Dokumen tersebut membahas konsep dasar stroke dan asuhan keperawatan pada pasien subarachnoid bleeding. Stroke terjadi akibat gangguan aliran darah ke otak dan dapat disebabkan oleh trombosis, emboli, atau perdarahan. Gejala stroke bervariasi tergantung jenisnya, namun umumnya meliputi nyeri kepala dan gangguan fungsi neurologis. Asuhan keperawatan penting untuk stroke meliputi monitoring gejala, mencegah komplik
Trauma kepala dapat menyebabkan berbagai cedera seperti luka kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, perdarahan intrakranial, dan cedera otak. Diagnosis didasarkan pada mekanisme kecelakaan, gejala klinis, dan hasil pemeriksaan seperti CT scan. Penanganannya meliputi tindakan darurat, pemantauan neurologis, dan operasi jika diperlukan seperti pada hematoma epidural besar atau subdural lu
Hemiparesis adalah kelemahan pada satu sisi tubuh yang disebabkan oleh lesi otak di hemisfer serebri kontralateral. Diagnosis membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengidentifikasi penyebabnya seperti stroke, tumor, atau inflamasi. Gejala utama hemiparesis adalah kelemahan otot dan gangguan sensorik pada satu sisi tubuh.
1. Pasien mengalami hemiplegia yang merupakan gejala stroke. 2. Riwayat hipertensi dan gaya hidup tidak sehat meningkatkan risiko stroke. 3. CT scan diperlukan untuk memastikan diagnosis dan lokasi kerusakan otak.
Stroke merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia yang disebabkan oleh gangguan aliran darah otak. Terdapat dua jenis stroke yaitu iskemik (80%) akibat penyumbatan pembuluh darah dan hemoragik (20%) akibat pecahnya pembuluh darah. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan CT scan dan MRI, sedangkan penatalaksanaannya meliputi memperbaiki aliran darah, mencegah trombosis, dan melindungi sel-sel saraf.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar stroke dan asuhan keperawatan pada pasien subarachnoid bleeding. Stroke terjadi akibat gangguan aliran darah ke otak dan dapat disebabkan oleh trombosis, emboli, atau perdarahan. Gejala stroke bervariasi tergantung jenisnya, namun umumnya meliputi nyeri kepala dan gangguan fungsi neurologis. Asuhan keperawatan penting untuk stroke meliputi monitoring gejala, mencegah komplik
Trauma kepala dapat menyebabkan berbagai cedera seperti luka kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, perdarahan intrakranial, dan cedera otak. Diagnosis didasarkan pada mekanisme kecelakaan, gejala klinis, dan hasil pemeriksaan seperti CT scan. Penanganannya meliputi tindakan darurat, pemantauan neurologis, dan operasi jika diperlukan seperti pada hematoma epidural besar atau subdural lu
Hemiparesis adalah kelemahan pada satu sisi tubuh yang disebabkan oleh lesi otak di hemisfer serebri kontralateral. Diagnosis membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengidentifikasi penyebabnya seperti stroke, tumor, atau inflamasi. Gejala utama hemiparesis adalah kelemahan otot dan gangguan sensorik pada satu sisi tubuh.
1. Pasien mengalami hemiplegia yang merupakan gejala stroke. 2. Riwayat hipertensi dan gaya hidup tidak sehat meningkatkan risiko stroke. 3. CT scan diperlukan untuk memastikan diagnosis dan lokasi kerusakan otak.
Stroke merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia yang disebabkan oleh gangguan aliran darah otak. Terdapat dua jenis stroke yaitu iskemik (80%) akibat penyumbatan pembuluh darah dan hemoragik (20%) akibat pecahnya pembuluh darah. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan CT scan dan MRI, sedangkan penatalaksanaannya meliputi memperbaiki aliran darah, mencegah trombosis, dan melindungi sel-sel saraf.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar stroke hemoragik, anatomi dan fisiologi otak serta sirkulasi darah otak, patofisiologi stroke hemoragik, dampaknya pada individu dan keluarga, serta pengkajian keperawatan untuk klien stroke. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan penyebab, gejala, dan penanganan awal stroke hemoragik.
Asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke memberikan penjelasan mengenai pengkajian, diagnosa, dan rencana keperawatan untuk pasien stroke. Pengkajian meliputi riwayat medis dan gejala klinis, seperti gangguan fungsi saraf dan mobilitas. Diagnosa keperawatan meliputi hambatan mobilitas, komunikasi, dan aktivitas sehari-hari karena kerusakan saraf serta risiko komplikasi peredaran darah otak. Rencana keperawatan bertujuan
Dokumen tersebut membahas tentang patofisiologi beberapa gangguan sistem kardiovaskular seperti jantung iskemia, gagal jantung, infark miokard, aritmia, hipertensi, dan dislipidemia. Dokumen ini menjelaskan anatomi sistem kardiovaskular, mekanisme pengaturan tekanan darah, patofisiologi hipertensi, gejala dan diagnosis jantung iskemia.
Cidera kepala dapat menyebabkan kerusakan otak primer langsung akibat trauma atau sekunder akibat gangguan metabolisme dan sirkulasi darah. Gejala yang muncul antara lain gangguan kesadaran, pernapasan, tekanan darah, dan fungsi organ vital lainnya yang dapat memburukkan kondisi pasien. Prioritas penatalaksanaannya adalah memaksimalkan perfusi otak, mencegah komplikasi, dan memulihkan fungsi organ secara optimal.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang anatomi dan fisiologi otak, termasuk struktur dan fungsi berbagai bagian otak seperti lobus frontal, parietal, temporal, dan oksipital beserta sistem limbic dan brainstem. Juga dijelaskan tentang sirkulasi darah otak dan gejala gangguan sistem karotis dan vertebralis.
Dokumen tersebut membahas tentang stroke, termasuk definisi, etiologi, faktor risiko, tanda dan gejala, patofisiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, dan pemeriksaan penunjang stroke."
Laporan kasus ini membahas pasien wanita berusia 56 tahun dengan keluhan sulit bicara dan badan kaku. Pemeriksaan menunjukkan gejala stroke dan CT scan menunjukkan adanya infark di beberapa bagian otak serta hidrosefalus ringan. Pasien mendapat perawatan antistroke dan observasi untuk perkembangan hidrosefalusnya.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Stroke non hemoragik adalah gangguan peredaran darah otak yang disebabkan oleh emboli atau trombosis pembuluh darah di otak.
2. Stroke dapat menyebabkan berbagai gejala seperti kelumpuhan, gangguan bicara, dan gangguan sensorik tergantung daerah otak yang terkena.
3. Pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan MRI digunakan untuk menentuk
CVA infark serebral merupakan gangguan peredaran darah ke otak yang disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah, mengakibatkan kerusakan jaringan otak. Manifestasi klinisnya berupa kelumpuhan wajah atau anggota badan sebelah, gangguan sensibilitas, dan penurunan kesadaran hingga koma. Patofisiologinya adalah terjadinya iskemia jaringan otak akibat gangguan sirkulasi darah dan oksigen ke otak.
CT scan kepala menunjukkan adanya:
1. Defek os parietal kiri pasca operasi
2. Lesi hipodens besar di lobus frontal dan parietal kiri yang menyebabkan pergeseran struktur ke kanan
3. Peningkatan kontrast pada lesi tersebut
Lesi tersebut diduga adalah tumor otak yang kambuh setelah operasi sebelumnya.
Edema serebri adalah akumulasi cairan di otak yang meningkatkan volume otak. Dapat terjadi peningkatan volume intraseluler maupun ekstraseluler. Gejalanya antara lain nyeri kepala, muntah, gangguan penglihatan, dan pernapasan. Pemeriksaan CT scan atau MRI dapat menunjukkan lokasi dan sebab edema. Penatalaksanaannya meliputi posisi kepala, analgesia, ventilasi, penanganan tekanan darah dan cairan, serta
Dokumen tersebut membahas konsep dasar stroke hemoragik, anatomi dan fisiologi otak serta sirkulasi darah otak, patofisiologi stroke hemoragik, dampaknya pada individu dan keluarga, serta pengkajian keperawatan untuk klien stroke. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan penyebab, gejala, dan penanganan awal stroke hemoragik.
Asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke memberikan penjelasan mengenai pengkajian, diagnosa, dan rencana keperawatan untuk pasien stroke. Pengkajian meliputi riwayat medis dan gejala klinis, seperti gangguan fungsi saraf dan mobilitas. Diagnosa keperawatan meliputi hambatan mobilitas, komunikasi, dan aktivitas sehari-hari karena kerusakan saraf serta risiko komplikasi peredaran darah otak. Rencana keperawatan bertujuan
Dokumen tersebut membahas tentang patofisiologi beberapa gangguan sistem kardiovaskular seperti jantung iskemia, gagal jantung, infark miokard, aritmia, hipertensi, dan dislipidemia. Dokumen ini menjelaskan anatomi sistem kardiovaskular, mekanisme pengaturan tekanan darah, patofisiologi hipertensi, gejala dan diagnosis jantung iskemia.
