Penghawaan Alami Terkait Sistem Ventilasi Terhadap Kenyamana Termal Bangunan ...Rahmawati Muslan
Presentasi Sidang Evaluasi Mata Kuliah Seminar Arsitektur
"Penghawaan Alami Terkait Sistem Ventilasi Terhadap Kenyamana Termal Bangunan Rumah Susun Industri Dalam"
Peyusun: Fathia Khairunnisa A - Arif Kamaludin F A - Rahmawati
Pembimbing: Nur Laela Latifah, ST MT
Jurusan Teknik Arsitektur (FTSP)
Institut Teknologi Nasional
2015
Penghawaan Alami Terkait Sistem Ventilasi Terhadap Kenyamana Termal Bangunan ...Rahmawati Muslan
Presentasi Sidang Evaluasi Mata Kuliah Seminar Arsitektur
"Penghawaan Alami Terkait Sistem Ventilasi Terhadap Kenyamana Termal Bangunan Rumah Susun Industri Dalam"
Peyusun: Fathia Khairunnisa A - Arif Kamaludin F A - Rahmawati
Pembimbing: Nur Laela Latifah, ST MT
Jurusan Teknik Arsitektur (FTSP)
Institut Teknologi Nasional
2015
BANGUNAN BERTINGKAT DIBAGI MENJADI DUA (BERDASARKAN KETINGGIAN GEDUNG DAN SPESIFIKASI DAN SYARAT-SYARAT) :
LOW RISE BUILDING (3-4 LANTAI ATAU DGN KETINGGIAN 10 m)
HIGH RISE BUILDING (LBH DARI 4 LANTAI ATAU LEBIH 10 m)
Kenyamanan Thermal
REKAYASA THERMAL BANGUNAN
PENGERTIAN KENYAMANAN THERMAL
Kenyamanan thermal adalah suatu kondisi thermal yang dirasakan oleh manusia, bukan oleh benda, binatang, dan arsitektur, tetapi dikondisikan oleh lingkungan dan benda-benda disekitar arsitekturnya atau kondisi pikir seseorang yang mengekspresikan kepuasan dirinya terhadap lingkungan thermalnya.
ASHERE (1989), mendefinisikan kenyamanan thermal sebagai suatu pemikiran dimana kepuasan didapati. Oleh karena itu, kenyamanan adalah suatu pemikiran mengenai persamaan empiric. Meskipun digunakan untuk mengartikan tanggapan tubuh, kenyamanan thermal merupakan kepuasan yang dialami oleh manusia yang menerima suatu keadaan thermal, keadaan ini alami baik secara sadar ataupun tidak sadar. Pemikiran suhu netral atau suhu tertentu yang sesuai untuk seseorang dinilai agak kurang tepat karena nilai kenyamanan bukan merupakan nilai yang pasti dan selalu berbeda bagi setiap individu.
benda-benda di sekitar ars
Ada tiga pemaknaan kenyamanan thermal menurut Peter Hoppe2.
a) Pendekatan thermophysiological
b) Pendekatan heat balance (keseimbangan panas)
c) Pendekatan psikologis.
Kenyamanan thermal sebagai proses thermophisiological, menganggap bahwa nyaman dan tidaknya lingkungan thermal akan tergantung pada menyala dan matinya signal syarat reseptor thermal yang terdapat di kulit dan otak.
Pendekatan heat balance (keseimbangan panas), kenyamanan thermal dicapai bila aliran panas keadaan dari badan manusia seimbang dan temperatur kulit serta tingkat berkeringat badan ada dalam range nyaman.
Pendekatan psikologis, kenyamanan thermal adalah kondisi pikiran yang mengekspresikan tingkat kepuasan seseorang terhadap lingkungan thermalnya.
Di antara tiga pemaknaan tersebut, pemaknaan berdasarkan pada pendekatan psikologis lebih banyak digunakan oleh pakar pada bidang ini.
Keseimbangan suhu tubuh manusia rata-rata adalah 37º C. Faktor-faktor alami yang dirasakan manusia akan merasa nyaman dengan lingkungannya secara sadar ataupun tidak sadar yang disebut daerah nyaman (comfort zone).
