SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Download to read offline
BERBAGI ILMU
Taktis Fotografi
Pengetahuan-pengetahuan fotografi yang mudah dimengerti dan diaplikasikan, dijelaskan
dengan sederhana sehingga cocok untuk dipelajari siapa saja
BERBAGI ILMU
  
Halaman  1
BERBAGI ILMU
Taktis Fotografi
I.Perlengkapan harus mahal dan seri
terbaru?
Seringkali banyak yang mengira bahwa untuk belajar fotografi
harus mempunyai kamera DSLR dahulu, juga banyak yang
menganggap bahwa harus memilih kamera seri atas yang mahal…
II.Memahami kamera
Fitur Manual, Av/A, S, P, exposur, diafragma perlu dipahami agar
bisa digunakan dengan tepat tanpa membebani fotografer dengan
lamanya waktu untuk menyetel exposure…
III.Komposisi
Banyak yang mengingat macam-macam komposisi tetapi tidak
banyak yang menerapkan…
IV. Background, Foreground dan Object
Background, foreground dan objek foto merupakan unsur paling
dasar…
V.Warna dan Cahaya
Colour and Lighting sering kali menjadi faktor penentu suatu karya
foto menjadi menakjubkan ataupun sebaliknya…
VI. Do Photograph
Fotografi bukan cuma saat memotret, banyak yang perlu dilakukan
sebelumnya dan lebih banyak setelahnya…
Berbagi Ilmu
  
Ilmu bisa didapatkan
kapan saja.
Ilmu bisa diperoleh dari
siapa saja.
Ilmu bisa diambil
dimana saja.
Tidak peduli kapan,
dari siapa, dan dari
mana suatu ilmu
berasal, tidak akan
sempurna bila tidak
dibagikan ke orang lain.
BERBAGI ILMU
  
Halaman  2
I.Perlengkapan harus mahal dan
seri terbaru?
Seni fotografi semakin popular dan diminati banyak orang, dengan mudah kita menemui orang-orang
menenteng kamera ditempat-tempat seperti kota tua terutama pada hari libur. Perkembangan dan
kepopuleran fotografi saat ini membuat setiap orang untuk juga menikmati menjadi fotografer,
memang tidak semua orang bisa menjadi fotografer profesional, tetapi semua orang bisa menjadi
fotografer.
Seringkali banyak yang mengira bahwa untuk belajar fotografi harus mempunyai kamera DSLR
dahulu, juga banyak yang menganggap bahwa harus memilih kamera seri atas yang mahal dan
bemerek terkenal, pendapat seperti itu tidaklah salah tetapi jelas bukan yang paling benar. Coba
bayangkan jika kita masih awam dalam fotografi dan penggunaan kamera DSLR, tetapi kita membeli
kamera DSLR kelas menengah dengan harga diatas 15 jt…, paling yang bisa kita lakukan hanyalah
pergi ke kota tua rame-rame dengan teman se-geng plus teman
cewek yang cantik (seringkali yang jadi sasaran untuk dijadiin
pacar :-p ), menggantungkan kamera dileher agar keliatan
keren, memotret menggunakan mode Auto, membidik
menggunakan live view, lalu apa bedanya dengan kamera
poket ?, kita tidak punya pilihan selain menggunakannya
sebisa mungkin karena uang belasan juta telah melayang. Kita
semua pernah mengalami hal seperti ini, setidaknya
menemukan orang yang seperti ini, seiring waktu kita akan belajar tentang seperti apa fotografi yang
benar baik itu melalui komunitas-komunitas fotografi, teman, ebook, “mbah google” ataupun sumber-
sumber lainnya, tetapi itu akan menjadi sebuah ke-mubaziran waktu dan alat, toh bisa saja kamera
BERBAGI ILMU
  
Halaman  3
tersebut malah rusak, hilang, atau telah jauh tergantikan oleh seri yang lebih baru dan lebih canggih
saat kita telah memahami fotografi.
Mari kita jadikan diri anda sendiri sebagai contoh penggambaran maksud saya, apakah merek kamera
DSLR anda, apakah Canon, Nikon, Sony atau merek lain?, kemudian tanyakan lagi, kenapa anda
memilih merek tersebut, apakah karena anda tahu kualitas produknya?, apakah karena rekomendasi
fotografer lain?, ataukah hanya karena teman-teman anda memakai merek tersebut?. Yakinkah jika itu
adalah kamera yang tepat bagi anda sendiri…
Jangan jadikan fotografi menjadi aktifitas yang mahal, karena uang puluhan juta sudah pasti akan
melayang, proper gun sangat dibutuhkan tapi man behind the gun yang menentukan hasil akhirnya.
Banyak karya foto yang menakjubkan adalah hasil “tembakan” kamera poket atau HP, jika anda
melihat film Superman Return ada adegan saat
superman menghentikan sebuah mobil dan
moment tersebut diabadikan oleh seorang bocah
dengan kamera ala kadarnya, kemudian foto
tersebut akhirnya terpampang di Koran. Kita bisa
mempelajari fotografi dengan DSLR entry level yang
berharga terjangkau atau bahkan kita belajar
dengan menggunakan kamera poket, melalui
kamera poket yang tidak begitu mahal kita bisa
lebih fokus belajar tentang komposisi atau menangkap moment, jadi kita TIDAK PERLU terburu-buru
menggunakan kamera seri atas yang mahal.
BERBAGI ILMU
  
Halaman  4
II.Memahami kamera
Banyak fitur dan setelan di kamera DSLR yang perlu pahami, semua itu bisa dengan sangat mudah
dipelajari penggunaannya, yang diperlukan untuk diketahui adalah apa pengaruhnya pada hasil foto.
Saya hanya akan membahas sebagian dari fitur dan setelan kamera, “sebagian” yang bersifat teknis
dan akan sering kita digunakan yaitu mode program kamera, exposure/speed, ISO, dan
diafragma/bukaan lensa.
MODE PROGRAM
LUPAKAN AUTO! (O_o), mode auto, landscape dan mode-mode lain yang disimbolkan dengan
icon/gambar merupakan mode yang digunakan pada kamera poket, untuk menggunakan DSLR secara
optimal pilih mode P, A/Av, S, dan M
1. Mode P
 Program (P) bisa dibilang adalah mode autonya DSLR…lho trus apa bedanya dengan mode
AUTO?, perbedaannya adalah di mode auto adalah otomatis total termasuk pada
penggunaan flash dan ISO sedangkan pada mode P kamera hanya mengatur exposure dan
diafragma, fotografer masih mengontrol ISO kamera dan pada seri kamera saat ini mode P
masih bisa dimodifikasi melalui shift program (tergantung seri dan merek kamera).
Mode P sangat cocok digunakan saat fotografer tidak ingin direpotkan dengan setelan
kamera tetapi ingin menghasilkan foto yang prima, seperti saat menangkap moment
spontan, atau memotret kegiatan / acara resmi.
2. Mode A/Av
 Aperture priority (A atau Av pada Canon) merupakan mode dimana fotografer menentukan
nilai diafragma lensa sedangkan nilai exposure akan menyesuaikan secara otomatis.
Mode A/Av digunakan saat fotografer ingin menentukan Depth of Field pada hasil foto
apakah dengan background yang blur atau background yang tajam dan jelas.
BERBAGI ILMU
  
Halaman  5
3. Mode S
 Speed priority (S) merupakan mode dimana fotografer menentukan speed/exposure
sedangkan nilai diafragma disesuaikan secara otomatis oleh kamera.
Mode P kebanyakan digunakan oleh fotografer olahraga, mode ini digunakan untuk object
yang bergerak agar tetap menghasilkan gambar yang tajam.
4. Mode M
 Manual (M) merupakan mode dimana fotografer menentukan sendiri nilai exposure dan
diafragma, banyak kesalahpahaman yang menganggap bahwa real fotografer hanya
menggunakan mode M, sah-sah saja jika ada fotografer yang hanya menggunakan mode
manual tetapi saya tidak bisa membayangkan kesulitannya jika fotografer tersebut memotret
objek yang terus bergerak, saya selalu menggunakan mode manual sebagai mode default
tetapi jika keadaan tidak memungkinkan saya beralih ke mode S, A atau P.
 Mode M membutuhkan keakuratan dalam menentukan nilai exposure dan diafragma
sehingga membutuhkan waktu, pengamatan dan perkiraan yang tepat agar foto yang
dihasilkan tetap prima, mode ini sangat cocok untuk memotret di studio atau setidaknya
saat fotografer mempunyai control penuh pada objek.
EXPOSURE
Secara sederhana exposure merupakan kecepatan kamera dalam mengambil gambar, ada yang
menyebutnya sebagai shuter speed (saya tidak akan menjelaskan kenapa disebut seperti itu, anda bisa
mengeceknya di google) atau kecepatan rana. Tampilan di kamera baik jendela bidik atau live view
akan seperti gambar disamping, titik-titik pengukuran dengan
parameter plus (+) yang berarti lebih lambat, minus (-) yang berarti
lebih cepat dan nol (0) di tengah yang menjadi patokan kecepatan
ideal, ideal maksudnya bahwa berdasarkan pengukuran cahaya oleh kamera exposur yang tepat
berada di garis nol (0), dan berapa detik exposure tersebut tergantung pada pencahayaan objek yang
difoto. Dalam mode manual fotografer harus menset exposure tepat di tengah menggunakan scroll
yang ada di kamera.
0
BERBAGI ILMU
  
