GRAPH
Graph Graph
 Graph digunakan untuk
  merepresentasikan objek-objek diskrit dan
  hubungan antara objek-objek tersebut.
 Gambar berikut ini sebuah graph yang
  menyatakan peta jaringan jalan raya yang
  menghubungkan sejumlah kota di Provinsi
  Jawa Tengah.
Graph
                                                                                                          Rembang
                                                                                             Kudus
 Brebes                                                                             Demak
                 Tegal      Pemalang                     Kendal
                                                                        Semarang
                                            Pekalongan
                 Slawi                                                                                           Blora

                                                    Temanggung                               Purwodadi
                                                                         Salatiga
                                             Wonosobo
                              Purbalingga
               Purwokerto
                                                                                                Sragen
                                   Banjarnegara                   Boyolali            Solo

                 Kroya                                                                               Sukoharjo
     Cilacap                Kebumen                        Magelang
                                                                        Klaten
                                            Purworejo
                                                                                                         Wonogiri
Graph
   Sejarah Graph: masalah jembatan KÖnigsberg
    (tahun 1736)
                                     C




                                  A         D




                                      B
Graph yang merepresentasikan jembatan
KÖnigsberg:
     Simpul (vertex)  menyatakan daratan
     Sisi (edge)      menyatakan
                        jembatan
Bisakah melalui setiap jembatan tepat sekali
dan kembali lagi ke tempat semula?
Definisi Graph
Graph G = (V, E), yang dalam hal ini:
  V = himpunan tidak-kosong dari simpul-simpul
       (vertices)
     = { v1 , v2 , ... , vn }
  E = himpunan sisi (edges) yang
      menghubungkan sepasang simpul
    = {e1 , e2 , ... , en }
Graph

         1                  1                               1
                      e1             e4            e1            e4
                                e3                          e3
                           e2                          e2
2            3   2                        3   2                           e8
                                e6                          e6        3
                     e5                           e5
                                     e7                          e7
         4                  4                               4

    G1                      G2                              G3
Graph
Graph G1   G1 adalah graph dengan
           V = { 1, 2, 3, 4 }
           E = { (1, 2), (1, 3), (2, 3),
                 (2, 4), (3, 4) }
Graph
   Graph G2                   G2 adalah graph dengan
                               V = { 1, 2, 3, 4 }
             1
                               E = { (1, 2), (2, 3), (1, 3),
       e1             e4
                 e3                 (1, 3), (2, 4), (3, 4),
            e2
2                          3        (3, 4) }
                 e6
      e5
                      e7         = { e1, e2, e3, e4, e5,
             4                       e6, e7}
Graph
       Graph G3                                   G3 adalah graph dengan
                        1
                                                   V = { 1, 2, 3, 4 }
            e                       e
                1                       4          E = { (1, 2), (2, 3), (1, 3),
                            e
                                3
                e
                    2
                                                         (1, 3), (2, 4), (3, 4),
2                                               e
                                                  8      (3, 4), (3, 3) }
                            e               3
        e                       6
            5
                                    e
                                                     = { e1, e2, e3, e4, e5, e6,
                                        7
                        4
                                                         e7, e8}
Graph
   Graph G2                   Pada G2, sisi e3 = (1, 3)
                               dan sisi e4 = (1, 3)
             1                 dinamakan sisi-ganda
       e1             e4       (multiple edges atau
                 e3            paralel edges) karena
            e2
2                          3   kedua sisi ini menghubungi
      e5
                 e6            dua buah simpul yang
                      e7       sama, yaitu simpul 1 dan
             4                 simpul 3.
Graph
       Graph G3                                        Pada G3, sisi e8 = (3, 3)
                        1                               dinamakan gelang atau
            e                       e
                                        4
                                                        kalang (loop) karena ia
                1           e
                                3                       berawal dan berakhir
                e
2                   2                           e       pada simpul yang
                                                    8
                            e
                                6
                                            3           sama.
        e
            5
                                    e
                                        7
                        4
Jenis-Jenis Graph
Berdasarkan ada tidaknya gelang atau sisi
ganda pada suatu graph, maka graph
digolongkan menjadi dua jenis:

1. Graph sederhana (simple graph).
2. Graph tak-sederhana (unsimple-graph).
Graph sederhana (simple graph)

Graph yang tidak mengandung gelang
maupun sisi-ganda dinamakan graph
sederhana. G1 adalah contoh graph
sederhana
Graph tak-sederhana (unsimple-
graph)
Graph yang mengandung sisi ganda atau
gelang dinamakan graph tak-sederhana
(unsimple graph). G2 dan G3 adalah contoh
graph tak-sederhana
             1                          1
       e1             e4            e1       e4
                 e3                       e3
            e2                        e2
  2                        3   2                    e8
                 e6                       e6    3
      e5                           e5
                      e7                     e7
                                         4
             4
Jenis-Jenis Graph
Berdasarkan jumlah simpul pada suatu
graph, maka secara umum graph dapat
digolongkan menjadi dua jenis:
   1. Graph berhingga (limited graph)
   2. Graph tak-berhingga (unlimited
      graph)
Graph berhingga (limited graph)

Graph berhingga adalah graph yang jumlah
simpulnya, n, berhingga.
Graph tak-berhingga (unlimited
graph)
Graph yang jumlah simpulnya, n, tidak
berhingga banyaknya disebut graph tak-
berhingga.
   Berdasarkan orientasi arah pada sisi, maka secara
    umum graph dibedakan atas 2 jenis:
       1. Graph tak-berarah (undirected graph)
   Graph yang sisinya tidak mempunyai orientasi arah
    disebut graph tak-berarah. Tiga buah graph pada
    Gambar 2 adalah graph tak-berarah.
      2. Graph berarah (directed graph atau digraph)
      Graph yang setiap sisinya diberikan orientasi arah
    disebut sebagai graph berarah. Dua buah graph pada
    Gambar 3 adalah graph berarah.
Jenis-Jenis Graph
Berdasarkan orientasi arah pada sisi, maka
secara umum graph dibedakan atas 2 jenis:
    1. Graph tak-berarah (undirected
        graph)
    2. Graph berarah (directed graph atau
        digraph)
Graph tak-berarah (undirected
graph)
Graph yang sisinya tidak mempunyai orientasi
arah disebut graph tak-berarah. Graph G1, G2,
dan G3 adalah graph tak-berarah.
       1                   1                               1
                     e1             e4            e1            e4
                               e3                          e3
                          e2                          e2
  2         3   2                        3   2                           e8
                               e6                          e6        3
                    e5                           e5
                                    e7                          e7
       4                   4                               4
Graph berarah (directed graph
atau digraph)
Graph yang setiap sisinya diberikan orientasi arah
disebut sebagai graph berarah.
                1                     1



         2             3      2              3



                4                     4

              (a) G4                (b) G5

  (a) graph berarah,       (b) graph-ganda berarah
Jenis-jenis graph [ROS99]
       Jenis             Sisi      Sisi ganda Sisi gelang
                                  dibolehkan dibolehkan
                                         ?           ?
Graph sederhana       Tak-berarah Tidak       Tidak
Graph ganda           Tak-berarah Ya          Tidak
Graph semu            Tak-berarah Ya          Ya
Graph berarah         Bearah      Tidak       Ya
Graph-ganda berarah   Bearah      Ya          Ya
Contoh Terapan Graph
   Rangkaian listrik.


             B                   B
    A                    C   A       C




    F                        F
             E           D       E   D
Contoh Terapan Graph
   Isomer senyawa kimia karbon
          H



    H     C        H



          H




    metana (CH4)       etana (C2H6)   propana (C3H8)
Contoh Terapan Graph
Transaksi konkuren pada basis data terpusat
      Transaksi T0 menunggu transaksi T1 dan T2
      Transaksi T2 menunggu transaksi T1
      Transaksi T1 menunggu transaksi T3
      Transaksi T3 menunggu transaksi T2
                         T1



                                   T3
              T0



                        T2
Contoh Terapan Graph
. Pengujian program                 keterangan
read(x);
while x <> 9999 do                                           4
 begin
  if x < 0 then                         1     2
                                                                 6     7
     writeln(‘Masukan tidak boleh                 3

negatif’)                                                5

  else                              Keterangan:
      x:=x+10;                      1 : read(x)
                                    2 : x <> 9999
  read(x);                          3:x<0
 end;                               4 : writeln(‘Masukan tidak boleh negatif’);
writeln(x);                         5 : x := x + 10
                                    6 : read(x)
                                    7 : writeln(x)
Contoh Terapan Graph
Terapan graph pada teori otomata [LIU85].
                                                  10



                                      P       P             P   10
                                                                         5
                                                       5
Mesin jaja (vending machine)              5                     5
                                                                             10
   Keterangan:                        a       b             c        d

   a : 0 sen dimasukkan                                    10

   b : 5 sen dimasukkan
   c : 10 sen dimasukkan                               P
   d : 15 sen atau lebih dimasukkan
Ketetanggaan (Adjacent)
Dua buah simpul dikatakan       Graph
bertetangga bila keduanya                1

terhubung langsung.
Tinjau graph :
                                 2           3
simpul 1 bertetangga
dengan simpul 2 dan 3,
simpul 1 tidak bertetangga
                                         4
dengan simpul 4.
Bersisian (Incidency)
Untuk sembarang sisi e = (vj, vk) dikatakan           1
        e bersisian dengan simpul vj , atau
        e bersisian dengan simpul vk
Tinjau graph :                             2              3

sisi (2, 3) bersisian dengan simpul 2
dan simpul 3,
sisi (2, 4) bersisian dengan simpul 2                 4

dan simpul 4,
tetapi sisi (1, 2) tidak bersisian dengan simpul 4.
Simpul Terpencil (Isolated
Vertex)
Simpul terpencil ialah simpul yang tidak
mempunyai sisi yang bersisian dengannya.
Tinjau graph : simpul 5 adalah simpul
terpencil                1



                                     5


                          3
                 2               4
Graph Kosong (null graph atau
empty graph)
Graph yang himpunan sisinya merupakan
himpunan kosong (Nn).
                       1



               4             2
                       5


                       3
Derajat (Degree)
Derajat suatu simpul adalah jumlah sisi yang
bersisian dengan simpul tersebut.
Notasi: d(v)                  1



Tinjau graph G1:
d(1) = d(4) = 2        2             3

d(2) = d(3) = 3

                              4
Derajat (Degree)
Tinjau graph G3:                 Graph G3
d(5) = 0  simpul terpencil                 1
d(4) = 1  simpul anting-                                                       5
   anting (pendant vertex)
                                                            3
                                    2                                   4

