http:// bandar.web.id/proses-produksi-penyamakankulit/)
Dalam rangkaian proses industri penyamakan kulit ada proses penghilangan sisa-sisa kapur yang
tidak terikat dengan kulit serta menetralkan kapur yang berikatan dengan kulit, yang dikenal dengan
“Proses Deliming” pada penelitian ini industri kulit yang dipilh adalah industri yang umumnya
menggunakan bahan garam Amonium / pupuk ZA.(Unido, 1997).
Keberadaan sisa larutan garam ammonium (larutan ZA) tersebut dalam air limbah yang bila tidak
dikelola dengan baik akan dapat mengganggu lingkungan karena kandungan Amoniumnya yang
tinggi. Sedangkan di pihak lain keberadaan garam ammonium yang terkandung dalam air limbah
masih kaya akan unsur hara nitrogen yang dapat dimungkinkan dimanfaatkan sebagai supplement
dalam pupuk alternatif.
Maksud dan Tujuan dari penelitian ini adalah dengan melakukan recovery garam amonium (ZA)
dapat mengurangi konstribusi pencemaran ke lingkungan serta mampu mengurangi biaya
pengolahan limbah (minimisasi limbah), filtrat garam amonium tersebut dimungkinkan dapat
dimanfaatkan sebagai supplemen unsur hara nitrogen pada pupuk alternatif.
Sasaran dari penelitian ini adalah adanya proses recovery garam ammonium dari proses deliming di
industri kulit sehingga didapatkan beberapa keuntungan :
 Mengurangi konstribusi pencemaran ke lingkungan dengan proses pengolahan yang lebih
ekonomis yaitu berupa minimisasi suspended solid pada proses primary terhadap
penggunaan flokulan serta minimisasi kebutuhan oksigen dengan menghindari terbentuknya
NO2 dan NO3 yang berasal dari proses nitrifikasi senyawa nitrogen (NH4-N organic terlarut).
 Memanfaatkan garam ammonium (ZA) sebagai bahan tambahan / supplemen unsur hara
nitrogen untuk pupuk alternatif (pupuk cair maupun kompos).
b. HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsentrasi (mg/l)
NO PARAMETER Awal Deliming
A B
1 BOD 2.870 – 3.790 4.2
2 COD 5.460 – 6280 7.786
3 TSS 780 – 1.170 1.05
4 Cr total 48 – 60 Tt
5 Minyak Lemak 30 – 55 -
6 NH₃-N total 50 – 110 346
7 Sulfida (sbg H₂S) 200 – 260 14.5
8 TKN-Kyeldal - 1.05
9 pH 11.5 – 12.5 9.45
Pada Tabel.2 .dapat dilihat kandungan bahan-bahan pencemar total yang dihasilkan dari
proses lengkap industri kulit sebelum diolah pada kondisi awal (kolom A), nilai yang ditampilkan
merupakan suatu kisaran, karena beberapa kali pengambilan contoh pada proses yang berbeda
beda, perbedaan pengelolaan antar industri yang satu dengan yang lain.
Sedangkan pada (Kolom.B) ditampilkan kualitas limbah yang diambil hanya dari proses
deliming, limbah ini bersifat spesifik dan merupakan bagian yang akan dipisahkan dari volume limbah
secara total. Pada limbah ini akan dilakukan minimisasi dengan pengambilan garam amoniumnya
dengan pemisahan menggunakan dewatering dengan pronsip centrifuge. Dalam perhitungan
perancangan peralatan tersebut, menggunakan referensi data baik sifat fisika maupun kimia yang
mengacu pada (Perry & Green, 1995) dan (Austie & George T, 1986).
Centrifuge adalah salah satu alat pemisah antara cairan dan padatan (dewatering), salah
satu type centrifuge yang umum dipakai adalah “Solid Bowl Centrifuge”, dimana mempunyai
keuntungan antara lain: penampakannya bagus, tidak menghasilkan bau, mempunyai kemampuan
start up dan shutdown yang cepat, menghasilkan padatan /dry solid lebih baik, biaya investasi
rendah, tidak memerlukan lahan yang luas.(Eddy & Metcalf, 2003).