Halaman  6
Exposure mempengaruhi kecepatan atau lama cepatnya kamera mengambil gambar seperberapa detik,
beberapa detik atau bahkan beberapa menit. Jika terlalu cepat (parameter pada arah minus) maka foto
akan cenderung gelap tetapi mampu menangkap objek yang bergerak cepat, jika terlalu lama
(parameter pada arah plus) maka foto akan menjadi lebih terang dan tidak mampu menangkap objek
yang bergerak cepat (akan terlihat blur
atau membayang) seperti hasil foto
berikut.
Setidaknya diperlukan kecepatan
minimum 1/250 detik dan 1/500 detik
untuk kamera dengan lensa tele atau
lebih cepat lagi agar mampu menangkap
objek yang bergerak, dan untuk
mengindari blur akibat getaran tangan fotografer sebaiknya kecepatan paling lambar tanpa
tripod/monopod adalah 1/60 detik dan 1/125 detik untuk lensa tele. Fotografer juga bisa dengan
sengaja melambatkan kecepatan
exposure untuk menciptakan efek yang
berbeda.
Gambar disamping merupakan lampu
mobil yang sedang melintas, saya
ambil dengan exposure selama 13
detik sehingga cahaya lampu tersebut
terekam menjadi garis cahaya.
BERBAGI ILMU
  
Halaman  7
Foto disamping diambil pada malam hari,…HAH!?...,
Saya ulangi ; foto disamping diambil pada malam hari
dengan exposure yang sangat panjang (181 detik)
sehingga cukup banyak cahaya yang didapatkan
untuk membuat foto tersebut cukup terang, serta
membuat efek gerakan awan dan air menjadi halus.
DIAFRAGMA
Diafragma atau bukaan lensa, yang dimaksud bukaan
lensa adalah seberapa lebar lensa terbuka untuk
mengambil foto dan cahaya, pengukurannya
menggunakan nilai f =fraction (satu per) dan ukurannya
biasanya f 2.8-f 4-f 5-f 8-f 11-f 16, gampangnya semakin
kecil angkanya berarti semakin besar bukaan lensa, lho kok
terbalik?...memang terbalik, karena nilai sebenarnya adalah
1/2.8-1/4-1/5-1/8-1/8-1/11-1/16.
“Diawal saya mempelajari fotografi saya
membayangkan diafragma/bukaan lensa sebagai
pupil mata sehingga dapat lebih memahami.”
“Semakin besar bukaan lensa akan mengakibatkan
background blur dan cahaya semakin banyak yang masuk
(sehingga bisa menggunakan exposur yang cepat),
sedangkan semakin kecil bukaan lensa menciptakan ketajaman hingga titik terjauh (bukaan kecil cocok
untuk landscape) dan lebih lebih sedikit cahaya yang masuk (sehingga membutuhkan exposur yang
lebih lambat).”
BERBAGI ILMU
  
Halaman  8
ISO
ISO sama dengan ASA di kamera film, penggunaan dan fungsinya pun sama hanya saja di kamera
DSLR kita bisa dengan mudah melakukan penyetelan sesuai dengan nilai yang kita inginkan, nilai iso
umumnya 100, 200, 400, 800, 1600, 3200 semakin tinggi nilai iso maka semakin tinggi sensifitas cahaya.
Menggunakan iso yang rendah akan membuat hasil foto menjadi tajam dan rapat tetapi memerlukan
waktu exposure yang cukup untuk mengambil cahaya, jadi iso rendah cocok digunakan dikondisi
terang atau jika menggunakan exposure yang panjang.
Menggunakan iso yang tinggi (800 keatas) memberikan fotografer kesempatan untuk menggunakan
shutter speed yang cepat karena sensifitas cahaya yang tinggi, iso tinggi cocok untuk pemotretan
malam hari atau kondisi kurang cahaya tanpa exposure yang lambat. ISO yang terlalu tinggi
(tergantung seri kamera anda) akan menimbulkan hasil foto terpecah atau memunculkan grain berupa
bintik-bintik kecil. Sebaiknya gunakan iso serendah mungkin agar kualitas tetap terjaga, kenali kamera
anda agar mengetahui batasan iso tertinggi yang tidak menimbulkan grain pada hasil foto.
Fotografer perlu mempertimbangkan nilai iso terlebih dahulu sebelum melakukan sesi pemotretan,
cara yang cukup baik adalah mencoba memotret daun atau langit biru, apakah telah memberikan
ketajaman warna yang sesuai keinginan fotografer.
“Fitur Manual, Av/A, S, P, exposure, diafragma perlu dipahami agar bisa digunakan dengan tepat
tanpa membebani fotografer dengan lamanya waktu untuk menyetel exposure dan diafragma.”
BERBAGI ILMU
  
Halaman  9
III.Komposisi
Komposisi adalah susunan objek foto secara keseluruhan pada bidang gambar agar objek
menjadi pusat perhatian (POI=Point of Interest). Dengan mengatur komposisi foto kita juga
dapat dan akan membangun “mood” suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek. Komposisi
dianggap sebagai rule utama dalam pengambilan foto melalui aturan komposisi karya foto akan
menjadi seimbang dan lebih “enak dipandang”, dengan mengikuti aturan komposisi fotografer bisa
lebih mudah untuk mencari objek yang menarik saat hunting dan dalam menentukan penempatan
objek saat di studio.
“foto yang gagal sering kali bisa diperbaiki dengan cropping atau twisting(rotating), dengan
menerapkan aturan komposisi sederhana”
Terkadang fotografer dengan sengaja tidak mengikuti aturan komposisi untuk menciptakan karya foto
yang unik, dengan konsep yang tepat hal ini bisa menjadi karya yang mencengangkan tentunya perlu
sebuah pengalaman dari fotografer. Foto disamping
mengindahkan aturan dengan kamera mengarah ke
cahaya dan objek cenderung di tengah, tetapi tetap
menghasilkan foto yang indah.
Banyak juga fotografer yang belum memahami
komposisi tetapi telah berani untuk breaking the rule,
memang hal yang sah tetapi tanpa dasar pemahaman yang kuat akan lebih bergantung pada
keberuntungan, biasanya “salah kaprah” ini dilakukan para fotografer yang masih baru. Sebaiknya
kita mengikuti aturan komposisi terlebih dahulu agar bisa mengetahui unsur-unsur didalam foto yang
membuatnya menjadi menarik.
BERBAGI ILMU
  
Halaman  10
“Banyak yang mengingat macam-macam komposisi tetapi tidak banyak yang menerapkannya”
Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk menghasilkan komposisi yang baik, diantaranya:
Rule of Thirds
Rule of Thirds atau sepertiga bagian didasari bahwa secara alami mata manusia tertarik pada sepertiga
bagian atau duapertiga bagian dari suatu yang dilihatnya, prinsipnya panduan ini adalah
menempatkan objek utama tidak berada di tengah tetapi pada salah satu dari sepertiga bagian foto.
Dua gambar diatas menerapkan aturan rule of thirds dengan menempatkan objek pada sepertiga
bagian, aturannya adalah membagi bidang foto menjadi sembilan bagian persegi dengan garis
imaginer yang saling berpotongan, fotografer dapat menggunakan titik perpotongan garis atau
menggunakan bidang persegi untuk menempatkan objek utama foto. Fotografer bisa memanfaatkan
titik fokus pada jendela bidik kamera atau fitur grid pada live view kamera sebagai pengganti garis
imaginer agar dapat dengan mudah menerapkan aturan rule of thirds.
BERBAGI ILMU
  
