SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Bab 2
Perusahaan dan Strategi
Pemasaran
Kemitraan untuk Membangun
Hubungan Pelanggan
Kajian Awal Konsep
alam bab pertama, kita membicarakan proses pemasaran yang digunakan perusahaan
untuk menciptakan nilai bagi konsumen untuk selanjutnya menangkap kembali nilai
dari konsumen itu. Di sini, kita menggali lebih ke dalam ke langkah kedua dan ketiga
proses pemasaran – merancang strategi pemasaran yang digerakkan oleh pelanggan dan
membangun program pemasaran. Untuk memulainya, kita melihat keseluruhan perencanaan
strategis organisasi.
Berikutnya, kita membicarakan
bagaimana pemasar, di
pandu oleh rencana strategis,
bekerja sama dengan pihak lain
di dalam dan di luar perusahaan
untuk melayani pelanggan.
Kemudian kita mempelajari
strategi pemasaran dan
perencanaan – bagaimana
pemasar memilih target pasar,
memposisikan penawaran pasar
mereka, mengembangkan bauran pemasaran, dan menata program pemasaran mereka.
Akhirnya, kita melihat langkah penting dalam mengukur dan menata keuntungan investasi
pemasaran.
Pertama-tama mari kita lihat Nike. Selama beberapa dekade yang lalu, Nike telah
mengubah peraturan strategi pemasaran olahraga untuk selamanya. Dalam proses ini, Nike
membangun Nike swoosh menjadi salah satu simbol merek paling terkenal di dunia. Tetapi
Nike yang kita kenal saat ini sudah jauh, jauh berbeda dari perusahaan kecil yang didirikan 40
tahun lalu. Sejalan dengan pertumbuhan dan kematangan Nike – dari merek tak terkenal
menjadi merek utama – strategi pemasarannya juga semakin matang. Untuk bertahan di
puncak bisnis pakaian olahraga yang sangat kompetitif, Nike harus terus menemukan cara
baru untuk memberikan nilai bagi pelanggannya.
imbol “swoosh” Nike ada di mana-
mana! Sekedar iseng, cobalah
menghitung jumlah swoosh yang
Anda temui ketika Anda membolak-balik
halaman majalah olahraga atau menonton
pertandingan bola basket atau melihat
pertandingan golf di televisi. Melalui
pemasaran yang inovatif, Nike berhasil
D
S
membangun swoosh menjadi salah satu
simbol merek paling terkenal di planet ini.
Tetapi 40 tahun yang lalu, ketika CPA
muda Phil Knight dan pelatih lari Bill
Bowerman mendirikan perusahaan ini,
Nike hanyalah perusahaan kecil yang tidak
terkenal dalam industri sepatu olahraga.
Pada masa-masa awal itu Knight
dan Bowerman menjalankan Nike dengan
hanya bekal pengalaman dan intuisi. Pada
tahun 1964, sepasang sepatu seharga $500
mengawali Blue Ribbon Sports. Pada tahun
1970 Bowerman mendapat inspirasi untuk
membuat sepatu olahraga baru setelah
menyelipkan sepotong karet ke
pemanggang waffel milik istrinya. Waffle
Trainer dengan cepat menjadi sepatu lari
yang paling laku di seluruh negeri. Pada
tahun 1972, perusahaan itu berubah
menjadi Nike, nama yang diambil dari
nama dewi kemenangan Yunani. Simbol
swoosh dirancang seorang mahasiswa yang
diberi upah $35. Pada tahun 1979 Nike
menguasai 50 persen pasar sepatu lari AS.
Semua tampak mudah saat itu, olahraga lari
sedang digemari, sepatu olahraga banyak
dibutuhkan orang, dan Nike mempunyai
produk yang tepat.
Sepanjang era 1980-an, di bawah
kepemimpinan Phil Knight, Nike
melakukan revolusi pemasaran olahraga.
Untuk membangun citra merek dan pangsa
pasarnya, Nike menghabiskan banyak uang
untuk mengontrak atlet terkenal, menggelar
acara-acara promosi, dan iklan “Just Do It”
yang berani. Meskipun demikian, di Nike,
pemasaran yang baik berarti lebih dari
sekedar publisitas dan janji promosi –
pemasaran yang baik berarti membangun
hubungan yang kuat dengan pelanggan
secara konsisten berdasarkan nilai riil.
Kesuksesan awal Nike berawal dari
keunggulan teknik sepatu lari dan
basketnya. Sampai saat ini, Nike memimpin
industri ini dalam pengeluaran biaya riset
dan pengembangan.
Tetapi Nike memberikan lebih dari
sekedar sepatu olahraga berkualitas baik
kepada pelanggannya. Pelanggan tidak
hanya memakai Nike mereka, mereka
merasakannya. Seperti dinyatakan
perusahaan dalam halaman web-nya
(www.nike.com), “Nike selalu mengetahui
kebenaran – sepatu Nike bukan hanya
sepatu biasa tetapi sepatu yang
mencerminkan siapa Anda.” Di samping
sepatu, pakaian dan peralatan, Nike
memasarkan gaya hidup, budaya olahraga,
perilaku just-do-it. Seperti yang dikatakan
Phil Knight suatu saat: “Pada dasarnya,
budaya dan gaya kami adalah
pemberontak.” Perusahaan dibangun
berdasarkan hasrat sejati pada olahraga,
menganggap hal-hal yang konvensional
tidak penting, dan meyakini kerja keras dan
performa olahraga secara serius.
Sepanjang 1980-an dan 1990-an,
Nike memainkan perannya sebagai
perusahaan baru yang tidak terkenal, tetapi
Nike berpacu melesat ke depan untuk
memenangkan kompetisi. Antara tahun
1988 dan 1997, pendapatan Nike tumbuh
pada tingkat tahunan rata-rata 21 persen;
keuntungan tahunan rata-rata investor
melonjak 47 persen. Nike meningkatkan
kekuatan mereknya, bergerak agresif ke
kategori produk baru, jenis olahraga baru,
dan wilayah dunia baru. Perusahaan
menempelkan logo swoosh yang terkenal
pada semua benda mulai dari kacamata dan
bola sepakbola sampai sarung tangan
baseball dan tongkat hoki. Nike menginvasi
selusin olahraga baru, termasuk baseball,
golf, hoki es dan jalanan, skateboard, panjat
dinding¸ dan hiking. Bagi Nike, tampaknya
keadaan terlihat sangat baik.
Meskipun demikian, pada akhir
tahun 1990-an, Nike tersandung dan
penjualannya tergelincir. Seluruh industri
mengalami kemunduran, ketika “sepatu
coklat” untuk hiking yang bergaya outdoor
membuat orang tergila-gila dan memakan
pasar bisnis sepatu olahraga. Selanjutnya,
ide kreatif Nike tampak mengering. Desain
sepatu olahraga baru yang membosankan
hanya menumpuk di rak pengecer karena
pembeli mencari tampilan baru yang
dimiliki merek pesaing. Yang
