SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teramat banyak hal yang dapat menjadi faktor keberhasilan pengajar dalam
memberikan motivasi belajar kepada siswanya. Selain harus memiliki sikap penuh
kesadaran dalam melakukannya, mempersiapkan strategi komunikasi juga turut
mempengaruhi keberhasilan memotivasi. Sebuah strategi komunikasi hendaknya
mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana
berkomunikasi dengan khalayak sasaran. Strategi komunikasi mendefinisikan khalayak
sasaran, berbagai tindakan yang akan dilakukan, mengatakan bagaimana khalayak
sasaran akan memperoleh manfaat berdasarkan sudut pandangnya, dan bagaimana
khalayak sasaran yang lebih besar dapat dijangkau secara lebih efektif. Strategi
komunikasi bertujuan untuk memastikan pesan yang diterima, membina penerima
pesan dan memotivasikanya. Tujuan strategi komunikasi juga tidak lepas dari
komponenya meliputi komunikator, pesan yang dipilih, situasi kondisi, media yang
digunakan, dan daya tarik.
Berbicara soal keefektifan strategi komunikasi dalam memberikan motivasi,
dimana hasil akhirnya bisa dilihat - salah satunya - dengan meningkatnya semangat
belajar siswa. Ada seorang guru yang mengajar di dua sekolah yang berbeda latar
belakang baik budaya dan letak geografisnya. Beliau merupakan salah satu dari sekian
banyak guru yang berperan mempertahankan semangat belajar siswa ditengah arus
globalisasi. Sosok itu bernama Muhamad Alimi, dilahirkan di Desa Jatirejo,
Pringsewu, 13 Desember 1993 anak dari Ibu Rohayati dan Bapak Muslim. Muhammad
Alimi kecil tumbuh berkembang dalam keluarga yang sederhana. Melihat kisah sukses
beliau, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang belum pernah diteliti
2
sebelumnya yakni mengurai kisah sukses sosok Muhammad Alimi terkait dengan
strategi komunikasinya dalam memberikan motivasi belajar kepada siswa.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian konteks masalah di atas, maka fokus masalah adalah sebagai berikut:
1. Apakah strategi komunikasi Muhammad Alimi dalam memberikan motivasi belajar
siswa didua sekolah berbeda antara di SMA N 1 Gadingrejo dan di SMA Bina Mulya
Gadingrejo?”
B. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana strategi komunikasi Muhammad Alimi dalam memberikan motivasi
belajar siswa di SMA N 1 Gadingrejo dan di SMA Bina Mulya Gadingrejo?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Srategi komunikasi Muhammad Alimi dalam memberikan motivasi
belajar kepada siswa di SMA N 1 Gadingrejo dan di SMA Bina Mulya Gadingrejo.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Strategi Komunikasi
Dalam mencapai komunikasi yang efektif diperlukan suatu strategi komunikasi
yang baik. Strategi merujuk pada pendekatan komunikasi menyeluruh yang akan
diambil dalam rangka menghadapi tantangan yang akan dihadapi selama
berlangsungnya proses komunikasi. Berbagai pendekatan dapat dilakukan tergantung
pada situasi dan kondisi, misalnya pendekatan kesehatan masyarakat, pendekatan pasar
bebas, model pendidikan, atau pendekatan konsorsium. Salah satu dari pendekatan-
pendekatan itu dapat dianggap sebagai dasar dari sebuah strategi dan berfungsi sebagai
sebuah kerangka kerja untuk perencanaan komunikasi selanjutnya. Sebuah strategi
hendaknya menyuguhkan keseluruhan arah bagi inisiatif, kesesuaian dengan berbagai
sumber daya yang tersedia, meminimalisir resistensi, menjangkau kelompok sasaran,
dan mencapai tujuan inisiatif komunikasi.
Menurut Onong Uchjana Effendy, intinya strategi adalah perencanaan atau
planning dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan yang hanya dapat dicapai
melalui taktik operasional.1 Sebuah strategi komunikasi hendaknya mencakup segala
sesuatu yang dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana berkomunikasi dengan
khalayak sasaran. Strategi komunikasi mendefinisikan khalayak sasaran, berbagai
tindakan yang akan dilakukan, mengatakan bagaimana khalayak sasaran akan
memperoleh manfaat berdasarkan sudut pandangnya, dan bagaimana khalayak sasaran
yang lebih besar dapat dijangkau secara lebih efektif.
1. Tujuan Strategi Komunikasi
1 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung :” PT. Remaja Rosdakarya,
2009),h.32.
4
Dalam dunia bisnis, tujuan strategi pada umumnya adalah untuk menentukan
dan mengkomunikasikan gambaran tentang visi perusahaan melalui sebuah sistem
tujuan utama dan kebijakan. Strategi menggambarkan sebuah arah yang didukung
oleh berbagai sumber daya yang ada. Sementara itu, menurut R. Wayne Pace,
Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett menyatakan bahwa strategi komunikasi
memiliki 3 (tiga) tujuan, yaitu2:
1) To secure understanding – memastikan pesan diterima oleh komunikan.
2) To establish acceptance – membina penerimaan pesan.
3) To motivate action – kegiatan yang dimotivasikan.
2. Faktor Pendukung Dalam Menyusun Strategi Komunikasi
Dalam strategi komunikasi perlu mempertimbangkan berbagai faktor
pendukung dalam menyusun sebuah strategi komunikasi karena. Berikut diulas
tentang faktor pendukung tersebut.3
1) Komunikator
Komunikator merupakan pihak yang menjalankan proses strategi komunikasi.
Untuk menjadi komunikator yang baik dan apat dipercaya oleh komunikate
atau khalayak sasaran, maka komunikator harus memiliki daya tarik serta
kredibilitas.
2) Daya tarik
Adalah manusiawi jika komunikate atau khalayak sasaran yang cenderung
merasa memiliki kesamaan dengan komunikator akan mengikuti apa yang
diinginkan oleh komunikator. Dalam hal ini, komunikate atau khalayak
sasaran melihat komunikator memiliki daya tarik tertentu sehingga khalayak
sasaran bersedia untuk merubah pikiran, sikap, pendapat, dan perilakunya
2 Ibid
3 Emiliana Saragi1 , Mohamad Syahriar Sugandi1, Strategi Komunikasi Guru Dalam Proses
Belajar Anak Tunanetra Dengan Menerapkan Multimodal Learning Di Sekolah Luar Biasa
Negeri A Bandung, Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis, Volume 4 - Nomor 1 – Oktober
2018,h.36.
5
sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator. Daya tarik juga dapat dilihat
dari penampilan komunikator.
3) Kredibilitas
Selain daya tarik, kredibilitas komunikator juga menjadi alasan kuat khalayak
sasaran atau komunikate bersedia merubah pikiran, sikap, pendapat, dan
perilakunya sesuai dengan isi pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Kredibilitas komunikator adalah faktor yang membuat khalayak sasaran
percaya kepada apa yang disampaikan oleh komunikator dan mengikuti
kemauan komunikator. Komunikator yang benar-benar menguasai
permasalahan dan memiliki penguasaan bahasa yang baik cenderung dipercaya
oleh khalayak sasaran.
4) Pesan Komunikasi
Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada khalayak sasaran atau
komunikate dalam strategi komunikasi pastinya memiliki tujuan tertentu.
Tujuan inilah yang menentukan teknik komunikasi yang akan dipilih dan
digunakan dalam strategi komunikasi. Dalam strategi komunikasi, perumusan
pesan yang baik dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi khalayak
sangatlah penting. Pesan yang dirumuskan oleh komunikator hendaknya tepat
mengenai khalayak sasaran. Menurut Soeganda Priyatna (2004), terdapat
syarat-syarat yang harus dipenuhi agar pesan yang disampaikan dapat
mengena kepada khalayak sasaran yaitu :
a. Umum – pesan disampaikan adalah pesan yang bersifat umum dan mudah
dipahami oleh khalayak sasaran
b. Jelas – pesan yang disampaikan harus jelas dan tidak menimbulkan salah
penafsiran
c. Bahasa jelas – bahasa yang digunakan dalam proses penyampaian pesan
hendaknya menggunakan bahasa yang jelas dan sesuai dengan khalayak
6
sasaran serta tidak menggunakan istilah-istilah yang tidak dimengerti oleh
khalayak sasaran.
d. Positif – pesan yang disampaikan kepada khalayak sasaran dilakukan
dengan cara-cara yang positif sehingga mendatangkan rasa simpati dari
khalayak sasaran
e. Seimbang – pesan yang disampaikan kepada khalayak sasaran disampaikan
dengan seimbang, tidak melulu mengungkapkan sisi positif namun juga sisi
negative agar khalayak sasaran dapat menerimanya dengan baik
f. Sesuai – pesan yang disampaikan hendaknya disesuaikan dengan keinginan
khalayak sasaran
5) Media Komunikasi
Media komunikasi kini tidak lagi terbatas pada media massa yang memiliki
beberapa karakteristik media massa masing-masing. Dalam strategi
komunikasi, kita perlu mempertimbangkan pemilihan media komunikasi yang
tepat dan dapat menjangkau khalayak sasaran dengan tepat dan cepat serta.
Pemilihan media komunikasi dalam strategi komunikasi disesuaikan dengan
tujuan yang hendak dicapai, pesan yang akan disampaikan, serta teknik
komunikasi yang digunakan.
6) Khalayak Sasaran
Dalam strategi komunikasi, melakukan identifikasi khalayak sasaran adalah
hal penting yang harus dilakukan oleh komunikator. Identifikasi khalayak
sasaran disesuaikan dengan tujuan komunikasi. Terdapat beberapa faktor yang
harus dipertimbangkan ketika melakukan identifikasi khalayak sasaran, yaitu :
a. Kerangka pengetahuan atau frame of reference
Pesan-pesan komunikasi yang akan disampaikan dalam strategi
komunikasi kepada komunikate atau khalayak sasaran hendaknya
7
disesuaikan dengan kerangka pengetahuan khalayak agar pesan dapat
dengan mudah diterima serta dipahami oleh khalayak sasaran.
b. Situasi dan kondisi
Yang dimaksud dengan situasi adalah situasi komunikasi ketika khalayak
sasaran menerima pesan-pesan komunikasi. Sedangkan yang dimaksud
dengan kondisi adalah keadaan fisik psikologis khalayak sasaran. Pesan
komunikasi yang dsampaikan kepada khalayak sasaran hendaknya
mempertimbangkan situasi dan kondisi khalayak sasaran agar pesan dapat
tersampaikan dengan efektif.
c. Cakupan pengalaman atau field of experience
Pesan-pesan komunikasi yang akan disampaikan dalam strategi
komunikasi kepada komunikate atau khalayak sasaran juga hendaknya
disesuaikan dengan cakupan pengalaman khalayak sasaran agar pesan
dapat dengan mudah diterima serta dipahami oleh khalayak sasaran.
3. Proses Perencanaan Strategi Komunikasi
Secara garis besar, terdapat 4 (empat) tahapan dalam proses strategi komunikasi
yaitu analisa situasi, mengembangkan tujuan serta strategi komunikasi,
mengimplementasikan strategi komunikasi, dan mengukur hasil usaha yang telah
dilakukan. Perlu dipahami bahwa strategi komunikasi yang diterapkan dalam
berbagai konteks komunikasi mungkin tidak sama namun secara garis besar
memiliki alur yang sama.
a. Analisis situasi yaitu menggunakan penelitian untuk melakukan analisis
situasi yang secara akurat dapat mengidentifikasi berbagai permasalahan
serta peluang yang dimiliki.
b. Mengembangkan rencana tindakan strategis yang ditujukan kepada berbagai
permasalahan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Hal ini mencakup tujuan
8
umum, tujuan yang dapat diukur, identifikasi khalayak sasaran dengan jelas,
target strategi, serta taktik yang efektif.
c. Menjalankan perencanaan dengan alat-alat komunikasi dan tugas yang
memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan.
d. Mengukur kesuksesan strategi komunikasi dengan menggunakan alat-alat
evaluasi.
B. Model Komunikasi Harold D. Lasswell
Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab para peserta komunikasi.
Dalam rangka mencapai keberhasilan komunikasi para peserta komunikasi haru
mengetahui komponen-komponen yang ada di dalam komunkasi tersebut.4 Berbagai
literatur menyatakan bahwa terdapat sebuah model yang sering digunakan untuk
mengetahui komponen-komponen komunikasi. Dalam penelitian ini, penulis
menngunakan salah satu model yang cukup terkenal yaitu model Lasswell. Karena model ini
sederhana dan mudah dimengerti. Menurut Lasswell komunikasi akan berjalan dengan baik
apabila melalui lima tahap. Kelima tahap itu adalah : Who : Siapa orang yang menyampaikan
komunikasi (komunikator). Say What : Apa pesan yang disampaikan. In Which Channel :
Saluran atau media apa yang digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi. To Whom :
Siapa penerima pesan kominkasi (komunikan). Whit what Effect : Perubahan apa yang terjadi
ketika komunikan menerima pesan komunikasi yang telah tersampaikan.5
Jika kita menjawab pertanyaan-pertanyaan itu maka dapat kita ketahui
komponen-komponen komunikasi yaitu komunikator, pesan, media atau saluran
komunikasi, khalayak, dan efek.
4 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2017),h.81.