Tinjau graph G2:                 Graph G2
d(1) = 3  bersisian dengan                     1
                                    e
   sisi ganda                           2
                                            e
                                                            e
                                                                3
                                                1
d(2) = 4  bersisian dengan
                                                                    3       e
   sisi gelang (loop)               2               e
                                                        4
                                                                                5
Derajat (Degree)
Pada graph berarah,
  din(v) = derajat-masuk (in-degree)
         = jumlah busur yang masuk ke
           simpul v
  dout(v) = derajat-keluar (out-degree)
          = jumlah busur yang keluar dari
             simpul v
 d(v) = din(v) + dout(v)
Derajat (Degree)
Tinjau graph :                      1


     din(1) = 2; dout(1) = 1
     din (2) = 2; dout(2) = 3   2       3


     din (3) = 2; dout(3) = 1
     din (4) = 1; dout(4) = 2
                                    4
Lemma Jabat Tangan
Jumlah derajat semua simpul pada suatu
graph adalah genap, yaitu dua kali jumlah
sisi pada graph tersebut.
Dengan kata lain, jika G = (V, E), maka

               d (v )    2E
         v V
Lemma Jabat Tangan
Tinjau graph G1:                 Graph G1
d(1) + d(2) + d(3) + d(4) =
2 + 3 + 3 + 2 = 10 =
2 jumlah sisi = 2 5

Tinjau graph G2:
d(1) +d(2) + d(3)                Graph G2
                                                     1
= 3 + 3 + 4 = 10                         e
                                             2                   e
                                                 e                   3
= 2 jumlah sisi = 2    5                             1

                                                                         3   e
                                                         e                       5
                                         2                   4
Lemma Jabat Tangan
Tinjau graph G3:               Graph G3
d(1) + d(2) + d(3) + d(4)           1
  + d(5)
=2+2+3+1+0                                         5

=8
                                           3
                                2              4
= 2 jumlah sisi
=2 4
Lemma Jabat Tangan
Contoh.
Diketahui graph dengan lima buah simpul. Dapatkah kita
menggambar graph tersebut jika derajat masing-masing
simpul adalah:
        (a) 2, 3, 1, 1, 2
        (b) 2, 3, 3, 4, 4
Penyelesaian:
(a) tidak dapat, karena jumlah derajat semua simpulnya
    ganjil
   (2 + 3 + 1 + 1 + 2 = 9).
(b) dapat, karena jumlah derajat semua simpulnya
   genap
    (2 + 3 + 3 + 4 + 4 = 16).
Lintasan (Path)
Lintasan yang panjangnya n dari simpul
awal v0 ke simpul tujuan vn di dalam graph G
ialah barisan berselang-seling simpul-simpul
dan sisi-sisi yang berbentuk v0, e1, v1, e2,
v2,... , vn –1, en, vn sedemikian sehingga e1 =
(v0, v1), e2 = (v1, v2), ... , en = (vn-1, vn) adalah
sisi-sisi dari graph G.
Lintasan (Path)
   Tinjau graph G1:          Panjang lintasan
    lintasan 1, 2, 4, 3        adalah jumlah sisi
    adalah lintasan            dalam lintasan
    dengan barisan sisi        tersebut. Lintasan 1,
    (1,2), (2,4), (4,3).       2, 4, 3 pada G1
                               memiliki panjang 3.
Siklus (Cycle) atau Sirkuit
(Circuit)
   Lintasan yang berawal             Tinjau graph G1:
    dan berakhir pada simpul           1, 2, 3, 1 adalah sebuah
    yang sama disebut                  sirkuit.
    sirkuit atau siklus.

   Panjang sirkuit adalah
    jumlah sisi dalam sirkuit
    tersebut. Sirkuit 1, 2, 3, 1
    pada G1 memiliki
    panjang 3.
Terhubung (Connected)
Dua buah simpul v1 dan simpul v2 disebut
 terhubung jika terdapat lintasan dari v1 ke v2.

G disebut graph terhubung (connected graph)
  jika untuk setiap pasang simpul vi dan vj dalam
  himpunan V terdapat lintasan dari vi ke vj

Jika tidak, maka G disebut graph tak-terhubung
  (disconnected graph).
Terhubung (Connected)
   Contoh graph tak-terhubung:
                 2
                              5



            1            4
                                  6


                     3    8       7
Terhubung (Connected)
Graph berarah

   Graph berarah G dikatakan terhubung jika
    graph tidak berarahnya terhubung (graph
    tidak berarah dari G diperoleh dengan
    menghilangkan arahnya).
Terhubung (Connected)
Graph berarah
   Dua simpul, u dan v, pada graph berarah G
    disebut terhubung kuat (strongly connected)
    jika terdapat lintasan berarah dari u ke v dan
    juga lintasan berarah dari v ke u.
   Jika u dan v tidak terhubung kuat tetapi
    terhubung pada graph tidak berarahnya, maka u
    dan v dikatakan terhubung lemah (weakly
    connected).
Terhubung (Connected)
Graph berarah
Graph berarah G disebut           Graph berarah
graph terhubung kuat               terhubung lemah
                                             1


(strongly connected graph)                       2

apabila untuk setiap
pasang simpul sembarang              3               4


u dan v di G, terhubung           Graph berarah
kuat. Kalau tidak, G disebut       terhubung kuat
                                         1

graph terhubung lemah.

                                         2               3
Upagraph (Subgraph) dan
Komplemen Upagraph
   Misalkan G = (V, E) adalah sebuah graph.
    G1 = (V1, E1) adalah upagraph (subgraph) dari
    G jika V1    V dan E1 E.
   Komplemen dari upagraph G1 terhadap
    graph G adalah graph G2 = (V2, E2)
    sedemikian sehingga E2 = E - E1 dan V2
    adalah himpunan simpul yang anggota-
    anggota E2 bersisian dengannya.
Upagraph (Subgraph) dan
Komplemen Upagraph
          2                                         2

  1                       1                   1
                  3                       3
                                                         3

                      6                                         6


      4       5               2       5                  5

  (a) Graph G1                (b) Sebuah upagraph   (c) komplemen
                                                        dari upagraph
Komponen graph (connected
component)
adalah jumlah maksimum upagraph terhubung
dalam graph G.

Graph G di bawah ini mempunyai 4 buah
komponen.                    9
                                      12
          1               6   7
                  5
                                           11
                                                13
              2   3   4           8   10
Komponen graph (connected
component)
   Pada graph berarah, komponen terhubung kuat
    (strongly connected component) adalah jumlah
    maksimum upagraph yang terhubung kuat.
   Graph di bawah ini mempunyai 2 buah
    komponen terhubung kuat:
               1           4




                                      5
           2           3
Upagraph Rentang (Spanning
Subgraph)
   Upagraph G1 = (V1, E1) dari G = (V, E) dikatakan
    upagraph rentang jika V1 =V (yaitu G1 mengandung
    semua simpul dari G).
       1                     1                    1



2             3      2               3     2              3



4             5          4       5


      (a) graph G,   (b) upagraph rentang (c)bukan upagraph rentang
                        dari G               dari G,
Cut-Set
Cut-set dari graph terhubung G adalah
himpunan sisi yang bila dibuang dari G
menyebabkan G tidak terhubung.
Jadi, cut-set selalu menghasilkan dua buah
komponen.
Cut-Set
   Pada graph di bawah, {(1,5), (1,4), (2,4), (2,3)} adalah
    cut-set. Terdapat banyak cut-set pada sebuah graph
    terhubung.
   Himpunan {(1,5), (4,5)} juga adalah cut-set, {(1,2), (1,4),
    (1,5)} adalah cut-set, {(5,6)} juga cut-set,
   tetapi {(1,5), (4,5), (3,4)} bukan cut-set sebab himpunan
    bagiannya, {(1,5), (4,5)} adalah cut-set.
            1        5                1       5


                 4           6            4           6


            2            3            2           3
Graph Berbobot (Weighted
Graph)
Graph berbobot adalah graph yang setiap
sisinya diberi sebuah harga (bobot).
                         a

                    10        12
                         8
                e                  b

               15                  9
                         11

                d        14        c
Beberapa Graph Sederhana
Khusus
a.   Graph Lengkap (Complete Graph)
b.   Graph Lingkaran
c.   Graph Teratur (Regular Graphs)
d.   Graph Bipartite (Bipartite Graph)
Graph lengkap
ialah graph sederhana yang setiap simpulnya mempunyai
sisi ke semua simpul lainnya. Graph lengkap dengan n
buah simpul dilambangkan dengan Kn. Jumlah sisi pada
graph lengkap yang terdiri dari n buah simpul adalah
n(n – 1)/2.




    K1    K2      K3     K4         K5         K6
Graph lingkaran
adalah graph sederhana yang setiap simpulnya
berderajat dua. Graph lingkaran dengan n simpul
dilambangkan dengan Cn.
Graph Teratur (Regular Graphs)

Graph yang setiap simpulnya mempunyai derajat
yang sama disebut graph teratur. Apabila derajat
setiap simpul adalah r, maka graph tersebut
disebut sebagai graph teratur derajat r. Jumlah sisi
pada graph teratur adalah nr/2.
Graph Bipartite (Bipartite Graph)
Graph G yang himpunan simpulnya dapat dipisah menjadi
dua himpunan bagian V1 dan V2, sedemikian sehingga
setiap sisi pada G menghubungkan sebuah simpul di V1
ke sebuah simpul di V2 disebut graph bipartit dan
dinyatakan sebagai G(V1, V2).




                  V1             V2
Graph Bipartite (Bipartite Graph)

Graph G di bawah ini adalah graph bipartit,
karena simpul-simpunya dapat dibagi menjadi V1
= {a, b, d} dan V2 = {c, e, f, g}

         a      b

   g                  c
   f

         e      d
Graph Bipartite (Bipartite Graph)


         H2    H3




  W      G     E
Representasi Graph
1. Matriks Ketetanggaan
                     (adjacency matrix)
2. Matriks Bersisian
                     (incidency matrix)
3. Senarai Ketetanggaan
                     (adjacency list)
Matriks Ketetanggaan
(adjacency matrix)
A = [aij],
                1, jika simpul i dan j bertetangga
      aij = {
                0, jika simpul i dan j tidak
                   bertetangga
Matriks Ketetanggaan
(adjacency matrix)
   Graph         Matriks
                   Ketetanggaan
                       1 2     3   4
                   1   0   1   1   0
                   2   1   0   1   1
                   3   1   1   0   1
                   4   0   1   1   0
Matriks Ketetanggaan
(adjacency matrix)
   Graph                  Matriks Ketetanggaan
        1
                                 1 2 3 4 5
                             1   0   1   1   0   0
                    5
                             2   1   0   1   0   0
                             3   1   1   0   1   0
            3
    2           4            4   0   0   1   0   0
                             5   0   0   0   0   0
Matriks Ketetanggaan
(adjacency matrix)
   Graph              Matriks Ketetanggaan

            1               1 2    3   4
                        1   0 1    0 0
      2         3       2   1   0 1 1
                        3   1   0 0 0
                        4   0 1 1      0
            4
Matriks Ketetanggaan
(adjacency matrix)
   Graph                               Matriks Ketetanggaan

