SlideShare a Scribd company logo
STATISTIKA INFERENSIAL
BAHTIAR
RASIONAL
• Kondisi riil pengolahan informasi (Data): Karena
keterbatasan waktu, biaya dan tenaga tidak
memungkinkan mengumpulkan dan mengolah
seluruh informasi yang ada di masyarakat (di
lapangan)
• Implikasi: diperlukan prosedur dan alat yang
memungkinkan menarik kesimpulan yang
valid yang berlaku bagi kelompok yang lebih
luas, berdasarkan informasi yang diperoleh
dari kelompok yang lebih kecil, dengan
peluang kesalahan yang terukur
ISTILAH-ISTILAH UMUM
• Kelompok data yang diolah disebut sampel
• Kelompok data yang diwakili disebut populasi
• Prosedur statistika yang dimaksud (untuk
menarik kesimpulan tentang populasi
berdasarkan informasi pada sampel) disebut
statistika inferensial
• Pernyataan dugaan sementara (dari kajian teori)
tentang populasi disebut hipotesis. Hipotesis
selanjutnya diuji dari informasi yang ada pada
sampel
POPULASI vs SAMPEL
Populasi: parameter
Sampel:statistik
Diolah di analisis
Teknik Sampling
Inferensial
Hipotesis
Tesis
HIPOTESIS
• Hipotesis nol (nihil): Ho, bersifat netral (tidak
ada beda, tidak ada hubungan, ..tidak …)
• Hipotesis kerja (alternatif): Ha ada dua macam
yaitu
– Dua arah (ada beda x dengany; ada hubungan,
tanpa menentukan mana yang lebih baik )
– Satu arah (menentukan kelompok yang lebih baik: x
lebih baik y; lebih jelek, berhubungan positif)
– Perumusan satu arah atau dua arah mempengaruhi
pengambilan keputusan yang bersifat marjinal
TARAF SIGNIFIKANSI
-4 -2 0 2 4
0.0
0.1
0.2
0.3
0.4
Peluang Normal
x
y
Ha: dua arah (signifikansi 5%; 1,96)
2,5% 2,5%
Ha: satu arah (signifikansi 5%; 1,65)
5%
ASUMSI UMUM SAMPEL
• Sampel yang diambil harus valid,
representatif (ruang dan waktu) dan
bersifat acak (wajib)
• Jumlah memenuhi syarat minimal (≥ 30)
• Memenuhi sebaran tertentu (umumnya
sebaran normal: kontinu, simetrik)
PELANGGARAN ASUMSI
• Keterwakilan, validitas dan keacakan data
bersifat wajib
• Jumlah dan sebaran menentukan jenis uji
statistika yang dapat dipergunakan
(misalnya parametrik vs non parametrik)
• Jumlah sampel yang relatif besar (dan
interval) memungkinkan lebih leluasa
memilih metode analisis
STATISTIKA INFERENSIAL
• Secara umum mempelajari hubungan beberapa
variabel dengan berbagai skala pengukuran atau
pencacahan
• Dapat pula merupakan persoalan sederhana hanya
menduga (menaksir) pemusatan populasi
(parameter) berdasarkan pemusatan sampel
(statistik)
• Hubungan antara variabel nominal dapat ditafsirkan
sebagai perbedaan kelompok. Misalnya mempelajari
hubungan jenis kelamin (laki-perempuan) dengan
prestasi belajar statistika ekuivalen dengan
mempelajari perbedaan prestasi belajar statistika
antara kelompok laki-laki dan perempuan.
STATISTIKA INFERENSIAL
• Taksiran parameter dapat berupa taksiran titik dan
interval (dengan tingkat keyakinan tertentu berdasarkan
sebaran data)
• Variabel (objek yang diamati) dibedakan menjadi variabel