Dengan berkurangnya limbah yang berasal dari proses deliming, maka total limbah baik
kuantitas maupun kualitas menjadi lebih kecil yang akan memberikan biaya operasional yang lebih
murah dibanding sebelum dilakukan minimisasi.
Limbah dari proses deliming (Kolom.B) jika dilihat dari kandungan bahan cemarnya memang
terlihat lebih buruk daripada limbah cair secara keseluruhan (Kolom.A). Jika limbah ini tercampur
dalam limbah secara total (tidak dilakukan minimisasi) maka keberadaan amoniak yang relatif tinggi
berkisar 346 mg/l (sedangkan dari kolom A sekitar 50 – 110 mg/l) akan mempengaruhi konsumsi
oksigen untuk merombak bahan cemar organic pada proses biologi, hal ini dikarenakan keberadaan
nitrogen dalam ammonium akan mengalami oksidasi menjadi nitrit dan selanjutnya teroksidasi lagi
menjadi nitrat dalam proses nitrifikasi.
Dalam penelitian ini, perhatian utama lebih ditekankan pada bahan terlarut organic yang
berhubungan dengan senyawa nitrogen
Hasil dari perlakuan pemisahan dengan menggunakan centrifuge dengan variable waktu
proses terhadap kadar TSS, BOD dan NH3-N adalah seperti pada Tabel. 3.
TSS Removal BOD Removal NH₃-N penurunan recovery
NO waktu Awal Akhir TSS Awal Akhir BOD Awal Akhir
(menit) (mg/l) (%) (mg/l) (%) (mg/l) NH₃-N NH₃-N
C D E F G H I J K L
1 1 1.050 438 58,29 4.100 2.128 48,10 346 289 16,47 83,53
2 1,5 1.050 436 58,48 4.100 2.115 48,41 346 288 16,76 83,24
3 2 1.050 430 59,05 4.100 2.108 48 59 346 284 17,92 82,08
4 2,5 1.050 429 59,14 4.100 2.110 48,54 346 282 18,50 81,50
5 3 1.050 427 59,33 4.100 2.110 48,54 346 284 17,92 82,08
6 3,5 1.050 427 59,33 4.100 2.106 48,63 346 284 17,92 82,08
Catatan : Pengambilan sample dilakukan saatproses berlangsung dengan waktu yang berbeda
Penurunan kadar TSS sebelum proses (Kolom.C) dan sesudah proses pemisahan (Kolom.D),
cukup signifikan sampai mencapai nilai sekitar 58-59 % (Kolom.E). Nilai itu masih berada dibawah
unjuk kerja centrifuge secara umum yang dapat mencapai 70% pada kondisi ideal, tapi nilai ini masih
lebih besar daripada pemisahan dengan menggunakan pengendapan biasa atau secara
konvensional yang berkisar 30% (Eddy&Metcalf, 2003).
Kadar TSS setelah perlakuan (Kolom.D) menunjukkan nilai yang hampir tidak ada perubahan
terhadap kenaikan waktu proses, sedangkan pada % removal TSS (Kolom.E) dan pada Gambar. 2.
terlihat adanya kenaikan pada tahap awal proses yang selanjutnya setelah waktu 2 menit
menunjukkan kondisi yang relative hampir konstan.
Hasil perlakuan pemisahan dengan menggunakan centrifuge dengan variable waktu proses
terhadap % Removal TSS, BOD yang cukup tinggi sedangkan nilai % Removal NH3-N relative kecil,
yang berarti nilai % recovery kandungan NH3-N cukup tingggi, yaitu seperti pada Tabel. 3 kolom L
dan Gambar.6 dengan waktu proses 1; 1.5; 2; 2.5; 3; 3.5 jam adalah berturut-turut 83,53 % ; 83,24 %
; 82,08 % ; 81,50 % ;82,08 % dan 82,08 %.
Nilai % Recovery kandungan NH3-N cukup tinggi ,hal itu menunjukkan bahwa perlakuan
centrifuge dapat menurunkan kadar TSS dan BOD dengan cukup berarti tetapi kadar NH3-N nya
masih cukup tinggi, limbah ini yang diharapkan mempunyai nilai ekonomis sebagai bahan additive
untuk pupuk yaitu sebagai sumber nitrogen.
Dari data yang ada, terlihat bahwa nilai removal TSS dan BOD yang tinggi serta mempunyai