5 Dani Kurniawan, Komunikasi Model Laswell Dan Stimulus-Organism-Response Dalam Mewujudkan
Pembelajaran Menyenangkan, Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol2 No1, Januari 2018.h.62
9
C. Motivasi Belajar
Sudarwan (2002:2)motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan,
kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong
seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan
apa yang dikehendakinya.Hakim (2007:26)mengemukakan pengertian motivasi
adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu
perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.Huitt,W. (2001)mengatakan motivasi
adalah suatu kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan sebagai
kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang untuk
aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan.
Menurut Handoko (1992:59), untuk mengetahui kekuatan motivasi
belajarsiswa,dapat dilihat dari beberapa indicator sebagai berikut :
1. Kuatnyakemauan untuk berbuat
2. Jumlah waktuyangdisediakan untuk belajar
3. Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugasyanglain
4. Ketekunandalam mengerjakan tugas.
Sedangkan menurut Sardiman (2001:81) motivasi belajar memiliki
indikator sebagai berikut:
1. Tekun menghadapi tugas.
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
3. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah orang dewasa.
4. Lebih senag bekerja mandiri
5. Cepat bosan pada tugas rutinf)Dapat mempertahankan pendapatnya
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, motivasi dapat diartikan sebagai
kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat kemauan dalam
melaksanakan suatu kegiatan. Kemauan baik yang bersumber dari dalam diri
individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu
10
(motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan
banyak menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks
belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.
1. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Upaya meningkatkan motivasi belajar anak dalam kegiatan belajar di
sekolah, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru diungkapkan
Sardiman (2005:92), yaitu6:
1) Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai
kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai
yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport
yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan
motivasi yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa
pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati
dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai
afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja.
2) Hadiah dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang
tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah
diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
3) Kompetisi Persaingan, baik yang individu ataukelompok, dapat
menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang
jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam
mencapai hasil yang terbaik.
4) Ego-involvement Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja
keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
6 Ibid, h.75.
11
Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan
mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi.
5) Memberi Ulangan Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan
diadakan ulangan. Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan
karena akan membosankan dan akan jadi rutinitas belaka.
6) Mengetahui Hasil Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai
alat motivasi. Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong
untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami
kemajuan, siswa pasti akan berusaha mempertahankannya atau bahkan
termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
7) Pujian Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan
baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement
yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa.
Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk
suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi belajar serta
sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8) Hukuman Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi
jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi. Oleh
karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman
tersebut.
Dalam rangka mengupayakan agar motivasi belajar siswa tinggi,
seorang guru menurut Winkel (1991) hendaknya selalu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
a. Seorang guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan penerapan
prinsip belajar, pada prinsipnya harus memandang bahwa dengan kehadiran
siswa di kelas merupakan suatumotivasi belajar yang datang
dari siswa.
12
b. Guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan unsur-unsur dinamis dalam
pembelajaran, karena dalam proses belajar, seorang siswa terkadang
dapat terhambat oleh adanya berbagai permasalahan. Hal ini dapat
disebabkan oleh karena kelelahan jasmani ataupun mental siswa,
sehingga seorang guru harus berupaya untuk membangkitkan kembali
kinginan siswa dalam belajar. Upaya yang dapat dilakukan oleh
seorang guru menurut Dimyati (2002:95) yaitu dengan cara :
a) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan
belajar yang di alaminya ;
b) Meminta kesempatan kepada orang tua siswa agar memberikan
kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar.
c) Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar.
d) Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat
pada perilaku belajar.
e) Merangsang siswa dengan penguat memberi rasa percaya diri bahwa
ia dapat mengatasi segala hambatan dan pasti berhasil.
f) Guru mengoptimalisasikan pemanfataan pengalaman dan kemampuan
siswa. Perilaku belajar yang ditunjukkan siswa merupakan suatu
rangkaian perilakuyang ditunjukkan pada kesehariannya.
2. Ciri Siswa Bermotivasi Tinggi
Menurut Sardiman (1996) siswa yang memiliki motivasi tinggi memiliki
beberapa ciri-ciri, antara lain sebagai berikut7:
1) Tekun menghadapi tugas
2) Ulet menghadapi kesulitan /tidak cepat putus asa.
3) Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik
mungkin.
7 Ibid, h.80.
13
4) Lebih senang kerja mandiri.
5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.
6) Dapat memperthanankan pendapatnya.
7) Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakininya.
3. Fungsi Motivasi
Motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar, karena
motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan
siswa. Sardiman (1996:84) mengemukakan ada tiga fungsi motivasi,
yaitu8:
1) Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini
merupakan motor penggerak dari setiapkegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menuntun arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai, dengan demikian motivasi dapat memberi arah, dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.
8 Ibid.
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis biografi.
Teknik analisis biografi adalah metode menganalisis sejarah hidup seseorang. Objek
kajiannya adalah orang tersebut dan seluruh pengalaman hidupnya, mulai dari
kelahirannya, menjadi dewasa, sampai dengan masa tuanya, bahkan sampai orang
tersebut meninggal dunia (Bungin, 2007:233).
B. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah semua hal yang melekat dan terdapat dalam cerita
pengalaman sosok Muhammad Alimi, dengan berfokus pada strategi komunikasi
beliau.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
a) Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu, Esterberg (dalam Sugiyono 2010). Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari respondendan
informan yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.
Penelitian ini menggunakan wawancara secara terstruktur dan tidak
terstruktur. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah menetapkan kepada
siapa wawancara ini akan dilakukan, menyiapkan pokok-pokok yang akan
dibicarakan, menulis hasil wawancara ke dalam catatan lapangan, dan
mengidentifikasi tindak lanjut wawancara yang telah diperoleh (Sugiyono, 2010).
15
Hasil wawancara akan dirubah dalam bentuk verbatim dengan cara menuliskan
setiap kata per kata percakapan dalam wawancara. Peneliti telah menyiapkan
panduan
Tabel.1
Panduan Wawancara
No Pertanyaan Penelitian Item Pertanyaan
1. Siapa Muhammad Alimi? 1. Dimana tempat tanggal
lahirAlimi?
2. Siapa nama orang tua Alimi?
3. Dimana tempat tinggal Alimi?
4. Berapa bersaudara Alimi?
16
2.
3.
4.
Bagaimana riwayat
pendidikan Alimi ?
Bagaimana perjalanan
karir Alimi ?
Bagaimana Alimi
mengajar di kelas?
7. Dimana pendidikan SD Alimi?
8. Dimana pendidikan SMP Alimi?
9. Dimana Pendidikan SMA Alimi?
10. Dimana Pendidikan Perkuliahan
Alimi?
11. Bagaimana kisah perjalanan
riwayat pendidikan Alimi?
12. Dimana pertama kali Alimi
bekerja?
13. Alimi menjadi apa?
14. Bagaimana perjalanan karir dahulu
hingga saat ini saat ini?
15. Bagaimana Strategi Komunikasi
Alimi dalam mengjar dan memberi
motivasi belajar kepada siswanya
di dua sekolah yang berbeda?
16. Apa kendalah atau kelemahan dan
kelebihan saat Alimi mengajar dan
memberikan motivasi belajar
kepada siswanya di dua sekolah
yang berbeda?
17. Bagaimana Alimi Tingkat
keberhasilan mengajar dan
memotivasi Alimi di dua sekolah
yang berbeda?
17
D. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan dan Biklen (Moelong, 2009) analisis data adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-
milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskanya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.9 Menurut Moelong (2009)
menyatakan bahwa analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu pada
konsep Milles & Huberman (dalam Sugiyono, 2010), aktivitas dalam analisis data,
yaitu datareduction,data display, dan conclusion drawing/verification.
1. Reduksidata
Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan
dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Data yang diperoleh di lapangan
jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama
peneliti di lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit.
Meruduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-
hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidakperlu.
2. Penyajian Data (DisplayData)
Data ini sudah berupa rangkuman, uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori.
Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif.
9 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2017),h.248
18
3. Penarikan Kesimpulan dan verifikasi
Kesimpulan awal biasanya bersifat sementara, dan akan berubah jika dalam
perjalanannya tidk ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan diawal didukung dengan bukti-
bukti yag valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan
demikian kesimpulan mungkin bisa menjawab rumusan masalah yang di rumuskan sejak
awal. Tetapi mungkin juga tidak karena seperti telah di kemukakan bahwa masalah dan
rumusan masalah dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan
baru yang sebelumnya belum pernah ada.
B. Keabsahan Data
Dalam menguji keabsahan atau validitas data yang didapat sehingga benar-
benar sesuai dengan tujuan dan maksud penelitian, maka peneliti menggunakan teknik
trianggulasi (Moelong, 2007). Adapun trianggulasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah trianggulasi dengan sumber yaitu pengumpulan dan pengujian data yang
telah diperoleh dapat dilakukan ke masyarakat, teman observan, dan orangtua
observan. Data dari ketiga sumber tersebut, tidak bisa di rata-ratakan seperti dalam
penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorikan, mana pandangan yang
sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang
telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu keimpulan selanjutnya
diminta kesepakatan dengan tiga sumber tersebut.
19
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PelaksanaanPenelitian
Deskripsi data berisi tentang hasil keseluruhan dari pelaksanaan penelitian, dan
informasi-informasi yang diperoleh di lapangan sebagai hasil. Informasi diperoleh dari
subjek dan pihak-pihak yang terkait.
Tabel data Objek
Nama Hubungan Nama Orang tua Pekerjaan
Muhammad Alimi
Desa
Jatirejo,Pringsewu 13
Desember 1993
Ayah bernama
Muslim dan Ibu yang
bermarga Rohayati
Guru di SMA
N 1