bebas (penjelas/ explanatory) dan variabel respon
(terikat/response)
• Jenis kelamin (penjelas) vs prestasi belajar (respons)
• Tingkat pendidikan (penjelas) vs jumlah anak (respons) atau
penghasilan
• Wilayah (penjelas) vs persentase buta huruf (respons)
• Penghasilan (respon) vs tingkat pendidikan, jenis kelamin
UJI BEDA KELOMPOK
Ada berbagai kondisi dalam uji beda
kelompok atau hubungan antara variabel
nominal dengan lainnya
1.Kelompok pada variabel bebas ada 2 atau
lebih (banyaknya kategori dalam salah
satu variabel nominal 2 atau lebih)
2.Skala variabel respon bisa kontinu (beda
rata-rata) atau diskrit (beda frekwensi
atau proporsi)
SIFAT STATISTIK SAMPEL
• Statistik sebagai informasi (numerik) dari sampel
memiliki sifat: Stokastik (probabilistik) karena
diambil dari sampel acak karena itu harus
selalu ada ukuran pemusatan (rata-rata) dan
ukuran penyebaran (deviasi baku), keduanya
tidak bisa dipisahkan dan bergantung pada jenis
sebaran data (normal dll).
• Perbedaan dalam sampel yang diyakini juga
terjadi pada populasi disebut signifikan bukan
disebabkan karena faktor kebetulan.
KOMPONEN STATISTIK
• Rata-rata sampel: x =x /N
• Deviasi baku sampel: S= [ (x -  x)2 / (N-1)]
• Deviasi baku rata-rata (kesalahan baku): S/ N
• Taraf signifikansi (tingkat kecocokan), peluang
bahwa kesimpulan yang kita ambil salah.
• Interval keyakinan berdasarkan asumsi distribusi
(n< 30 distribusi t, sebaliknya menggunakan
distribusi normal)
MATEMATIK VS STOKASTIK
• Secara matematik 81 ≠ 83
• Dalam konteks kehidupan sehari-hari 81
tidak berbeda signifikan jika dikaitkan
dengan perolehan skor ujian yang
akhirnya sama-sama menjadi A
• Dalam konteks statistik signifikan
tidaknya suatu ukuran pemusatan sangat
bergantung pada ukuran penyebarannya
STOKASTIK
Ukuran Pemusatan Sampel
(XT)
Batas interval sesuai
Ukuran dan jenis
Sebaran (X0.X1)
XT tidak beda signifikan dengan semua titik antara X0 dan X1
(Hipotesis bahwa titik hijau merupakan parameter populasi adalah benar
Parameter
STOKASTIK
Kedua kelompok tidak beda signifikan
Kedua kelompok beda signifikan
UJI T
• Untuk uji taksiran parameter populasi
berdasarkan statistik sampel
• Untuk uji beda rata-rata dengan banyak
kelompok dua
• Kedua kelompok mungkin saling bebas
(beda subjek,misalnya laki, perempuan)
mungkin tidak saling bebas (subjek sama
beda objek, misalnya pre-post treatment)
SYARAT UJI BEDA MEAN
Syarat Penggunaan Uji Beda Mean
• Data diambil secara acak
• Ada variabel yang berupa kuantitatif (skala
interval), misalnya tinggi badan, berat badan,
IQ, nilai ujian
• Ada variabel yang bersifat faktor (kelompok)
dengan dua kategori (laki-perempuan, desa-
kota, eksperimen-kontrol)
LANGKAH UJI BEDA
MANUAL
• Rumuskan Hipotesis dan tingkat signifikansi (batas
peluang kesalahan kesimpulan)
• Hitung Statistik
2 2
2 2
/ ; /
( ) /( 1) ; ( ) /( 1)
( 1) ( 1)
2
0 ;
( 1/ 1/ )
y
x x N y y N
sx x x Nx sy y y Ny
sx Nx sy Ny
sebm
Nx Ny
x y
z
sebm nx ny
 
