Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi integrasi sosial dan pengertian sistem menurut beberapa ahli. Faktor-faktor yang mempengaruhi integrasi sosial antara lain homogenitas kelompok, besar kecilnya anggota kelompok, dan efektivitas komunikasi. Sedangkan sistem didefinisikan sebagai kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian masyarakat, proses terbentuknya masyarakat, dan hubungan antara pendidikan dengan masyarakat.
2. Masyarakat didefinisikan sebagai kelompok manusia yang terorganisasi dan memiliki identitas bersama.
3. Proses terbentuknya masyarakat dimulai dari keluarga, suku, dan berkembang menjadi bangsa
Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan. Menurut ahli, integrasi sosial adalah pola hubungan yang mengakui perbedaan ras tanpa memberikan fungsi penting pada perbedaan tersebut. Syarat terjadinya integrasi sosial adalah anggota masyarakat dapat saling memenuhi kebutuhan dan mencapai konsensus nilai serta norma.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian masyarakat, proses terbentuknya masyarakat, dan hubungan antara pendidikan dengan masyarakat.
2. Masyarakat didefinisikan sebagai kelompok manusia yang terorganisasi dan memiliki identitas bersama.
3. Proses terbentuknya masyarakat dimulai dari keluarga, suku, dan berkembang menjadi bangsa
Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan. Menurut ahli, integrasi sosial adalah pola hubungan yang mengakui perbedaan ras tanpa memberikan fungsi penting pada perbedaan tersebut. Syarat terjadinya integrasi sosial adalah anggota masyarakat dapat saling memenuhi kebutuhan dan mencapai konsensus nilai serta norma.
Dokumen tersebut membahas tentang dinamika kelompok sosial. Dinamika kelompok sosial adalah proses interaksi dan interdependensi antar anggota kelompok atau antara kelompok yang dapat mengakibatkan perubahan. Kelompok sosial memiliki ciri-ciri terjalinnya interaksi antara individu untuk mencapai tujuan bersama. Faktor-faktor yang mendorong dinamika kelompok sosial antara lain memiliki tujuan yang jelas dan
Makalah ini membahas tentang faktor-faktor yang menyebabkan pertentangan sosial seperti perbedaan kepentingan, prasangka, diskriminasi, dan sikap etnosentris. Selain itu juga membahas gejala yang menimbulkan pertentangan sosial seperti ketidakpahaman, bertentangananya norma, dan melemahnya sanksi sosial. Terakhir membahas tentang berbagai pertentangan dan ketegangan yang terjadi dalam masyarakat.
Integrasi dan reintegrasi sosial merupakan upaya untuk menyesuaikan unsur-unsur masyarakat yang berbeda menjadi satu kesatuan (integrasi), atau membangun kembali norma dan nilai setelah terjadinya perubahan (reintegrasi). Integrasi dapat terjadi melalui norma, fungsi, atau kekuasaan, sedangkan reintegrasi diperlukan bila terjadi disintegrasi akibat ketidakseimbangan unsur masyarakat. Keduanya penting untuk m
Dokumen tersebut membahas tentang proses sosial dan interaksi sosial antara anggota kelompok. Proses sosial meliputi pengaruh timbal balik antara individu dan kelompok akibat interaksi sosial, sedangkan interaksi sosial membutuhkan kontak dan komunikasi sosial antara individu dan kelompok untuk mempertahankan kohesi sosial. Faktor-faktor seperti imitasi dan simpati mendorong berlangsungnya interaksi sosial.
Kelompok sosial dalam masyarakat multikulturalSiti Hadiarti
Dokumen tersebut membahas tentang kelompok sosial dan masyarakat multikultural. Kelompok sosial didefinisikan sebagai kumpulan orang yang saling berinteraksi dan memiliki tujuan bersama, sedangkan masyarakat multikultural terdiri atas dua atau lebih kelompok dengan karakteristik dan budaya yang berbeda-beda. Faktor penyebab munculnya masyarakat multikultural antara lain latar belakang historis, kondisi ge
Sosiologi 2 menyelami fenomena sosial di masyarakatTrisna Nurdiaman
Buku ini membahas struktur sosial, diferensiasi sosial, dan stratifikasi sosial dalam masyarakat. Materi pembelajaran disajikan secara sistematis, komunikatif, dan integratif untuk membantu siswa memahami konsep-konsep sosiologi. Buku ini dilengkapi gambar pembuka pelajaran, format yang menarik, dan penggunaan bahasa sederhana sesuai tingkat siswa.
