Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Bela negara dilaksanakan melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menanamkan nilai-nilai seperti cinta tanah air, setia pada Pancasila, dan rela berkorban untuk negara. ASN diharapkan dapat mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam pengabdiannya serta waspada terhadap ancaman terorisme dan isu strategis lainnya.
Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dicintai kecintaannya pada NKRI dan UUD 1945.
Disini kami menjelaskan tentang pengertian bela negara menurut para ahli, unsur-unsur bela negara, dasar hukum bela negara, komponen bela negara, tujuan bela negara, manfaat bela negara, keadaan bela negara saat ini bagi pemuda, contoh2 bela negara dan juga studi kasus..
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Bapak dan Ibu diharapkan mampu persepsi publik mengenai lingkup dan wujud cinta tanah air dalam persepektif wawasan nusantara, kearifan lokal, dan Pancasila, sistem pemerintahan Indonesia dalam kerangka tujuan negara, dengan mengaktualisasi kepemimpinan dan nilai-nilai dasar bela negara dalam kompetisi dan konflik kepentingan dalam konteks aktual guna menangkal hambatan etika dan integritas pelayanan publik.
Membangun karakter bangsa yang berbasis bela negara untuk mencapai kesejahter...ginanurulazhar
Pendidikan Pancasila - Di susun oleh : Gina Nurul Azhar, Yulafniwati, Sherina Ammelia dan Fiary Putri - Kelas B - Hubungan Internasional - Universitas Jenderal Achmad Yani
Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dicintai kecintaannya pada NKRI dan UUD 1945.
Disini kami menjelaskan tentang pengertian bela negara menurut para ahli, unsur-unsur bela negara, dasar hukum bela negara, komponen bela negara, tujuan bela negara, manfaat bela negara, keadaan bela negara saat ini bagi pemuda, contoh2 bela negara dan juga studi kasus..
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Bapak dan Ibu diharapkan mampu persepsi publik mengenai lingkup dan wujud cinta tanah air dalam persepektif wawasan nusantara, kearifan lokal, dan Pancasila, sistem pemerintahan Indonesia dalam kerangka tujuan negara, dengan mengaktualisasi kepemimpinan dan nilai-nilai dasar bela negara dalam kompetisi dan konflik kepentingan dalam konteks aktual guna menangkal hambatan etika dan integritas pelayanan publik.
Membangun karakter bangsa yang berbasis bela negara untuk mencapai kesejahter...ginanurulazhar
Pendidikan Pancasila - Di susun oleh : Gina Nurul Azhar, Yulafniwati, Sherina Ammelia dan Fiary Putri - Kelas B - Hubungan Internasional - Universitas Jenderal Achmad Yani
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
1. TUGAS MENULIS JURNAL PEMBELAJARAN
(LEARNING JOURNAL)
Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS
Gelombang/Angkatan : 2/56
Nama Peserta : Desi Maya Sari, S.Kep., Ns
NIP : 199112052022032002
Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dapat juga diartikan sebagai cara
pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara
yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap sistem
nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945,
NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi
bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
Bela negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman, baik dari dalam maupun dari luar.
Bela negara salah satunya dilaksanakan melalui pendidikan kewarganegaraan dengan
Pembinaan Kesadaran Bela Negara dengan menanamkan nilai dasar Bela Negara, yang
meliputi cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila sebagai
ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan kemampuan awal Bela
Negara. Bela negara itu sendiri sudah ada sejak jaman pergerakan kebangsaan Indonesia.
Sejarah perjuangan Bangsa Indonesia untuk merebut dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan segenap komponen bangsa yang
dilandasi oleh semangat untuk membela Negara dari penjajahan. Perjuangan tersebut
tidak selalu dengan mengangkat senjata, tetapi dengan kemampuan yang dimiliki sesuai
dengan kemampuan masing-masing. Nilai dasar Bela Negara kemudian diwariskan
kepada para generasi penerus guna menjaga eksistensi RI.