Gadingrejo,
Ghuru di SMA
Bina Mulya
Gadingrejo
Tabel data Informan
Nama Hubungan Tempat Wawancara
Agus Irawan, S.Pd.,M.Si. Kepala SMA Bina Mulya
Gadingrejo
SMA Bina Mulya
Gadingrejo
Nuzzul Abdilah,S.Pd.
Rekan Kerja guru di SMA
Bina Mulya Gadingrejo
SMA Bina Mulya
Gadingrejo
Arica Imbardo,S.Pd.
Rekan Kerja Guru di SMA
N 1 Gadingrejo
SMA N 1 Gadingrejo
Fadila Nurul Agustin
Siswi SMA Bina Mulya
Gadingrejo
SMA Bina Mulya
Gadingrejo
20
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diperoleh dari hasi wawancara kepada subyek penelitian
tentang bagaimana gambaran kondisi emosi anak yang menjadi korban kasus
perceraian orangtuanya.
1. Identitas Muhammad Alimi
Sebelum melakukan wawancara, penulis sudah melakukan komunikasi
dahulu untuk memastikan tempat dan waktu yang tersedia dan akhirnya penulis
dapat bertemu langsung dengan Alimi pada 26 November 2019 di SMA Bina
Mulya Gadingrejo dengan melewati perbukitan yang jauh dari pusat kota
Pringsewu. Jalan yang sudah cukup baik dengan hamparan sawah yang luas
menjadi gambaran perjuangan Alimi yang luar biasa. Hal ini seperti yang
disampaikan oleh Alimi melalui media Whatsap.
“Mas Hagi, nanti saya share lokasi ya. Perjalananya lumyan jauh,
nanti melewati bukit-bukit dan persawahan. Tapi Alhamdulillah akses
jalan menuju sekolah sudah bagus” Jelasnya.
Perjalanan ini menjadi pengalaman yang sangat berkesan juga bagi penulis.
Setelah melewati jalan yang panjang dan perbukitan yang saling tersusun,
akhirnya penulis sampai dan bertemu Alimi yang saat itu sedang berada di kantor
guru. Saat bertemu Alimi penulis langsung disambut dengan hangat sembari
bersenda gurau untuk menambah kedekatan emosional dengan Alimi. Alimi
sangat siap dan mempersilahkan penulis untuk mewawancarainya.
Penulis memulai pertanyan dengan menggali data-data pribadi Alimi. Alimi
menceritakan dirinya dengan senang hati.
“Baik, jadi perkenalkan nama lengkap saya Muhammad Alimi. Saya
lahir di Desa Jatirejo,Pringsewu 13 Desember 1993. Alamat rumah saya
21
di Jl. Alamanda no 373,Dusun Jatirejo, Pekon Jatirejo, Kecamatan
Pagelaran, Pringsewu,Lampung.” Ujar Alimi.
Sejak kecil Alimi tumbuh dilingkungan pedesaan yang masih asri. Hidup di
sebuah keluarga yang sederhana, tidak menghambatnya untuk tumbuh menjadi
sosok yang cerdas. Alimi tinggal dengan sebuah keluarga besar berjumlah 8
(delapan) orang, membuat Alimi harus saling berbagi dan belajar mengasihi sejak
dini. Hal ini disampaikan oleh rekan kerjanya, Nuzzul Abdilah dan Arica Imbardo
yang cukup dekat dengan Alimi dan pernah berkunjung kerumahnya.
“Rumahnya Pak Alimi lumayan jauh dari pusat Kota Pringsewu.
Dilingkunganya masih asri seperti desa-desa pada umumnya. Saat
bermain kerumahnya dia cerita tentang keluarganya karena waktu itu
keluarga juga kumpul ramai sekali karena Alimi 8 bersaudara” penjelasan
Nuzzul.
“Alimi setiap hari berangkat dari rumahnya sekitar pukul 06.00 dan
sampai di SMA N 1 Gadingrejo pukul 06.45.Alimi termasuk guru yang
disiplin dan cerdas” penjelasan Arica.
2. Riwayat Pendidikan Muhammad Alimi
Riwayat pendidikan pertama Alimi di MI Roudhaul Munawaroh tahun 2000-
2006. Kemudian melanjutkan ke Mts Roudhatul Munawaroh Jatirejo lulus tahun
2009. Stelah itu dirinya melanjutkan ke MAN Pringsewu lulus pada tahun 2012
dan akhirnya menempuh bangku kuliah di Universitas Lampung Pendidikan
Ekonomi.
Namun, dalam perjalananya melanjutkan pendidikan ada cerita yang tak
disangka jika dilihat dai kenyataan sekarang. Setelah lulus dari MAN, ternyata
Alimi tidak ada niat untuk melanjutkan kuliah dan ingin bekerja.
22
“Jadi saat itu saya memang belum ada niat untuk kuliah mas, dan
akhirnya waktu saya bertemu dengan teman saya di warung dan dia
memotivasi saya untuk kuliah. Disitu pola pikir saya berubah untuk
melanjutkan sekolah di perguruan tinggi” Jelasnya.
Rekan Alimi mengajak dan mengarahkan dirinya untuk kuliah dan
mendaftar di UNILA melalui jalur PMPAP (Penerimaan Mahasiswa Perluasan
Akses Pendidikan) dan akhirnya beliau menjalani tes dengan pilihan jurusan yang
disukainya sejak dibangku MA/SMA yaitu pendidikan ekonomi dan diterima.
3. Perjalanan Karir Muhammad Alimi
Setelah menyelesaikan perkuliahanya tahun 2016, Alimi mencari
pengalaman untuk mengajar dengan menjadi asisten dosen mata kuliah
kewirausahaan selama 3 semester.
“Jadi sebelum saya turun ke lapangan saya berlatih dahulun untuk
jadi asisten dosen saya selama tiga semester. Itu pengalaman yang
membanggakan bagi saya”
Kemudian setelah itu, beliau mencoba mendaftar menjadi guru privat
Primagama Pringsewu dan beliau diterima. Pada Agustus 2016 beliau mendaftar
menjadi guru disalah satu sekolah favorit Pringsewu yaitu SMA N 1 Gadingrejo
dan kembali diterima.
“ Alimi mengajar di SMA N 1 Gadingrejo bareng saya di bulan
Agustus 2016. Saya dan Alimi kenal dengan cepat dan cukup dekat
karena beberapa kesamaan hobi kami di futsal. Tapi, Alimi masih
mencoba mendaftar di seklah lain dan akhirnya diterima juga” Terang
Arica.
23
Berbekal semangat, ilmu dan doa Alimi kembali mendaftar menjadi guru
kali ini disalah satu sekolah swasta yang ada di Pringsewu yang letaknya di desa
jauh dari kota dan tertutup oleh bukit yaitu SMA Bina Mulya Gadingrejo pada
januari 2017 dan beliau kembali diterima bahkan kini Alimi menjadi wakil kepala
sekolah bidang kurikulum.
“Pak Alimi di SMA Bina Mulya Gadingrejo selain menjadi guru,
beliau menjabat sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Saya
masuk di SMA Bina Mulya Gadingrejo setelah Pak Alim.” Ujar Nuzzul
Abdillah.
Alimi termasuk guru yang cerdas, pada tahun 2019 ini, Alimi berhasil lolos
tes Program PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang merupakan pendidikan tertinggi
setelah program pendidikan sarja yang mempersiapkan peserta didik untuk
memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus dalam menjadi guru. Hal
ini diterangkan oleh Kepala SMA Bina Mulya Gadingrejo.
“Pak Alimi saya izinkan waktu itu untuk mengikuti tes PPG. Dan
Alhamdulillah beliau berhasil lulus. Beliau merupakan guru yang cerdas
dan disiplin”. Penjelasan Agus Irawan, Kepala SMA Bina Mulya
Gadingrejo.
Bagi Alimi menjadi guru bukan hanya sekedar mengajar saja tetapi juga
berusaha menjadi fasilitator untuk mengaarahkan kemampuan dan memotivasi
mereka untuk terus belajar dan berkembang.
“Bagi saya, menjadi guru itu tidak cuckup hanya untuk mengajar.
Tetapi sebagai guru selayaknya juga sebagai fasilitator dan sebagai sosok
pendorong, dan memberi motivasi kepada siswa agar kegiatan mengajar
lebih berwarna.” Terang Alimi dengan penuh keyakinan.
24
Dalam memberikan motivasi kepada siswanya Alimi menyadari bahawa
dirinya mengajar di dua sekolah yang mempunyai perberbedaan dari segi
kebudayaan, letak geografisnya maupun kelemahan dan kelebihannya. SMA N 1
Gadingrejo merupakan sekolah favorit di Pringsewu dengan kuantitas dan kualitas
yang jauh di banding SMA Bina Mulya Gadingrejo.
Menurut Alimi, siswa di SMA N 1 Gadingrejo lebih mudah diarahkan untuk
mengetahaui pembelajaran karena dari segi latar belakang keluarga dan sekolah
mayoritas siswa di sekolah tersebut sudah tersistem dengan sangat baik. Namun
kelemahanya, tidak semua pesan dapat disampaikan dan diterima secara efektif
karena jumlah siswa yang banyak. Sedangkan siswa di SMA Bina Mulya
Gadingrejo lebih mudah untuk dikondisikan dan minim menemukan hambatan
komunikasi karena jumlah siswa yang tidak terlalu banyak. Kelemahnya, dalam
menghajar harus perlahan dalam menyampaikan materi ketika di kelas karena
sebagian dari mereka butuh perhatian lebih selain itu juga karena faktor pribadi
dan fasilitas yang kurang memadai.
Mengetahui perbedaan dua sekolah itu merupakan hal penting bagi Alimi
untuk membantu proses memotivasi belajar siswa. Dalam memotivasi siswanya,
Alimi berusaha menyampaikan dengan strategi komunikasi yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi sekolah. Strategi komunikasi yang sering dilakukan
Alimi seperti dirinya sering melancarkan pesan-pesan belajar dari prinsipnya yaitu
tetap belajar dan istiqomah artinya terus belajar. Hal ini seperti yang disampaikan
Fadila Nurul Agustin selaku muridnya.
“Pak Alimi itu sosok guru yang peduli kepada siswanya, beliau
sering memberikan motivasi untuk terus belajar. Beliau sering
menyampaikan bahwa pelajar jangan pernah berhenti belajar dan belajar
serta selalu istiqomah”. Ujarnya Fadila.
25
Alimi juga menjelaskan tentang pesanya tersebut berdasarkan perintah
Rasulullah SAW. Dimana sosok yang dicontohkanya ini merupakan teladan bagi
seluruh manusia. Selain itu, Alimi juga memperhatikan daya tariknya dengan
melancarkan candaan-candaan yang mengunggah tawa siswa. Dengan ini siswa
dapat lebih menerima pesan yang disampaikan alimi.
“Pak Alimi juga sering mengambil contoh Rasulullah SAW sebagai
bahan motivasinya” tambah Fadila.
Namun, strtategi komunikasi yang dilancarkan Alimi ada yang berbeda di
dua sekolah tersebut. Misalnya, jika di SMA N1 Gadingrejo biasanya dalam
memotivasi belajar dirinya sering membahas langsung mengenai cara belajar
cepat, membahas perguruan tinggi, strategi pendaftaranya, kulitasnya prospek
kerjanya dan sebgainya. Arica menceritakan ini.
“Jadi, Alimi memang sering sekali memberi motivasi kepada siswa
di SMA N 1 Gadingrejo terutama unutk belajar seperti memberikan tips-
tips belajar yang efektif, mengarahkan siswanya untuk memilih jurusan di
perguruan tinggi”. Jelas Arica.
Karena pada dasarnya siswa yang sekolah disana sudah mempunyai
ekspektasi kedepan. Berbeda dengan memotivasi di SMA Bina Mulya Gadingrejo
yang diman latar belakang keluarga yang mayoritas sederhana sehingga siswa juga
minim dorongan dari orang tua. Namun, bukan alasan Alimi untuk tidak
memotivasi, dirinya yakin semua anak sama dan semua anak dapat belajar.
“Proses belajar itu dari tidak tahu menjadi tahu.” Terang Alimi.
Saat di SMA Bina Mulya Gadingrejo, Alimi memfokuskan pesan untuk
mengubah pola pikir siswanya dahulu secara perlahan.
“Pak Alimi terlihat sangat berusaha untuk mengarahkan muridnya
khususnya di SMA Bina Mulya Gadingrejo, biasanya beliau sering
memberikan motivasi disela-sela pelajaranya seperti mengatakan bahwa
26
boleh saja sekolah di desa, boleh saja sekolah di swasta tetapi yakinlah
bahwa kalian (siswa) dapat bersaing dengan siswa-siswa lain yang ada
di sekolah lain. Kita dapat terus belajar dan berkembang menjadi lebih
baik.” Jelas Fadila.
Hal yang sama juga disampaikan Kepala Sekolah SMA Bina Mulya Gadingrejo.
“Saya dan guru-guru yang lainya sering berdiskusi terkait peran dan
fungsi guru dikelas untuk tidak ahnya sekedar mengajar tetapi berusaha
untuk memfasilitasi murid-muridnya dengan meberikan dorongan dan
motivasi untuk berfikir dan belajar.” Jelas Agus Irawan.
Dan saat ini,beberapa alumni SMA Bina Mulya Gadingrejo pun banyak
yang mmelanjutkan pendidikanya seperti di SMA N 1 Gadingrejo.
Demikian kisah dan strategi komunikasi Muhammad Alimi dalam
memberikan motivasi belajar kepada siswa. Dirinya mengaku akan terus berusaha
menjadi fasilitator bagi murid-muridnya.
27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan
bahwa :
1. Dalam menyusun strategi komuniksi, Alimi sangat memperhatikan
faktor pendorongnya berupa pesan yang disampaikan, situasi dan
kondisi yang dipertimbangkan dan daya tarik yang diberikannya
dengan menampilkan tokoh-tokoh yang terpercaya.
2. Alimi merupakan guru yang cerdas dan disiplin.
3. Pengaruh yang diberikan dari strategi komunikasinya sangat
membantu murid-muridnya untuk terus belajar dan berkembang.
B. Saran
1. Sebaiknya perlu didukung juga dengan media dalam melancarkan
strategi komunkasi untuk memberikan motivasi kepada murid-
muridnya.
2. Sebaiknya perlu diberikan contoh konkret saat strategi komunikasi
dilancarkan.
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung :”
PT. Remaja Rosdakarya, 2009),h.32.
2. Emiliana Saragi1 , Mohamad Syahriar Sugandi1, Strategi Komunikasi Guru
Dalam Proses Belajar Anak Tunanetra Dengan Menerapkan Multimodal
Learning Di Sekolah Luar Biasa Negeri A Bandung, Jurnal Ilmu Komunikasi
dan Bisnis, Volume 4 - Nomor 1 – Oktober 2018,h.36.
3. Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2017),h.81.
4. Dani Kurniawan, Komunikasi Model Laswell Dan Stimulus-Organism-
Response Dalam Mewujudkan Pembelajaran Menyenangkan, Jurnal
Komunikasi Pendidikan, Vol2 No1, Januari 2018.h.62
5. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2017),h.248