Cidera kepala dapat menyebabkan kerusakan otak primer langsung akibat trauma atau sekunder akibat gangguan metabolisme dan sirkulasi darah. Gejala yang muncul antara lain gangguan kesadaran, pernapasan, tekanan darah, dan fungsi organ vital lainnya yang dapat memburukkan kondisi pasien. Prioritas penatalaksanaannya adalah memaksimalkan perfusi otak, mencegah komplikasi, dan memulihkan fungsi organ secara optimal.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang anatomi dan fisiologi otak, termasuk struktur dan fungsi berbagai bagian otak seperti lobus frontal, parietal, temporal, dan oksipital beserta sistem limbic dan brainstem. Juga dijelaskan tentang sirkulasi darah otak dan gejala gangguan sistem karotis dan vertebralis.
Dokumen tersebut membahas tentang stroke, termasuk definisi, etiologi, faktor risiko, tanda dan gejala, patofisiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, dan pemeriksaan penunjang stroke."
Laporan kasus ini membahas pasien wanita berusia 56 tahun dengan keluhan sulit bicara dan badan kaku. Pemeriksaan menunjukkan gejala stroke dan CT scan menunjukkan adanya infark di beberapa bagian otak serta hidrosefalus ringan. Pasien mendapat perawatan antistroke dan observasi untuk perkembangan hidrosefalusnya.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Stroke non hemoragik adalah gangguan peredaran darah otak yang disebabkan oleh emboli atau trombosis pembuluh darah di otak.
2. Stroke dapat menyebabkan berbagai gejala seperti kelumpuhan, gangguan bicara, dan gangguan sensorik tergantung daerah otak yang terkena.
3. Pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan MRI digunakan untuk menentuk
CVA infark serebral merupakan gangguan peredaran darah ke otak yang disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah, mengakibatkan kerusakan jaringan otak. Manifestasi klinisnya berupa kelumpuhan wajah atau anggota badan sebelah, gangguan sensibilitas, dan penurunan kesadaran hingga koma. Patofisiologinya adalah terjadinya iskemia jaringan otak akibat gangguan sirkulasi darah dan oksigen ke otak.
CT scan kepala menunjukkan adanya:
1. Defek os parietal kiri pasca operasi
2. Lesi hipodens besar di lobus frontal dan parietal kiri yang menyebabkan pergeseran struktur ke kanan
3. Peningkatan kontrast pada lesi tersebut
Lesi tersebut diduga adalah tumor otak yang kambuh setelah operasi sebelumnya.
Edema serebri adalah akumulasi cairan di otak yang meningkatkan volume otak. Dapat terjadi peningkatan volume intraseluler maupun ekstraseluler. Gejalanya antara lain nyeri kepala, muntah, gangguan penglihatan, dan pernapasan. Pemeriksaan CT scan atau MRI dapat menunjukkan lokasi dan sebab edema. Penatalaksanaannya meliputi posisi kepala, analgesia, ventilasi, penanganan tekanan darah dan cairan, serta
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
4. Tabel 1.Pembagian daerah otak yang diperdarahi pembuluh darah serebral
Sirkulasi Anterior (Sistem Karotis)
Anterior Koroid Hippokampus, globus pallidus, kapsula interna bawah
Anterior Serebri
Korteks serebri frontomedial dan parietal serta substansia alba di
sekitarnya dan korpus kalosum anterior
Serebri Media
Korteks serebri frontolateral, parietal, oksipital, dan temporal serta
substantia alba di sekitarnya
Cabang
Lentikulostriata
Nukleus kaudatus, putamen, dan kapsula interna atas
Sirkulasi Posterior (Sistem Vertebrobasiler)
Arteri serebelar
basiler posterior inferior
Medulla dan serebelum inferior
Arteri serebelar
anterior inferior
Pons inferior dan media serta serebelum media
Arteri serebelar
Superior
Pons superior, otak tengah inferior, dan serebelum superior
Arteri serebelar posterior
Korteks oksipital dan temporal media serta substansia alba disekitarnya. Korpus kalosum
posterior dan otak tengah superior
Cabang
thalamoperforata
Thalamus
5. Stroke adalah gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak. Gangguan fungsi saraf tersebut timbul secara mendadak
(dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) sehingga
menyebabkan Gangguan pada aliran darah ini akan menguramgi suplai
oksigen, glukosa, dan nutrien lain kebagian otak yang disuplai oleh pembuluh
darah yang terkena dan mengakibatkan gangguan pada sejumlah fungsi otak.
