2. Alamat:SekretariatIkatanMahasiswaSastraIndonesia
Gedung FIS V Fakultas Sastra Tamalanrea Unhas
Edisi 52 Tahun V 2014
1
SIP. No. 712/J04.11.1.3/UM/13/200
Diterbitkan oleh
Mahasiswa Sastra Indonesia FS-UH
Penanggung Jawab:
Ketua IMSI KMFS-UH
Pembina:
Dra. St. Nursa’adah, M.Hum.
Drs. Abd. Azis KS
Drs. H. M. Dahlan Abubakar,
M.Hum
Drs. H. Hasan Ali M.Hum
Faika Burhan S. S. M. Hum.
Dewan Redaksi:
Resnita Dewi S.S. M. A.
Sylvia Rizky, S. S.
Ilham, S. S.
Muhclis Abduh
Pemimpin Redaksi:
Sri Verlin
Koordinator Liputan:
A. Utari Artika Sari
Bendahara:
Nurjannah. M
Editor:
Hikmawati
Fitria
Raviqa
Reporter:
Mutahharah Nemin Kaharuddin,
Faisal Oddang, Amul Hikmah,
Helmiyaningsi H, Satriani, Winda
Saputri, Imran Jafar, Nurhidayanti,
Irmawati, Arlan Sahid, Ikadarsi
Yuliandari, Sitti Rahma, Nikarlina,
Agus Sardiansah
Layouter:
Rinal Wad’alna
Fotografer:
Radiah Puspita Utoyo
M.. Muhaimin
Magang:
Mg Az, Mg R, Mg Ra, Mg Dm, Mg
Da, Mg Nj, Mg Ip, Mg Hl, Mg Ah,
Mg Da.
Redaksi
Suatu kesyukuran redaksi Lentera Kita dapat menghadir-
kan edisi 52 di tengah-tengah kesibukan teman-teman. Setelah
sekian lama tidak hadir, kami dari redaksi Lentera Kita menyam-
paikan permohonan maaf kepada seluruh pembaca.Adapun tema
laporan utama kali ini, yaitu mengenai LK II BEM KMFS- UH dan
laporan khusus dengan tema persiapan FSI.
Selain tema di atas edisi 52 kali ini, menyuguhkan berb-
agai berita seperti orasi, resensi, mozaik tentang suka duka ma-
hasiswa baru dalam mengikuti OP3MS, dan masih banyak berita
yang lain. Kami berharap edisi 52 ini dapat memberikan wawasan
dan dapat menambah pengalaman baru untuk pembaca.
Salam Lentera !
Selamat Membaca
Simbol jurnalistik yang diangkat LENTERA dalam kegiatan “Diklat Jurnalistik” tgl 29 Januari- 02 Februari
Redaksi menerima tulisan berupa opini, budaya, sosial, karya
sastra (puisi, cerpen, dan naskah drama), seni, serta foto dan karika-
tur sepanjang tidak lepas dari idealisme mahasiswa. Redaksi berhak
mengedit tulisan yang masuk tanpa mengurangi maksud dan tujuan.
Kirim ke :
REDAKSI LENTERA KITA
3. Alamat:SekretariatIkatanMahasiswaSastraIndonesia
Gedung FIS V Fakultas Sastra Tamalanrea Unhas
Edisi 52 Tahun V 2014
2
SIAP MEMIMPIN ATAU DIPIMPIN?
LK II BEM KMFS-UH
usai sudah. Materi pun telah
terserap. Namun, apakah
peran mahasiswa sampai di
sini saja?
Pada bulan April ini,
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Mahasiswa
Fakultas Sastra Universitas
Hasanuddin (BEM KMFS-
UH) mengadakan kegiatan
yang menjurus ke pendidikan.
Kegiatan ini merupakan
kegiatan pengaderan tingkat
dua,yang diberinamaLatihan
Kepemimpinan Tingkat
Menengah atau sering kita
sebut dengan LK II.
Arifuddin selaku
ketua BEM KMFS-UH
mengangkat kawan-kawan
dari angkatan 2013 menjadi
panitia pelaksana LK II.
Menurutnya, ini bisa menjadi
pembelajaran bagi mereka
dalam berkegiatan baik itu di
himpunan, BEM ataupun di
lembaga luar lainnya.
Kegiatan ini terdiri atas
dua tahapan, yaitu screening
dan karantina. Pada tahapan
screening, yang dimulai pada
tanggal 18 April lalu semua
peserta yang terdiri dari
19 orang diajak ke tempat
penggusuran di daerah
Losari. Mereka diberi tugas
untuk membantu korban
untuk membersihkan sisa-
sisa penggusuran. Setelah
itu, semua peserta dihimbau
untuk membuat paper tentang
pengamatan yang dilakukan
selama di sana.
Pada tanggal 19 April,
pukul 14.00 WITA bertempat
di Sekretariat BEM KMFS-
UH berlangsung screening
tahap dua. Pada tahap ini,
peserta ditanyai mengenai
pemahamannya akan KMFS
danmerekajugadisuruhuntuk
berorasi di depan screener.
Adapun yang menjadi
screener pada kategori ini
yaitu Kanda Angra, Kanda
Ilham, dan Kanda Andi.
Setelah itu, lanjut kekategori
keilmuan, yang diambil
alih oleh Khairul Ikhsan,
Muh. Arsyad Irawan, dan
Ahmad Reza , S.S. sebagai
sreenernya. Pada kategori
ini, yang menjadi titik fokus
penilaian adalah pemahaman
akan sastra, bidang ilmu
yang digeluti, serta masalah-
masalah sosial terkini. Pada
hari terakhir tepatnya 20
April, pemahaman akan paper
yang dibuat sebelumnya
dipertanggungjawabkan di
depan tim screener.
Muh.Arsyad Irawan selaku
mantan ketua MAPERWA
periode 2012-2013 sekaligus
panitia pengarah LK II ini
mengatakan ada beberapa
faktor yang menyebabkan
mahasiswa baru tidak
dapat mengikuti Latihan
Kepemimpinan II ini.
“Sebenarnya LK II ini kita
mencaricikalbakalcalonketua
BEM. Sedangkan mahasiswa
baru masih belum memahami
permasalahan yang ada di
dalam kelembagaan. Jadi,
sebaiknya mereka haruslah
melalui beberapa tahapan
terlebih dahulu sebelum
melangkah ke tahap ini.”
Ungkap laki-laki yang sering
disapa Aca ini.
Pada kenyataannya
antusias mahasiswa yang
menjadi target untuk kegiatan
ini masih kurang sadar
dengan tanggungjawab yang
akan diemban pada periode
selanjutnya. Selain itu,
program kerja yang ada di
himpunan masing-masing
juga masih sangat menyita
waktu mahasiswa yang
membuatnya terkungkung di
situ-situ saja.
Sadar akan kurangnya
peminat dan peserta, panitia
pengarah dan panitia
pelaksana LK II menawarkan
konsep yang berbeda dengan
pemahaman-pemahaman
yangnantinyaakanmengubah
paradigma mahasiswa lama.
Mahasiswa selalu berpikir
kritis. Namun, tidak semua
kekritisan pola berpikir
digunakan dengan sempurna.
Terlalu banyak mahasiswa
lama yang berujar mengenai
Laporan Utama
4. Alamat:SekretariatIkatanMahasiswaSastraIndonesia
Gedung FIS V Fakultas Sastra Tamalanrea Unhas
Edisi 52 Tahun V 2014
3
pola berpikir kritis, akan
tetapi pada kenyataannya
berbanding terbalik dengan
lakuannya. Bila ini terus
berlangsung, maka lembaga
akan mengalami kemunduran,
baik itu ditingkat himpunan
maupun fakultas.
Peserta perwakilan
Ikatan Mahasiswa Sastra
Indonesia (Ayu) ini sedikit
menyayangkan kurang
lengkapnya informasi
persyaratan yang dilampirkan
bersama dengan undangan
yang dibagikan oleh panitia.
Menurutnya poin-poin
yang disampaikan kurang
jelas, misalnya pada poin
pembuatan paper, panitia
tidak menjelaskan keterkaitan
akan tema umum kegiatan
dengan tema paper yang
akan dibuat. Pada poin yang
sama juga tidak disebutkan
jenis huruf serta ukurannya.
Selain itu, ada juga pada
poin terakhir tentang Kartu
Kontrol Screening. Panitia
tidak melampirkan apa-
apa saja item screeningnya
supaya peserta biasa belajar
terlebih dahulu. Terakhir,
panitia tidak menyebutkan
batas akhir pendaftaran,
biaya pendaftaran, serta
waktu pelaksanaan screening,
sehingga panitia harus bekerja
lebih untuk menyampaikan
ulang biaya dan batas akhir
pendaftaran ke HMJ se-
Sastra.