More Related Content

Similar to Tugas metode kualitatif derajat kedua

strategi komunikasi
strategi komunikasistrategi komunikasi
strategi komunikasi
Dewi NH
 
Minggu ke 6 aspek komunikasi penyuluhan perikanan
Minggu ke 6 aspek komunikasi penyuluhan perikananMinggu ke 6 aspek komunikasi penyuluhan perikanan
Minggu ke 6 aspek komunikasi penyuluhan perikanan
Syawalina Soerbakti
 
KOMUNIKASI K3 .ppt
KOMUNIKASI K3 .pptKOMUNIKASI K3 .ppt
KOMUNIKASI K3 .ppt
YubiRestu
 
Tugas Resume Teknik Presentasi dan Negosiasi
Tugas Resume Teknik Presentasi dan Negosiasi Tugas Resume Teknik Presentasi dan Negosiasi
Tugas Resume Teknik Presentasi dan Negosiasi
eddy sanusi silitonga
 
Komunikasi 1
Komunikasi 1Komunikasi 1
Komunikasi 1
annisadevitasari10
 
Komunikasi 1
Komunikasi 1Komunikasi 1
Komunikasi 1
annisadevitasari10
 
Tindakan dan komunikasi public relations
Tindakan dan komunikasi public relationsTindakan dan komunikasi public relations
Tindakan dan komunikasi public relations
Abdau Qur'ani
 
komunikasi resiko lingkungan sebagai bagian dari kampanye lingkungan
komunikasi resiko lingkungan sebagai bagian dari kampanye lingkungankomunikasi resiko lingkungan sebagai bagian dari kampanye lingkungan
komunikasi resiko lingkungan sebagai bagian dari kampanye lingkungan
ssuser9f9ebd
 
Ppt tugas pemasaran internasional pak alam
Ppt tugas pemasaran internasional pak alamPpt tugas pemasaran internasional pak alam
Ppt tugas pemasaran internasional pak alam
PutriSukmaTari
 
Marketing Communication Global dan Study Kasus
Marketing Communication Global dan Study KasusMarketing Communication Global dan Study Kasus
Marketing Communication Global dan Study Kasus
PutriSukmaTari
 
Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012
Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012
Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012Syarifudin Amq
 
ambon Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012
 ambon Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012 ambon Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012
ambon Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012
Syarifudin Amq
 
Kiat Sukses Keberhasilan Komunikasi Pendidikan
Kiat Sukses Keberhasilan Komunikasi PendidikanKiat Sukses Keberhasilan Komunikasi Pendidikan
Kiat Sukses Keberhasilan Komunikasi Pendidikan
guest09e48c
 
Makalah pola dan strategi pemanfaatan media dalam proses prmbelajaran
Makalah pola dan strategi pemanfaatan media dalam proses prmbelajaranMakalah pola dan strategi pemanfaatan media dalam proses prmbelajaran
Makalah pola dan strategi pemanfaatan media dalam proses prmbelajaran
Operator Warnet Vast Raha
 
Ppt tugas pemasaran internasional marketing communication global
Ppt tugas pemasaran internasional marketing communication globalPpt tugas pemasaran internasional marketing communication global
Ppt tugas pemasaran internasional marketing communication global
PutriSukmaTari
 
pemasaran internasional marketing communication global (ppt)
pemasaran internasional marketing communication global (ppt)pemasaran internasional marketing communication global (ppt)
pemasaran internasional marketing communication global (ppt)
PutriSukmaTari
 
