1. EDISI KHUSUS
Marketing 3.0
Dr. Sonny Subroto Maheri Laksono, M.Si.
No. HP. 08123443943
Email: sonnysubroto@gmail.com
BAGIAN I: Tren
2.
3.
4.
5. Tren bisnis
utama
Membentuk
pemasaran yg
berpusat pada
manusia
Bagaimana
perusahaan
dapat
memasarkan
visi, misi dan
nilai-nilai
perusahaan
untuk masing2
pemangku
kepentingan
memecahkan masalah
global seperti
kesehatan, kemiskinan
dan kelestarian
lingkungan
6.
7. Perbandingan antara Marketing 1.0, 2.0, dan 3.0
Mareting 1.0
Product-centeric
Marketing
Marketing 2.0
Consumer-oriented
Marketing
Marketing 3.0
Values-driven
Marketing
Tujuan Menjual produk Memuaskan dan
mempertahankan
konsumen
Menjadikan dunia
tempat yg lebih baik
Kekuatan yg
menggerakkan
Revolusi industri Teknologi informasi New wave technology
Bagaimana
perusahaan melihat
pasar
Pembeli massal dg
kebutuhan fisik
produk
Konsumen yg cerdas
dg pikiran dan hati
Manusia seutuhnya
dg pikiran, hati, dan
spirit
Konsep inti narketing Pengembangan
produk
Diferensiasi Nilai-nilai
Pedoman2 marketing
perusahaan
Product specfication Corporate and
product positioning
Corporate mission,
vision, and values
Value propossitional Fungsional Fungsional dan
emosional
Fungsional,
emosional, dan
spiritual
Interaksi kpd
konsumen
Transaksi One-to-
many
Relasi one-to-one Kolaborasi many-to-
many
9. Masa Partisipasi dan Collaborative
Marketing
• Kemajuan teknologi telah membawa perubahan besar
pd konsumen, pasar, dan marketing:
✓Marketing 1.0, dimulai dg perkembangan teknologi produksi
selama Revolusi Industri.
✓Marketing 2.0, hadir sbg hasil dari teknologi informasi dan
internet.
✓Marketing 3.0, lahir dipicu oleh new wave technology
(adalah teknologi yg memungkinkan konektivitas dan inter-
aktivitas antarindividu dan kelompok). New wave technology
meliputi tiga kekuatan utama: komputer dan HP yg murah,
internet murah, serta open source. Teknologi ini memungkin-
kan sesorang unt mengekspresikan dirinya dan berkolaborasi
dg orang lain.
10. • Di masa partisipasi (the age of participation), orang
membuat berita, ide, dan hiburan, sekaligus
menkonsumsinya. Pada masa ini, memungkinkan
orang untuk berubah dari konsumen (consumer)
menjadi prosumer.
• Salah satu yg memungkinkan terjadinya new wave
technology adalah munculnya media sosial:
✓Media sosial yg bersifat ekspresif (blog, Twiter, YouTube,
Facebook, dsb);
✓Media kolaboratif (Wikipedia, Rotten Tomatoes, dsb).
• Collaborative marketing adalah building block
pertama dari Marketing 3.0.
• Marketing 3.0 adalah kolaborasi antar entitas bisnis
dg sekumpulan harapan dan nilai-nilai yg sama.
11. Masa Paradoks Globalisasi dan
Cultur Marketing
• Globalisasi digerakan oleh teknologi utamanya
teknologi informasi dan transportasi.
• Tiga paradoks makro yg timbul sbg akibat dari
globalisasi:
1) Disaat demokrasi semakin mengglobal, Cina sbg negara
adikuasa nondemokratis yg baru, semakin kuat
kekuasaanya;
2) Globalisasi membutuhkan integrasi ekonomi namun tdk
menciptakan kesetaraan ekonomi; dan
3) Globalisasi tidak membuat keseragaman, tetapi
membedakan budaya.
12. • Cultural brands berusaha mengatasi paradoks
dalam masyarakat.
• Cultural brands dapat mengacu pd isu2 sosial,
ekonomi, dan lingkungan di masyarakat.
• Cultural marketing adalah building block kedua
dari Marketing 3.0.
• Marketing 3.0 adalah pendekatan yg menunjukan
kepedulian dan harapan warga negara global.
• Perusahaan yg mempraktekkan Marketing 3.0 hrs
memahami isu2 komunitas yg terkait dg bisnisnya.