nilai recovery NH3-N yang tinggi adalah kondisi optimum yang diharapkan, dan itu tercapai pada
waktu proses 2 menit. Dengan meningkatnya waktu tetapi menghasilkan nilai yang relative konstan
akan menyebabkan tidak ekonomis, karena semakin banyak waktu akan semakin banyak biaya list
rik yang harus digunakan sedangkan hasil yang akan dicapai tidak mengalami banyak perubahan.
Hasil analisa air limbah deliming setelah melalui proses pemisahan dengan menggunakan
centrifuge pada kondisi optimal, yaitu waktu putaran 2 menit menunjukkan nilai sebelum proses dan
sesudah proses, untuk paramater TSS: 1.050 mg/l menjadi 430 mg/l (Removal TSS
59.05%); BOD: 4.100 mg/l menjadi 2.108 mg/l (Removal BOD 48.59%); NH3-N 346 mg/l menjadi 284
mg/l (removal NH3-N 17.92% dan recovery NH3-N 82.08%) sedangkan untuk parameter lain setelah
proses pada kondisi optimum adalah COD 4.022 mg/l, TKN- Kyeldal 885 mg/l, Sulfida (sebagai H2S)
10.2 mg/l dan pH 9.19.
Kajian Hasil Recovery Sebagai Bahan Supplemen untuk Unsur hara N Pada Pupuk cair atau
Kompos
Untuk membuat kaj ian apakah hasil recovery dari air limbah proses deliming dapat
dimanfaatkan sebagai supplemen pupuk cair maupun kompos terutama pada pemenuhan unsur hara
N, diperlukan pemeriksaan lebih detail beberapa unsur melalui penelitian lebih lanjut serta
membandingkan hasilnya dengan SNI. Namun sebagai langkah awal pada kajian tersebut adalah
mengakaji dengan referensi SNI 19-7030-2004.
Dengan adanya pemanfaatan air limbah dari proses deliming sebagai bahan supplement
pupuk cair/ kompos terutama dalam pemenuhan unsur hara N dapat diambil suatu pendekatan
perhitungan seperti pada Tabel. 3
Tabel. 5. Cara Pencampuran Air Limbah Deliming untuk Supplement unsur hara N Pada Pupuk
Kompos (Suatu Pendekatan Perhitungan)
NO Parameter Satuan Kompos Tanpa
Suplement
Limbah
Deliming
Kompos Yang
a b C
1 Berat total Kg 84,44 200 284,4
2 Kadar air % 60 99.12 87.51
3 Berat air Kg 50.66 198.2 248.9
4 Karbon, C % 35 0.78 10.94
5 Berat carbon Kg 29.55 1.56 31.11
6 Nitrogen, N % 2.5 0.1 0.81
7 Berat nitrogen Kg 2.11 0.2 2.31
8 C/N ratio - 14 7.8 13
Pada Tabel. 5 terlihat adanya bahan kompos awal (A) yang nilai C/N ratio 14, walaupun nilai tersebut
masih dalam range yang diperbolehkan, namun nilai tersebut masih lebih tinggi dari yang diharapkan
yaitu berkisar pada 10 – 13 karena penggunaan pupuk kompos dengan C/N ratio yang tinggi dapat
menimbulkan defisiensi N pada tanah. Untuk menurunkan nilai C/N ratio maka perlu dilakukan
tambahan / supplement unsur hara N yang diambil dari air limbah proses deliming (B). Dari campuran
bahan (A) dan (B) akan diperoleh bahan (C) yaitu kompos yang sudah dapat mendekati nilai yang
diharapkan dengan pencapaian nilai C/N ratio 13. Namum hasil campuran ini perlu pengkajian lebih
lanjut, terutama untuk penggunaan pupuk pada tanaman-tanaman tertentu yang mensyaratkan nilai
tertentu dengan tegas.
c. PeluangPenelitianSelanjutnya
 Hasil recoverygaramammoniumdapatdimungkinkandimanfaatkansebagai substitusi
unsurhara padapupuk,terutamapada pemenuhanunsurharanitrogen.
 Studi kasusperkasus mengingatproseskulitcukupbervariasi dengankonsekuensilimbah
yang dihasilkanjugabervariasi.
 Tentangbahan hasil recoverysebagai bahansupplemenunsurharanitrogenuntukpupuk,
mengingatmacamdan penggunaanpupuksangatbervariasi tergantungkondisi lahanserta
tanamannya.Selainitudampakpupuktidakdapatdimonitordalamwaktuyangsingkat.