Halaman  11
Tampilan grid pada Live View kamera Titik fokus pada jendela bidik kamera
Spiral
Aturan spiral menggunakan pola melingkar cocok untuk foto yang mempunyai galis lengkung yang
dominan seperti rumah keong, bunga, pakis dll. Garis lengkung imaginer digunakan sebagai acuan
untuk mengarahkan pandangan mata ke point of interest (objek utama).
Diagonal Rule
Diagonal rule atau komposisi garis diagonal biasanya berguna untuk mengarahkan pandangan mata ke
objek utama foto, aturan ini menciptakan perspektif dimensi yang dalam dengan membuat point of
interest yang memotong garis atau alur diagonal. Selain itu juga bisa digunakan untuk membagi
tampilan foto menjadi dua bagian atau lebih untuk menciptakan efek dimensi ruang, hal ini bisa
BERBAGI ILMU
  
Halaman  12
diterpakan pada foto landscape, cityscape, arsitektur dan foto-foto abstrak, atau sekedar membuat view
yang berbeda terhadap objek foto.
Framing
Sesuai dengan namanya aturan komposisi framing adalah membingkai objek utama dengan objek lain
agar membuat kesan dimensi dan agar pandangan lebih terfokus pada objek utama, objek untuk
membingkai bisa berupa frame foto , pintu, jendela, pepohonan hingga lubang di tembok.
BERBAGI ILMU
  
Halaman  13
Repetisi
Repetisi atau pengulangan adalah menggunakan pola
yang berulang untuk memperkuat dan memperindah
foto terutama jika digunakan sebagai background,
pola tersebut bisa berupa garis, bulatan, persegi atau
lingk
aran.
Kita
bisa
mene
muka
n
bany
ak
pola yang
berulang baik
di perkotaan
ataupun di
pedesaan,
pola tersebut
bisa berupa
tembok bata
merah, pagar,
sawah, pepohonan jati, bebatuan sungai bahkan marka jalan,
kita bisa memanfaatkan pola tersebut untuk memperkuat
dimensi foto atau menggunakannya sebagai foreground yang
mengarahkan pandangan mata ke objek utama.
Selama mata kita jeli untuk mengamati sekitar lingkungan, kita akan banyak sekali menemukan pola-
pola repetisi yang bisa diabadikan sebagai foto.
BERBAGI ILMU
  
Halaman  14
Kurva
Komposisi kurva seringkali digunakan untuk memperkuat bentuk objek utama atau untuk membuat
kedalaman yang nyata pada foto, bentuk kurva yang biasa digunakan adalah bentuk kurva “S” bentuk
kurva ini bisa digunakan untuk menggambarkan situasi untuk memperkuat cerita atau digunakan
pada foto dengan subjek wanita untuk memperkuat lekuk tubuh.
BERBAGI ILMU
  
Halaman  15
IV. Background, Foreground dan
Object
Background, foreground dan objek/subjek foto merupakan unsur paling dasar yang perlu diperhatikan
dalam membuat karya foto, salah satu master fotografi Rob Heyman menerapkan empat aturan dalam
membuat karya foto yaitu: 1. Background, 2. Foreground, 3. Subjek/Objek, 4. Lighting; di sub-topik ini kita
akan membahas tiga aturan pertama.
Background
Penentuan background menjadi yang pertama karena menjadi unsur penting untuk menentukan tema
foto, background bisa terlihat rumit, simple, berpola atau polos seperti langit biru tanpa awan atau
tembok putih. Banyak hal bisa menjadi background yang
bagus mulai dari padang rerumputan hingga langit yang
mendung, tinggal bagaimana fotografer menentukan
untuk menggunakannya, karena background tertentu bisa
menimbulkan efek dramatis atau bahkan
suasana yang cerah dan fun.
Pada fotografi jurnalistik atau candid
background digunakan untuk
menggambarkan atau memperkuat cerita.
Hal yang sama berlaku untuk foto suatu acara wedding atau acara ulang tahun, dengan menjadikan
BERBAGI ILMU
  
Halaman  16
gedung tempat acara berlangsung atau keriuhan para undangan sebagai background bisa menunjukkan
situasi cerita/kejadian yang berlangsung didalam karya foto serutama jika subjek foto terlalu
sederhana.
BERBAGI ILMU
  
Halaman  17
Foreground
Foreground memiliki beberapa fungsi, yang pertama adalah
sebagai tuntunan visual ke subjek foto seperti pagar atau jalan
yang menuju subjek foto seperti gambar di samping, yang
kedua adalah untuk memperkuat background seperti gambar
dibawah, gambar tersebut menggunakan pantulan air untuk
memperkuat background
menara Eiffel dan langit.
yang ketiga adalah untuk
meperkuat subjek, pada
gambar ketiga
menggunakan kerudung
pengantin wanita untuk
memperkuat kesan wedding
dari subjek. Banyak hal yang bisa dijadikan foreground seperti
semak-semak didepan subjek, mengunakan jendela saat memotret
subjek di
balik
jendela atau sekedar tangan yang dilipat
didepan dada untuk memberikan kesan
tangguh pada subjek.
Objek/Subjek Foto
Menentukan subjek yang tepat seringkali
terlupa saat memotret manusia, pada dasarnya semua orang akan tampak bagus di foto asalkan
ditampilkan dengan baik, pakaian, expresi dan aksesoris bisa menjadi penentu bagus tidaknya
seseorang di foto.
BERBAGI ILMU
  
Halaman  18
Pakaian yang digunakan oleh subjek foto bisa membuat semakin menarik dan memperkuat kesan,
seringkali pakaian yang terlalu rumit malah bisa menjadi
penggangu.
Subjek pada foto disamping menggunakan pakaian serba putih
yang senada sehingga tidak mengganggu, dengan expresi yang
ceria dan background yang simple dan cerah memunculkan
suasana yang fun pada foto ini.
Berbeda saat kita memotret sebuah objek (benda mati) pada foto
objek kita tidak perlu memikirkan faktor-faktor diatas, selama
objek tersebut menarik dan dengan background yang tepat besar
kemungkinan akan menjadi karya foto yang bagus.
Pada saat memotret objek biasanya pada foto still life, ada beberapa hal yang bisa menjadi acuan yaitu
warna dan bentuk objek, walaupun objek foto sangat sederhana selama bisa menjadi Point of Interest
maka akan menjadi karya yang bagus.
BERBAGI ILMU
  
Halaman  19
V.Warna dan Cahaya
Colour and Lighting sering kali menjadi faktor penentu suatu karya foto menjadi menakjubkan ataupun
sebaliknya. Saya tidak akan membahas teori warna atau teknik-teknik pencahayaan karena akan
membutuhkan waktu berhari-hari untuk penjelasan dan berbulan-bulan untuk pemahaman (teknik-
teknik pencahayaan dan teori warna bisa dengan mudah anda dapatkan dengan browsing di internet), di
subtopic ini saya akan sedikit menjabarkan tentang pentingnya cahaya dan prinsip-prinsip pemakaian
warna.
Cahaya
Cahaya adalah faktor keempat setelah background, foreground, dan subjek/objek, bisa dibilang cahaya
akan menjadi sentuhan akhir untuk membuat karya foto menjadi sempurna. Cahaya dalam fotografi
bukanlah mengenai terang atau gelapnya sebuah foto, bukan mengenai perlunya penggunaan flash
atau tidak, unsur cahaya pada foto bermanfaat menerikan efek dramatis baik berupa kesan suram atau
glamor, coba perhatikan foto-foto dibawah ini
BERBAGI ILMU
  
Halaman  20
Foto-foto diatas menggunakan cahaya dengan cara berbeda, daripada mengarahkan cahaya kepada
objek fotografer lebih mengarahkan ke background atau melakukan backlighting dengan cahaya yang
kuat agar memunculkan aura cahaya.
Teknik-teknik pencahayaan memang perlu diketahui oleh tiap fotografer tetapi yang jauh lebih penting
adalah memahami cahaya itu sendiri, bagaimana cahaya mengarah dan bagaimana efek yang
ditimbulkan oleh cahaya pada karya foto.
BERBAGI ILMU
  
Halaman  21
Sedikit tips dari saya adalah usahakan selalu menggunakan cahaya yang alami daripada
menggunakan flash, jika cahaya terlalu kuat maka bisa dikurangi dengan membiarkan cahaya
menembus dedaunan sehingga cahaya yang mengarah pada objek menjadi berkurang dan bahkan bisa
memberikan efek tertentu yang unik.
Warna
Warna merupakan unsur dasar untuk karya foto, melalui warna foto akan menjadi good looking, simple
atau menjadi complicated, saya buat gambaran sederhana seperti ini; karya foto dengan teksture yang
rumit tetapi jika tektur tersebut terdiri dari satu warna maka karya foto tersebut akan terlihat
sederhana, begitu juga sebaliknya.
Pada ilustrasi diatas merupakan dua pola gambar yang sama, pada gambar sebelah kiri terdiri dari
berbagai macam warna sehingga gambar tersebut menjadi perpaduan pola warna, sedangkan pada
gambar di sisi kiri menggunakan warna yang sederhana sehingga gambar terlihat sebagai tektur
bidang berpola.
BERBAGI ILMU
  