Dokumen tersebut membahas tentang interaksi sosial dan proses-proses sosial yang terjadi di masyarakat. Secara ringkas, interaksi sosial merupakan dasar hubungan antar manusia yang terbentuk melalui komunikasi dan berbagai proses seperti imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, dan lainnya. Proses-proses sosial mencakup kerjasama, akomodasi, asimilasi, akulturasi, serta proses yang bersifat dis
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai bentuk interaksi sosial seperti kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi. Dokumen tersebut juga menjelaskan pandangan beberapa tokoh tentang interaksi sosial dan manfaat serta hasil dari berbagai proses interaksi sosial.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang dinamika kelompok sosial. Dinamika kelompok sosial adalah proses interaksi dan interdependensi antar anggota kelompok atau antara kelompok yang dapat mengakibatkan perubahan. Kelompok sosial memiliki ciri-ciri terjalinnya interaksi antara individu untuk mencapai tujuan bersama. Faktor-faktor yang mendorong dinamika kelompok sosial antara lain memiliki tujuan yang jelas dan
Makalah ini membahas tentang faktor-faktor yang menyebabkan pertentangan sosial seperti perbedaan kepentingan, prasangka, diskriminasi, dan sikap etnosentris. Selain itu juga membahas gejala yang menimbulkan pertentangan sosial seperti ketidakpahaman, bertentangananya norma, dan melemahnya sanksi sosial. Terakhir membahas tentang berbagai pertentangan dan ketegangan yang terjadi dalam masyarakat.
Integrasi dan reintegrasi sosial merupakan upaya untuk menyesuaikan unsur-unsur masyarakat yang berbeda menjadi satu kesatuan (integrasi), atau membangun kembali norma dan nilai setelah terjadinya perubahan (reintegrasi). Integrasi dapat terjadi melalui norma, fungsi, atau kekuasaan, sedangkan reintegrasi diperlukan bila terjadi disintegrasi akibat ketidakseimbangan unsur masyarakat. Keduanya penting untuk m
Dokumen tersebut membahas tentang proses sosial dan interaksi sosial antara anggota kelompok. Proses sosial meliputi pengaruh timbal balik antara individu dan kelompok akibat interaksi sosial, sedangkan interaksi sosial membutuhkan kontak dan komunikasi sosial antara individu dan kelompok untuk mempertahankan kohesi sosial. Faktor-faktor seperti imitasi dan simpati mendorong berlangsungnya interaksi sosial.
Kelompok sosial dalam masyarakat multikulturalSiti Hadiarti
Dokumen tersebut membahas tentang kelompok sosial dan masyarakat multikultural. Kelompok sosial didefinisikan sebagai kumpulan orang yang saling berinteraksi dan memiliki tujuan bersama, sedangkan masyarakat multikultural terdiri atas dua atau lebih kelompok dengan karakteristik dan budaya yang berbeda-beda. Faktor penyebab munculnya masyarakat multikultural antara lain latar belakang historis, kondisi ge
Sosiologi 2 menyelami fenomena sosial di masyarakatTrisna Nurdiaman
Buku ini membahas struktur sosial, diferensiasi sosial, dan stratifikasi sosial dalam masyarakat. Materi pembelajaran disajikan secara sistematis, komunikatif, dan integratif untuk membantu siswa memahami konsep-konsep sosiologi. Buku ini dilengkapi gambar pembuka pelajaran, format yang menarik, dan penggunaan bahasa sederhana sesuai tingkat siswa.
Dokumen tersebut membahas tentang interaksi sosial dan proses-proses sosial yang terjadi di masyarakat. Secara ringkas, interaksi sosial merupakan dasar hubungan antar manusia yang terbentuk melalui komunikasi dan berbagai proses seperti imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, dan lainnya. Proses-proses sosial mencakup kerjasama, akomodasi, asimilasi, akulturasi, serta proses yang bersifat dis
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai bentuk interaksi sosial seperti kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi. Dokumen tersebut juga menjelaskan pandangan beberapa tokoh tentang interaksi sosial dan manfaat serta hasil dari berbagai proses interaksi sosial.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
1. Nama : Rista Utami
NIM : 21161007
Kelas : 3D
Mata Kuliah : Study Masyarakat
1. a) Perbedaan Pendirian dan Keyakinan
Faktor yang pertama ini lebih khususnya bagi individu. Faktor seperti inilah yang biasanya melahirkan
bentrokan pendirian meskipun tidak melulu ada perlakuan kekerasan di dalamnya.
Biasanya, konfliknya juga dapat berbentuk pemusnahan simbolik atau melenyapkan pikiran-pikiran lawan
yang tidak disetujui. Realitanya, memang tidak ada satu pun individu yang memiliki karakter yang sama.
Hal ini pula yang menyebabkan perbedaan pendapat, tujuan, dan keinginan menjadi tidak terelakkan.
b) Perbedaan Kebudayaan
Faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat yang selanjutnya adalah perbedaan kebudayaan.