Georg Lippsmeier dalam buku Bangunan Tropis, daerah iklim tropis lembap berada disekitar khatulistiwa sampai sekitar 15º utara dan selatan. Indonesia berada dalam daerah tropis lembap ini, dengan ciri-ciri antara lain:
a) Kelembapan udara yang tinggi dan temperatur udara yang relatif panas sepanjang tahun. Kelembapan udara rata-rata adalah 80%, akan mencapai maksimum sekitar pukul 06.00 pagi dan minimum pukul 14.00. kelembapan ini hampir sama untuk dataran rendah, temperatur rata-rata sekitar 32º C. Makin tinggi letak suatu tempat terhadap permukaan laut, maka temperatur udara akan berkurang rata-rata 0,6º C untuk kenaikan 100 m.
b) Curah hujan yang tinggi dengan rata-rata 1500-2500 mm/tahun.
c) Radiasi matahari global horizontal rata-rata harian adalah 400 watt/m², dan tidak banyak berbeda sepanjang tahun.
d) Keadaan langit pada umumnya selalu berawan.
Penerapan Struktur Bentang Lebar Pada Bangunan Masjid di BengkuluRabiyatul Adawiyah
Abstrak.
Berdasarkan hadist terdapat kebutuhan dalam fungsi bangunan masjid untuk jamaahnya merapatkan shaf dan menghindari tiang ketika sholat. Ternyata dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini membawa kita kepada kemungkinan membangung masjid tanpa tiang. Tapi, adakah dalam hadist hal yang harus diperhatikan ketika membangun sebuah bangunan masjid? Makalah ini membahas kemungkinan dalam membangun masjid tanpa tiang dari sudut pandang islam dan arsitektur. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat pedoman perancangan masjid bentang lebar dengan memperhatikan ketentuan daya tampung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan dan mengolah data literatur. Hasil dari penelitian ini berupa pedoman peracangan sebuah masjid bentang lebar di Bengkulu.
Outrigger adalah suatu struktur tambahan berbentuk rangka batang berdimensi besar, yang dipasang menghubungkan core dengan kolom-kolom eksterior suatu bangunan gedung. Pemakaiannya telah cukup terbukti efektif dalam mengurangi simpangan lateral suatu bangunan tingkat tinggi, khususnya pada bangunan yang memiliki lebih dari 40 lantai.
BANGUNAN BERTINGKAT DIBAGI MENJADI DUA (BERDASARKAN KETINGGIAN GEDUNG DAN SPESIFIKASI DAN SYARAT-SYARAT) :
LOW RISE BUILDING (3-4 LANTAI ATAU DGN KETINGGIAN 10 m)
HIGH RISE BUILDING (LBH DARI 4 LANTAI ATAU LEBIH 10 m)
Kenyamanan Thermal
REKAYASA THERMAL BANGUNAN
PENGERTIAN KENYAMANAN THERMAL
Kenyamanan thermal adalah suatu kondisi thermal yang dirasakan oleh manusia, bukan oleh benda, binatang, dan arsitektur, tetapi dikondisikan oleh lingkungan dan benda-benda disekitar arsitekturnya atau kondisi pikir seseorang yang mengekspresikan kepuasan dirinya terhadap lingkungan thermalnya.
ASHERE (1989), mendefinisikan kenyamanan thermal sebagai suatu pemikiran dimana kepuasan didapati. Oleh karena itu, kenyamanan adalah suatu pemikiran mengenai persamaan empiric. Meskipun digunakan untuk mengartikan tanggapan tubuh, kenyamanan thermal merupakan kepuasan yang dialami oleh manusia yang menerima suatu keadaan thermal, keadaan ini alami baik secara sadar ataupun tidak sadar. Pemikiran suhu netral atau suhu tertentu yang sesuai untuk seseorang dinilai agak kurang tepat karena nilai kenyamanan bukan merupakan nilai yang pasti dan selalu berbeda bagi setiap individu.
benda-benda di sekitar ars
Ada tiga pemaknaan kenyamanan thermal menurut Peter Hoppe2.
a) Pendekatan thermophysiological
b) Pendekatan heat balance (keseimbangan panas)
c) Pendekatan psikologis.