More Related Content

What's hot

ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubiITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
Fransiska Puteri
 
Jurnal analisis kandungan amonia
Jurnal analisis kandungan amoniaJurnal analisis kandungan amonia
Jurnal analisis kandungan amonia
Siti Subaidah
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
Fransiska Puteri
 
Characterization of high purity lycopene from tomato
Characterization of high purity lycopene from tomatoCharacterization of high purity lycopene from tomato
Characterization of high purity lycopene from tomato
Rolina Zahhara Tambunan
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
Rizki Ramadhan
 
Study Of The Fatty Acid Profile And The Aroma Composition Of Oil obtained Fro...
Study Of The Fatty Acid Profile And The Aroma Composition Of Oil obtained Fro...Study Of The Fatty Acid Profile And The Aroma Composition Of Oil obtained Fro...
Study Of The Fatty Acid Profile And The Aroma Composition Of Oil obtained Fro...
Annisaa Siti Zulaicha
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
qlp
 

What's hot (19)

ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubiITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
 
Jurnal analisis kandungan amonia
Jurnal analisis kandungan amoniaJurnal analisis kandungan amonia
Jurnal analisis kandungan amonia
 
Percobaan 3.docx
Percobaan 3.docxPercobaan 3.docx
Percobaan 3.docx
 
12352 article text-16072-1-10-20150709 (1)
12352 article text-16072-1-10-20150709 (1)12352 article text-16072-1-10-20150709 (1)
12352 article text-16072-1-10-20150709 (1)
 
Laporan analisis kimia_golongan_senyawa
Laporan analisis kimia_golongan_senyawaLaporan analisis kimia_golongan_senyawa
Laporan analisis kimia_golongan_senyawa
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
 
Its undergraduate-13327-paper
Its undergraduate-13327-paperIts undergraduate-13327-paper
Its undergraduate-13327-paper
 
Characterization of high purity lycopene from tomato
Characterization of high purity lycopene from tomatoCharacterization of high purity lycopene from tomato
Characterization of high purity lycopene from tomato
 
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftollaporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
 
Laporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar AbuLaporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar Abu
 
Jurnal rekayasa kimia dan lingkungan
Jurnal rekayasa kimia dan lingkunganJurnal rekayasa kimia dan lingkungan
Jurnal rekayasa kimia dan lingkungan
 
LAPORAN ALSIN FIX
LAPORAN ALSIN FIXLAPORAN ALSIN FIX
LAPORAN ALSIN FIX
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi CairMetode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
 
Analisis senyawa sulfonamida
Analisis senyawa sulfonamidaAnalisis senyawa sulfonamida
Analisis senyawa sulfonamida
 
Study Of The Fatty Acid Profile And The Aroma Composition Of Oil obtained Fro...
Study Of The Fatty Acid Profile And The Aroma Composition Of Oil obtained Fro...Study Of The Fatty Acid Profile And The Aroma Composition Of Oil obtained Fro...
Study Of The Fatty Acid Profile And The Aroma Composition Of Oil obtained Fro...
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
 
Alkohol. second
Alkohol. secondAlkohol. second
Alkohol. second
 
Instrumentasi pengelolaan limbah cair
Instrumentasi pengelolaan limbah cairInstrumentasi pengelolaan limbah cair
Instrumentasi pengelolaan limbah cair
 

Similar to Ringkasan Jurnal

Hasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorinHasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorin
muhlisun_azim
 
Tugas kimia 01 des 2013
Tugas kimia 01 des 2013Tugas kimia 01 des 2013
Tugas kimia 01 des 2013
Pipo Aziz
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
Fransiska Puteri
 
Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digester
Iffa M.Nisa
 

Similar to Ringkasan Jurnal (20)

RESULT FULL 24 HOUR.pptx
RESULT FULL 24 HOUR.pptxRESULT FULL 24 HOUR.pptx
RESULT FULL 24 HOUR.pptx
 
Aplikasi bioteknologi 1
Aplikasi bioteknologi 1Aplikasi bioteknologi 1
Aplikasi bioteknologi 1
 
Hasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorinHasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorin
 
Tugas kimia 01 des 2013
Tugas kimia 01 des 2013Tugas kimia 01 des 2013
Tugas kimia 01 des 2013
 