                                              1 2    3   4
                  1
         e1            e4
                  e3                     1   0   1   2   0
             e2
    2
                  e6        3
                                e8       2   1   0   1   1
        e5
                       e7                3   2   1   1   2
                  4                      4   0   1   2   0
Derajat tiap simpul i:
(a) Untuk graph tak-berarah,
                      n

            d(vi) =         a ij
                      j 1


(b) Untuk graph berarah,
                                                   n
     din (vj) = jumlah nilai pada kolom j =            a ij
                                               i   1
                                                   n
     dout (vi) = jumlah nilai pada baris i =           a ij
                                               j 1
Derajat tiap simpul
   Graph                           Matriks
                                     Ketetanggaan
                                         1 2     3   4
                                     1   0   1   1   0
                                     2   1   0   1   1
                                     3   1   1   0   1
Derajat simpul 2 = 1+0+1+1 = 3       4   0   1   1   0
Derajat simpul 4 = 0+1+1+0 = 2
Derajat tiap simpul
   Graph        1                 Matriks Ketetanggaan

                                        1 2    3   4
      2                     3
                                    1   0 1    0 0
                                    2   1   0 1 1
                 4
Derajat masuk simpul 2 =
                                    3   1   0 0 0
  1+0+0+1 = 2                       4   0 1 1      0
Derajat keluar simpul 2 =
  1+0+1+1 = 3
Matriks Ketetanggaan
Graph Berbobot
Graph                               Matriks Ketetanggaan
Tanda         bila tdk ada sisi           a   b   c   d   e
dari simpul I ke j
                                      a    12      10
               a
                                      b 12    9 11 8
          10        12

      e
               8
                         b
                                      c     9   14
    15                   9
                                      d    11 14    15
               11
                                      e 10 8     15
      d        14        c
Matriks Bersisian (incidency
matrix)

A = [aij],
                1,   jika simpul i bersisian dengan sisi j
      aij = {
                0,   jika simpul i tidak bersisian dengan
                     sisi j
Matriks Bersisian (incidency
matrix)
   Graph                           Matriks Bersisian
                                          e1   e2 e3 e4 e5
                e1
                                      1   1 1 0 1 0
      1                      2
               e2                     2   1 1 1 0 0
          e4            e3
                    3                 3   0 0 1 1 1
               e5
                                      4   0 0 0 0 1
                    4
Senarai Ketetanggaan
(adjacency list)
   Graph         Senarai
                   Ketetanggaan

                Simpul       Simpul Tetangga
                   1     2, 3
                   2     1, 3, 4
                   3     1, 2, 4
                   4     2, 3
Matriks Ketetanggaan
(adjacency matrix)
   Graph                  Senarai Ketetanggaan
        1                   Simpul    Simpul
                                      Tetangga
                            1         2, 3
                    5
                            2         1, 3
                            3         1, 2, 4
            3               4         3
    2           4
                            5         -
Senarai Ketetanggaan
(adjacency list)
   Graph              Senarai Ketetanggaan

            1
                        Simpul      Simpul Terminal

     2          3
                        1           2
                        2           1, 3, 4

            4           3           1
                        4           2, 3
Graph Isomorfik (Isomorphic
Graph)
   Dua buah graph yang sama tetapi secara
    geometri berbeda disebut graph yang saling
    isomorfik.
   Dua buah graph, G1 dan G2 dikatakan isomorfik
    jika terdapat korespondensi satu-satu antara
    simpul-simpul keduanya dan antara sisi-sisi
    keduaya sedemikian sehingga hubungan
    kebersisian tetap terjaga.
Graph Isomorfik (Isomorphic
Graph)
   Dengan kata lain, misalkan sisi e bersisian
    dengan simpul u dan v di G1, maka sisi e’ yang
    berkoresponden di G2 harus bersisian dengan
    simpul u’ dan v’ yang di G2.
   Dua buah graph yang isomorfik adalah graph
    yang sama, kecuali penamaan simpul dan
    sisinya saja yang berbeda. Ini benar karena
    sebuah graph dapat digambarkan dalam banyak
    cara.
Graph Isomorfik (Isomorphic
Graph)
         3              d              c          v           w




         4


1             2         a              b          x           y

    (a) G1          (b) G2                     (c) G3

G1 isomorfik dengan G2, tetapi G1 tidak isomorfik dengan G3
Graph Isomorfik (Isomorphic
Graph)                                     z

            a                 v                w
                      e


            c
     b            d
                              x                y
         (a) G1                   (b) G2

 Graph (a) dan graph (b) isomorfik
     a b c d e                x y w v z
 a   0 1 1 1 0            x   0 1 1 1 0
 b   1 0 1 0 0            y   1 0 1 0 0
 c   1 1 0 1 0            w   1 1 0 1 0
 d   1 0 1 0 1            v   1 0 1 0 1
 e   0 0 0 1 0            z   0 0 0 1 0
Dua buah graph isomorfik
Tiga buah graph isomorfik
Graph Isomorfik (Isomorphic
Graph)
Dari definisi graph isomorfik dapat dikemukakan
bahwa dua buah graph isomorfik memenuhi ketiga
syarat berikut [DEO74]:
1. Mempunyai jumlah simpul yang sama.
2. Mempunyai jumlah sisi yang sama
3. Mempunyai jumlah simpul yang sama
berderajat tertentu
Graph Isomorfik (Isomorphic
Graph)
Ketiga syarat ini ternyata belum cukup menjamin.
Pemeriksaan secara visual perlu dilakukan.
                                     w
                    u


                x
                                     y

                    v
Graph Planar (Planar Graph) dan
Graph Bidang (Plane Graph)
Graph yang dapat digambarkan pada
bidang datar dengan sisi-sisi tidak saling
memotong disebut sebagai graph planar,
jika tidak, ia disebut graph tak-planar.
Graph Planar (Planar Graph)
   Graph Planar      Graph tidak planar




       Graph K4             Graph K5
Graph Planar (Planar Graph)
   Graph persoalan utilitas (K3,3) bukan graph
    planar


      H1    H2     H3    H1    H2    H3




      W     G     E      W     G     E
Graph Planar (Planar Graph)
   Sisi-sisi pada graph       Graph planar yang
    planar membagi              terdiri atas 6 wilayah
    bidang menjadi
    beberapa wilayah
    (region) atau muka
    (face). Jumlah                       R2   R3        R4
                                                             R6
    wilayah pada graph                             R5
    planar dapat dihitung           R1

    dengan mudah.
Graph Planar (Planar Graph)
Rumus Euler
                            R2   R3        R4
      n–e+f=2                         R5
                                                R6

                       R1
yang dalam hal ini,
f = jumlah wilayah    n = 11
e = jumlah sisi       e=7
n = jumlah simpul     f = 11-7+2 = 6
Teorema Kuratoswki
   Berguna untuk menentukan dengan tegas keplanaran
    suatu graph.




          (a)                            (b)                           (c)

(a) Graph Kuratowski pertama   (b) dan (c) Graph Kuratowski kedua (keduanya isomorfik)
Sifat graph Kuratowski adalah:
   Kedua graph Kuratowski adalah graph teratur.
   Kedua graph Kuratowski adalah graph tidak-
    planar
   Penghapusan sisi atau simpul dari graph
    Kuratowski menyebabkannya menjadi graph
    planar.
   Graph Kuratowski pertama adalah graph tidak-
    planar dengan jumlah simpul minimum, dan
    graph Kuratowski kedua adalah graph tidak-
    planar dengan jumlah sisi minimum.
TEOREMA Kuratowski
   Graph G bersifat planar jika dan hanya jika ia tidak
    mengandung upagraph yang sama dengan salah satu
    graph Kuratowski atau homeomorfik (homeomorphic)
    dengan salah satu dari keduanya.
                  v                            y
                                           x




        G1                  G2                     G3

    Tiga buah graph yang homemorfik satu sama lain
TEOREMA Kuratowski
   Graph di bawah ini bukan graph planar karena
    mengandung upagraph (G1) yang sama dengan K3,3.


            a   b               a   b
                        c                   c




        f       e       d   f       e       d

                                    G1
                G
TEOREMA Kuratowski
   G tidak planar karena mengandung upagraph (G1) yang
    homeomorfik dengan K5 (dengan membuang simpul-
    simpul yang berderajat 2 dari G1, diperoleh K5).
              a                           a                            a

          i       b                   i        b
      h                       c   h                        c   h                c

                          d                            d


          g   f       e               g   f        e               g        e


              G                           G1                               K5
Lintasan dan Sirkuit Euler
   Lintasan Euler ialah lintasan yang melalui
    masing-masing sisi di dalam graph tepat satu
    kali.
   Sirkuit Euler ialah sirkuit yang melewati
    masing-masing sisi tepat satu kali.
   Graph yang mempunyai sirkuit Euler disebut
    graph Euler (Eulerian graph). Graph yang
    mempunyai lintasan Euler dinamakan juga
    graph semi-Euler (semi-Eulerian graph).
Lintasan dan Sirkuit Euler
     Lintasan Euler pada graph (a) : 3, 1, 2, 3, 4, 1
     Lintasan Euler pada graph (b) : 1, 2, 4, 6, 2, 3, 6, 5, 1, 3
     Sirkuit Euler pada graph  (c) : 1, 2, 3, 4, 7, 3, 5, 7, 6, 5,
      2, 6,1
       2                          2                 2       3
                1         1


(a)                 (b)                   (c)           5
                              3

                                      4         1               4




       3        4         5       6                 6       7
Lintasan dan Sirkuit Euler
   Sirkuit Euler pada graph (d) : a, c, f, e, c, b, d, e, a, d,
    f, b, a
   Graph (e) dan (f) tidak mempunyai lintasan maupun
    sirkuit Euler
               a
           d        b         1       2          a     b
     (d)                (e)                (f)
                                  3


           e        c         4       5          c    d     e

               f
Lintasan dan Sirkuit Euler
   (a) dan (b) graph semi-Euler  (c) dan (d) graph Euler
   (e) dan (f) bukan graph semi-Euler atau graph Euler
             2       1         1         2                           2       3
       (a)               (b)                         (c)
                                     3                                   5
                                                 4         1                     4


             3       4         5         6                           6       7

                 a

       (d)   d       b         (e)   1       2                 (f)   a       b

                                         3



             e       c               4       5                       c       d   e

                 f
TEOREMA
   Graph tidak berarah memiliki lintasan
    Euler jika dan hanya jika terhubung dan
    memiliki dua buah simpul berderajat ganjil
    atau tidak ada simpul berderajat ganjil
    sama sekali
TEOREMA
   Graph tidak berarah G adalah graph Euler
    (memiliki sirkuit Euler) jika dan hanya jika
    setiap simpul berderajat genap.