Halaman  22
Secara teknis warna terdiri dari hue, value dan saturation, hue mengatur temperature warna atau warna
apa yang akan muncul, value mengatur gelap atau terang, sedangkan saturation menetukan seberapa
kuat warna akan muncul, atau bisa disebut sebagai cerah tidaknya warna.
Melalui mengatur warna kita bisa mengatur emosi atau mood dalam foto, mengatur POI dalam foto,
dan membuat pola didalam foto. Perhatikan foto di bawah ini…akan menunjukkan bagaimana warna
mengatur komposisi dan fokus mata.
BERBAGI ILMU
  
Halaman  23
Penggunaan warna yang berlebihan bisa berdampak negative mengaburkan POI, dengan proporsi
bidang warna yang tepat bisa membuat karya foto mempunyai POI yang jelas dan enak untuk
dipandang. Sebaiknya jumlah bidang warna dalam foto tidak terlalu banyak dan perlu dibatasi, saya
sarankan untuk menggunakan 2 atau maksimal 3 bidang warna.
BERBAGI ILMU
  
Halaman  24
VI. Do Photograph
Fotografi bukan cuma saat memotret, banyak yang perlu dilakukan sebelumnya dan lebih banyak
setelahnya. Kita perlu merencanakan dan mempersiapkan jika akan melakukan sesi fotografi baik
berupa foto di satu atau beberapa tempat seperti prewedding dan model, atau sambil berjalan-jalan
seperti jurnalistik dan street/candid.
Langkah-langkah yang perlu direncanakan dan dilakukan adalah:
1. Menentukan konsep atau jenis foto apa yang akan diambil
2. Mencari lokasi
a. Melakukan survey langsung di lokasi, menyangkut waktu, akses, pencahayaan alami.
b. Mengumpulkan info dari orang-orang setempat
c. Mengumpulkan info dari fotografer yang pernah kesana
d. Mencari spot terbaik
e. Menentukan rute perjalanan bila menggunakan beberapa lokasi
3. Mempersiapkan peralatan
4. Mempersiapkan subjek foto
5. Melakukan pemotretan
6. Me-manage hasil foto
a. Menempatkan pada folder tertentu
b. Melakukan sortir
c. Memilih/menseleksi foto
d. Editing
e. Menentukan foto-foto terbaik dan foto yang akan dicetak
7. Mencetak foto
a. Melakukan penyimpanan (album/bingkai)
b. Publish foto/menyerahkan foto pada pelanggan
Melalui 7 langkah diatas diharapkan mendapatkan hasil yang optimal dengan proses yang mudah.
BERBAGI ILMU
  
Halaman  25
EBOOK TAKTIS FOTOGRAFI INIBerbagi ilmu, melalui saya berharap dapat
MEMBANTU anda untuk memotret dengan hasil memuaskan tanpa dibebani dengan
SAYAaturan-aturan dan teknis-teknis yang rumit. juga berharap akan bisa terus ”Berbagi
DANIlmu” dengan membuat tulisan-tulisan yang lain termasuk seri lanjutan dari ebook ini.
SANGAT BERMANFAAT BAGI DIRIApabila ebook Taktis Fotografi ini dirasa anda,
mentransfer SAYA Rp. 10.000 di rekening Bank CIMBanda bisa ke selaku penulis sejumlah
NIAGA No. 034-01-62461-12-8 dengan menuliskan nama ebook ini pada catatan transfer.
Sejumlah kecil tersebut adalah agar saya tahu bahwa ebook yang saya tulis telah bermanfaat
MAKAbagi anda, dengan mengetahui bahwa tulisan saya telah bermanfaat bagi anda,
SAYA akan lebih bersemangat untuk menulis ebook ”Berbagi Ilmu” seri-seri lainnya.
AKANSelain “Taktis Fotografi” masih ada seri Berbagi Ilmu yang lain, saya menulis ebook
MENTRANSER SEJUMLAHdengan harapan bisa ilmu, pengetahuan dan sedikit
pengalaman saya kepada anda. Saya sangat berharap dengan ebook saya dapat membantu
anda menjadi bersemangat untuk menjadi fotografer yang baik, entah itu bertujuan untuk
UANGhobi atau untuk mencari , atau setidaknya menjadi lebih enjoy dan terus membuat
DENGAN SEMANGATkarya foto .
KEPADA PENULISAnda juga bisa memberikan saran dan ide dengan menirimkan email
ke wahyudieko@aol.com SEBAGAIdengan subjek “Ide/Saran Berbagi Ilmu”
UCAP AN TERIMA KASIHkontribusi….Akhirnya saya k banyak telah bersedia
mendownload, dan belajar bersama saya.
Berbagi Ilmu
Taktis Fotografi

More Related Content

What's hot (10)

teknik cara pengambilan gambar dan editing video menggunakan corel video stud...
teknik cara pengambilan gambar dan editing video menggunakan corel video stud...teknik cara pengambilan gambar dan editing video menggunakan corel video stud...
teknik cara pengambilan gambar dan editing video menggunakan corel video stud...
 
Dasar-dasar Fotografi
Dasar-dasar FotografiDasar-dasar Fotografi
Dasar-dasar Fotografi
 
Kameraman
KameramanKameraman
Kameraman
 
Teknik Pengendalian Expossure Bagian ke-2 - Aperture
Teknik Pengendalian Expossure Bagian ke-2 - ApertureTeknik Pengendalian Expossure Bagian ke-2 - Aperture
Teknik Pengendalian Expossure Bagian ke-2 - Aperture
 
Mengoperasikan kamera video
Mengoperasikan kamera videoMengoperasikan kamera video
Mengoperasikan kamera video
 
Teknik Pengendalian Expossure Bagian ke-2 - Aperture (format PDF)
Teknik Pengendalian Expossure Bagian ke-2 - Aperture (format PDF)Teknik Pengendalian Expossure Bagian ke-2 - Aperture (format PDF)
Teknik Pengendalian Expossure Bagian ke-2 - Aperture (format PDF)
 
Tekhnik kameramen
Tekhnik kameramenTekhnik kameramen
Tekhnik kameramen
 
Macam kamera
Macam  kameraMacam  kamera
Macam kamera
 
PERGERAKAN KAMERA VIDEO
PERGERAKAN KAMERA VIDEOPERGERAKAN KAMERA VIDEO
PERGERAKAN KAMERA VIDEO
 
TATA KAMERA - MATERI : Teknik Kamera
TATA KAMERA - MATERI : Teknik KameraTATA KAMERA - MATERI : Teknik Kamera
TATA KAMERA - MATERI : Teknik Kamera
 

Similar to Berbagi ilmu taktis fotografi

ppt armada studio.pptx
ppt armada studio.pptxppt armada studio.pptx
ppt armada studio.pptxdesiletiana1
 
Mengenal Fotografi.pptx
Mengenal Fotografi.pptxMengenal Fotografi.pptx
Mengenal Fotografi.pptxYudaIrfan
 
Photograpi trick complete
Photograpi trick completePhotograpi trick complete
Photograpi trick completeAdi Fest
 
PERBEDAAN KAMERA ANALOG (MANUAL) DAN KAMERA DIGITAL
PERBEDAAN KAMERA ANALOG (MANUAL) DAN KAMERA DIGITALPERBEDAAN KAMERA ANALOG (MANUAL) DAN KAMERA DIGITAL
PERBEDAAN KAMERA ANALOG (MANUAL) DAN KAMERA DIGITALAi Roudatul
 
Menggabungkan fotografi dengan sajian multimedia 1-3
Menggabungkan fotografi dengan sajian multimedia 1-3Menggabungkan fotografi dengan sajian multimedia 1-3
Menggabungkan fotografi dengan sajian multimedia 1-3kopishare
 
Fotografi - Teknik Automatic (dan pengenalan kamera)
Fotografi - Teknik Automatic (dan pengenalan kamera)Fotografi - Teknik Automatic (dan pengenalan kamera)
Fotografi - Teknik Automatic (dan pengenalan kamera)Hamdani Fajar
 
Dasar-Dasar-Fotografi.pptx
Dasar-Dasar-Fotografi.pptxDasar-Dasar-Fotografi.pptx
Dasar-Dasar-Fotografi.pptxShantiWijayanti1
 
Dasar-Dasar-Fotografi.pptx
Dasar-Dasar-Fotografi.pptxDasar-Dasar-Fotografi.pptx
Dasar-Dasar-Fotografi.pptxrachmatsugandi3
 
