Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Ia menjelaskan perbedaan antara moral, etika dan hukum dalam penggunaan komputer serta undang-undang komputer yang berlaku di berbagai negara. Dokumen ini juga menjelaskan pentingnya budaya etika perusahaan dan bagaimana perusahaan dapat menerapkannya dengan menetapkan kredo, program, dan kode etik perusahaan.
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Ia menjelaskan perbedaan antara moral, etika dan hukum serta undang-undang komputer yang berlaku di berbagai negara. Dokumen ini juga menyoroti pentingnya budaya etika perusahaan dan bagaimana perusahaan dapat menerapkannya dengan menetapkan kredo, program, dan kode etik.
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi, termasuk moral, etika, hukum, dan budaya etika yang berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi. Dokumen ini juga membahas undang-undang komputer di Amerika Serikat dan Eropa serta hak-hak masyarakat terkait informasi dan privasi data.
TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: IMPLIKASI ETIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PE...asyaaisyah
Teks tersebut membahas implikasi etika dalam penggunaan teknologi informasi di perusahaan. Secara garis besar membahas tentang moral, etika, dan hukum yang berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi, serta bagaimana perusahaan dapat menerapkan budaya etika dalam penggunaannya.
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiaudi15Ar
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Moral, etika, dan hukum mengarahkan perilaku kita dalam penggunaan teknologi. Banyak negara telah menetapkan undang-undang terkait komputer untuk mengatasi masalah seperti hak akses data, privasi, kejahatan komputer, dan paten perangkat lunak. Perusahaan juga memiliki tanggung jawab untuk menerapkan budaya etika melalui kredo, program,
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Ia menjelaskan perbedaan antara moral, etika dan hukum dalam penggunaan komputer serta undang-undang komputer yang berlaku di berbagai negara. Dokumen ini juga menjelaskan pentingnya budaya etika perusahaan dan bagaimana perusahaan dapat menerapkannya dengan menetapkan kredo, program, dan kode etik perusahaan.
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Ia menjelaskan perbedaan antara moral, etika dan hukum serta undang-undang komputer yang berlaku di berbagai negara. Dokumen ini juga menyoroti pentingnya budaya etika perusahaan dan bagaimana perusahaan dapat menerapkannya dengan menetapkan kredo, program, dan kode etik.
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi, termasuk moral, etika, hukum, dan budaya etika yang berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi. Dokumen ini juga membahas undang-undang komputer di Amerika Serikat dan Eropa serta hak-hak masyarakat terkait informasi dan privasi data.
TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: IMPLIKASI ETIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PE...asyaaisyah
Teks tersebut membahas implikasi etika dalam penggunaan teknologi informasi di perusahaan. Secara garis besar membahas tentang moral, etika, dan hukum yang berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi, serta bagaimana perusahaan dapat menerapkan budaya etika dalam penggunaannya.
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiaudi15Ar
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Moral, etika, dan hukum mengarahkan perilaku kita dalam penggunaan teknologi. Banyak negara telah menetapkan undang-undang terkait komputer untuk mengatasi masalah seperti hak akses data, privasi, kejahatan komputer, dan paten perangkat lunak. Perusahaan juga memiliki tanggung jawab untuk menerapkan budaya etika melalui kredo, program,
Dokumen tersebut membahas tentang implementasi etika teknologi informasi. Secara garis besar dibahas mengenai pentingnya pengetahuan etika dalam penggunaan teknologi informasi, beberapa aspek moral, hukum, dan etika yang berkaitan dengan teknologi informasi, serta implikasi etis dari penggunaan teknologi informasi.
SIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiwingpie
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Moral, etika, dan hukum mengarahkan perilaku kita dalam penggunaan teknologi. Banyak negara telah menetapkan undang-undang terkait komputer untuk mengatasi masalah seperti hak akses data, privasi, kejahatan komputer, dan paten perangkat lunak. Perusahaan juga memiliki tanggung jawab untuk menerapkan budaya etika melalui kredo, program,
Sim 11 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, implikasi etis ti, un...Ellya Yasmien
Dokumen tersebut membahas tentang kode etik, moral, hukum, dan etika dalam teknologi informasi dan pengelolaan manajemen berbasis komputer di perusahaan. Dibahas pula implikasi etis teknologi informasi dan pentingnya budaya etika dalam penerapannya.
Artikel implikasi etis dari teknologi informasi - pertemuan 11Ismania1912
Teks tersebut merupakan bagian dari makalah yang membahas implikasi etika dalam teknologi informasi. Teks tersebut membahas tentang moral, etika, dan hukum dalam penggunaan teknologi informasi, serta pentingnya budaya etika dalam organisasi untuk memastikan penggunaan teknologi secara bertanggung jawab.
Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, implementasi imp...AliRasyid2
Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, implementasi implemetasi/implikasi perilaku etis dari pemanfaatan teknologi informasi, 2018.
Teks tersebut merupakan makalah yang membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Makalah ini membahas perbedaan moral, etika, dan hukum; hubungan antara etika dengan jasa informasi; hak sosial terkait komputer; serta penerapan kode etik dalam teknologi informasi.
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi, termasuk undang-undang yang berkaitan dengan privasi data, kejahatan komputer, dan paten perangkat lunak di berbagai negara. Dokumen tersebut juga menjelaskan pentingnya budaya etika perusahaan yang didukung oleh kredo, program, dan kode etik untuk mengarahkan penggunaan teknologi informasi secara bertanggung jawab.
Dokumen tersebut membahas tentang moral, etika, dan hukum yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi. Dibahas pula implikasi etis dari teknologi tersebut, termasuk privasi data, hak akses informasi, dan undang-undang komputer yang diterapkan di berbagai negara. Etika berkomputer penting untuk mengarahkan penggunaan teknologi secara bertanggung jawab.
Dokumen tersebut membahas tentang etika dalam penggunaan teknologi informasi. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan tentang moral, etika, dan hukum; undang-undang komputer di Amerika Serikat dan beberapa negara lain; serta alasan pentingnya etika dalam penggunaan teknologi informasi.
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Mencakup pengertian moral, etika, dan hukum terkait penggunaan komputer serta undang-undang di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Cina. Juga membahas pentingnya budaya etika perusahaan dan bagaimana menerapkannya melalui kredo, program, dan kode etik.