Tugas Makalah Hari _ Rabu MK. Komunikasi Gizi Tanggal _ 2 September 2020 MAKA...
Tugas Makalah Hari _ Rabu MK. Komunikasi Gizi Tanggal _ 2 September 2020 MAKA...Tugas Makalah Hari _ Rabu MK. Komunikasi Gizi Tanggal _ 2 September 2020 MAKA...
Tugas Makalah Hari _ Rabu MK. Komunikasi Gizi Tanggal _ 2 September 2020 MAKA...
TitaGtg
 
PPT NEW 2.pptx
PPT NEW 2.pptxPPT NEW 2.pptx
PPT NEW 2.pptx
Jirmun
 
Ms,hafzi ali, armida, dodi harianto, pascasarjana, uin sts jambi 2018
Ms,hafzi ali, armida, dodi harianto, pascasarjana, uin sts jambi 2018Ms,hafzi ali, armida, dodi harianto, pascasarjana, uin sts jambi 2018
Ms,hafzi ali, armida, dodi harianto, pascasarjana, uin sts jambi 2018
DodiHarianto2
 
Kiat Sukses Keberhasilan Komunikasi Pendidikan
Kiat Sukses Keberhasilan Komunikasi PendidikanKiat Sukses Keberhasilan Komunikasi Pendidikan
Kiat Sukses Keberhasilan Komunikasi Pendidikan
Dedi Wijaya
 

Similar to Tugas metode kualitatif derajat kedua (20)

strategi komunikasi
strategi komunikasistrategi komunikasi
strategi komunikasi
 
Minggu ke 6 aspek komunikasi penyuluhan perikanan
Minggu ke 6 aspek komunikasi penyuluhan perikananMinggu ke 6 aspek komunikasi penyuluhan perikanan
Minggu ke 6 aspek komunikasi penyuluhan perikanan
 
KOMUNIKASI K3 .ppt
KOMUNIKASI K3 .pptKOMUNIKASI K3 .ppt
KOMUNIKASI K3 .ppt
 
Tugas Resume Teknik Presentasi dan Negosiasi
Tugas Resume Teknik Presentasi dan Negosiasi Tugas Resume Teknik Presentasi dan Negosiasi
Tugas Resume Teknik Presentasi dan Negosiasi
 
Komunikasi 1
Komunikasi 1Komunikasi 1
Komunikasi 1
 
Komunikasi 1
Komunikasi 1Komunikasi 1
Komunikasi 1
 
Tindakan dan komunikasi public relations
Tindakan dan komunikasi public relationsTindakan dan komunikasi public relations
Tindakan dan komunikasi public relations
 
komunikasi resiko lingkungan sebagai bagian dari kampanye lingkungan
komunikasi resiko lingkungan sebagai bagian dari kampanye lingkungankomunikasi resiko lingkungan sebagai bagian dari kampanye lingkungan
komunikasi resiko lingkungan sebagai bagian dari kampanye lingkungan
 
Ppt tugas pemasaran internasional pak alam
Ppt tugas pemasaran internasional pak alamPpt tugas pemasaran internasional pak alam
Ppt tugas pemasaran internasional pak alam
 
Marketing Communication Global dan Study Kasus
Marketing Communication Global dan Study KasusMarketing Communication Global dan Study Kasus
Marketing Communication Global dan Study Kasus
 
Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012
Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012
Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012
 
ambon Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012
 ambon Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012 ambon Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012
ambon Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012
 
Kiat Sukses Keberhasilan Komunikasi Pendidikan
Kiat Sukses Keberhasilan Komunikasi PendidikanKiat Sukses Keberhasilan Komunikasi Pendidikan
Kiat Sukses Keberhasilan Komunikasi Pendidikan
 
Makalah pola dan strategi pemanfaatan media dalam proses prmbelajaran
Makalah pola dan strategi pemanfaatan media dalam proses prmbelajaranMakalah pola dan strategi pemanfaatan media dalam proses prmbelajaran
Makalah pola dan strategi pemanfaatan media dalam proses prmbelajaran
 
Ppt tugas pemasaran internasional marketing communication global
Ppt tugas pemasaran internasional marketing communication globalPpt tugas pemasaran internasional marketing communication global
Ppt tugas pemasaran internasional marketing communication global
 
pemasaran internasional marketing communication global (ppt)
pemasaran internasional marketing communication global (ppt)pemasaran internasional marketing communication global (ppt)
pemasaran internasional marketing communication global (ppt)
 
Tugas Makalah Hari _ Rabu MK. Komunikasi Gizi Tanggal _ 2 September 2020 MAKA...
Tugas Makalah Hari _ Rabu MK. Komunikasi Gizi Tanggal _ 2 September 2020 MAKA...Tugas Makalah Hari _ Rabu MK. Komunikasi Gizi Tanggal _ 2 September 2020 MAKA...
Tugas Makalah Hari _ Rabu MK. Komunikasi Gizi Tanggal _ 2 September 2020 MAKA...
 
PPT NEW 2.pptx
PPT NEW 2.pptxPPT NEW 2.pptx
PPT NEW 2.pptx
 
Ms,hafzi ali, armida, dodi harianto, pascasarjana, uin sts jambi 2018
Ms,hafzi ali, armida, dodi harianto, pascasarjana, uin sts jambi 2018Ms,hafzi ali, armida, dodi harianto, pascasarjana, uin sts jambi 2018
Ms,hafzi ali, armida, dodi harianto, pascasarjana, uin sts jambi 2018
 
Kiat Sukses Keberhasilan Komunikasi Pendidikan
Kiat Sukses Keberhasilan Komunikasi PendidikanKiat Sukses Keberhasilan Komunikasi Pendidikan
Kiat Sukses Keberhasilan Komunikasi Pendidikan
 

