Projek "Sungaiku Bungas" bertujuan membentuk pelajar yang memiliki kesadaran untuk melestarikan sungai dan lingkungan melalui tahapan pengenalan, kontekstualisasi, dan aksi untuk memecahkan masalah lingkungan sekitar sungai.
Panduan ini memberikan panduan untuk melaksanakan proyek penguatan profil pelajar Pancasila tentang kewirausahaan bagi guru SD. Proyek ini bertujuan membentuk siswa sadar akan gaya hidup non-konsumtif dan jiwa swakarya melalui eksplorasi kebutuhan dan keinginan, kreasi DIY, dan pameran hasil karya."
Panduan ini memberikan panduan untuk melaksanakan proyek penguatan profil pelajar Pancasila pada tema kewirausahaan. Proyek ini bertujuan membentuk siswa sadar akan gaya hidup non-konsumtif dan jiwa swakarya melalui tahap pengenalan, kontekstualisasi, dan aksi yang melibatkan kreativitas siswa."
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pdfNandaKusuma17
Modul ini membahas tentang pencegahan perundungan di sekolah. Murid akan belajar mengenai konsep diri, perbedaan antara perundungan dan konflik, serta berbagai jenis perundungan. Tujuannya adalah agar murid dapat memahami perundungan dan berinteraksi dengan hormat satu sama lain.
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxRIMA685626
Modul tetang bangunlah jiwa raganya , pada tahap Face C awal di kelas 5 dengan dimensi ketakwaan , akhlak mulia, mandii dan bernalar kritis membangun karakter siswa untuk dapat lebih mudah menjalankan keistiqomahan ibadah yang sebelumnya sudah dilakukan.
Pada kegiatan ini siswa diajak untuk mengenal alasan mengapa harus istiqomah dalam ibadah? Melalui gambar dan media slide presentasi. Kemudian siswa diberikan motivasi untuk melakukan sholat tepat waktu. Setelah mengetahui alasan dan tumbuh kesadaran untuk sholat tepat waktu, kemudian kegiatan selanjutnya siswa melakukan eksplorasi menggunakan media HP, laptop, dan koneksi internet tentang perintah sholat kemudian berkreasi membuat pajangan perintah sholat dan dipajang di tempat-tempat tertentu, selanjutnya diberikan pengetahuan dan siraman rohani tentang pentingnya sholat melalui pemutaran video dari ustad, Abul Somad, dan Adi Hidayat.
Kegiatan projek pembiasaan keseharian yang dilakukan setiap hari dari hari ke hari tumbuh kebiasaan baik dan disiplin dalam waktu sholat juga bertambah ilmu tentang sholatnya dan beramal jariyah. Melalui praktik sholat, praktik membersihkan mushola dan pengamatan lingkunan mushola sekolah dimana fasilitator mengecek kontrol sholat, shodaqoh dan mengamati proses diskusi siswa. Kemudian pembiasaan ini bukan hanya dilakukan di sekolah tetapi juga di rumah melalui catatan kontrol harian sholat dan shodaqoh dengan bantuan kontroling dari orang tua. Setelah siswa melakukan pembiasaan ini, selanjutnya siswa mengajak orang lain (teman-teman) melalui kegiatan bersih-bersih mushola, dilengkapi atribut kampanye yang berisi Menjaga kebersihan tempat ibadah dan berlomba dalam berbuat baik. Setelah melalui serangkaian kegiatan dari hari ke hari siswa membagikan pengalamannya dalam sebuah cetita yang dirancang secara berkelompok dan di pusblish di sosial media sekolah.
Elemen Belum berkembang Mulai berkembang Berkembang sesuai harapan Sangat berkembang
Regulasi Diri
Sama sekali tidak Mengidentifikasi faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan dalam pelaksanaan disiplin sholat tepat waktu Menunjukkan adanya sedikit Mengidentifikasi faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan dalam pelaksanaan disiplin sholat tepat waktu Menunjukkan sudah ada usaha Mengidentifikasi faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan dalam pelaksanaan disiplin sholat tepat waktu Sudah terbiasa Mengidentifikasi faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan dalam pelaksanaan disiplin sholat tepat waktu.