Materi basic fotografi 1
Materi basic fotografi 1Materi basic fotografi 1
Materi basic fotografi 1riridefrog
 
1 dlsr dan tombol fungsi
1 dlsr dan tombol fungsi1 dlsr dan tombol fungsi
1 dlsr dan tombol fungsiMang Atto
 
Fotografi
FotografiFotografi
FotografiIchan32
 
matakuliah Teknik dasar dan pengenalan fotografi
matakuliah Teknik dasar dan pengenalan fotografimatakuliah Teknik dasar dan pengenalan fotografi
matakuliah Teknik dasar dan pengenalan fotografiIzhan Nassuha
 
Syarifudin, materi jurnalistik fotografi
Syarifudin, materi jurnalistik fotografiSyarifudin, materi jurnalistik fotografi
Syarifudin, materi jurnalistik fotografiSyarifudin Amq
 
BAB 2 - Jenis-Jenis Kamera.pptx
BAB 2 - Jenis-Jenis Kamera.pptxBAB 2 - Jenis-Jenis Kamera.pptx
BAB 2 - Jenis-Jenis Kamera.pptxrizqi842149
 

Similar to Berbagi ilmu taktis fotografi (20)

ppt armada studio.pptx
ppt armada studio.pptxppt armada studio.pptx
ppt armada studio.pptx
 
Mengenal Fotografi.pptx
Mengenal Fotografi.pptxMengenal Fotografi.pptx
Mengenal Fotografi.pptx
 
Buku Kelas #8
Buku Kelas #8Buku Kelas #8
Buku Kelas #8
 
Photograpi trick complete
Photograpi trick completePhotograpi trick complete
Photograpi trick complete
 
PERBEDAAN KAMERA ANALOG (MANUAL) DAN KAMERA DIGITAL
PERBEDAAN KAMERA ANALOG (MANUAL) DAN KAMERA DIGITALPERBEDAAN KAMERA ANALOG (MANUAL) DAN KAMERA DIGITAL
PERBEDAAN KAMERA ANALOG (MANUAL) DAN KAMERA DIGITAL
 
Menggabungkan fotografi dengan sajian multimedia 1-3
Menggabungkan fotografi dengan sajian multimedia 1-3Menggabungkan fotografi dengan sajian multimedia 1-3
Menggabungkan fotografi dengan sajian multimedia 1-3
 
Fotografi - Teknik Automatic (dan pengenalan kamera)
Fotografi - Teknik Automatic (dan pengenalan kamera)Fotografi - Teknik Automatic (dan pengenalan kamera)
Fotografi - Teknik Automatic (dan pengenalan kamera)
 
Dasar-Dasar-Fotografi.pptx
Dasar-Dasar-Fotografi.pptxDasar-Dasar-Fotografi.pptx
Dasar-Dasar-Fotografi.pptx
 
Dasar-Dasar-Fotografi.pptx
Dasar-Dasar-Fotografi.pptxDasar-Dasar-Fotografi.pptx
Dasar-Dasar-Fotografi.pptx
 
Materi basic fotografi 1
Materi basic fotografi 1Materi basic fotografi 1
Materi basic fotografi 1
 
1 dlsr dan tombol fungsi
1 dlsr dan tombol fungsi1 dlsr dan tombol fungsi
1 dlsr dan tombol fungsi
 
Membuat Foto Profil dan Peristiwa
Membuat Foto Profil dan PeristiwaMembuat Foto Profil dan Peristiwa
Membuat Foto Profil dan Peristiwa
 
Fotografi
FotografiFotografi
Fotografi
 
Tugas fisika
Tugas fisikaTugas fisika
Tugas fisika
 
Perkembangan Piranti Multimedia
Perkembangan Piranti MultimediaPerkembangan Piranti Multimedia
Perkembangan Piranti Multimedia
 
Seni cahaya
Seni cahayaSeni cahaya
Seni cahaya
 
matakuliah Teknik dasar dan pengenalan fotografi
matakuliah Teknik dasar dan pengenalan fotografimatakuliah Teknik dasar dan pengenalan fotografi
matakuliah Teknik dasar dan pengenalan fotografi
 
Syarifudin, materi jurnalistik fotografi
Syarifudin, materi jurnalistik fotografiSyarifudin, materi jurnalistik fotografi
Syarifudin, materi jurnalistik fotografi
 
BAB 2 - Jenis-Jenis Kamera.pptx
BAB 2 - Jenis-Jenis Kamera.pptxBAB 2 - Jenis-Jenis Kamera.pptx
BAB 2 - Jenis-Jenis Kamera.pptx
 
