SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
SOSIALISASI
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN NOMOR 9 TAHUN 2021
TENTANG
PENGELOLAAN PERHUTANAN SOSIAL
Oleh
Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Wilayah Sulawesi
Pinrang, 2022
Persetujuan Pengelolaan Perhutanan
Sosial adalah pemberian akses legal
Pemanfaatan Hutan yang dilakukan
oleh kelompok Perhutanan Sosial
untuk kegiatan Pengelolaan HD,
Pengelolaan HKm, Pengelolaan HTR,
kemitraan kehutanan, dan Hutan
Adat pada kawasan Hutan Lindung,
kawasan Hutan Produksi atau
kawasan Hutan Konservasi sesuai
dengan fungsinya.
Persetujuan Pengelolaan
PS
Perhutanan Sosial adalah sistem
pengelolaan hutan lestari yang
dilaksanakan dalam kawasan hutan
negara atau Hutan Hak/Hutan Adat yang
dilaksanakan oleh Masyarakat Setempat
atau Masyarakat Hukum Adat sebagai
pelaku utama untuk meningkatkan
kesejahteraan-nya, keseimbangan
lingkungan dan dinamika sosial budaya
dalam bentuk Hutan Desa, Hutan
Kemasyarakatan, Hutan Tanaman
Rakyat, Hutan Adat dan kemitraan
kehutanan.
Perhutanan
Sosial
Pengertian
Hutan Adat
hutan yang berada di dalam wilayah
Masyarakat Hukum Adat.
Hutan Desa
kawasan hutan yang belum
dibebani izin, yang dikelola oleh
desa dan dimanfaatkan untuk
kesejahteraan desa.
kawasan hutan yang
pemanfaatan utamanya ditujukan
untuk memberdayakan
masyarakat.
.
Hutan Tanaman Rakyat
hutan tanaman pada HP yang dibangun oleh kelompok
Masyarakat untuk meningkatkan potensi dan kualitas HP
dengan menerapkan sistem silvikultur dalam rangka menjamin
kelestarian sumber daya hutan.
Hutan Kemasyarakatan
H
D
HK
m
HT
R
H
A
Kemitraa
n
Kehutana
n
Skema Perhutanan Sosial
Fungsi Hutan Skema PS
Hutan Konservasi Kemitraan Konservasi *)
Hutan Lindung HD, HKm, Kemitraan Kehutanan
Hutan Produksi HD, HKm, HTR, Kemitraan
Kehutanan
Kemitraan Kehutanan
persetujuan kemitraan yang diberikan
kepada pemegang perizinan berusaha
Pemanfaatan Hutan atau pemegang
persetujuan penggunaan kawasan
hutan dengan mitra/Masyarakat untuk
memanfaatkan hutan pada kawasan
Hutan Lindung atau kawasan Hutan
Produksi
.
Kemitraan Konservasi dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang
konservasi sumberdaya alam hayati
dan ekosistemnya (Pasal 4).
Arahan areal Pengelolaan Perhutanan
Sosial ditetapkan oleh Menteri dalam
bentuk PIAPS.
OBJEK Areal berupa Kawasan Hutan Lindung dan/atau Hutan Produksi yang belum
dibebani perizinan berusaha pemanfaatan hutan, persetujuan penggunaan
kawasan hutan atau persetujuan pengelolaan perhutanan sosial.
Ketentuan areal yang dimohon: Luas Areal paling luas
5.000 hektar / unit pengelolaan
a. berada di dalam PIAPS; 15 hektar / KK
b. Sudah dikelola oleh pemohon.
Dalam hal areal di luar PIAPS dapat diberikan persetujuan dengan pertimbangan:
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
HUTAN KEMASYARAKATAN (Hkm)
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
MANFAAT HUTAN KEMASYARAKATAN (Hkm)
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
PEMANFAATAN HUTAN DALAM DALAM
PERSETUJUAN HUTAN KEMASYARAKATAN (Hkm)
PEMANFAATAN KAWASAN
Kegiatan untuk memanfaatkan ruang tumbuh sehingga diperoleh manfaat lingkungan, manfaat sosial dan
manfaat ekonomi secara optimal dengan tidak mengurangi fungsi utamanya. Pemanfaatan Kawasan antara
lain, contoh: budidaya tanaman obat, tanaman hias, sarang walet, pakan ternak.
PEMANFAATAN DAN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK)