Elemen Belum berkembang Mulai berkembang Berkembang sesuai harapan Sangat berkembang
Akhlak Beragama Sama sekali tidak memiliki Penghayatan atas sifat-sifat Tuhan dan tidak melaksanakan (wudhu, gerakan) ritual ibadah atau sembahyang 5 waktu Menunjukkan ada sedikit memiliki Penghayatan atas sifat-sifat Tuhan dan melaksanakan (wudhu, gerakan) ritual ibadah atau sembahyang kurang dari 3 waktu Menunjukkan sudah memiliki Penghayatan atas sifat-sifat Tuhan dan melaksanakan (wudhu, gerakan) ritual ibadah atau sho
Projek "Sungaiku Bungas" bertujuan membentuk pelajar yang memiliki kesadaran untuk melestarikan sungai dan lingkungan melalui tahapan pengenalan, kontekstualisasi, dan aksi untuk memecahkan masalah lingkungan sekitar sungai.
Panduan ini memberikan panduan untuk melaksanakan proyek penguatan profil pelajar Pancasila tentang kewirausahaan bagi guru SD. Proyek ini bertujuan membentuk siswa sadar akan gaya hidup non-konsumtif dan jiwa swakarya melalui eksplorasi kebutuhan dan keinginan, kreasi DIY, dan pameran hasil karya."
Panduan ini memberikan panduan untuk melaksanakan proyek penguatan profil pelajar Pancasila pada tema kewirausahaan. Proyek ini bertujuan membentuk siswa sadar akan gaya hidup non-konsumtif dan jiwa swakarya melalui tahap pengenalan, kontekstualisasi, dan aksi yang melibatkan kreativitas siswa."
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pdfNandaKusuma17
Modul ini membahas tentang pencegahan perundungan di sekolah. Murid akan belajar mengenai konsep diri, perbedaan antara perundungan dan konflik, serta berbagai jenis perundungan. Tujuannya adalah agar murid dapat memahami perundungan dan berinteraksi dengan hormat satu sama lain.
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxRIMA685626
Modul tetang bangunlah jiwa raganya , pada tahap Face C awal di kelas 5 dengan dimensi ketakwaan , akhlak mulia, mandii dan bernalar kritis membangun karakter siswa untuk dapat lebih mudah menjalankan keistiqomahan ibadah yang sebelumnya sudah dilakukan.
Pada kegiatan ini siswa diajak untuk mengenal alasan mengapa harus istiqomah dalam ibadah? Melalui gambar dan media slide presentasi. Kemudian siswa diberikan motivasi untuk melakukan sholat tepat waktu. Setelah mengetahui alasan dan tumbuh kesadaran untuk sholat tepat waktu, kemudian kegiatan selanjutnya siswa melakukan eksplorasi menggunakan media HP, laptop, dan koneksi internet tentang perintah sholat kemudian berkreasi membuat pajangan perintah sholat dan dipajang di tempat-tempat tertentu, selanjutnya diberikan pengetahuan dan siraman rohani tentang pentingnya sholat melalui pemutaran video dari ustad, Abul Somad, dan Adi Hidayat.
Kegiatan projek pembiasaan keseharian yang dilakukan setiap hari dari hari ke hari tumbuh kebiasaan baik dan disiplin dalam waktu sholat juga bertambah ilmu tentang sholatnya dan beramal jariyah. Melalui praktik sholat, praktik membersihkan mushola dan pengamatan lingkunan mushola sekolah dimana fasilitator mengecek kontrol sholat, shodaqoh dan mengamati proses diskusi siswa. Kemudian pembiasaan ini bukan hanya dilakukan di sekolah tetapi juga di rumah melalui catatan kontrol harian sholat dan shodaqoh dengan bantuan kontroling dari orang tua. Setelah siswa melakukan pembiasaan ini, selanjutnya siswa mengajak orang lain (teman-teman) melalui kegiatan bersih-bersih mushola, dilengkapi atribut kampanye yang berisi Menjaga kebersihan tempat ibadah dan berlomba dalam berbuat baik. Setelah melalui serangkaian kegiatan dari hari ke hari siswa membagikan pengalamannya dalam sebuah cetita yang dirancang secara berkelompok dan di pusblish di sosial media sekolah.