memperburuk keadaan, Nike sedang
menghadapi tuduhan bahwa mereka
mengkomersialkan olahraga secara
berlebihan dan mengeksploitasi buruh
anak-anak di pabrik Nike di Asia.
Tetapi halangan terbesar Nike
adalah kesuksesannya sendiri. Merek ini
tampaknya mengalami dampak buruk
merek besar, dan simbol swoosh menjadi
terlalu umum untuk menjadi keren. Ketika
penjualan Nike menembus $10 miliar, Nike
sudah berubah dari perusahaan tak terkenal
menjadi perusahaan bernama besar.
Menggemari Nike mirip dengan
menggemari Microsoft. Bukannya terlihat
antikemapanan, Nike malah menjadi
kemapanan itu sendiri. Dahulu Nike adalah
anak nakal pemasaran olahraga, sekarang
Nike bertambah dewasa dan harus
berperilaku sesuai umurnya.
Dan memang Nike menjadi dewasa.
Dalam tahun-tahun terakhir, strategi
pemasaran Nike telah matang. Perusahaan
masih menghabiskan ratusan juta dolar
setiap tahun untuk melakukan iklan yang
sangat kreatif, promosi pembangunan
merek yang inovatif, dan mengontrak atlet
terkenal. Sebagai contoh, Nike
menandatangani kontrak promosi $90 juta
dengan atlet basket fenomenal LeBron
James beberapa tahun lalu, dan di
Olimpiade Athena, atlet-atlet Nike
membawa pulang 50 medali emas ditambah
berlusin-lusin medali perak dan perunggu.
Tetapi Nike telah mengendorkan
perilaku anti kemapanannya –
pemasarannya menjadi lebih tenang. Dan
sekarang perusahaan memberi lebih banyak
perhatian pada detail pemasaran yang
membumi. “Hilanglah hari-hari di mana
pejabat eksekutif Nike bekerja berdasarkan
intuisi, melakukan segala sesuatu dan
mengeluarkan uang hanya untuk mencari
publisitas dan pangsa pasar,” kata salah
seorang pengamat Nike. “Semakin lama,
Nike mencari keseimbangan yang tepat
antara sisi kreatif dan sisi bisnis,
bergantung pada disiplin keuangan dan
manajerial baru untuk menggerakkan
pertumbuhan.”
Nike baru telah kembali ke dasar –
dengan pusat perhatian pada inovasi,
menilai peluang pasar yang baru secara
metodis, mengembangkan lini produk baru,
dan mengerjakan kembali sistem informasi
serta distribusinya. Menurut ahli industri:
Dulu, Nike lebih banyak beroperasi
berdasarkan insting pemasarannya, Nike
hanya memperkirakan berapa banyak
pasang sepatu yang akan diproduksi dan
berharap semua produksi sepatu itu dapat
terpajang di rak pengecer. Sekarang tidak
lagi. Nike telah meningkatkan sistem
komputernya untuk mendapatkan jumlah
sepatu olahraga yang benar agar semakin
cepat ditempatkan di berbagai belahan
dunia. Nike juga memperbaiki sistem rantai
pasokannya, yang sering membuat
pengecer putus asa menunggu pengiriman
sepatu yang sedang digandrungi atau
berjuang menyingkirkan produk lama.
Pengumpulan produk lama yang sudah
tidak efektif ini mebentang di antara 27
sistem komputer yang berbeda di seluruh
dunia, sebagian besar komputer itu tidak
saling berhubungan... Nike telah
menghabiskan $500 juta untuk membangun
sistem baru. Sekarang, menurut Nike,
persentase sepatu yang dibuatnya tanpa
pesanan perusahaan dari pengecer telah
turun dari 30 persen menjadi 3 persen,
sementara lead time untuk mendapatkan
gaya sepatu olahraga yang baru di pasar
telah berkurang dari sembilan bulan
menjadi enam bulan.
Nike lama yang bergerak
berdasarkan intuisi menghadapi kesulitan
untuk mendunia; sedangkan Nike baru, di
sisi lain, lebih dari 50 persen penjualannya
saat ini berasal dari pasar internasional, dan
pasar ini tumbuh pesat. Nike lama
tersandung dalam akuisisi atas merek lain,
mencoba menekankan budaya pemasaran
Nike sendiri pada merek lain tersebut. Nike
baru telah belajar untuk memberikan
kebebasan pada merek yang diakuisisinya
itu. Hasilnya, akuisisi seperti sepatu resmi
Cole Haan, sepatu casual bergaya retro
Converse, sepatu skateboard Hurley
International, sepatu hoki Bauer, dan sepatu
olahraga murah Starter Official saat ini
berkontribusi lebih dari 13 persen
pendapatan Nike dan seperempat
pertumbuhan penjualannya.
Nike baru yang lebih matang sekali
lagi mencapai hasil yang mencengangkan.
Dalam lima tahun terakhir, penjualan Nike
tumbuh lebih dari 50 persen hingga
mencapai $15 miliar; laba mencapai dua
kali lipat. Perusahaan meraih 36 persen
pasar sepatu atletik AS; pesaing terbesar
berikutnya adalah Adidas (yang baru-baru
ini mengakuisisi Reebok) pada tingkat 21
persen. Sebagai pendatang yang relatif baru
pada sepatu sepakbola, sekarang Nike
bersaing ketat dengan pemimpin lama
Adidas di pasar sepakbola Eropa.
Pemasaran Nike yang sedang berubah
dengan kemampuannya yang
mengagumkan selama bertahun-tahun juga
baik untuk investor. Suatu investasi sebesar
$1.000 pada Nike di tahun 1980 bernilai
lebih dari $64.000 pada saat ini. Dan saham
23 persen di Nike milik pendiri Phil Knight
sekarang bernilai hampir $6 miliar,
membuatnya menjadi salah satu orang
terkaya di dunia.
Akan tetapi, untuk bertahan di
puncak, Nike harus terus memperbarui
strategi pemasarannya, menemukan cara
baru untuk menghantarkan jenis inovasi
dan nilai yang membangun merek itu
begitu kuat di masa lalu. Nike bukan lagi
pemberontak, perusahaan baru yang
antikemapanan, Nike harus terus menilai
dan membangkitkan arti produknya bagi
pelanggan. Kata Knight, “Sekarang karena
kita telah tumbuh begitu besar, ada garis
batas antara menjadi pemberontak dan
pengganggu (bully). Untuk para pelanggan
kami, kami juga harus terlihat bagus
sekaligus besar.”
Strategi dan program pemasaran dipandu oleh rencana strategi perusahaan yang luas.
Maka, untuk memahami peran pemasaran, mula-mula kita harus memahami keseluruhan
proses perencanaan strategis organisasi. Seperti Nike, semua perusahaan harus memandang
ke depan dan mengembangkan strategi jangka panjang untuk memenuhi kondisi yang
sedang berubah dalam industri mereka dan memastikan kelangsungan perusahaan pada
jangka panjang.