Dari 19 peserta LK
II, Indra perwakilan dari
Himpunan Mahasiswa Jepang
mengatakan bahwa dia
mengikuti kegiatan ini karena
ingin menyempurnakan
pengetahuan yang ia dapatkan
di LK II. “Namun, yang
membuat saya sedikit kalang
kabut adalah pembuatan
paper. Sebab, penyampaian
panitia akan kejelasan paper
tersebut diadakan sehari
sebelum pengumpulan”,
tuturnya saat ditanya
mengenai penginformasian
kegiatan.
“Saya tidak menyangka
bahwa saya akan lulus LK
II ini, sebab saya tidak
mengumpulkan paper yang
diajukan sebagai persyaratan
diawal pendaftaran. Namun,
dihari pengumuman saya
mendapatkan sms dari
panitia bahwa saya lulus”.
Katanya sambil tertawa saat
diwawancarai.
“Hal tersebut dapat terjadi
karena standar kelulusan
yang ditentukan adalah jika
nilai yang didapatkan saat
screening lebih dari 50”. Kata
Indraketikaditanyaimengenai
penyebab kelulusannya.
Berbeda pula yang
dirasakan oleh Latifa selaku
ketua himpunan Sastra Arab,
setelah mengikuti kegiatan
LK II ini ia mendapat
manfaat yang sangat luar
biasa bagusnya, sebagian
besar baru diperoleh di LK II
seperti teknik menyusun isu,
dan masih banyak hal yang
baru yang bisa ia bagikan”.
“Panitia sudah berusaha
dengan baik tapi hanya
sebagian saja yang aktif,
jadi agak kewalahan, kurang
disiplin waktu contoh sarapan
yang kurang termenej, tempat
kurang kondusif, dan suasana
yang panas. Harapan saya,
semoga tempatnya lebih
kondusif lagi untuk kita yang
mengikuti LK II”, tuturnya
saat menghadiri bazar FSI 4
di Cafe Aldina.
Setelah melalui tahapan
screening, peserta yang
dinyatakan lulus hanyalah
10 orang saja. Selanjutnya,
mereka akan mengikuti
karantina selama hari mulai
dari hari Jumat-Minggu
(25-27 April 2014) yang
bertempat di Gedung Panrita.
Pada tahapan ini, mereka
akan diberikan materi yang
telah disusun oleh panitia dan
panitia pengarah LK II. (Tim
Laput)
5. Alamat:SekretariatIkatanMahasiswaSastraIndonesia
Gedung FIS V Fakultas Sastra Tamalanrea Unhas
Edisi 52 Tahun V 2014
4
Profil
L
ahir di Pare-Pare, empat
hari sebelum perayaan hari
kemerdekaan Indoneisa te-
patnya tanggal 13 Agustus 1961.
Lelaki yang besar di Pare-Pare
ini, pertama kali mengenyam pen-
didikan di Sekolah Dasar (SD)
Pare-Pare No.39 tepat pada tahun
1967. Tamat dari Sekolah Dasar
tersebut, ia pun melanjutkan pen-
didikan ke Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Negeri 2 Pare-
Pare hingga akhirnya menamatkan
Sekolah Menengah Atas (SMA)
di SMA Negeri 1 Pare-Pare. Ti-
dak berhenti sampai di situ, be-
liau selanjutnya masuk ke salah
satu perguruan tinggi negeri yang
tersohor di Makassar. Meskipun
pada awalnya, besar keinginan-
nya untuk melanjutkan pendidi-
kan di Universitas Gajah Mada.
Lewat jalur undangan, lelaki
yang diharapkan oleh kedua orang
tuanya untuk memilih jurusan ke-
dokteran atau ekonomi ini pun lo-
los masuk Universitas Hasanuddin
dengan pilihan jurusan sastra In-
donesia. Meski demikian, ini tidak
membuatnya berkecil hati. Lulus
menjadi mahasiswa di universi-
tas ternama se kawasan Indonesia
Timur telah menjadi cita-citanya
sedari dulu. Tercatat sebagai salah
satu mahasiswa jurusan sastra In-
donesia Universitas Hasanuddin,
ia juga berkecimpung dalam or-
ganisasi kemahasisiwaan. Segala
pengetahuan yang diperolehnya
pun dikembangkan dengan sebuah
modal utama yaitu berpikir kritis.
Lelaki yang bermukim di BTP
blok E NO.28 ini merupakan pelo-
por Ikatan Mahasiswa Sastra In-
donesia (IMSI) pada tahun 1983
dan menjabat sebagai ketua him-
punan pertama pada saat itu. Atas
segala upaya yang telah dilakukan
beliau, IMSI yang kini menjadi
sebuah lembaga keorganisasian
mahasiswa dapat dijadikan seb-
agai wadah pengembangan bagi
mahasiswa khususnya jurusan
sastra Indonesia. Melihat perkem-
bangan organisasi pada era saat
ini, beliau memandangnya sebagai
sebuah hal yang baik karena lebih
berkembang dan semarak. Han-
ya saja kinerja dari orang-orang
yang berkecimpung di dalamnya
harus lebih ditingkatkan teru-
tama dalam kegiatan akademik.
Saat ditanya perihal alasan
mendirikan IMSI sendiri beliau
bertutur “Kebutuhan untuk saling
berbagi informasi akademik dan
wadah pembelajaran bagi maha-
siswa sebagi tempat berproses se-
cara sosial. Baginya IMSI adalah
kegiatanpembelajaran,wadahyang
menampung forum-forum diskusi,
dan wadah untuk kemahasiswaan
saja. Untuk IMSI yang lebih baik
lagi, besar harapan beliau agar ket-
ua lembaga lebih kooperatif dalam
berbagai aspek seperti (bidang
keilmuan, organisasi, dan seni).
Ada hal yang dipandang oleh
beliau sebagai sebuah kemajuan
BERPIKIR KRITIS MENJADI MODAL
UTAMA
bagi lembaga IMSI saat ini. Ad-
anya kedinamisan dalam lembaga
IMSI tersebut, menjadikannya ber-
beda dari kepengurusan IMSI be-
berapa puluh tahun yang lalu. Saat
ini, IMSI tidak hanya memokuskan
diri pada pengembangan dibidang
akademik melainkan hal-hal lain
di luar dari itu yang tebih bersifat
inovatif. Kerap kali dosen berumur
47 tahun ini, mengikuti ajang lom-
ba-lomba baik di tingkat jurusan,
fakultas, maupun universitas men-
jadi sebuah penanda bahwa IMSI
telah mampu menjadi lembaga ke-
mahasiswaanyangdiperhitungkan.
Mantan aktivis kampus terse-
but, kini menjadi salah satu dosen
di Fakultas Sastra. Dasar-Dasar
Filsafat merupakan salah satu mata
kuliah yang diajarkan oleh beliau.
Saat disinggung perihal jiwa ke-
aktivisannya, beliau menganggap
bahwa jiwa itu masih ada dan di-
realisasikan melalui musyawarah
dan diskusi. Menurut hemat be-
liau, aksi bukanlah hal negatif
selama tidak melenceng dari ni-
lai-nilai luhur pendidikan yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa
serta menanamkan karakter positif.
Beliau tidak memungkiri bah-
wa mahasiswa saat ini lebih kritis.
Namun, kritis menurutnya adalah
menunjukkan jalan keluar yang
baik dari jalan keluar yang sebel-
umnya. “IMSI sekarang berkem-
bang, apalagi ada kegiatan FSI 4
yang membuktikan bahwa IMSI
mempunyai bobot kegiatan yang
bagus.” Tuturnya mengakhiri
wawancara saat ditanya tangga-
pannya mengenai IMSI saat ini.
Oleh: Dian Maudyan Arham
* Mahasiswa Sastra Indonesia
Angkatan 2013
6. Alamat:SekretariatIkatanMahasiswaSastraIndonesia
Gedung FIS V Fakultas Sastra Tamalanrea Unhas
Edisi 52 Tahun V 2014
5
Mozaik
C
uaca pagi itu begitu
mendung, langit di-
dominasi oleh kum-
pulan awan gelap. Waktu
menunjukkan pukul 05:00
WITA, saya bergegas untuk
melaksanakan shalat sub-
uh dan bersiap-siap untuk
mempersiapkan diri mengi-
kuti kegiatan OP3MS. Saya
menyempatkan diri untuk
membersihkan kamar dan
menyiapkan sarapan pagi.