• Marketing 3.0 adalah marketing yg meletakkan isu
budaya di jantung model bisnisnya.
13. Masa Masyarakat Kreatif dan Human
Spirit Marketing
• Masyarakat kreatif adalah para inovator yg
menciptakan dan menggunakan teknologi dan
konsep baru.
• Dalam dunia kolaboratif yg terpengaruh oleh new
wave technology, masyarakat kreatif itu menjadi
penghubung antarkonsumen.
• Mereka adalah konsumen yg paling ekspresif dan
kolaboratif yg memaksimalkan penggunaan media
sosial dan sangat menginspirasi masyarakat di
lingkungannya dg gaya hidup, perilaku dan opini
mereka.
14. • Salah satu karakter kunci dari sebuah masyarakat yg
kreatif maju adalah bahwa orang yakin pada aktualitas
diri, melebihi keyakinan pd kebutuhan dasar untuk
hidup.
• Mereka adalah co-creator yg ekspresif dan kolaboratif,
sbg manusia kompleks, mereka yakin pada human
spirit dan memperhatikan hasrat terdalam dari human
spirit.
• Bisnis model yg values-driven adalah senjata
pembunuh yg ampuh dalam Marketing 3.0.
• Psikospiritual adalah kebutuhan konsumen yg paling
penting dan mungkin adalah diferensiasi terpenting yg
dapat diciptakan oleh pemasar.
• Marketing 3.0 adalah tentang perusahaan yg
menyusun nilai2 ke dlm budaya perusahaan mereka.
15. MARKETING 3.0: KOLABORATIF, KULTURAL, dan
SPIRITUAL
• Era Marketing 3.0 adalah era dimana praktik marke-
ting sangat dipengaruhi oleh perubahan perilaku
dan sikap konsumen.
• Ini adalah bentuk yg paling rumit dari era yang
consumer-centric, di mana konsumen mengingin-
kan pendekatan marketing yg lebih kolaboratif,
kultural, dan spiritual.
• New wave technology memudahkan penyebaran
informasi, ide, dan opini publik yg memungkinkan
konsumen berkolaborasi dlm value creation.
16. • Teknologi mengarahkan globalisasi politik dan
hukum, ekonomi, dan lanskap sosial budaya, yang
menciptakan paradoks kultural dlm masyarakat.
• Teknologi juga memunculkan pasar kreatif yg lebih
spiritual dalam melihat dunia.
• Tiga building block dari Marketing 3.0:
Building Blocks Why?
What to Offer
Content 1) Collaborative
Marketing
Masa Partisipasi (Stimulus)
Context 2) Cultural Marketing Masa Paradoks Globalisasi
(Masalah)
How to Offer 3) Spiritual Marketing Masa Kreativitas (Solusi)
17.
18. Marketing 60 Tahun Terakhir:
Retrospeksi Singkat
• Marketing telah menjadi salah satu subjek menarik
di dunia bisnis selama enam dekade terakhir.
Intinya, marketing berputar di sekitar tiga disiplin
utama: product management, customer
management, dan brand management.
• Pada kenyataanya, konsep marketing berevolusi:
✓Era 1950-an dan 1960-an: product management,
(markrting mix: 4P);
✓Era 1970-an dan 1980-an: costomer
management (STP-marketing modern);
✓Era 1990-an dan 2000-an: brand management.
20. Masa Depan Marketing:
Horizontal, bukan Vertikal
• Saat ini, kepercayaan terjadi lebih banyak pada
hubungan horizontal daripada vertikal.
• Konsumen lebih mempercayai konsumen lain
daripada mempercayai perusahaan
bersangkutan.
• Semua orang adalah pemasar dan konsumen.
• Marketing bukan sekedar sesuatu yg dibuat oleh
pemasar terhadap konsumen.
• Konsumen adalah marketing untuk konsumen
lainnya pula.
• Gunakan konsep marketing masa depan.
21. Marketing Masa Kini
Disiplin Ilmu
Marketing
Konsep
Marketing Masa
Kini
Konsep
Marketing Masa
Depan
Manajemen
Produk
4P (product,
price, place,
promotion)
Co-creation
Manajemen
Pelanggan
STP
(segmentation,
targeting, dan
positioning)
Communiti-
zation
Manajemen
Merek
Pembentukan
merek
Character
building
22. Co-creation
• Co-creation adalah istilah baru untuk menjelaskan
pendekatan baru dalam inovasi.