More Related Content

Viewers also liked

Lingkungan Pemasaran - Bab 3 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Armstrong
Lingkungan Pemasaran - Bab 3 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler ArmstrongLingkungan Pemasaran - Bab 3 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Armstrong
Lingkungan Pemasaran - Bab 3 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler ArmstrongMirza Syah
 
MANAJEMEN DI LINGKUNGAN GLOBAL
MANAJEMEN DI LINGKUNGAN GLOBALMANAJEMEN DI LINGKUNGAN GLOBAL
MANAJEMEN DI LINGKUNGAN GLOBALYuca Siahaan
 
Bab 1 Pengenalan Kepada Pemasaran
Bab 1 Pengenalan Kepada PemasaranBab 1 Pengenalan Kepada Pemasaran
Bab 1 Pengenalan Kepada PemasaranSyahira Md Desa
 
Praktik manajemen di lingkungan global
Praktik manajemen di lingkungan globalPraktik manajemen di lingkungan global
Praktik manajemen di lingkungan globalElsa Kartini Putri
 
Bab 2 perancangan strategik & proses pemasaran
Bab 2 perancangan strategik & proses pemasaranBab 2 perancangan strategik & proses pemasaran
Bab 2 perancangan strategik & proses pemasaranZariff Rafael
 