Sabtu, 15 Februari 2014,
pukul 07:30 saya berangkat
ke lokasi kegiatan berlang-
sung, mengenakan pakaian
berwarna putih dan rok hi-
tam, dilengkapi dengan jilbab
hitam dan sepatu hitam. Saya
tiba di depan Aula Ramsis
Putra, duduk di sebuah dere-
tan anak tangga. Jam menun-
jukkan pukul 08:00 WITA,
tak ada satu pun peserta dan
panitia yang terlihat. Saya
terus menungggu hingga
tiga puluh menit berlalu, na-
mun tak ada hasil, tiba-tiba
seorang ibu berpakaian or-
ange memanggil saya sambil
memegang sapu. Ia menan-
yakan untuk apa saya berdiri
di depan Aula tersebut. Saya
menjawab bahwa saya se-
dang menunggu kegiatan
Ketegangan OP3MS
Tersesat bagi saya adalah hal yang paling me-
malukan dan menjengkelkan, walau bagi se-
bagian orang tersesat adalah hal yang mena-
kutkan. Sebelumnya, saya telah mendapat
gelar sebagai maba tersesat dari senior IMSI
KMFS-UH. Saya sendiri tidak mengerti alasan
apa yang membuat saya masuk dalam kate-
gori tersebut.
OP3MS dimulai. Namun,
Ibu itu berkata bahwa di tem-
pat tersebut tak ada kegiatan.
Ia menyarankan saya untuk
pergi ke Aula ramsis putri.
Saya tiba di Aula Ramsis
Putri. Tidak ada tanda-tanda
apa pun di tempat tersebut.
Tempat itu sama sekali tidak
terurus. Dindingnya dipenuhi
tumbuhan liar. Saya baru in-
gat, beberapa minggu yang
lalu, saya kehilangan hand-
phone, jelas tidak mungkin
saya dapat menerima infor-
masi dari teman-teman. Saya
memutuskan untuk pergi ke
himpunan menemui panitia
pelaksana kegiatan. Saya ber-
jalan melewati Fakultas Hu-
kum, Kantin Sastra dan tiba
di sekitar MKU. Saya men-
dengar suara Micro Phone
dari ruang MKU 215/216.
Saya mencoba mencari tahu,
ternyata suara tersebut beras-
al dari kegiatan OP3MS. Saya
memasuki ruangan tersebut
dengan wajah memerah, syu-
kurlah materi belum dimulai.
Sebagai mahasiswa baru
Jurusan Sastra Indonesia, be-
berapa tahap harus saya lalui
untuk menjadi bagian dari
Ikatan Mahasiswa Sastra In-
donesia (IMSI). Tahap per-
tama, saya mengikuti Pros-
es Penerimaan Mahasiswa
Baru (PPMB). Tahap kedua,
mengikuti bakti sosial dan
penelitian yang setiap tahun-
nya dilaksanakan di tempat-
tempat yang berbeda. Tahap
terakhir yaitu mengikuti ke-
giatan Orientasi Pengemban-
gan Pola Pikir Mahasiswa
Sastra (OP3MS). Kegiatan
OP3MS diadakan selama
dua hari berturut-turut, pada
tangal 15-16 Februari 2014.
Pada hari pertama, kami
disuguhkan berbagai materi
mengenai keorganisasian.
Materi yang kami peroleh
yaitu tentang kerangka ber-
pikir kritis, manajemen kepe-
mimpinan dalam berlembaga,
konflik dan advokasi, kelem-
bagaan KMFS, dan sejarah
pergerakan mahasiswa. Ke-
giatan tersebut selesai pada
pukul 11:00 WITA. Kegiatan
akan berlanjut esok hari.
Hari tersebut merupakan hari
yang kami tunggu-tunggu.
Keesokan harinya, Min-
ggu, 16 Februari 2014, hari
kedua pelaksanaan 0P3MS.
Kami mengenakan pakaian
yang didominasi oleh warna
hitam dan putih, seperti hari
kemarin. saya menuju ke
ruang MKU 215/216. Sep-
erti biasa, kami disuguhkan
materi-materi, tetapi pada
detik-detik terakhir sebelum
pengukuhan dimulai, muncul
ketegangandirautwajahkami.
Pukul 23:00, menjelang
pengukuhan. Kebahagian
terpancar dari wajah setiap
7. Alamat:SekretariatIkatanMahasiswaSastraIndonesia
Gedung FIS V Fakultas Sastra Tamalanrea Unhas
Edisi 52 Tahun V 2014
6
peserta. Acara pengukuhan
menjadi anggota IMSI. Kami
diminta untuk berdiri. Se-
nior IMSI, Kanda Ibnu Sina
Pallogai duduk di kursi pe-
materi. Ia menyampaikan
bahwa ada dua orang di an-
tara kami yang dinyatakan ti-
dak lulus. Kabar itu sungguh
membuat kami merasa sedih.
“Siapa di antarakalianyang
merasa membuat kesalahan
selama OP3MS? Siapa pun
yang merasa langkahkan kaki
ke depan”. kata Kak Ibnu.
Saya memberanikan diri
melangkah. Saya merasa
bersalah, terlambat mengi-
kuti OP3MS, dengan ala-
san tersesat. Saya menengok
ke sekitar, ternyata, bukan
hanya saya saja yang merasa
bersalah, teman-teman yang
lain pun demikian. Kak Ibnu
marah, hingga menyuruh
kami meninggalkan ruangan.
Tidak ada satu pun di antara
kami yang meninggalkan
tempat. Kak Ibnu membolak-
balik formulir yang telah kami
isi dan melemparkannya ke
lantai. Ketegangan berlang-
sung lama, hingga salah satu
senior memerintahkan kami
untuk melakukan push up.
Rey, salah satu peserta
OP3MS menolak perintah
senior. Ia tetap dalam po-
sisi berdiri tegak. Kak Rinal,
marah melihat sikap Rey. Ia
meminta Rey segera mening-
galkan tempat. Beberapa se-
nior mencoba menenangkan
Kak Rinal. Keadaan semakin
memanas. Kak Ibnu men-
gusap dahi dan megatakan
bahwa ada dua peserta yang
dinyatakan lulus bersyarat,
Hamni dan Rey. Hamni dan
Rey melangkah maju dan
mengambil posisi di tengah-
tengah peserta. Kak Winda
mengambil tas milik Hamni
dan mennyerahkannya ke-
pada Hamni, tetapi dari tem-
pat tersebut terdengar suara
hentakan kursi. Saya menen-
gok ke samping. Sebuah
kursi terjatuh. Kami meli-
hat Hamni berada di samp-
ing kursi tersebut. Ia beru-
saha untuk meninggalkan
ruangan. Kami merangkul
dan menahannya. Usaha kami
berhasil, Hamni kembali ke
tengah-tengah peserta. Kak
Ibnu melontarkan pertanyaan.
“Siapkah kalian un-
tuk dikukuhkan menjadi
anggota penuh IMSI?”.
“Tidak”. Jawab Hamni.
Kami merasa kecewa.
Kami berharap, kami akan
mengikuti proses bersama-
sama. Kami telah melewati
proses yang cukup panjang.
Mengorbankan seluruh waktu
kami, bahkan kami rela tidak
bersama orang-orang yang
kami sayangi, orang tua, dan
sahabat-sahabat kami di luar
sana. Jika, ditanya menyesal?
Tentu, kami akan menjawab,
kami tidak menyesal. Inilah
kehidupan, kadang kita harus
memutuskan sesuatu, meski
itu sulit, tapi itulah resiko
yang harus kita hadapi. Ibarat
airlaut. Mengapaairlaut asin?
Karena ia telah mengarungi
perjalanan yang cukup pan-
jang, dari atas bukit, menuru-
ni lembah, tiba di dataran ren-
dah, hingga akhirnya sampai
ke laut. Itulah hidup, proses
panjang harus kita lalui, agar
kita menjadi manusia yang
berguna. Lautan, menjadi
Dewi Agustin
kehidupan bagi hewan dan
tumbuhan laut. Mengantar-
kan perahu, tiba ke daratan.
Pukul 23:30 Kak Ibnu
kembali bertanya: “Siapkah
kalian untuk dikukuhkan”.
Sekali lagi Ham-
ni berkata, “Tidak”.
Salah satu senior IMSI,
meminta Hamni untuk men-
gatakan kata tidak di ha-
dapan kami semua. Kami
sangat berharap Ham-
ni akan berkata “Iya”.
Ketiga kalinya Kak
Ibnu bertanya: “Siapkah
Kau untuk dikukuhkan
menjadi anggota IMSI?”.
Kami menung-
gu jawabannya. Akh-
irnya, kata-kata yang kami
harapkan keluar juga.
“Iya”. Ujar Hamni, den-
gan mata yang bening.
Pukul 12:00, acara pengu-
kuhan menjadi anggota IMSI.
Kami memakai jas Almama-
ter merah. Akbar, memegang
bendera kebesaran IMSI.
Ketua Himpunan, Kanda Ka-
msah, meneriakkan sumpah
mahasiswa sebagai tanda
kami telah menjadi bagian
dari IMSI. Acara pengukuhan
telah selesai, peserta berbaris
dan menyampaikan salam
persatuankepadaseniorIMSI.