Elemen Belum berkembang Mulai berkembang Berkembang sesuai harapan Sangat berkembang
Regulasi Diri
Sama sekali tidak Mengidentifikasi faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan dalam pelaksanaan disiplin sholat tepat waktu Menunjukkan adanya sedikit Mengidentifikasi faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan dalam pelaksanaan disiplin sholat tepat waktu Menunjukkan sudah ada usaha Mengidentifikasi faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan dalam pelaksanaan disiplin sholat tepat waktu Sudah terbiasa Mengidentifikasi faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan dalam pelaksanaan disiplin sholat tepat waktu.
Elemen Belum berkembang Mulai berkembang Berkembang sesuai harapan Sangat berkembang
Akhlak Beragama Sama sekali tidak memiliki Penghayatan atas sifat-sifat Tuhan dan tidak melaksanakan (wudhu, gerakan) ritual ibadah atau sembahyang 5 waktu Menunjukkan ada sedikit memiliki Penghayatan atas sifat-sifat Tuhan dan melaksanakan (wudhu, gerakan) ritual ibadah atau sembahyang kurang dari 3 waktu Menunjukkan sudah memiliki Penghayatan atas sifat-sifat Tuhan dan melaksanakan (wudhu, gerakan) ritual ibadah atau sho
Dokumen tersebut membahas beberapa model pembelajaran seperti pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning), pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), pembelajaran berbasis penemuan (inquiry/discovery learning), dan pembelajaran saintifik. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, langkah-langkah, dan contoh kegiatan untuk menerapkan masing-masing model pembelajaran tersebut. Peserta didik diminta untuk menganalisis model-model pembelaj
Analisis Model Pembelajaran Berbasis MasalahHusna Rifqia
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran berbasis masalah, yaitu model pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sebagai konteks belajar siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Model ini melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar melalui pengalaman nyata atau simulasi.
Analisis Model Pembelajaran Berbasis MasalahHusna Rifqia
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran berbasis masalah, yang menggunakan masalah nyata sebagai konteks belajar siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Model ini melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar melalui pengalaman nyata atau simulasi.
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan portofolio dalam pembelajaran, termasuk pengertian, keuntungan, dan kelemahan portofolio serta tahapan perencanaan portofolio. Portofolio digunakan sebagai alat penilaian untuk menilai kompetensi siswa berdasarkan kumpulan hasil kerja mereka selama proses belajar mengajar.
Model pembelajaran penemuan adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui eksplorasi dan penyelidikan sendiri tanpa diberikan penjelasan langsung oleh guru. Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan masalah atau stimulus untuk mendorong siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan menarik kesimpulan sendiri. Metode ini bertujuan membantu siswa belajar se
Model pembelajaran penemuan adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui proses pengumpulan informasi, analisis, dan penarikan kesimpulan sendiri tanpa diberikan pelajaran secara final. Metode ini memberikan manfaat seperti meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa dan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Namun, metode ini juga memiliki kelemahan se
Model pembelajaran discovery learning merupakan metode pembelajaran di mana siswa tidak diberikan materi pelajaran secara langsung melainkan diharapkan dapat menemukan sendiri konsep atau prinsip melalui berbagai aktivitas seperti pengumpulan data, pengolahan informasi, dan penarikan kesimpulan. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam menemukan pengetahuan secara mandiri. Metode ini bertujuan membantu siswa bel
Dokumen tersebut membahas beberapa model pembelajaran seperti pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning), pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), pembelajaran berbasis penemuan (inquiry/discovery learning), dan pembelajaran saintifik. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, langkah-langkah, dan contoh kegiatan untuk menerapkan masing-masing model pembelajaran tersebut. Peserta didik diminta untuk menganalisis model-model pembelaj
Analisis Model Pembelajaran Berbasis MasalahHusna Rifqia
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran berbasis masalah, yaitu model pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sebagai konteks belajar siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Model ini melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar melalui pengalaman nyata atau simulasi.
Analisis Model Pembelajaran Berbasis MasalahHusna Rifqia
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran berbasis masalah, yang menggunakan masalah nyata sebagai konteks belajar siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Model ini melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar melalui pengalaman nyata atau simulasi.