   (Catatlah bahwa graph yang memiliki sirkuit Euler pasti
    mempunyai lintasan Euler, tetapi tidak sebaliknya)
TEOREMA
   Graph berarah G memiliki sirkuit Euler jika dan
    hanya jika G terhubung dan setiap simpul
    memiliki derajat-masuk dan derajat-keluar sama.
    G memiliki lintasan Euler jika dan hanya jika G
    terhubung dan setiap simpul memiliki derajat-
    masuk dan derajat-keluar sama kecuali dua
    simpul, yang pertama memiliki derajat-keluar
    satu lebih besar derajat-masuk, dan yang kedua
    memiliki derajat-masuk satu lebih besar dari
    derajat-keluar.
Lintasan dan Sirkuit Euler
       (a) Graph berarah Euler (a, g, c, b, g, e, d, f, a)
       (b) Graph berarah semi-Euler (d, a, b, d, c, b)
       (c) Graph berarah bukan Euler maupun semi-Euler
                a
                                  b   d         c   d           c
                              g
    f

                                  c
                                      a         b   a           b
            e             d

                    (a)                   (b)             (c)
Lintasan dan Sirkuit Euler
   Bulan sabit Muhammad
Lintasan dan Sirkuit Hamilton
   Lintasan Hamilton ialah lintasan yang melalui
    tiap simpul di dalam graph tepat satu kali.
   Sirkuit Hamilton ialah sirkuit yang melalui tiap
    simpul di dalam graph tepat satu kali, kecuali
    simpul asal (sekaligus simpul akhir) yang dilalui
    dua kali.
   Graph yang memiliki sirkuit Hamilton dinamakan
    graph Hamilton, sedangkan graph yang hanya
    memiliki lintasan Hamilton disebut graph semi-
    Hamilton.
Lintasan dan Sirkuit Hamilton
(a) graph yang memiliki lintasan Hamilton (misal: 3, 2, 1, 4)
(b) graph yang memiliki lintasan Hamilton (1, 2, 3, 4, 1)
(c) graph yang tidak memiliki lintasan maupun sirkuit
   Hamilton
      1          2      1         2        1        2




      4          3      4         3        4        3
           (a)              (b)            (c)
Lintasan dan Sirkuit Hamilton
(a) Dodecahedron Hamilton
(b) graph yang mengandung sirkuit Hamilton




               (a)                       (b)
TEOREMA
   Syarat cukup (jadi bukan syarat perlu)
    supaya graph sederhana G dengan n ( 3)
    buah simpul adalah graph Hamilton ialah
    bila derajat tiap simpul paling sedikit n/2
    (yaitu, d(v) n/2 untuk setiap simpul v di
    G).
TEOREMA
   Setiap graph lengkap adalah graph
    Hamilton

   Di dalam graph lengkap G dengan n buah
    simpul (n 3), terdapat (n - 1)!/2 buah
    sirkuit Hamilton.
TEOREMA
   Di dalam graph lengkap G dengan n buah
    simpul (n 3 dan n ganjil), terdapat
    (n - 1)/2 buah sirkuit Hamilton yang saling
    lepas (tidak ada sisi yang beririsan). Jika n
    genap dan n 4, maka di dalam G
    terdapat (n - 2)/2 buah sirkuit Hamilton
    yang saling lepas.
Contoh
(Persoalan pengaturan tempat duduk). Sembilan
anggota sebuah klub bertemu tiap hari untuk
makan siang pada sebuah meja bundar. Mereka
memutuskan duduk sedemikian sehingga setiap
anggota mempunyai tetangga duduk berbeda
pada setiap makan siang. Berapa hari pengaturan
tersebut dapat dilaksanakan?

Jumlah pengaturan tempat duduk yang berbeda
adalah (9 - 1)/2 = 4.
Lintasan dan Sirkuit Hamilton
                       9
                  8
                             1


              7

                                     2

              6

                                 3
                  5


   Graph yang merepresentasikan persoalan
    pengaturan tempat duduk.
Lintasan dan Sirkuit Hamilton/
Euler
   Beberapa graph dapat mengandung sirkuit Euler
    dan sirkuit Hamilton sekaligus, mengandung
    sirkuit Euler tetapi tidak mengandung sirkuit
    Hamilton, mengandung sirkuit Euler dan lintasan
    Hamilton, mengandung lintsan Euler maupun
    lintasan Hamilton, tidak mengandung lintasan
    Euler namun mengandung sirkuit Hamilton, dan
    sebagainya!).
Lintasan dan Sirkuit Hamilton/
Euler
   Graph (a)
                                  5           5
    mengandung sirkuit
    Hamilton maupun         1         2   1         2

    sirkuit Euler
   graph (b)
    mengandung sirkuit      4         3   4         3

    Hamilton dan lintasan        6
    Euler (periksa!).
                                (a)           (b)
Beberapa Aplikasi Graf
a. Lintasan Terpendek (Shortest Path)
 graf berbobot (weighted graph),
 lintasan terpendek: lintasan yang memiliki total bobot
  minimum.
Contoh aplikasi:
 Menentukan jarak terpendek/waktu tempuh
  tersingkat/ongkos termurah antara dua buah kota
 Menentukan waktu tersingkat pengiriman pesan
  (message) antara dua buah terminal pada jaringan
  komputer.
Lintasan Terpendek
Terdapat beberapa jenis persoalan lintasan terpendek,
  antara lain:
 Lintasan terpendek antara dua buah simpul tertentu.
 Lintasan terpendek antara semua pasangan simpul.
 Lintasan terpendek dari simpul tertentu ke semua simpul
  yang lain.
 Lintasan terpendek antara dua buah simpul yang melalui
  beberapa simpul tertentu.
    ==> Di dalam kuliah ini kita memilih jenis persoalan 3.
Lintasan Terpendek
 Uraian persoalan
 Diberikan graf berbobot G = (V, E) dan
  sebuah simpul a. Tentukan lintasan
  terpendek dari a ke setiap simpul lainnya
  di G. Asumsi yang kita buat adalah bahwa
  semua sisi berbobot positif.
Lintasan Terpendek
                                                                      Simpul   Simpul        Lintasan       Jara
   Graph                                                               asal   Tujuan       terpendek          k
                                          45                            1        3      1    3               10

         1                      50        2      10
                                                                  5     1        4      1    3      4        25
                      40
                                     15         35                      1        2      1    3      4   2    45
    20           10                        20
                                                         30


             3             15             4          3        6         1        5      1    5               45

                                                                        1        6      tidak ada            -
Algoritma Dijkstra
Merupakan Algoritma menentukan lintasan terpendek yang
   terkenal.
Properti algoritma Dijkstra:
1. Matriks ketetanggaan M[mij]
        mij = bobot sisi (i, j) (pada graf tak-berarah mij = mji )
        mii = 0
        mij = , jika tidak ada sisi dari simpul i ke simpul j
2. Larik S = [si] yang dalam hal ini,
   si = 1, jika simpul i termasuk ke dalam lintasan terpendek
   si = 0, jika simpul i tidak termasuk ke dalam lintasan
   terpendek
3. Larik/tabel D = [di] yang dalam hal ini,
   di = panjang lintasan dari simpul awal s ke simpul i
Beberapa Aplikasi Graf
b. Persoalan Perjalanan Pedagang (Travelling
  Salesperson Problem - TSP)
 Diberikan sejumlah kota dan jarak antar kota.
  Tentukan sirkuit terpendek yang harus dilalui
  oleh seorang pedagang bila pedagang itu
  berangkat dari sebuah kota asal dan
  menyinggahi setiap kota tepat satu kali dan
  kembali lagi ke kota asal keberangkatan.
==> menentukan sirkuit Hamilton yang memiliki
  bobot minimum.
Aplikasi TSP
 Pak Pos mengambil surat di kotak pos
  yang tersebar pada n buah lokasi di
  berbagai sudut kota.
 Lengan robot mengencangkan n buah mur
  pada beberapa buah peralatan mesin
  dalam sebuah jalur perakitan.
 Produksi n komoditi berbeda dalam
  sebuah siklus.
Travelling Salesperson Problem
   Jumlah sirkuit Hamilton di dalam graf lengkap dengan n simpul:
    (n - 1)!/2.            a      12    b

                                 5        9
                            10                    8


                             d       15       c



   Graf di atas memiliki (4 – 1)!/2 = 3 sirkuit Hamilton, yaitu:
I1 = (a, b, c, d, a) atau (a, d, c, b, a) ==> panjang = 10 + 12 + 8 + 15 = 45
I2 = (a, c, d, b, a) atau (a, b, d, c, a) ==> panjang = 12 + 5 + 9 + 15 = 41
I3 = (a, c, b, d, a) atau (a, d, b, c, a) ==> panjang = 10 + 5 + 9 + 8 = 32
Travelling Salesperson Problem
   Jadi, sirkuit Hamilton terpendek adalah I3 = (a, c, b, d, a)
    atau (a, d, b, c, a) dengan panjang sirkuit = 10 + 5 + 9 +
    8 = 32.
              a   12   b           a       12       b        a           b

                                       5        9                5   9
         10                8                            10               8


          d       15   c       d           15       c   d                c
   Jika jumlah simpul n = 20 akan terdapat (19!)/2 sirkuit
    Hamilton atau sekitar 6 1016 penyelesaian.
Beberapa Aplikasi Graf
c. Persoalan Tukang Pos Cina (Chinese Postman
   Problem)
 Dikemukakan oleh Mei Gan (berasal dari Cina) pada
   tahun 1962.
 Masalahnya adalah sebagai berikut: seorang tukang pos
   akan mengantar surat ke alamat-alamat sepanjang jalan
   di suatu daerah. Bagaimana ia merencanakan rute
   perjalanannya supaya ia melewati setiap jalan tepat
   sekali dan kembali lagi ke tempat awal keberangkatan.
===> menentukan sirkuit Euler di dalam graf.
Chinese Postman Problem
   Lintasan yang dilalui tukang pos: A, B, C, D, E,
    F, C, E, B, F, A.