Kamera
KameraKamera
Kamera
 

Berbagi ilmu taktis fotografi

  • 1. BERBAGI ILMU Taktis Fotografi Pengetahuan-pengetahuan fotografi yang mudah dimengerti dan diaplikasikan, dijelaskan dengan sederhana sehingga cocok untuk dipelajari siapa saja
  • 2. BERBAGI ILMU    Halaman  1 BERBAGI ILMU Taktis Fotografi I.Perlengkapan harus mahal dan seri terbaru? Seringkali banyak yang mengira bahwa untuk belajar fotografi harus mempunyai kamera DSLR dahulu, juga banyak yang menganggap bahwa harus memilih kamera seri atas yang mahal… II.Memahami kamera Fitur Manual, Av/A, S, P, exposur, diafragma perlu dipahami agar bisa digunakan dengan tepat tanpa membebani fotografer dengan lamanya waktu untuk menyetel exposure… III.Komposisi Banyak yang mengingat macam-macam komposisi tetapi tidak banyak yang menerapkan… IV. Background, Foreground dan Object Background, foreground dan objek foto merupakan unsur paling dasar… V.Warna dan Cahaya Colour and Lighting sering kali menjadi faktor penentu suatu karya foto menjadi menakjubkan ataupun sebaliknya… VI. Do Photograph Fotografi bukan cuma saat memotret, banyak yang perlu dilakukan sebelumnya dan lebih banyak setelahnya… Berbagi Ilmu    Ilmu bisa didapatkan kapan saja. Ilmu bisa diperoleh dari siapa saja. Ilmu bisa diambil dimana saja. Tidak peduli kapan, dari siapa, dan dari mana suatu ilmu berasal, tidak akan sempurna bila tidak dibagikan ke orang lain.
  • 3. BERBAGI ILMU    Halaman  2 I.Perlengkapan harus mahal dan seri terbaru? Seni fotografi semakin popular dan diminati banyak orang, dengan mudah kita menemui orang-orang menenteng kamera ditempat-tempat seperti kota tua terutama pada hari libur. Perkembangan dan kepopuleran fotografi saat ini membuat setiap orang untuk juga menikmati menjadi fotografer, memang tidak semua orang bisa menjadi fotografer profesional, tetapi semua orang bisa menjadi fotografer. Seringkali banyak yang mengira bahwa untuk belajar fotografi harus mempunyai kamera DSLR dahulu, juga banyak yang menganggap bahwa harus memilih kamera seri atas yang mahal dan bemerek terkenal, pendapat seperti itu tidaklah salah tetapi jelas bukan yang paling benar. Coba bayangkan jika kita masih awam dalam fotografi dan penggunaan kamera DSLR, tetapi kita membeli kamera DSLR kelas menengah dengan harga diatas 15 jt…, paling yang bisa kita lakukan hanyalah pergi ke kota tua rame-rame dengan teman se-geng plus teman cewek yang cantik (seringkali yang jadi sasaran untuk dijadiin pacar :-p ), menggantungkan kamera dileher agar keliatan keren, memotret menggunakan mode Auto, membidik menggunakan live view, lalu apa bedanya dengan kamera poket ?, kita tidak punya pilihan selain menggunakannya sebisa mungkin karena uang belasan juta telah melayang. Kita semua pernah mengalami hal seperti ini, setidaknya menemukan orang yang seperti ini, seiring waktu kita akan belajar tentang seperti apa fotografi yang benar baik itu melalui komunitas-komunitas fotografi, teman, ebook, “mbah google” ataupun sumber- sumber lainnya, tetapi itu akan menjadi sebuah ke-mubaziran waktu dan alat, toh bisa saja kamera
  • 4. BERBAGI ILMU    Halaman  3 tersebut malah rusak, hilang, atau telah jauh tergantikan oleh seri yang lebih baru dan lebih canggih saat kita telah memahami fotografi. Mari kita jadikan diri anda sendiri sebagai contoh penggambaran maksud saya, apakah merek kamera DSLR anda, apakah Canon, Nikon, Sony atau merek lain?, kemudian tanyakan lagi, kenapa anda memilih merek tersebut, apakah karena anda tahu kualitas produknya?, apakah karena rekomendasi fotografer lain?, ataukah hanya karena teman-teman anda memakai merek tersebut?. Yakinkah jika itu adalah kamera yang tepat bagi anda sendiri… Jangan jadikan fotografi menjadi aktifitas yang mahal, karena uang puluhan juta sudah pasti akan melayang, proper gun sangat dibutuhkan tapi man behind the gun yang menentukan hasil akhirnya. Banyak karya foto yang menakjubkan adalah hasil “tembakan” kamera poket atau HP, jika anda melihat film Superman Return ada adegan saat superman menghentikan sebuah mobil dan moment tersebut diabadikan oleh seorang bocah dengan kamera ala kadarnya, kemudian foto tersebut akhirnya terpampang di Koran. Kita bisa mempelajari fotografi dengan DSLR entry level yang berharga terjangkau atau bahkan kita belajar dengan menggunakan kamera poket, melalui kamera poket yang tidak begitu mahal kita bisa lebih fokus belajar tentang komposisi atau menangkap moment, jadi kita TIDAK PERLU terburu-buru menggunakan kamera seri atas yang mahal.
  • 5. BERBAGI ILMU    Halaman  4 II.Memahami kamera Banyak fitur dan setelan di kamera DSLR yang perlu pahami, semua itu bisa dengan sangat mudah dipelajari penggunaannya, yang diperlukan untuk diketahui adalah apa pengaruhnya pada hasil foto. Saya hanya akan membahas sebagian dari fitur dan setelan kamera, “sebagian” yang bersifat teknis dan akan sering kita digunakan yaitu mode program kamera, exposure/speed, ISO, dan diafragma/bukaan lensa. MODE PROGRAM LUPAKAN AUTO! (O_o), mode auto, landscape dan mode-mode lain yang disimbolkan dengan icon/gambar merupakan mode yang digunakan pada kamera poket, untuk menggunakan DSLR secara optimal pilih mode P, A/Av, S, dan M 1. Mode P  Program (P) bisa dibilang adalah mode autonya DSLR…lho trus apa bedanya dengan mode AUTO?, perbedaannya adalah di mode auto adalah otomatis total termasuk pada penggunaan flash dan ISO sedangkan pada mode P kamera hanya mengatur exposure dan diafragma, fotografer masih mengontrol ISO kamera dan pada seri kamera saat ini mode P masih bisa dimodifikasi melalui shift program (tergantung seri dan merek kamera). Mode P sangat cocok digunakan saat fotografer tidak ingin direpotkan dengan setelan kamera tetapi ingin menghasilkan foto yang prima, seperti saat menangkap moment spontan, atau memotret kegiatan / acara resmi. 2. Mode A/Av  Aperture priority (A atau Av pada Canon) merupakan mode dimana fotografer menentukan nilai diafragma lensa sedangkan nilai exposure akan menyesuaikan secara otomatis. Mode A/Av digunakan saat fotografer ingin menentukan Depth of Field pada hasil foto apakah dengan background yang blur atau background yang tajam dan jelas.
  • 6. BERBAGI ILMU    Halaman  5 3. Mode S  Speed priority (S) merupakan mode dimana fotografer menentukan speed/exposure sedangkan nilai diafragma disesuaikan secara otomatis oleh kamera. Mode P kebanyakan digunakan oleh fotografer olahraga, mode ini digunakan untuk object yang bergerak agar tetap menghasilkan gambar yang tajam. 4. Mode M  Manual (M) merupakan mode dimana fotografer menentukan sendiri nilai exposure dan diafragma, banyak kesalahpahaman yang menganggap bahwa real fotografer hanya menggunakan mode M, sah-sah saja jika ada fotografer yang hanya menggunakan mode manual tetapi saya tidak bisa membayangkan kesulitannya jika fotografer tersebut memotret objek yang terus bergerak, saya selalu menggunakan mode manual sebagai mode default tetapi jika keadaan tidak memungkinkan saya beralih ke mode S, A atau P.  Mode M membutuhkan keakuratan dalam menentukan nilai exposure dan diafragma sehingga membutuhkan waktu, pengamatan dan perkiraan yang tepat agar foto yang dihasilkan tetap prima, mode ini sangat cocok untuk memotret di studio atau setidaknya saat fotografer mempunyai control penuh pada objek. EXPOSURE Secara sederhana exposure merupakan kecepatan kamera dalam mengambil gambar, ada yang menyebutnya sebagai shuter speed (saya tidak akan menjelaskan kenapa disebut seperti itu, anda bisa mengeceknya di google) atau kecepatan rana. Tampilan di kamera baik jendela bidik atau live view akan seperti gambar disamping, titik-titik pengukuran dengan parameter plus (+) yang berarti lebih lambat, minus (-) yang berarti lebih cepat dan nol (0) di tengah yang menjadi patokan kecepatan ideal, ideal maksudnya bahwa berdasarkan pengukuran cahaya oleh kamera exposur yang tepat berada di garis nol (0), dan berapa detik exposure tersebut tergantung pada pencahayaan objek yang difoto. Dalam mode manual fotografer harus menset exposure tepat di tengah menggunakan scroll yang ada di kamera. 0
  • 7. BERBAGI ILMU    Halaman  6 Exposure mempengaruhi kecepatan atau lama cepatnya kamera mengambil gambar seperberapa detik, beberapa detik atau bahkan beberapa menit. Jika terlalu cepat (parameter pada arah minus) maka foto akan cenderung gelap tetapi mampu menangkap objek yang bergerak cepat, jika terlalu lama (parameter pada arah plus) maka foto akan menjadi lebih terang dan tidak mampu menangkap objek yang bergerak cepat (akan terlihat blur atau membayang) seperti hasil foto berikut. Setidaknya diperlukan kecepatan minimum 1/250 detik dan 1/500 detik untuk kamera dengan lensa tele atau lebih cepat lagi agar mampu menangkap objek yang bergerak, dan untuk mengindari blur akibat getaran tangan fotografer sebaiknya kecepatan paling lambar tanpa tripod/monopod adalah 1/60 detik dan 1/125 detik untuk lensa tele. Fotografer juga bisa dengan sengaja melambatkan kecepatan exposure untuk menciptakan efek yang berbeda. Gambar disamping merupakan lampu mobil yang sedang melintas, saya ambil dengan exposure selama 13 detik sehingga cahaya lampu tersebut terekam menjadi garis cahaya.