   
     
   
  

 



 
 
LANGKAH UJI BEDA
3. Tentukan titik kritis (tk, atau zk) sesuai uji 1
atau 2 arah, misalnya untuk sampel besar z
satu dua arah=1,96 sedangkan satu arah
=1,65
4. Ambil kesimpulan
1. jika z0 atau t0<tk, maka maka Ho diterima
2. Jika zo atau to ≥ tk, maka Ho ditolak
5. Untuk sampel relatif besar (dua arah)
1. jika z0 <1,96, maka maka Ho diterima
2. Jika zo ≥ 1,96, maka Ho ditolak
LANGKAH UJI BEDA
UNTUK UJI SATU KELOMPOK (MENAKSIR
BESAR PARAMETER)
1. Rata-rata y diganti dengan angka taksiran
2. Sey=0 dan Ny=1
2
/ ;
( ) /( 1) ;
0
0 ;
/
x x N
sx x x Nx
x mu
z
sx n

 
  
 




LANGKAH UJI BEDA
KOMPUTER
1. Rumuskan hipotesis (satu arah dua arah)
2. Tentukan jenis beda (satu kelompok,dua
kelompok saling bebas atau tidak saling
bebas)
3. Lakukan uji
4. Lihat nilai p
5. Jika p<5% maka Ho ditolak dan Ha
diterima
NILAI p
-4 -2 0 2 4
0.0
0.1
0.2
0.3
0.4
Peluang Normal
x
y
Ha: dua arah, signifikan jika p<5%
Ekuivalen dengan |z| >1,96
p/2 p/2
1,96
-1,96
UJI BEDA BERPASANGAN
MANUAL
1. Hitung selisih pasangan
2. Lakukan uji t satu kelompok pada selisih
pasangan dengan mu0=0
3. Selanjutnya sama
UJI BEDA BERPASANGAN
KOMPUTER (R, SPSS, MINITAB)
1. Pilih menu yang sesuai
2. Selanjutnya sama
UJI PROPORSI
Tujuan
Mengetahui ada tidaknya beda proporsi
keberadaan antara dua kelompok
1. 60% mahasiswa S2 adalah laki-laki
2. Proporsi laki-laki dari jember dan dari luar
jember berbeda
Hipotesis
Ho: Proporsi kelompok A adalah po=x%
Ha: Proporsi kelompok A tidak sama dengan
po=x%
UJI PROPORSI
Langkah
1. Hitung p dan se
2. Hitung statistik t
3. Hitung p-value /
(1 )
0
~ (0,1)
p x n
p p
se
n
p p
t N
se





UJI BEDA PROPORSI
Hipotesis
Ho: proporsi kelompok X di wilayah A sama
dengan di wilayah B
Ha: proporsi kelompok X di wilayah A tidak sama
sama dengan di wilayah B
(Misalnya proporsi laki-laki di desa dan di kota,
proporsi buta huruf di desa dan di kota)
UJI BEDA PROPORSI
Langkah
1. Hitung p dan se
2. Hitung statistik t
3. Hitung p-value
1 1 2 2
/ ; /
1(1 1) 2(1 2)
1 2
1 2
~ (0,1)
p x n p y n
p p p p
se
n n
p p
t N
se
 
 
 


ANALISIS VARIANSI
Tujuan
• Untuk memeriksa adanya beda mean dari
3 kelompok atau lebih (misalnya kelompok
ekonomi kuat, menengah dan lemah;
Jember, Jawa Timur dan luar Jawa Timur)
ANALISIS VARIANSI
Syarat
• Ada variabel faktor dengan 3 kelompok
atau lebih (misalnya kelompok ekonomi
kuat, menengah dan lemah; Jember, Jawa
Timur dan luar Jawa Timur)
• Ada variabel kuantitatif dengan skala
interval (prestasi belajar, tinggi badan,
berat badan)
ANALISIS VARIANSI
Syarat
• Data diambil secara acak
• Variansi kelompok bersifat homogen
ANALISIS VARIANSI
Kenapa analisis variansi?
• Karena pada dasarnya variansi kelompok
bersifat homogen
• Jika terjadi perbedaan signifikan antara
variansi (rata-rata kuadrat sampel) dalam
kelompok dengan antara kelompok maka
itu pasti disebabkan oleh adanya beda
mean (lihat ilustrasi)
ANALISIS VARIANSI
Hipotesis
• Ho semua kelompok memiliki mean yang
sama
• Ha paling tidak ada dua kelompok yang
memiliki mean yang tidak sama