Perbedaan ini tidak hanya menimbulkan konflik antar individu seperti sebelumnya, namun dapat menjadi
pemicu konflik antar kelompok pula.
Pola-pola kebudayaan yang beragam di tiap kelompok dapat menimbulkan pola-pola kepribadian dan pola-
pola perilaku yang berbeda pula di kalangan khalayak kelompok yang luas.
Dampak panjangnya, perbedaan kebudayaan ini bisa melahirkan sikap etnosentrisme. Atau, sikap yang
ditunjukkan kepada kelompok lain bahwa kelompoknya paling baik. Sikap ini juga menjadi buntut panjang
dari terciptanya konflik antar penganut kebudayaan.
c) Perbedaan Kepentingan
Terakhir, perbedaan kepentingan juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat.
Karena adanya tujuan kepentingan yang berbeda-beda, memicu kelompok-kelompok akan bersaing dan
berkonflik untuk memperebutkan kesempatan dan sarana.
2. Teori Struktural Fungsional memandang masyarakat sebagai suatu sistem yang terintegrasi secara
fungsional kedalam suatu bentuk ekuilibrium. Pendekatan fungsional struktural ini timbul lewat cara
pandang yang menyamakan masyarakat dengan organisme biologis.
Teori konflik merupakan gejala sosial yang serba hadir dalam kehidupan sosial, sehingga konflik bersifat
inheren artinya konflik akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu dimana saja dan kapan saja.
Kondisi bangsa indonesia yang berpotensi terjadi masalah sosial diantaranya adalah berbeda pandangan
politk, tidak meratanya keadilan oleh penegak hukum.
1. Homogenitas Kelompok
merupakan salah satu faktor pendorong integrasi sosial.
2. Dilihat dari namanya saja, harusnya elo udah bisa tahu nih, apa yang dimaksud dengan homogenitas. Yap,
homogenitas kelompok merupakan kesamaan latar belakang sosial (identitas) yang dimiliki kelompok.
Misalnya, kesamaan suku, agama, hobi, dan lainnya.
Lantas, mengapa mengapa homogenitas kelompok menjadi pendorong integrasi sosial?
Sebab, semakin banyak kesamaan yang ada di suatu kelompok maka dapat mempercepat proses integrasi
karena mudah berinteraksi. Sebaliknya, apabila banyak perbedaan di dalam suatu kelompok maka dapat
memperlambat proses integrasi karena sulit berinteraksi.
Sebagai contoh, dalam kelompok sepak bola, mereka memiliki hobi yang cenderung sama, yakni bermain
sepak bola.
2. Besar Kecilnya Anggota Kelompok
Besar kecilnya anggota kelompok juga dapat memengaruhi integrasi sosial. Semakin banyak anggota,
artinya memiliki banyak latar belakang. Hal itu bisa memperlambat integrasi karena kesulitan mengatur
anggota.
Sementara itu, kalau anggotanya sedikit, proses integrasinya relatif lebih cepat karena lebih mudah diatur.
Sebagai contoh, kelompok yang anggotanya dua orang lebih mudah diatur dibandingkan kelompok yang
beranggotakan 5 orang.
3. Efektivitas Komunikasi
Faktor pendorong pendorong integrasi selanjutnya yakni efektivitas komunikasi. Hal ini berkaitan dengan
proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain.
Komunikasi yang efektif dapat mempercepat proses integrasi sosial karena mudah dipahami. Sedangkan
komunikasi yang tidak efektif dapat memperlambat proses integrasi sosial karena sulit dipahami.
Sebagai contoh, elo akan lebih mudah berkomunikasi dengan orang yang bahasanya sama dibandingkan
dengan orang yang berbeda bahasa.
4. Mobilitas Geografis
Mobilitas geografis merupakan faktor pendorong integrasi yang berkaitan dengan proses perpindahan
seseorang dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Entah itu pindah kerja, sekolah, rumah, dan lainnya.
So, ketika mobilitas seseorang sering terjadi maka akan memperlambat integrasi sosial. Sebab, akan
membutuhkan proses adaptasi ulang di lingkungan baru.
Sebaliknya, kalau seseorang jarang melakukan mobilitas maka akan mempercepat proses integrasi sosial
karena ikatan sosialnya sudah kuat.
3. Sebagai contoh, Melisa diharuskan pindah sekolah setiap 3 bulan sekali, maka ia pasti akan mengalami
kesulitan berbaur atau membutuhkan waktu yang lama untuk beradaptasi.
3. Menurut Abdul Kadir (2014:61) bahwa “Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau
terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan”.