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Ia menjelaskan perbedaan antara moral, etika dan hukum serta undang-undang komputer yang berlaku di berbagai negara. Dokumen ini juga menyoroti pentingnya budaya etika perusahaan dan bagaimana perusahaan dapat menerapkannya dengan menetapkan kredo, program, dan kode etik.
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Mencakup pengertian moral, etika, dan hukum terkait penggunaan komputer serta undang-undang di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Cina. Juga membahas pentingnya budaya etika perusahaan dan bagaimana menerapkannya melalui kredo, program, dan kode etik.
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Ia menjelaskan perbedaan antara moral, etika dan hukum serta undang-undang komputer yang berlaku di berbagai negara. Dokumen ini juga menyoroti pentingnya budaya etika perusahaan dan bagaimana perusahaan dapat menerapkannya dengan menetapkan kredo, program, dan kode etik.
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Ia menjelaskan perbedaan antara moral, etika dan hukum dalam penggunaan komputer serta undang-undang komputer yang berlaku di berbagai negara. Dokumen ini juga menjelaskan pentingnya budaya etika perusahaan dan bagaimana perusahaan dapat menerapkannya dengan kredo, program, dan kode etik perusahaan.
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Ia menjelaskan perbedaan antara moral, etika dan hukum dalam penggunaan komputer serta undang-undang komputer yang berlaku di berbagai negara. Dokumen ini juga menjelaskan pentingnya budaya etika perusahaan dan bagaimana perusahaan dapat menerapkannya dengan menetapkan kredo, program, dan kode etik perusahaan.
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Mencakup pengertian moral, etika, dan hukum terkait penggunaan komputer serta undang-undang di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Cina. Juga membahas pentingnya budaya etika perusahaan dan bagaimana menerapkannya melalui kredo, program, dan kode etik.
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Mencakup pengertian moral, etika, dan hukum terkait penggunaan komputer serta undang-undang di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Cina. Juga membahas pentingnya budaya etika perusahaan dan bagaimana menerapkannya melalui kredo, program, dan kode etik.
Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, implikasi etis dari teknologi inform...Munika .
Artikel ini membahas tentang implikasi etis dari teknologi informasi. Ia menjelaskan tentang moral, etika, dan hukum dalam penggunaan teknologi informasi, serta pentingnya budaya etika dalam organisasi. Artikel ini juga menjelaskan alasan di balik pentingnya etika komputer."
Dokumen tersebut membahas tentang implementasi etika teknologi informasi. Secara garis besar dibahas mengenai pentingnya pengetahuan etika dalam penggunaan teknologi informasi, beberapa aspek moral, hukum, dan etika yang berkaitan dengan teknologi informasi, serta implikasi etis dari penggunaan teknologi informasi.
SIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiwingpie
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Moral, etika, dan hukum mengarahkan perilaku kita dalam penggunaan teknologi. Banyak negara telah menetapkan undang-undang terkait komputer untuk mengatasi masalah seperti hak akses data, privasi, kejahatan komputer, dan paten perangkat lunak. Perusahaan juga memiliki tanggung jawab untuk menerapkan budaya etika melalui kredo, program,
Sim 11 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, implikasi etis ti, un...Ellya Yasmien
Dokumen tersebut membahas tentang kode etik, moral, hukum, dan etika dalam teknologi informasi dan pengelolaan manajemen berbasis komputer di perusahaan. Dibahas pula implikasi etis teknologi informasi dan pentingnya budaya etika dalam penerapannya.
Artikel implikasi etis dari teknologi informasi - pertemuan 11Ismania1912
Teks tersebut merupakan bagian dari makalah yang membahas implikasi etika dalam teknologi informasi. Teks tersebut membahas tentang moral, etika, dan hukum dalam penggunaan teknologi informasi, serta pentingnya budaya etika dalam organisasi untuk memastikan penggunaan teknologi secara bertanggung jawab.
Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, implementasi imp...AliRasyid2
Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, implementasi implemetasi/implikasi perilaku etis dari pemanfaatan teknologi informasi, 2018.
Teks tersebut merupakan makalah yang membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Makalah ini membahas perbedaan moral, etika, dan hukum; hubungan antara etika dengan jasa informasi; hak sosial terkait komputer; serta penerapan kode etik dalam teknologi informasi.
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi, termasuk undang-undang yang berkaitan dengan privasi data, kejahatan komputer, dan paten perangkat lunak di berbagai negara. Dokumen tersebut juga menjelaskan pentingnya budaya etika perusahaan yang didukung oleh kredo, program, dan kode etik untuk mengarahkan penggunaan teknologi informasi secara bertanggung jawab.
Dokumen tersebut membahas tentang moral, etika, dan hukum yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi. Dibahas pula implikasi etis dari teknologi tersebut, termasuk privasi data, hak akses informasi, dan undang-undang komputer yang diterapkan di berbagai negara. Etika berkomputer penting untuk mengarahkan penggunaan teknologi secara bertanggung jawab.
Dokumen tersebut membahas tentang etika dalam penggunaan teknologi informasi. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan tentang moral, etika, dan hukum; undang-undang komputer di Amerika Serikat dan beberapa negara lain; serta alasan pentingnya etika dalam penggunaan teknologi informasi.
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Mencakup pengertian moral, etika, dan hukum terkait penggunaan komputer serta undang-undang di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Cina. Juga membahas pentingnya budaya etika perusahaan dan bagaimana menerapkannya melalui kredo, program, dan kode etik.
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Ia menjelaskan perbedaan antara moral, etika dan hukum serta undang-undang komputer yang berlaku di berbagai negara. Dokumen ini juga menyoroti pentingnya budaya etika perusahaan dan bagaimana perusahaan dapat menerapkannya dengan menetapkan kredo, program, dan kode etik.
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Mencakup pengertian moral, etika, dan hukum terkait penggunaan komputer serta undang-undang di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Cina. Juga membahas pentingnya budaya etika perusahaan dan bagaimana menerapkannya melalui kredo, program, dan kode etik.