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan portofolio dalam pembelajaran, termasuk pengertian, keuntungan, dan kelemahan portofolio serta tahapan perencanaan portofolio. Portofolio digunakan sebagai alat penilaian untuk menilai kompetensi siswa berdasarkan kumpulan hasil kerja mereka selama proses belajar mengajar.
Model pembelajaran penemuan adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui eksplorasi dan penyelidikan sendiri tanpa diberikan penjelasan langsung oleh guru. Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan masalah atau stimulus untuk mendorong siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan menarik kesimpulan sendiri. Metode ini bertujuan membantu siswa belajar se
Model pembelajaran penemuan adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui proses pengumpulan informasi, analisis, dan penarikan kesimpulan sendiri tanpa diberikan pelajaran secara final. Metode ini memberikan manfaat seperti meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa dan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Namun, metode ini juga memiliki kelemahan se
Model pembelajaran discovery learning merupakan metode pembelajaran di mana siswa tidak diberikan materi pelajaran secara langsung melainkan diharapkan dapat menemukan sendiri konsep atau prinsip melalui berbagai aktivitas seperti pengumpulan data, pengolahan informasi, dan penarikan kesimpulan. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam menemukan pengetahuan secara mandiri. Metode ini bertujuan membantu siswa bel
2. Tujuan, Alur, dan Target Pencapaian Projek
Melalui tema “Keinginan atau Kebutuhan” dan mengacu kepada dimensi Profil Pelajar
Pancasila, Projek “Memanfaatkan Kreativitas dalam Memenuhi Kebutuhan” ini
bertujuan untuk membentuk pelajar yang mempunyai kesadaran untuk menjalani gaya
hidup yang non-konsumtif dan juga menumbuhkan jiwa swakarya.
Projek ini dimulai dengan tahap pengenalan, dimana pelajar akan mengeksplorasi
permasalahan yang ada sekitar dirinya dan lingkungan terdekat, misalnya di rumah
dan di sekolah seputar barang-barang yang dimiliki dalam kaitannya dengan
kebutuhan atau keinginan. Dalam tahapan ini pelajar akan mengidentifikasi awal
permasalahan yang akan menjadi acuan dalam tahapan-tahapan selanjutnya.
Setelah tahap pengenalan, masuk dalam tahap kontekstualisasi dengan melakukan
riset dan menggunakan data dari hasil riset tersebut untuk dapat membawa pelajar ke
pemahaman tentang permasalahan yang ada secara lebih konkret dan kontekstual.
Dalam tahapan ini, terdapat juga proses pembentukan pengetahuan
(knowledge-building) dan penumbuhan kesadaran (raising awareness) melalui
berbagai kegiatan penyelidikan kritis (critical inquiry) dan refleksi.
Tahapan selanjutnya berhubungan dengan rangkaian proses aksi, dimana dimulai dari
perencanaan aksi, pelaksanaan aksi dan refleksi akan aksi yang ada. Di tahap ini,
pelajar akan menuangkan aksi nyata mereka ke dalam kreasi-kreasi baru atau
swakarya (Do-It-Yourself) dari hasil ide-ide pelajar yang memanfaatkan barang-barang
yang ada di sekitarnya, yang dapat menjawab isu dari masalah yang telah
diidentifikasikan sebelumnya.
Melalui projek ini, pelajar diharapkan telah mengembangkan secara spesifik dua
dimensi Profil Pelajar Pancasila, yaitu Bernalar Kritis dan Kreatif beserta sub-elemen
terkait didalam dimensi profil tersebut.
Hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Memulai Projek
- Unsur kreativitas yang ada dalam projek ini adalah
universal, karena kreativitas ada dalam diri siapapun
terlepas dari bidang mana individu itu bernaung. Selain itu,
kreativitas itu sendiri dapat ditopang, dibimbing dan
dibangkitkan oleh seluruh pendidik dan juga unsur
pendidikan. Sehingga dalam menjalankan projek ini,
pembimbingan dapat dilakukan oleh pengajar manapun
dalam lingkungan sekolah.