More Related Content

Similar to STATISTIKA_INFERENSIAL MATA KULIAH STATI

Kel9b Blok8skenario3
Kel9b Blok8skenario3Kel9b Blok8skenario3
Kel9b Blok8skenario3
micelia amalia
 
ekonomi-Uji_Perbandingan.ppt
ekonomi-Uji_Perbandingan.pptekonomi-Uji_Perbandingan.ppt
ekonomi-Uji_Perbandingan.ppt
arifyuniar2
 
MATERI STATISTIKA INFERENSIAL DASAR .ppt
MATERI STATISTIKA INFERENSIAL DASAR .pptMATERI STATISTIKA INFERENSIAL DASAR .ppt
MATERI STATISTIKA INFERENSIAL DASAR .ppt
subrotorapih2
 
STATISTIKA INFERENSIAL
STATISTIKA INFERENSIALSTATISTIKA INFERENSIAL
STATISTIKA INFERENSIAL
ImanSolahudin
 
Analisis data kuantitatif (rendra)
Analisis data kuantitatif (rendra) Analisis data kuantitatif (rendra)
Analisis data kuantitatif (rendra)
humanistik
 
MODUL TEKHNIK SAMPLING.pdf
MODUL TEKHNIK SAMPLING.pdfMODUL TEKHNIK SAMPLING.pdf
MODUL TEKHNIK SAMPLING.pdf
ssuser7c01e3
 
PPT ANALISIS DATA
PPT ANALISIS DATAPPT ANALISIS DATA
PPT ANALISIS DATA
MarhamahFajriyahNasution
 
ringkasan uji homogenitas dan normalitas
ringkasan uji homogenitas dan normalitasringkasan uji homogenitas dan normalitas
ringkasan uji homogenitas dan normalitasGina Safitri
 
Uji hipotesis deskriptif non parametris
Uji hipotesis deskriptif non parametrisUji hipotesis deskriptif non parametris
Uji hipotesis deskriptif non parametris
Prima37
 
Uji normalitas dan homogenitas
Uji normalitas dan homogenitasUji normalitas dan homogenitas
Uji normalitas dan homogenitas
profkhafifa
 
Bahan ajar stat non par
Bahan ajar stat non par Bahan ajar stat non par
Bahan ajar stat non par
Fuhr Heri
 
Teknik Sampling baru.pptx
Teknik Sampling baru.pptxTeknik Sampling baru.pptx
Teknik Sampling baru.pptx
ssuser7c01e3
 
Statistik deskriptif(1)
Statistik deskriptif(1)Statistik deskriptif(1)
Statistik deskriptif(1)
Cloudys04
 
UJI HIPOTESIS.pptx
UJI   HIPOTESIS.pptxUJI   HIPOTESIS.pptx
UJI HIPOTESIS.pptx
Wan Na
 
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
TINAFITRIYAH
 
04 Statistika Inferensial.pptx
04 Statistika Inferensial.pptx04 Statistika Inferensial.pptx
04 Statistika Inferensial.pptx
SitiRomlah85
 
1. statistika dan_pengujian_opuji_
1. statistika dan_pengujian_opuji_1. statistika dan_pengujian_opuji_
1. statistika dan_pengujian_opuji_
deby fatriani
 
Konsep Statistika dan Metode Ilmiah
Konsep Statistika dan Metode IlmiahKonsep Statistika dan Metode Ilmiah
Konsep Statistika dan Metode Ilmiah
ashfiashaffa
 

Similar to STATISTIKA_INFERENSIAL MATA KULIAH STATI (20)