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Ia menjelaskan perbedaan antara moral, etika dan hukum serta undang-undang komputer yang berlaku di berbagai negara. Dokumen ini juga menyoroti pentingnya budaya etika perusahaan dan bagaimana perusahaan dapat menerapkannya dengan menetapkan kredo, program, dan kode etik.
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Ia menjelaskan perbedaan antara moral, etika dan hukum dalam penggunaan komputer serta undang-undang komputer yang berlaku di berbagai negara. Dokumen ini juga menjelaskan pentingnya budaya etika perusahaan dan bagaimana perusahaan dapat menerapkannya dengan kredo, program, dan kode etik perusahaan.
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Ia menjelaskan perbedaan antara moral, etika dan hukum dalam penggunaan komputer serta undang-undang komputer yang berlaku di berbagai negara. Dokumen ini juga menjelaskan pentingnya budaya etika perusahaan dan bagaimana perusahaan dapat menerapkannya dengan menetapkan kredo, program, dan kode etik perusahaan.
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Mencakup pengertian moral, etika, dan hukum terkait penggunaan komputer serta undang-undang di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Cina. Juga membahas pentingnya budaya etika perusahaan dan bagaimana menerapkannya melalui kredo, program, dan kode etik.
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Mencakup pengertian moral, etika, dan hukum terkait penggunaan komputer serta undang-undang di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Cina. Juga membahas pentingnya budaya etika perusahaan dan bagaimana menerapkannya melalui kredo, program, dan kode etik.
Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, implikasi etis dari teknologi inform...Munika .
Artikel ini membahas tentang implikasi etis dari teknologi informasi. Ia menjelaskan tentang moral, etika, dan hukum dalam penggunaan teknologi informasi, serta pentingnya budaya etika dalam organisasi. Artikel ini juga menjelaskan alasan di balik pentingnya etika komputer."
Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi, termasuk undang-undang yang berkaitan dengan privasi data, kejahatan komputer, dan paten perangkat lunak. Dokumen tersebut juga membahas pentingnya budaya etika perusahaan yang didukung oleh kredo, program, dan kode etik.
Tugas sim dewi-yananto putra mihadi-implikasi etis dari teknologi informasi-2018DewiSartika91
Dokumen tersebut membahas tentang implikasi etis dari teknologi informasi di perusahaan, di mana perilaku etis diarahkan oleh moral, etika, dan hukum. Dokumen tersebut juga membahas tentang pentingnya budaya etika di perusahaan, di mana manajemen tingkat atas harus mempromosikan nilai-nilai etika melalui kredo, program, dan kode etika perusahaan. Selain itu, dokumen tersebut juga menjelaskan peran penting dari
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi khususnya komputer, etika komputer dirasa sangat penting bagi masyarakat. Etika dalam penggunaan komputer sedang mendapat perhatian yang lebih besar daripada sebelumnya. Etika berkomputer amat penting karena masyarakat memiliki persepsi dan ketakutan tertentu dengan penggunaan komputer. Fitur-fitur penggunaan komputer yang mengkhawatirkan masyarakat adalah kemampuan untuk memprogram komputer untuk melakukan apa saja, fakta bahwa komputer dapat mengubah kehidupan sehari-hari dan fakta bahwa apa yang dilakukan komputer bisa jadi tidak terlihat oleh orang yang menjadi korban. Masyarakat secara umum memberikan perhatian terutama karena kesadaran bahwa komputer dapat mengganggu hak privasi individual, properti dan akses. Sedangkan dalam dunia bisnis salah satu alasan utama perhatian tersebut adalah masalah pembajakan perangkat alat lunak yang dapat mengurangi pendapatan penjual perangkat lunak cukup signifikan. Namun subyek etika komputer lebih dalam daripada masalah privasi dan pembajakan.
Bab 4 membahas tentang pengguna dan pengembangan sistem informasi, termasuk perubahan peran pengguna menjadi sumber daya informasi berharga, manfaat dan risiko komputasi pengguna akhir, serta pengembangan organisasi virtual dan konsep kantor maya."
Dokumen ini memberikan contoh-contoh query yang dapat dilakukan pada basis data dengan menggunakan Microsoft Access. Beberapa contoh query yang ditunjukkan meliputi query dengan batasan tertentu, query yang meminta input nilai batasan dari pengguna, query untuk mencari nilai parsial, query untuk melakukan perhitungan, serta query yang melibatkan lebih dari satu tabel. Dokumen ini juga menjelaskan cara membuat hubungan antar tabel dan menghasilkan query yang
Dokumen tersebut memberikan instruksi lengkap untuk membuat lembar kerja Excel interaktif yang dapat menghitung harga komputer berdasarkan pilihan model, monitor, dan diskon yang dipilih pengguna melalui dropdown menu, radio button, dan checkbox. Lembar kerja tersebut terdiri dari 2 lembar data dimana salah satunya menyimpan pilihan-pilihan dan harga, sedangkan yang lainnya menampilkan hasil perhitungan.
Dokumen tersebut memberikan contoh lembar data mobil dan pilihan untuk membuat makro di Excel. Dokumen tersebut juga menjelaskan tujuan belajar mengenai penggunaan formula, lembar data, penyimpanan data, fungsi, dan pembuatan makro di Excel. Langkah-langkah untuk membuat makro dijelaskan melalui instruksi mengubah nama lembar data, format, dan mengaktifkan tab developer.
Formulir ini memberikan instruksi langkah-demi-langkah untuk membuat formulir pembelian buku menggunakan HTML, mulai dari menambahkan tag dasar hingga unsur-unsur formulir seperti teks, menu drop-down, tombol radio dan checkbox. Dokumen ini juga menjelaskan cara menyimpan formulir sebagai file HTML dan memeriksanya di browser web.
Bab 4 membahas tentang organisasi layanan informasi dan perkembangan strukturnya dari tersentralisasi menjadi lebih terdesentralisasi serta model-model organisasi informasi yang inovatif seperti model sekutu, model platform, dan model terskala. Komputasi pengguna akhir dan pengguna sebagai sumber daya informasi penting juga dibahas beserta manfaat dan risikonya.
Dokumen tersebut merupakan contoh pembuatan halaman web sederhana menggunakan editor teks Notepad, mulai dari penjelasan tag-tag dasar HTML, contoh kode untuk membuat tabel, gambar, dan link, hingga cara menyimpan dan melihat hasilnya sebagai halaman web.
