2. Psikologi siber sendiri berasal dari kata cyberpsychology yang kemudian
diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Secara harfiah, psikologi siber adalah ilmu yang mempelajari kondisi
psikologis individu ketika berhubungan dengan dunia siber atau teknologi.
Psikologi siber ini memiliki dua poin penting, yakni mempelajari dinamika
kejiwaan dan dampak dunia siber terhadap kondisi mental individu.
3. Ruang Lingkup Psikologi Siber:
1. Motif Menggunakan Internet
Ruang lingkup psikologi siber yang pertama adalah motif individu menggunakan teknologi,
seperti internet. Internet merupakan salah satu teknologi yang menyajikan banyak
informasi dengan cepat. Keberadaan internet kerap mempermudah aktivitas setiap orang.
2. Dampak Internet
nternet jelas memberikan dampak bagi kejiwaan dan kesehatan seseorang. Dampak yang
diberikan bisa dalam positif atau negatif. Dampak positif penggunaan internet antara lain
kemudahan mencari informasi, komunikasi yang tidak terbatas, dan lainnya.
Sementara dampak negatif internet, seperti banyak informasi palsu, penyebaran informasi
pribadi, banyak penipuan, dan sebagainya.
4. Ruang Lingkup Psikologi Siber:
3. Kecanduan Internet
Ruang lingkup psikologi siber terakhir adalah kecanduan internet. Dengan segala
kecepatan dan kepraktisannya, internet dapat membantu manusia untuk
menyelesaikan segala masalah. Hal inilah yang bisa membuat manusia
kecanduan. Demikian informasi mengenai pengertian serta beberapa ruang
lingkup psikologi siber.
5. Terlalu berlebihan dalam memakai teknologi dan media umum dapat memicu
gangguan psikologis. Hal tadi diakibatkan oleh pengaruh pergaulan sosial yang
berubah, juga penggunaan teknologi tanpa membatasi diri.
Teknologi serta media sosial jua bisa sebagai penyebab psikologis, menggunakan
memburuknya gangguan-gangguan psikologis yg memang telah dialami seseorang.
6. Anti Social
dalam ilmu Kejiwaan, anti sosial dianggap juga dengan schizoid, yg mana memiliki pengertian yg luas.
tetapi, Jika dikaitkan dengan pengaruh teknologi dan media sosial, dapat diartikan dengan gangguan
kepribadian yg cenderung pada menghindari korelasi dengan orang lain. Bila seseorang mempunyai
kecenderungan anti sosial, maka kecanduan terhadap media sosial dapat memperparah syarat
psikologisnya.
Si penderita akan lebih tak jarang berinteraksi di dunia maya dan hubungan sosial pada masyarakat
akan semakin berkurang. Penderitanya akan lebih nyaman buat menyendiri. Hal tersebut tentunya akan
mengakibatkan kesulitan dalam hubungan pribadi, serta akan merusak kehidupan sosial mereka.
7. NOMOPHOBIA
Nomophobia ialah singkatan berasal No Mobilephone Phobia, adalah defleksi psikologi yang ditentukan
sang ketergantungan seorang terhadap gadget. Penderitanya akan merasakan kecemasan yg
berlebihan Bila mereka terpisah berasal gadget yang mereka miliki.
fenomena nomophobia pertama kali teridentifikasi pada 2008. Hal ini jelas merupakan imbas dari
kemajuan teknologi. Bahaya dari nomophobia sendiri yaitu penderitanya akan lebih banyak
menghabiskan saat mereka dengan gadget, sebagai akibatnya saat sosial mereka akan tersita. Hal tadi
tentu merusak korelasi sosial serta jua ketika produktif penderitanya.
8. GAMING DISORDER
Kecanduan bermain gim disebut menggunakan gaming disorder. Gangguan ini mempunyai tanda-tanda
utama, yaitu memprioritaskan bermain gim pada atas aktivitas lainnya. biasanya, gangguan ini
berlangsung dalam jangka saat yg usang serta intensitas acapkali. impak negatif yang mampu dialami
sang pecandu gim yaitu kesehatan fisik yg terganggu dan jua kehilangan saat buat hubungan sosial.
terdapat beberapa perkara kematian yang disebabkan karena terlalu lama bermain gim.
Hal tersebut bisa diakibatkan sang pembekuan darah, maupun kurang gizi sebab sering terlambat makan,
serta jua kelelahan. Perlu direnungi, bijak serta cerdas pada menggunakan teknologi dan media sosial dan
tak berlebihan, akan menyampaikan manfaat yg luar biasa bagi kehidupan kita. efek positif juga
negatifnya, semua kembali di diri kita masing-masing.
9. Adanya teknologi telah membuat banyak orang dapat mempelajari
berbagai materi tentang psikologi jauh lebih mudah dibanding
sebelumnya. Terlebih dalam pengembangan penelitian, berbagai
jurnal online maupun buku-buku elektronik yang bisa didapatkan
lebih mudah dan terjangkau dibanding sudah berbentuk fisik.
Bahkan, beberapa jurnal maupun buku juga memiliki akses gratis
atau tanpa biaya sepeserpun sehingga semakin mempermudah
kita untuk mendapatkan informasi. Jika tidak ingin yang terlalu
berat, banyak juga informasi-informasi yang disampaikan secara
lebih sederhana dari konten atau infografis. Oleh sebab itu, saat ini
kita harus benar-benar mampu memanfaatkan adanya teknologi
informasi ini.
AKSES INFORMASI
10. Lebih jauh dalam terapi, kini sudah ada teleterapi atau bentuk
terapi yang digunakan dengan media telekomunikasi. Maraknya
perusahaan yang menawarkan layanan terapi daring, seperti
Betterhelp, Talkspace, atau Satu Persen di Indonesia merupakan
indikasi, popularitas teleterapi saat ini semakin meningkat.
Layanan tersebut hadir karena berkembangnya teknologi informasi.
Sistemnya dapat dilakukan melalui pesan video maupun tertulis
sama ketika menggunakan ponsel. Meskipun terdapat pengalaman
yang berbeda, terkait bahasa tubuh, intonasi, gestur, bahkan
konsentrasi, tetapi beberapa studi sudah menyatakan bahwa
teleterapi dapat sama efektifnya dengan terapi tradisional.
TELETERAPI
11. Dari keseluruhan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan psikologi dan
teknologi internet terletak pada bagaimana keduanya saling mempengaruhi dalam
berinteraksi.
Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh internet terhadap manusia sebagai pengguna
dan bagaimana manusia sebagai pengguna meng-create isi (konten) dari internet itu
sendiri. Jadi keduanya saling mempengaruhi satu sama lain dengan sangat kuat. Internet
juga tedapat nilai positif dan nilai negatif, hanya saja terletak bagaimana orang yang
menggunakannya.