Tugas metode kualitatif derajat kedua

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teramat banyak hal yang dapat menjadi faktor keberhasilan pengajar dalam memberikan motivasi belajar kepada siswanya. Selain harus memiliki sikap penuh kesadaran dalam melakukannya, mempersiapkan strategi komunikasi juga turut mempengaruhi keberhasilan memotivasi. Sebuah strategi komunikasi hendaknya mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana berkomunikasi dengan khalayak sasaran. Strategi komunikasi mendefinisikan khalayak sasaran, berbagai tindakan yang akan dilakukan, mengatakan bagaimana khalayak sasaran akan memperoleh manfaat berdasarkan sudut pandangnya, dan bagaimana khalayak sasaran yang lebih besar dapat dijangkau secara lebih efektif. Strategi komunikasi bertujuan untuk memastikan pesan yang diterima, membina penerima pesan dan memotivasikanya. Tujuan strategi komunikasi juga tidak lepas dari komponenya meliputi komunikator, pesan yang dipilih, situasi kondisi, media yang digunakan, dan daya tarik. Berbicara soal keefektifan strategi komunikasi dalam memberikan motivasi, dimana hasil akhirnya bisa dilihat - salah satunya - dengan meningkatnya semangat belajar siswa. Ada seorang guru yang mengajar di dua sekolah yang berbeda latar belakang baik budaya dan letak geografisnya. Beliau merupakan salah satu dari sekian banyak guru yang berperan mempertahankan semangat belajar siswa ditengah arus globalisasi. Sosok itu bernama Muhamad Alimi, dilahirkan di Desa Jatirejo, Pringsewu, 13 Desember 1993 anak dari Ibu Rohayati dan Bapak Muslim. Muhammad Alimi kecil tumbuh berkembang dalam keluarga yang sederhana. Melihat kisah sukses beliau, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang belum pernah diteliti
  • 2. 2 sebelumnya yakni mengurai kisah sukses sosok Muhammad Alimi terkait dengan strategi komunikasinya dalam memberikan motivasi belajar kepada siswa. A. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian konteks masalah di atas, maka fokus masalah adalah sebagai berikut: 1. Apakah strategi komunikasi Muhammad Alimi dalam memberikan motivasi belajar siswa didua sekolah berbeda antara di SMA N 1 Gadingrejo dan di SMA Bina Mulya Gadingrejo?” B. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana strategi komunikasi Muhammad Alimi dalam memberikan motivasi belajar siswa di SMA N 1 Gadingrejo dan di SMA Bina Mulya Gadingrejo?” C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui Srategi komunikasi Muhammad Alimi dalam memberikan motivasi belajar kepada siswa di SMA N 1 Gadingrejo dan di SMA Bina Mulya Gadingrejo.
  • 3. 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Strategi Komunikasi Dalam mencapai komunikasi yang efektif diperlukan suatu strategi komunikasi yang baik. Strategi merujuk pada pendekatan komunikasi menyeluruh yang akan diambil dalam rangka menghadapi tantangan yang akan dihadapi selama berlangsungnya proses komunikasi. Berbagai pendekatan dapat dilakukan tergantung pada situasi dan kondisi, misalnya pendekatan kesehatan masyarakat, pendekatan pasar bebas, model pendidikan, atau pendekatan konsorsium. Salah satu dari pendekatan- pendekatan itu dapat dianggap sebagai dasar dari sebuah strategi dan berfungsi sebagai sebuah kerangka kerja untuk perencanaan komunikasi selanjutnya. Sebuah strategi hendaknya menyuguhkan keseluruhan arah bagi inisiatif, kesesuaian dengan berbagai sumber daya yang tersedia, meminimalisir resistensi, menjangkau kelompok sasaran, dan mencapai tujuan inisiatif komunikasi. Menurut Onong Uchjana Effendy, intinya strategi adalah perencanaan atau planning dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan yang hanya dapat dicapai melalui taktik operasional.1 Sebuah strategi komunikasi hendaknya mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana berkomunikasi dengan khalayak sasaran. Strategi komunikasi mendefinisikan khalayak sasaran, berbagai tindakan yang akan dilakukan, mengatakan bagaimana khalayak sasaran akan memperoleh manfaat berdasarkan sudut pandangnya, dan bagaimana khalayak sasaran yang lebih besar dapat dijangkau secara lebih efektif. 1. Tujuan Strategi Komunikasi 1 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung :” PT. Remaja Rosdakarya, 2009),h.32.
  • 4. 4 Dalam dunia bisnis, tujuan strategi pada umumnya adalah untuk menentukan dan mengkomunikasikan gambaran tentang visi perusahaan melalui sebuah sistem tujuan utama dan kebijakan. Strategi menggambarkan sebuah arah yang didukung oleh berbagai sumber daya yang ada. Sementara itu, menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett menyatakan bahwa strategi komunikasi memiliki 3 (tiga) tujuan, yaitu2: 1) To secure understanding – memastikan pesan diterima oleh komunikan. 2) To establish acceptance – membina penerimaan pesan. 3) To motivate action – kegiatan yang dimotivasikan. 2. Faktor Pendukung Dalam Menyusun Strategi Komunikasi Dalam strategi komunikasi perlu mempertimbangkan berbagai faktor pendukung dalam menyusun sebuah strategi komunikasi karena. Berikut diulas tentang faktor pendukung tersebut.3 1) Komunikator Komunikator merupakan pihak yang menjalankan proses strategi komunikasi. Untuk menjadi komunikator yang baik dan apat dipercaya oleh komunikate atau khalayak sasaran, maka komunikator harus memiliki daya tarik serta kredibilitas. 2) Daya tarik Adalah manusiawi jika komunikate atau khalayak sasaran yang cenderung merasa memiliki kesamaan dengan komunikator akan mengikuti apa yang diinginkan oleh komunikator. Dalam hal ini, komunikate atau khalayak sasaran melihat komunikator memiliki daya tarik tertentu sehingga khalayak sasaran bersedia untuk merubah pikiran, sikap, pendapat, dan perilakunya 2 Ibid 3 Emiliana Saragi1 , Mohamad Syahriar Sugandi1, Strategi Komunikasi Guru Dalam Proses Belajar Anak Tunanetra Dengan Menerapkan Multimodal Learning Di Sekolah Luar Biasa Negeri A Bandung, Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis, Volume 4 - Nomor 1 – Oktober 2018,h.36.
  • 5. 5 sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator. Daya tarik juga dapat dilihat dari penampilan komunikator. 3) Kredibilitas Selain daya tarik, kredibilitas komunikator juga menjadi alasan kuat khalayak sasaran atau komunikate bersedia merubah pikiran, sikap, pendapat, dan perilakunya sesuai dengan isi pesan yang disampaikan oleh komunikator. Kredibilitas komunikator adalah faktor yang membuat khalayak sasaran percaya kepada apa yang disampaikan oleh komunikator dan mengikuti kemauan komunikator. Komunikator yang benar-benar menguasai permasalahan dan memiliki penguasaan bahasa yang baik cenderung dipercaya oleh khalayak sasaran. 4) Pesan Komunikasi Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada khalayak sasaran atau komunikate dalam strategi komunikasi pastinya memiliki tujuan tertentu. Tujuan inilah yang menentukan teknik komunikasi yang akan dipilih dan digunakan dalam strategi komunikasi. Dalam strategi komunikasi, perumusan pesan yang baik dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi khalayak sangatlah penting. Pesan yang dirumuskan oleh komunikator hendaknya tepat mengenai khalayak sasaran. Menurut Soeganda Priyatna (2004), terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi agar pesan yang disampaikan dapat mengena kepada khalayak sasaran yaitu : a. Umum – pesan disampaikan adalah pesan yang bersifat umum dan mudah dipahami oleh khalayak sasaran b. Jelas – pesan yang disampaikan harus jelas dan tidak menimbulkan salah penafsiran c. Bahasa jelas – bahasa yang digunakan dalam proses penyampaian pesan hendaknya menggunakan bahasa yang jelas dan sesuai dengan khalayak
  • 6. 6 sasaran serta tidak menggunakan istilah-istilah yang tidak dimengerti oleh khalayak sasaran. d. Positif – pesan yang disampaikan kepada khalayak sasaran dilakukan dengan cara-cara yang positif sehingga mendatangkan rasa simpati dari khalayak sasaran e. Seimbang – pesan yang disampaikan kepada khalayak sasaran disampaikan dengan seimbang, tidak melulu mengungkapkan sisi positif namun juga sisi negative agar khalayak sasaran dapat menerimanya dengan baik f. Sesuai – pesan yang disampaikan hendaknya disesuaikan dengan keinginan khalayak sasaran 5) Media Komunikasi Media komunikasi kini tidak lagi terbatas pada media massa yang memiliki beberapa karakteristik media massa masing-masing. Dalam strategi komunikasi, kita perlu mempertimbangkan pemilihan media komunikasi yang tepat dan dapat menjangkau khalayak sasaran dengan tepat dan cepat serta. Pemilihan media komunikasi dalam strategi komunikasi disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, pesan yang akan disampaikan, serta teknik komunikasi yang digunakan. 6) Khalayak Sasaran Dalam strategi komunikasi, melakukan identifikasi khalayak sasaran adalah hal penting yang harus dilakukan oleh komunikator. Identifikasi khalayak sasaran disesuaikan dengan tujuan komunikasi. Terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan ketika melakukan identifikasi khalayak sasaran, yaitu : a. Kerangka pengetahuan atau frame of reference Pesan-pesan komunikasi yang akan disampaikan dalam strategi komunikasi kepada komunikate atau khalayak sasaran hendaknya
  • 7. 7 disesuaikan dengan kerangka pengetahuan khalayak agar pesan dapat dengan mudah diterima serta dipahami oleh khalayak sasaran. b. Situasi dan kondisi Yang dimaksud dengan situasi adalah situasi komunikasi ketika khalayak sasaran menerima pesan-pesan komunikasi. Sedangkan yang dimaksud dengan kondisi adalah keadaan fisik psikologis khalayak sasaran. Pesan komunikasi yang dsampaikan kepada khalayak sasaran hendaknya mempertimbangkan situasi dan kondisi khalayak sasaran agar pesan dapat tersampaikan dengan efektif. c. Cakupan pengalaman atau field of experience Pesan-pesan komunikasi yang akan disampaikan dalam strategi komunikasi kepada komunikate atau khalayak sasaran juga hendaknya disesuaikan dengan cakupan pengalaman khalayak sasaran agar pesan dapat dengan mudah diterima serta dipahami oleh khalayak sasaran. 3. Proses Perencanaan Strategi Komunikasi Secara garis besar, terdapat 4 (empat) tahapan dalam proses strategi komunikasi yaitu analisa situasi, mengembangkan tujuan serta strategi komunikasi, mengimplementasikan strategi komunikasi, dan mengukur hasil usaha yang telah dilakukan. Perlu dipahami bahwa strategi komunikasi yang diterapkan dalam berbagai konteks komunikasi mungkin tidak sama namun secara garis besar memiliki alur yang sama. a. Analisis situasi yaitu menggunakan penelitian untuk melakukan analisis situasi yang secara akurat dapat mengidentifikasi berbagai permasalahan serta peluang yang dimiliki. b. Mengembangkan rencana tindakan strategis yang ditujukan kepada berbagai permasalahan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Hal ini mencakup tujuan