Dokumen ini membahas tentang proyek membuat query basis data menggunakan Microsoft Access. Proyek ini menggunakan basis data teksbook yang berisi data mahasiswa dan nilai mata kuliah. Dokumen ini menjelaskan cara membuat query dengan memberikan batasan nilai tertentu seperti kurang dari 60, lebih dari 60, antara 60 hingga 75, dan lainnya. Diberikan juga contoh gambar hasil query dan laporan yang dihasilkan.
Sistem informasi organisasi menggunakan basis data yang dihasilkan oleh sistem pemrosesan transaksi beserta data dari sumber lain untuk menghasilkan informasi yang digunakan manajer dalam pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah. Beberapa sistem informasi yang dijelaskan antara lain sistem informasi pemasaran, sumber daya manusia, manufaktur, keuangan, dan eksekutif. Sistem data warehousing digunakan untuk menyimpan data dalam j
BAB 5 membahas sumber daya komputasi dan komunikasi. Komponen utama komputer meliputi prosesor, memori, ruang penyimpanan, dan alat input-output. Komputer dapat beroperasi secara independen namun lebih kuat bila terhubung dalam jaringan. Ada berbagai jenis jaringan seperti LAN, MAN, WAN, dan internet. Komunikasi antar komputer membutuhkan standar protokol agar perangkat keras dan perangkat lunak berbagi data dengan baik.
Bab 2 membahas model sistem umum perusahaan yang terdiri atas aliran sumber daya fisik dan virtual, mekanisme pengendalian, serta lingkaran umpan balik. Bab ini juga menjelaskan delapan unsur lingkungan perusahaan dan pentingnya manajemen rantai pasokan untuk mencapai keunggulan kompetitif."
1. BAB 10 TEORI
IMPLIKASI ETIS DARI
TEKNOLOGI INFORMASI
Eka Yuliarti Brataningsih
021111155
3D Manajemen
Dosen :
Dr Wonny R. MM, SE
Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan
2. Tujuan Belajar
Memahami perbedaan antara moral, etika, dan
hukum.
Mengenal Undang-Undang mengenai komputer
yang telah dikeluarkan di Amerika Serikat dan
memahami bagaimana Undang-Undang disatu
negara dapat memengaruhi penggunaan komputer
di negara lain.
Memahami bagaimana perusahaan menciptakan
budaya etika dengan cara menetapkan dahulu kredo
perusahaan, kemudian menetapkan programprogram etika, dan terakhir menetapkan kode etik
perusahaan.
3. Memahami mengapa masyarakat menuntut agar
komputer digunakan secara etis.
Memahami empat hak dasar yang dimiliki
masyarakat yang berkenaan dengan komputer.
Memahami bagaimana auditor internal perusahaan
dapat memainkan peranan yang positif dalam
menciptakan sistem informasi yang didesain untuk
memenuhi kriteria kerja yang etis.
Menyadari
tentang
kode
etik
industri
komputer, dan berbagi jenis program edukasi yang
dapat membantu perusahaan dan karyawan
menggunakan komputer secara etis.
4. Mengenal apa yang dapat dilakukan oleh
direktur informasi (Chief Information OfficerCIO) sebagai pusat kekuatan ketika perusahaan
menjalankan praktik-praktik yang etis.
Mengenal jenis Undang-Undang yang paling
penting yang diterapakan di dunia bisnis akhirakhir ini-Undang-Undang Sarbanes-Oxley.
5. MORAL, ETIKA DAN HUKUM
Dalam kehidupan sehari-hari, kita diarahkan
oleh banyak pengaruh. Sebagai warga negara
yang memiliki tanggung jawab sosial, kita
ingin melakukan hal yang secara moral
benar, berlaku etis, dan mematuhi hukum.
Moral
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai
prilaku yang benar dan yang salah, atau
institusi sosial dengan sejarah dan seperangkat
aturan.
6. Etika
Kata etika berasal dari bahasa Yunani
ethos, yang berarti “karakter”. Etika (ethics)
adalah sekumpulan kepercayaan, standar, atau
teladan yang mengarahkan, yang merasuk ke
dalam seseorang atau masyarakat.
Hukum
Hukum (law) adalah peraturan prilaku formal
yang
ditetapkan
oleh
otoritas
yang
berwenang, seperti pemerintah, terhadap subjek
atau warga negaranya.
7. Undang-Undang komputer di Amerika
Serikat
Setelah Undang-Undang komputer Amerika
Serikat mulai diterapkan, Undang-Undang
ini berfokus pada berbagai hak dan batasan
yang berkaitan dengan akses data, khususnya
data kredit dan data yang dipegang oleh
pemerintah. Privasi, kejahatan komputer, dan
peranti lunak merupakan fokus utama.
8. PRIVASI
Tidak
lama
setelah
Undang-Undang
kebebasan informasi (Freedom of Information
Act)
diterapkan,
pemerintah
federal
merencanakan
Undang-Undang
Privasi
Komunikasi
Elektronik
(Electronic
Communication Privasi Act) tahun 1986.
namun,
Undang-Undang
ini
hanya
mencakup komunikasi suara. UndangUndang ini ditulis ulang tahun 1986 agar
mencakup
data
digital,
komunikasi
video, dan surat elektronik.
9. KEJAHATAN KOMPUTER
Pada tahun 1984, Kongres Amerika Serikat
memperkuat
Undang-Undang
mengenai
penggunaan komputer dengan mengeluarkan
peraturan-peraturan
yang
secara
khusus
diterapkan pada kejahatan komputer :
• Undang-Undang keamanan komputer Usaha
Kecil dan pendidikan (The Small Business Computer
Security and Education Act)
• Undang-Undang Akses Palsu dan Kejahatan
serta Penipuan Melalui Komputer (Counterfeit
Access Device and Computer Frand and Abusr Act)
10. PATEN PERANTI LUNAK
Pada bulan Juli 1988, Pengadilan Banding Federal
Amerika Serikat (U.S.Court of Appeals for the
Federal Circuit) memutuskan bahwa proses bisnis
harus dipatenkan. Kasus ini kemudian dikenal
dengan state street decision. Yang bermasalah pada
saat itu adalah sebuah paket peranti lunak untuk
mengolah reksa dana. Hingga saat itu, pengadilan
selalu menetapkan bahwa peranti lunak tidak dapat
dipatenkan karena 2 alasan :
(1)Algoritma matematika tidak dapat dipatenkan.