Kegiatan untuk memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan serta mengambil hasil hutan selain kayu
dengan batasan waktu, luas, dan/atau volume tertentu tanpa merusak lingkungan serta tidak mengurangi
fungsinya. Contoh HHBK antara lain: rotan, bambu, madu, buah-buahan, getah.
PEMANFAATAN DAN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK)
Kegiatan untuk memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan serta mengambil hasil hutan selain kayu
dengan batasan waktu, luas, dan/atau volume tertentu tanpa merusak lingkungan serta tidak mengurangi
fungsinya. Contoh HHBK antara lain: rotan, bambu, madu, buah-buahan, getah.
PEMANFAATAN DAN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN KAYU (HHK)
Kegiatan untuk memanfaatkan dan mengusahakan serta mengambil hasil hutan berupa kayu dengan
batasan waktu, luas, dan/atau volume tertentu tanpa merusak lingkungan serta tidak mengurangi fungsi
pokoknya. Pemanfaatan HHK berasal dari tanaman sendiri atau tanaman yang di hibahkan yang dilakukan
pada areal kerja persetujuan pengelolaan HKm yang berada di luar gambut dan PIPPIB.
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
PEMBERIAN HAK KELOLA HUTAN
KEMASYARAKATAN (Hkm)
Perseorangan
Membentuk kelompok masyarakat minimal 15 orang yang bergantung
terhadap kawasan hutan yang disahkan oleh kepala desa setempat.
Koperasi
Koperasi setempat yang bergerak dibidang kehutanan,
pertanian, hortikultura dan peternakan
Kelompok Tani
Kelompok Tani Hutan (KTH) dengan anggota minimal 15 orang,
Dalam hal kelompok tani hutan beranggota > 300 orang maka dapat membentuk
gabungan kelompok tani hutan (gapoktanhut),
Disahkan oleh Kepala Desa/Camat setempat.
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
KRITERIA ANGGOTA PEMOHON
sekitar hutan di satu desa atau beberapa desa yang memiliki ketergantungan terhadap
kawasan hutan yang sudah menggarap/mengelola pada areal yang dimohon. Dibuktikan
Dengan Ketentuan:
1. Masyarakat setempat: yaitu penduduk asli atau pendatang yang berdomisili di dalam atau di1 (satu) keluarga hanya bisa
diwakili 1 (satu) orang, dan
Belum terdaftar sebagai
pemegang persetujuan
pengelolaan perhutanan sosial
dan permohonan kelompok
dengan kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP)/ NIK (Nomor Induk Kependudukan) danperhutanan sosial lain.
Kartu Keluarga (KK)
2. Tidak berprofesi sebagai PNS, TNI, dan POLRI.
3. Perseorangan yang memiliki kompetensi di bidang kehutanan (1 orang).
4. Masyarakat luar desa setempat yang sudah mengelola selama ≥ 5 tahun dibuktikan dengan
surat keterangan garapan oleh kades/lurah setempat.
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
LOKASI PERSETUJUAN PENGELOLAAN Hkm
HUTAN KEMASYARAKATAN (Hkm)
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
LOKASI PERSETUJUAN PENGELOLAAN Hkm
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN PEMEGANG
PERSETUJUAN HKm
HAK:
a. mendapat perlindungan dari gangguan perusakan dan pencemaran lingkungan
atau pengambilalihan secara sepihak oleh pihak lain;
b.mengelola dan memanfaatkan areal sesuai dengan Kearifan Lokal;
c. mendapat manfaat dari sumber daya genetik yang ada di dalam areal;
d.mengembangkan ekonomi produktif berbasis kehutanan;
e. mendapat Pendampingan dalam Pengelolaan areal serta penyelesaian konflik;
f. mendapat Pendampingan kemitraan dalam pengembangan usahanya;
g.mendapat Pendampingan penyusunan rencana Kelola Perhutanan Sosial, Rencana
Kerja Usaha, dan Rencana Kerja Tahunan; dan