- Dalam pengadaan barang-barang yang dibutuhkan untuk
projek ini adalah bersifat memanfaatkan barang-barang
yang sudah ada. Sekolah dapat memulai gerakan
pengumpulan barang-barang yang sudah tidak digunakan
tapi dapat diubah bentuk ataupun fungsinya, seperti kaleng,
kotak, ataupun wadah bekas dan yang lainnya.
3. Tahapan dalam projek “Memanfaatkan Kreativitas dalam Memenuhi Kebutuhan”
Tahap Pengenalan. Mengenali dan membangun kesadaran siswa terhadap isu yang berkaitan dengan keinginan dan kebutuhan.
1. Provokasi
isu/permasalahan
2. Eksplorasi
isu/permasalahan melalui
observasi
3. Eksplorasi
isu/permasalahan melalui
wawancara
4. Identifikasi awal
permasalahan
5. Refleksi awal
Tahap Kontekstualisasi. Mengkontekstualisasi masalah di lingkungan terdekat
6. Keinginan atau
kebutuhan
7. Menggali tentang
kebutuhan (primer dan
sekunder)
8. Studi kasus melalui
cerita
9. Analisa diri tentang
keinginan dan kebutuhan
10. Asesmen formatif:
Presentasi analisa diri
Tahap Aksi
11. Projek Kreasiku:
Membuat tujuan kreasi
12. Projek Kreasiku:
Merencanakan kreasi
13. Projek Kreasiku:
Membuat kreasi
14. Projek Kreasiku:
Membuat kreasi
15. Asesmen formatif:
Simulasi pameran projek
kreasiku
Tahap Refleksi Aksi
16. Asesmen Sumatif:
Pameran Projek Kreasiku
17. Refleksi akhir
4. Dimensi, elemen, dan sub elemen Profil Pelajar Pancasila
Dimensi Profil
Pelajar Pancasila
Terkait
Sub-elemen Profil Pelajar Pancasila Target Pencapaian di akhir fase A (SD kelas 1 - 2) Aktivitas Terkait
Bernalar Kritis Mengajukan pertanyaan Mengajukan pertanyaan untuk menjawab keingintahuannya
dan untuk mengidentifikasi suatu permasalahan mengenai
dirinya dan lingkungan sekitarnya.
2, 3, 4, 9
Mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan
mengolah informasi, dan gagasan
Mengidentifikasi dan mengolah informasi dan gagasan. 1, 4, 6, 7, 9, 11
Menganalisis dan mengevaluasi
penalaran
Melakukan penalaran konkrit dan memberikan alasan dalam
menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan
8, 9
Merefleksi dan mengevaluasi
pemikirannya sendiri
Menyampaikan apa yang sedang dipikirkan secara terperinci 5, 17
Kreatif Memiliki keluwesan berpikir dalam
mencari alternatif solusi permasalahan
Mengidentifikasi gagasan-gagasan kreatif untuk menghadapi
situasi dan permasalahan.
11, 12
Menghasilkan karya dan tindakan yang
orisinal
Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau
perasaannya dalam bentuk karya dan/atau tindakan serta
mengapresiasi karya dan tindakan yang dihasilkan.
11, 12, 13, 14, 15,
16
5. Alur/rangkaian kegiatan
Nama Aktivitas Objektif Kegiatan Durasi Alat yang dibutuhkan Lainnya (Tugas, Tipe
Asesmen)
1
Provokasi
isu/permasalahan
- Memantik ketertarikan
pelajar terhadap isu/masalah
- Melihat pemahaman awal
pelajar tentang
isu/permasalahan
Pelajar dibacakan cerita yang berkaitan dengan
isu/permasalahan, yaitu tentang bagaimana
percekcokan antar teman ataupun saudara dapat terjadi
karena ada rasa iri terhadap teman atau saudaranya
tentang barang-barang yang ia punyai atau tidak
punyai.
Bisa mengambil cerita yang dekat dengan pelajar,
ataupun dari cerita yang sedang populer.
Setelah bercerita, siswa dapat melakukan berbagai
aktivitas setelah membaca, seperti kegiatan memakai
Topi Berpikir (Six Thinking Hats)
4 JP Cerita yang menarik
yang berkaitan dengan
permasalahan, bisa
dalam bentuk buku cerita
ataupun berita
menceritakan
permasalahan yang ada.