  • 8. 8 umum, tujuan yang dapat diukur, identifikasi khalayak sasaran dengan jelas, target strategi, serta taktik yang efektif. c. Menjalankan perencanaan dengan alat-alat komunikasi dan tugas yang memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan. d. Mengukur kesuksesan strategi komunikasi dengan menggunakan alat-alat evaluasi. B. Model Komunikasi Harold D. Lasswell Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab para peserta komunikasi. Dalam rangka mencapai keberhasilan komunikasi para peserta komunikasi haru mengetahui komponen-komponen yang ada di dalam komunkasi tersebut.4 Berbagai literatur menyatakan bahwa terdapat sebuah model yang sering digunakan untuk mengetahui komponen-komponen komunikasi. Dalam penelitian ini, penulis menngunakan salah satu model yang cukup terkenal yaitu model Lasswell. Karena model ini sederhana dan mudah dimengerti. Menurut Lasswell komunikasi akan berjalan dengan baik apabila melalui lima tahap. Kelima tahap itu adalah : Who : Siapa orang yang menyampaikan komunikasi (komunikator). Say What : Apa pesan yang disampaikan. In Which Channel : Saluran atau media apa yang digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi. To Whom : Siapa penerima pesan kominkasi (komunikan). Whit what Effect : Perubahan apa yang terjadi ketika komunikan menerima pesan komunikasi yang telah tersampaikan.5 Jika kita menjawab pertanyaan-pertanyaan itu maka dapat kita ketahui komponen-komponen komunikasi yaitu komunikator, pesan, media atau saluran komunikasi, khalayak, dan efek. 4 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2017),h.81. 5 Dani Kurniawan, Komunikasi Model Laswell Dan Stimulus-Organism-Response Dalam Mewujudkan Pembelajaran Menyenangkan, Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol2 No1, Januari 2018.h.62
  • 9. 9 C. Motivasi Belajar Sudarwan (2002:2)motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.Hakim (2007:26)mengemukakan pengertian motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.Huitt,W. (2001)mengatakan motivasi adalah suatu kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan. Menurut Handoko (1992:59), untuk mengetahui kekuatan motivasi belajarsiswa,dapat dilihat dari beberapa indicator sebagai berikut : 1. Kuatnyakemauan untuk berbuat 2. Jumlah waktuyangdisediakan untuk belajar 3. Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugasyanglain 4. Ketekunandalam mengerjakan tugas. Sedangkan menurut Sardiman (2001:81) motivasi belajar memiliki indikator sebagai berikut: 1. Tekun menghadapi tugas. 2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) 3. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah orang dewasa. 4. Lebih senag bekerja mandiri 5. Cepat bosan pada tugas rutinf)Dapat mempertahankan pendapatnya Berdasarkan beberapa pendapat di atas, motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat kemauan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Kemauan baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu
  • 10. 10 (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. 1. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Upaya meningkatkan motivasi belajar anak dalam kegiatan belajar di sekolah, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru diungkapkan Sardiman (2005:92), yaitu6: 1) Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja. 2) Hadiah dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa. 3) Kompetisi Persaingan, baik yang individu ataukelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik. 4) Ego-involvement Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. 6 Ibid, h.75.
  • 11. 11 Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi. 5) Memberi Ulangan Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan jadi rutinitas belaka. 6) Mengetahui Hasil Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya. 7) Pujian Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri. 8) Hukuman Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut. Dalam rangka mengupayakan agar motivasi belajar siswa tinggi, seorang guru menurut Winkel (1991) hendaknya selalu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Seorang guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan penerapan prinsip belajar, pada prinsipnya harus memandang bahwa dengan kehadiran siswa di kelas merupakan suatumotivasi belajar yang datang dari siswa.
  • 12. 12 b. Guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, karena dalam proses belajar, seorang siswa terkadang dapat terhambat oleh adanya berbagai permasalahan. Hal ini dapat disebabkan oleh karena kelelahan jasmani ataupun mental siswa, sehingga seorang guru harus berupaya untuk membangkitkan kembali kinginan siswa dalam belajar. Upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru menurut Dimyati (2002:95) yaitu dengan cara : a) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan belajar yang di alaminya ; b) Meminta kesempatan kepada orang tua siswa agar memberikan kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar. c) Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar. d) Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada perilaku belajar. e) Merangsang siswa dengan penguat memberi rasa percaya diri bahwa ia dapat mengatasi segala hambatan dan pasti berhasil. f) Guru mengoptimalisasikan pemanfataan pengalaman dan kemampuan siswa. Perilaku belajar yang ditunjukkan siswa merupakan suatu rangkaian perilakuyang ditunjukkan pada kesehariannya. 2. Ciri Siswa Bermotivasi Tinggi Menurut Sardiman (1996) siswa yang memiliki motivasi tinggi memiliki beberapa ciri-ciri, antara lain sebagai berikut7: 1) Tekun menghadapi tugas 2) Ulet menghadapi kesulitan /tidak cepat putus asa. 3) Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin. 7 Ibid, h.80.
  • 13. 13 4) Lebih senang kerja mandiri. 5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. 6) Dapat memperthanankan pendapatnya. 7) Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakininya. 3. Fungsi Motivasi Motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan siswa. Sardiman (1996:84) mengemukakan ada tiga fungsi motivasi, yaitu8: 1) Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiapkegiatan yang akan dikerjakan. 2) Menuntun arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dengan demikian motivasi dapat memberi arah, dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan. 8 Ibid.
  • 14. 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis biografi. Teknik analisis biografi adalah metode menganalisis sejarah hidup seseorang. Objek kajiannya adalah orang tersebut dan seluruh pengalaman hidupnya, mulai dari kelahirannya, menjadi dewasa, sampai dengan masa tuanya, bahkan sampai orang tersebut meninggal dunia (Bungin, 2007:233). B. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah semua hal yang melekat dan terdapat dalam cerita pengalaman sosok Muhammad Alimi, dengan berfokus pada strategi komunikasi beliau. C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: a) Wawancara Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu, Esterberg (dalam Sugiyono 2010). Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari respondendan informan yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil. Penelitian ini menggunakan wawancara secara terstruktur dan tidak terstruktur. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah menetapkan kepada siapa wawancara ini akan dilakukan, menyiapkan pokok-pokok yang akan dibicarakan, menulis hasil wawancara ke dalam catatan lapangan, dan mengidentifikasi tindak lanjut wawancara yang telah diperoleh (Sugiyono, 2010).
  • 15. 15 Hasil wawancara akan dirubah dalam bentuk verbatim dengan cara menuliskan setiap kata per kata percakapan dalam wawancara. Peneliti telah menyiapkan panduan Tabel.1 Panduan Wawancara No Pertanyaan Penelitian Item Pertanyaan 1. Siapa Muhammad Alimi? 1. Dimana tempat tanggal lahirAlimi? 2. Siapa nama orang tua Alimi? 3. Dimana tempat tinggal Alimi? 4. Berapa bersaudara Alimi?
  • 16. 16 2. 3. 4. Bagaimana riwayat pendidikan Alimi ? Bagaimana perjalanan karir Alimi ? Bagaimana Alimi mengajar di kelas? 7. Dimana pendidikan SD Alimi? 8. Dimana pendidikan SMP Alimi? 9. Dimana Pendidikan SMA Alimi? 10. Dimana Pendidikan Perkuliahan Alimi? 11. Bagaimana kisah perjalanan riwayat pendidikan Alimi? 12. Dimana pertama kali Alimi bekerja? 13. Alimi menjadi apa? 14. Bagaimana perjalanan karir dahulu hingga saat ini saat ini? 15. Bagaimana Strategi Komunikasi Alimi dalam mengjar dan memberi motivasi belajar kepada siswanya di dua sekolah yang berbeda? 16. Apa kendalah atau kelemahan dan kelebihan saat Alimi mengajar dan memberikan motivasi belajar kepada siswanya di dua sekolah yang berbeda? 17. Bagaimana Alimi Tingkat keberhasilan mengajar dan memotivasi Alimi di dua sekolah yang berbeda?
  • 17. 17 D. Teknik Analisis Data Menurut Bogdan dan Biklen (Moelong, 2009) analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah- milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskanya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.9 Menurut Moelong (2009) menyatakan bahwa analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu pada konsep Milles & Huberman (dalam Sugiyono, 2010), aktivitas dalam analisis data, yaitu datareduction,data display, dan conclusion drawing/verification. 1. Reduksidata Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti di lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Meruduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal- hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidakperlu. 2. Penyajian Data (DisplayData) Data ini sudah berupa rangkuman, uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. 9 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2017),h.248
  • 18. 18 3. Penarikan Kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal biasanya bersifat sementara, dan akan berubah jika dalam perjalanannya tidk ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan diawal didukung dengan bukti- bukti yag valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan mungkin bisa menjawab rumusan masalah yang di rumuskan sejak awal. Tetapi mungkin juga tidak karena seperti telah di kemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. B. Keabsahan Data Dalam menguji keabsahan atau validitas data yang didapat sehingga benar- benar sesuai dengan tujuan dan maksud penelitian, maka peneliti menggunakan teknik trianggulasi (Moelong, 2007). Adapun trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi dengan sumber yaitu pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dapat dilakukan ke masyarakat, teman observan, dan orangtua observan. Data dari ketiga sumber tersebut, tidak bisa di rata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu keimpulan selanjutnya diminta kesepakatan dengan tiga sumber tersebut.
  • 19. 19 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. PelaksanaanPenelitian Deskripsi data berisi tentang hasil keseluruhan dari pelaksanaan penelitian, dan informasi-informasi yang diperoleh di lapangan sebagai hasil. Informasi diperoleh dari subjek dan pihak-pihak yang terkait. Tabel data Objek Nama Hubungan Nama Orang tua Pekerjaan Muhammad Alimi Desa Jatirejo,Pringsewu 13 Desember 1993 Ayah bernama Muslim dan Ibu yang bermarga Rohayati Guru di SMA N 1 Gadingrejo, Ghuru di SMA Bina Mulya Gadingrejo Tabel data Informan Nama Hubungan Tempat Wawancara Agus Irawan, S.Pd.,M.Si. Kepala SMA Bina Mulya Gadingrejo SMA Bina Mulya Gadingrejo Nuzzul Abdilah,S.Pd. Rekan Kerja guru di SMA Bina Mulya Gadingrejo SMA Bina Mulya Gadingrejo Arica Imbardo,S.Pd. Rekan Kerja Guru di SMA N 1 Gadingrejo SMA N 1 Gadingrejo Fadila Nurul Agustin Siswi SMA Bina Mulya Gadingrejo SMA Bina Mulya Gadingrejo