h.mendapat perlakuan yang adil atas dasar gender ataupun bentuk lainnya.
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
KEWAJIBAN
a.melaksanakan pengelolaan hutan sesuai dengan prinsip pengelolaan hutan
lestari.
b.menjaga arealnya dari perusakan dan pencemaran lingkungan;
c.memberi tanda batas areal kerjanya;
d.menyusun Rencana Pengelolaan Hutan, Rencana Kerja Usaha, dan Rencana
Kerja Tahunan, serta menyampaikan laporan pelaksanaannya kepada pemberi
Persetujuan Pengelolaan Perhutanan Sosial;
e.melakukan penanaman dan pemeliharaan hutan;
f.melaksanakan penatausahaan hasil hutan;
g.membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak dari hasil kegiatan Pengelolaan
PS; dan
h.melaksanakan perlindungan hutan.
HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN PEMEGANG
PERSETUJUAN HKm
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN PEMEGANG
PERSETUJUAN Hkm
LARANGAN
a.memindahtangankan Persetujuan Pengelolaan HKm;
b.menanam kelapa sawit pada areal Pengelolaan HKm;
c.mengagunkan areal Pengelolaan Hkm;
d.menebang pohon pada areal dengan fungsi hutan lindung;
e.menggunakan peralatan mekanis pada areal dengan fungsi hutan
lindung;
f.membangun sarana dan prasarana yang mengubah bentang alam
pada dengan fungsi hutan lindung;
g.menyewakan areal; dan
h.menggunakan areal untuk kepentingan lain.
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
FASILITASI PERMOHONAN HKM
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL
PERHUTANAN SOSIAL DAN
KEMITRAAN LINGKUNGAN
VERIFIKASI ADMINISTRASI :
memeriksa kelengkapan dan kesesuaian persyaratan administrasi permohonan
Persetujuan serta pencermatan terhadap subjek dan objek persetujuan
VERIFIKASI TEKNIS:
Pemeriksaan lapangan untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang valid
terhadap subjek dan objek persetujuan
Unsur Tim Verifikasi Teknis:
1. BPSKL
2. Dishutprov.
3. UPT KLHK terkait
4. KPH
5. Pokja PPS
Dirjen PSKL dapat menugaskan
personil untuk supervisi/Bantuan
Teknis
DIREKTORAT JENDERAL
PERHUTANAN SOSIAL DAN
KEMITRAAN LINGKUNGAN
SUBJEK:
Dilakukan melalui FGD, cek personal
dan wawancara mendalam, untuk
memperoleh fakta, data, dan informasi:
1. Kebenaran dokumen permohonan;
2. Kebenaran status kelembagaan
pemohon;
3. Kesesuaian kriteria untuk pengurus
dan penerima manfaat (HD);
4. Kesesuaian kriteria untuk pengurus
dan anggota pemohon (HKm dan
HTR)
5. komoditas atau jenis pemanfaatan
yang telah dan akan diusahakan
pemohon; dan
6. identifikasi potensi konflik sosial dan
tenurial pada objek persetujuan.
OBJEK:
Dilakukan melalui telaahan peta dan pemeriksaan
lapangan untuk memperoleh fakta, data, dan informasi:
1. letak dan batas areal yang dimohon;
2. fungsi kawasan areal yang dimohon;
3. keberadaan perizinan berusaha bidang kehutanan
dan perizinan lainnya pada areal yang dimohon;
4. keberadaan permukiman, fasilitas umum, fasilitas
sosial, dan tanaman sawit pada areal yang dimohon.
5. status areal yang dimohon pada peta PIAPS, peta
tanah objek reforma agraria, peta indikatif
penghentian pemberian izin baru, dan peta ekosistem
gambut;
6. kondisi biofisik areal yang dimohon;
7. potensi pemanfaatan kawasan, hasil hutan bukan
kayu, hasil hutan kayu, dan jasa lingkungan pada
areal yang dimohon; dan/atau
8. aksesibilitas dan jarak dari permukiman pemohon ke
areal yang dimohon.
PELAKSANAAN VERIFIKASI TEKNIS
Terima Kasih
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN
LINGKUNGAN