Marketing management jilid 1 philip kotler
Marketing management jilid 1 philip kotlerMarketing management jilid 1 philip kotler
Marketing management jilid 1 philip kotlerFikri Wahyudi
 
Robbins 4 _ Praktek Manajemen di Lingkungan Global
Robbins 4 _ Praktek Manajemen di Lingkungan GlobalRobbins 4 _ Praktek Manajemen di Lingkungan Global
Robbins 4 _ Praktek Manajemen di Lingkungan GlobalErniSiregar
 
Robbins 11 _ Mengelola Tim
Robbins 11 _ Mengelola TimRobbins 11 _ Mengelola Tim
Robbins 11 _ Mengelola TimErniSiregar
 
Robbins 8 _ Manajemen Strategik
Robbins 8 _ Manajemen StrategikRobbins 8 _ Manajemen Strategik
Robbins 8 _ Manajemen StrategikErniSiregar
 
Pengantar Manajemen dan Organisasi - Stephen P Robbins
Pengantar Manajemen dan Organisasi - Stephen P RobbinsPengantar Manajemen dan Organisasi - Stephen P Robbins
Pengantar Manajemen dan Organisasi - Stephen P RobbinsA Indra Cahyadi
 
Power point-pengantar-manajemen
Power point-pengantar-manajemenPower point-pengantar-manajemen
Power point-pengantar-manajemenElsa Agustina
 

Viewers also liked (14)

Pengertian manajemen
Pengertian manajemenPengertian manajemen
Pengertian manajemen
 
Lingkungan Pemasaran - Bab 3 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Armstrong
Lingkungan Pemasaran - Bab 3 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler ArmstrongLingkungan Pemasaran - Bab 3 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Armstrong
Lingkungan Pemasaran - Bab 3 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Armstrong
 
MANAJEMEN DI LINGKUNGAN GLOBAL
MANAJEMEN DI LINGKUNGAN GLOBALMANAJEMEN DI LINGKUNGAN GLOBAL
MANAJEMEN DI LINGKUNGAN GLOBAL
 
Bab 1 Pengenalan Kepada Pemasaran
Bab 1 Pengenalan Kepada PemasaranBab 1 Pengenalan Kepada Pemasaran
Bab 1 Pengenalan Kepada Pemasaran
 
Praktik manajemen di lingkungan global
Praktik manajemen di lingkungan globalPraktik manajemen di lingkungan global
Praktik manajemen di lingkungan global
 
Bab 2 perancangan strategik & proses pemasaran
Bab 2 perancangan strategik & proses pemasaranBab 2 perancangan strategik & proses pemasaran
Bab 2 perancangan strategik & proses pemasaran
 
Marketing management jilid 1 philip kotler
Marketing management jilid 1 philip kotlerMarketing management jilid 1 philip kotler
Marketing management jilid 1 philip kotler
 
Robbins 4 _ Praktek Manajemen di Lingkungan Global
Robbins 4 _ Praktek Manajemen di Lingkungan GlobalRobbins 4 _ Praktek Manajemen di Lingkungan Global
Robbins 4 _ Praktek Manajemen di Lingkungan Global
 
Strategi pemasaran ppt
Strategi pemasaran pptStrategi pemasaran ppt
Strategi pemasaran ppt
 
Manajemen ppt
Manajemen pptManajemen ppt
Manajemen ppt
 
Robbins 11 _ Mengelola Tim
Robbins 11 _ Mengelola TimRobbins 11 _ Mengelola Tim
Robbins 11 _ Mengelola Tim
 
Robbins 8 _ Manajemen Strategik
Robbins 8 _ Manajemen StrategikRobbins 8 _ Manajemen Strategik
Robbins 8 _ Manajemen Strategik
 
Pengantar Manajemen dan Organisasi - Stephen P Robbins
Pengantar Manajemen dan Organisasi - Stephen P RobbinsPengantar Manajemen dan Organisasi - Stephen P Robbins
Pengantar Manajemen dan Organisasi - Stephen P Robbins
 
Power point-pengantar-manajemen
Power point-pengantar-manajemenPower point-pengantar-manajemen
Power point-pengantar-manajemen
 

More from Mirza Syah

Produk, Jasa, dan Strategi Penentuan Merek - Bab 8 Prinsip-prinsip Pemasaran ...
Produk, Jasa, dan Strategi Penentuan Merek - Bab 8 Prinsip-prinsip Pemasaran ...Produk, Jasa, dan Strategi Penentuan Merek - Bab 8 Prinsip-prinsip Pemasaran ...
Produk, Jasa, dan Strategi Penentuan Merek - Bab 8 Prinsip-prinsip Pemasaran ...Mirza Syah
 
Rahasia dan Makna Surat As-Sajdah
Rahasia dan Makna Surat As-SajdahRahasia dan Makna Surat As-Sajdah
Rahasia dan Makna Surat As-SajdahMirza Syah
 