  • 8. BERBAGI ILMU    Halaman  7 Foto disamping diambil pada malam hari,…HAH!?..., Saya ulangi ; foto disamping diambil pada malam hari dengan exposure yang sangat panjang (181 detik) sehingga cukup banyak cahaya yang didapatkan untuk membuat foto tersebut cukup terang, serta membuat efek gerakan awan dan air menjadi halus. DIAFRAGMA Diafragma atau bukaan lensa, yang dimaksud bukaan lensa adalah seberapa lebar lensa terbuka untuk mengambil foto dan cahaya, pengukurannya menggunakan nilai f =fraction (satu per) dan ukurannya biasanya f 2.8-f 4-f 5-f 8-f 11-f 16, gampangnya semakin kecil angkanya berarti semakin besar bukaan lensa, lho kok terbalik?...memang terbalik, karena nilai sebenarnya adalah 1/2.8-1/4-1/5-1/8-1/8-1/11-1/16. “Diawal saya mempelajari fotografi saya membayangkan diafragma/bukaan lensa sebagai pupil mata sehingga dapat lebih memahami.” “Semakin besar bukaan lensa akan mengakibatkan background blur dan cahaya semakin banyak yang masuk (sehingga bisa menggunakan exposur yang cepat), sedangkan semakin kecil bukaan lensa menciptakan ketajaman hingga titik terjauh (bukaan kecil cocok untuk landscape) dan lebih lebih sedikit cahaya yang masuk (sehingga membutuhkan exposur yang lebih lambat).”
  • 9. BERBAGI ILMU    Halaman  8 ISO ISO sama dengan ASA di kamera film, penggunaan dan fungsinya pun sama hanya saja di kamera DSLR kita bisa dengan mudah melakukan penyetelan sesuai dengan nilai yang kita inginkan, nilai iso umumnya 100, 200, 400, 800, 1600, 3200 semakin tinggi nilai iso maka semakin tinggi sensifitas cahaya. Menggunakan iso yang rendah akan membuat hasil foto menjadi tajam dan rapat tetapi memerlukan waktu exposure yang cukup untuk mengambil cahaya, jadi iso rendah cocok digunakan dikondisi terang atau jika menggunakan exposure yang panjang. Menggunakan iso yang tinggi (800 keatas) memberikan fotografer kesempatan untuk menggunakan shutter speed yang cepat karena sensifitas cahaya yang tinggi, iso tinggi cocok untuk pemotretan malam hari atau kondisi kurang cahaya tanpa exposure yang lambat. ISO yang terlalu tinggi (tergantung seri kamera anda) akan menimbulkan hasil foto terpecah atau memunculkan grain berupa bintik-bintik kecil. Sebaiknya gunakan iso serendah mungkin agar kualitas tetap terjaga, kenali kamera anda agar mengetahui batasan iso tertinggi yang tidak menimbulkan grain pada hasil foto. Fotografer perlu mempertimbangkan nilai iso terlebih dahulu sebelum melakukan sesi pemotretan, cara yang cukup baik adalah mencoba memotret daun atau langit biru, apakah telah memberikan ketajaman warna yang sesuai keinginan fotografer. “Fitur Manual, Av/A, S, P, exposure, diafragma perlu dipahami agar bisa digunakan dengan tepat tanpa membebani fotografer dengan lamanya waktu untuk menyetel exposure dan diafragma.”
  • 10. BERBAGI ILMU    Halaman  9 III.Komposisi Komposisi adalah susunan objek foto secara keseluruhan pada bidang gambar agar objek menjadi pusat perhatian (POI=Point of Interest). Dengan mengatur komposisi foto kita juga dapat dan akan membangun “mood” suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek. Komposisi dianggap sebagai rule utama dalam pengambilan foto melalui aturan komposisi karya foto akan menjadi seimbang dan lebih “enak dipandang”, dengan mengikuti aturan komposisi fotografer bisa lebih mudah untuk mencari objek yang menarik saat hunting dan dalam menentukan penempatan objek saat di studio. “foto yang gagal sering kali bisa diperbaiki dengan cropping atau twisting(rotating), dengan menerapkan aturan komposisi sederhana” Terkadang fotografer dengan sengaja tidak mengikuti aturan komposisi untuk menciptakan karya foto yang unik, dengan konsep yang tepat hal ini bisa menjadi karya yang mencengangkan tentunya perlu sebuah pengalaman dari fotografer. Foto disamping mengindahkan aturan dengan kamera mengarah ke cahaya dan objek cenderung di tengah, tetapi tetap menghasilkan foto yang indah. Banyak juga fotografer yang belum memahami komposisi tetapi telah berani untuk breaking the rule, memang hal yang sah tetapi tanpa dasar pemahaman yang kuat akan lebih bergantung pada keberuntungan, biasanya “salah kaprah” ini dilakukan para fotografer yang masih baru. Sebaiknya kita mengikuti aturan komposisi terlebih dahulu agar bisa mengetahui unsur-unsur didalam foto yang membuatnya menjadi menarik.
  • 11. BERBAGI ILMU    Halaman  10 “Banyak yang mengingat macam-macam komposisi tetapi tidak banyak yang menerapkannya” Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk menghasilkan komposisi yang baik, diantaranya: Rule of Thirds Rule of Thirds atau sepertiga bagian didasari bahwa secara alami mata manusia tertarik pada sepertiga bagian atau duapertiga bagian dari suatu yang dilihatnya, prinsipnya panduan ini adalah menempatkan objek utama tidak berada di tengah tetapi pada salah satu dari sepertiga bagian foto. Dua gambar diatas menerapkan aturan rule of thirds dengan menempatkan objek pada sepertiga bagian, aturannya adalah membagi bidang foto menjadi sembilan bagian persegi dengan garis imaginer yang saling berpotongan, fotografer dapat menggunakan titik perpotongan garis atau menggunakan bidang persegi untuk menempatkan objek utama foto. Fotografer bisa memanfaatkan titik fokus pada jendela bidik kamera atau fitur grid pada live view kamera sebagai pengganti garis imaginer agar dapat dengan mudah menerapkan aturan rule of thirds.
  • 12. BERBAGI ILMU    Halaman  11 Tampilan grid pada Live View kamera Titik fokus pada jendela bidik kamera Spiral Aturan spiral menggunakan pola melingkar cocok untuk foto yang mempunyai galis lengkung yang dominan seperti rumah keong, bunga, pakis dll. Garis lengkung imaginer digunakan sebagai acuan untuk mengarahkan pandangan mata ke point of interest (objek utama). Diagonal Rule Diagonal rule atau komposisi garis diagonal biasanya berguna untuk mengarahkan pandangan mata ke objek utama foto, aturan ini menciptakan perspektif dimensi yang dalam dengan membuat point of interest yang memotong garis atau alur diagonal. Selain itu juga bisa digunakan untuk membagi tampilan foto menjadi dua bagian atau lebih untuk menciptakan efek dimensi ruang, hal ini bisa
  • 13. BERBAGI ILMU    Halaman  12 diterpakan pada foto landscape, cityscape, arsitektur dan foto-foto abstrak, atau sekedar membuat view yang berbeda terhadap objek foto. Framing Sesuai dengan namanya aturan komposisi framing adalah membingkai objek utama dengan objek lain agar membuat kesan dimensi dan agar pandangan lebih terfokus pada objek utama, objek untuk membingkai bisa berupa frame foto , pintu, jendela, pepohonan hingga lubang di tembok.
  • 14. BERBAGI ILMU    Halaman  13 Repetisi Repetisi atau pengulangan adalah menggunakan pola yang berulang untuk memperkuat dan memperindah foto terutama jika digunakan sebagai background, pola tersebut bisa berupa garis, bulatan, persegi atau lingk aran. Kita bisa mene muka n bany ak pola yang berulang baik di perkotaan ataupun di pedesaan, pola tersebut bisa berupa tembok bata merah, pagar, sawah, pepohonan jati, bebatuan sungai bahkan marka jalan, kita bisa memanfaatkan pola tersebut untuk memperkuat dimensi foto atau menggunakannya sebagai foreground yang mengarahkan pandangan mata ke objek utama. Selama mata kita jeli untuk mengamati sekitar lingkungan, kita akan banyak sekali menemukan pola- pola repetisi yang bisa diabadikan sebagai foto.
  • 15. BERBAGI ILMU    Halaman  14 Kurva Komposisi kurva seringkali digunakan untuk memperkuat bentuk objek utama atau untuk membuat kedalaman yang nyata pada foto, bentuk kurva yang biasa digunakan adalah bentuk kurva “S” bentuk kurva ini bisa digunakan untuk menggambarkan situasi untuk memperkuat cerita atau digunakan pada foto dengan subjek wanita untuk memperkuat lekuk tubuh.
  • 16. BERBAGI ILMU    Halaman  15 IV. Background, Foreground dan Object Background, foreground dan objek/subjek foto merupakan unsur paling dasar yang perlu diperhatikan dalam membuat karya foto, salah satu master fotografi Rob Heyman menerapkan empat aturan dalam membuat karya foto yaitu: 1. Background, 2. Foreground, 3. Subjek/Objek, 4. Lighting; di sub-topik ini kita akan membahas tiga aturan pertama. Background Penentuan background menjadi yang pertama karena menjadi unsur penting untuk menentukan tema foto, background bisa terlihat rumit, simple, berpola atau polos seperti langit biru tanpa awan atau tembok putih. Banyak hal bisa menjadi background yang bagus mulai dari padang rerumputan hingga langit yang mendung, tinggal bagaimana fotografer menentukan untuk menggunakannya, karena background tertentu bisa menimbulkan efek dramatis atau bahkan suasana yang cerah dan fun. Pada fotografi jurnalistik atau candid background digunakan untuk menggambarkan atau memperkuat cerita. Hal yang sama berlaku untuk foto suatu acara wedding atau acara ulang tahun, dengan menjadikan