Definisi
8. STROKE NON HEMORAGIK/ISKEMIK
Kumpulan gejala defisit neurologis akibat gangguan fungsi otak akut
baik fokal maupun global yang mendadak, disebabkan oleh
berkurangnya atau hilangnya aliran darah pada parenkim otak, retina
atau medulla spinalis, yang dapat disebabkan oleh penyumbatan atau
pecahnya pembuluh darah arteri maupun vena, yang dibuktikan
dengan pemeriksaan imaging dan/atau patologi
9. Etiologi
Penyebab utama
Emboli Serebri
Emboli serebri umumnya terjadi
psda ateri serebri media.
Trombus Serebri
Banyak kasus infark serebri
terjadi setelah thrombosis dan
oklusi pembuluh darah yang
mengalami aterosklerosis
10. Penyebab lain
a. Aterotrombotik aortakranial
b. Hipotensi berat dalam waktu lama
c. Vasospasme yang dapat disebabkan oleh migren, ensefalopati hipertensif atau
pecahnya aneurisme intracranial
Penyebab yang jarang : arteritis, kompresi otak dengan iskemia
sekunder,oklusi vena atau abnormalitas di dalam darah
11. Patofisiologi
Di arteri serebri
Merusak
endothelium
Faktor risiko:
• Kadar kolesterol dan trigliserida tinggi
• Zat beracun dalam rokok
• Kadar gula darah tinggi
• Hipertensi
Lemak, kolesterol, trombosit, sisa
metabolisme, dan kalsium menumpuk pada
dinding pembuluh darah
Dari arteri selain
arteri serebri
Emboli
(atherosclerotic
plaque yang
terlepas)
Aliran darah
menurun
Diameter arteri
menyempit
Menebalkan
dinding
endothelium
Atherosclerotic
Plaque
Menyumbat
arteri
di/menuju otak
Defisit
neurologis
12. Klasifikasi berdasarkan etiologi
SNH Atherotrombotik
Stroke terjadi karena adanya
penggumpalan pembuluh darah ke
otak. 70% terjadi karena pembuluh
darah besar (termasuk a. carotis) dan
sisanya pada pembuluh darah kecil
(termasuk sirkulus Wisllisi dan
sirkulis posterior)
SNH Embolik
Embolik pada stroke ini tidak terjadi
pada pembuluh darah otak,
melainkan di tempat lain seperti
jantung dan sistem vaskuler sistemik.
13. Klasifikasi berdasarkan tahapan klinis
TIA (Transient Ischemic Attack)
Pada TIA gejala neurologis timbul dan menghilang kurang dari 24 jam.
Disebabkan oleh gangguan akut fungsi fokal serebral, emboli maupun
trombosis
RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit)
Gejala neurologis pada RIND menghilang lebih dari 24 jam namun kurang
dari 21 hari.
Stroke in Evolution
Stroke yang sedang berjalan dan semakin parah dari waktu ke waktu
Completed Stroke
Kelainan neurologisnya bersifat menetap dan tidak berkembang lagi.
15. CT SCAN
Adanya lesi hipodens pada
lobus oksipital infark teritori
PCA kiri akut.
16. Adanya lesi hipodens di region lobus frontoparietal dextra disertai
penyempitan ventrikel lateral kanan dan sulkus kortikalis dextra yang
menyempit adanya peningkatan TIK
17. adanya lesi hipodens di lobus fronto temporal dekstra disertai mid line
shifting ke sinistra, penyempitam ventrikel lateral dextra dan adanya
herniasi sub falxin akibat oededm
18.
19. Hipodenss di grey matter dan white matter di lobus occipital sinistra
menandakan infark a. cerebroi posterior
20. adanya lesi hipodens di lobus frontotemporal sinistra, disertai tanda penignkatan
tik seperti mid line shifting ke kaan, ventrikel lateral kiri menyempit, sulkus
kortikalis sinistra menyempit, karena adanya edema shg mendesak
21.
22. Gambaran CT Scan : Adanya gambaran hipodens pada bagian parenkim otak
23. MRI
Lesi hipointens Lesi hiperintens Tidak ada fokus yang terlihat
Terdapat lesi berbentuk baji dengan intensitas sinyal abnormal yang terlihat di regio frontal kiri,.
Temuan pencitraan menunjukkan infark akut di wilayah MCA kiri.