Menurut Sutabri (2012:3) bahwa “Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari suatu unsur,
komponen, atau variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan
terpadu”.
Menurut Sutarman (2012:13) bahwa “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan
berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”.
Menurut Fatansyah (2015:11) bahwa “Sistem adalah sebuah tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas
sejumlah komponen fungsional (dengan satuan fungsi dan tugas khusus) yang saling berhubungan dan
secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses tertentu”.
Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem merupakan sekumpulan
elemen, himpunan dari suatu unsur, komponen fungsional yang saling berhubungan dan berinteraksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
4. Teori Struktural Fungsional memandang masyarakat sebagai suatu sistem yang terintegrasi secara
fungsional kedalam suatu bentuk ekuilibrium. Pendekatan fungsional struktural ini timbul lewat cara
pandang yang menyamakan masyarakat dengan organisme biologis.
Teori konflik merupakan gejala sosial yang serba hadir dalam kehidupan sosial, sehingga konflik bersifat
inheren artinya konflik akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu dimana saja dan kapan saja.
Kondisi bangsa indonesia yang berpotensi terjadi masalah sosial diantaranya adalah berbeda pandangan
politk, tidak meratanya keadilan oleh penegak hukum.
1. Homogenitas Kelompok
merupakan salah satu faktor pendorong integrasi sosial.
Dilihat dari namanya saja, harusnya elo udah bisa tahu nih, apa yang dimaksud dengan homogenitas. Yap,
homogenitas kelompok merupakan kesamaan latar belakang sosial (identitas) yang dimiliki kelompok.
Misalnya, kesamaan suku, agama, hobi, dan lainnya.
Lantas, mengapa mengapa homogenitas kelompok menjadi pendorong integrasi sosial?
Sebab, semakin banyak kesamaan yang ada di suatu kelompok maka dapat mempercepat proses integrasi
karena mudah berinteraksi. Sebaliknya, apabila banyak perbedaan di dalam suatu kelompok maka dapat
memperlambat proses integrasi karena sulit berinteraksi.
Sebagai contoh, dalam kelompok sepak bola, mereka memiliki hobi yang cenderung sama, yakni bermain
sepak bola.
4. 2. Besar Kecilnya Anggota Kelompok
Besar kecilnya anggota kelompok juga dapat memengaruhi integrasi sosial. Semakin banyak anggota,
artinya memiliki banyak latar belakang. Hal itu bisa memperlambat integrasi karena kesulitan mengatur
anggota.
Sementara itu, kalau anggotanya sedikit, proses integrasinya relatif lebih cepat karena lebih mudah diatur.
Sebagai contoh, kelompok yang anggotanya dua orang lebih mudah diatur dibandingkan kelompok yang
beranggotakan 5 orang.
3. Efektivitas Komunikasi
Faktor pendorong pendorong integrasi selanjutnya yakni efektivitas komunikasi. Hal ini berkaitan dengan
proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain.
Komunikasi yang efektif dapat mempercepat proses integrasi sosial karena mudah dipahami. Sedangkan
komunikasi yang tidak efektif dapat memperlambat proses integrasi sosial karena sulit dipahami.
Sebagai contoh, elo akan lebih mudah berkomunikasi dengan orang yang bahasanya sama dibandingkan
dengan orang yang berbeda bahasa.
4. Mobilitas Geografis
Mobilitas geografis merupakan faktor pendorong integrasi yang berkaitan dengan proses perpindahan
seseorang dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Entah itu pindah kerja, sekolah, rumah, dan lainnya.
So, ketika mobilitas seseorang sering terjadi maka akan memperlambat integrasi sosial. Sebab, akan
membutuhkan proses adaptasi ulang di lingkungan baru.
Sebaliknya, kalau seseorang jarang melakukan mobilitas maka akan mempercepat proses integrasi sosial
karena ikatan sosialnya sudah kuat.
Sebagai contoh, Melisa diharuskan pindah sekolah setiap 3 bulan sekali, maka ia pasti akan mengalami
kesulitan berbaur atau membutuhkan waktu yang lama untuk beradaptasi.
5. Menurut Abdul Kadir (2014:61) bahwa “Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau
terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan”.
Menurut Sutabri (2012:3) bahwa “Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari suatu unsur,
komponen, atau variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan
terpadu”.
Menurut Sutarman (2012:13) bahwa “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan
berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”.
5. Menurut Fatansyah (2015:11) bahwa “Sistem adalah sebuah tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas
sejumlah komponen fungsional (dengan satuan fungsi dan tugas khusus) yang saling berhubungan dan
secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses tertentu”.
Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem merupakan sekumpulan
elemen, himpunan dari suatu unsur, komponen fungsional yang saling berhubungan dan berinteraksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
6.