Diagram 6 Topi Berpikir
(6 Thinking Hats)
Menuliskan ide dan
pendapat dalam
diagram Topi Berpikir.
2 dan 3
Eksplorasi
Isu/Permasalahan
- Pelajar mencari tahu
beberapa permasalahan yang
di sekitar yang berkaitan
dengan isu yang telah dibahas
- Pelajar membuat catatan dari
hasil riset
Pelajar bisa menggunakan beberapa jenis aktivitas
riset, misalnya wawancara, observasi, ataupun kegiatan
lainnya.
Dari hasil riset yang ada, pelajar dapat membuat suatu
catatan tersendiri yang dapat membantunya untuk
kegiatan tahapan selanjutnya. Dalam tahapan ini, dapat
dilakukan juga kegiatan berbagi dari hasil riset yang
ada.
10 JP Panduan pertanyaan
wawancara.
Panduan pertanyaan
riset mandiri.
Panduan pencatatan
hasil riset seperti peta
berpikir ataupun diagram
berpikir lainnya.
Melakukan riset.
Mencatat hasil riset.
Berbagi hasil riset.
6. Alur/rangkaian kegiatan
Nama Aktivitas Objektif Kegiatan Durasi Alat yang dibutuhkan Lainnya (Tugas, Tipe
Asesmen)
4
Identifikasi Awal
Permasalahan
- Mengidentifikasi hal-hal yang
penting bagi pelajar yang
berkaitan dengan
isu/permasalahan
- Menganalisa dari hal-hal
penting terkait isu dari
berbagai perspektif
Dari hasil riset yang telah dilakukan pelajar, dibangun
diskusi untuk menganalisis hasil temuan tersebut.
Diskusi bisa dilakukan dalam beberapa pertemuan
dengan berbagai strategi hingga mendapatkan
identifikasi awal tentang permasalahan.
6 JP Diperlukan sarana untuk
membuat hasil diskusi
dapat dilihat oleh pelajar,
seperti kertas besar
untuk menuliskan hasil
diskusi yang dapat di
tempelkan di dinding
kelas.
Kerja kelompok kecil,
kerja kelompok besar
5
Refleksi Awal
- Membuat hubungan dari
hal-hal yang ditemui dari hasil
riset dan diskusi ke diri pelajar
Dari hasil identifikasi permasalahan, pelajar diajak
untuk melakukan refleksi diri.
Bisa dimulai dari kegiatan mengenali diri sendiri, hingga
kegiatan yang dapat merefleksikan hubungan diri
dengan orang lain, seperti teman atau saudara. Juga
refleksi diri tentang bagaimana pengalaman selama ini
tentang kebutuhan dan keinginan.
8 JP Panduan pertanyaan
untuk refleksi diri
Panduan pertanyaan
untuk lebih mengenal diri
sendiri
7. Alur/rangkaian kegiatan
Nama Aktivitas Objektif Kegiatan Durasi Alat yang dibutuhkan Lainnya (Tugas,
Tipe Asesmen)
6, 7, 8, 9, 10
(Tahap
Kontekstualisasi)
-
Mengkontekstualisasi
masalah di
lingkungan terdekat
- Berangkat dari pemahaman yang lebih jauh tentang dirinya
sendiri, pelajar diajak berefleksi tentang apa yang mereka
butuhkan dan apa yang mereka inginkan.
- Selain itu pelajar diajak melakukan analisa tentang
barang-barang kebutuhan, apakah termasuk yang utama
(primer), atau sekunder.
- Beberapa studi kasus sederhana bisa dipaparkan kepada
pelajar, untuk dianalisa berdasarkan konsep keinginan atau
kebutuhan.
- Lalu pelajar juga dapat melakukan riset tentang dirinya lebih
dalam lagi, misalnya dari barang yang ada di tas, mana barang
yang dibeli berdasarkan kebutuhan atau keinginan. Kegiatan ini
juga dapat dilakukan untuk barang-barang kepunyaan dirumah.
- Pada akhirnya pelajar dapat mempresentasikan hasil
temuannya dari riset yang ada kepada kelas.
16 JP Slide tentang konsep
kebutuhan dan keinginan
(needs and wants).
