Rabi'ah Al-Adawiyah adalah tokoh wanita penting dalam tasawuf yang hidup pada abad ke-8 Masehi. Ia dikenal karena pemahamannya bahwa cinta kepada Allah harus murni dan tidak dipengaruhi oleh harapan surga atau takut neraka. Rabi'ah menghabiskan hidupnya untuk beribadah dan mengajarkan bahwa tujuan utama seorang hamba adalah mencintai Allah semata. Ia wafat pada usia
1. Nama: TaufikRahman
NIM: 1001140123
Jurusan :Muamalat
Pelajaran: AkhlakTasawuf
Rabi'ah Al-Adawiyah
Suara Lirih Sang Pecinta Sejati
Nama Rabi'ah sudah tidak asing lagi di kalangan dunia tasawuf.Ia adalah
tokoh wanita yang selalu mengusung pemurnian cinta kepada Allah. Menurutnya,
tidak semestinya manusia beribadah dan beramal Cuma karena surga dan
neraka.Surga dan neraka hanyalah konsekuensi logis ketaatan dan ketulusun hamba
dalam mengabdi kepada Allah, Pencipta Alam.Kalau lah surge dan neraka yang
terpikirkan seorang hamba ketika beribadah, berarti dia telah menuhankan
keduanya.Padahal surga dan neraka juga ciptaan Allah, tidak berbeda juga dengan
ciptaan-ciptaan lainnya.Menurut Rabi'ah ,bagi seorang yang beriman, yang paling
penting adalah cinta Allah, ridha Allah. Allah-lah satu-satunya pusat dan tujuan
setiap pikiran, perbuatan, dan aktifitasnya.Tiada yang lain.
Nama lengkapnya Rabi'ah binti Ismail Al-Adawiyah al-Basyirah.Ia lahir tahun
95 H/713 M, di suatu perkampungan di luar kota Basrah, Irak. Rabi'ah Al-Adawiyah
adalah putrid keempat dari sebuah keluar gamiskin. Dan karena putri yang keempat,
dia diberi nama Rabi'ah. Kedua orangtuanya wafat ketika ia masih berusia kanak-
kanak. Pada saat itu terjadi kelaparan di Basrah, makan sulit didapat, persedian
gandum sudah tidak ada.Warga basrah saat itu sungguh nelangsa.Rabi'ah dilarikan
oleh penjahat lalu dijual kepada suatu keluarga dengan harga enam dirham.
Keluarga yang membelinya tertarik dengan ketekenun dan perilaku Rabi'ah,
lalu mengajarinya dasar-dasar agama.ini jadi bekal yang beharga bagi Rabi'ah.Pada
keluarga itulah ia bekerja keras. Tapi berkat keshalihan dan ketekunannya beribadah
dan bermunajat kepada Allah SWT.serta munculnya keajaiban-keajaiban di sekitar
dirinya, keluarga tersebut merasa terpanggil untuk membebaskannya.
Setelah bebas, ia memusatkan perhatian kepada beribadah,
sambilbelajardanmenuntutilmukepadabanyak guru yang tidakdiceritakannama-
namagurunyaitu.
Rabi'ahpadamulanyatinggaldisuatudusun, tapikemudiantinggal di kotaBasrah,
dan sebagian besar kehidupannya dihabiskan di kota itu. Di Basrah, Rabi'ah memiliki
majelis taklim yang dikunjungi banyak muridnya. Majelisnya juga sering dikunjungi
1
2. zahid-zahid lain untuk keperluan bertukar pikiran dengannya.Diantara mereka yang
pernah mengunjunginya adalah Malik bin Dinar, Sofyan As-Tsauri, danSyaqiq Al-
Bakhi.