  • 17. BERBAGI ILMU    Halaman  16 gedung tempat acara berlangsung atau keriuhan para undangan sebagai background bisa menunjukkan situasi cerita/kejadian yang berlangsung didalam karya foto serutama jika subjek foto terlalu sederhana.
  • 18. BERBAGI ILMU    Halaman  17 Foreground Foreground memiliki beberapa fungsi, yang pertama adalah sebagai tuntunan visual ke subjek foto seperti pagar atau jalan yang menuju subjek foto seperti gambar di samping, yang kedua adalah untuk memperkuat background seperti gambar dibawah, gambar tersebut menggunakan pantulan air untuk memperkuat background menara Eiffel dan langit. yang ketiga adalah untuk meperkuat subjek, pada gambar ketiga menggunakan kerudung pengantin wanita untuk memperkuat kesan wedding dari subjek. Banyak hal yang bisa dijadikan foreground seperti semak-semak didepan subjek, mengunakan jendela saat memotret subjek di balik jendela atau sekedar tangan yang dilipat didepan dada untuk memberikan kesan tangguh pada subjek. Objek/Subjek Foto Menentukan subjek yang tepat seringkali terlupa saat memotret manusia, pada dasarnya semua orang akan tampak bagus di foto asalkan ditampilkan dengan baik, pakaian, expresi dan aksesoris bisa menjadi penentu bagus tidaknya seseorang di foto.
  • 19. BERBAGI ILMU    Halaman  18 Pakaian yang digunakan oleh subjek foto bisa membuat semakin menarik dan memperkuat kesan, seringkali pakaian yang terlalu rumit malah bisa menjadi penggangu. Subjek pada foto disamping menggunakan pakaian serba putih yang senada sehingga tidak mengganggu, dengan expresi yang ceria dan background yang simple dan cerah memunculkan suasana yang fun pada foto ini. Berbeda saat kita memotret sebuah objek (benda mati) pada foto objek kita tidak perlu memikirkan faktor-faktor diatas, selama objek tersebut menarik dan dengan background yang tepat besar kemungkinan akan menjadi karya foto yang bagus. Pada saat memotret objek biasanya pada foto still life, ada beberapa hal yang bisa menjadi acuan yaitu warna dan bentuk objek, walaupun objek foto sangat sederhana selama bisa menjadi Point of Interest maka akan menjadi karya yang bagus.
  • 20. BERBAGI ILMU    Halaman  19 V.Warna dan Cahaya Colour and Lighting sering kali menjadi faktor penentu suatu karya foto menjadi menakjubkan ataupun sebaliknya. Saya tidak akan membahas teori warna atau teknik-teknik pencahayaan karena akan membutuhkan waktu berhari-hari untuk penjelasan dan berbulan-bulan untuk pemahaman (teknik- teknik pencahayaan dan teori warna bisa dengan mudah anda dapatkan dengan browsing di internet), di subtopic ini saya akan sedikit menjabarkan tentang pentingnya cahaya dan prinsip-prinsip pemakaian warna. Cahaya Cahaya adalah faktor keempat setelah background, foreground, dan subjek/objek, bisa dibilang cahaya akan menjadi sentuhan akhir untuk membuat karya foto menjadi sempurna. Cahaya dalam fotografi bukanlah mengenai terang atau gelapnya sebuah foto, bukan mengenai perlunya penggunaan flash atau tidak, unsur cahaya pada foto bermanfaat menerikan efek dramatis baik berupa kesan suram atau glamor, coba perhatikan foto-foto dibawah ini
  • 21. BERBAGI ILMU    Halaman  20 Foto-foto diatas menggunakan cahaya dengan cara berbeda, daripada mengarahkan cahaya kepada objek fotografer lebih mengarahkan ke background atau melakukan backlighting dengan cahaya yang kuat agar memunculkan aura cahaya. Teknik-teknik pencahayaan memang perlu diketahui oleh tiap fotografer tetapi yang jauh lebih penting adalah memahami cahaya itu sendiri, bagaimana cahaya mengarah dan bagaimana efek yang ditimbulkan oleh cahaya pada karya foto.
  • 22. BERBAGI ILMU    Halaman  21 Sedikit tips dari saya adalah usahakan selalu menggunakan cahaya yang alami daripada menggunakan flash, jika cahaya terlalu kuat maka bisa dikurangi dengan membiarkan cahaya menembus dedaunan sehingga cahaya yang mengarah pada objek menjadi berkurang dan bahkan bisa memberikan efek tertentu yang unik. Warna Warna merupakan unsur dasar untuk karya foto, melalui warna foto akan menjadi good looking, simple atau menjadi complicated, saya buat gambaran sederhana seperti ini; karya foto dengan teksture yang rumit tetapi jika tektur tersebut terdiri dari satu warna maka karya foto tersebut akan terlihat sederhana, begitu juga sebaliknya. Pada ilustrasi diatas merupakan dua pola gambar yang sama, pada gambar sebelah kiri terdiri dari berbagai macam warna sehingga gambar tersebut menjadi perpaduan pola warna, sedangkan pada gambar di sisi kiri menggunakan warna yang sederhana sehingga gambar terlihat sebagai tektur bidang berpola.
  • 23. BERBAGI ILMU    Halaman  22 Secara teknis warna terdiri dari hue, value dan saturation, hue mengatur temperature warna atau warna apa yang akan muncul, value mengatur gelap atau terang, sedangkan saturation menetukan seberapa kuat warna akan muncul, atau bisa disebut sebagai cerah tidaknya warna. Melalui mengatur warna kita bisa mengatur emosi atau mood dalam foto, mengatur POI dalam foto, dan membuat pola didalam foto. Perhatikan foto di bawah ini…akan menunjukkan bagaimana warna mengatur komposisi dan fokus mata.
  • 24. BERBAGI ILMU    Halaman  23 Penggunaan warna yang berlebihan bisa berdampak negative mengaburkan POI, dengan proporsi bidang warna yang tepat bisa membuat karya foto mempunyai POI yang jelas dan enak untuk dipandang. Sebaiknya jumlah bidang warna dalam foto tidak terlalu banyak dan perlu dibatasi, saya sarankan untuk menggunakan 2 atau maksimal 3 bidang warna.
  • 25. BERBAGI ILMU    Halaman  24 VI. Do Photograph Fotografi bukan cuma saat memotret, banyak yang perlu dilakukan sebelumnya dan lebih banyak setelahnya. Kita perlu merencanakan dan mempersiapkan jika akan melakukan sesi fotografi baik berupa foto di satu atau beberapa tempat seperti prewedding dan model, atau sambil berjalan-jalan seperti jurnalistik dan street/candid. Langkah-langkah yang perlu direncanakan dan dilakukan adalah: 1. Menentukan konsep atau jenis foto apa yang akan diambil 2. Mencari lokasi a. Melakukan survey langsung di lokasi, menyangkut waktu, akses, pencahayaan alami. b. Mengumpulkan info dari orang-orang setempat c. Mengumpulkan info dari fotografer yang pernah kesana d. Mencari spot terbaik e. Menentukan rute perjalanan bila menggunakan beberapa lokasi 3. Mempersiapkan peralatan 4. Mempersiapkan subjek foto 5. Melakukan pemotretan 6. Me-manage hasil foto a. Menempatkan pada folder tertentu b. Melakukan sortir c. Memilih/menseleksi foto d. Editing e. Menentukan foto-foto terbaik dan foto yang akan dicetak 7. Mencetak foto a. Melakukan penyimpanan (album/bingkai) b. Publish foto/menyerahkan foto pada pelanggan Melalui 7 langkah diatas diharapkan mendapatkan hasil yang optimal dengan proses yang mudah.
  • 26. BERBAGI ILMU    Halaman  25 EBOOK TAKTIS FOTOGRAFI INIBerbagi ilmu, melalui saya berharap dapat MEMBANTU anda untuk memotret dengan hasil memuaskan tanpa dibebani dengan SAYAaturan-aturan dan teknis-teknis yang rumit. juga berharap akan bisa terus ”Berbagi DANIlmu” dengan membuat tulisan-tulisan yang lain termasuk seri lanjutan dari ebook ini. SANGAT BERMANFAAT BAGI DIRIApabila ebook Taktis Fotografi ini dirasa anda, mentransfer SAYA Rp. 10.000 di rekening Bank CIMBanda bisa ke selaku penulis sejumlah NIAGA No. 034-01-62461-12-8 dengan menuliskan nama ebook ini pada catatan transfer. Sejumlah kecil tersebut adalah agar saya tahu bahwa ebook yang saya tulis telah bermanfaat MAKAbagi anda, dengan mengetahui bahwa tulisan saya telah bermanfaat bagi anda, SAYA akan lebih bersemangat untuk menulis ebook ”Berbagi Ilmu” seri-seri lainnya. AKANSelain “Taktis Fotografi” masih ada seri Berbagi Ilmu yang lain, saya menulis ebook MENTRANSER SEJUMLAHdengan harapan bisa ilmu, pengetahuan dan sedikit pengalaman saya kepada anda. Saya sangat berharap dengan ebook saya dapat membantu anda menjadi bersemangat untuk menjadi fotografer yang baik, entah itu bertujuan untuk UANGhobi atau untuk mencari , atau setidaknya menjadi lebih enjoy dan terus membuat DENGAN SEMANGATkarya foto . KEPADA PENULISAnda juga bisa memberikan saran dan ide dengan menirimkan email ke wahyudieko@aol.com SEBAGAIdengan subjek “Ide/Saran Berbagi Ilmu” UCAP AN TERIMA KASIHkontribusi….Akhirnya saya k banyak telah bersedia mendownload, dan belajar bersama saya. Berbagi Ilmu Taktis Fotografi