Kenyamanan thermal sebagai proses thermophisiological, menganggap bahwa nyaman dan tidaknya lingkungan thermal akan tergantung pada menyala dan matinya signal syarat reseptor thermal yang terdapat di kulit dan otak.
Pendekatan heat balance (keseimbangan panas), kenyamanan thermal dicapai bila aliran panas keadaan dari badan manusia seimbang dan temperatur kulit serta tingkat berkeringat badan ada dalam range nyaman.
Pendekatan psikologis, kenyamanan thermal adalah kondisi pikiran yang mengekspresikan tingkat kepuasan seseorang terhadap lingkungan thermalnya.
Di antara tiga pemaknaan tersebut, pemaknaan berdasarkan pada pendekatan psikologis lebih banyak digunakan oleh pakar pada bidang ini.
Keseimbangan suhu tubuh manusia rata-rata adalah 37º C. Faktor-faktor alami yang dirasakan manusia akan merasa nyaman dengan lingkungannya secara sadar ataupun tidak sadar yang disebut daerah nyaman (comfort zone).
Georg Lippsmeier dalam buku Bangunan Tropis, daerah iklim tropis lembap berada disekitar khatulistiwa sampai sekitar 15º utara dan selatan. Indonesia berada dalam daerah tropis lembap ini, dengan ciri-ciri antara lain:
a) Kelembapan udara yang tinggi dan temperatur udara yang relatif panas sepanjang tahun. Kelembapan udara rata-rata adalah 80%, akan mencapai maksimum sekitar pukul 06.00 pagi dan minimum pukul 14.00. kelembapan ini hampir sama untuk dataran rendah, temperatur rata-rata sekitar 32º C. Makin tinggi letak suatu tempat terhadap permukaan laut, maka temperatur udara akan berkurang rata-rata 0,6º C untuk kenaikan 100 m.
b) Curah hujan yang tinggi dengan rata-rata 1500-2500 mm/tahun.
c) Radiasi matahari global horizontal rata-rata harian adalah 400 watt/m², dan tidak banyak berbeda sepanjang tahun.
d) Keadaan langit pada umumnya selalu berawan.
Penerapan Struktur Bentang Lebar Pada Bangunan Masjid di BengkuluRabiyatul Adawiyah
Abstrak.
Berdasarkan hadist terdapat kebutuhan dalam fungsi bangunan masjid untuk jamaahnya merapatkan shaf dan menghindari tiang ketika sholat. Ternyata dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini membawa kita kepada kemungkinan membangung masjid tanpa tiang. Tapi, adakah dalam hadist hal yang harus diperhatikan ketika membangun sebuah bangunan masjid? Makalah ini membahas kemungkinan dalam membangun masjid tanpa tiang dari sudut pandang islam dan arsitektur. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat pedoman perancangan masjid bentang lebar dengan memperhatikan ketentuan daya tampung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan dan mengolah data literatur. Hasil dari penelitian ini berupa pedoman peracangan sebuah masjid bentang lebar di Bengkulu.
Outrigger adalah suatu struktur tambahan berbentuk rangka batang berdimensi besar, yang dipasang menghubungkan core dengan kolom-kolom eksterior suatu bangunan gedung. Pemakaiannya telah cukup terbukti efektif dalam mengurangi simpangan lateral suatu bangunan tingkat tinggi, khususnya pada bangunan yang memiliki lebih dari 40 lantai.
2. SHADE DAN FILTER
01
INSULASI TERMAL
MENGGUNAKAN
MATERIAL
02
ORIENTASI
BANGUNAN
03
VEGETASI
04 05
POKOK PEMBAHASAN
SECONDARY SKIN
3. Apa sih kenyaman termal itu?
Kenyamanan termal adalah suatu kepuasan pikiran yang
dialami manusia terhadap kondisi temperatur di lingkungan
sekitarnya. Kondisi yang dirasakan dari lingkungan buatan
(karya arsitektur)
5. APA SIH SHADE DAN FILTER ITU ?
Shade adalah strategi pengendalian termal menggunakan sun shader. Sun Shader
merupakan komponen pada fasad bangunan atau bagian bangunan yang
berfungsi sebagai pembayang sinar matahari. Sun Shader bersifat masif dan
tanpa lubang, sehingga tidak ada sinar matahari yang masih dapat di
transmisikan/diteruskan.
