Legenda cerita rakyat sumatra utara legenda sima-sima na lungunan - simalungunChia Ie
Sejak itulah Kampung Nagur berubah nama menjadi Sima-sima Nalungunan, yang artinya dalam bahasa simalungun adalah “daerah yang kesepian/sunyi”. Lama-kelamaan, orang-orang menyebutnya Simalungun. Hingga saat ini, kata Simalungun tetap dipakai untuk menyebut nama sebuah Kabupaten di Provinsi Sumatra Utara.
Suku Mandar adalah salah satu suku yang sebarannya banyak ditemukan di beberapa tempat di Nusantara. Mereka umumnya bermukin di pesisir dan pulau-pulau kecil, khususnya di Selat Makassar, Laut Flores dan Laut Jawa. Apa itu "mandar", diaspora orang Mandar dulu dan sekarang, dan tokoh-tokoh nasional berdarah Mandar, ada dalam paparan ini.
Madura selama berabad-abad telah menjadi subordinat daerah kekuasaan yang berpusat di Jawa. Sekitar tahun 900-1500, pulau ini berada di bawah pengaruh kekuasaan kerajaan Hindu Jawa timur seperti Kediri, Singhasari, dan Majapahit. Di antara tahun 1500 dan 1624, para penguasa Madura pada batas tertentu bergantung pada kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa seperti Demak, Gresik, dan Surabaya. Pada tahun 1624, Madura ditaklukkan oleh Mataram. Sesudah itu, pada paruh pertama abad ke-18 Madura berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda (mulai 1882), mula-mula oleh VOC, kemudian oleh pemerintah Hindia-Belanda. Pada saat pembagian provinsi pada tahun 1920-an, Madura menjadi bagian dari provinsi Jawa Timur.
Upload by: jijulijul
Legenda cerita rakyat sumatra utara legenda sima-sima na lungunan - simalungunChia Ie
Sejak itulah Kampung Nagur berubah nama menjadi Sima-sima Nalungunan, yang artinya dalam bahasa simalungun adalah “daerah yang kesepian/sunyi”. Lama-kelamaan, orang-orang menyebutnya Simalungun. Hingga saat ini, kata Simalungun tetap dipakai untuk menyebut nama sebuah Kabupaten di Provinsi Sumatra Utara.
Suku Mandar adalah salah satu suku yang sebarannya banyak ditemukan di beberapa tempat di Nusantara. Mereka umumnya bermukin di pesisir dan pulau-pulau kecil, khususnya di Selat Makassar, Laut Flores dan Laut Jawa. Apa itu "mandar", diaspora orang Mandar dulu dan sekarang, dan tokoh-tokoh nasional berdarah Mandar, ada dalam paparan ini.
Madura selama berabad-abad telah menjadi subordinat daerah kekuasaan yang berpusat di Jawa. Sekitar tahun 900-1500, pulau ini berada di bawah pengaruh kekuasaan kerajaan Hindu Jawa timur seperti Kediri, Singhasari, dan Majapahit. Di antara tahun 1500 dan 1624, para penguasa Madura pada batas tertentu bergantung pada kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa seperti Demak, Gresik, dan Surabaya. Pada tahun 1624, Madura ditaklukkan oleh Mataram. Sesudah itu, pada paruh pertama abad ke-18 Madura berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda (mulai 1882), mula-mula oleh VOC, kemudian oleh pemerintah Hindia-Belanda. Pada saat pembagian provinsi pada tahun 1920-an, Madura menjadi bagian dari provinsi Jawa Timur.
Upload by: jijulijul
1. Suku Mandar adalah kelompok etnik di Nusantara, tersebar di seluruh pulau
Sulawesi , yaitu Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan
Sulawesi Tenggara, juga tersebar di beberapa provinsi di luar sulawesi seperti Kalimantan
Selatan, Kalimantan Timur, Jawa dan Sumatera bahkan sampai ke Malaysia.