                         B       8       C
                 2           8                   1
                                     4
             A       3                       4       D
                 6                               2
                     F           5       E
PEWARNAAN GRAPH
   Sebuah pewarnaan dari graph G adalah
    sebuah pemetaan warna-warna ke simpul-
    simpul dari G sedemikian hingga simpul
    relasinya mempunyai warna warna yang
    berbeda.
BILANGAN KROMATIK
   Bilangan kromatik dari G adalah jumlah warna
    minimum yang diperlukan untuk mewarnai
    graph G, dilambangkan dgn (G) {        adalah
    huruf Yunani chi }
   Berapa bilangan kromatik dari graph lengkap
    K6, K10 dan Kn ?
                    (Kn) = n
ALGORITMA WELCH-POWELL
Algoritma Welch-Powell adalah sebuah cara efisien untuk mewarnai
   sebuah graph G
Algoritma Welch-Powell :
 Urutkan simpul-simpul G dalam derajat yang menurun. Urutan ini
   mungkin tidak unik karena bbrp simpul mempunyai derajat sama
 Gunakan satu warna untuk mewarnai simpul pertama dan untuk
   mewarnai, dalam urutan yang berurut setiap simpul dari daftar yang
   tidak berelasi dengan simpul sebelumnya.
 Mulai lagi dengan dengan daftar paling tinggi dan ulangi proses
   pewarnaan simpul yang tidak berwarna sebelumnya dengan
   menggunakan warna kedua.
 Terus ulangi dengan penambahan warna sampai semua simpul
   telah diwarnai
Contoh
Graph H
                      Simpul   V1 V4 V5 V6 V2          V3   V7
     V1         V2
                     Derajat   5     4   4   4     3   3    3
                      Warna    a     b   c   d     b   c    a
          V4


V3                   V5


                                   Jadi χ(H) = 4

     V6        V7
Contoh
   Graph G                       Simpul V1 V6 V2 V3 V4 V5
                   V1             Derajat   4     4   3   3     3   3
                                  Warna     a     a   b   b     c   c
         V3
    V2                  V4   V5




              V6
                                                Jadi χ(G) = 3
Contoh
   Graph H                       Simpul V1 V2 V3 V4 V5 V6
                   V1             Derajat   3   3   3      3   3   3
                                  Warna     a   b   b      a   a   b
         V2             V3




                                            Jadi χ(H)= 2
                             V5
    V4        V6
Contoh
   Graph G          Simpul    V1 V5 V2 V6 V3 V4
      V1
                     Derajat    4    4   3     3   2   2
                V3
V2
                     Warna      a    b   b     c   c   a

V4              V5

                               Jadi χ(G) = 3
           V6
Contoh
   Graph H               Simpul    H A D F B C E G
     A        H           Derajat   5   4 4 4   3 3 3 2

    B
                  G       Warna     a   b b c   a c c a



                      F         Jadi χ(H) = 3
     C

          D
                  E
Contoh
   Adakah graph dengan 1 warna????