(2)Metode bisnis tidak dapat dipatenkan.
11. Undang-Undang Paten Peranti Lunak
di Uni Eropa
Pada awal 2002, sebagai jawaban atas state
street decision, yang telah mendorong banjirnya
pendaftaran paten peranti lunak di Amerika
Serikat dan akhirnya mempengaruhi perusahaan
di Eropa, parlemen Uni Eropa (UE) mengusulkan
agar standar paten peranti lunak yang lebih ketat
dibandingkan standar di AS ditetapkan. Proposal
ini mencetuskan berbagai diskusi dan tidak
kesetujuan dan peraturan untuk patentabilitas
penemuan yang diterapkan pada komputer
akhirnya ditolak oleh parlemen EU pada bulan
Juli 2005.
12. Undang-Undang Privasi Pribadi di
Republik Rakyat Cina
Baik pemerintahan dan WN Cina semakin
sadar akan kebutuhan untuk menentukan
privasi pribadi. Salah satu masalah adalah
istilah privasi seringkali memiliki konotasi yang
negatif, karena di asosiasikan dengan
seseorang yang menyembunyikan sesuatu.
Para aktivis pribadi di Cina menuntut
diadakannya peraturan yang akan melindungi
data
pribadi
seperti
tingkat
pendapatan,
pekerjaan,
status
pernikahan, sifat fisik dan bahkan alamat dan
nomor telepon.
13. Pada saat ini, pemerintah RRC sedang
berfokus untuk
menetapkan
peraturan
penggunaan
komputer
dan
internet.
Peraturan-peraturan ini menyatakan bahwa
penggunaan perangkat ini tidak boleh
mengganggu
“keamanan
negara”, “kepentingan sosial”, “kepentingan
WN yang berazaskan hukum” dan “privasi”.
Namun hingga saat ini definisi dari istilah ini
belum tersedia. Dalam menyusun argumen ini
para aktivis mengidentifikasi UE dan AS
sebagai model untuk Undang-Undang yang
dibutuhkan.
14. Meletakan Moral, Etika dan Hukum
pada tempatnya
Penggunaan komputer di dunia bisnis diarahkan
oleh nilai moral dan etis manajer, spesialis
informasi, dan pengguna, serta hukum yang
berlaku. Hukum adalah yang termudah untuk
diiterpretasikan karena bersifat tertulis. Tetapi
etika tidak terdefinisi demikian tepat, dan mungkin
bahkan tidak disetujui oleh semua anggota
masyarakat. Wilayah etika komputer yang
kompleks inilah yang saat ini sangat banyak
diperhatikan. Sisa bab ini akan berfokus pada
penggunaan teknologi informasi secara etis.
15. Kebutuhan akan Budaya Etika
Opini yang dipegang secara luas di dunia bisnis
adalah bahwa bisnis merefleksikan kepribadian dari
pemimpinnnya. Sebagai contoh, pengaruh James
Cash Penny pada JCPennyColonel John Patterson
di national Cash Register (NCR), atau Thomas J
Watson,Sr. di IBM menentukan kepribadiaan dari
perusahaan-perusahaan
tersebut.
Di
masa
kini, CEO perusahaan seperti FedEx, Southwest
Airlines, dan Microsoft memiliki pengaruh amat
penting pada organisasinya sehingga masyarakat
cenderung memandang perusahaan tersebut
sebagai CEO-nya.
16. Keterkaiatan
antara
CEO
dengan
perusahaannya merupakan dasar untuk
budaya etika. Jika perusahaan dituntut untuk
berlaku etis, maka manajemen tingkat tinggi
harus bersikap etis dalam segala sesuatu
yang
dilakukan
dan
dikatakannya.
Manajemen tingkat atas harus memimpin
melalui contoh. Perilaku ini disebut dengan
budaya etika (ethics culture).
17. Bagaimana Budaya Etika Diterapkan
Tugas dari manajemen tingkat atas adalah
untuk meyakinkan bahwa konsep etikannya
merasuk ke seluruh organisasi, dan turun ke
jajaran bawah sehingga menyentuh setiap
karyawan. Para eksekutif dapat mencapai
implementasi ini melalui tiga tingkat, dalam
bentuk kredo perusahaan, program etika, dan
kode perusahaan yang telah disesuaikan.
19. Komitmen Terhadap
Pelanggan, komitmen yang
pertama adalah
menyediakan para
pelanggan kami barang dan
jasa berkualitas yang
inovatif dan secara teknologi
merespon kebutuhan mereka
saat ini, pada harga yang
disesuaikan.
Komitmen terhadap
karyawan, komitmen yang
kedua adalah menciptakan
lingkungan untuk karyawan
kami yang mendorong
pertumbuhan profesional,
mendorong masing-masing
individu meraih potensi yang
tertinggi, serta mendorong
tanggung jawab dan
kreativitas individu.
Komitmen karyawan
terhadap Security Pacific,
komitmen yang ketiga
adalah sebagai karyawan
kami berusaha memahami
dan mematuhi kebijakan dan
tujuan perusahaan, berlaku
profesional, dan memberikan
upaya terbaik kami untuk
meningkatkan Security
Pacific.
Komitmen dari karyawan ke
karyawan, komitmen yang
keempat adalah kami harus
berkomitmen untuk
meningkatkan iklim saling
menghormati, integritas, dan
hubungan profesional yang
dicirikan oleh komunikasi
yang terbuka dan jujurdi
dalam dan di semua tingkat
organisasi.
Komiten terhadap
masyarakat, komitmen yang
kelima dari Security Pacific
adalah terhadap masyarakat
yang kami layani. Kami
harus terus berusaha
meningkatkan kualitas hidup
melalui dukungan kami
terhadap berbagai
organisasi dan proyek
masyarakat.