Ajaran-ajarannya
Rabi'ah terkna lzuhud dan tak pernah mau minta pertolongan kepada orang
lain. Ketika ditanya orang mengapaia tidak mau meminta pertolongan kepada orang
lain, ia menjawab,"saya malu meminta sesuatu kepada Allah, yang memilikinya,
apalagi kepada orang-orang yang bukan pemilik sesuatu itu. Sesungguhnya Allah-lah
yang pemberi rezeki kepadaku dan kepada mereka yang kaya….kita harus menyadari
posisi kita sebagai hamba-Nya, dan haruslah kita menerimanya dengan hatisenang"
Berbeda dari para zahid atau sufi yang mendahuluinya atau yang
sezamannya, dalam menjalankan tasawuf itu dasarnya bukanlah karena dikuasai
oleh perasaan takut kepada Allah atau takut kepada neraka-Nya. Hatinya ternyata
penuh oleh perasaan cinta dan asyik masyuk dengan Allah sebagai kekasih-Nya.
Bagaimana gelora cintanya kepada Tuhan tergambar dalam sejumlah
ungkapannya."Akumengabdi kepada Allah bukan takut kepada neraka, bukan pula
ingin masuk kedalam surga, tapi aku beribadah karna cintaku kepda Allah.Tuhanku
,jika aku mengabdi kepada-Mu karena takut kepada neraka, bakarlah aku di
dalamnya, dan jika aku mengabdi kepada-Mu karena mengharapkan surga,
jauhkanlah aku daripadanya. Tetapi jika kau aku puja semata-mata karena Kau,
janganlah Kau sembunyikan kecantikan-Mu yang kekal dariku.YaTuhan, bintang di
langit telah gemerlapan, orang-orang telah bertiduran, pintu-pintu istana telah
dikunci, dan tiap kekasih telah menyendiri dengan kekasihnya, dan inilah aku di
hadirat-Mu."
Sewaktu pajar telah menyingsing, Rabi'ah berujar menguraikan isi hatinya
yang sedang rindu kepada sang khalik. " Tuhanku, malam telah berlalu dan siang
segera menampakkan diri. Aku gelisah apakah amalanku Kau terima hingga aku
merasa bahagia, ataukah Kau tolak hingga aku merasa sedih. Demi kemulian-Mu,
inilah yang akan aku lakukan selama Kau berihayat. Sekiranya Kau usir depan pintu-
Mu, aku tidak akan pergi, karena cintapada-Mu telah memenuhi hatiku. Aku
mencintai-Mu dengan dua cinta, cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu.Cinta
karena diriku adalah keadaanku senantiasa mengingat-Mu.Dan cinta karena diri-Mu
adalah keadaan-Mu senantiasa mengingatkan tabir hingga kau kulihat….pujian
bukanlah bagiku tapi bagimulah pujian untuk semuanya."
Rabi'ah berkata,"bagi segala sesuatu ada buahnya, dan buah pengetahuan
tentang tuhan adalah orientasi diri kepada Tuhan disetiap saat."Menurutnya cara
yang paling baik bagi seorang hamba untuk mendekati Allah adalah dia harus tahu,
tidak boleh mencintai apapun di dunia ini atau di akhirat nanti selain Allah swt.
2
3. Rabi'ah merupakan tonggak penting perkembangan tasawuf yang pada
awalnya didominasi emosi menuju fase pengembangan emosi cinta yang maksimal
kepada Allah swt.
Ketika akan wafat, dia menyuruh para kerabatnya yang sedang
mengerumuninya untuk keluar ruangan."keluarlah, berilah ruang untuk para utusan
Tuhan." Ketika mereka keluar dan menutup pintu, kedengaran oleh mereka suara
Rabi'ah yang mengucapkan syahadat, lalu terdengar pula suara jawaban."wahai jiwa
yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dan masuklah kedalam kelompok hamba-
hamba-ku dan masuklah kedalam surga-Ku."(QS.89:27-30) yang dibacakan oleh para
malaikat pencabut ruhnya.
Rabi'ah wafat pada tahun 185 H/801 M. dalam usia 88 tahun.
Diambil dari sumber: kisah sufi, Majalah Al-kisah No.19/11-24SEPT.2006
3