Filter adalah strategi pengendalian termal menggunakan sun filter. Sun filter
merupakan komponen pada fasad bangunan yang berfungsi sebagai penyaring
sinar matahari. Sun filter berlubang atau bersifat transparan, sehingga masih ada
radiasi panas matahari yang masih masuk dalam ruang/ bangunan.
Salah satu contoh strategi shade & filter adalah shading devices (peneduh).
Peneduh meliputi sirip penangkal sinar matahari (SPSM), bidang dinding, atap
balkon, atap lebar, kisi-kisi (louvre) dan kerai otomatis (automated blind).
6. Pertimbangan dimensi shading devices yaitu sebagai
berikut.
● Kebutuhan pembayangan: Pembayangan terkait
sudut jatuh sinar matahari
● Kebutuhan view: Makin besar dimensi shading
devices atau makin rapat komponen sirip/
louvre/blind maka view makin terbatas.
● Kebutuhan estetika: Dimensi shading devices harus
proportional terhadap dimensi fasad.
Sirip penangkal matahari berupa sirip pada fasad
yang terintegrasi dengan design bukaan cahaya. Pada
sebuah bukaan cahaya, jumlah sirip ada yang tunggal
dan ada yang ganda (bersusun/berjajar). Bidang
dinding dapat berupa dinding tambahan pada bidang
fasad atau diding bentuk substract yang mengelilingi
bukaan cahaya.
7. Tipe-tipe SPSM
SPSM horizontal efektif untuk
sinar matahari dengan altitude
tinggi (10.00-14.00) pada fasad
timur dan barat.
SPSM vertikal efektif untuk
sinar matahari dengan
altitude rendah (08.00-10.00,
14.00-16.00) pada fasad utara
dan selatan.
1. SPSM horizontal
(horizontal devices)
2. SPSM vertikal
(vertical devices)
3. SPSM gabungan
horizontal dan vertikal
(egg-crate devices)
SPSM gabungan horizontal
dan vertikal efektif untuk
berbagai altitude sinar
matahari.
9. Insulasi adalah penggunaan
material dengan nilai
konduktan rendah untuk
mengurangi aliran energi
melintas material tersebut.
Untuk mereduksi alira energi
tersebut material harus
mempunyai nilai resistan yang
tinggi (nilainya kebalikan dari
konduktan). Secara umum
udara merupakan insulator
yang bagus untuk
menghambat panas, dengan
syarat proses konveksi dapat
ditekan
10. Sebagian besar material mempunyai sifat insulasi
namun terdapat tiga bagian besar tipe insulation, yaitu :
● Resistive insulation, merupakan menghambat aliran panas dengan
mengandalkan nilai resistan pada proses konduksi.
● Reflective insulation, adalah mereduksi aliran radiasi panas.kemampuan
material untuk menyerap atau meradiasikan kembali infra-red sangat
tergantung dari bentuk dan warnanya. Penyerap paling bagus adalah
material dengan warna hitam dan sebaliknya warna putih merupakan
paling bagus sifat reflektifnya.
● Capasitive insulation, mempunyai karakteristik yang bermanfaat banyak
jika fluktuasi temperatur diantara dua permukaan sangat besar.
Sehingga insulasi jenis ini tidak bekerja dalam kondisi steady-state.
Metode ini memanfaatkan penundaan aliran panas yang tersimpan
dalam material bangunan tersebut (time-lag). Sehingga dapat
memindahkan kondisi puncak aliran panas pada waktu yang dibutuhkan.
11. insulasi reflektif membantu menjaga kesejukan
rumah di musim panas dengan membelokkan
radiasi panas. Biasanya diaplikasikan Bersama
aluminium foil yang dilaminasi ke kertas atau
plastik dan tersedia dalam bentuk lembaran dan
bantalan.
Insulasi reflektif jauh lebih efektif dalam
mengurangi perpindahan panas dibandingkan
insulasi lainnya. Faktanya, insulasi reflektif dapat
memblokir sebanyak 97% dari aliran radiasi panas.
Insulasi biasa hanya memperlambat aliran panas
turun, tapi tidak
memblokirnya.
