Campus Project
This magazine talks mostly about the good and bad using the social media. We want to inform us about how to wisely using the social media instead of doing or posting the negatives that may affect the other,
"Ilmu adalah untuk disebarluaskan tetapi plagiatisme adalah penipuan. Gambar-gambar yang digunakan dalam buku ini bukan milik penulis. Penulis hanya menggunakan gambar-gambar yang ada di internet."
http://ebook-kirraryuzaki.blogspot.com/2013/05/catatan-bangsa-yang-aneh.html
Melihat fakta sekarang ini, tidak sedikit para remaja jaman sekarang terjerumus kedalam seks bebas (free sex). Hal ini disebabkan karena terlalu jauhnya kebebasan mereka dalam bergaul, factor utama masalahya adalah kurangnya pemahaman masyarakat pada saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara remaja. Disamping itu, remaja terkait oleh arus modern dari kebudayaan asing.
Campus Project
This magazine talks mostly about the good and bad using the social media. We want to inform us about how to wisely using the social media instead of doing or posting the negatives that may affect the other,
"Ilmu adalah untuk disebarluaskan tetapi plagiatisme adalah penipuan. Gambar-gambar yang digunakan dalam buku ini bukan milik penulis. Penulis hanya menggunakan gambar-gambar yang ada di internet."
http://ebook-kirraryuzaki.blogspot.com/2013/05/catatan-bangsa-yang-aneh.html
Melihat fakta sekarang ini, tidak sedikit para remaja jaman sekarang terjerumus kedalam seks bebas (free sex). Hal ini disebabkan karena terlalu jauhnya kebebasan mereka dalam bergaul, factor utama masalahya adalah kurangnya pemahaman masyarakat pada saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara remaja. Disamping itu, remaja terkait oleh arus modern dari kebudayaan asing.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
suray untuk rektor UNY.docx
1. Yang kami hormati,
Bapak Rochmat Wahab,
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
di tempat
Selamat pagi Pak, semoga anda senantiasa dalam keadaan sehat secara fisik dan batin. Dalam
benak anda mungkin akan bertanya-tanya ketika membaca surat ini, siapa dan apa tujuan kami
melayangkan surat kepada anda. Kami akan memperkenalkan diri, dengan bercerita saja.
Sebetulnya kami tak lebih dari sekadar kumpulan mahasiswa yang setiap hari anda lihat di
kampus UNY. Bedanya kami ada di kampus Universitas Jember, Jawa Timur.
Namun satu hal di kampus UNY mungkin bisa membuat anda mengenali kami, tanpa penjelasan
panjang lebar yang perlu kami tulis. Anda mungkin pernah menengok sebuah ruangan di lantai
dua gedung Student Center (SC) UNY, dengan papan bertuliskan ‘LPM Ekspresi’. Atau
mengenali orang-orang beridentitaskan anggota LPM Ekspresi yang pernah menemui anda di
kampus UNY. Maka ada kesamaan antara kami dan anggota LPM Ekspresi. Kami sama-sama
bergiat di sebuah Lembaga Pers Mahasiswa (LPM).
Mungkin dalam pandangan anda, kami hanyalah sekumpulan mahasiswa yang suka cari
perhatian. Dengan cara membuat tulisan dan memberitakan sisi negatif sebuah instansi
pendidikan. Menjadi benalu bagi kampus, atau kami hanyalah mahasiswa yang kerap
mengganggu, dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan kepada pejabat instansi
seperti anda.
Namun perlu juga anda ketahui, bahwa apa yang sedang kami lakukan bukan semata-mata untuk
mengganggu waktu atau pekerjaan seseorang. Ada hal yang lebih penting untuk diketahui publik.
Di saat-saat seperti itu, kami sedang menghimpun informasi dari berbagai sumber. Bukan
pekerjaan mudah. Malah terkadang jadi menjengkelkan ketika sang narasumber meminta kami
untuk menunggu berjam-jam, berhari-hari, atau bahkan tidak bersedia memberikan informasi
sedikitpun.
Pak Rektor yang berbahagia, hal itu hanya sebagian kecil dari aktivitas kami. Namun itu belum
seberapa. Karena masih ada proses panjang nan melelahkan yang harus kami lakukan. Usai
menghimpun informasi dari berbagai sumber, kami masih harus melakukan proses verifikasi.
2. Kami bandingkan kebenaran-kebenaran yang berasal dari sumber satu dengan sumber lainnya.
Dari data A dengan data B, C, dan seterusnya. Bagi kami sederhana saja, agar kami tak ‘bias’
dalam menuliskan berita yang akan dibaca publik.
Tak cukup di situ, kami harus menuliskan laporan secara teliti. Melakukan tahap penyuntingan,
sampai pada pracetak media.
Mungkin surat ini akan jadi lebih panjang jika kami jelaskan secara rinci soal proses penerbitan
sebuah media. Tentunya akan melelahkan bagi anda untuk membaca surat kami. Dan kami pun
tak hendak mengganggu waktu kerja anda dengan melayangkan surat yang terlampau panjang.