Teori graph rinaldi munir

  • 1.
  • 2.
    Graph Graph  Graphdigunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut.  Gambar berikut ini sebuah graph yang menyatakan peta jaringan jalan raya yang menghubungkan sejumlah kota di Provinsi Jawa Tengah.
  • 3.
    Graph Rembang Kudus Brebes Demak Tegal Pemalang Kendal Semarang Pekalongan Slawi Blora Temanggung Purwodadi Salatiga Wonosobo Purbalingga Purwokerto Sragen Banjarnegara Boyolali Solo Kroya Sukoharjo Cilacap Kebumen Magelang Klaten Purworejo Wonogiri
  • 4.
    Graph  Sejarah Graph: masalah jembatan KÖnigsberg (tahun 1736)  C A D B
  • 5.
    Graph yang merepresentasikanjembatan KÖnigsberg: Simpul (vertex)  menyatakan daratan Sisi (edge)  menyatakan jembatan Bisakah melalui setiap jembatan tepat sekali dan kembali lagi ke tempat semula?
  • 6.
    Definisi Graph Graph G= (V, E), yang dalam hal ini: V = himpunan tidak-kosong dari simpul-simpul (vertices) = { v1 , v2 , ... , vn } E = himpunan sisi (edges) yang menghubungkan sepasang simpul = {e1 , e2 , ... , en }
  • 7.
    Graph 1 1 1 e1 e4 e1 e4 e3 e3 e2 e2 2 3 2 3 2 e8 e6 e6 3 e5 e5 e7 e7 4 4 4 G1 G2 G3
  • 8.
    Graph Graph G1 G1 adalah graph dengan V = { 1, 2, 3, 4 } E = { (1, 2), (1, 3), (2, 3), (2, 4), (3, 4) }
  • 9.
    Graph  Graph G2 G2 adalah graph dengan V = { 1, 2, 3, 4 } 1 E = { (1, 2), (2, 3), (1, 3), e1 e4 e3 (1, 3), (2, 4), (3, 4), e2 2 3 (3, 4) } e6 e5 e7 = { e1, e2, e3, e4, e5, 4 e6, e7}
  • 10.
    Graph  Graph G3 G3 adalah graph dengan 1 V = { 1, 2, 3, 4 } e e 1 4 E = { (1, 2), (2, 3), (1, 3), e 3 e 2 (1, 3), (2, 4), (3, 4), 2 e 8 (3, 4), (3, 3) } e 3 e 6 5 e = { e1, e2, e3, e4, e5, e6, 7 4 e7, e8}
  • 11.
    Graph  Graph G2 Pada G2, sisi e3 = (1, 3) dan sisi e4 = (1, 3) 1 dinamakan sisi-ganda e1 e4 (multiple edges atau e3 paralel edges) karena e2 2 3 kedua sisi ini menghubungi e5 e6 dua buah simpul yang e7 sama, yaitu simpul 1 dan 4 simpul 3.
  • 12.
    Graph  Graph G3 Pada G3, sisi e8 = (3, 3) 1 dinamakan gelang atau e e 4 kalang (loop) karena ia 1 e 3 berawal dan berakhir e 2 2 e pada simpul yang 8 e 6 3 sama. e 5 e 7 4
  • 13.
    Jenis-Jenis Graph Berdasarkan adatidaknya gelang atau sisi ganda pada suatu graph, maka graph digolongkan menjadi dua jenis: 1. Graph sederhana (simple graph). 2. Graph tak-sederhana (unsimple-graph).
  • 14.
    Graph sederhana (simplegraph) Graph yang tidak mengandung gelang maupun sisi-ganda dinamakan graph sederhana. G1 adalah contoh graph sederhana
  • 15.
    Graph tak-sederhana (unsimple- graph) Graphyang mengandung sisi ganda atau gelang dinamakan graph tak-sederhana (unsimple graph). G2 dan G3 adalah contoh graph tak-sederhana 1 1 e1 e4 e1 e4 e3 e3 e2 e2 2 3 2 e8 e6 e6 3 e5 e5 e7 e7 4 4
  • 16.
    Jenis-Jenis Graph Berdasarkan jumlahsimpul pada suatu graph, maka secara umum graph dapat digolongkan menjadi dua jenis: 1. Graph berhingga (limited graph) 2. Graph tak-berhingga (unlimited graph)
  • 17.
    Graph berhingga (limitedgraph) Graph berhingga adalah graph yang jumlah simpulnya, n, berhingga.
  • 18.
    Graph tak-berhingga (unlimited graph) Graphyang jumlah simpulnya, n, tidak berhingga banyaknya disebut graph tak- berhingga.
  • 19.
    Berdasarkan orientasi arah pada sisi, maka secara umum graph dibedakan atas 2 jenis:  1. Graph tak-berarah (undirected graph)  Graph yang sisinya tidak mempunyai orientasi arah disebut graph tak-berarah. Tiga buah graph pada Gambar 2 adalah graph tak-berarah.  2. Graph berarah (directed graph atau digraph)  Graph yang setiap sisinya diberikan orientasi arah disebut sebagai graph berarah. Dua buah graph pada Gambar 3 adalah graph berarah.
  • 20.
    Jenis-Jenis Graph Berdasarkan orientasiarah pada sisi, maka secara umum graph dibedakan atas 2 jenis: 1. Graph tak-berarah (undirected graph) 2. Graph berarah (directed graph atau digraph)
  • 21.
    Graph tak-berarah (undirected graph) Graphyang sisinya tidak mempunyai orientasi arah disebut graph tak-berarah. Graph G1, G2, dan G3 adalah graph tak-berarah. 1 1 1 e1 e4 e1 e4 e3 e3 e2 e2 2 3 2 3 2 e8 e6 e6 3 e5 e5 e7 e7 4 4 4
  • 22.
    Graph berarah (directedgraph atau digraph) Graph yang setiap sisinya diberikan orientasi arah disebut sebagai graph berarah. 1 1 2 3 2 3 4 4 (a) G4 (b) G5 (a) graph berarah, (b) graph-ganda berarah
  • 23.
    Jenis-jenis graph [ROS99] Jenis Sisi Sisi ganda Sisi gelang dibolehkan dibolehkan ? ? Graph sederhana Tak-berarah Tidak Tidak Graph ganda Tak-berarah Ya Tidak Graph semu Tak-berarah Ya Ya Graph berarah Bearah Tidak Ya Graph-ganda berarah Bearah Ya Ya
  • 24.
    Contoh Terapan Graph  Rangkaian listrik. B B A C A C F F E D E D
  • 25.
    Contoh Terapan Graph  Isomer senyawa kimia karbon H H C H H metana (CH4) etana (C2H6) propana (C3H8)
  • 26.
    Contoh Terapan Graph Transaksikonkuren pada basis data terpusat Transaksi T0 menunggu transaksi T1 dan T2 Transaksi T2 menunggu transaksi T1 Transaksi T1 menunggu transaksi T3 Transaksi T3 menunggu transaksi T2 T1 T3 T0 T2
  • 27.
    Contoh Terapan Graph .Pengujian program keterangan read(x); while x <> 9999 do 4 begin if x < 0 then 1 2 6 7 writeln(‘Masukan tidak boleh 3 negatif’) 5 else Keterangan: x:=x+10; 1 : read(x) 2 : x <> 9999 read(x); 3:x<0 end; 4 : writeln(‘Masukan tidak boleh negatif’); writeln(x); 5 : x := x + 10 6 : read(x) 7 : writeln(x)
  • 28.
    Contoh Terapan Graph Terapangraph pada teori otomata [LIU85]. 10 P P P 10 5 5 Mesin jaja (vending machine) 5 5 10 Keterangan: a b c d a : 0 sen dimasukkan 10 b : 5 sen dimasukkan c : 10 sen dimasukkan P d : 15 sen atau lebih dimasukkan
  • 29.
    Ketetanggaan (Adjacent) Dua buahsimpul dikatakan  Graph bertetangga bila keduanya 1 terhubung langsung. Tinjau graph : 2 3 simpul 1 bertetangga dengan simpul 2 dan 3, simpul 1 tidak bertetangga 4 dengan simpul 4.
  • 30.
    Bersisian (Incidency) Untuk sembarangsisi e = (vj, vk) dikatakan 1 e bersisian dengan simpul vj , atau e bersisian dengan simpul vk Tinjau graph : 2 3 sisi (2, 3) bersisian dengan simpul 2 dan simpul 3, sisi (2, 4) bersisian dengan simpul 2 4 dan simpul 4, tetapi sisi (1, 2) tidak bersisian dengan simpul 4.
  • 31.
    Simpul Terpencil (Isolated Vertex) Simpulterpencil ialah simpul yang tidak mempunyai sisi yang bersisian dengannya. Tinjau graph : simpul 5 adalah simpul terpencil 1 5 3 2 4
  • 32.
    Graph Kosong (nullgraph atau empty graph) Graph yang himpunan sisinya merupakan himpunan kosong (Nn). 1 4 2 5 3
  • 33.
    Derajat (Degree) Derajat suatusimpul adalah jumlah sisi yang bersisian dengan simpul tersebut. Notasi: d(v) 1 Tinjau graph G1: d(1) = d(4) = 2 2 3 d(2) = d(3) = 3 4
  • 34.
    Derajat (Degree) Tinjau graphG3:  Graph G3 d(5) = 0  simpul terpencil 1 d(4) = 1  simpul anting- 5 anting (pendant vertex) 3 2 4 Tinjau graph G2:  Graph G2 d(1) = 3  bersisian dengan 1 e sisi ganda 2 e e 3 1 d(2) = 4  bersisian dengan 3 e sisi gelang (loop) 2 e 4 5
  • 35.
    Derajat (Degree) Pada graphberarah, din(v) = derajat-masuk (in-degree) = jumlah busur yang masuk ke simpul v dout(v) = derajat-keluar (out-degree) = jumlah busur yang keluar dari simpul v d(v) = din(v) + dout(v)
  • 36.
    Derajat (Degree) Tinjau graph: 1 din(1) = 2; dout(1) = 1 din (2) = 2; dout(2) = 3 2 3 din (3) = 2; dout(3) = 1 din (4) = 1; dout(4) = 2 4
  • 37.
    Lemma Jabat Tangan Jumlahderajat semua simpul pada suatu graph adalah genap, yaitu dua kali jumlah sisi pada graph tersebut. Dengan kata lain, jika G = (V, E), maka d (v ) 2E v V
  • 38.
    Lemma Jabat Tangan Tinjaugraph G1:  Graph G1 d(1) + d(2) + d(3) + d(4) = 2 + 3 + 3 + 2 = 10 = 2 jumlah sisi = 2 5 Tinjau graph G2: d(1) +d(2) + d(3)  Graph G2 1 = 3 + 3 + 4 = 10 e 2 e e 3 = 2 jumlah sisi = 2 5 1 3 e e 5 2 4
  • 39.
    Lemma Jabat Tangan Tinjaugraph G3:  Graph G3 d(1) + d(2) + d(3) + d(4) 1 + d(5) =2+2+3+1+0 5 =8 3 2 4 = 2 jumlah sisi =2 4
  • 40.
    Lemma Jabat Tangan Contoh. Diketahuigraph dengan lima buah simpul. Dapatkah kita menggambar graph tersebut jika derajat masing-masing simpul adalah: (a) 2, 3, 1, 1, 2 (b) 2, 3, 3, 4, 4 Penyelesaian: (a) tidak dapat, karena jumlah derajat semua simpulnya ganjil (2 + 3 + 1 + 1 + 2 = 9). (b) dapat, karena jumlah derajat semua simpulnya genap (2 + 3 + 3 + 4 + 4 = 16).
  • 41.
    Lintasan (Path) Lintasan yangpanjangnya n dari simpul awal v0 ke simpul tujuan vn di dalam graph G ialah barisan berselang-seling simpul-simpul dan sisi-sisi yang berbentuk v0, e1, v1, e2, v2,... , vn –1, en, vn sedemikian sehingga e1 = (v0, v1), e2 = (v1, v2), ... , en = (vn-1, vn) adalah sisi-sisi dari graph G.
  • 42.
    Lintasan (Path)  Tinjau graph G1:  Panjang lintasan lintasan 1, 2, 4, 3 adalah jumlah sisi adalah lintasan dalam lintasan dengan barisan sisi tersebut. Lintasan 1, (1,2), (2,4), (4,3). 2, 4, 3 pada G1 memiliki panjang 3.
  • 43.
    Siklus (Cycle) atauSirkuit (Circuit)  Lintasan yang berawal  Tinjau graph G1: dan berakhir pada simpul 1, 2, 3, 1 adalah sebuah yang sama disebut sirkuit. sirkuit atau siklus.  Panjang sirkuit adalah jumlah sisi dalam sirkuit tersebut. Sirkuit 1, 2, 3, 1 pada G1 memiliki panjang 3.
  • 44.
    Terhubung (Connected) Dua buahsimpul v1 dan simpul v2 disebut terhubung jika terdapat lintasan dari v1 ke v2. G disebut graph terhubung (connected graph) jika untuk setiap pasang simpul vi dan vj dalam himpunan V terdapat lintasan dari vi ke vj Jika tidak, maka G disebut graph tak-terhubung (disconnected graph).
  • 45.
    Terhubung (Connected)  Contoh graph tak-terhubung: 2 5 1 4 6 3 8 7
  • 46.
    Terhubung (Connected) Graph berarah  Graph berarah G dikatakan terhubung jika graph tidak berarahnya terhubung (graph tidak berarah dari G diperoleh dengan menghilangkan arahnya).
  • 47.
    Terhubung (Connected) Graph berarah  Dua simpul, u dan v, pada graph berarah G disebut terhubung kuat (strongly connected) jika terdapat lintasan berarah dari u ke v dan juga lintasan berarah dari v ke u.  Jika u dan v tidak terhubung kuat tetapi terhubung pada graph tidak berarahnya, maka u dan v dikatakan terhubung lemah (weakly connected).
  • 48.