8. Alamat:SekretariatIkatanMahasiswaSastraIndonesia
Gedung FIS V Fakultas Sastra Tamalanrea Unhas
Edisi 52 Tahun V 2014
7
Laporan Khusus
Ikatan Mahasiswa Sastra In-
donesia Keluarga Mahasiswa
Fakultas Sastra Universitas
Hasanuddin (IMSI KMFS-UH)
kembali akan mengadakan Fes-
tival Sastra Indonesia untuk kali
ke-4 nya setelah sebelumnya keg-
iatan ini dinamakan Lomba Cipta
dan Baca Puisi (LCBP) kemudian
berganti menjadi Hari Sastra Nasi-
onal (HSN) dan berganti lagi men-
jadi Festival Sastra Indonesia seki-
tar empat tahun yang lalu. Kali ini
Festival yang direncanakan akan
berlansung selama 4 hari yakni
8-11 Mei 2014 ini mengangkat
tema “Gerakan Sastra Progresif”.
Arlan sahid selaku ketua panitia
Festival Sastra Indonesia IV (FSI
IV) mengemukakan bahwa selain
merupakan program kerja tahu-
nan pengurus IMSI KMFS-UH,
kegiatan ini juga bertujuan untuk
menjalin silahturahmi antar pe-
cinta sastra baik di kalangan pela-
jar, mahasiswa maupun umum dan
memperkenalkan sastra kepada
mereka serta mengasah keterampi-
lan di bidang sastra. Sejalan den-
gan itu, menurut Dr. AB. Takko
Bandung, M. Hum selaku ketua ju-
rusan sastra Indonesia mengatakan
bahwa kegiatan Festival sastra in-
donesia adalah suatu wadah untuk
memperkenalkan sastra ke seluruh
masyarakat mengenai sastra secara
menyeluruh sehingga orang-orang
paham melalui media. Sementara
itu, wakil ketua himpunan IMSI
KMFS-UH Agung Gumilang juga
mengatakan bahwa kegiatan ini
bertujuan untuk memperkenalkan
sastra kepada generasi muda seb-
agai bahan propaganda. “Yang du-
lunya sastra hanya dikenal dalam
bentuk karya yang berbicara ten-
tang perlawanan namun dalam
kegiatan ini kami berusaha men-
ciptakan sekaligus memperkenal-
kan kepada masyarakat yang lebih
mengarah pada karya sastra yang
bercerita tentang perasaan seperti
cinta dan kehidupan”, jelasnya.
Dalam kegiatan ini, sasaran
peserta ditujukan pada para pela-
jar SMP/Sederajat, SMA/Sedera-
jat dan Umum se-Sul-Sel-Ba-Tra.
Yang mana pelajar merupakan
perwakilan dari sekolah (SMP/
Sederajat dan SMA/Sederajat)
yang masih aktif. Sedangkan Ma-
hasiswa atau Umum merupakan
peserta yang berasal dari kelom-
pok sanggar seni atau yang men-
gatasnamakan pribadi, perwakilan
dari fakultas, universitas, maupun
lembaga yang merekomendasikan.
Adapun beberapa item yang diper-
lombakan antara lain lomba cipta
puisi, lomba baca puisi, lomba vi-
sualisasi puisi, lomba olimpiade
bahasa dan sastra, lomba penulisan
cerpen, dan lomba penulisan essay.
Selain itu, terdapat pula beberapa
item kegiatan tambahan, seperti
seminar sastra, pameran karya,
temu mahasiswa, malam ramah ta-
mah dan pentas karya.
Kegiatan yang akan berlang-
sung di sekitar Fakultas Sastra
Universitas Hasanuddin ini akan
melibatkan beberapa dosen Sas-
tra Indonesia, alumni Sastra In-
donesia maupun Mahasiswa Sas-
tra Indonesia sebagai juri dalam
lomba dan akan menghadirkan
sastrawan sebagai pemateri semi-
nar. Saat ditemui disela-sela kesi-
bukannya dalam persiapan FSI
IV Arlan Sahid selaku ketua pani-
tia mengatakan bahwa persiapan
yang dilakukan menuju hari H di
antaranya panitia telah menyebar
beberapa undangan pada peserta,
juri, dan pemateri. “Pada saat ini
panitia lebih fokus ke persiapan
teknis”, lanjutnya. Selanjutnya,
persiapan menuju FSI IV menurut
Faisal selaku koordinator acara,
sudah berjalan 70 % dan publikasi
sudah tersebar melalui undangan
dan sosial media. Ia juga menjelas-
kan bahwa tempat utama kegiatan
ini berada di Fakultas Sastra dan
akan diadakan pada 8 – 11 Mei
2014.
Namun, dibalik persiapan pani-
tia menuju Festival Sastra Indone-
sia IV menurut panitia ada beber-
apa kendala menghambat jalannya
kerja-kerja kepanitiaan seperti
kurangnya kuantitas dari panitia
untuk bekerja dikepanitiaan, pani-
tia yang bekerja memakan waktu
yang lama dan tidak sesuai den-
gan target, kurangnya komunikasi
antara anggota dan koordinator,
kurangnya koordinasi antar koor-
dinator, dan dana yang belum me-
madai serta peserta sampai saat ini
jumlah peserta yang akan mengi-
kuti item kegiatan belum pasti
meskipun telah ada beberapa yang
telah mengkonfirmasi untuk ikut
serta dalam kegiatan FSI 4. Na-
mun, untuk mengatasi hal tersebut,
perlu adanya kerja ekstra panitia
dalam publikasi dan teknis keg-
iatan lainnya dan untuk masalah
dana diatasi dengan mengajukan
proposal ke beberapa instansi dan
melalui pencarian dana kreatif
serta membentuk tim khusus un-
tuk mencari dana walaupun telah
ada divisi pendanaan dan terakhir
mencari donator.
Ketua panitia berharap agar
kegiatan Festival Sastra Indone-
sia IV ini berjalan dengan lancar.
“Semoga kegiatan ini berjalan
dengan lancar, panitia dan peserta
bisa saling bekerjasama, dan men-
jadi langkah awal untuk mengenal
sastra lebih dalam serta kedepan-
nya ketika akan diadakan FSI sa-
sarannya lebih besar lagi”, ujar
mahasiswa angkatan 2011 ini.
Wakil ketua IMSI KMFS-UH,
Agung juga melontarkan harapan-
nya mengenai kegiatan ini, agar
kiranya kegiatan ini dapat menum-
buhkembangkan rasa kecintaan
peserta terhadap sastra, serta lebih
mengetahui perkembangan sastra
dan semoga Festival Sastra Indo-
nesia IV kali ini, lebih baik dari
sebelumnya. Selanjutnya Faisal
selaku koordinator acara juga ber-
harap, FSI bukan hanya sekedar
Festival biasa, namun dapat men-
jadi Festival yang diperhitungkan
di antara penggiat seni. Terakhir,
ketua jurusan sastra Indonesia,
Dr. AB. Takko Bandung berharap
“Kegiatan FSI berjalan dengan
baik dan menghasilkan ilmu yang
bermanfaat pada peserta serta dia-
dakan pemahaman holistik tentang
sastra, diadakannya karya ilmiah,
sehingga dijadikan referensi untuk
pembentukan bangsa.”, katanya
menutupi pembicaraan. (Tim Lap-
sus)
Menuju Festival Sastra Indonesia IV
*Irmawati dan Nikarlina
Festival Sastra Indonesia merupakan salah satu upaya untuk men-
genalkan sastra kepada masyarakat, mengingatkan bahwa Indo-
nesia memiliki kekayaan sastra serta bahasa yang patut dibangga-
kan,jugamengingatkanpadakitasebagaimahasiswasastrauntuk
terus mengabarkan sastra kepada mereka yang tak jelas berkata.
9. Alamat:SekretariatIkatanMahasiswaSastraIndonesia
Gedung FIS V Fakultas Sastra Tamalanrea Unhas
Edisi 52 Tahun V 2014
8
D
i seberang pantai yang in-
dah, ternyata masih meny-
impan pesona keindahan
lain yang terbentang di depannya.
Itulah pantai Tanjung Bira. Siapa
yang tak kenal dengan pantai ini?
Rasa penasaranlah yang menye-
babkan saya dan rekan-rekan untuk
mengunjungi pantai ini. Tanjung
Bira merupakan salah satu pantai
di Sulawesi Selatan, di dekatnya
terdapat gugusan pulau-pulau ke-
cil dengan kekayaan alam di atas
dan bawah laut nan indah. Tanjung
Bira menjadi salah satu destinasi
wisata favorit di Sulsel, itulah se-
babnya pantai ini tak pernah sepi
pengunjung. Pantai ini terletak di
ujung selatan Pulau Sulsel, tepat-
nya di Kecamatan Bonto Bahari,
Kabupaten Bulukumba, sekaligus
menjadi benteng utama Sulawesi
Selatan dari lautan lepas. Untuk
sampai di tempat ini, diperlukan
waktu sekitar satu jam dari pusat
kota Bulukumba dan empat jam
dari Makassar dengan menggu-
nakan kendaraan pribadi berjarak
kurang lebih 170km. Hamparan
PESONAALAM PANTAI BIRA
pasir putih dan sejumlah fasilitas
wisata akan memanjakan pengun-
jung baik wisatawan domestik
maupun mancanegara.