Slide tentang konsep
prioritas kebutuhan.
Beberapa cerita yang akan
dipakai sebagai studi kasus
tentang keinginan dan
kebutuhan dan juga prioritas
kebutuhan.
Panduan pertanyaan untuk
observasi diri.
Observasi diri dan
sekitar.
Asesmen formatif
untuk kegiatan
presentasi hasil
analisa diri.
8. Alur/rangkaian kegiatan
Nama Aktivitas Objektif Kegiatan Durasi Alat yang dibutuhkan Lainnya (Tugas,
Tipe Asesmen)
11 - 15
(Tahap Aksi)
- Mencari berbagai
alternatif solusi yang
dapat memecahkan
masalah
- Pelajar diajak kembali (revisit) ke bagian refleksi diri di kegiatan
sebelumnya, untuk mendapatkan pemahaman tentang
pentingnya suatu aksi yang perlu dilakukan sebagai solusi
sehingga bisa tercipta situasi yang diinginkan. Berdasarkan hasil
dari revisit tersebut, pelajar menentukan tujuan kreasi sebagai
aksi.
- Dimulai dari eksplorasi kemungkinan-kemungkinan solusi yang
ada lewat ide-ide yang dikemukakan oleh pelajar, hingga
ditemukan beberapa solusi yang memungkinkan untuk dapat
dilakukan. Dalam menemukan aksi atau solusi memerlukan
proses yang dapat terjadi secara berulang-ulang, karena di
setiap proses diperlukan analisa seperti ‘kalau begini, maka’ atau
analisa kemungkinan yang ada dari aksi tersebut. Sehingga
pelajar pada akhirnya akan sampai kepada rancangan kreasi,
termasuk desain dari kreasi, bahan-bahan apa saja yang
diperlukan, bagaimana cara mendapatkan bahan-bahan
tersebut, dan juga tahapan pembuatan dari kreasinya.
- Lalu dimulailah proses pembuatan kreasi. Dalam proses ini,
trial and error akan sangat mungkin terjadi, sehingga diperlukan
waktu yang cukup untuk pelajar dapat menyelesaikan kreasinya.
- Setelah hasil karya kreasi pelajar telah selesai, pelajar dapat
mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan untuk pameran hasil
kreasi, termasuk melakukan simulasi pameran projek
kreasiku.
18 JP Diperlukan sarana untuk
membuat hasil diskusi dapat
dilihat oleh pelajar, seperti
kertas besar untuk
menuliskan hasil diskusi
yang dapat di tempelkan di
dinding kelas.
Jurnal untuk mencatat
proses pemikiran dan
pembuatan kreasi, dari
identifikasi masalah hingga
tahapan akhir nantinya.
Asesmen Formatif
untuk kegiatan
simulasi
9. Alur/rangkaian kegiatan
Nama Aktivitas Objektif Kegiatan Durasi Alat yang dibutuhkan Lainnya (Tugas,
Tipe Asesmen)
16 dan 17
(Tahap Refleksi
Aksi)
- Mengapresiasi karya
yang telah dihasilkan
- Refleksi atas
keseluruhan proses
pembelajaran
- Pelajar melakukan Pameran Projek Kreasiku sebagai
demonstrasi aksi. Selain memamerkan karyanya, pelajar juga
dapat menjelaskan hubungan antara kreasi tersebut dengan
dirinya, berkaitan dengan konsep keinginan dan kebutuhan.
Dalam pameran ini, pengunjung pameran dapat memberikan
umpan balik konstruktif terhadap hasil karya pelajar.
- Pelajar melakukan refleksi akhir terhadap proses
pembelajaran. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui berbagai
strategi, seperti refleksi lampu merah (merah: hal yang perlu aku
stop lakukan, kuning: hal yang aku dapat terus lakukan, hijau:
hal yang aku sebaiknya mulai lakukan)
6 JP Jika tidak mempunyai area
yang cukup dan memadai
untuk melakukan pameran
(seperti aula), kegiatan
pameran dapat dilakukan di
dalam kelas masing-masing,
dimana pengunjung dari
kelas lain dapat
mengunjungi kelas tersebut.
Asesmen Sumatif
untuk kegiatan
Pameran.