Msg
MsgMsg
Msg
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)
 
1692-Article Text-6366-1-10-20191027.pdf
1692-Article Text-6366-1-10-20191027.pdf1692-Article Text-6366-1-10-20191027.pdf
1692-Article Text-6366-1-10-20191027.pdf
 
Kuliah11.pptx
Kuliah11.pptxKuliah11.pptx
Kuliah11.pptx
 
Biomass Carbonization
Biomass CarbonizationBiomass Carbonization
Biomass Carbonization
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
 
kimia industri urea
kimia industri ureakimia industri urea
kimia industri urea
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
 
Ppt semhas ilham
Ppt semhas ilhamPpt semhas ilham
Ppt semhas ilham
 
Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digester
 
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )
 
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )
 
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )
 
Limbah pangan
Limbah panganLimbah pangan
Limbah pangan
 
SUMBER DAYA AIR
SUMBER DAYA AIRSUMBER DAYA AIR
SUMBER DAYA AIR
 

More from Rivaldi Julian (14)

Pendidikan & Pengetahuan Lingkungan Hidup
Pendidikan & Pengetahuan Lingkungan HidupPendidikan & Pengetahuan Lingkungan Hidup
Pendidikan & Pengetahuan Lingkungan Hidup
 
Global warming
Global warmingGlobal warming
Global warming
 
Pencemaran air
Pencemaran airPencemaran air
Pencemaran air
 
Polutan udara
Polutan udaraPolutan udara
Polutan udara
 
Struktur atom (5)
Struktur atom (5)Struktur atom (5)
Struktur atom (5)
 
Kesetimbangan kimia (4)
Kesetimbangan kimia (4)Kesetimbangan kimia (4)
Kesetimbangan kimia (4)
 
Stoikiometri (2)
Stoikiometri (2)Stoikiometri (2)
Stoikiometri (2)
 
Perubahan kimia (1)
Perubahan kimia (1)Perubahan kimia (1)
Perubahan kimia (1)
 
Materi & Perubahanya
Materi & PerubahanyaMateri & Perubahanya
Materi & Perubahanya
 
Kesetimbangan Kimia
Kesetimbangan KimiaKesetimbangan Kimia
Kesetimbangan Kimia
 
Bahasa Energi & Termodinamika
Bahasa Energi & TermodinamikaBahasa Energi & Termodinamika
Bahasa Energi & Termodinamika
 
Perubahan Materi
Perubahan MateriPerubahan Materi
Perubahan Materi
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)
Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)
Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)
 
Bentuk Energi & Bahasa
Bentuk Energi & BahasaBentuk Energi & Bahasa
Bentuk Energi & Bahasa
 