More Related Content

Similar to sosialisasi-peraturan-menteri-lingkungan-hidup-dan-kehutanan-nomor-9-tahun-2021-tentang-pengelo.pptx

Pp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutanPp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutanwalhiaceh
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanwalhiaceh
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanwalhiaceh
 
Pp nomor 6 tahun 1999 ttg pengusahaan dan pemungutan hasil hutan
Pp nomor 6 tahun 1999 ttg pengusahaan dan pemungutan hasil hutanPp nomor 6 tahun 1999 ttg pengusahaan dan pemungutan hasil hutan
Pp nomor 6 tahun 1999 ttg pengusahaan dan pemungutan hasil hutanwalhiaceh
 
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi Maluku
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi MalukuKebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi Maluku
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi MalukuCIFOR-ICRAF
 
2023 11 23 Mekanisme Perhutanan Sosial.pptx
2023 11 23 Mekanisme Perhutanan Sosial.pptx2023 11 23 Mekanisme Perhutanan Sosial.pptx
2023 11 23 Mekanisme Perhutanan Sosial.pptxBidangPertanahan
 
Pp tata hutan
Pp tata hutanPp tata hutan
Pp tata hutanwalhiaceh
 
Pp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutan
Pp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutanPp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutan
Pp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutanwalhiaceh
 
Pengantar diskusi perhutanan sosial dan sdgs desa point 8 dan 9 6 juli 2021 l...
Pengantar diskusi perhutanan sosial dan sdgs desa point 8 dan 9 6 juli 2021 l...Pengantar diskusi perhutanan sosial dan sdgs desa point 8 dan 9 6 juli 2021 l...
Pengantar diskusi perhutanan sosial dan sdgs desa point 8 dan 9 6 juli 2021 l...TV Desa
 
presentasi Perencanaan desa berbasis SDGs.pptx
presentasi Perencanaan desa berbasis SDGs.pptxpresentasi Perencanaan desa berbasis SDGs.pptx
presentasi Perencanaan desa berbasis SDGs.pptxHeriSisoneto1
 
Tropenbos_Pengalaman Perencanaan KEE dan HCV.pdf
Tropenbos_Pengalaman Perencanaan KEE dan HCV.pdfTropenbos_Pengalaman Perencanaan KEE dan HCV.pdf
Tropenbos_Pengalaman Perencanaan KEE dan HCV.pdfSubditSumberdayaPend
 
Pp 34 2002-tata_hutan
Pp 34 2002-tata_hutanPp 34 2002-tata_hutan
Pp 34 2002-tata_hutanPeople Power
 
PENGELOLAAN PERHUTANAN SOSIAL.pptx
PENGELOLAAN PERHUTANAN SOSIAL.pptxPENGELOLAAN PERHUTANAN SOSIAL.pptx
PENGELOLAAN PERHUTANAN SOSIAL.pptxaswaldosen
 
Resume konsultasi publik edit (upload blog)edit
Resume konsultasi publik edit (upload blog)editResume konsultasi publik edit (upload blog)edit
Resume konsultasi publik edit (upload blog)editkphnganjuk
 
