Kurikulum merdeka Cut Mutia Suri medan jagarizal582
Microsoft Power Point merupakan aplikasi untuk media presentasi. Pengguna bisa menyampaikan materi dalam bentuk slide dalam komputer atau layar besar. Powerpoint memudahkan pengguna untuk melaksanakan presentasi menarik seperti memasukkan gambar, video, dan sedikit tulisan. Aplikasi buatan Microsoft ini memiliki berbagai fitur untuk membuat slide presentasi. Pengguna dapat membuat, mengubah, dan memberikan tampilan menarik. Adanya slide presentasi ini memudahkan audiens menangkap materi pembelajaran.
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Pengertian Power Point dan Cara Membuatnya untuk Pemula" , https://katadata.co.id/intan/berita/6331b27243535/pengertian-power-point-dan-cara-membuatnya-untuk-pemula
Penulis: Dwi Latifatul Fajri
Editor: Intan
Istilah Merdeka Belajar tentu sudah tidak asing lagi di telinga Bapak dan Ibu guru. Sebab, istilah ini sudah sering diperbincangkan setelah Kemendikbud memperkenalkan kurikulum baru, yaitu Kurikulum Merdeka sebagai pengganti Kurikulum 2013.
Merdeka Belajar adalah sebuah program yang digagas oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim sebagai upaya mewujudkan kemerdekaan dalam belajar. Dikatakan merdeka dalam belajar artinya siswa memiliki kebebasan untuk berpikir dan berekspresi. Jadi, bukan berarti siswa tidak perlu belajar lagi, ya.
Dengan adanya program Merdeka Belajar ini, pemerintah berharap dapat menghadirkan pendidikan yang bermutu tinggi bagi semua peserta didik di Indonesia.
Tujuan Merdeka Belajar
Selain menghadirkan pendidikan yang bermutu tinggi, program Merdeka Belajar juga memiliki tujuan lain. Adapun tujuan Merdeka Belajar adalah sebagai berikut.
Membangun suasana belajar yang lebih menyenangkan bagi guru dan siswa.
Memberikan keleluasaan pada sekolah dalam mengadakan penilaian dan penerapan kurikulum sesuai dengan kondisi sekitar.
Memenuhi kebutuhan peningkatan sumber daya manusia dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.
Menciptakan peserta didik yang berjiwa merdeka, serta tidak merasa dikekang oleh ketentuan dan peraturan dalam pembelajaran sehingga mereka dapat menemukan potensi dan kemampuan diri masing-masing.
Mempercepat pencapaian tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Konsep Merdeka Belajar
Konsep Merdeka Belajar yang digagas oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini sebenarnya terinspirasi dari konsep Merdeka Belajar Ki Hajar Dewantara. Menurut Bapak Pendidikan Indonesia ini, pendidikan adalah serangkaian proses untuk memanusiakan manusia.
Konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara juga didasarkan pada dasar kemerdekaan yang dikenal dengan istilah sistem among, yaitu melarang adanya hukuman dan paksaan pada peserta didik karena hal tersebut dapat mematikan jiwa merdeka dan kreativitas mereka.
Dari konsep Mereka Belajar Ki Hajar Dewantara inilah, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim akhi
Kurikulum merdeka Cut Mutia Suri medan jagarizal582
Microsoft Power Point merupakan aplikasi untuk media presentasi. Pengguna bisa menyampaikan materi dalam bentuk slide dalam komputer atau layar besar. Powerpoint memudahkan pengguna untuk melaksanakan presentasi menarik seperti memasukkan gambar, video, dan sedikit tulisan. Aplikasi buatan Microsoft ini memiliki berbagai fitur untuk membuat slide presentasi. Pengguna dapat membuat, mengubah, dan memberikan tampilan menarik. Adanya slide presentasi ini memudahkan audiens menangkap materi pembelajaran.
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Pengertian Power Point dan Cara Membuatnya untuk Pemula" , https://katadata.co.id/intan/berita/6331b27243535/pengertian-power-point-dan-cara-membuatnya-untuk-pemula
Penulis: Dwi Latifatul Fajri
Editor: Intan
Istilah Merdeka Belajar tentu sudah tidak asing lagi di telinga Bapak dan Ibu guru. Sebab, istilah ini sudah sering diperbincangkan setelah Kemendikbud memperkenalkan kurikulum baru, yaitu Kurikulum Merdeka sebagai pengganti Kurikulum 2013.
Merdeka Belajar adalah sebuah program yang digagas oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim sebagai upaya mewujudkan kemerdekaan dalam belajar. Dikatakan merdeka dalam belajar artinya siswa memiliki kebebasan untuk berpikir dan berekspresi. Jadi, bukan berarti siswa tidak perlu belajar lagi, ya.