Berdasarkan ketiga macam tipe
insulasi,nmaka tipe insulasi yang akan
digunakan adalah tipe Resistive insulation
Dan Reflective insulation.
12. Material insulasi thermal atap (Roof thermal insulation)
Roof thermal insulation adalah penggunaan material yang dapat berfungsi sebagai insulasi
thermal, sehingga dapat mereduksi perpindahan panas ke ruang di bawah atap. Pemilihan
material isulasi thermal tergantung pada sumber panasnya di luar atau di dalam
bangunan.
1) Glass Wool & Rock Wool
Digunakan terutama di Iklim dingin
Dengan thermal conductivity yang sangat
rendah, glass wool dan rock wool efektif
digunakan bila sumber panas berasal dari dalam
bangunan yaitu udara yang dihangatkan dalam
heater (pemanas).
Glass wool dan rock wool berbentuk lembaran
dengan ketebalan sekitar 2 inci (5cm), 3 inci
(7.5cm) atau 4 inci (10cm). Pemasangan
dengan cara disisipkan di antara rangka atap.
13. 2) Aluminium Foil
• Digunakan di iklim yang panas
• Dengan emissivity sangat rendah dan reflectivity
sangat tinggi, aluminium efektif digunakan jika sumber
panas berasal dari luar bangunan yaitu radiasi panas
matahari.
• Emissivity sangat rendah 0.03-0.05 dimana radiasi
panas matahari yang direradiasikan hanya 3% sampai
5% dari 100% yang diterima.
• Kemampuan pantul (reflectivity) sangat tinggi yaitu
sebesar 0.95-0.97 dimana radiasi panas matahari yang
dipantulkan 95% hingga 97% dari 100% yang diterima.
• Aluminium berbentuk lembaran tipis dengan ketebalan
sekitar 0.2mm. Reduksi perpindahan panas lebih efektif
jika diberi bantalan udara dengan tebal keseluruhan 4
mm atau 8 mm.
• Pemasangan dengan cara disisipkan di antara rangka
atap (umumnya di bawah reng)
Pemasangan Aluminium
Foil pada Atap
14. 3) Aspal (bitumen) dan serat kayu
• Digunakan di iklim panas
• Bitumen dan serat selulosa organik (kayu)
dengn termal conductivity rendah
dicampurkan pada bahan penutup atap,
sehingga diperoleh kemampuan insulasi
thermal yang baik.
Pemasangan Bitumen pada Atap
15. 4) Styrofoam
• Digunakan di iklim yang panas.
• Styrofoam digunakan sebagai atap karena
memiliki thermal conductivity rendah,
sehingga dapat berfungsi sebagai insulasi
thermal yang baik.
• Bentuknya berupa panel komposit yang
diperkuat kabel kawat (wire mesh) dan
dilapisi beton pada permukaan luarnya.
Pemasangan Styrofoam
Insulation pada Atap
17. Orientasi dari bangunan sangat menentukan jumlah radiasi matahari yang
jatuh pada permukan yang berbeda-beda arah pada saat yang berbeda. Sudah
diakui bahwa radiasi matahari bersama suhu udara menghasilkan panas pada suatu
obyek atau permukaan (Konya,1980).
Pada bukunya yang berjudul Design With Climate, Olgyay menyatakan
bahwa pendekatan orientasi melalui sol-air, yaitu tidak hanya radiasi matahari
yang diterima saja yang dipertimbangkan tetapi juga dampak dari suhu panas.
Pada iklim panas pada saat-saat suhu udara yang panas, perlu dilakukan
pencegahan radiasi matahari, hal ini perbedaan suhu udara dalam bangunan
dengan orientasi yang baik dan dengan orientasi yang buruk sampai 3 °C.
Berdasarkan pengamatan, pengembang di Surabaya pada umumnya
mendirikan sebagian besar rumah berorientasi ke Utara, Selatan dan Timur
sebagai orientasi yang lebih baik dibandingkan ke Barat terhadap radiasi matahari.
18. a. Orientasi bangunan terkait pencahayaan alami
Sinar matahari akan memanaskan seluruh bidang bangunan yang menghadap ke arahnya.