• Ada tiga proses kunci dalam co-creation:
1) Perusahaan harus menciptakan apa yg kami sebut
sebagai sebuah “platform” yaitu sebuah produk
generik yg dapat disesuaikan lagi.
2) Biarkan konsumen individual di dalam jaringan
menyesuaikan platform agar sesuai dg identitas unik
mereka (dlm pengambangan perangkat lunak sering
disebut sebagai seri Beta/uji coba).
3) Mintalah umpan balik konsumen dan perkaya
platform dg memadukan semua usaha penyesuaian yg
dilakukan oleh konsumen.
23. Communitization
• Tren baru, konsumen ingin terhubung dengan
konsumen lainnya khususnya dg komunitasnya.
• Perusahaan yg ingin menerapkan tren baru ini
harus mengakomodasi kebutuhan ini dan
membantu konsumen saling terkoneksi di dalam
komunitasnya.
• Bisnis yg berhasil membutuhkan dukungan dari
komunitas.
• Komunitas muncul bukan untuk melayani bisnis,
tapi untuk melayani anggotanya. Perusahaan harus
mencermati dan berpartisipasi dlm melayani
anggota komunitas.
24. Character Building
• Agar merek dpt berkoneksi dg manusia, merek
perlu mengembangkan sebuah DNA otentik yg
menjadi inti dari diferensiasi perusahan/produk.
• DNA ini mencerminkan identitas merek dlm
jaringan sosial konsumen.
• Merek dg DNA yg unik akan terus membangun
karakternya.
• Mencapai diferensiasi sdh cukup sulit bagi
pemasar, apabila mencapai diferensiasi yg otentik.
• Perusahaan hrs selalu berusaha agar merek tsb
nyata dan memberikan pengalaman yg sesuai dg
yg dinyatakan.
25. Pergeseran ke Human Spirit: Model 3i
• Perusahaan hrs membidik konsumen
sbg manusia seutuhnya yg terdiri dari
pikiran, hati, dan spirit.
• Intinya adalah tidak melupakan spirit.
• Di 3.0, marketing hrs didefinisikan
kembali sebagai segitiga dari: merek,
posisioning, dan deferensiasi. Dan
dilengkapi dengan: brand identity, brand
integrity, dan brand image.
27. ➢Dalam dunia konsumen horizontal, merek (brand)
tdk berarti apa2 jika hanya mengartikulasikan
positioningnya.*)
➢Positioning adalah pernyataan yg tegas yg
menyadarkan konsumen agar hati2 terhadap
merek yg tidak otentik.
➢Deferensiasi merupakan DNA merek yg
mencerminkan integritas merek sebenarnya.
➢Deferensiasi adalah bukti kuat bahwa merek
menyampaikan apa yang dijanjikannya.
➢Deferensiasi yg bersinergi dg positioning scr
otomatis akan menciptakan brand image yg baik.
28. ➢Identitas merek (brand identity) berkisar
mengenai positioning merek produkdi dlm
benak konsumen. Positioning hrs unik dan
menarik.
➢Integritas merek (brand integrity) berkisar
mengenai menepati apa yg dinyatakan
melalui positioning dan diferensiasi merek.
Itu adalah tentang bgmn menjadi kredibel,
menepati janji pemasar, dan menciptakan
kepercayaan konsumen terhadap merek
produk. Target dari brand integrity adalah
spirit konsumen.
29. ➢Brand image adalah tentang mendapatkan yg kuat
dari emosi konsumen. Brand value produk hrs
menarik bagi kebutuhan dan keinginan emosional,
melebihi fungsi dan fitur produk itu sendiri.
Model 3i
30. ❖Segitiga model 3i ditujukan agar relevan dg
manusia seutuhnya, dlm pikiran, hati, dan
spirit.
❖Dalam Marketing 3.0, pemasar harus
membidik pikiran dan spirit secara simultan
untuk meraih hati konsumen:
✓Positioning akan memicu pikiran untuk
mempertim-bangkan keputusan membeli;
✓Sebuah merek membutuhkan diferensiasi yg
otentik bagi spirit manusia agar mengkonfermasi
keputusan tersebut.
❖Akhirnya, hati akan membuat konsumen utk
bertindak dan memutuskan untuk membeli.