Ringkasan Jurnal

  • 1. AZIZ KURNIAWAN (41615110016) MINIMISASI LIMBAH DI INDUSTRI KULIT DENGAN RECOVERY GARAM AMONIUM DARI AIR LIMBAH PROSES DELIMING RINGKASAN JURNAL a. LATAR BELAKANG Industri penyamatan kulit adalah industri yang mengolah kulit mentah (hides atau skins) menjadi kulit jadi atau kulit tersamak (leather) dengan menggunakan bahan penyamak. Pada proses penyamakan, semua bagian kulit mentah yang bukan colagen saja yang dapat mengadakan reaksi dengan zat penyamak. Kulit jadi sangat berbeda dengan kulit mentah dalam si fat organoleptis, fisis, maupun kimiawi. (http:// ehsablog.com/proses -produk si - indus t r i - penyamakan-kulit.html). Deliming, merupakan proses merendam kulit untuk netralisasi alkali dengan menggunakan bahan acid lemah. (http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/ PNADQ564.pdf). Pembuangan kapur (Deliming), Oleh karena semua proses penyamakan dapat dikatakan berlangsung dalam lingkungan asam maka kapur didalam kulit harus dibersihkan sama sekali. Kapur yang masih ketinggalan akan mengganggu proses- proses penyamakan. Misalnya:  Untuk kulit yang disamak nabati, kapur akan bereaksi dengan zat penyamak menjadi Kalsium Tannat yang berwarna gelap dan keras mengakibatkan kulit mudah pecah.  Untuk kulit yang akan disamak krom, bahkan kemungkinan akan menimbulkan pengendapan Krom Hidroksida yang sangat merugikan.  Pembuangan kapur akan mempergunakan asam atau garam asm, misalnya H2SO4, HCOOH, (NH4)2SO4, Dekaltal dll. ( http:// bandar.web.id/proses-produksi-penyamakankulit/) Dalam rangkaian proses industri penyamakan kulit ada proses penghilangan sisa-sisa kapur yang tidak terikat dengan kulit serta menetralkan kapur yang berikatan dengan kulit, yang dikenal dengan “Proses Deliming” pada penelitian ini industri kulit yang dipilh adalah industri yang umumnya menggunakan bahan garam Amonium / pupuk ZA.(Unido, 1997). Keberadaan sisa larutan garam ammonium (larutan ZA) tersebut dalam air limbah yang bila tidak dikelola dengan baik akan dapat mengganggu lingkungan karena kandungan Amoniumnya yang tinggi. Sedangkan di pihak lain keberadaan garam ammonium yang terkandung dalam air limbah masih kaya akan unsur hara nitrogen yang dapat dimungkinkan dimanfaatkan sebagai supplement dalam pupuk alternatif. Maksud dan Tujuan dari penelitian ini adalah dengan melakukan recovery garam amonium (ZA) dapat mengurangi konstribusi pencemaran ke lingkungan serta mampu mengurangi biaya pengolahan limbah (minimisasi limbah), filtrat garam amonium tersebut dimungkinkan dapat dimanfaatkan sebagai supplemen unsur hara nitrogen pada pupuk alternatif. Sasaran dari penelitian ini adalah adanya proses recovery garam ammonium dari proses deliming di industri kulit sehingga didapatkan beberapa keuntungan :  Mengurangi konstribusi pencemaran ke lingkungan dengan proses pengolahan yang lebih ekonomis yaitu berupa minimisasi suspended solid pada proses primary terhadap penggunaan flokulan serta minimisasi kebutuhan oksigen dengan menghindari terbentuknya NO2 dan NO3 yang berasal dari proses nitrifikasi senyawa nitrogen (NH4-N organic terlarut).  Memanfaatkan garam ammonium (ZA) sebagai bahan tambahan / supplemen unsur hara nitrogen untuk pupuk alternatif (pupuk cair maupun kompos).
  • 2. b. HASIL DAN PEMBAHASAN Konsentrasi (mg/l) NO PARAMETER Awal Deliming A B 1 BOD 2.870 – 3.790 4.2 2 COD 5.460 – 6280 7.786 3 TSS 780 – 1.170 1.05 4 Cr total 48 – 60 Tt 5 Minyak Lemak 30 – 55 - 6 NH₃-N total 50 – 110 346 7 Sulfida (sbg H₂S) 200 – 260 14.5 8 TKN-Kyeldal - 1.05 9 pH 11.5 – 12.5 9.45 Pada Tabel.2 .dapat dilihat kandungan bahan-bahan pencemar total yang dihasilkan dari proses lengkap industri kulit sebelum diolah pada kondisi awal (kolom A), nilai yang ditampilkan merupakan suatu kisaran, karena beberapa kali pengambilan contoh pada proses yang berbeda beda, perbedaan