Arah timur sebagai arah terbit matahari memberikan efek panas yang tidak menyenangkan
antara jam 09.00 – 11.00. Sedangkan arah barat sebagai arah terbenamnya matahari
memancarkan panasnya secara maksimal pada jam 13.00 – 15.00. Matahari memberikan
radiasi yang berpengaruh terhadap bangunan. Matahari juga dapat menimbulkan gangguan
dari panas dan silau cahayanya (Wijaya, 1988).
Orientasi bangunan yang paling optimum di semua daerah iklim adalah memanjang dari arah
timur ke barat dan untuk daerah tropis lembab proporsi yang optimum antara lebar dan
panjang adalah 1:1,7 dan proporsi yang bagus adalah 1:3. Orientasi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah orientasi dalam kaitannya dengan posisi bukaan bangunan dimana
posisi luar bukaan akan mempengaruhi jumlah radiasi sinar matahari yang masuk ke dalam
bangunan. Hal ini berarti bahwa luas dan posisi bukaan akan mempengaruhi kemampuan
bangunan dalam menahan panas.(Wijaya, 1988)
19. Penataan Pencahayaan
• Menggunakan lampu hemat energi;
• Mengatur jadwal penyalaan lampu, misalnya
dengan mengaktifkan timer;
• Menambah alat penghemat energi lampu
(penggunaan dimmer, daylight sensor, zoning,
present/movement detector, sensor ultrasonik);
• Mematikan lampu saat ruang tidak digunakan
(pasang peringatan di setiap saklar dan pintu
keluar);
• Menghindari penggunaan satu saklar yang
dihubungkan dengan beberapa titik lampu. Kondisi
ini membuat pemakaian tidak fleksibel karena
menyalakan satu lampu berarti beberapa lampu lain
ikut menyala;
• Memakai lampu dengan jumlah yang sesuai.
• Meminimalisasi penggunaan pencahayaan buatan
• Meletakkan bukaan sesuai fungsi ruang yang
mendukung aktifitas di dalamnya.
• Mengatur posisi ketinggian jendela terhadap lantai
untuk meminimalisasi masuknya cahaya berlebih.
20. b. Orientasi bangunan terkait penghawaan alami
Bentuk dan tatanan massa pada site mempengaruhi sirkulasi angin yang masuk ke
bangunan. Angin biasanya berhembus dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah
yang bertekanan rendah. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap posisi letak bangunan
pada site, terkait sirkulasi angin pada site.
Orientasi bangunan terhadap arah angin perlu diperhatikan, hal tersebut betujuan untuk
menjaga kestabilan sirkulasi angin pada bangunan. Arah angin sangat berpengaruh pada
orientasi bangunan. Jika didaerah lembab diperlukan sirkulasi udara terus menerus, di
daerah kering biasanya sirkulasi udara dimanfaatkan saat dibutuhkan saja misalnya pada
saat dingin atau pada saat malam hari. Oleh karena itu, didaerah tropis/lembab, dinding
– dinding luar bangunan biasanya dibuka untuk kelancaran penghawaan ke dalam
bangunan. (Francis D.K. Ching. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan, 1996)
21. PENGHAWAAN ALAMI
1. Orientasi bangunan diletakkan antara lintasan
matahari dan angin. Letak gedung yang paling
menguntungkan apabila memilih arah dari timur ke
barat. Bukaan-bukaan menghadap Selatan dan
Utara agar tidak terpapar langsung sinar matahari.
2. Letak gedung tegak lurus terhadap arah angin
Gambar1. Orientasi
bangunan terhadap
matahahari
Gambar2. Letak
gedung terhadap
arah angin
22. 3. Bangunan sebaiknya berbentuk
persegi panjang, hal ini
menguntungkan dalam
penerapan ventilasi silang
4. Menghadirkan pohon peneduh di
halaman yang dapat menurunkan
suhu
Gambar3. Cross ventilation Gambar4. Penggunaan vegetasi
sebagai filter cahaya matahari
24. VEGETASI?
Istilah vegetasi cukup jarang didengar oleh masyarakat awam, bahkan seringkali tidak
diketahui artinya. Vegetasi adalah kumpulan dari beberapa tumbuhan.Peletakan vegetasi
yang sesuai dengan fungsi sebagai penyerap polutan terdapat pada lokasi 4
(67,85%)dimana kriteria vegetasi yang mendominasi yaitu bermassa daun padat dan
percabangannya menyebar. Sedangkan untuk peletakan vegetasi dengan fungsi estetika
terdapat pada lokasi 3 (88,33%) karena pada lokasi ini didominasi oleh vegetasi dengan
kriteria bentuk tajuk serta percabangan menarik dan terdapat variasi warna terhadap
(daun, batang,bunga dan buah).