Prinsip-prinsip Pemasaran Principles of Marketing Kotler - Armstrong Bab 1 -...
Prinsip-prinsip Pemasaran Principles of Marketing Kotler - Armstrong  Bab 1 -...Prinsip-prinsip Pemasaran Principles of Marketing Kotler - Armstrong  Bab 1 -...
Prinsip-prinsip Pemasaran Principles of Marketing Kotler - Armstrong Bab 1 -...Mirza Syah
 
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...Mirza Syah
 
Manajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza Syah
Manajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza SyahManajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza Syah
Manajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza SyahMirza Syah
 
Manajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza Syah
Manajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza SyahManajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza Syah
Manajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza SyahMirza Syah
 
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 6 - Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 6 - Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian BisnisPrinsip-prinsip Pemasaran Bab 6 - Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 6 - Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian BisnisMirza Syah
 
Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis - Bab 6 Prinsip-prinsip Pemasaran ...
Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis - Bab 6 Prinsip-prinsip Pemasaran ...Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis - Bab 6 Prinsip-prinsip Pemasaran ...
Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis - Bab 6 Prinsip-prinsip Pemasaran ...Mirza Syah
 
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 5 - Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 5 - Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian KonsumenPrinsip-prinsip Pemasaran Bab 5 - Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 5 - Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian KonsumenMirza Syah
 
Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen - Bab 5 Prinsip-prinsip Pemasa...
Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen - Bab 5 Prinsip-prinsip Pemasa...Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen - Bab 5 Prinsip-prinsip Pemasa...
Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen - Bab 5 Prinsip-prinsip Pemasa...Mirza Syah
 
Mengelola Informasi Pemasaran - Bab 4 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Armstrong
Mengelola Informasi Pemasaran - Bab 4 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler ArmstrongMengelola Informasi Pemasaran - Bab 4 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Armstrong
Mengelola Informasi Pemasaran - Bab 4 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler ArmstrongMirza Syah
 
Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan - Bab 7 Prinsip-prinsip Pem...
Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan - Bab 7 Prinsip-prinsip Pem...Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan - Bab 7 Prinsip-prinsip Pem...
Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan - Bab 7 Prinsip-prinsip Pem...Mirza Syah
 
Pemasaran: Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Bab 1 Prinsip-pri...
Pemasaran: Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Bab 1 Prinsip-pri...Pemasaran: Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Bab 1 Prinsip-pri...
Pemasaran: Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Bab 1 Prinsip-pri...Mirza Syah
 
Perilaku Organisasi Organizational Behaviour - Bagaimana Seorang Manajer UPS ...
Perilaku Organisasi Organizational Behaviour - Bagaimana Seorang Manajer UPS ...Perilaku Organisasi Organizational Behaviour - Bagaimana Seorang Manajer UPS ...
Perilaku Organisasi Organizational Behaviour - Bagaimana Seorang Manajer UPS ...Mirza Syah
 
Teori Konsumsi
Teori Konsumsi Teori Konsumsi
Teori Konsumsi Mirza Syah
 
Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Prinsip-prinsip P...
Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Prinsip-prinsip P...Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Prinsip-prinsip P...
Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Prinsip-prinsip P...Mirza Syah
 
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 1 - Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang...
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 1 - Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang...Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 1 - Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang...
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 1 - Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang...Mirza Syah
 

More from Mirza Syah (17)

Produk, Jasa, dan Strategi Penentuan Merek - Bab 8 Prinsip-prinsip Pemasaran ...
Produk, Jasa, dan Strategi Penentuan Merek - Bab 8 Prinsip-prinsip Pemasaran ...Produk, Jasa, dan Strategi Penentuan Merek - Bab 8 Prinsip-prinsip Pemasaran ...
Produk, Jasa, dan Strategi Penentuan Merek - Bab 8 Prinsip-prinsip Pemasaran ...
 
Rahasia dan Makna Surat As-Sajdah
Rahasia dan Makna Surat As-SajdahRahasia dan Makna Surat As-Sajdah
Rahasia dan Makna Surat As-Sajdah
 
Prinsip-prinsip Pemasaran Principles of Marketing Kotler - Armstrong Bab 1 -...
Prinsip-prinsip Pemasaran Principles of Marketing Kotler - Armstrong  Bab 1 -...Prinsip-prinsip Pemasaran Principles of Marketing Kotler - Armstrong  Bab 1 -...
Prinsip-prinsip Pemasaran Principles of Marketing Kotler - Armstrong Bab 1 -...
 
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...
 
Manajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza Syah
Manajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza SyahManajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza Syah
Manajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza Syah
 
Manajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza Syah
Manajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza SyahManajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza Syah
Manajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza Syah
 
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 6 - Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 6 - Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian BisnisPrinsip-prinsip Pemasaran Bab 6 - Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 6 - Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis
 
Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis - Bab 6 Prinsip-prinsip Pemasaran ...
Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis - Bab 6 Prinsip-prinsip Pemasaran ...Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis - Bab 6 Prinsip-prinsip Pemasaran ...
Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis - Bab 6 Prinsip-prinsip Pemasaran ...
 