Kel9b Blok8skenario3
Kel9b Blok8skenario3Kel9b Blok8skenario3
Kel9b Blok8skenario3
 
ekonomi-Uji_Perbandingan.ppt
ekonomi-Uji_Perbandingan.pptekonomi-Uji_Perbandingan.ppt
ekonomi-Uji_Perbandingan.ppt
 
MATERI STATISTIKA INFERENSIAL DASAR .ppt
MATERI STATISTIKA INFERENSIAL DASAR .pptMATERI STATISTIKA INFERENSIAL DASAR .ppt
MATERI STATISTIKA INFERENSIAL DASAR .ppt
 
STATISTIKA INFERENSIAL
STATISTIKA INFERENSIALSTATISTIKA INFERENSIAL
STATISTIKA INFERENSIAL
 
Statistik dasar
Statistik dasarStatistik dasar
Statistik dasar
 
Analisis data kuantitatif (rendra)
Analisis data kuantitatif (rendra) Analisis data kuantitatif (rendra)
Analisis data kuantitatif (rendra)
 
MODUL TEKHNIK SAMPLING.pdf
MODUL TEKHNIK SAMPLING.pdfMODUL TEKHNIK SAMPLING.pdf
MODUL TEKHNIK SAMPLING.pdf
 
PPT ANALISIS DATA
PPT ANALISIS DATAPPT ANALISIS DATA
PPT ANALISIS DATA
 
ringkasan uji homogenitas dan normalitas
ringkasan uji homogenitas dan normalitasringkasan uji homogenitas dan normalitas
ringkasan uji homogenitas dan normalitas
 
R5 g kel 1 statdas 1
R5 g kel 1 statdas 1R5 g kel 1 statdas 1
R5 g kel 1 statdas 1
 
Uji hipotesis deskriptif non parametris
Uji hipotesis deskriptif non parametrisUji hipotesis deskriptif non parametris
Uji hipotesis deskriptif non parametris
 
Uji normalitas dan homogenitas
Uji normalitas dan homogenitasUji normalitas dan homogenitas
Uji normalitas dan homogenitas
 
Bahan ajar stat non par
Bahan ajar stat non par Bahan ajar stat non par
Bahan ajar stat non par
 
Teknik Sampling baru.pptx
Teknik Sampling baru.pptxTeknik Sampling baru.pptx
Teknik Sampling baru.pptx
 
Statistik deskriptif(1)
Statistik deskriptif(1)Statistik deskriptif(1)
Statistik deskriptif(1)
 
UJI HIPOTESIS.pptx
UJI   HIPOTESIS.pptxUJI   HIPOTESIS.pptx
UJI HIPOTESIS.pptx
 
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
 
04 Statistika Inferensial.pptx
04 Statistika Inferensial.pptx04 Statistika Inferensial.pptx
04 Statistika Inferensial.pptx
 
1. statistika dan_pengujian_opuji_
1. statistika dan_pengujian_opuji_1. statistika dan_pengujian_opuji_
1. statistika dan_pengujian_opuji_
 
Konsep Statistika dan Metode Ilmiah
Konsep Statistika dan Metode IlmiahKonsep Statistika dan Metode Ilmiah
Konsep Statistika dan Metode Ilmiah
 

Recently uploaded

TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIATRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
Universitas Sriwijaya
 
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptxPermasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Zainul Akmal
 
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptxPUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
Dedi Dwitagama
 
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
emalestari711
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
NurHalifah34
 
PPT METODE PERSIDANGAN TINGKAT DASAR PEMULA
PPT METODE PERSIDANGAN TINGKAT DASAR PEMULAPPT METODE PERSIDANGAN TINGKAT DASAR PEMULA
PPT METODE PERSIDANGAN TINGKAT DASAR PEMULA
ramadhanfhabibi
 

Recently uploaded (6)

TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIATRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
 
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptxPermasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
 
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptxPUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
 
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
 
PPT METODE PERSIDANGAN TINGKAT DASAR PEMULA
PPT METODE PERSIDANGAN TINGKAT DASAR PEMULAPPT METODE PERSIDANGAN TINGKAT DASAR PEMULA
PPT METODE PERSIDANGAN TINGKAT DASAR PEMULA
 