25. Terdapat beberapa aspek yang harus dipertimbangkan
dalam pemilihan vegetasi terkait perancangan vegetasi,
berikut adalah beberapa aspek terkait:
1. Aspek ekologis setempat
Pemilihan vegetasi baru harus
mempertimbangkan pengaruhnya terhadap
ketersediaan air serta keberlanjutan
ekosistem setempat.·
2. Aspek fungsional taman
Pemilihan vegetasi harus
mempertimbangkan aspek fungsional
taman
3. Aspek fisik lingkungan setempat
Pemilihan vegetasi harus memperhatikan
kesesuaian antara jenis vegetasi dan fisik
lingkungan setempat antara lain iklim mikro
setempat serta profil air dan tanah.
27. APASIH SECONDARY SKIN ITU ?
Secondary skin merupakan lapisan tambahan pada fasad bangunan yang berfungsi untuk
memberikan perlindungan, estetika, dan beragam fungsi lainnya. Di bangunan komersial,
secondary skin cukup sering digunakan untuk menunjukkan citra dan identitas bangunan. Pada
bangunan residential pun, secondary skin juga tak jarang digunakan karena memiliki beragam
fungsi penting dan menarik.
1. Melindungi Rumah dari Sinar Matahari
Pencahayaan alami dari sinar matahari merupakan hal
yang wajib ada di setiap rumah. Namun, terkadang
hunian hanya bisa memiliki bukaan di posisi yang
banyak disinari matahari, sehingga akhirnya terasa
sangat panas dan silau di jam-jam tertentu.
28. 2. Media Vertical Garden
Menambahkan vertical garden atau taman vertikal
seperti tanaman rambat pada fasad rumah merupakan
ide yang bagus untuk membuat rumah lebih sejuk dan
terlihat asri.
3. Menambah Privasi
Bagi sebagian orang, mereka membutuhkan lebih
banyak privasi tanpa harus membuka-tutup tirai jendela
rumah setiap waktu. Untuk mengakalinya, secondary
skin bisa menjadi alternatif penyelesaian masalah agar
ruangan yang tadinya terbuka menjadi lebih privat
namun tidak benar-benar tertutup. Banyak pilihan
secondary skin yang dapat digunakan, salah satunya
adalah bentuk kisi-kisi vertikal maupun horizontal,
ataupun dengan susunan material yang dibuat
berongga.
29. 4. Memperkuat Tampilan
Menambah secondary skin pada rumah tentunya akan
membuat rumah tampil berbeda dan eye-catching.
Beragam material dapat digunakan pada secondary
skin agar rumah tampil menarik, misalnya dengan
menggunakan bahan alami seperti kayu atau bambu.
Bisa juga dengan menggunakan kisi-kisi metal
sehingga rumah tampil lebih maskulin.
30. 5. Mengaplikasikan Motif Menarik pada Eksterior
Rumah
Jika melihat bentuk-bentuk secondary skin yang
digunakan pada fasad bangunan, kebanyakan memiliki
bentuk dan pola yang sama, yaitu bentuk garis atau
bujur sangkar yang disusun secara berulang dengan
irama tertentu. Namun bisa juga menggunakan motif-
motif unik lainnya, seperti motif batik, motif bunga, motif
kaligrafi, dan lain sebagainya
6. Dapat Dioperasikan
Kini sudah ada secondary skin yang dapat
dioperasikan sehingga dapat dibuka, ditutup,
bahkan digeser seperti pada pintu dan
jendela rumah. Secondary skin semacam ini
dapat menciptakan desain fasad rumah yang
dinamis.
31. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik
THANKS
Please keep this slide for attribution