Dalam Undang-Undang republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 dijelaskan bahwa
2. Keikutsertaan Warga Negara dalam usaha Bela Negara salah satunya dilaksanakan
melalui pendidikan kewarganegaraan dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara dengan
menanamkan nilai dasar Bela Negara, yang meliputi:
1. Cinta Tanah Air
Indikator cinta tanah air yaitu menjaga tanah dan perkarangan serta seluruh ruang
wilayah Indonesia, Jiwa dan raganya bangga sebagai bangsa Indonesia, Jiwa patriotisme
terhadap bangsa dan negaranya, menjaga nama baik bangsa dan negara, memberikan
konstribusi pada kemajuan bangsa dan negara, bangga menggunakan hasil produk
bangsa Indonesia
2. Sadar Berbangsa Dan Bernegara
Indikator nya yaitu berpartisipasi aktif dalam organisasi kemasyarakatan, profesi
maupun politik,menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara sesuai
dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku, ikut serta dalam pemilihan
umum, berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negaranya,
berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara
3. Setia Pada Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Indikatornya meliputi Paham nilai-nilai dalam Pancasila, mengamalkan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan Pancasila sebagai pemersatu
bangsa dan negara Senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila, yakin dan percaya
bahwa Pancasila sebagai dasar negara
4. Rela Berkorban Untuk Bangsa Dan Negara
Indikatornya meliputi Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya
untuk kemajuan bangsa dan negara siap membela bangsa dan negara dari berbagai
macam ancaman berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan
negara, gemar membantu sesama warga negara yang mengalami kesulitan, yakin dan
percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negaranya tidak sia-sia
5. Kemampuan Awal Bela Negara
Indikatornya meliputi memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta
intelejensia, senantiasa memelihara jiwa dan raga, senantiasa bersyukur dan berdoa
atas kenikmatan yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa, gemar berolahraga,
senantiasa menjaga kesehatannya.
3. Dari uraian indikator nilai-nilai dasar ASN tersebut dapat diimplementasikan oleh
ASN yaitu ;
1. Memegang teguh ideologi Pancasila
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 serta pemerintahan yang sah
3. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia
4. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
5. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
6. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif
7. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
8. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
9. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
10. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun
11. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
12. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama
13. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
14. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan meningkatkan efektivitas sistem
pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karier.
Sebagai aparatur Negara, ASN memiliki kewajiban untuk mengimplementasikan
dalam pengabdian sehari hari. Bela Negara dilaksanakan atas dasar kesadaran warga
Negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri yang ditumbuh kembangkan melalui saha
Bela Negara. Usaha Bela Negara diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan,
pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional
Indonesia secara sukarela atau secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi.
Usaha Bela Negara bertujuan untuk memelihara jiwa nasionalisme Warga Negara dalam
upaya pemenuhan hak dan kewajibannya terhadap Bela Negara yang diwujudkan dengan
Pembinaan Kesadaran Bela Negara demi tercapainya tujuan dan kepentingan nasional.
Kepada seluruh CPNS agar mampu menjadi abdi negara dan abdi masyarakat yang
selalu mengupayakan pelaksanaan fungsi utama ASN yaitu sebagai pelayan publik,
pelaksana kebijakan publik dan untuk senantiasa menjadi perekat dan permersatu bangsa
dimanapun mereka bekerja. Seluruh ASN juga senantiasa selalu waspada terhadap
berbagai ancaman baik dari dalam maupun dari luar, yang ingin memecah persatuan dan
4. kesatuan bangsa Indonesia. Dengan adanya keberagaman budaya, seharusnya menambah
kekuatan untuk mampu bersatu dan mampu menghadapi tantangan dan perubahan
lingkungan strategik.
Perubahan lingkungan strategik yang begitu cepat, massif, dan complicated saat ini
menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia dalam percaturan global untuk meningatkan
daya saing sekaligus mensejahterakan kehidupan bangsa. Pada perubahan ini perlu
disadari bahwa globalisasi baik dari sisi positif apalagi sisi negatif sebenarnya adalah
sesuatu yang tidak terhindarkan dan bentuk dari konsekuensi logis dari interaksi
peradaban antar bangsa. Terdapat beberapa isu-isu strategis kontemporer yang telah
menyita ruang publik harus dipahami dan diwaspadai serta menunjukan sikap
perlawanan terhadap isu-isu tersebut. Isu-isu strategis kontemporer yang dimaksud yaitu:
korupsi, narkoba, terorisme dan radikalisasi, tindak pencucian uang (money laundring),
dan proxy war dan isu Mass Communication dalam bentuk Cyber Crime, Hate Speech,
dan Hoax.
Seluruh ASN diharapkan mulai membenahi diri dengan segala kemampuan,
kemudian mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki dengan memperhatikan
modal insani (manusia). strategi bersikap yang harus ditunjukan adalah dengan cara-
cara objektif dan dapat dipertanggungjawabkan serta terintegrasi/komprehensif. Oleh
karena itu dibutuhkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap satu
persoalan, sehingga dapat merumuskan alternatif pemecahan masalah yang lebih baik
dengan dasar analisayang matang.