STATISTIKA_INFERENSIAL MATA KULIAH STATI

  • 2. RASIONAL • Kondisi riil pengolahan informasi (Data): Karena keterbatasan waktu, biaya dan tenaga tidak memungkinkan mengumpulkan dan mengolah seluruh informasi yang ada di masyarakat (di lapangan) • Implikasi: diperlukan prosedur dan alat yang memungkinkan menarik kesimpulan yang valid yang berlaku bagi kelompok yang lebih luas, berdasarkan informasi yang diperoleh dari kelompok yang lebih kecil, dengan peluang kesalahan yang terukur
  • 3. ISTILAH-ISTILAH UMUM • Kelompok data yang diolah disebut sampel • Kelompok data yang diwakili disebut populasi • Prosedur statistika yang dimaksud (untuk menarik kesimpulan tentang populasi berdasarkan informasi pada sampel) disebut statistika inferensial • Pernyataan dugaan sementara (dari kajian teori) tentang populasi disebut hipotesis. Hipotesis selanjutnya diuji dari informasi yang ada pada sampel
  • 4. POPULASI vs SAMPEL Populasi: parameter Sampel:statistik Diolah di analisis Teknik Sampling Inferensial Hipotesis Tesis
  • 5. HIPOTESIS • Hipotesis nol (nihil): Ho, bersifat netral (tidak ada beda, tidak ada hubungan, ..tidak …) • Hipotesis kerja (alternatif): Ha ada dua macam yaitu – Dua arah (ada beda x dengany; ada hubungan, tanpa menentukan mana yang lebih baik ) – Satu arah (menentukan kelompok yang lebih baik: x lebih baik y; lebih jelek, berhubungan positif) – Perumusan satu arah atau dua arah mempengaruhi pengambilan keputusan yang bersifat marjinal
  • 6. TARAF SIGNIFIKANSI -4 -2 0 2 4 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 Peluang Normal x y Ha: dua arah (signifikansi 5%; 1,96) 2,5% 2,5% Ha: satu arah (signifikansi 5%; 1,65) 5%
  • 7. ASUMSI UMUM SAMPEL • Sampel yang diambil harus valid, representatif (ruang dan waktu) dan bersifat acak (wajib) • Jumlah memenuhi syarat minimal (≥ 30) • Memenuhi sebaran tertentu (umumnya sebaran normal: kontinu, simetrik)
  • 8. PELANGGARAN ASUMSI • Keterwakilan, validitas dan keacakan data bersifat wajib • Jumlah dan sebaran menentukan jenis uji statistika yang dapat dipergunakan (misalnya parametrik vs non parametrik) • Jumlah sampel yang relatif besar (dan interval) memungkinkan lebih leluasa memilih metode analisis
  • 9. STATISTIKA INFERENSIAL • Secara umum mempelajari hubungan beberapa variabel dengan berbagai skala pengukuran atau pencacahan • Dapat pula merupakan persoalan sederhana hanya menduga (menaksir) pemusatan populasi (parameter) berdasarkan pemusatan sampel (statistik) • Hubungan antara variabel nominal dapat ditafsirkan sebagai perbedaan kelompok. Misalnya mempelajari hubungan jenis kelamin (laki-perempuan) dengan prestasi belajar statistika ekuivalen dengan mempelajari perbedaan prestasi belajar statistika antara kelompok laki-laki dan perempuan.
  • 10. STATISTIKA INFERENSIAL • Taksiran parameter dapat berupa taksiran titik dan interval (dengan tingkat keyakinan tertentu berdasarkan sebaran data) • Variabel (objek yang diamati) dibedakan menjadi variabel bebas (penjelas/ explanatory) dan variabel respon (terikat/response) • Jenis kelamin (penjelas) vs prestasi belajar (respons) • Tingkat pendidikan (penjelas) vs jumlah anak (respons) atau penghasilan • Wilayah (penjelas) vs persentase buta huruf (respons) • Penghasilan (respon) vs tingkat pendidikan, jenis kelamin