Dengan adanya program Merdeka Belajar ini, pemerintah berharap dapat menghadirkan pendidikan yang bermutu tinggi bagi semua peserta didik di Indonesia.
Tujuan Merdeka Belajar
Selain menghadirkan pendidikan yang bermutu tinggi, program Merdeka Belajar juga memiliki tujuan lain. Adapun tujuan Merdeka Belajar adalah sebagai berikut.
Membangun suasana belajar yang lebih menyenangkan bagi guru dan siswa.
Memberikan keleluasaan pada sekolah dalam mengadakan penilaian dan penerapan kurikulum sesuai dengan kondisi sekitar.
Memenuhi kebutuhan peningkatan sumber daya manusia dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.
Menciptakan peserta didik yang berjiwa merdeka, serta tidak merasa dikekang oleh ketentuan dan peraturan dalam pembelajaran sehingga mereka dapat menemukan potensi dan kemampuan diri masing-masing.
Mempercepat pencapaian tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Konsep Merdeka Belajar
Konsep Merdeka Belajar yang digagas oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini sebenarnya terinspirasi dari konsep Merdeka Belajar Ki Hajar Dewantara. Menurut Bapak Pendidikan Indonesia ini, pendidikan adalah serangkaian proses untuk memanusiakan manusia.
Konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara juga didasarkan pada dasar kemerdekaan yang dikenal dengan istilah sistem among, yaitu melarang adanya hukuman dan paksaan pada peserta didik karena hal tersebut dapat mematikan jiwa merdeka dan kreativitas mereka.
Dari konsep Mereka Belajar Ki Hajar Dewantara inilah, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim akhi
Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum merekaJadwal kelas 4 Jadwal kelas 4 kurikulum mereka mereka Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum merekaJadwal kelas 4 Jadwal kelas 4 kurikulum mereka mereka Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum merekaJadwal kelas 4 Jadwal kelas 4 kurikulum mereka mereka Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum
Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum merekaJadwal kelas 4 Jadwal kelas 4 kurikulum mereka mereka Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum merekaJadwal kelas 4 Jadwal kelas 4 kurikulum mereka mereka Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum merekaJadwal kelas 4 Jadwal kelas 4 kurikulum mereka mereka Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum mereka Jadwal kelas 4 kurikulum
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
1. Struktur Kurikulum SD/MI
Struktur Kurikulum SD/MI Struktur kurikulum dibagi menjadi 2 kegiatan pembelajaran utama, yaitu:
a. Pembelajaran reguler atau rutin yang merupakan kegiatan intrakurikuler; dan
b. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Jam Pelajaran (JP) Jam Pelajaran (JP) diatur per tahun. Satuan pendidikan dapat mengatur alokasi waktu
pembelajaran secara fleksibel untuk mencapai JP yang ditetapkan.
Pendekatan Pembelajaran Satuan pendidikan dapat menggunakan pendekatan pengorganisasian pembelajaran
berbasis mata pelajaran, tematik, atau terintegrasi.
Perubahan Terkait Mata
Pelajaran
a. Mata pelajaran IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) merupakan paduan
dari IPA dan IPS.
b. Bahasa Inggris menjadi mata pelajaran pilihan, tergantung kesiapan satuan
pendidikan.
c. Satuan pendidikan atau murid bisa memilih setidaknya 1 dari 4 mata pelajaran
Seni dan Budaya: Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni Tari.
2. Alokasi waktu mata pelajaran SD/MI kelas 1
Asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 35 menit
Mata Pelajaran
Alokasi
Intrakurikuler
Per Tahun
(Minggu)
Alokasi Projek
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila Per
Tahun
Total JP Per Tahun
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 216 (6) 72 288
Matematika 144 (4) 36 180
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 108 (3) 36 144
Seni dan Budaya**:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa
3. Seni Teater
4. Seni Tari
108 (3) 36 144
Bahasa Inggris 72 (2) *** - 72***
Muatan Lokal 72 (2) *** - 72***
Total****: 828 (23) 252 1.080
Keterangan:
* Diikuti murid sesuai agama
masing-masing.
** Satuan pendidikan menyediakan
minimum 1 jenis seni (Seni Musik, Seni
Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari).
Murid memilih salah satu.
*** Paling banyak 2 JP per minggu atau 72
JP per tahun sebagai mata pelajaran
pilihan.
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran
Bahasa Inggris, Muatan Lokal, dan/atau
mata pelajaran tambahan yang
diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.