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 5 - Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 5 - Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian KonsumenPrinsip-prinsip Pemasaran Bab 5 - Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 5 - Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen
 
Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen - Bab 5 Prinsip-prinsip Pemasa...
Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen - Bab 5 Prinsip-prinsip Pemasa...Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen - Bab 5 Prinsip-prinsip Pemasa...
Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen - Bab 5 Prinsip-prinsip Pemasa...
 
Mengelola Informasi Pemasaran - Bab 4 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Armstrong
Mengelola Informasi Pemasaran - Bab 4 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler ArmstrongMengelola Informasi Pemasaran - Bab 4 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Armstrong
Mengelola Informasi Pemasaran - Bab 4 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Armstrong
 
Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan - Bab 7 Prinsip-prinsip Pem...
Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan - Bab 7 Prinsip-prinsip Pem...Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan - Bab 7 Prinsip-prinsip Pem...
Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan - Bab 7 Prinsip-prinsip Pem...
 
Pemasaran: Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Bab 1 Prinsip-pri...
Pemasaran: Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Bab 1 Prinsip-pri...Pemasaran: Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Bab 1 Prinsip-pri...
Pemasaran: Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Bab 1 Prinsip-pri...
 
Perilaku Organisasi Organizational Behaviour - Bagaimana Seorang Manajer UPS ...
Perilaku Organisasi Organizational Behaviour - Bagaimana Seorang Manajer UPS ...Perilaku Organisasi Organizational Behaviour - Bagaimana Seorang Manajer UPS ...
Perilaku Organisasi Organizational Behaviour - Bagaimana Seorang Manajer UPS ...
 
Teori Konsumsi
Teori Konsumsi Teori Konsumsi
Teori Konsumsi
 
Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Prinsip-prinsip P...
Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Prinsip-prinsip P...Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Prinsip-prinsip P...
Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Prinsip-prinsip P...
 
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 1 - Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang...
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 1 - Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang...Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 1 - Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang...
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 1 - Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang...
 

Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 2 - Perusahaan dan Strategi Pemasaran