Saat berkunjung di tempat
ini, saya merasakan sesuatu yang
berbeda. Di pantai ini kita bisa
mendapatkan ketenangan terutama
ketika malam dan pagi hari. San-
gat cocok untuk orang yang in-
gin melepaskan penatnya. Pantai
ini sangat bersih, tertata rapi, dan
memiliki air laut yang jernih. Di
samping itu, deretan batu karang
yang rapi menambah nilai eksotis
wisata pantai Tanjung Bira. Kein-
dahan dan keasrian pantai ini,
menjadikannya terkenal hingga ke
mancanegara. Dengan membayar
Rp5.000,00 di pantai ini kita dapat
naik perahu mengelilingi pantai
ini. Ketika naik perahu bersama
rekan-rekan keindahan pantai ini
semakin terlihat, indahnya eko-
sistem bawah laut pantai ini, men-
jadikan kami semakin penasaran
untuk lebih banyak tahu dan men-
cari keindahan lain yang masih
tersembunyi dari pantai ini.
Di tempat ini kami juga dapat
berjumpa dengan wisatawan yang
juga berkunjung di pantai ini.
Mereka menghabiskan waktunya
untuk berenang, berjemur, snor-
kling, diving, dan menikmati in-
dahnya matahari terbenam saat
senja. Wisata pantai ini juga me-
nyediakan fasilitas speedboat jika
wisatawan ingin berkeliling pan-
tai atau berkunjung ke beberapa
pulau yang ada di sekitar pantai
Tanjung Bira. Selama berada di
pantai, kami dapat menikmati pe-
mandangan yang disuguhkan se-
cara cuma-cuma oleh alam. Warna
biru tua mewarnai langit dan suara
ombak seakan menjadi instrumen
dari visualisasi lautan lepas yang
membentang jauh sejauh mata me-
mandang.
Tersedianya sejumlah fasilitas
seperti warung makan dan toko
ole-ole menjadikan wisata laut satu
ini semakin tersohor, tentulah kami
tak menyia-nyiakan kesempatan
tersebut untuk mencicipi makan-
an yang dijual di tempat tersebut.
Tak lupa kami pun juga membe-
likan ole-ole untuk keluarga yang
di rumah. Selain itu, pengungjung
tidak perlu khawatir mencari pen-
ginapan jika berkunjung ke pantai
Tanjung Bira sebab di kawasan
pantai telah banyak disewakan
tempat penginapan. Usai perjalan-
an menelusuri pantai Tanjung Bira,
kami pun merekomendasikan pan-
tai ini sebagai tujuan wisata para
pembaca selanjutnya.
Melancong
Oleh: Dian Anggreani
10. Alamat:SekretariatIkatanMahasiswaSastraIndonesia
Gedung FIS V Fakultas Sastra Tamalanrea Unhas
Edisi 52 Tahun V 2014
9
Kabar Tetangga
T
ahun ini UKM Al-Adab mengadakan kegiatan yang bertemakan “Semarak Muslimah
Sosial”. Kegiatan yang dimulai pada 17 sampai 2 Maret 2014 ini rangkum dalam tiga
item inti, yaitu Muslimah Competition, The Queen of Muslimah, dan Dialog Muslimah.
Selain item inti, kegiatan ini akan dimeriahkan dengan pembuatan filem yang bernuansa islami
yang bahannya dibuat sendiri dan akan ditampilkan pada dialog muslimah. Haslinda selaku
panitia pelaksana berharap “kegiatan ini akan dapat mengajarkan bagaimana menjadi mus-
limah yang ideal. Muslimah yang kreatif dan sebagai pilar dalam peradaban, karena seorang
muslimah juga bisa. Bukan dimulai hanya berdiam diri menutup pada pergaulan” tuturnya.
Nesli yang merupakan pengurus Al-Adab ini menuturkan bahwa kegiatan ini akan berlang-
sung di tiga tempat yang berbeda, yakni di Fakultas H33, Ekonomi, dan Sospol serta kegiatan
ini terbuka untuk umum. Namun di khususkan untuk mahasiswa FIS. Pengurus yang menjabat
satu periode ini mengatakan bahwa “ karena fakultas kita mayoritas beragama islam, maka
ada baiknya kita melakukan kegiatan yang bertemakan islam agar lebih terjalin persaudaraan
ukhuwah yang kuat antar muslimah.
SEMARAK MUSLIMAH SOSIAL
U
nit Kegiatan Mahasiswa Menulis (UKMM),
tahun ini akan membuka kelas menulis
bagi mahasiswa peminat tulisan. Ibnu Sina
Palogai selaku ketua umum UKMM ini mengatakan
bahwa mahasiswa yang ingin mengikuti kegiatan ini
akan melalui dua kelas, yakni kelas wawancara dan
kelas menulis. Untuk kelas menulis ini akan dibuka
pada hari senin dan kamis setelah kuliah dan peserta
harus mendaftarkan diri di sekretariat UKMM yang
dibatasi sebanyak tiga puluh orang peserta. Ibe’
Minat menulis mahasiswa sastra sangat menye-
dihkan karena mereka sendiri berada di fakultas
yang sangat dekat dengan yang namamya “tulisan”
namun minat menulis mereka sangat kurang. Dan
kegiatan menulis masi berlangsung di sekret UKMM
itu sendiri. Begitu pandangan Ibnu Sina Palogai
selaku ketua ( Unit Kegiatan Mahasiswa Menulis)
UKMM. (Mg Rs)
PENERIMAAN
ANGGOTA BARU
UKMM
*Andi Utari
British Festival ala
PERISAI
P
erhimpunan Mahasiswa Sastra Inggris (PERI-
SAI) menggelar British Festival pada hari Min-
ggu 19 April 2014. Benteng Rotterdam meru-
pakan tempat yang dipilih panitia untuk pelaksanaan
kegiatan Festival. Tema yang diangkat dalam kegiatan
ini adalah “All Day Long in UK”. Jabbar, mahasiswa
angkatan 2011 yang menjabat sebagai panitia pen-
garah dalam kegiatan ini mengatakan bahwa kegia-
tan ini merupakan proses lanjutan dari pengaderan
mahasiswa angkatan 2013, jadi mahasiswa tersebut
diberikan wewenang untuk mengatur dan mengor-
ganisasi segala sesuatu dalam kegiatan ini. Item yang
ditampilkan ada Drama, Musikalisasi Puisi, Tar-
ian dan banyak lainnya.(Reporter: Winda Saputri).
11. Alamat:SekretariatIkatanMahasiswaSastraIndonesia
Gedung FIS V Fakultas Sastra Tamalanrea Unhas
Edisi 52 Tahun V 2014
10
L
andastular (Pengenalan Dasar Studi Lapangan) merupakan salah satu kegiatan yang diada-
kan oleh Keluarga Mahasiswa Arkeologi (KAISAR). Kegiatan ini telah diikuti oleh 23 angkatan.
Kali ini peserta yang mengikuti kegiatan tersebut terdiri dari mahasiswa angkatan 2013 dan
adapula mahasiswa angkatan 2012 yang belum mengikuti kegiatan ini sebelumnya. Kabupaten
Pangkep dan Maros adalah tempat berlangsungnya kegiatan ini, tepatnya di desa Belae kelurahan
Biraeng, Kecamatan Minasatene dan di Leang Leang Kecamatan Bantimurung. Pelaksanaan keg-
iatan ini berlangsung selama seminggu, dimulai tanggal 14-20 April 2014.
Zulkarnain Ismail yang merupakan salah satu peserta kegiatan ini merasa selama mengikuti keg-
iatan ini ada suka dan duka yang dirasakan seperti ada beberapa peserta yang jatuh sakit, sehingga
yang lain membantu mengangkat tas agar mereka tetap bisa melanjutkan kegiatan. Menjelajahi, ob-
servasi, dan mendeskripsi benda-benda prasejarah adalah inti dari Landastular. Alumni SMA Negeri
9 Makassar ini berharap ke depannya pembimbing lebih aktif karena beberapa junior (peserta) ada
yang belum mengerti tentang pelaksanaannya. (Reporter: Mg Az).
Penjelajah Sejarah (KAISAR)
(Mahasiswa sastra Indonesia 2011)
12. Alamat:SekretariatIkatanMahasiswaSastraIndonesia
Gedung FIS V Fakultas Sastra Tamalanrea Unhas
Edisi 52 Tahun V 2014
11
Rakyat menangis
Bahkan tercabik
Dengan hebatnya penguasanya hanya diam
Tak peduli rakyatnya mengemis
Kesejahteraan tinggallah angan kawan
Keadilan hanyalah mimpi
Kemerdekaan telah terjajah
Yang tersisa hanya kebodohan
Kawanku, kawan kalian
Jangan hanya tinggal diam kawan.