Komitmen terhadap
pemegang saham, komitmen
yang keenam dari south
pacific adalh terhadap para
pemegang saham. Kami
akan berusaha untuk
memberikan pertumbuhan
yang konsisten dan tingkat
keuntungan terhadap
investasi yang superior,
untuk menjaga reputasi dan
lain-lain.
20. 1) Kredo Perusahaan
Pernyataan singkat mengenai nilai-nilai yang
ingin dijunjung perusahaan, Tujuan kredo
tersebut adalah untuk memberitahu individu dan
organisasi, baik di dalam dan di luar perusahaan,
akan nilai-nilai etis yang dianut perusahaan
tersebut.
2) Program Etika
Upaya yang terdiri atas berbagai aktivitas yang
didesain untuk memberikan petunjuk kepada
para karyawan untuk menjalankan kredo
perusahaan.
Contoh dari program etika adalah audit etika.
21. » Audit Etika
Pertemuan antara auditor internal dan manajer
dengan tujuan untuk mempelajaribagaimana unit
manajer tersebut melaksanakan perusahaan.
Contoh, auditor dapat bertanya kepada manajer
penjualan, “Pernahkah terdapat kejadian di mana kita
kehilangan kesempatan usaha karena kita tidak
memberikan hadiah untuk penjualan?”.
3) Kode Perusahaan Yang Disesuaikan
Banyak perusahaan yang merancang sendiri kode
etik perusahaan mereka. Terkadang kode-kode etik
ini merupakan adaptasi dari kode untuk industri atau
profesi tertentu. Di bab yang akan datang kita akan
mempelajari kode etik untuk profesi sistem informasi.
22. Meletakkan Kredo, Program, dan Kode
Pada Tempatnya
Kredo perusahaan memberikan dasar untuk
pelaksanaan program etika perusahaan.
Kode etik tersebut menggambarkan prilakuprilaku
tertentu
yang
diharapkan
dilaksanakan
oleh
para
karyawan
perusahaan dalam berinteraksi antara satu
dengan lain dan dengan elemen-elemen
lingkungan perusahaan.
23. ALASAN DI BALIK ETIKA KOMPUTER
James H. Moor mendefinisikan etika komputer sebagai
analisis sifat dan dampak sosial teknologi komputer serta
perumusan dan justifikasi dari kebijakan-kebijakan yang
terkait untuk penggunaan teknologi tersebut secara etis.
Dengan demikian, etika komputer terdiri atas dua
aktivitas utama. Orang di perusahaan yang merupakan
pilihan yang logis untuk menerapakan program etika ini
adalah CIO. Seorang CIO harus (1) menyadari dampak
penggunaan komputer terhadap masyarakat dan (2)
merumuskan kebijakan yang menjaga agar teknologi
tersebut digunakan di seluruh perusahaan secara etis.
24. Satu hal amatlah penting : CIO tidak menanggung
tanggung jawab manajerial untuk penggunaan
komputer secara etis sendiriaan. Eksekutifeksekutif lain juga harus memberikan konstribusi.
Keterlibatan di seluruh perusahaan ini merupakan
kebutuhan absolut dalam era komputasi pengguna
akhir masa kini, di mana para manajer di semua
wilayah bertanggung jawab untuk menggunakan
komputer di wilayah mereka secara etis. Selain
para manajer, seluruh karyawan bertanggung
jawab untuk tindakan mereka yang berkaitan
dengan komputer.
25. Alasan Pentingnya Etika Komputer
James Moor mengidentifikasikan tiga alasan utama
di balik minat masyarakat yang tinggi akan etika
komputer :
Kelenturan secara logis
Faktor transformasi
Faktor ketidaktampakan
26. Kelenturan secara logis
Moor mengartikan kelenturan secara logis sebagai
kemampuan untuk memprogram komputer untuk
melakukan hampir apa saja yang ingin kita lakukan.
Komputer akan melakukan tepat seperti apa yang
diinstruksikan oleh si programer, dan hal ini bisa
menjadi pikiran yang menakutkan. Tetapi, jika
komputer digunakan untuk melakukan kegiatan yang
tidak etis bahayanya bukan terletak pada komputer
tersebut, melainkan orang-orang yang berada di balik
komputer tersebutlah yang bersalah. Jadi, dari pada
merasa khawatir bahwa komputer akan digunakan
secara tidak etis, masyarakat harus lebih khawatir pada
orang-orang yang mengatur komputer tersebut.
27. Faktor Transformasi
Alasan atas etika komputer yang ini didasarkan
pada fakta bahwa komputer dapat mengubah cara
kita mengerjakan sesuatu dengan drastis. Salah
satu contoh yang baik adalah email. Email tidak
menggantikan surat biasa atau sambungan telepon
melainkan menyediakan cara berkomunikasi yang
benar-benar baru. transformasi yang sama juga
dapat dilihat pada cara manajer melaksanakan
pertemuan. Jika dulu para manajer harus
berkumpul secara fisik di lokasi yang sama, kini
mereka dapat mengadakan pertemuan dalam
bentuk konferensi video.
28. Faktor Ketidaktampakana
Alasan ketiga untuk minat masyarakat atas etika
komputer adalah karena masyarakat memandang
komputer sebagai kotak hitam. Seluruh operasi
internal komputer tersebut tersembunyi dari
penglihatan. Ketidaktampakan operasi internal ini
memberikan kesempatan terjadinya nilai-nilai
pemprograman yang tidak tampak, perhitungan
rumit yang tidak tampak dan penyalahgunaan yang
tidak tampak.
29. Hak Sosial dan Komputer
Masyarakat tidak hanya mengarapkan pemerintah
dan dunia usaha untuk menggunakan komputer
secara etis, namun juga menuntut beberapa hak
yang berhubungan dengan komputer. Klasifikasi
hak-hak manusia dalam wilayah komputer yang
paling banyak dipublikasikan adalah PAPA
rancangan Richard O. Mason. Mason menciptakan
akronim PAPA untuk merepresentasikan empat hak
dasar masyarakat sehubungan dengan informasi :
privasi (privacy), akurasi (accuracy), kepemilikan
(property), aksesibilitas (accessibility).
