Dokumen tersebut membahas berbagai tradisi yang berkaitan dengan kematian dalam Islam, termasuk tradisi selamatan tujuh hari, membaca Al-Quran di makam selama tujuh hari, serta pandangan ulama tentang hidangan kematian menurut madzhab Syafi'i dan contoh-contoh dari zaman Nabi.
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo'a, "Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan orang-orang yang wafat mendahului kami dengan membawa iman. Dan janganlah Engkau memberikan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.“ (QS. Al-Hasyr: 10)
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo'a, "Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan orang-orang yang wafat mendahului kami dengan membawa iman. Dan janganlah Engkau memberikan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.“ (QS. Al-Hasyr: 10)
Argumen amaliyah nahdhiyyah di bulan ramadhanaswajanu
Secara umum, kita dapat mengetahui dengan pasti dan yakin, bahwasanya peristiwa-peristiwa dan kasus-kasus dalam bidang ibadah atau muamalah, tidak terhitung dan tidak terbatas. Kita juga tahu secara pasti bahwa tidak semua kasus ada teksnya bahkan ini tak terpikirkan. Ketika teks-teks itu merupakan sesuatu yang terbatas, sementara fenomena sosial tidak terbatas, maka sesuatu yang tidak terbatas itu tidak bisa tercakup semua oleh yang terbatas. Tentu sudah menjadi keharusan untuk melakukan ijtihad dan qiyas. Sehingga dapat dipastikan akan ada ijtihad dalam setiap persoalan (dari para ahlinya). (Al-Milal wan Nihal, juz I hal 164)
Mayoritas ulama salaf dan Imam madzhab yang tiga (Abu Hanifah, Malik dan Ahmad bin Hanbal), berpendapat bahwa pahala bacaan al-Qur’an bisa sampai kepada mayit.
2. orang-orang salaf
bersedekah makanan
untuk keluarga yang
baru meninggal
selama 7 hari sebagai
sedekahnya mayit.
TRADISI SELAMATAN TUJUH HARI,
BERLANGSUNG SEJAK GENERASI SAHABAT
3. “Orang Mukmin
diuji di alam kubur
selama 7 hari,
sedangkan orang
munafiq diuji
selama 40 hari.”
TRADISI SELAMATAN TUJUH HARI,
BERLANGSUNG SEJAK GENERASI SAHABAT
6. Ketika al-Imam Nashr bin Ibrahim al-
Maqdisi, yang terkenal zuhud, wafat pada
Selasa 9 Muharram, 490 H, penduduk
Damaskus membaca al-Qur’an di
makamnya selama 7 hari, setiap malam 20
hataman.
TRADISI MEMBACA AL-QUR’AN DI MAKAM
SELAMA TUJUH HARI
7. Ketika al-Imam
Nashr bin Ibrahim
al-Maqdisi, yang
terkenal zuhud,
wafat pada Selasa
9 Muharram, 490
H, penduduk
Damaskus
membaca al-
Qur’an di
makamnya
selama 7 hari,
setiap malam 20
hataman.
TRADISI MEMBACA AL-QUR’AN DI MAKAM
SELAMA TUJUH HARI
8. Ketika Nabi Adam wafat,
terjadi gerhana matahari dan
bulan selama tujuh hari.
TRADISI TUJUH HARI BERLANGSUNG
SEJAK MASA NABI ADAM
9. Ketika Nabi Adam wafat,
seluruh makhluk menangis
selama tujuh hari.
TRADISI TUJUH HARI BERLANGSUNG
SEJAK MASA NABI ADAM
10. Ketika al-Imam Abu Ja’far al-Hasyimi, guru
besar madzhab Hanbali, wafat tahun 470 H,
kaum Hanabilah membaca al-Qur’an di
makamnya sampai hatam 10.000 kali.
TRADISI MADZHAB HANBALI
11. Keluarga duka cita
membuat makanan
dan mengumpulkan
orang untuk
memakannya,
bid’ah yang tidah
sunnat.
HIDANGAN KEMATIAN MENURUT
MADZHAB SYAFI’I
12. Keluarga duka cita membuat makanan dan
mengumpulkan orang untuk memakannya, bid’ah
yang makruh.
HIDANGAN KEMATIAN MENURUT
MADZHAB SYAFI’I
13. Termasuk bid’ah munkarah dan makruh
dilakukan, adalah membuat makanan oleh
keluarga duka cita dan mengumpulkan orang
untuk menyantapnya.
HIDANGAN KEMATIAN MENURUT
MADZHAB SYAFI’I
14. Keluarga duka cita makruh membuat
makanan untuk mengumpulkan
orang berdasarkan hadits Ahmad
dari Jarir bin Abdullah al-Bajali.
HIDANGAN KEMATIAN MENURUT
MADZHAB SYAFI’I
15. Suguhan makanan dari keluarga duka cita
seperti tradisi wahsyah, juma’ dan 40 hari
adalah makruh. Bahkan jika makanan
tersebut diambilkan dari mahjur atau mayit
yang punya hutang, maka dihukumi haram.
HIDANGAN KEMATIAN MENURUT
MADZHAB SYAFI’I
16. Ibnu Hajar al-Haitami: “Menggelar
selamatan kematian, tiga hari, tujuh hari
dan lainnya, jika dilakukan karena tradisi
dan untuk menolak fitnah, maka
diharapkan mendatangkan pahala bagi
yang menggelarnya.”
HIDANGAN KEMATIAN MENURUT
MADZHAB SYAFI’I
17. Selamatan kematian
yang telah menjadi ada
istiadat, boleh dilakukan
menurut Imam Malik,
dan pandangan ini
memberikan keringanan.
HIDANGAN KEMATIAN MENURUT
MADZHAB SYAFI’I
18. Apabila makanan yang
dihidangkan dalam
selamatan kematian,
kontribusi dan sumbangan
dari masyarakat sekitar,
maka tidak makruh
HIDANGAN KEMATIAN MENURUT
MADZHAB SYAFI’I
19. Apabila ada keluarganya
meninggal Aisyah menyuruh
dibuatkan kuah tepung
dicampur madu, lalu tuangkan
ke bubur, dan menyuruh
keluarga dan orang-orang
dekatnya untuk makan.
HIDANGAN KEMATIAN MENURUT
SAYYIDAH AISYAH, ISTRI NABI