  • 1. Bab 2 Perusahaan dan Strategi Pemasaran Kemitraan untuk Membangun Hubungan Pelanggan Kajian Awal Konsep alam bab pertama, kita membicarakan proses pemasaran yang digunakan perusahaan untuk menciptakan nilai bagi konsumen untuk selanjutnya menangkap kembali nilai dari konsumen itu. Di sini, kita menggali lebih ke dalam ke langkah kedua dan ketiga proses pemasaran – merancang strategi pemasaran yang digerakkan oleh pelanggan dan membangun program pemasaran. Untuk memulainya, kita melihat keseluruhan perencanaan strategis organisasi. Berikutnya, kita membicarakan bagaimana pemasar, di pandu oleh rencana strategis, bekerja sama dengan pihak lain di dalam dan di luar perusahaan untuk melayani pelanggan. Kemudian kita mempelajari strategi pemasaran dan perencanaan – bagaimana pemasar memilih target pasar, memposisikan penawaran pasar mereka, mengembangkan bauran pemasaran, dan menata program pemasaran mereka. Akhirnya, kita melihat langkah penting dalam mengukur dan menata keuntungan investasi pemasaran. Pertama-tama mari kita lihat Nike. Selama beberapa dekade yang lalu, Nike telah mengubah peraturan strategi pemasaran olahraga untuk selamanya. Dalam proses ini, Nike membangun Nike swoosh menjadi salah satu simbol merek paling terkenal di dunia. Tetapi Nike yang kita kenal saat ini sudah jauh, jauh berbeda dari perusahaan kecil yang didirikan 40 tahun lalu. Sejalan dengan pertumbuhan dan kematangan Nike – dari merek tak terkenal menjadi merek utama – strategi pemasarannya juga semakin matang. Untuk bertahan di puncak bisnis pakaian olahraga yang sangat kompetitif, Nike harus terus menemukan cara baru untuk memberikan nilai bagi pelanggannya. imbol “swoosh” Nike ada di mana- mana! Sekedar iseng, cobalah menghitung jumlah swoosh yang Anda temui ketika Anda membolak-balik halaman majalah olahraga atau menonton pertandingan bola basket atau melihat pertandingan golf di televisi. Melalui pemasaran yang inovatif, Nike berhasil D S
  • 2. membangun swoosh menjadi salah satu simbol merek paling terkenal di planet ini. Tetapi 40 tahun yang lalu, ketika CPA muda Phil Knight dan pelatih lari Bill Bowerman mendirikan perusahaan ini, Nike hanyalah perusahaan kecil yang tidak terkenal dalam industri sepatu olahraga. Pada masa-masa awal itu Knight dan Bowerman menjalankan Nike dengan hanya bekal pengalaman dan intuisi. Pada tahun 1964, sepasang sepatu seharga $500 mengawali Blue Ribbon Sports. Pada tahun 1970 Bowerman mendapat inspirasi untuk membuat sepatu olahraga baru setelah menyelipkan sepotong karet ke pemanggang waffel milik istrinya. Waffle Trainer dengan cepat menjadi sepatu lari yang paling laku di seluruh negeri. Pada tahun 1972, perusahaan itu berubah menjadi Nike, nama yang diambil dari nama dewi kemenangan Yunani. Simbol swoosh dirancang seorang mahasiswa yang diberi upah $35. Pada tahun 1979 Nike menguasai 50 persen pasar sepatu lari AS. Semua tampak mudah saat itu, olahraga lari sedang digemari, sepatu olahraga banyak dibutuhkan orang, dan Nike mempunyai produk yang tepat. Sepanjang era 1980-an, di bawah kepemimpinan Phil Knight, Nike melakukan revolusi pemasaran olahraga. Untuk membangun citra merek dan pangsa pasarnya, Nike menghabiskan banyak uang untuk mengontrak atlet terkenal, menggelar acara-acara promosi, dan iklan “Just Do It” yang berani. Meskipun demikian, di Nike, pemasaran yang baik berarti lebih dari sekedar publisitas dan janji promosi – pemasaran yang baik berarti membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan secara konsisten berdasarkan nilai riil. Kesuksesan awal Nike berawal dari keunggulan teknik sepatu lari dan basketnya. Sampai saat ini, Nike memimpin industri ini dalam pengeluaran biaya riset dan pengembangan. Tetapi Nike memberikan lebih dari sekedar sepatu olahraga berkualitas baik kepada pelanggannya. Pelanggan tidak hanya memakai Nike mereka, mereka merasakannya. Seperti dinyatakan perusahaan dalam halaman web-nya (www.nike.com), “Nike selalu mengetahui kebenaran – sepatu Nike bukan hanya sepatu biasa tetapi sepatu yang mencerminkan siapa Anda.” Di samping sepatu, pakaian dan peralatan, Nike memasarkan gaya hidup, budaya olahraga, perilaku just-do-it. Seperti yang dikatakan Phil Knight suatu saat: “Pada dasarnya, budaya dan gaya kami adalah pemberontak.” Perusahaan dibangun berdasarkan hasrat sejati pada olahraga, menganggap hal-hal yang konvensional tidak penting, dan meyakini kerja keras dan performa olahraga secara serius. Sepanjang 1980-an dan 1990-an, Nike memainkan perannya sebagai perusahaan baru yang tidak terkenal, tetapi Nike berpacu melesat ke depan untuk memenangkan kompetisi. Antara tahun 1988 dan 1997, pendapatan Nike tumbuh pada tingkat tahunan rata-rata 21 persen; keuntungan tahunan rata-rata investor melonjak 47 persen. Nike meningkatkan kekuatan mereknya, bergerak agresif ke kategori produk baru, jenis olahraga baru, dan wilayah dunia baru. Perusahaan menempelkan logo swoosh yang terkenal pada semua benda mulai dari kacamata dan bola sepakbola sampai sarung tangan baseball dan tongkat hoki. Nike menginvasi selusin olahraga baru, termasuk baseball, golf, hoki es dan jalanan, skateboard, panjat dinding¸ dan hiking. Bagi Nike, tampaknya keadaan terlihat sangat baik. Meskipun demikian, pada akhir tahun 1990-an, Nike tersandung dan