30. Hak privasi
Hakim Mahkamah Agung Amerika Serikat, Louis
Braindeis dikenal karena memperkenalkan “hak agar
di biarkan sendiri”. Mason merasa bahwa hak ini
terancam oleh dua hal. Yang pertama adalah
meningkatnya
kemampuan
komputer
untuk
digunakan dalam kegiatan mata-mata. Yang kedua
adalah meningkatkan nilai informasi dalam proses
pengambilan
keputusan.
Pemerintah
federal
menjawab sebagian dari masalah ini dalam UndangUndang privasi tahun 1974 namun, undang-undang
ini hanya mencakup pelanggaran yang dilakukan
pemerintah.
31. Menurut Mason, para pembuat keputusan
menempatkan nilai yang amat tinggi pada informasi
sehingga mereka sering kali melanggar hak privasi
seseorang untuk mendapatkannya. Para peneliti
pemasaran sering kali ditemukan menyelidiki
tempat sampah orang lain untuk mempelajari
produk apa yang mereka beli,dan penjabat
pemerintahan sering kali menempatkan monitor di
toilet untuk mengumpulkan data statistik lalu lintas
yang akan digunakan untuk menjustifikasi perluasan
fasilitas tersebut.
Hal ini merupakan contoh dari pengintaian yang
tidak menggunakan komputer dapat digunakan
untuk tujuan ini, namun tidak sadar akan
kemudahan di mana data pribadi dapat diakses
khususnya menggunakan internet.
32. Hak untuk Mendapatkan Keakuratan
Komputer memungkinkan tingkat
keakuratan yang tidak dapat dicapai
dengan sistem nonkomputer. Potensi ini
memang tersedia, namun tidak selalu
didapatkan. Beberapa sistem
berbasiskan komputer berisiskan lebih
banyak kesalahan dari pada yang
diberikan sistem manual.
33. Hak Kepemilikan
Di sini yang dibahas adalah hak kepemilikan
intelektual, biasanya dalam bentuk program
komputer. Vendor peranti lunak dapat menghindari
pencurian hak kepemilikan intelektual melalui
Undang-Undang hak cipta, hak paten, dan
persetujuan lisensi. Hingga tahun 1980-an, peranti
lunak tidak dilindungi oleh hak cipta atau hukum
paten. Sekarang, keduanya dapt digunakan untuk
memberikan pelindungan. Hak paten khusunya
memberikan perlindungan yang kuat di negaranegara di mana hukum ini diterapkan, di man suatu
tiruan yang sempurna akan versi yang asli tidak
harus diperoleh untuk mendapatkan pengakuan
perlindungan hak cipta ini.
34. Hak Mendapatkan Akses
Sebelum
diperkenalkanya
basis
data
yang
terkomputerisasi, kebanyakan informasi tersedia untuk
masyarakat umum dalam bentuk dokumen cetak atau
gambar mikro format yang disimpan di perpustakaan.
Informasi ini berisikan berita, hasil penelitian ilmiah, statistik
pemerintah dan lain-lain. Sekarang, kebanyakan informasi
ini telah di konversikan ke basis data komersial, sehingga
membuat ketersediannya untuk masyarakat berkurang.
Untuk mengakases informasi ini, seseorang harus memiliki
peranti keras dan peranti lunak komputer yang diharuskan
dan membayar biaya akses. Mengigat komputer dapat
mengakses data dari penyimpanan lebih cepat dan lebih
mudah dibandingkan jenis teknologi lain, ironis bahwa hak
mendapatkan akses menjadi isu etika era modern.
35. AUDIT INFORMASI
Saat menyusun etika penggunaan komputer, satu
kelompok dapat memegang peranan yang amat
penting. Mereka adalah para auditor internal.
Perusahaan dengan semua ukuran mengandalkan
auditor eksternal (exsternal auditor) dari luar
organisasi untuk memverifikasi keakuratan catatan
akuntansi. Perusahaan-perusahaan yang lebih
besar memiliki
staf tersendiri yang berfungsi
sebagai auditor internal (internal auditor), yang
melaksanakan analisis yang sama seperti auditor
eksternal namun memiliki tanggung jawab yang
lebih luas. Beberapa auditor eksternal juga
melaksanakan beberapa jenis audit internal dan
mengawasi pekerjaan para auditor internal, namun
setelah peristiwa Enron praktik ini tidak berlanjut.
36. FIGUR 10.3
DEWAN DIREKTUR
KOMITE AUDIT
DIREKTUR EKSEKUTIF
ATAU
DIREKTUR KEUANGAN
DIREKTUR AUDIT INTERNAL
DEPARTEMENT AUDIT INTERNAL
37. Pentingnya Objektivitas
Hal unik yang ditawarkan oleh auditor internal adalah
objektivitas. Mereka beroperasi secara independen
terhadap unit-unit bisnis perusahaan dan tidak memiliki
hubungan dengan individu atau kelompok lain di dalam
perusahaan. Keterlibatan mereka satu-satunya adalah
dengan dewan komisaris, CEO, dan CFO.
Agar para auditor dapat menjaga objektivitas, mereka
harus menyatakan bahwa mereka tidak mengiginkan
tanggung jawab operasional sistem yang mereka bantu
kembangkan. Mereka hanya bekerja dengan kapasitas
ssebagai penasihat. Mereka membuat rekomendasi
untuk manajemen, dan manajemen memutuskan apakah
mereka akan menerapakan rekomendasi-rekomendasi
tersebut.
38. Jenis Aktivitas Audit
Audit Finansial (Financial Audit), memverifikasi
catatan-catatan perusahaan dan merupakan jenis
aktivitas yang dilaksanakan auditor eksternal.
Audit Operasional (Operational Audit), tidak
dilaksanakan untuk memverifikasi keakuratan
catatan, melainkan untuk memvalidasi efektivitas
produksi. Ketika para auditor internal melaksanakan
audit operasional, mereka mencari tiga fitur sistem
dasar :
a) Kecukupan pengendalian
b) Efisiensi
c) Kepatuhan dengan kebijakan perusahaan
39. Audit Berkelanjutan (Concurrent Audit), sama
dengan audit operasional tetapi audit
berkelanjutan berlangsung terus-menerus.