Mari bersatu ambil peranan
Sebagai pemuda untuk perubahan
Oleh: Marham
“ Rakyat Menangis”
Puisi
13. Alamat:SekretariatIkatanMahasiswaSastraIndonesia
Gedung FIS V Fakultas Sastra Tamalanrea Unhas
Edisi 52 Tahun V 2014
12
Tuhan dengarkanlah
Ini tentangnya
Dilema mengganggu imanku
Pandanganku beralih
Karenanya..
Tuhan..
Bolehkah aku memiliki cinta ini..?
Yang sebenarnya berasal darimu
Tuhan..
Jika dia bukan takdirku
Palingkan aku darinya
“ Tuhan, Dengarkan “
Oleh: Dewi Agustin
“ petani hujan”
Kering. Terik matahari mengucurkan
keringat di atas alis
Tangan kering kaki basah punggung
kurus bagai tertindih
Petani hujan di musim kemarau
Bunda dan putri tiada sejahtera
Menangis bukan karena sengsara
Namun, karena sang dewa tiada melirik
Sang dewa sedang asyik mandi di dunia
lain
Menikmati jeritan para petani hujan
Yang setia mengabdi dan memberikan
sebagian hidup untuk sejahtera
Begitu katanya ...
Namun, hidup para petani hujan
Masuk kantong sang dewa
Sang dewa yang penuh kuasa
Beranak cucu penuh kuasa pula
Petani hujan menjerit sakit
Ketika sang dewa di pulau seberang
Oleh: Risah
14. Alamat:SekretariatIkatanMahasiswaSastraIndonesia
Gedung FIS V Fakultas Sastra Tamalanrea Unhas
Edisi 52 Tahun V 2014
13
Bastra
Sastra adalah suatu kegiatan
kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga
cabang ilmu pengetahuan. Studi sas-
tra memiliki metode-metode yang
absah dan ilmiah, walau tidak selalu
sama dengan metode ilmu-ilmu alam.
Bedanya hanya saja ilmu-ilmu alam
berbeda dengan tujuan ilmu-ilmu
budaya. Ilmu-ilmu alam mempela-
jari fakta-fakta yang berulang, se-
dangkan sejarah mengkaji fakta-fakta
yang silih berganti. Karya sastra pada
dasarnya bersifat umum dan sekaligus
bersifat khusus, atau lebih tepat lagi:
individual dan umum sekaligus. Stu-
di sastra adalah sebuah cabang ilmu
pengetahuan yang berkembang terus-
menerus.
Istilah psikologi sastra memu-
nyai empat kemungkinan pengertian,
yaitu studi proses kreatif, psikologi
pengarang baik sebagai suatu tipe
maupun individual, studi tipe-tipe dan
hukum-hukum psikologi dalam karya
sastra, dan studi yang mempelajari
dampak karya sastra terhadap pem-
baca atau psikologi pembaca. Dalam
penelitian ini peneliti menggabung-
kan keempat kemungkinan pengertian
dalam melakukan penelitian terhadap
pembaca atau psikologi pembaca.
Psikologi sastra adalah anali-
sis teks dengan mempertimbangkan
relevansi dan peranan studi psikolo-
gis. Artinya, psikologi turut berperan
penting dalam penganalisisan sebuah
karya sastra dengan bekerja dari sudut
kejiwaan karya sastra tersebut baik
dari unsur pengarang, tokoh, maupun
pembacanya. Dengan dipusatkannya
perhatian pada tokoh-tokoh, maka
akan dapat dianalisis konflik batin
yang terkandung dalam karya sastra.
Jadi, secara umum dapat disimpulkan
bahwa hubungan antara sastra dan
psikologi sangat erat hingga melebur
dan melahirkan ilmu baru yang dise-
but dengan “Psikologi Sastra”.
Analisis teori psikologi sas-
tra yang dilanjutkan dengan teori
psikoanalisis dan diaplikasikan den-
gan meminjam teori kepribadian ahli
psikologi terkenal Sigmund Freud.
Dengan meletakkan teori Freud se-
bagai dasar penganalisisan, maka
pemecahan masalah akan gangguan
kejiwaan tokoh utama akan dapat di-
jembatani secara bertahap. Di dalam
makalah ini akan dikaji secara ter-
perinci tentang psikologi sastra dan
pengaplikasiannya.
Munculnya psikologi sas-
tra karena adanya pandangan bahwa
psikologi sebagai aktivitas kejiwaan.
Pengarang akan menangkap gejala
jiwa kemudian diolah ke dalam teks
dan dilengkapi dengan kejiwaannya.
Sebuah karya sastra meru-
pakan kisahan yang senantiasa ber-
gumul dengan para tokoh fiksional
yang diciptakan oleh si pengarang,
agar cerita lebih menarik. Si penga-
rang kerap kali menampilkan perilaku
tokoh dengan kepribadian yang tidak
lazim, aneh, atau abnormal sehingga
menimbulkan berbagai perasaan bagi
para pembaca.
Psikologi sastra memberi-
kan perhatian pada masalah yang
berkaitan dengan unsur-unsur keji-
waan tokoh-tokoh fiksional yang ter-
kandung dalam sastra. Aspek-aspek
kemanusiaan inilah yang merupakan
objek utama psikologi sastra sebab
semata-mata dalam diri manusia itu-
lah aspek kejiwaan dicangkokkan dan
diinvestasikan. Penelitian psikologi
sastra dilakukan melalui dua cara.
Pertama, melalui pemahaman teori-
teori psikologi kemudian diadakan
analisis terhadap suatu karya sastra.
Kedua, dengan terlebih dahulu me-
nentukan sebuah karya sastra sebagai
objek penelitian, kemudian ditentu-
kan teori-teori psikologi yang diang-
gap relefan untuk melakukan analisis
(Ratna, 2004: 344).
Dalam psikologi sastra, ada
beberapa tokoh psikologi terkemuka,
seperti Sigmund freud, Carl Gustav
Jung, dan Mortimer Adler yang telah
memberikan inspirasi tentang misteri
tingkah laku manusia melalui teori-
teori psikologi. Namun, Freud lah
yang paling banyak memberi sumban-
gan pemikiran dalam psikologi sastra,
dia secara langsung berbicara tentang
proses penciptaan seni sebagai aki-
bat tekanan dan timbunan masalah
di alam bawah sadar yang kemudian
dituangkan ke dalam bentuk pencip-
taan karya seni. Teori pendekatan
psikologi sastra yang dikembangkan
oleh Freud ini dikenal dengan nama
psikoanalisis.
Munculnya pendekatan
psikologi dalam sastra disebabkan
oleh meluasnya perkenalan sarjana-
sarjana sastra dengan ajaran-ajaran
Freud yang mulai diterbitkan dalam
bahasa Inggris yaitu Tafsiran Mimpi
(The Interpretation of Dreams) dan
Three Contributions to A Theory of
Sex atau Tiga Sumbangan Pikiran
ke Arah Teori Seks dalam dekade
menjelang perang dunia. Pembahasan
sastra dilakukan sebagai eksperimen
tekhnik simbolisme mimpi, pengung-
kapan aliran kesadaran jiwa, dan
pengertian libido ala Freud menjadi
semacam sumber dukungan terhadap
pemberontakan sosial melawan pu-
ritanisme (kerohanian ketat) dan tata
cara viktorianoisme (pergaulan kaku).
Dahulu kejeniusan sastrawan selalu
menjadi bahan pergunjingan. Sejak
zaman Yunani, kejeniusan dianggap
kegilaan (madness) dari tingkat neuro-
tik sampai psikosis. Penyair dianggap
orang yang kesurupan (possessed).
Ia berbeda dengan yang lainnya, dan
dunia bawah sadarnya yang disampai-
kan melalui karyanya dianggap bera-
da di bawah tingkat rasional. Namun,
pengarang tidak sekedar mencatat
gangguan emosinya ia juga mengolah
suatu pola arketipnya, seperti Dos-
toyevsky dalam karyanya The Brother
Kamarazov atau suatu pola kepriba-
dian neurotik yang sudah menyebar
pada zaman itu. Kemudian, ilmu ten-
tang emosi dan jiwa itu berkembang
dalam penilaian karya sastra. Dalam
sastra Indonesia pendekatan psikologi
berkembang sejak tahun enam pulu-
han, antara lain oleh Hutagalung dan
Oemarjati dalam buku pembahasan
masing-masing atas Jalan Tak Ada
Ujung dan Atheis. Pendekatan ini ber-
tujuan untuk memberikan pertolon-
gan agar dapat membaca drama atau
novel secara benar.