Kajian implementasi multisistem silvikultur menuju ekosistem gambut berkelanj...
Kajian implementasi multisistem silvikultur menuju ekosistem gambut berkelanj...Kajian implementasi multisistem silvikultur menuju ekosistem gambut berkelanj...
Kajian implementasi multisistem silvikultur menuju ekosistem gambut berkelanj...International Tropical Peatlands Center
 

Similar to sosialisasi-peraturan-menteri-lingkungan-hidup-dan-kehutanan-nomor-9-tahun-2021-tentang-pengelo.pptx (20)

Pp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutanPp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutan
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
 
Pp nomor 6 tahun 1999 ttg pengusahaan dan pemungutan hasil hutan
Pp nomor 6 tahun 1999 ttg pengusahaan dan pemungutan hasil hutanPp nomor 6 tahun 1999 ttg pengusahaan dan pemungutan hasil hutan
Pp nomor 6 tahun 1999 ttg pengusahaan dan pemungutan hasil hutan
 
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi Maluku
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi MalukuKebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi Maluku
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi Maluku
 
Kelola kph
Kelola kphKelola kph
Kelola kph
 
Legal Memorandum; Memo Perhutanan Sosial Pada Areal Perhutani
Legal Memorandum; Memo Perhutanan Sosial Pada Areal PerhutaniLegal Memorandum; Memo Perhutanan Sosial Pada Areal Perhutani
Legal Memorandum; Memo Perhutanan Sosial Pada Areal Perhutani
 
2023 11 23 Mekanisme Perhutanan Sosial.pptx
2023 11 23 Mekanisme Perhutanan Sosial.pptx2023 11 23 Mekanisme Perhutanan Sosial.pptx
2023 11 23 Mekanisme Perhutanan Sosial.pptx
 
Pp tata hutan
Pp tata hutanPp tata hutan
Pp tata hutan
 
Pp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutan
Pp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutanPp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutan
Pp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutan
 
Pengantar diskusi perhutanan sosial dan sdgs desa point 8 dan 9 6 juli 2021 l...
Pengantar diskusi perhutanan sosial dan sdgs desa point 8 dan 9 6 juli 2021 l...Pengantar diskusi perhutanan sosial dan sdgs desa point 8 dan 9 6 juli 2021 l...
Pengantar diskusi perhutanan sosial dan sdgs desa point 8 dan 9 6 juli 2021 l...
 
presentasi Perencanaan desa berbasis SDGs.pptx
presentasi Perencanaan desa berbasis SDGs.pptxpresentasi Perencanaan desa berbasis SDGs.pptx
presentasi Perencanaan desa berbasis SDGs.pptx
 
Tropenbos_Pengalaman Perencanaan KEE dan HCV.pdf
Tropenbos_Pengalaman Perencanaan KEE dan HCV.pdfTropenbos_Pengalaman Perencanaan KEE dan HCV.pdf
Tropenbos_Pengalaman Perencanaan KEE dan HCV.pdf
 
Pp 34 2002-tata_hutan
Pp 34 2002-tata_hutanPp 34 2002-tata_hutan
Pp 34 2002-tata_hutan
 
PENGELOLAAN PERHUTANAN SOSIAL.pptx
PENGELOLAAN PERHUTANAN SOSIAL.pptxPENGELOLAAN PERHUTANAN SOSIAL.pptx
PENGELOLAAN PERHUTANAN SOSIAL.pptx
 
Illegal logging
Illegal loggingIllegal logging
Illegal logging
 
Kerusakan hutan
Kerusakan hutanKerusakan hutan
Kerusakan hutan
 
Sos dak 2012 kehutanan
Sos dak 2012   kehutananSos dak 2012   kehutanan
Sos dak 2012 kehutanan
 
Resume konsultasi publik edit (upload blog)edit
Resume konsultasi publik edit (upload blog)editResume konsultasi publik edit (upload blog)edit
Resume konsultasi publik edit (upload blog)edit
 