pengelolaan antar industri yang satu dengan yang lain. Sedangkan pada (Kolom.B) ditampilkan kualitas limbah yang diambil hanya dari proses deliming, limbah ini bersifat spesifik dan merupakan bagian yang akan dipisahkan dari volume limbah secara total. Pada limbah ini akan dilakukan minimisasi dengan pengambilan garam amoniumnya dengan pemisahan menggunakan dewatering dengan pronsip centrifuge. Dalam perhitungan perancangan peralatan tersebut, menggunakan referensi data baik sifat fisika maupun kimia yang mengacu pada (Perry & Green, 1995) dan (Austie & George T, 1986). Centrifuge adalah salah satu alat pemisah antara cairan dan padatan (dewatering), salah satu type centrifuge yang umum dipakai adalah “Solid Bowl Centrifuge”, dimana mempunyai keuntungan antara lain: penampakannya bagus, tidak menghasilkan bau, mempunyai kemampuan start up dan shutdown yang cepat, menghasilkan padatan /dry solid lebih baik, biaya investasi rendah, tidak memerlukan lahan yang luas.(Eddy & Metcalf, 2003). Dengan berkurangnya limbah yang berasal dari proses deliming, maka total limbah baik kuantitas maupun kualitas menjadi lebih kecil yang akan memberikan biaya operasional yang lebih murah dibanding sebelum dilakukan minimisasi. Limbah dari proses deliming (Kolom.B) jika dilihat dari kandungan bahan cemarnya memang terlihat lebih buruk daripada limbah cair secara keseluruhan (Kolom.A). Jika limbah ini tercampur dalam limbah secara total (tidak dilakukan minimisasi) maka keberadaan amoniak yang relatif tinggi berkisar 346 mg/l (sedangkan dari kolom A sekitar 50 – 110 mg/l) akan mempengaruhi konsumsi oksigen untuk merombak bahan cemar organic pada proses biologi, hal ini dikarenakan keberadaan nitrogen dalam ammonium akan mengalami oksidasi menjadi nitrit dan selanjutnya teroksidasi lagi menjadi nitrat dalam proses nitrifikasi. Dalam penelitian ini, perhatian utama lebih ditekankan pada bahan terlarut organic yang berhubungan dengan senyawa nitrogen
  • 3. Hasil dari perlakuan pemisahan dengan menggunakan centrifuge dengan variable waktu proses terhadap kadar TSS, BOD dan NH3-N adalah seperti pada Tabel. 3. TSS Removal BOD Removal NH₃-N penurunan recovery NO waktu Awal Akhir TSS Awal Akhir BOD Awal Akhir (menit) (mg/l) (%) (mg/l) (%) (mg/l) NH₃-N NH₃-N C D E F G H I J K L 1 1 1.050 438 58,29 4.100 2.128 48,10 346 289 16,47 83,53 2 1,5 1.050 436 58,48 4.100 2.115 48,41 346 288 16,76 83,24 3 2 1.050 430 59,05 4.100 2.108 48 59 346 284 17,92 82,08 4 2,5 1.050 429 59,14 4.100 2.110 48,54 346 282 18,50 81,50 5 3 1.050 427 59,33 4.100 2.110 48,54 346 284 17,92 82,08 6 3,5 1.050 427 59,33 4.100 2.106 48,63 346 284 17,92 82,08 Catatan : Pengambilan sample dilakukan saatproses berlangsung dengan waktu yang berbeda Penurunan kadar TSS sebelum proses (Kolom.C) dan sesudah proses pemisahan (Kolom.D), cukup signifikan sampai mencapai nilai sekitar 58-59 % (Kolom.E). Nilai itu masih berada dibawah unjuk kerja centrifuge secara umum yang dapat mencapai 70% pada kondisi ideal, tapi nilai ini masih lebih besar daripada pemisahan dengan menggunakan pengendapan biasa atau secara konvensional yang berkisar 30% (Eddy&Metcalf, 2003). Kadar TSS setelah perlakuan (Kolom.D) menunjukkan nilai yang hampir tidak ada perubahan terhadap kenaikan waktu proses, sedangkan pada % removal TSS (Kolom.E) dan pada Gambar. 2. terlihat adanya kenaikan pada tahap awal proses yang selanjutnya setelah waktu 2 menit menunjukkan kondisi yang relative hampir konstan. Hasil perlakuan pemisahan dengan menggunakan centrifuge dengan variable waktu proses terhadap % Removal TSS, BOD yang cukup tinggi sedangkan nilai % Removal NH3-N relative kecil, yang berarti nilai % recovery kandungan NH3-N cukup tingggi, yaitu seperti pada Tabel. 