Dokumen tersebut membahas pengelolaan sampah konstruksi dan domestik di lokasi proyek pembangunan Ibu Kota Negara baru. Sampah konstruksi dan domestik akan dipilah menjadi tiga jenis yakni sampah daur ulang, sisa makanan, dan residu. Sampah sisa makanan akan diolah menggunakan metode biopori, sedangkan sampah residu akan dikumpulkan di unit pengurukan khusus.
1. PENGELOLAAN SAMPAH
DI LOKASI PROJECT KONSTRUKSI IKN
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Sanitasi
2. Pengelolaan Sampah
Pada Lokasi Project Konstruksi
Penanggung jawab pengelolaan sampah selama masa konstruksi untuk keseluruhan project konstruksi di
Kawasan IKN adalah Konsultan Manajemen Konstruksi Induk (MKI)
Penanggung jawab utama Pengelolaan sampah setiap lokasi project konstruksi adalah Project Manager dari
setiap project konstruksi di IKN
Project Manager menunjuk HSE sebagai Operator pengelolaan sampah
Peralatan safety yang dibutuhkan helm proyek, Masker, Sarung tangan, Wearpack, Sepatu Boat/ Safety, garu-
garu, Desinfektan, dan sebagainya
Sampah Sisa Konstruksi yang dihasilkan dari lokasi konstruksi diolah dengan dipilah jenis sampah (Sampah
Recyclables dan Sampah Residu)
Sampah domestik yang dihasilkan dari lokasi konstruksi diolah dengan dipilah 3 jenis sampah (Sampah
Recyclables, Sampah Sisa Makanan, Sampah Residu)
Pengelolaan di sumber harus dijadikan prioritas daripada mengangkut sampah ke TPA Buluminung
(mendorong Clean and Green Construction)
3. A. PENGELOLAAN SAMPAH SISA KONSTRUKSI (1)
Adapun jenis sampah sisa konstruksi yaitu:
- Sampah Recyclables, Misalnya Kayu sisa bekisting, potongan besi tulangan,
sisa kaleng cat, dsb
- Sampah Residu, Misalnya Semen, koral, pasir, reruntuhan beton, material-
material yang pecah atau rusak pada keramik, cat, dan material plesteran
lainnya
*untuk jumlah timbulan dan komposisi sampah perlu dilakukan survey lebih
lanjut di lapangan
4. Sisa material konstruksi dapat ditangani dengan 4 opsi pengelolaan antara lain:
A. PENGELOLAAN SAMPAH SISA KONSTRUKSI (2)
5. Sampah domestik direncanakan dikelola di tiap lokasi project,
dengan mengedepankan:
pengurangan sampah;
pemilahan sampah dari sumber;
pengolahan sampah:
- Sampah recyclables melalui kerja sama dengan offtaker;
- Sampah makanan diolah dengan metode biopori
- Sampah residu diuruk di Unit Pengurukan Residu yang
disediakan oleh penyedia jasa konstruksi.
B. PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK (1)
6. Pemilahan sampah domestik bertujuan untuk melakukan manajemen dari
sampah domestik yang dihasilkan. Sampah domestik ini dapat dibagi ke 3 jenis
sampah dengan asumsi persentase komposisi sampah antara lain :
Sampah
Recyclables
Sampah
Sisa Makanan
Sampah
Residu
40% 30% 30%
B. PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK (2)
7. PENANGANAN SAMPAH PADA LOKASI KONSTRUKSI
Pembuatan Unit Pengurukan Sampah Sisa Makanan dengan Metode Biopori harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
No KRITERIA
1
Tanah atau lahan yang akan digunakan biopori tidak memiliki muka air tanah yang dangkal minimal
untuk kedalaman 1 meter
2
Letak lahan yang diperuntukkan untuk biopori minimal berjarak ±10 m dengan lokasi pengambilan
air tanah yang dimanfaatkan untuk air minum dilokasi konstruksi
3
Dibuat dilokasi yang mudah dijangkau dengan tanah yang mudah dilakukan penggalian dan
penutupan lubang dengan tanah ±10 cm setiap hari untuk mencegah bau dan lalat bertelur
4 Lahan yang cukup untuk menyediakan 8 lubang biopori
5 Area biopori harus jauh dari jangkauan anak-anak dan jauh dari mess pekerja
6
Dilengkapi dengan penutup lubang dengan plat penutup yang kedap air dan diberikan
penanda/bendera sebagai tanda lubang biopori
7
Setelah 8 minggu, maka kompos yang terbentuk dari lubang biopori dipanen dan diaplikasikan pada
vegetasi sekitar lokasi project
B. PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK (6)
Sampah Sisa Makanan
8. PENANGANAN SAMPAH PADA LOKASI KONSTRUKSI
Lubang Biopori dibuat sejumlah 8 Lubang.
Dengan perhitungan, asumsi waktu
retensi 1 Lubang Biopori untuk 1 minggu.
*rutin ditutup dengan tanah setiap hari
Unit Pengurukan Sampah Sisa Makanan Metode Biopori
±100 cm
±150-200 cm
B. PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK (7)
Sampah Sisa Makanan
9. PENANGANAN SAMPAH PADA LOKASI KONSTRUKSI
Pengelolaan Sampah Recyclables harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
No KRITERIA
1
Setiap Lokasi konstruksi wajib membangun Shelter atau Hanggar tertutup dan tidak terkena air
hujan untuk melakukan pengolahan sampah yang dihasilkan dari lokasi konstruksi
2 Letak hangar berada disekitar lokasi konstruksi
3
Sampah yang masuk ke shelter atau hanggar harus sudah terpilah sesuai jenis dan peruntukan
sampah
Sampah Recyclables
B. PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK (8)
10. PENANGANAN SAMPAH PADA LOKASI KONSTRUKSI
Sampah Residu
No KRITERIA PEMBUATAN UNIT PENGURUKAN RESIDU
1
Tanah atau lahan yang akan digunakan tidak memiliki muka air tanah yang dangkal minimal untuk
kedalaman 1 meter
2
Letak lahan yang diperuntukkan untuk unit pengurukan residu minimal berjarak ±10 m dengan
lokasi pengambilan air tanah yang dimanfaatkan untuk air minum dilokasi konstruksi
3
Dibuat dilokasi yang mudah dijangkau dengan tanah yang mudah dilakukan penggalian dan
penutupan lubang dengan tanah setiap hari untuk mencegah bau dan lalat bertelur
4 Lahan yang cukup untuk menyediakan minimal ±1 lubang/bulan
5 Area harus jauh dari jangkauan anak-anak
6
Dilengkapi dengan penutup lubang dari plat penutup yang kedap airdiberikan penanda/bendera
sebagai tanda unit pengurukan residu
B. PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK (9)
Pembuatan Unit Pengurukan Residu harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
11. PENANGANAN SAMPAH PADA LOKASI KONSTRUKSI
Unit Pengurukan Residu berupa lubang untuk
menampung residu minimal selama ±1 Bulan.
Apabila setelah 1 bulan lubang Unit Pengurukan
Residu Penuh, makan digali kembali lubang untuk
menampung residu disekitar lubang yang penuh
±100 cm
±250 - 300 cm
B. PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK (10)
UNIT PENGURUKAN RESIDU
Sampah Residu