Karya; Umratunnisah dan
Nurjannah
PSIKOLOGI
SASTRA
(Mahasiswa sastra Indonesia
2011)
15. Alamat:SekretariatIkatanMahasiswaSastraIndonesia
Gedung FIS V Fakultas Sastra Tamalanrea Unhas
Edisi 52 Tahun V 2014
14
M
emang benar bahwa
suatu instansi pen-
didikan semestinya
memperhatikan kondisi sa-
rana dan prasarana pendidi-
kan yang dimilikinya. Tetapi
fenomena yang ada saat ini
dalam persoalan memperha-
tikan sarana dan prasarana
yang dimiliki, mereka berlaku
tidak adil terhadap suatu ke-
butuhan atas kondisi yang
ada. Kecendrungan mereka
dalam memperhatikan atas
kondisi yang ada hanyalah
sebatas pada kondisi fisik
saja. Bahkan yang lebih miris
dalam memandang instansi
pendidikan kita bahwa mer-
eka hanya memperhatikan
fisik bagian luar saja. Ada se-
buah tendensi atas perilaku
tersebut, bahwa dengan in-
dah secara tampakkan luar
cukup mampu menarik minat
orang banyak. Oleh karena
itu yang mereka lakukan
hanyalah sebuah pencitraan.
Lantas bagaimana den-
gan nasib kita yang telah be-
rada di dalam suatu instansi
pendidikan yang melakukan
ketidakadilan seperti ini? Kita
berada di Universitas Hasa-
nuddin pada umumnya dan
Fakultas Sastra pada khu-
susnya. Sebuah universitas
negeri berada di kawasan
timur yang cukup dikenal
oleh masyarakat Indone-
sia. Bagaimana pandangan
orang luar terhadap fakultas
kita ? Tentunya mereka akan
tertipu akibat ulah para bi-
rokrasi yang tidak adil ini.
Apakah kita akan diam saja
tanpa menggugat atas kepa-
hitan yang kita rasakan ber-
sama ini?
Lihatlah, mereka hanya
memperbaiki aula dan ge-
dung rektorat saja. Tapi un-
tuk kebutuhan kita bagaima-
na? Sedangkan tiap ruang
kuliah kita begitu sempit,
sehingga sebagian dari kita
harus belajar di luar akibat
kondisi yang tidak nyaman
ini. Lihatlah, ruang kuliah kita
tidak memiliki Licluid Crystal
Display (LCD) yang seharus-
nya digunakan untuk menge-
fisiensikan metode pembe-
lajaran yang membutuhkan
pada aspek teknologi. Satu
hal yang pasti teman-teman
rasakan bagaimana suhu di
dalam ruangan akibat penuh-
nya mahasiswa disebabkan
oleh ruangan yang sempit.
Yah, ruangan kita begitu pa-
nas tetapi tidak disediakan
Air Conditioner (AC) guna
membuat kita menjadi nya-
man dalam menerima ma-
teri-materi yang disampaikan
oleh dosen yang bersangku-
tan. Dan yang paling parah
adalah sebuah spidol dan
penghapus pun tidak ada di
dalam ruang kuliah!
Apakah teman-teman
mampu diam melihat kondisi
seperti ini? Bukankah kewa-
jiban kita telah kita penuhi
dengan membayar mer-
eka tiap semesternya? Lan-
tas mengapa mereka tidak
melaksanakan kewajiban
mereka atas pemenuhan ke-
butuhan kita? Mari kawanku
kita minta apa yang menjadi
hak kita. Mari kawanku kita
ingatkan bila mereka lupa.
Mari kawanku kita tegur bila
mereka mengabaikan kita.
Kita bukanlah sapi perah dan
mereka adalah petaninya.
Kita adalah manusia yang
seharusnya memahami satu
sama lain apa yang menjadi
hak dan kewajiban kita!
*Hemianingsi
Kritik Atas Lembaga Pendidikan
Orasi
(Mahasiswa sastra Indonesia
2011)
Pernahkahkitaberpikirbahwakondisikampusyang
sangat dibanggakan di luar tetapi sangat mempri-
hatinkan di dalam. Sebagian orang mungkin tidak
percaya tapi inilah yang terjadi pada fakultas kita.
Terutamakebutuhanmahasiswayangsangatkurang
sedangkan kita sudah memenuhi kewajiban kita.
16. Alamat:SekretariatIkatanMahasiswaSastraIndonesia
Gedung FIS V Fakultas Sastra Tamalanrea Unhas
Edisi 52 Tahun V 2014
15
Nama : 12 Menit
Durasi : 112 Menit
Sutradara : Hanny
R.Saputra
Pemeran : Arum Sekar-
wangi, Amanda Susanto,
dan Hudri
Film 12 menit diadopsi
dari novel dengan judul
yang sama karya Oka
Aurora. Film ini bercerita
tentang tiga remaja yang
dipertemukan dalam se-
buah Marching Band yang
dilatih oleh Rene (Siti Rajo
Bintang) untuk membawa
Marching Band Pupuk Ka-
limantan Timur (MB PKT)
Bontang ke kancah nasi-
onal. Bagi Rene ini adalah
tantangan besar memimpin
seratus tiga puluh anak
dari kota kecil yang datang
dari berbagai latar be-
lakang dengan jadwal lati-
han Marching Band yang
padat, berat dan keras.
Elaine (Amanda Sutanto),
Tara (Arum Sekarwangi),
dan Lahang (Hudri) beru-
saha meraih mimpi mereka
sambil mengatasi rumitnya
masalah kehidupannya
masing-masing. Dengan
kegigihan dan perjuan-
gan, hingga akhirnya grup
Marching Band ini berhasil
memenangkan kompetisi
tingkat nasional.
Isu yang dibawa dalam
film ini menarik seperti isu
tentang pendidikan, buda-
ya, kearifan lokal, sosial,
serta cita, cinta dan impian
yang diramu dengan baik
oleh sutradara Hanny R.
Saputra.Dalam film ini kita
merasakan aura kehidu-
pan anak-anak di daerah/
pelosok pulau yang begitu
mengimpikan Jakarta dan
bisa melihat tugu Monas.
Melihat Monas adalah awal
melihat tugu-tugu di du-
nia bagi seorang Lahang.
Itulah pesan dari ibu Lah-
ang dalam kumpulan puisi
ibunya yang diserahkan
ayahnya yang sudah sakit
menahun. Hal yang seder-
hana itu adalah mimpi se-
bahagian anak-anak yang
tinggal di daerah. Mereka
yakin semua hanya bisa
diwujudkan dengan kes-
ungguhan hingga mimpi
menjadi nyata.
SELAMANYA UNTUK 12
MENIT
Oleh: Achmad Zulakbar
Begitu juga dengan pili-
han Elaine dengan tal-
enta musiknya yang dila-
rang keras oleh ayahnya
(Nobuyaki Suzuki) adalah
perjuangan seorang anak
yang berani menyampai-
kan minat yang disukainya
meskipun tak sejalan den-
gan keinginan orangtu-
anya. Namun, komunikasi
yang baik akan berujung
dengan baik. Hal ini dapat
menjadi pelajaran yang
baik untuk seluruh keluar-
ga di Indonesia.
Kekurangan film ini,
terletak pada adegan-ad-
egan yang bisa menjadi
pamungkas justru dibuat
sederhana sehingga ter-
kesan biasa dan tidak me-
narik. Beberapa adegan
yang melompat jauh juga
menjadi kekurangan film
ini. Di samping itu, pada
beberapa adegan tidak
dijelaskan bagaimana
cara pemain masuk dalam
marching band.
Oleh: Achmad Zulakbar
Resensi
(Mahasiswa sastra Indonesia
2013)
17. Alamat:SekretariatIkatanMahasiswaSastraIndonesia
Gedung FIS V Fakultas Sastra Tamalanrea Unhas
Edisi 52 Tahun V 2014
16
Cerpen
Mawar untuk Senja
Tak hanya yang bernyawa yang merasakan jatuh
cinta, tak hanya yang bernyawa pula yang bercinta
dan memadu kasih ***
Ada setangkai mawar me-
rah yang tumbuh sangat
cantik, mahkotanya begitu
indah membuat kumbang-kum-
bang yang melihatnya jatuh hati
pada si mawar merah. Walaupun
mawar ternyata ia tidak memiliki
duri, entah kenapa duri yang biasa
mengelilingi mawar-mawar lain
tak mengelilinginya pula, aneh.
