VIABILITAS DAN VIGOR BENIH : MATA KULIAH TEKNOLOGI BENIH
1. Viabilitas dan Vigor Benih
Viabilitas adalah kemampuan benih berkecambah dan
menghasilkan kecambah normal dalam kondisi lingkungan yang
optimum
Vigor benih adalah kemampuan benih tumbuh
normal dalam kondisi lapang yang sebenarnya.
Biasanya dicerminkan dengan keserempakan tumbuh, kecepatan
tumbuh dan keseragaman tumbuh.
Vigor benih adalah sejumlah karakter yang menentukan
tingkatan kemapuan aktivitas dan penampilan benih selama
perkecambahan dan munculnya kecambah, juga mencerminkan
daya simpan benih.
2. Hubungan Viabilitas ~ Vigor
Penurunan nilai vigor setelah periode simpan lebih cepat
dibandingkan dengan penurunan viabilitas. atau selisih nilai
viabilitas dan vigor benih menunjukkan laju deteriorasi benih
setelah periode simpan
Masak Fisiologi Benih:
adalah momen benih mencapai masak fisiologi yang ditandai oleh
capaian vigor dan viabilitas potensial maksimum, dan bobot bahan
kering maksimum.
3. PENGUJIAN VIABILITAS BENIH
Viabilitas : daya hidup benih yang ditunjukkan oleh gejala
pertumbuhan dan atau gejala metabolisme
Gejala pertumbuhan ; gejala pertambahan bobot dan volume dari
embrio benih, dari embrio menjadi kecambah dan seterusnya
Gejala metabolisme ; gejala terjadinya reaksi biokimiawi dalam sel-sel
dari organisme.
Metabolisme : anabolisme (pembentukan)
katabolisme (perombakan)
Pengujian viabilitas benih dilakukan untuk mengukur atau melihat
salah satu atau kedua gejala hidup tersebut.
4. Faktor yang Mempengaruhi Vigor Benih
Faktor Genetik
Kondisi Lingkungan Tumbuh dan ruang simpan
Kematangan Benih
Kadar air benih
Proses Pengolahan Benih
Jenis Kemasan
Kondisi lingkungan
‡ Lingkungan Tumbuh, Lingkungan tumbuh selama periode
pembentukan dan perkembangan benih berpengaruh terhadap
kualitas benih yang dihasilkan
5. ‡ Ruang Penyimpanan
Ruang penyimpanan yang dilengkapi dengan pendingin dan
pengatur RH mampu mempertahankan kualitas benih
Suhu yang terlalu dingin menyebabkan chilling injury
Faktor genetik
‡ Benih hibrida lebih vigor dibandingkan dengan benih non hibrida.
‡ Contoh : Benih jagung hibrida menghasilkan tanaman yang lebih
vigor dibandingkan jagung non hibrida
6. Kematangan Benih
‡ Kualitas maksimal suatu benih tercapai saat mencapai Matang
Fisiologis
‡ Pada saat MF akumulasi bahan kering (dry matter) dan bahan
kimia yang terlibat dalam perkecambahan sudah mencapai
maksimal
‡ Panen sebelum atau sesudah MF kualitasnya lebih rendah
dibandingkan saat MF
7. Kadar air benih
‡ Kadar air benih akan berpengaruh terhadap proses aktivasi enzim
‡ Kadar air rendah dapat meminimalisir proses aktibvasi enzim
( perombakan cadangan makanan)
‡ Bagi benih ortodok kadar air terlalu rendah menyebabkan cracking
( retak)
‡ Bagi benih rekalsitran kadar air terlalu rendah menyebabkan gangguan
fisiologis
‡ Kadar air optimum setiap jenis benih berbeda- beda
8. Pengolahan benih
‡ Pengolahan yang baik tidak menyebabkan kerusakan pada benih
‡ Pengolahan yang tidak baik menyebabkan benih memar, cracking
atau pecah, case hardening (pengerasan kulit benih)
‡ Perontokan dan pengeringan merupakan tahap pengolahan yang
paling berpengaruh terhadap kualitas benih
9. Jenis kemasan
‡ Jenis kemasan yang baik dapat mempertahankan kadar air
dan vigor benih
‡ Menghindari benih dari benturan, serangan hama dan
penyakit
‡ Kemasan yang baik : kaleng, aluminium foil, plastik tebal,
kertas semen dilapisi aspal dll