  • 11. UJI BEDA KELOMPOK Ada berbagai kondisi dalam uji beda kelompok atau hubungan antara variabel nominal dengan lainnya 1.Kelompok pada variabel bebas ada 2 atau lebih (banyaknya kategori dalam salah satu variabel nominal 2 atau lebih) 2.Skala variabel respon bisa kontinu (beda rata-rata) atau diskrit (beda frekwensi atau proporsi)
  • 12. SIFAT STATISTIK SAMPEL • Statistik sebagai informasi (numerik) dari sampel memiliki sifat: Stokastik (probabilistik) karena diambil dari sampel acak karena itu harus selalu ada ukuran pemusatan (rata-rata) dan ukuran penyebaran (deviasi baku), keduanya tidak bisa dipisahkan dan bergantung pada jenis sebaran data (normal dll). • Perbedaan dalam sampel yang diyakini juga terjadi pada populasi disebut signifikan bukan disebabkan karena faktor kebetulan.
  • 13. KOMPONEN STATISTIK • Rata-rata sampel: x =x /N • Deviasi baku sampel: S= [ (x -  x)2 / (N-1)] • Deviasi baku rata-rata (kesalahan baku): S/ N • Taraf signifikansi (tingkat kecocokan), peluang bahwa kesimpulan yang kita ambil salah. • Interval keyakinan berdasarkan asumsi distribusi (n< 30 distribusi t, sebaliknya menggunakan distribusi normal)
  • 14. MATEMATIK VS STOKASTIK • Secara matematik 81 ≠ 83 • Dalam konteks kehidupan sehari-hari 81 tidak berbeda signifikan jika dikaitkan dengan perolehan skor ujian yang akhirnya sama-sama menjadi A • Dalam konteks statistik signifikan tidaknya suatu ukuran pemusatan sangat bergantung pada ukuran penyebarannya
  • 15. STOKASTIK Ukuran Pemusatan Sampel (XT) Batas interval sesuai Ukuran dan jenis Sebaran (X0.X1) XT tidak beda signifikan dengan semua titik antara X0 dan X1 (Hipotesis bahwa titik hijau merupakan parameter populasi adalah benar Parameter
  • 16. STOKASTIK Kedua kelompok tidak beda signifikan Kedua kelompok beda signifikan
  • 17. UJI T • Untuk uji taksiran parameter populasi berdasarkan statistik sampel • Untuk uji beda rata-rata dengan banyak kelompok dua • Kedua kelompok mungkin saling bebas (beda subjek,misalnya laki, perempuan) mungkin tidak saling bebas (subjek sama beda objek, misalnya pre-post treatment)
  • 18. SYARAT UJI BEDA MEAN Syarat Penggunaan Uji Beda Mean • Data diambil secara acak • Ada variabel yang berupa kuantitatif (skala interval), misalnya tinggi badan, berat badan, IQ, nilai ujian • Ada variabel yang bersifat faktor (kelompok) dengan dua kategori (laki-perempuan, desa- kota, eksperimen-kontrol)
  • 19. LANGKAH UJI BEDA MANUAL • Rumuskan Hipotesis dan tingkat signifikansi (batas peluang kesalahan kesimpulan) • Hitung Statistik 2 2 2 2 / ; / ( ) /( 1) ; ( ) /( 1) ( 1) ( 1) 2 0 ; ( 1/ 1/ ) y x x N y y N sx x x Nx sy y y Ny sx Nx sy Ny sebm Nx Ny x y z sebm nx ny                             