Mawar merah yang mahkotanya
indah ini ternyata tak seindah
kisah hidupnya. Mawar ini tum-
buh hanya di sebuah taman kecil
bersama bunga-bunga yang lain,
walaupun hanya di taman kecil,
namun taman itu memberikan ke-
bahagiaan baginya ditemani oleh
temannya yang sesama bunga. Se-
benarnya, pemilik mawar ini ingin
menanamnya di taman yang lebih
luas dan bagus, namun si mawar
merah yang tahu apa yang mem-
buatnya bahagia memilih taman
kecil yang aku juga merupakan ba-
giandidalamnya,takusahtahulah
aku bunga apa, yang jelas aku tak
lebih cantik dari si mawar merah.
Beberapa hari ini, kuperhati-
kan si mawar merah tingkahnya
aneh, kucoba mendekatinya dan
kutanyakan, “Hai mawar merah,
pemilik mahkota cantik ada apa
dengan kelopakmu, kenapa tam-
pak lesu?”, ia hanya menjawab,
“aku tak apa kawan, aku mung-
kin hanya lelah bermain dengan
kawan-kawan yang lain”, “oh be-
gitu rupanya”, kujawab seadanya.
Selepas berbincang dengannya,
entah mengapa aku tak terlalu
percaya dengan apa yang dika-
takannya, tak baisanya ia seperti
itu, akhirnya kuputuskan untuk
memperhatikan kelakuannya.
Esokpaginya,mentaritakmun-
cul hanya embun yang membasahi
kelopak kami, rasanya sejuk sep-
erti mendapat pelukan hangat dari
seorang manusia penyayang, bun-
ga-bunga yang lain pun tampakn-
ya merasakan apa yang kurasakan,
tapi ada yang aneh dengan si ma-
war merah, biasanya dialah yang
paling senang ketika embun da-
tang, ia pernah mengatakan bahwa
seandainya saja embun ingin me-
milikinya, ia akan senang hati
menerimanya, tapi pagi ini sep-
ertinya berbeda dengan hari-hari
biasanya, tapi karena terlalu asyik
menikmati embun di pagi ini, aku
jadi lupa menannyakan perihal apa
yang terjadi pada si Mawar merah.
Siang hari matahari sangat me-
nyengat membuat kelopak dan
daun yang bertengger di batang
tampak terkulai layu. Sore hari
langit sudah tampak berwar-
na jingga, senja telah menyapa,
pertanda hari ini akan segera be-
rakhir. Si Mawar merah tampak
tersenyum menyeringai, ia tampak
memandang senja dengan khusy-
uknya, seperti seorang perempuan
yang memandang laki-lakinya
yang lama ia nantikan, ia tampak
bahagia sekali melihat senja yang
begitu meneduhkan. Namun,
itu hanya sekejap, matahari ke-
buru tergelincir ke peraduannya.
Malam yang dingin ditemani
hujan rintik yang romantis, mem-
buat kami pasukan taman kecil
menari-nari, kami selalu bahagia
ketika hujan turun apalagi ketika
malam, kami berpesta menyam-
but hujan turun seperti menyam-
but hari kemenangan, kumbang
pun tak mau kalah, mereka pun
ikut berpesta, ada yang menggoda
si melati, macam-macam tingkah
si kumbang yang membuat para
bunga jatuh hati. Kuperhatikan
satu per satu, sampailah pada si
Mawar merah, kulihat dia dike-
lilingi oleh banyak kumbang, tak
heran aku dibuatnya karena ia me-
mang memesona. Tak enak jika
aku tiba-tiba datang menganggu
para kumbang dengan si Mawar.
Hujan pun reda para kumbang
pun bergegas kembali, ada yang
tersenyum malu mungkin saja
bunga yang disukainya memberi-
kan lampu hijau, ada juga yang
lesu mungkin dia tak dapat respon
dari Melati, bermacam-macam
saja ekspresi mereka. Setelah para
kumbang sudah tak terlihat, aku
kembali bertanya pada si Mawar
merah, “mengapa kau begitu mu-
rung? Padahal diantara kumbang
yang menghampiri tak satu pun
yang menurutku buruk”, Mawar
merah menengadahkan kelopakn-
ya, lalu berkata, “aku tak menyukai
salah seorang pun dari mereka”,
langsung saja ingin kutahu alasan-
nya, “kenapa memangnya?”, ia pun
menjawab,” aku menyukai Senja”.
Sempat aku terkejut mendengar
jawabannya, ia pun mulai men-
ceritakan perihal si Senja yang ia
sukai, sudah empat bulan ternyata
ia selalu memandangi Senja di se-
tiap sore, berdoa semoga ia masih
bisa melihatnya esok hari sehing-
ga ia masih bisa memandanginya
dengan khusyuk tanpa berkedip,
setiap sore tubuhnya terasa ber-
getar setiap memandangi langit
yang berwarna jingga itu, berharap
bisa memandanginya lebih lama,
menyentuhnya bahkan mungkin
bersamanya. Namun, sepertinya
tak mudah untuk si Mawar ber-
sama Senjanya, karena kumbang
yang mengelilinginya tak mungkin
rela melepas si pemilik mahkota
indah itu untuk Senja ayng hanya
datang setiap sore itu pun jika tak
mendung dan hujan. Segala cara
dilakukan oleh para kumbang un-
tuk menarik perhatian si Mawar,
namun sia-sia saja, pesona Senja
sepertinya tak tergantikan di hati
si Mawar. Si Mawar berjanji bahwa
ia akan tetap menunggu si Senja
apapun yang terjadi, meskipun
Senja tak pernah melihat si Ma-
war yang selalu berdo’a untukn-
ya. Si Senja yang hanya khusyuk
dengan tugasnya yang muncul
di sore hari, yang meneduhkan
dan menenangkan tak pernah sa-
dar ada yang diam-diam mem-
perhatikan dan mendo’akannya.
Tak patut kiranya jika aku tak
bersedih melihat nasib si Mawar
merah, dia memendam rasa un-
tuk si Senja, entah sampai kapan.
Oleh: Irmawati
18. Alamat:SekretariatIkatanMahasiswaSastraIndonesia
Gedung FIS V Fakultas Sastra Tamalanrea Unhas
Edisi 52 Tahun V 2014
18
Kata-kata bijak
Maynard James Keenan, “Jika pendidikan anak-anak kita berasal dari radio, televisi, surat ka-
bar - jika itu adalah di mana mereka mendapatkan sebagian besar dari pengetahuan mereka
dari, dan bukan dari sekolah, maka kekuatan yang ada pasti bertanggung jawab, karena me-
miliki semua outlet tersebut.”
Charles Barkley, “Orang miskin tidak bisa bergantung pada
pemerintah untuk datang membantu Anda pada saat dibu-
tuhkan. Anda harus mendapatkan pendidikan. Maka tak ada
lagi yang dapat mengendalikan nasib Anda.”
Russell Baker, “Orang berpendidikan adalah orang yang telah belajar bahwa informasi ham-
pir selalu menjadi sesuatu yang tidak lengkap dan sangat sering palsu, menyesatkan, fiktif,
pendusta.”
Gilbert K. Chesterton, “Tidak ada orang yang memuja pen-
didikan telah mendapatkan sesuatu yang terbaik dari pendid-
ikan itu sendiri ... Tanpa kebencian untuk pendidikan, tidak
ada seorangpun yang berpendidikan sempurna.”
Will Rogers, “Semakin banyak orang yang belajar membaca kurang belajar bagaimana mem-
buat kehidupan. Itu satu hal tentang pendidikan. Ini merusak Anda untuk kerja yang sebe-
narnya. Semakin banyak Anda tahu, semakin Anda berpikir seseorang berutang budi.”
Oscar Wilde, “Pendidikan adalah suatu hal yang mengagum-
kan, tetapi juga untuk mengingat dari waktu ke waktu bahwa
tidak ada yang layak mengetahui dapat diajarkan.”
19. Alamat:SekretariatIkatanMahasiswaSastraIndonesia
Gedung FIS V Fakultas Sastra Tamalanrea Unhas
Edisi 52 Tahun V 2014
19
Abraham Lincoln, “Hal-hal yang saya ingin tahu adalah dalam buku-buku,
teman terbaik saya adalah orang yang akan mendapatkan saya sebuah buku
yang saya tidak baca.”
A. Bartlett Giam
atti, “Sebuah
pendidikan
liberal adalah
jantung dari
sebuah
m
asyarakat m
adani, dan
di jantung pendidikan
liberal adalah
tindakan
m
engajar.”
Clifford
Stoll, “D
ata bukanlah
in-
form
asi, inform
asi bukanlah
peng-
etahuan, pengetahuan
bukanlah
m
em
aham
i, pem
aham
an
bukanlah
kebijaksanaan.”
Alvin Toffler, “Buta hari depan tidak akan menjadikan seseorang tidak
bisa membaca. Tetapi akan menjadikan seseorang tidak tahu bagaimana
dia belajar.”
Carl Sagan, “”Saya sering
kagum pada berapa banyak lagi
kemampuan dan antusiasme
untuk ilmu pengetahuan ada di
antara anak-anak sekolah dasar
dari kalangan mahasiswa.”