Pak Rektor yang bijak, maaf bila apa yang kami tulis di atas tak ada bedanya dengan celotehan
anak kecil yang manja dan suka merengek gara-gara tidak boleh bermain layang-layang. Kalau
begitu kami akan bercerita sedikit hal yang menyenangkan. Ada satu hal sederhana bagi kami
yang bisa membayar semua proses panjang ketika kami menerbitkan sebuah media. Mengambil
tumpukan eksemplar buletin atau majalah dari percetakan, lalu membagi-bagikan kepada setiap
mahasiswa, dosen, dan pejabat-pejabat di kampus seperti anda. Seluruh keringat dan jerih payah
kami selama mondar-mandir menghimpun data pun terbayar ketika melihat media kami dibaca
oleh khalayak di kampus. Terlebih jika muncul kritikan atau saran kepada media yang kami
terbitkan, kami akan semakin senang.
Namun kami sangat kecewa apabila ada pihak-pihak tertentu yang tidak menghargai hasil kerja
kami. Baiklah, mungkin pihak tersebut tidak paham betul dengan pentingnya sebuah informasi,
atau lebih parahnya tidak mengenal sama sekali budaya literasi—buta literasi.
Pak Rektor yang kami hormati, kami dengar di kampus UNY juga terjadi pengekangan terhadap
aktivitas pegiat pers mahasiswa di LPM Ekspresi?
Bahkan dalam sebuah surat terbuka, disebutkan bahwa Rektor UNY merampas 150 eksemplar
buletin EXPEDISI terbitan LPM Ekspresi saat buletin tersebut akan disirkulasikan. Apakah betul
anda melakukannya, Pak? Kami sempat tidak percaya dengan kabar tersebut. Mengingat di
kampus UNY anda dikenal sebagai guru besar lulusan S3 bidang Bimbingan & Konseling.
Kabarnya anda juga sempat menempuh pendidikan di luar negeri, kan?
Kami kira, anda tentu lebih paham tentang Paulo Freire ketimbang kami. Tapi satu hal yang
selalu kami idam-idamkan ketika bicara soal Freire adalah adanya pola interaksi yang lebih
manusiawi di tiap instansi pendidikan, seperti kampus misalnya. Manusiawi maksud kami, pola
3. interaksi yang dialogis. Tidak ada satu pihak yang mendominasi atau menghegemoni. Sehingga
akan lebih banyak dialektika yang muncul dari tiap ruang yang ada di kampus.
Anda mungkin juga perlu menengok kabar yang tersebar di jejaring sosial soal perampasan
media terbitan LPM Ekspresi—atau coba anda telusuri dengan keyword pemberedelan LPM
Ekspresi, Pak Rektor. Karena beberapa hari ini kami juga mengikuti perkembangan
informasinya. Kabarnya juga, Jumat (29/8) kemarin staf-staf anda telah menggelar audiensi
bersama pengurus LPM Ekspresi. Namun setelah kami ikuti perkembangannya, anda tidak hadir
dalam audiensi tersebut.
Kami pun tak sempat mendengar kabar mengapa anda tidak dapat hadir dalam audiensi tersebut.
Apakah anda sedang ada jadwal rapat di luar kota, sedang mengisi kuliah umum di luar negeri,
atau bagaimana. Kami dan ribuan orang di dunia maya akhirnya hanya bisa menduga-duga.
Sekaligus berharap agar alasan anda tidak hadir dalam audiensi, bukan karena tidak berani
berdialog dengan pihak terkait. Lantas mengirimkan staf-staf anda untuk bertemu dengan pihak
LPM Ekspresi. Semoga anggapan itu salah.
Sangat miris rasanya ketika mendengar kicauan di jejaring sosial yang membicarakan soal
tindakan anda. Kabar pembredelan tersebut dianggap sebagai tindakan orang primitiv yang
menyelesaikan masalah dengan kekuatan otot, barbar, tidak manusiawi, dan lain sebagainya.
Sedangkan anda disebut sebagai Rektor Orba, Rektor Hyperphobia, Arogan, Pengecut, Tidak
Becus, dan sebagainya. Jika kami dalam posisi anda, tentu kami sangat malu karena setiap jam
mendapat perkataan seperti itu di dunia maya.
Baiklah, sembari menunggu kabar atau balasan surat dari anda, kami rasa sebagai orang nomor
satu di UNY, anda perlu mengambil langkah untuk menyelesaikan atau membenarkan segala
tuduhan yang ditujukan kepada anda. Sebelum pada akhirnya kabar tersebut menyebarluas di
dunia maya dalam beberapa jam atau hari ke depan.
Sebelum mengakhiri surat ini, anda tentu ingat denga sebuah peribahasa yang mengatakan
bahwa “Diam itu emas.” Beberapa orang percaya akan peribahasa itu. Dalam keadaan seperti
sekarang, mungkin anda juga mengamininya. Tetapi bukankah banyak sekali cara yang sudah
ditemukan untuk memeriksa kadar keaslian emas, apakah emas itu murni atau sepuhan?
Salam hangat dari kami,
Para awak LPMS-Ideas
4. Ditulis di ruang sekretariat Lembaga Pers Mahasiswa Sastra (LPMS-Ideas), yang kini
ukurannya semakin kecil pasca renovasi gedung UKM dan penyekatan ruang sekretariat secara
sepihak oleh Pembatu Dekan III Fakultas Sastra Universitas Jember
Jember, 11 April 2023