3. Alokasi waktu mata pelajaran SD/MI kelas 2
Asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 35 menit
Mata Pelajaran
Alokasi
Intrakurikuler
Per Tahun
(Minggu)
Alokasi Projek
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila Per
Tahun
Total JP Per Tahun
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 252 (7) 72 324
Matematika 180 (5) 36 216
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 108 (3) 36 144
Seni dan Budaya**:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa
3. Seni Teater
4. Seni Tari
108 (3) 36 144
Bahasa Inggris 72 (2) *** - 72***
Muatan Lokal 72 (2) *** - 72***
Total****: 900 (25) 252 1.152
Keterangan:
* Diikuti murid sesuai agama
masing-masing.
** Satuan pendidikan menyediakan
minimum 1 jenis seni (Seni Musik, Seni
Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari).
Murid memilih salah satu.
*** Paling banyak 2 JP per minggu atau 72
JP per tahun sebagai mata pelajaran
pilihan.
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran
Bahasa Inggris, Muatan Lokal, dan/atau
mata pelajaran tambahan yang
diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.
4. Alokasi waktu mata pelajaran SD/MI kelas 3–5
Asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 35 menit
Mata Pelajaran
Alokasi
Intrakurikuler
Per Tahun
(Minggu)
Alokasi Projek
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila Per
Tahun
Total JP Per Tahun
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 216 (6) 36 252
Matematika 180 (5) 36 216
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) 180 (5) 36 216
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 108 (3) 36 144
Seni dan Budaya**:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa
3. Seni Teater
4. Seni Tari
108 (3) 36 144
Bahasa Inggris 72 (2) *** - 72***
Muatan Lokal 72 (2) *** - 72***
Total****: 1044 (29) 252 1.296
Keterangan:
* Diikuti murid sesuai agama
masing-masing.
** Satuan pendidikan menyediakan
minimum 1 jenis seni (Seni Musik, Seni
Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari).
Murid memilih salah satu.
*** Paling banyak 2 JP per minggu atau 72
JP per tahun sebagai mata pelajaran
pilihan.
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran
Bahasa Inggris, Muatan Lokal, dan/atau
mata pelajaran tambahan yang
diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.
5. Alokasi waktu mata pelajaran SD/MI kelas 6
Asumsi 1 tahun = 32 minggu dan 1 JP = 35 menit
Mata Pelajaran
Alokasi
Intrakurikuler
Per Tahun
(Minggu)
Alokasi Projek
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila Per
Tahun
Total JP Per Tahun
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 96 (3) 32 128
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 96 (3) 32 128
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 96 (3) 32 128
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 96 (3) 32 128
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 96 (3) 32 128
Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti* 96 (3) 32 128
Pendidikan Pancasila 128 (4) 32 160
Bahasa Indonesia 192 (6) 32 224
Matematika 160 (5) 32 192
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) 160 (5) 32 192
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 96 (3) 32 128
Seni dan Budaya**:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa
3. Seni Teater
4. Seni Tari
96 (3) 32 128
Bahasa Inggris 64 (2) *** - 64***
Muatan Lokal 64 (2) *** - 64***
Total****: 928 (29) 224 1.152
Keterangan:
* Diikuti murid sesuai agama
masing-masing.
** Satuan pendidikan menyediakan
minimum 1 jenis seni (Seni Musik, Seni
Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari).
Murid memilih salah satu.
*** Paling banyak 2 JP per minggu atau 64
JP per tahun sebagai mata pelajaran
pilihan.
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran
Bahasa Inggris, Muatan Lokal, dan/atau
mata pelajaran tambahan yang
diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.
6. Penjelasan struktur kurikulum
SD/MI/sederajat secara umum
a. Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran pilihan yang dapat diselenggarakan berdasarkan kesiapan satuan
pendidikan. Pemerintah daerah perlu melakukan fasilitasi penyelenggaraan mata pelajaran Bahasa Inggris, misalnya terkait
peningkatan kompetensi dan penyediaan guru. Satuan pendidikan yang belum siap memberikan mata pelajaran Bahasa Inggris
sebagai mata pelajaran pilihan dapat mengintegrasikan muatan Bahasa Inggris ke dalam mata pelajaran lain dan/atau
ekstrakurikuler dengan melibatkan masyarakat, komite sekolah, relawan mahasiswa, dan/atau bimbingan orang tua.
b. Muatan pelajaran kepercayaan untuk penghayatan kepercayaan terhadap Tuhan YME dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai layanan pendidikan kepercayaan terhadap Tuhan YME.
c. Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif di SD/MI/sederajat menyediakan layanan program kebutuhan khusus
sesuai dengan kondisi peserta didik.
d. Proses mengidentifikasi dan menumbuhkembangkan minat, bakat, dan kemampuan murid dilakukan oleh guru yang
melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling (BK).