    Terhubung (Connected) Graph berarah Graphberarah G disebut  Graph berarah graph terhubung kuat terhubung lemah 1 (strongly connected graph) 2 apabila untuk setiap pasang simpul sembarang 3 4 u dan v di G, terhubung  Graph berarah kuat. Kalau tidak, G disebut terhubung kuat 1 graph terhubung lemah. 2 3
  • 49.
    Upagraph (Subgraph) dan KomplemenUpagraph  Misalkan G = (V, E) adalah sebuah graph. G1 = (V1, E1) adalah upagraph (subgraph) dari G jika V1 V dan E1 E.  Komplemen dari upagraph G1 terhadap graph G adalah graph G2 = (V2, E2) sedemikian sehingga E2 = E - E1 dan V2 adalah himpunan simpul yang anggota- anggota E2 bersisian dengannya.
  • 50.
    Upagraph (Subgraph) dan KomplemenUpagraph 2 2 1 1 1 3 3 3 6 6 4 5 2 5 5 (a) Graph G1 (b) Sebuah upagraph (c) komplemen dari upagraph
  • 51.
    Komponen graph (connected component) adalahjumlah maksimum upagraph terhubung dalam graph G. Graph G di bawah ini mempunyai 4 buah komponen. 9 12 1 6 7 5 11 13 2 3 4 8 10
  • 52.
    Komponen graph (connected component)  Pada graph berarah, komponen terhubung kuat (strongly connected component) adalah jumlah maksimum upagraph yang terhubung kuat.  Graph di bawah ini mempunyai 2 buah komponen terhubung kuat: 1 4 5 2 3
  • 53.
    Upagraph Rentang (Spanning Subgraph)  Upagraph G1 = (V1, E1) dari G = (V, E) dikatakan upagraph rentang jika V1 =V (yaitu G1 mengandung semua simpul dari G). 1 1 1 2 3 2 3 2 3 4 5 4 5 (a) graph G, (b) upagraph rentang (c)bukan upagraph rentang dari G dari G,
  • 54.
    Cut-Set Cut-set dari graphterhubung G adalah himpunan sisi yang bila dibuang dari G menyebabkan G tidak terhubung. Jadi, cut-set selalu menghasilkan dua buah komponen.
  • 55.
    Cut-Set  Pada graph di bawah, {(1,5), (1,4), (2,4), (2,3)} adalah cut-set. Terdapat banyak cut-set pada sebuah graph terhubung.  Himpunan {(1,5), (4,5)} juga adalah cut-set, {(1,2), (1,4), (1,5)} adalah cut-set, {(5,6)} juga cut-set,  tetapi {(1,5), (4,5), (3,4)} bukan cut-set sebab himpunan bagiannya, {(1,5), (4,5)} adalah cut-set. 1 5 1 5 4 6 4 6 2 3 2 3
  • 56.
    Graph Berbobot (Weighted Graph) Graphberbobot adalah graph yang setiap sisinya diberi sebuah harga (bobot). a 10 12 8 e b 15 9 11 d 14 c
  • 57.
    Beberapa Graph Sederhana Khusus a. Graph Lengkap (Complete Graph) b. Graph Lingkaran c. Graph Teratur (Regular Graphs) d. Graph Bipartite (Bipartite Graph)
  • 58.
    Graph lengkap ialah graphsederhana yang setiap simpulnya mempunyai sisi ke semua simpul lainnya. Graph lengkap dengan n buah simpul dilambangkan dengan Kn. Jumlah sisi pada graph lengkap yang terdiri dari n buah simpul adalah n(n – 1)/2. K1 K2 K3 K4 K5 K6
  • 59.
    Graph lingkaran adalah graphsederhana yang setiap simpulnya berderajat dua. Graph lingkaran dengan n simpul dilambangkan dengan Cn.
  • 60.
    Graph Teratur (RegularGraphs) Graph yang setiap simpulnya mempunyai derajat yang sama disebut graph teratur. Apabila derajat setiap simpul adalah r, maka graph tersebut disebut sebagai graph teratur derajat r. Jumlah sisi pada graph teratur adalah nr/2.
  • 61.
    Graph Bipartite (BipartiteGraph) Graph G yang himpunan simpulnya dapat dipisah menjadi dua himpunan bagian V1 dan V2, sedemikian sehingga setiap sisi pada G menghubungkan sebuah simpul di V1 ke sebuah simpul di V2 disebut graph bipartit dan dinyatakan sebagai G(V1, V2). V1 V2
  • 62.
    Graph Bipartite (BipartiteGraph) Graph G di bawah ini adalah graph bipartit, karena simpul-simpunya dapat dibagi menjadi V1 = {a, b, d} dan V2 = {c, e, f, g} a b g c f e d
  • 63.
    Graph Bipartite (BipartiteGraph) H2 H3 W G E
  • 64.
    Representasi Graph 1. MatriksKetetanggaan (adjacency matrix) 2. Matriks Bersisian (incidency matrix) 3. Senarai Ketetanggaan (adjacency list)
  • 65.
    Matriks Ketetanggaan (adjacency matrix) A= [aij], 1, jika simpul i dan j bertetangga aij = { 0, jika simpul i dan j tidak bertetangga
  • 66.
    Matriks Ketetanggaan (adjacency matrix)  Graph  Matriks Ketetanggaan 1 2 3 4 1 0 1 1 0 2 1 0 1 1 3 1 1 0 1 4 0 1 1 0
  • 67.
    Matriks Ketetanggaan (adjacency matrix)  Graph  Matriks Ketetanggaan 1 1 2 3 4 5 1 0 1 1 0 0 5 2 1 0 1 0 0 3 1 1 0 1 0 3 2 4 4 0 0 1 0 0 5 0 0 0 0 0
  • 68.
    Matriks Ketetanggaan (adjacency matrix)  Graph  Matriks Ketetanggaan 1 1 2 3 4 1 0 1 0 0 2 3 2 1 0 1 1 3 1 0 0 0 4 0 1 1 0 4
  • 69.
    Matriks Ketetanggaan (adjacency matrix)  Graph  Matriks Ketetanggaan 1 2 3 4 1 e1 e4 e3 1 0 1 2 0 e2 2 e6 3 e8 2 1 0 1 1 e5 e7 3 2 1 1 2 4 4 0 1 2 0
  • 70.
    Derajat tiap simpuli: (a) Untuk graph tak-berarah, n d(vi) = a ij j 1 (b) Untuk graph berarah, n din (vj) = jumlah nilai pada kolom j = a ij i 1 n dout (vi) = jumlah nilai pada baris i = a ij j 1
  • 71.
    Derajat tiap simpul  Graph  Matriks Ketetanggaan 1 2 3 4 1 0 1 1 0 2 1 0 1 1 3 1 1 0 1 Derajat simpul 2 = 1+0+1+1 = 3 4 0 1 1 0 Derajat simpul 4 = 0+1+1+0 = 2
  • 72.
    Derajat tiap simpul  Graph 1  Matriks Ketetanggaan 1 2 3 4 2 3 1 0 1 0 0 2 1 0 1 1 4 Derajat masuk simpul 2 = 3 1 0 0 0 1+0+0+1 = 2 4 0 1 1 0 Derajat keluar simpul 2 = 1+0+1+1 = 3
  • 73.
    Matriks Ketetanggaan Graph Berbobot Graph  Matriks Ketetanggaan Tanda bila tdk ada sisi a b c d e dari simpul I ke j a 12 10 a b 12 9 11 8 10 12 e 8 b c 9 14 15 9 d 11 14 15 11 e 10 8 15 d 14 c
  • 74.
    Matriks Bersisian (incidency matrix) A= [aij], 1, jika simpul i bersisian dengan sisi j aij = { 0, jika simpul i tidak bersisian dengan sisi j
  • 75.
    Matriks Bersisian (incidency matrix)  Graph  Matriks Bersisian e1 e2 e3 e4 e5 e1 1 1 1 0 1 0 1 2 e2 2 1 1 1 0 0 e4 e3 3 3 0 0 1 1 1 e5 4 0 0 0 0 1 4
  • 76.
    Senarai Ketetanggaan (adjacency list)  Graph  Senarai Ketetanggaan Simpul Simpul Tetangga 1 2, 3 2 1, 3, 4 3 1, 2, 4 4 2, 3
  • 77.
    Matriks Ketetanggaan (adjacency matrix)  Graph  Senarai Ketetanggaan 1 Simpul Simpul Tetangga 1 2, 3 5 2 1, 3 3 1, 2, 4 3 4 3 2 4 5 -
  • 78.
    Senarai Ketetanggaan (adjacency list)  Graph  Senarai Ketetanggaan 1 Simpul Simpul Terminal 2 3 1 2 2 1, 3, 4 4 3 1 4 2, 3
  • 79.
    Graph Isomorfik (Isomorphic Graph)  Dua buah graph yang sama tetapi secara geometri berbeda disebut graph yang saling isomorfik.  Dua buah graph, G1 dan G2 dikatakan isomorfik jika terdapat korespondensi satu-satu antara simpul-simpul keduanya dan antara sisi-sisi keduaya sedemikian sehingga hubungan kebersisian tetap terjaga.
  • 80.
    Graph Isomorfik (Isomorphic Graph)  Dengan kata lain, misalkan sisi e bersisian dengan simpul u dan v di G1, maka sisi e’ yang berkoresponden di G2 harus bersisian dengan simpul u’ dan v’ yang di G2.  Dua buah graph yang isomorfik adalah graph yang sama, kecuali penamaan simpul dan sisinya saja yang berbeda. Ini benar karena sebuah graph dapat digambarkan dalam banyak cara.
  • 81.
    Graph Isomorfik (Isomorphic Graph) 3 d c v w 4 1 2 a b x y (a) G1 (b) G2 (c) G3 G1 isomorfik dengan G2, tetapi G1 tidak isomorfik dengan G3
  • 82.
    Graph Isomorfik (Isomorphic Graph) z a v w e c b d x y (a) G1 (b) G2 Graph (a) dan graph (b) isomorfik a b c d e x y w v z a 0 1 1 1 0 x 0 1 1 1 0 b 1 0 1 0 0 y 1 0 1 0 0 c 1 1 0 1 0 w 1 1 0 1 0 d 1 0 1 0 1 v 1 0 1 0 1 e 0 0 0 1 0 z 0 0 0 1 0
  • 83.
    Dua buah graphisomorfik
  • 84.
    Tiga buah graphisomorfik
  • 85.
    Graph Isomorfik (Isomorphic Graph) Daridefinisi graph isomorfik dapat dikemukakan bahwa dua buah graph isomorfik memenuhi ketiga syarat berikut [DEO74]: 1. Mempunyai jumlah simpul yang sama. 2. Mempunyai jumlah sisi yang sama 3. Mempunyai jumlah simpul yang sama berderajat tertentu
  • 86.
    Graph Isomorfik (Isomorphic Graph) Ketigasyarat ini ternyata belum cukup menjamin. Pemeriksaan secara visual perlu dilakukan. w u x y v
  • 87.
    Graph Planar (PlanarGraph) dan Graph Bidang (Plane Graph) Graph yang dapat digambarkan pada bidang datar dengan sisi-sisi tidak saling memotong disebut sebagai graph planar, jika tidak, ia disebut graph tak-planar.
  • 88.
    Graph Planar (PlanarGraph)  Graph Planar  Graph tidak planar Graph K4 Graph K5
  • 89.
    Graph Planar (PlanarGraph)  Graph persoalan utilitas (K3,3) bukan graph planar H1 H2 H3 H1 H2 H3 W G E W G E
  • 90.
    Graph Planar (PlanarGraph)  Sisi-sisi pada graph  Graph planar yang planar membagi terdiri atas 6 wilayah bidang menjadi beberapa wilayah (region) atau muka (face). Jumlah R2 R3 R4 R6 wilayah pada graph R5 planar dapat dihitung R1 dengan mudah.
  • 91.
    Graph Planar (PlanarGraph) Rumus Euler R2 R3 R4 n–e+f=2 R5 R6 R1 yang dalam hal ini, f = jumlah wilayah n = 11 e = jumlah sisi e=7 n = jumlah simpul f = 11-7+2 = 6
  • 92.
    Teorema Kuratoswki  Berguna untuk menentukan dengan tegas keplanaran suatu graph. (a) (b) (c) (a) Graph Kuratowski pertama (b) dan (c) Graph Kuratowski kedua (keduanya isomorfik)
  • 93.
    Sifat graph Kuratowskiadalah:  Kedua graph Kuratowski adalah graph teratur.  Kedua graph Kuratowski adalah graph tidak- planar  Penghapusan sisi atau simpul dari graph Kuratowski menyebabkannya menjadi graph planar.  Graph Kuratowski pertama adalah graph tidak- planar dengan jumlah simpul minimum, dan graph Kuratowski kedua adalah graph tidak- planar dengan jumlah sisi minimum.
  • 94.
    TEOREMA Kuratowski  Graph G bersifat planar jika dan hanya jika ia tidak mengandung upagraph yang sama dengan salah satu graph Kuratowski atau homeomorfik (homeomorphic) dengan salah satu dari keduanya. v y x G1 G2 G3 Tiga buah graph yang homemorfik satu sama lain
  • 95.
    TEOREMA Kuratowski  Graph di bawah ini bukan graph planar karena mengandung upagraph (G1) yang sama dengan K3,3. a b a b c c f e d f e d G1 G
  • 96.
    TEOREMA Kuratowski  G tidak planar karena mengandung upagraph (G1) yang homeomorfik dengan K5 (dengan membuang simpul- simpul yang berderajat 2 dari G1, diperoleh K5). a a a i b i b h c h c h c d d g f e g f e g e G G1 K5
  • 97.
    Lintasan dan SirkuitEuler  Lintasan Euler ialah lintasan yang melalui masing-masing sisi di dalam graph tepat satu kali.  Sirkuit Euler ialah sirkuit yang melewati masing-masing sisi tepat satu kali.  Graph yang mempunyai sirkuit Euler disebut graph Euler (Eulerian graph). Graph yang mempunyai lintasan Euler dinamakan juga graph semi-Euler (semi-Eulerian graph).
  • 98.