Sebagai contoh, audit internal dapat memilih
secara acak karyawan dan memberikan slip
gaji kepada mereka tanpa menggunakan
sistem surat-menyurat perusahaan. Prosedur
ini menjaga agar nama di catatan
pembayaran
gaji
mewakili
karyawan
sungguhan dan bukanlah entri fiktif yang
dibuat seorang penyelia (supervisor) curang
yang ingin mendapatkan gaji lebih.
40. MENERAPKAN ETIKA DALAM
TEKNOLOGI INFORMASI
Perusahaan tidak harus mengusahakan
semua pekerjaan sendiri. Bantuan dalam
bentuk kode etik dan program edukasi etika
yang dapat memberikan
fondasi untuk
budaya tersebut. Program edukasi dapat
membantu menyusun kredo perusahaan dan
meletakan program etika pada tempatnya.
Kode etik dapat digunakan seperti apa
adanya atau disesuaikan dengan perusahaan
tersebut.
41. Kode etik
ACM (Association for Computting Machinery) yang
didirikan pada tahun 1947, adalah sebuah
organisasi komputer profesional tertua di dunia.
ACM telah menyusun kode etik dan perilaku
profesionaln yang diharapkan diikuti oleh 80.000
anggotanya. Selain itu, kode etik dan praktik
profesional rekayasa peranti lunak dibuat dengan
tujuan agar bertindak sebagai panduan untuk
mengajarkan dan mempraktikan rekayasa
peranti lunak, yaitu penggunaan prinsip-prinsip
rancangan dalam pengembangan peranti lunak.
42. Bentuk kode etik ACM yang ada saat ini
diadopsi pada tahun 1992 dan berisikan
“keharusan”, yang merupakan pernyataan
tanggung jawab pribadi. Kode ini dibagi
menjadi empat bagian yaitu :
1. Keharusan Moral Umum.
2. Tanggung Jawab Profesional yang Lebih
Umum.
3. Keharusan Kepemimpinan Organisasi.
4. Kepatuhan terhadap Kode.
43. TABEL 10-1
Topik yang Tercakup dalam Kode Etik dan Prilaku Profesional ACM
Prilaku
Moral
Tanggung
Kinerja
Tanggung
Jawab
Profesional
Jawab
Hukum
Sosial
Keharusan
Moral Umum
X
X
Tanggung
Jawab
Profesional
Yang Lebih
Spesifik
X
X
Dukungan
Internal
X
X
Keharusan
Kepemimpinan
Organisasi
X
X
44. Kode Etik dan Praktik Profesional
Rekayasa Peranti Lunak
Kode ini mencatat pengaruh penting yang dapat
diterapkan para ahli peranti lunak pada sistem
dan terdiri ekspektasi di delapan hal penting :
1. Masyarakat
2. Klien dan Atasan
3. Produk
4. Penilaian
5. Manajemen
6. Profesi
7. Kolega
8. Diri Sendiri
45. Tabel 10-2
Topik yang Dicakup oleh Kode Etik dan Praktik Profesional Rekayasa Peranti Lunak
ACM
Tanggung jawab
terhadap
masing-masing
pihak
Masyarakat
Perbaikan Diri
Sendiri
x
Klien dan Atasan
Kinerja
Profesional
x
Produk
x
Penilaian
x
Manajemen
x
Profesi
x
Kolega
x
Diri Sendiri
x
46. ETIKA DAN CIO
Sejak Tahun 2002, para CEO dan CFO diharuskan
oleh hukum untuk menandatangani keakuratan
laporan keuangan mereka. Persyaratan ini
meletakan tanggung jawab di bahu para eksekutif
serta unit pelayanan informasi perusahaan dan unit
pelayanan informasi yang berkenaan dengan bisnis
untuk memberikan informasi finansial yang
dibutuhkan kepada para Eksekutif. Pelayanan
informasi hanyalah merupakan satu unit di dalam
struktur organisasi, namun berada pada posisi kunci
yang memiliki pengaruh terbesar dalam memenuhi
tuntutan pemerintah maupun masyarakat akan
pelaporan keuangan yang akurat.
47. CIO dapat memenuhi ekspektasi pelaporan
keuangan dengan cara mengikuti program yang
mencakup hal-hal berikut :
• Mencapai tingkat pemahaman yang lebih baik akan
pemahaman prinsip-prinsip akuntansi.
• Mempelajari sistem informasi yang menyelesaikan laporan
keuangan dan mengambil tindakan perbaikan.
• Mendidik eksekutif perusahaan mengenai sistem-sistem
keuangan.
• Mengintegrasikan ke dalam sistem informasi alarm yang
memperingatkan eksekutif
terhadap aktivitas
yang
membutuhkan perhatian.
• Secara aktif berpartisipasi di dalm memberikan informasi
keuangan kepada elemen lingkungan.
• Mengendalikan dengan ketat keuangan yang dihabiskan
oleh sumber daya informasi.
48. PENGARUH SARBANES-OXLEY
Jika dahulu sebelum tahun 2002 tidak ada alasan yang kuat
mengapa CIO menjadi mercusuar integritas informasi di dalam
perusahaan, sekarang alasan itu sudah ada. Untuk merespon
skandal keuangan perusahaan di Enron, WorldCon (sekarang
MCI), HealthSouth, dan Tyco, Kongres Amerika Serikat
mengeluarkan Undang-Undang Sarbanes-Oxley (secara resm
dinamai Undang-Undang Perlindungan Investor dan Reformasi
Akuntansi Perusahaan Publik tahun2002). Proposal undangundang ini disetujui oleh DPR 423-3 dan Senat 99-0, dan
disahkan oleh Presiden Bush pada tanggal 30 Juli 2002. Tujuan
dari Sarbanes-Oxley, yang dikenal sebagai SOX, adalah untuk
melindungi para investor dengan cara membuat eksekutif
perusahaan bertanggung jawab secara pribadi atas informasi
keuangan yang diberikan ke lingkungan perusahaan, khususnya
pemegang saham dan komunitas keuangan.
49. SOX terdiri atas 10 pasal utama, 2
diantaranya secara langsung
memenuhi unit pelayanan informasi
perusahaan :
CEO dan CFO harus
menandatangani laporan keuangan.
Perusahaan-perusahaan
Amerika
Serikat diisyaratkan untuk memiliki
unit audit internal.