  • 3. penjualannya tergelincir. Seluruh industri mengalami kemunduran, ketika “sepatu coklat” untuk hiking yang bergaya outdoor membuat orang tergila-gila dan memakan pasar bisnis sepatu olahraga. Selanjutnya, ide kreatif Nike tampak mengering. Desain sepatu olahraga baru yang membosankan hanya menumpuk di rak pengecer karena pembeli mencari tampilan baru yang dimiliki merek pesaing. Yang memperburuk keadaan, Nike sedang menghadapi tuduhan bahwa mereka mengkomersialkan olahraga secara berlebihan dan mengeksploitasi buruh anak-anak di pabrik Nike di Asia. Tetapi halangan terbesar Nike adalah kesuksesannya sendiri. Merek ini tampaknya mengalami dampak buruk merek besar, dan simbol swoosh menjadi terlalu umum untuk menjadi keren. Ketika penjualan Nike menembus $10 miliar, Nike sudah berubah dari perusahaan tak terkenal menjadi perusahaan bernama besar. Menggemari Nike mirip dengan menggemari Microsoft. Bukannya terlihat antikemapanan, Nike malah menjadi kemapanan itu sendiri. Dahulu Nike adalah anak nakal pemasaran olahraga, sekarang Nike bertambah dewasa dan harus berperilaku sesuai umurnya. Dan memang Nike menjadi dewasa. Dalam tahun-tahun terakhir, strategi pemasaran Nike telah matang. Perusahaan masih menghabiskan ratusan juta dolar setiap tahun untuk melakukan iklan yang sangat kreatif, promosi pembangunan merek yang inovatif, dan mengontrak atlet terkenal. Sebagai contoh, Nike menandatangani kontrak promosi $90 juta dengan atlet basket fenomenal LeBron James beberapa tahun lalu, dan di Olimpiade Athena, atlet-atlet Nike membawa pulang 50 medali emas ditambah berlusin-lusin medali perak dan perunggu. Tetapi Nike telah mengendorkan perilaku anti kemapanannya – pemasarannya menjadi lebih tenang. Dan sekarang perusahaan memberi lebih banyak perhatian pada detail pemasaran yang membumi. “Hilanglah hari-hari di mana pejabat eksekutif Nike bekerja berdasarkan intuisi, melakukan segala sesuatu dan mengeluarkan uang hanya untuk mencari publisitas dan pangsa pasar,” kata salah seorang pengamat Nike. “Semakin lama, Nike mencari keseimbangan yang tepat antara sisi kreatif dan sisi bisnis, bergantung pada disiplin keuangan dan manajerial baru untuk menggerakkan pertumbuhan.” Nike baru telah kembali ke dasar – dengan pusat perhatian pada inovasi, menilai peluang pasar yang baru secara metodis, mengembangkan lini produk baru, dan mengerjakan kembali sistem informasi serta distribusinya. Menurut ahli industri: Dulu, Nike lebih banyak beroperasi berdasarkan insting pemasarannya, Nike hanya memperkirakan berapa banyak pasang sepatu yang akan diproduksi dan berharap semua produksi sepatu itu dapat terpajang di rak pengecer. Sekarang tidak lagi. Nike telah meningkatkan sistem komputernya untuk mendapatkan jumlah sepatu olahraga yang benar agar semakin cepat ditempatkan di berbagai belahan dunia. Nike juga memperbaiki sistem rantai pasokannya, yang sering membuat pengecer putus asa menunggu pengiriman sepatu yang sedang digandrungi atau berjuang menyingkirkan produk lama. Pengumpulan produk lama yang sudah tidak efektif ini mebentang di antara 27 sistem komputer yang berbeda di seluruh dunia, sebagian besar komputer itu tidak saling berhubungan... Nike telah menghabiskan $500 juta untuk membangun sistem baru. Sekarang, menurut Nike,
  • 4. persentase sepatu yang dibuatnya tanpa pesanan perusahaan dari pengecer telah turun dari 30 persen menjadi 3 persen, sementara lead time untuk mendapatkan gaya sepatu olahraga yang baru di pasar telah berkurang dari sembilan bulan menjadi enam bulan. Nike lama yang bergerak berdasarkan intuisi menghadapi kesulitan untuk mendunia; sedangkan Nike baru, di sisi lain, lebih dari 50 persen penjualannya saat ini berasal dari pasar internasional, dan pasar ini tumbuh pesat. Nike lama tersandung dalam akuisisi atas merek lain, mencoba menekankan budaya pemasaran Nike sendiri pada merek lain tersebut. Nike baru telah belajar untuk memberikan kebebasan pada merek yang diakuisisinya itu. Hasilnya, akuisisi seperti sepatu resmi Cole Haan, sepatu casual bergaya retro Converse, sepatu skateboard Hurley International, sepatu hoki Bauer, dan sepatu olahraga murah Starter Official saat ini berkontribusi lebih dari 13 persen pendapatan Nike dan seperempat pertumbuhan penjualannya. Nike baru yang lebih matang sekali lagi mencapai hasil yang mencengangkan. Dalam lima tahun terakhir, penjualan Nike tumbuh lebih dari 50 persen hingga mencapai $15 miliar; laba mencapai dua kali lipat. Perusahaan meraih 36 persen pasar sepatu atletik AS; pesaing terbesar berikutnya adalah Adidas (yang baru-baru ini mengakuisisi Reebok) pada tingkat 21 persen. Sebagai pendatang yang relatif baru pada sepatu sepakbola, sekarang Nike bersaing ketat dengan pemimpin lama Adidas di pasar sepakbola Eropa. Pemasaran Nike yang sedang berubah dengan kemampuannya yang mengagumkan selama bertahun-tahun juga baik untuk investor. Suatu investasi sebesar $1.000 pada Nike di tahun 1980 bernilai lebih dari $64.000 pada saat ini. Dan saham 23 persen di Nike milik pendiri Phil Knight sekarang bernilai hampir $6 miliar, membuatnya menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Akan tetapi, untuk bertahan di puncak, Nike harus terus memperbarui strategi pemasarannya, menemukan cara baru untuk menghantarkan jenis inovasi dan nilai yang membangun merek itu begitu kuat di masa lalu. Nike bukan lagi pemberontak, perusahaan baru yang antikemapanan, Nike harus terus menilai dan membangkitkan arti produknya bagi pelanggan. Kata Knight, “Sekarang karena kita telah tumbuh begitu besar, ada garis batas antara menjadi pemberontak dan pengganggu (bully). Untuk para pelanggan kami, kami juga harus terlihat bagus sekaligus besar.” Strategi dan program pemasaran dipandu oleh rencana strategi perusahaan yang luas. Maka, untuk memahami peran pemasaran, mula-mula kita harus memahami keseluruhan proses perencanaan strategis organisasi. Seperti Nike, semua perusahaan harus memandang ke depan dan mengembangkan strategi jangka panjang untuk memenuhi kondisi yang sedang berubah dalam industri mereka dan memastikan kelangsungan perusahaan pada jangka panjang.