Rumah adat suku Mandar disebut Boyang. Perayaan-perayaan adat diantaranya
Sayyang Pattu'du (Kuda Menari), Passandeq (Mengarungi lautan dengan cadik Sandeq),
Upacara adat suku Mandar di Kecamatan Pulau Laut Selatan, Kabupaten Kota Baru, yaitu
"mappando'esasi" (bermandi laut). Makanan khas diantaranya Jepa, Pandeangang Peapi,
Banggulung Tapa, dll.
Suku Mandar terdiri atas 17 (kerajaan) kerajaan, 7 (tujuh) kerajaan hulu yang disebut
"Pitu Ulunna Salu", 7 (tujuh) kerajaan muara yang disebut "Pitu ba'bana binanga" dan 3
(tiga) kerjaan yang bergelar "Kakarunna Tiparittiqna Uhai".
Tujuh kerajaan yang tergabung dalam wilayah Persekutuan Pitu Ulunna Salu adalah :
1. Kerajaan Rante Bulahang
2. Kerajaan Aralle
3. Kerajaan Tabulahang
4. Kerajaan Mambi
5. Kerajaan Matangnga
6. Kerajaan Tabang
7. Kerajaan Bambang
Tujuh kerajaan yang tergabung dalam wilayah Persekutuan Pitu Baqbana Binanga adalah :
1. Kerajaan Balanipa
2. Kerajaan Sendana
3. Kerajaan Banggae
4. Kerajaan Pamboang
5. Kerajaan Tapalang
6. Kerajaan Mamuju
7. Kerajaan Benuang
Kerajaan yang bergelar Kakaruanna Tiparittiqna Uhai atau wilayah Lembang Mapi adalah
sebagai berikut :
1. Kerajaan Alu
2. Kerajaan Tuqbi
3. Kerajaan Taramanuq
2. Di kerajaan-kerajaan Hulu pandai akan kondisi pegunungan sedangkan kerajaan-
kerajaan Muara pandai akan kondisi lautan. Dengan batas-batas sebelah selatan berbatasan
dengan Kab. Pinrang, Sulawesi Selatan, sebelah timur berbatasan dengan Kab. Toraja,
Sulawesi Selatan, sebelah utara berbatasan dengan Kota Palu, Sulawesi Tengah dan
sebelah barat dengan selat Makassar.
Sepanjang sejarah kerajaan-kerajaan di Mandar, telah banyak melahirkan tokoh-tokoh
pejuang dalam mempertahankan tanah melawan penjajahan VOC seperti: Imaga Daeng
Rioso, Puatta i sa'adawang, Maradia Banggae, Ammana iwewang, Andi Depu, Mara'dia
Batulaya dll meskipun pada akhirnya wilayah Mandar berhasil direbut oleh pemerintah
VOC.
Dari semangat suku Mandar yang disebut semangat "Assimandarang" sehingga pada
tahun 2004 wilayah Mandar menjadi salah satu provinsi yang ada di Indonesia yaitu
provinsi Sulawesi Barat.
Kelebihan
Menurut analisa saya ada beberapa kelebihan dari pada suku mandar itu sendiri dan
hal yang paling dominan adalah solidaritas dari masyarakat yang saling membantu ketika
sanak sesukunya mempunyai sebuah masalah dan mereka harus memiliki sifat yang solid
serta harus memecahkan masalah secara bersama-sama tidak ada yang namanya egois dan
saling mementingkan hanya individunya saja, tetapi bagaiman mereka saling bergotong
royong baik dalam aspek social, budaya, ekonomi, dll. Itu mungkin kelebihan yang paling
mencolok dari suku mandar yang selama 17 tahun saya berada ditanah tersebut.
Kekurangan
Kalau menurut analisa saya kekurangan dari suku mandar itu sendiri adalah
kurangnya rasa malu, tapi mungkin kurangnya rasa malu ini ada sejak zaman modern ini
karena saya melihat dibeberapa masyarakat di suku mandar budaya-budaya yang dulu
nilainya positif itu semakin terkikis oleh zaman khususnya dizaman modern ini yang jelas
pada intinya para suku mandar itu tidak terlalu kuat untuk mempertahankan nilai-nilai yang
dapat mendatangkan nilai-nilai positif.
By Fathullah Syahrul