  • 20. 20 B. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diperoleh dari hasi wawancara kepada subyek penelitian tentang bagaimana gambaran kondisi emosi anak yang menjadi korban kasus perceraian orangtuanya. 1. Identitas Muhammad Alimi Sebelum melakukan wawancara, penulis sudah melakukan komunikasi dahulu untuk memastikan tempat dan waktu yang tersedia dan akhirnya penulis dapat bertemu langsung dengan Alimi pada 26 November 2019 di SMA Bina Mulya Gadingrejo dengan melewati perbukitan yang jauh dari pusat kota Pringsewu. Jalan yang sudah cukup baik dengan hamparan sawah yang luas menjadi gambaran perjuangan Alimi yang luar biasa. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Alimi melalui media Whatsap. “Mas Hagi, nanti saya share lokasi ya. Perjalananya lumyan jauh, nanti melewati bukit-bukit dan persawahan. Tapi Alhamdulillah akses jalan menuju sekolah sudah bagus” Jelasnya. Perjalanan ini menjadi pengalaman yang sangat berkesan juga bagi penulis. Setelah melewati jalan yang panjang dan perbukitan yang saling tersusun, akhirnya penulis sampai dan bertemu Alimi yang saat itu sedang berada di kantor guru. Saat bertemu Alimi penulis langsung disambut dengan hangat sembari bersenda gurau untuk menambah kedekatan emosional dengan Alimi. Alimi sangat siap dan mempersilahkan penulis untuk mewawancarainya. Penulis memulai pertanyan dengan menggali data-data pribadi Alimi. Alimi menceritakan dirinya dengan senang hati. “Baik, jadi perkenalkan nama lengkap saya Muhammad Alimi. Saya lahir di Desa Jatirejo,Pringsewu 13 Desember 1993. Alamat rumah saya
  • 21. 21 di Jl. Alamanda no 373,Dusun Jatirejo, Pekon Jatirejo, Kecamatan Pagelaran, Pringsewu,Lampung.” Ujar Alimi. Sejak kecil Alimi tumbuh dilingkungan pedesaan yang masih asri. Hidup di sebuah keluarga yang sederhana, tidak menghambatnya untuk tumbuh menjadi sosok yang cerdas. Alimi tinggal dengan sebuah keluarga besar berjumlah 8 (delapan) orang, membuat Alimi harus saling berbagi dan belajar mengasihi sejak dini. Hal ini disampaikan oleh rekan kerjanya, Nuzzul Abdilah dan Arica Imbardo yang cukup dekat dengan Alimi dan pernah berkunjung kerumahnya. “Rumahnya Pak Alimi lumayan jauh dari pusat Kota Pringsewu. Dilingkunganya masih asri seperti desa-desa pada umumnya. Saat bermain kerumahnya dia cerita tentang keluarganya karena waktu itu keluarga juga kumpul ramai sekali karena Alimi 8 bersaudara” penjelasan Nuzzul. “Alimi setiap hari berangkat dari rumahnya sekitar pukul 06.00 dan sampai di SMA N 1 Gadingrejo pukul 06.45.Alimi termasuk guru yang disiplin dan cerdas” penjelasan Arica. 2. Riwayat Pendidikan Muhammad Alimi Riwayat pendidikan pertama Alimi di MI Roudhaul Munawaroh tahun 2000- 2006. Kemudian melanjutkan ke Mts Roudhatul Munawaroh Jatirejo lulus tahun 2009. Stelah itu dirinya melanjutkan ke MAN Pringsewu lulus pada tahun 2012 dan akhirnya menempuh bangku kuliah di Universitas Lampung Pendidikan Ekonomi. Namun, dalam perjalananya melanjutkan pendidikan ada cerita yang tak disangka jika dilihat dai kenyataan sekarang. Setelah lulus dari MAN, ternyata Alimi tidak ada niat untuk melanjutkan kuliah dan ingin bekerja.
  • 22. 22 “Jadi saat itu saya memang belum ada niat untuk kuliah mas, dan akhirnya waktu saya bertemu dengan teman saya di warung dan dia memotivasi saya untuk kuliah. Disitu pola pikir saya berubah untuk melanjutkan sekolah di perguruan tinggi” Jelasnya. Rekan Alimi mengajak dan mengarahkan dirinya untuk kuliah dan mendaftar di UNILA melalui jalur PMPAP (Penerimaan Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan) dan akhirnya beliau menjalani tes dengan pilihan jurusan yang disukainya sejak dibangku MA/SMA yaitu pendidikan ekonomi dan diterima. 3. Perjalanan Karir Muhammad Alimi Setelah menyelesaikan perkuliahanya tahun 2016, Alimi mencari pengalaman untuk mengajar dengan menjadi asisten dosen mata kuliah kewirausahaan selama 3 semester. “Jadi sebelum saya turun ke lapangan saya berlatih dahulun untuk jadi asisten dosen saya selama tiga semester. Itu pengalaman yang membanggakan bagi saya” Kemudian setelah itu, beliau mencoba mendaftar menjadi guru privat Primagama Pringsewu dan beliau diterima. Pada Agustus 2016 beliau mendaftar menjadi guru disalah satu sekolah favorit Pringsewu yaitu SMA N 1 Gadingrejo dan kembali diterima. “ Alimi mengajar di SMA N 1 Gadingrejo bareng saya di bulan Agustus 2016. Saya dan Alimi kenal dengan cepat dan cukup dekat karena beberapa kesamaan hobi kami di futsal. Tapi, Alimi masih mencoba mendaftar di seklah lain dan akhirnya diterima juga” Terang Arica.
  • 23. 23 Berbekal semangat, ilmu dan doa Alimi kembali mendaftar menjadi guru kali ini disalah satu sekolah swasta yang ada di Pringsewu yang letaknya di desa jauh dari kota dan tertutup oleh bukit yaitu SMA Bina Mulya Gadingrejo pada januari 2017 dan beliau kembali diterima bahkan kini Alimi menjadi wakil kepala sekolah bidang kurikulum. “Pak Alimi di SMA Bina Mulya Gadingrejo selain menjadi guru, beliau menjabat sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Saya masuk di SMA Bina Mulya Gadingrejo setelah Pak Alim.” Ujar Nuzzul Abdillah. Alimi termasuk guru yang cerdas, pada tahun 2019 ini, Alimi berhasil lolos tes Program PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang merupakan pendidikan tertinggi setelah program pendidikan sarja yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus dalam menjadi guru. Hal ini diterangkan oleh Kepala SMA Bina Mulya Gadingrejo. “Pak Alimi saya izinkan waktu itu untuk mengikuti tes PPG. Dan Alhamdulillah beliau berhasil lulus. Beliau merupakan guru yang cerdas dan disiplin”. Penjelasan Agus Irawan, Kepala SMA Bina Mulya Gadingrejo. Bagi Alimi menjadi guru bukan hanya sekedar mengajar saja tetapi juga berusaha menjadi fasilitator untuk mengaarahkan kemampuan dan memotivasi mereka untuk terus belajar dan berkembang. “Bagi saya, menjadi guru itu tidak cuckup hanya untuk mengajar. Tetapi sebagai guru selayaknya juga sebagai fasilitator dan sebagai sosok pendorong, dan memberi motivasi kepada siswa agar kegiatan mengajar lebih berwarna.” Terang Alimi dengan penuh keyakinan.
  • 24. 24 Dalam memberikan motivasi kepada siswanya Alimi menyadari bahawa dirinya mengajar di dua sekolah yang mempunyai perberbedaan dari segi kebudayaan, letak geografisnya maupun kelemahan dan kelebihannya. SMA N 1 Gadingrejo merupakan sekolah favorit di Pringsewu dengan kuantitas dan kualitas yang jauh di banding SMA Bina Mulya Gadingrejo. Menurut Alimi, siswa di SMA N 1 Gadingrejo lebih mudah diarahkan untuk mengetahaui pembelajaran karena dari segi latar belakang keluarga dan sekolah mayoritas siswa di sekolah tersebut sudah tersistem dengan sangat baik. Namun kelemahanya, tidak semua pesan dapat disampaikan dan diterima secara efektif karena jumlah siswa yang banyak. Sedangkan siswa di SMA Bina Mulya Gadingrejo lebih mudah untuk dikondisikan dan minim menemukan hambatan komunikasi karena jumlah siswa yang tidak terlalu banyak. Kelemahnya, dalam menghajar harus perlahan dalam menyampaikan materi ketika di kelas karena sebagian dari mereka butuh perhatian lebih selain itu juga karena faktor pribadi dan fasilitas yang kurang memadai. Mengetahui perbedaan dua sekolah itu merupakan hal penting bagi Alimi untuk membantu proses memotivasi belajar siswa. Dalam memotivasi siswanya, Alimi berusaha menyampaikan dengan strategi komunikasi yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah. Strategi komunikasi yang sering dilakukan Alimi seperti dirinya sering melancarkan pesan-pesan belajar dari prinsipnya yaitu tetap belajar dan istiqomah artinya terus belajar. Hal ini seperti yang disampaikan Fadila Nurul Agustin selaku muridnya. “Pak Alimi itu sosok guru yang peduli kepada siswanya, beliau sering memberikan motivasi untuk terus belajar. Beliau sering menyampaikan bahwa pelajar jangan pernah berhenti belajar dan belajar serta selalu istiqomah”. Ujarnya Fadila.
  • 25. 25 Alimi juga menjelaskan tentang pesanya tersebut berdasarkan perintah Rasulullah SAW. Dimana sosok yang dicontohkanya ini merupakan teladan bagi seluruh manusia. Selain itu, Alimi juga memperhatikan daya tariknya dengan melancarkan candaan-candaan yang mengunggah tawa siswa. Dengan ini siswa dapat lebih menerima pesan yang disampaikan alimi. “Pak Alimi juga sering mengambil contoh Rasulullah SAW sebagai bahan motivasinya” tambah Fadila. Namun, strtategi komunikasi yang dilancarkan Alimi ada yang berbeda di dua sekolah tersebut. Misalnya, jika di SMA N1 Gadingrejo biasanya dalam memotivasi belajar dirinya sering membahas langsung mengenai cara belajar cepat, membahas perguruan tinggi, strategi pendaftaranya, kulitasnya prospek kerjanya dan sebgainya. Arica menceritakan ini. “Jadi, Alimi memang sering sekali memberi motivasi kepada siswa di SMA N 1 Gadingrejo terutama unutk belajar seperti memberikan tips- tips belajar yang efektif, mengarahkan siswanya untuk memilih jurusan di perguruan tinggi”. Jelas Arica. Karena pada dasarnya siswa yang sekolah disana sudah mempunyai ekspektasi kedepan. Berbeda dengan memotivasi di SMA Bina Mulya Gadingrejo yang diman latar belakang keluarga yang mayoritas sederhana sehingga siswa juga minim dorongan dari orang tua. Namun, bukan alasan Alimi untuk tidak memotivasi, dirinya yakin semua anak sama dan semua anak dapat belajar. “Proses belajar itu dari tidak tahu menjadi tahu.” Terang Alimi. Saat di SMA Bina Mulya Gadingrejo, Alimi memfokuskan pesan untuk mengubah pola pikir siswanya dahulu secara perlahan. “Pak Alimi terlihat sangat berusaha untuk mengarahkan muridnya khususnya di SMA Bina Mulya Gadingrejo, biasanya beliau sering memberikan motivasi disela-sela pelajaranya seperti mengatakan bahwa
  • 26. 26 boleh saja sekolah di desa, boleh saja sekolah di swasta tetapi yakinlah bahwa kalian (siswa) dapat bersaing dengan siswa-siswa lain yang ada di sekolah lain. Kita dapat terus belajar dan berkembang menjadi lebih baik.” Jelas Fadila. Hal yang sama juga disampaikan Kepala Sekolah SMA Bina Mulya Gadingrejo. “Saya dan guru-guru yang lainya sering berdiskusi terkait peran dan fungsi guru dikelas untuk tidak ahnya sekedar mengajar tetapi berusaha untuk memfasilitasi murid-muridnya dengan meberikan dorongan dan motivasi untuk berfikir dan belajar.” Jelas Agus Irawan. Dan saat ini,beberapa alumni SMA Bina Mulya Gadingrejo pun banyak yang mmelanjutkan pendidikanya seperti di SMA N 1 Gadingrejo. Demikian kisah dan strategi komunikasi Muhammad Alimi dalam memberikan motivasi belajar kepada siswa. Dirinya mengaku akan terus berusaha menjadi fasilitator bagi murid-muridnya.
  • 27. 27 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Dalam menyusun strategi komuniksi, Alimi sangat memperhatikan faktor pendorongnya berupa pesan yang disampaikan, situasi dan kondisi yang dipertimbangkan dan daya tarik yang diberikannya dengan menampilkan tokoh-tokoh yang terpercaya. 2. Alimi merupakan guru yang cerdas dan disiplin. 3. Pengaruh yang diberikan dari strategi komunikasinya sangat membantu murid-muridnya untuk terus belajar dan berkembang. B. Saran 1. Sebaiknya perlu didukung juga dengan media dalam melancarkan strategi komunkasi untuk memberikan motivasi kepada murid- muridnya. 2. Sebaiknya perlu diberikan contoh konkret saat strategi komunikasi dilancarkan.
  • 28. 28 DAFTAR PUSTAKA 1. Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung :” PT. Remaja Rosdakarya, 2009),h.32. 2. Emiliana Saragi1 , Mohamad Syahriar Sugandi1, Strategi Komunikasi Guru Dalam Proses Belajar Anak Tunanetra Dengan Menerapkan Multimodal Learning Di Sekolah Luar Biasa Negeri A Bandung, Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis, Volume 4 - Nomor 1 – Oktober 2018,h.36. 3. Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2017),h.81. 4. Dani Kurniawan, Komunikasi Model Laswell Dan Stimulus-Organism- Response Dalam Mewujudkan Pembelajaran Menyenangkan, Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol2 No1, Januari 2018.h.62 5. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2017),h.248