    Lintasan dan SirkuitEuler  Lintasan Euler pada graph (a) : 3, 1, 2, 3, 4, 1  Lintasan Euler pada graph (b) : 1, 2, 4, 6, 2, 3, 6, 5, 1, 3  Sirkuit Euler pada graph (c) : 1, 2, 3, 4, 7, 3, 5, 7, 6, 5, 2, 6,1 2 2 2 3 1 1 (a) (b) (c) 5 3 4 1 4 3 4 5 6 6 7
  • 99.
    Lintasan dan SirkuitEuler  Sirkuit Euler pada graph (d) : a, c, f, e, c, b, d, e, a, d, f, b, a  Graph (e) dan (f) tidak mempunyai lintasan maupun sirkuit Euler a d b 1 2 a b (d) (e) (f) 3 e c 4 5 c d e f
  • 100.
    Lintasan dan SirkuitEuler  (a) dan (b) graph semi-Euler (c) dan (d) graph Euler  (e) dan (f) bukan graph semi-Euler atau graph Euler 2 1 1 2 2 3 (a) (b) (c) 3 5 4 1 4 3 4 5 6 6 7 a (d) d b (e) 1 2 (f) a b 3 e c 4 5 c d e f
  • 101.
    TEOREMA  Graph tidak berarah memiliki lintasan Euler jika dan hanya jika terhubung dan memiliki dua buah simpul berderajat ganjil atau tidak ada simpul berderajat ganjil sama sekali
  • 102.
    TEOREMA  Graph tidak berarah G adalah graph Euler (memiliki sirkuit Euler) jika dan hanya jika setiap simpul berderajat genap.  (Catatlah bahwa graph yang memiliki sirkuit Euler pasti mempunyai lintasan Euler, tetapi tidak sebaliknya)
  • 103.
    TEOREMA  Graph berarah G memiliki sirkuit Euler jika dan hanya jika G terhubung dan setiap simpul memiliki derajat-masuk dan derajat-keluar sama. G memiliki lintasan Euler jika dan hanya jika G terhubung dan setiap simpul memiliki derajat- masuk dan derajat-keluar sama kecuali dua simpul, yang pertama memiliki derajat-keluar satu lebih besar derajat-masuk, dan yang kedua memiliki derajat-masuk satu lebih besar dari derajat-keluar.
  • 104.
    Lintasan dan SirkuitEuler  (a) Graph berarah Euler (a, g, c, b, g, e, d, f, a)  (b) Graph berarah semi-Euler (d, a, b, d, c, b)  (c) Graph berarah bukan Euler maupun semi-Euler a b d c d c g f c a b a b e d (a) (b) (c)
  • 105.
    Lintasan dan SirkuitEuler  Bulan sabit Muhammad
  • 106.
    Lintasan dan SirkuitHamilton  Lintasan Hamilton ialah lintasan yang melalui tiap simpul di dalam graph tepat satu kali.  Sirkuit Hamilton ialah sirkuit yang melalui tiap simpul di dalam graph tepat satu kali, kecuali simpul asal (sekaligus simpul akhir) yang dilalui dua kali.  Graph yang memiliki sirkuit Hamilton dinamakan graph Hamilton, sedangkan graph yang hanya memiliki lintasan Hamilton disebut graph semi- Hamilton.
  • 107.
    Lintasan dan SirkuitHamilton (a) graph yang memiliki lintasan Hamilton (misal: 3, 2, 1, 4) (b) graph yang memiliki lintasan Hamilton (1, 2, 3, 4, 1) (c) graph yang tidak memiliki lintasan maupun sirkuit Hamilton 1 2 1 2 1 2 4 3 4 3 4 3 (a) (b) (c)
  • 108.
    Lintasan dan SirkuitHamilton (a) Dodecahedron Hamilton (b) graph yang mengandung sirkuit Hamilton (a) (b)
  • 109.
    TEOREMA  Syarat cukup (jadi bukan syarat perlu) supaya graph sederhana G dengan n ( 3) buah simpul adalah graph Hamilton ialah bila derajat tiap simpul paling sedikit n/2 (yaitu, d(v) n/2 untuk setiap simpul v di G).
  • 110.
    TEOREMA  Setiap graph lengkap adalah graph Hamilton   Di dalam graph lengkap G dengan n buah simpul (n 3), terdapat (n - 1)!/2 buah sirkuit Hamilton.
  • 111.
    TEOREMA  Di dalam graph lengkap G dengan n buah simpul (n 3 dan n ganjil), terdapat (n - 1)/2 buah sirkuit Hamilton yang saling lepas (tidak ada sisi yang beririsan). Jika n genap dan n 4, maka di dalam G terdapat (n - 2)/2 buah sirkuit Hamilton yang saling lepas.
  • 112.
    Contoh (Persoalan pengaturan tempatduduk). Sembilan anggota sebuah klub bertemu tiap hari untuk makan siang pada sebuah meja bundar. Mereka memutuskan duduk sedemikian sehingga setiap anggota mempunyai tetangga duduk berbeda pada setiap makan siang. Berapa hari pengaturan tersebut dapat dilaksanakan? Jumlah pengaturan tempat duduk yang berbeda adalah (9 - 1)/2 = 4.
  • 113.
    Lintasan dan SirkuitHamilton 9 8 1 7 2 6 3 5  Graph yang merepresentasikan persoalan pengaturan tempat duduk.
  • 114.
    Lintasan dan SirkuitHamilton/ Euler  Beberapa graph dapat mengandung sirkuit Euler dan sirkuit Hamilton sekaligus, mengandung sirkuit Euler tetapi tidak mengandung sirkuit Hamilton, mengandung sirkuit Euler dan lintasan Hamilton, mengandung lintsan Euler maupun lintasan Hamilton, tidak mengandung lintasan Euler namun mengandung sirkuit Hamilton, dan sebagainya!).
  • 115.
    Lintasan dan SirkuitHamilton/ Euler  Graph (a) 5 5 mengandung sirkuit Hamilton maupun 1 2 1 2 sirkuit Euler  graph (b) mengandung sirkuit 4 3 4 3 Hamilton dan lintasan 6 Euler (periksa!). (a) (b)
  • 116.
    Beberapa Aplikasi Graf a.Lintasan Terpendek (Shortest Path)  graf berbobot (weighted graph),  lintasan terpendek: lintasan yang memiliki total bobot minimum. Contoh aplikasi:  Menentukan jarak terpendek/waktu tempuh tersingkat/ongkos termurah antara dua buah kota  Menentukan waktu tersingkat pengiriman pesan (message) antara dua buah terminal pada jaringan komputer.
  • 117.
    Lintasan Terpendek Terdapat beberapajenis persoalan lintasan terpendek, antara lain:  Lintasan terpendek antara dua buah simpul tertentu.  Lintasan terpendek antara semua pasangan simpul.  Lintasan terpendek dari simpul tertentu ke semua simpul yang lain.  Lintasan terpendek antara dua buah simpul yang melalui beberapa simpul tertentu. ==> Di dalam kuliah ini kita memilih jenis persoalan 3.
  • 118.
    Lintasan Terpendek  Uraianpersoalan  Diberikan graf berbobot G = (V, E) dan sebuah simpul a. Tentukan lintasan terpendek dari a ke setiap simpul lainnya di G. Asumsi yang kita buat adalah bahwa semua sisi berbobot positif.
  • 119.
    Lintasan Terpendek Simpul Simpul Lintasan Jara  Graph asal Tujuan terpendek k 45 1 3 1 3 10 1 50 2 10 5 1 4 1 3 4 25 40 15 35 1 2 1 3 4 2 45 20 10 20 30 3 15 4 3 6 1 5 1 5 45 1 6 tidak ada -
  • 120.
    Algoritma Dijkstra Merupakan Algoritmamenentukan lintasan terpendek yang terkenal. Properti algoritma Dijkstra: 1. Matriks ketetanggaan M[mij] mij = bobot sisi (i, j) (pada graf tak-berarah mij = mji ) mii = 0 mij = , jika tidak ada sisi dari simpul i ke simpul j 2. Larik S = [si] yang dalam hal ini, si = 1, jika simpul i termasuk ke dalam lintasan terpendek si = 0, jika simpul i tidak termasuk ke dalam lintasan terpendek 3. Larik/tabel D = [di] yang dalam hal ini, di = panjang lintasan dari simpul awal s ke simpul i
  • 121.
    Beberapa Aplikasi Graf b.Persoalan Perjalanan Pedagang (Travelling Salesperson Problem - TSP)  Diberikan sejumlah kota dan jarak antar kota. Tentukan sirkuit terpendek yang harus dilalui oleh seorang pedagang bila pedagang itu berangkat dari sebuah kota asal dan menyinggahi setiap kota tepat satu kali dan kembali lagi ke kota asal keberangkatan. ==> menentukan sirkuit Hamilton yang memiliki bobot minimum.
  • 122.
    Aplikasi TSP  PakPos mengambil surat di kotak pos yang tersebar pada n buah lokasi di berbagai sudut kota.  Lengan robot mengencangkan n buah mur pada beberapa buah peralatan mesin dalam sebuah jalur perakitan.  Produksi n komoditi berbeda dalam sebuah siklus.
  • 123.
    Travelling Salesperson Problem  Jumlah sirkuit Hamilton di dalam graf lengkap dengan n simpul: (n - 1)!/2. a 12 b 5 9 10 8 d 15 c  Graf di atas memiliki (4 – 1)!/2 = 3 sirkuit Hamilton, yaitu: I1 = (a, b, c, d, a) atau (a, d, c, b, a) ==> panjang = 10 + 12 + 8 + 15 = 45 I2 = (a, c, d, b, a) atau (a, b, d, c, a) ==> panjang = 12 + 5 + 9 + 15 = 41 I3 = (a, c, b, d, a) atau (a, d, b, c, a) ==> panjang = 10 + 5 + 9 + 8 = 32
  • 124.
    Travelling Salesperson Problem  Jadi, sirkuit Hamilton terpendek adalah I3 = (a, c, b, d, a) atau (a, d, b, c, a) dengan panjang sirkuit = 10 + 5 + 9 + 8 = 32. a 12 b a 12 b a b 5 9 5 9 10 8 10 8 d 15 c d 15 c d c  Jika jumlah simpul n = 20 akan terdapat (19!)/2 sirkuit Hamilton atau sekitar 6 1016 penyelesaian.
  • 125.
    Beberapa Aplikasi Graf c.Persoalan Tukang Pos Cina (Chinese Postman Problem)  Dikemukakan oleh Mei Gan (berasal dari Cina) pada tahun 1962.  Masalahnya adalah sebagai berikut: seorang tukang pos akan mengantar surat ke alamat-alamat sepanjang jalan di suatu daerah. Bagaimana ia merencanakan rute perjalanannya supaya ia melewati setiap jalan tepat sekali dan kembali lagi ke tempat awal keberangkatan. ===> menentukan sirkuit Euler di dalam graf.
  • 126.
    Chinese Postman Problem  Lintasan yang dilalui tukang pos: A, B, C, D, E, F, C, E, B, F, A. B 8 C 2 8 1 4 A 3 4 D 6 2 F 5 E
  • 127.
    PEWARNAAN GRAPH  Sebuah pewarnaan dari graph G adalah sebuah pemetaan warna-warna ke simpul- simpul dari G sedemikian hingga simpul relasinya mempunyai warna warna yang berbeda.
  • 128.
    BILANGAN KROMATIK  Bilangan kromatik dari G adalah jumlah warna minimum yang diperlukan untuk mewarnai graph G, dilambangkan dgn (G) { adalah huruf Yunani chi }  Berapa bilangan kromatik dari graph lengkap K6, K10 dan Kn ? (Kn) = n
  • 129.
    ALGORITMA WELCH-POWELL Algoritma Welch-Powelladalah sebuah cara efisien untuk mewarnai sebuah graph G Algoritma Welch-Powell :  Urutkan simpul-simpul G dalam derajat yang menurun. Urutan ini mungkin tidak unik karena bbrp simpul mempunyai derajat sama  Gunakan satu warna untuk mewarnai simpul pertama dan untuk mewarnai, dalam urutan yang berurut setiap simpul dari daftar yang tidak berelasi dengan simpul sebelumnya.  Mulai lagi dengan dengan daftar paling tinggi dan ulangi proses pewarnaan simpul yang tidak berwarna sebelumnya dengan menggunakan warna kedua.  Terus ulangi dengan penambahan warna sampai semua simpul telah diwarnai
  • 130.
    Contoh Graph H Simpul V1 V4 V5 V6 V2 V3 V7 V1 V2 Derajat 5 4 4 4 3 3 3 Warna a b c d b c a V4 V3 V5 Jadi χ(H) = 4 V6 V7
  • 131.
    Contoh  Graph G Simpul V1 V6 V2 V3 V4 V5 V1 Derajat 4 4 3 3 3 3 Warna a a b b c c V3 V2 V4 V5 V6 Jadi χ(G) = 3
  • 132.
    Contoh  Graph H Simpul V1 V2 V3 V4 V5 V6 V1 Derajat 3 3 3 3 3 3 Warna a b b a a b V2 V3 Jadi χ(H)= 2 V5 V4 V6
  • 133.
    Contoh  Graph G Simpul V1 V5 V2 V6 V3 V4 V1 Derajat 4 4 3 3 2 2 V3 V2 Warna a b b c c a V4 V5 Jadi χ(G) = 3 V6
  • 134.
    Contoh  Graph H Simpul H A D F B C E G A H Derajat 5 4 4 4 3 3 3 2 B G Warna a b b c a c c a F Jadi χ(H) = 3 C D E
  • 135.
    Contoh  Adakah graph dengan 1 warna????