3 kolom L dan Gambar.6 dengan waktu proses 1; 1.5; 2; 2.5; 3; 3.5 jam adalah berturut-turut 83,53 % ; 83,24 % ; 82,08 % ; 81,50 % ;82,08 % dan 82,08 %. Nilai % Recovery kandungan NH3-N cukup tinggi ,hal itu menunjukkan bahwa perlakuan centrifuge dapat menurunkan kadar TSS dan BOD dengan cukup berarti tetapi kadar NH3-N nya masih cukup tinggi, limbah ini yang diharapkan mempunyai nilai ekonomis sebagai bahan additive untuk pupuk yaitu sebagai sumber nitrogen. Dari data yang ada, terlihat bahwa nilai removal TSS dan BOD yang tinggi serta mempunyai nilai recovery NH3-N yang tinggi adalah kondisi optimum yang diharapkan, dan itu tercapai pada waktu proses 2 menit. Dengan meningkatnya waktu tetapi menghasilkan nilai yang relative konstan akan menyebabkan tidak ekonomis, karena semakin banyak waktu akan semakin banyak biaya list rik yang harus digunakan sedangkan hasil yang akan dicapai tidak mengalami banyak perubahan. Hasil analisa air limbah deliming setelah melalui proses pemisahan dengan menggunakan centrifuge pada kondisi optimal, yaitu waktu putaran 2 menit menunjukkan nilai sebelum proses dan sesudah proses, untuk paramater TSS: 1.050 mg/l menjadi 430 mg/l (Removal TSS 59.05%); BOD: 4.100 mg/l menjadi 2.108 mg/l (Removal BOD 48.59%); NH3-N 346 mg/l menjadi 284 mg/l (removal NH3-N 17.92% dan recovery NH3-N 82.08%) sedangkan untuk parameter lain setelah proses pada kondisi optimum adalah COD 4.022 mg/l, TKN- Kyeldal 885 mg/l, Sulfida (sebagai H2S) 10.2 mg/l dan pH 9.19.
  • 4. Kajian Hasil Recovery Sebagai Bahan Supplemen untuk Unsur hara N Pada Pupuk cair atau Kompos Untuk membuat kaj ian apakah hasil recovery dari air limbah proses deliming dapat dimanfaatkan sebagai supplemen pupuk cair maupun kompos terutama pada pemenuhan unsur hara N, diperlukan pemeriksaan lebih detail beberapa unsur melalui penelitian lebih lanjut serta membandingkan hasilnya dengan SNI. Namun sebagai langkah awal pada kajian tersebut adalah mengakaji dengan referensi SNI 19-7030-2004. Dengan adanya pemanfaatan air limbah dari proses deliming sebagai bahan supplement pupuk cair/ kompos terutama dalam pemenuhan unsur hara N dapat diambil suatu pendekatan perhitungan seperti pada Tabel. 3 Tabel. 5. Cara Pencampuran Air Limbah Deliming untuk Supplement unsur hara N Pada Pupuk Kompos (Suatu Pendekatan Perhitungan) NO Parameter Satuan Kompos Tanpa Suplement Limbah Deliming Kompos Yang a b C 1 Berat total Kg 84,44 200 284,4 2 Kadar air % 60 99.12 87.51 3 Berat air Kg 50.66 198.2 248.9 4 Karbon, C % 35 0.78 10.94 5 Berat carbon Kg 29.55 1.56 31.11 6 Nitrogen, N % 2.5 0.1 0.81 7 Berat nitrogen Kg 2.11 0.2 2.31 8 C/N ratio - 14 7.8 13 Pada Tabel. 5 terlihat adanya bahan kompos awal (A) yang nilai C/N ratio 14, walaupun nilai tersebut masih dalam range yang diperbolehkan, namun nilai tersebut masih lebih tinggi dari yang diharapkan yaitu berkisar pada 10 – 13 karena penggunaan pupuk kompos dengan C/N ratio yang tinggi dapat menimbulkan defisiensi N pada tanah. Untuk menurunkan nilai C/N ratio maka perlu dilakukan tambahan / supplement unsur hara N yang diambil dari air limbah proses deliming (B). Dari campuran bahan (A) dan (B) akan diperoleh bahan (C) yaitu kompos yang sudah dapat mendekati nilai yang diharapkan dengan pencapaian nilai C/N ratio 13. Namum hasil campuran ini perlu pengkajian lebih lanjut, terutama untuk penggunaan pupuk pada tanaman-tanaman tertentu yang mensyaratkan nilai tertentu dengan tegas. c. PeluangPenelitianSelanjutnya  Hasil recoverygaramammoniumdapatdimungkinkandimanfaatkansebagai substitusi unsurhara padapupuk,terutamapada pemenuhanunsurharanitrogen.  Studi kasusperkasus mengingatproseskulitcukupbervariasi dengankonsekuensilimbah yang dihasilkanjugabervariasi.  Tentangbahan hasil recoverysebagai bahansupplemenunsurharanitrogenuntukpupuk, mengingatmacamdan penggunaanpupuksangatbervariasi tergantungkondisi lahanserta tanamannya.Selainitudampakpupuktidakdapatdimonitordalamwaktuyangsingkat.