Kajian implementasi multisistem silvikultur menuju ekosistem gambut berkelanj...
Kajian implementasi multisistem silvikultur menuju ekosistem gambut berkelanj...Kajian implementasi multisistem silvikultur menuju ekosistem gambut berkelanj...
Kajian implementasi multisistem silvikultur menuju ekosistem gambut berkelanj...
 

sosialisasi-peraturan-menteri-lingkungan-hidup-dan-kehutanan-nomor-9-tahun-2021-tentang-pengelo.pptx

  • 1. SOSIALISASI PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR 9 TAHUN 2021 TENTANG PENGELOLAAN PERHUTANAN SOSIAL Oleh Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Wilayah Sulawesi Pinrang, 2022
  • 2. Persetujuan Pengelolaan Perhutanan Sosial adalah pemberian akses legal Pemanfaatan Hutan yang dilakukan oleh kelompok Perhutanan Sosial untuk kegiatan Pengelolaan HD, Pengelolaan HKm, Pengelolaan HTR, kemitraan kehutanan, dan Hutan Adat pada kawasan Hutan Lindung, kawasan Hutan Produksi atau kawasan Hutan Konservasi sesuai dengan fungsinya. Persetujuan Pengelolaan PS Perhutanan Sosial adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan hutan negara atau Hutan Hak/Hutan Adat yang dilaksanakan oleh Masyarakat Setempat atau Masyarakat Hukum Adat sebagai pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraan-nya, keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial budaya dalam bentuk Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan, Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Adat dan kemitraan kehutanan. Perhutanan Sosial Pengertian
  • 3. Hutan Adat hutan yang berada di dalam wilayah Masyarakat Hukum Adat. Hutan Desa kawasan hutan yang belum dibebani izin, yang dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa. kawasan hutan yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat. . Hutan Tanaman Rakyat hutan tanaman pada HP yang dibangun oleh kelompok Masyarakat untuk meningkatkan potensi dan kualitas HP dengan menerapkan sistem silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan. Hutan Kemasyarakatan H D HK m HT R H A Kemitraa n Kehutana n Skema Perhutanan Sosial Fungsi Hutan Skema PS Hutan Konservasi Kemitraan Konservasi *) Hutan Lindung HD, HKm, Kemitraan Kehutanan Hutan Produksi HD, HKm, HTR, Kemitraan Kehutanan Kemitraan Kehutanan persetujuan kemitraan yang diberikan kepada pemegang perizinan berusaha Pemanfaatan Hutan atau pemegang persetujuan penggunaan kawasan hutan dengan mitra/Masyarakat untuk memanfaatkan hutan pada kawasan Hutan Lindung atau kawasan Hutan Produksi . Kemitraan Konservasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya (Pasal 4). Arahan areal Pengelolaan Perhutanan Sosial ditetapkan oleh Menteri dalam bentuk PIAPS.
  • 4. OBJEK Areal berupa Kawasan Hutan Lindung dan/atau Hutan Produksi yang belum dibebani perizinan berusaha pemanfaatan hutan, persetujuan penggunaan kawasan hutan atau persetujuan pengelolaan perhutanan sosial. Ketentuan areal yang dimohon: Luas Areal paling luas 5.000 hektar / unit pengelolaan a. berada di dalam PIAPS; 15 hektar / KK b. Sudah dikelola oleh pemohon. Dalam hal areal di luar PIAPS dapat diberikan persetujuan dengan pertimbangan: DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN HUTAN KEMASYARAKATAN (Hkm)
  • 5. DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN MANFAAT HUTAN KEMASYARAKATAN (Hkm)