  • 20. LANGKAH UJI BEDA 3. Tentukan titik kritis (tk, atau zk) sesuai uji 1 atau 2 arah, misalnya untuk sampel besar z satu dua arah=1,96 sedangkan satu arah =1,65 4. Ambil kesimpulan 1. jika z0 atau t0<tk, maka maka Ho diterima 2. Jika zo atau to ≥ tk, maka Ho ditolak 5. Untuk sampel relatif besar (dua arah) 1. jika z0 <1,96, maka maka Ho diterima 2. Jika zo ≥ 1,96, maka Ho ditolak
  • 21. LANGKAH UJI BEDA UNTUK UJI SATU KELOMPOK (MENAKSIR BESAR PARAMETER) 1. Rata-rata y diganti dengan angka taksiran 2. Sey=0 dan Ny=1 2 / ; ( ) /( 1) ; 0 0 ; / x x N sx x x Nx x mu z sx n            
  • 22. LANGKAH UJI BEDA KOMPUTER 1. Rumuskan hipotesis (satu arah dua arah) 2. Tentukan jenis beda (satu kelompok,dua kelompok saling bebas atau tidak saling bebas) 3. Lakukan uji 4. Lihat nilai p 5. Jika p<5% maka Ho ditolak dan Ha diterima
  • 23. NILAI p -4 -2 0 2 4 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 Peluang Normal x y Ha: dua arah, signifikan jika p<5% Ekuivalen dengan |z| >1,96 p/2 p/2 1,96 -1,96
  • 24. UJI BEDA BERPASANGAN MANUAL 1. Hitung selisih pasangan 2. Lakukan uji t satu kelompok pada selisih pasangan dengan mu0=0 3. Selanjutnya sama
  • 25. UJI BEDA BERPASANGAN KOMPUTER (R, SPSS, MINITAB) 1. Pilih menu yang sesuai 2. Selanjutnya sama
  • 26. UJI PROPORSI Tujuan Mengetahui ada tidaknya beda proporsi keberadaan antara dua kelompok 1. 60% mahasiswa S2 adalah laki-laki 2. Proporsi laki-laki dari jember dan dari luar jember berbeda Hipotesis Ho: Proporsi kelompok A adalah po=x% Ha: Proporsi kelompok A tidak sama dengan po=x%
  • 27. UJI PROPORSI Langkah 1. Hitung p dan se 2. Hitung statistik t 3. Hitung p-value / (1 ) 0 ~ (0,1) p x n p p se n p p t N se     
  • 28. UJI BEDA PROPORSI Hipotesis Ho: proporsi kelompok X di wilayah A sama dengan di wilayah B Ha: proporsi kelompok X di wilayah A tidak sama sama dengan di wilayah B (Misalnya proporsi laki-laki di desa dan di kota, proporsi buta huruf di desa dan di kota)
  • 29. UJI BEDA PROPORSI Langkah 1. Hitung p dan se 2. Hitung statistik t 3. Hitung p-value 1 1 2 2 / ; / 1(1 1) 2(1 2) 1 2 1 2 ~ (0,1) p x n p y n p p p p se n n p p t N se        
  • 30. ANALISIS VARIANSI Tujuan • Untuk memeriksa adanya beda mean dari 3 kelompok atau lebih (misalnya kelompok ekonomi kuat, menengah dan lemah; Jember, Jawa Timur dan luar Jawa Timur)
  • 31. ANALISIS VARIANSI Syarat • Ada variabel faktor dengan 3 kelompok atau lebih (misalnya kelompok ekonomi kuat, menengah dan lemah; Jember, Jawa Timur dan luar Jawa Timur) • Ada variabel kuantitatif dengan skala interval (prestasi belajar, tinggi badan, berat badan)
  • 32. ANALISIS VARIANSI Syarat • Data diambil secara acak • Variansi kelompok bersifat homogen
  • 33. ANALISIS VARIANSI Kenapa analisis variansi? • Karena pada dasarnya variansi kelompok bersifat homogen • Jika terjadi perbedaan signifikan antara variansi (rata-rata kuadrat sampel) dalam kelompok dengan antara kelompok maka itu pasti disebabkan oleh adanya beda mean (lihat ilustrasi)
  • 34. ANALISIS VARIANSI Hipotesis • Ho semua kelompok memiliki mean yang sama • Ha paling tidak ada dua kelompok yang memiliki mean yang tidak sama