31. Pergeseran ke Value-Driven Marketing
• Pemasar hrs mengidentitifikasi kegelisahan
dan keinginan konsumen agar dpt membidik
pikiran, hati, dan spirit konsumen.
• Dalam paradoks globalisasi, kegelisahan, dan
keinginan konsumen itulah yg membentuk
lingkungan mereka dan dunia menjadi
semakin baik, bahkan mungkin menjadi
tempat yg ideal untuk ditempati.
• Oleh karena itu, perusahaan yg ingin menjadi
icon hrs berbagi mimpi yg sama dg
konsumen dan membuat sebuah perbedaan.
32. Misi, Visi, dan Nilai-nilai
Untuk memasukkan niat yg baik dlm
budaya perusahaan dan mempertahankan
komitmen, pendekatan terbaik adalah dg
menambahkannya ke dlm misi, visi, dan nilai-
nilai perusahaan.
➢Menurut Peter Drucker berpendapat bahwa
bisnis yg sukses tdk memulai perencanaan
mereka dg keuntungan finansial. Mereka
memulai dg kinerja misi mereka.
Keuntungan finansial akan muncul sebagai
hasilnya.
33. • Misi perusahaan adalah inti yg tdk dapat diubah yg
mencerminkan tujuan dasar eksistensi perusahaan.
Sedangkan cakupan operasi dan bisnis perusahaan
bersifat fleksibel, namun harus berjalan dg intinya.
• Misi berorientasi pad saat perusahaan berdiri,
sedangkan visi berorientasi pd penciptaan masa
depan. (misi dilambangkan dg Donat)
• Visi adalah gambaran yg diinginkan dari keadaan
perusahaan di masa depan. Visi menjelaskan cita2
yg diinginkan dan ingin dicapai perusahaan.
Perusahaan hrs menciptakan gambaran mental
masa depan berdasarkan definisi dari misi
perusahaan. (visi dilambangkan dg kompas)
34. • Nilai-nilai (values) dpt dipandang sbg
“standar perilaku institusional dari sebuah
perusahaan.” (dilambangkan dg roda)
• Values mengartikulasikan sekumpulan
prioritas perusahaan dan usaha manajemen
unt menerapkannya dlm praktik
perusahaan, di mana perusahaan berharap
akan mendukung perilaku yg menguntung-
kan perusahaan dan komunitas di dalam
dan di luar perusahaan, dan akhirnya akan
memperkuat nilai-nilai perusahaan.
35.
36. ➢Values-Based Matrix (Model), menjelaskan dimana:
✓Satu sumbu, perusahaan menguasai pikirannya, hati,
dan spirit pelanggan dan calon pelangganya;
✓Sumbu lainnya, memperhitungkan misi, visi, dan nilai
perusahaan.
➢Sangat penting unt memperhatikan kinerja dan
kepuasan kpd konsumen ditingkat produk, dan pd
tingkat tertinggi, sebuah merek harus terlihat sbg
realisasi aspirasi emosi dan menerapkan sebentuk
gairah tertentu.
➢Merek itu tdk hanya harus menjanjikan Profitability
dan ReturnAbility terhadap pemegang saham saat
ini dan yg akan datang, namun juga SustainAbility.
37. MARKETING 3.0: THE MEANING OF
MARKETING AND THE MARKETING MEANING
• Dengan mempelajari dari dekat model 3i,
anda akan melihat arti baru marketing di 3.0.
• Marketing dlm kulminasinya akan menjadi
harmonisasi dari tiga konsep: identity,
integriti, dan image.
• Marketing adalah perihal mendefinisikan dg
jelas identitas unik anda dan memperkuatnya
dg integritas yg otentik unt membangun citra
yg kuat.
38. ❖Marketing 3.0 adalah juga perihal marketing of
meaning yg yg tertanam dlm misi, visi, dan nilai-
nilai perusahaan.
o Dengan mendefinisikan marketing dlm cara ini, kita
berharap dpt meningkatkan lebih jauh konsep
marketing sehingga menjadi pemain utama dlm
mendesain masa depan stratejik perusahaan.
o Marketing hrs tidak lagi dilihat sebagai penjualan
semata dan penggunaan perangkat untuk
mengahasilkan permintaan.
❖ Marketing saat ini harus dipandang sebagai
harapan utama bagi perusahaan dalam
membangun kembali kepercayaan konsumen.