  • 6. DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN PEMANFAATAN HUTAN DALAM DALAM PERSETUJUAN HUTAN KEMASYARAKATAN (Hkm) PEMANFAATAN KAWASAN Kegiatan untuk memanfaatkan ruang tumbuh sehingga diperoleh manfaat lingkungan, manfaat sosial dan manfaat ekonomi secara optimal dengan tidak mengurangi fungsi utamanya. Pemanfaatan Kawasan antara lain, contoh: budidaya tanaman obat, tanaman hias, sarang walet, pakan ternak. PEMANFAATAN DAN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK) Kegiatan untuk memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan serta mengambil hasil hutan selain kayu dengan batasan waktu, luas, dan/atau volume tertentu tanpa merusak lingkungan serta tidak mengurangi fungsinya. Contoh HHBK antara lain: rotan, bambu, madu, buah-buahan, getah. PEMANFAATAN DAN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK) Kegiatan untuk memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan serta mengambil hasil hutan selain kayu dengan batasan waktu, luas, dan/atau volume tertentu tanpa merusak lingkungan serta tidak mengurangi fungsinya. Contoh HHBK antara lain: rotan, bambu, madu, buah-buahan, getah. PEMANFAATAN DAN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN KAYU (HHK) Kegiatan untuk memanfaatkan dan mengusahakan serta mengambil hasil hutan berupa kayu dengan batasan waktu, luas, dan/atau volume tertentu tanpa merusak lingkungan serta tidak mengurangi fungsi pokoknya. Pemanfaatan HHK berasal dari tanaman sendiri atau tanaman yang di hibahkan yang dilakukan pada areal kerja persetujuan pengelolaan HKm yang berada di luar gambut dan PIPPIB.
  • 7. DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN PEMBERIAN HAK KELOLA HUTAN KEMASYARAKATAN (Hkm) Perseorangan Membentuk kelompok masyarakat minimal 15 orang yang bergantung terhadap kawasan hutan yang disahkan oleh kepala desa setempat. Koperasi Koperasi setempat yang bergerak dibidang kehutanan, pertanian, hortikultura dan peternakan Kelompok Tani Kelompok Tani Hutan (KTH) dengan anggota minimal 15 orang, Dalam hal kelompok tani hutan beranggota > 300 orang maka dapat membentuk gabungan kelompok tani hutan (gapoktanhut), Disahkan oleh Kepala Desa/Camat setempat.
  • 8. DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN KRITERIA ANGGOTA PEMOHON sekitar hutan di satu desa atau beberapa desa yang memiliki ketergantungan terhadap kawasan hutan yang sudah menggarap/mengelola pada areal yang dimohon. Dibuktikan Dengan Ketentuan: 1. Masyarakat setempat: yaitu penduduk asli atau pendatang yang berdomisili di dalam atau di1 (satu) keluarga hanya bisa diwakili 1 (satu) orang, dan Belum terdaftar sebagai pemegang persetujuan pengelolaan perhutanan sosial dan permohonan kelompok dengan kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP)/ NIK (Nomor Induk Kependudukan) danperhutanan sosial lain. Kartu Keluarga (KK) 2. Tidak berprofesi sebagai PNS, TNI, dan POLRI. 3. Perseorangan yang memiliki kompetensi di bidang kehutanan (1 orang). 4. Masyarakat luar desa setempat yang sudah mengelola selama ≥ 5 tahun dibuktikan dengan surat keterangan garapan oleh kades/lurah setempat.
  • 9. DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN LOKASI PERSETUJUAN PENGELOLAAN Hkm HUTAN KEMASYARAKATAN (Hkm)
  • 10. DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN LOKASI PERSETUJUAN PENGELOLAAN Hkm
  • 11. DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN PEMEGANG PERSETUJUAN HKm HAK: a. mendapat perlindungan dari gangguan perusakan dan pencemaran lingkungan atau pengambilalihan secara sepihak oleh pihak lain; b.mengelola dan memanfaatkan areal sesuai dengan Kearifan Lokal; c. mendapat manfaat dari sumber daya genetik yang ada di dalam areal; d.mengembangkan ekonomi produktif berbasis kehutanan; e. mendapat Pendampingan dalam Pengelolaan areal serta penyelesaian konflik; f. mendapat Pendampingan kemitraan dalam pengembangan usahanya; g.mendapat Pendampingan penyusunan rencana Kelola Perhutanan Sosial, Rencana Kerja Usaha, dan Rencana Kerja Tahunan; dan h.mendapat perlakuan yang adil atas dasar gender ataupun bentuk lainnya.
  • 12. DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN KEWAJIBAN a.melaksanakan pengelolaan hutan sesuai dengan prinsip pengelolaan hutan lestari. b.menjaga arealnya dari perusakan dan pencemaran lingkungan; c.memberi tanda batas areal kerjanya; d.menyusun Rencana Pengelolaan Hutan, Rencana Kerja Usaha, dan Rencana Kerja Tahunan, serta menyampaikan laporan pelaksanaannya kepada pemberi Persetujuan Pengelolaan Perhutanan Sosial; e.melakukan penanaman dan pemeliharaan hutan; f.melaksanakan penatausahaan hasil hutan; g.membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak dari hasil kegiatan Pengelolaan PS; dan h.melaksanakan perlindungan hutan. HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN PEMEGANG PERSETUJUAN HKm
  • 13. DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN PEMEGANG PERSETUJUAN Hkm LARANGAN a.memindahtangankan Persetujuan Pengelolaan HKm; b.menanam kelapa sawit pada areal Pengelolaan HKm; c.mengagunkan areal Pengelolaan Hkm; d.menebang pohon pada areal dengan fungsi hutan lindung; e.menggunakan peralatan mekanis pada areal dengan fungsi hutan lindung; f.membangun sarana dan prasarana yang mengubah bentang alam pada dengan fungsi hutan lindung; g.menyewakan areal; dan h.menggunakan areal untuk kepentingan lain.
  • 14. DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN FASILITASI PERMOHONAN HKM
  • 15. DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
  • 16. DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN VERIFIKASI ADMINISTRASI : memeriksa kelengkapan dan kesesuaian persyaratan administrasi permohonan Persetujuan serta pencermatan terhadap subjek dan objek persetujuan VERIFIKASI TEKNIS: Pemeriksaan lapangan untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang valid terhadap subjek dan objek persetujuan Unsur Tim Verifikasi Teknis: 1. BPSKL 2. Dishutprov. 3. UPT KLHK terkait 4. KPH 5. Pokja PPS Dirjen PSKL dapat menugaskan personil untuk supervisi/Bantuan Teknis
  • 17. DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN SUBJEK: Dilakukan melalui FGD, cek personal dan wawancara mendalam, untuk memperoleh fakta, data, dan informasi: 1. Kebenaran dokumen permohonan; 2. Kebenaran status kelembagaan pemohon; 3. Kesesuaian kriteria untuk pengurus dan penerima manfaat (HD); 4. Kesesuaian kriteria untuk pengurus dan anggota pemohon (HKm dan HTR) 5. komoditas atau jenis pemanfaatan yang telah dan akan diusahakan pemohon; dan 6. identifikasi potensi konflik sosial dan tenurial pada objek persetujuan. OBJEK: Dilakukan melalui telaahan peta dan pemeriksaan lapangan untuk memperoleh fakta, data, dan informasi: 1. letak dan batas areal yang dimohon; 2. fungsi kawasan areal yang dimohon; 3. keberadaan perizinan berusaha bidang kehutanan dan perizinan lainnya pada areal yang dimohon; 4. keberadaan permukiman, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan tanaman sawit pada areal yang dimohon. 5. status areal yang dimohon pada peta PIAPS, peta tanah objek reforma agraria, peta indikatif penghentian pemberian izin baru, dan peta ekosistem gambut; 6. kondisi biofisik areal yang dimohon; 7. potensi pemanfaatan kawasan, hasil hutan bukan kayu, hasil hutan kayu, dan jasa lingkungan pada areal yang dimohon; dan/atau 8. aksesibilitas dan jarak dari permukiman pemohon ke areal yang dimohon. PELAKSANAAN VERIFIKASI TEKNIS
  • 18. Terima Kasih DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN