SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
#002
11 APRIL 2019
Kalijati
1942
Senopati.id
@redaksisenopati
@id_senopati
AK. Gani:
Dokter, Tentara,
dan Penyelundup
Belanda memberinya julukan
raja penyelundup tapi rakyat
Indonesia mengenalnya
sebagai menteri perekonomian.
Brenti, Jo, Bagate
“Brand” Cap Tikus itu sendiri,
bagai kacang tak lupa kulit:
karena dibuat dari mayang
pohon enau, pohon favorit
tempat nongkrong tikus pohon.
Kenangan Perang
Dunia di Pasir
Pantai Tobelo
Tobelo memang sarat jejak
Perang Dunia kedua. Dan Pulau
Kao, dulu dijuluk "Little Tokyo",
karena satu-satunya pangkalan
Angkatan Laut Dai Nippon
di utara Maluku. Semasa itu,
Nusantara dibelenggu ‘saudara
tua pembawa nestapa’.
Tips Menjadi Juara
AASAM Selama
12 Tahun
Prajurit dalam kontingen TNI
AD, yang selalu berlatih dengan
disiplin dan ketekunan tinggi.
Hingga mereka lupa bahwa ada
warna merah dalam kalender.
Selamat jumpa lagi...
Edisi kedua ini terbit beberapa hari sebelum Pilpres 2019, pada 17 April
tahun ini. Sengaja kami tidak menyajikan berita Pilpres, karena semua media
sudah membahasnya. Pada edisi ini, justru kami mau membawa Anda ke masa
77 tahun lampau.
Anggaplah kita sedang mengendarai mesin waktu ke bulan-bulan Maret-
April 1942. Republik Indonesia belum berdiri, saat itu. Tapi bangsa kita
se-Nusantara memasuki tahapan baru kehidupan di bawah pendudukan
bangsa asing. Sirna Belanda, terbitlah Jepang.
Belum adanya pertahanan militer milik kita sendiri, membuat negara-negara
asing dengan seenaknya menduduki dan memeras kekayaan alam, plus sumber
daya manusia kita juga untuk kepentingan mereka. Sejarah mengajarkan kita,
pertahanan rakyat tanpa Angkatan Perang yang kuat, sebuah bangsa bakal
gampang remuk dikepruk.
Melalui edisi ini, semoga kita makin cinta pada tanah air Indonesia Raya,
dan bangsanya yang berbudaya.... Selamat makan daging sei sambil siap-siap
liburan ke Tobelo....
Jakarta, 11 April 2019,
Maria Dominique
Dari Redaksi
Ketua Dewan Redaksi
Gus Harun
Pemimpin Umum
Erik Erfinanto
Pemimpin Redaksi
Maria Dominique
Kreatif dan Desain
Fendy Permana
Marketing PR & Sosmed
Kurnia
Illustrator
Pandu Pella
Alamat Redaksi:
Jl. Moch. Kahfi II, Gg. Damai No. 7
Srengseng Sawah - Jakarta Selatan
e-mail: redaksisenopati@gmail.com
Contact: 0823 1030 8247
Senopati.id
0823 1030 8247
@redaksisenopati
@id_senopati
Redaksi SENOPATI mengucapkan:
Alhamdu lillahi Rabbil 'Alamin. Selamat atas terpilihnya
Maulana Al Habib Luthfi Bin Yahya
sebagai Pemimpin Tertinggi Forum Sufi Internasional.
Semoga menjadi pelopor bagi perdamaian dunia. Amin
2 EDISI 02 - 2019
Ilustrasi: Pandu Pella
Kalijati
1942
"Lebih baik gugur tapi tegak berdiri, dari pada hidup bertekuk
lutut," demikian kalimat Panglima Angkatan Darat Hindia
Belanda, Letjen Ter Poorten yang disiarkan terus menerus
oleh Nederlands Indisch Radio Omroep (NIROM, 28/2/1942).
S
e h a r i s e b e lu m nya , J e p a n g
menenggelamkan ‘Java’ dan ‘de
Reuter’. Keduanya adalah kapal
milik Belanda yang tak sempat kabur.
Puncaknya pada 27 Februari 1942, AL
Belanda lumat compang-camping
oleh Jepang di Laut Jawa. Semua kapal
Belanda hancur, selebihnya kabur ke
Australia, melalui Cilacap.
Sembilan hari setelah siaran NIROM
tersebut, Belanda menelan ludah
kepongahannya sendiri. Letjen Ter
Poorten dan Gubernur Jenderal Belanda,
Tjarda van Starkenborch Stachouwer,
justru menyerah tanpa syarat kepada
Jepang, Letjen Imamura, di Kalijati
(8/3/1942).
Mengungsi ke Bandung, lalu
Menyerah
"Ketika Jepang datang, KNIL bagai
bangkai mati yang tidak mengucurkan
darah," ungkap Jenderal TNI purn. TB
Simatupang, mengingat peristiwa Kalijati
tersebut.
Memang betul. Belanda sejak 10 Mei
1940 bagai macan ompong. Ratunya saja
(Ratu Belanda) ngacir ke London, karena
negaranya diduduki pasukan Hitler,
Sejarah
Jerman. Tak sampai dua tahun kemudian,
Jepang yang satu kubu dengan Jerman,
melipat-lipat pasukan sang ratu di Hindia
Belanda.
Peristiwa menyerahnya Belanda pun
memalukan. Panglima Jepang, Imamura,
hanya memberi ultimatum, "Kalian
datang berunding ke Kalijati, atau
Bandung kami gempur dari udara, sampai
rata dengan tanah." Maka pemerintah
Hindia Belanda yang ngumpet di
Bandung pun menekuk lutut.
Sebagian pembesar Belanda seperti
van Mook, malah sudah lebih dulu kabur
cari selamat ke Australia. Sedangkan
Panglima Tentara Sekutu di Timur Jauh
yang bermarkas di Lembang, yaitu
Jenderal Sir Archibald Wavell dari Inggris,
minggat ke Colombo.
"Serdadu-serdadu Belanda itu lari
tunggang langgang dan akhirnya
menyerah tanpa syarat, bukan karena
diberondong tembakan. Tapi hanya
diberondong petasan yang dibakar di
mana-mana. Itu sudah membuat serdadu-
serdadu alat penjajah itu bertekut lutut,"
kata Letjen Imamura, saat mengisahkan
joke itu ke Bung Karno. (Buku Dari
Revolusi 45 sampai Kudeta 66, Maulwi
Saelan).
Masa awal Belanda digebuk Jerman,
kaum nasionalis Hindia Belanda
yang tergabung dalam Volkskraad
(Dewan Rakyat), sempat menawarkan
pembentukan milisi kepada Belanda. Tapi
Starkenborch sang Gubernur Jenderal
Belanda di Batavia menolak. Mereka
takut, jika Volkskraad dan rakyatnya
meminta imbalan atas bantuan itu, dalam
wujud: kemerdekaan!
Tapi serangan Jepang ke Pearl Harbour
pada 8 Desember 1941, yang membuat
perayaan Natal batal berlangsung di
sana, sudah keburu mengoyak lambung
sekutu. Gegara Pearl Harbour, pangkalan
militer AS di Hawaii itu lumat dibombardir
Jepang.
Belanda sempat melawan. Sehingga
dua kapal pengangkut Jepang sempat
rontok dihantam torpedo Belanda. Tapi,
bukannya menyerah, Jepang justru
mengirimkan lagi armada yang lebih
besar, untuk menghajar sekutu di Laut
Jawa. Hanya butuh delapan hari bagi
Jepang untuk membuat Belanda keok di
Kalijati. (Senopati-md)
3EDISI 02 - 2019
“Satu sloki tambah
darah, dua sloki nae
darah, tiga sloki
tumpah darah”
(joke Manado untuk
minuman Cap Tikus)
M
anusia sekujur Indonesia
Timur, dari Sulawesi hingga
Papua, pasti mengenal
Cap Tikus. Minimal pasti pernah
mendengar nama minuman
tradisional beralkohol itu. Bagi umat
muslim, sudah jelas ‘aturan main’
tentang minuman beralkohol. Tapi
bagi non muslim, tetap ada ‘rambu-
rambu’ yang perlu diperhatikan
seputar ‘bagate’, alias mabuk.
“Brand” Cap Tikus itu sendiri,
bagai kacang tak lupa kulit: karena
dibuat dari mayang pohon enau,
pohon favorit tempat nongkrong
tikus pohon.
Cap Tikus berwarna bening, dan
aromanya seperti air tape (tapai)
tapi lebih tajam. Soal rasa, ini yang
bikin Cap Tikus peminatnya tak
habis-habis: asam ketika pertama
berjumpa lidah, lalu meninggalkan
rasa manis. Itu sebabnya, meski kadar
alkohol rata-rata 40%-70%, tapi
orang yang meminumnya terus saja
menenggaknya, mungkin tanpa bisa
nge-rem.
Berbeda dengan minuman
alkohol 40% lainnya, seperti vodka
yang umumnya berasa pahit. Cap
Tikus justru manis keasaman. Kok
bisa? Ya, Vodka biasanya terbuat
dari karbohidrat —seperti gandum,
gandum hitam, barley, jagung, atau
kentang—, agar kandungan gula
di dalamnya bisa diproses menjadi
alkohol. Tapi, karbohidrat yang
diberi ragi akan menghilangkan gula,
dan menghasilkan alkohol yang pahit.
Sedangkan Cap Tikus, dibuat
melalui penyulingan cairan putih
yang keluar dari mayang pohon enau.
Cairan putih itu oleh orang Manado
disebut Saguer, dapat diminum
juga. Manis-kecut seperti air tape,
dan kadar alkoholnya sangat rendah.
Saking rendahnya, biasanya orang
mencampurnya dengan bir, supaya
terasa alkoholnya.
Kadar alkoholnya yang tinggi
tapi tak dirinci persis prosentasenya,
membuat Cap Tikus produksi sendiri
(rumahan) sering disebut ‘bakar
menyala’. Maksudnya, bila terkena api,
minuman bakal menyala seperti spiritus.
Tinggi rendah kadar alkohol Cap Tikus,
bergantung pada kualitas penyulingan.
Semakin bagus sistem penyulingannya,
semakin tinggi pula kadar alkoholnya.
Tapi, kalau mau tetap bugar dan
hidup sejahtera bersama Cap Tikus,
lebih baik kita berupaya melalui
pemberdayaan ekonomi rakyat, agar
Cap Tikus bisa diekspor ke luar negeri.
Jangan diminum sendiri, supaya
kantong dan badan tak rugi. Hasil
penjualan ekspor Cap Tikus, bukankah
berguna rakyat. So, brenti jo, bagate.
Mulai jo baekspor ke luar negeri!
(Senopati-md)
Fenomena
Brenti, Jo,
Bagate
Lebe Bae Ekspor Cap Tikus ke Luar Negeri
Foto: manadonews.co.idStand pameran expo di mancanegara
4 EDISI 02 - 2019
B
ujang (pemuda) asal Sumatera
Barat ini, akhirnya menetap di
Palembang. Adnan Kapau Gani
namanya, mahasiswa kedokteran
yang merantau ke Batavia, malah ikut
Sumpah Pemuda 1928. Kuat pada
prinsip dan nekad, adalah formula
paling jitu untuk menjadi pejuang
sekaligus ‘penyelundup’ terbesar.
Semasa Jepang baru datang di
Palembang, 1942, Gani menolak
tunduk. Upahnya, ia ditangkap
Kempetai, dinas intelijen Jepang
yang sohor sadisnya, lalu dipenjara
selama 13 bulan. Bukannya kapok,
selepas bui, Gani malah kembali ke
ranah politik sebagai aktivis. Mujur,
ia dipercaya menjadi anggota Panitia
Persiapan Kemerdekaan Daerah
Palembang.
Ia menjadi salah satu tokoh
penting di luar Jawa, pasca
Bung Karno dan Bung Hatta
memproklamasikan kemerdekaan RI
pada 17 Agustus 1945. Selama masa
revolusi fisik, A.K. Gani ditugaskan
di ranah militer. A.K. Gani ditunjuk
menjadi Koordinator Badan
Keamanan Rakyat (BKR), cikal-bakal
dari Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Peranannya sungguh besar dalam
mengembangkan militer Sumatera
Selatan, membuatnya dijuluki “The
Biggest Smuggler in South East
Asia (Penyelundup Terbesar di Asia
Tenggara)” oleh media asing.
Harap maklum, mengembangkan
militer, perlu dana. Padahal, proklamasi
‘mendadak’ membuat militer Indonesia
lahir dengan kantong tipis. Tapi
Gani tahu cara cari fulus: dengan
menyelundupkan minyak-minyak
mentah, untuk membeli senjata militer
dalam ‘menyambut’ serangan Belanda
yang bisa datang kapan saja. Berkat
kenekatan si smuggler Gani, militer
Indonesia bisa punya seragam dan
senjata. Keduanya, hasil selundupan.
Berikutnya, giliran Singapura
dibobol penyelundup bernama A.K
Gani yang membawa masuk bahan
mentah seperti karet, emas dan
perak sumbangan rakyat. Duit hasil
jualan barang selundupan itu lalu
ditukar dengan amuninisi, tekstil dan
obat-obatan.
"Orang yang menyelundupkan
perdagangan emas dan perak
itu juga menyelundupkan 8.000
ton karet adalah dr AK Gani.
Belanda memberinya julukan raja
penyelundup tapi rakyat Indonesia
mengenalnya sebagai menteri
perekonomian," puji Soekarno dalam
biografi, Penyambung Lidah Rakyat.
Kelak, sebagai tentara, A.K. Gani
dipercaya menjadi gubernur muda,
lalu Gubernur Militer Sumatera
Selatan dan akhirnya menjadi
Wakil Kementerian Keamanan dan
Pertahanan pada Kabinet Sjahrir III.
Karir A.K. Gani terus bergulir,
menjadi Wakil Perdana Menteri
Indonesia merangkap Menteri
Kemakmuran pada 1947- 1948. Juga
ditunjuk sebagai delegasi Indonesia
dalam Perundingan Linggarjati,
mewakili Soekarno ke Havana, Kuba,
untuk Konferensi PBB, menjabat
Rektor Universitas Sriwijaya tahun
1954.
Dalam semua tapak sejarah,
jejak A .K Gani ada, hingga
menghembuskan nafas terakhirnya
3 Desember 1968. (Senopati-md)
DOKTER,
TENTARA, DAN
PEJUANG
Adnan Kapau Gani
Belanda boleh-boleh saja
memblokade seluruh
pelabuhan dan lapangan
udara di republik yang
masih ‘bayi’, Indonesia.
Tapi jangan kira tidak ada
pejuang-pejuang nekat
yang tak peduli harga
nyawa. Mereka tembus
blokade militer Belanda,
dengan risiko pesawatnya
ditembak dan mayatnya
jadi abu. A.K Gani, orang
nekat paling berani.
Tokoh 5EDISI 02 - 2019
Travel
S
uatu pagi, 6 April 1942, Jepang
mendarat di Ternate, berdirilah
seorang perwira muda di kapal
komando Dai Nippon. Namanya Mayor
Fujiu Egawa. Banyak orang mengenal
Egawa sebagai penduduk Ternate, yang
juga putra pemilik toko besar di sana.
Egawa dikenal juga sebagai pengusaha
perkebunan kumis kucing di Pulau Kao,
Halmahera Utara. Siapa nyana, ternyata
ia adalah perwira Jepang yang bertugas
sebagai mata-mata. Ciri khas negara
penjajah, perusahaan asing hanyalah
kamuflase semata.
Tapi Tobelo pun punya laut sebening
kristal yang mengitarinya. Pegunungan
Balayar jauh, balayar jauh
kastinggal kampung jauh di sana,
sio mama a de de pe lama,
a de de pe lama apa tempo
kita bale ulang kasana
Tobelo slalu tabayang
(Teks lagu Hioko Tobelo)
Karianga, sandaran bagi kota bertabur
hutan kelapa. Pulau Kao hanya salah satu
bukti bahwa Tobelo punya banyak kisah.
Tak cuma tentang Fujiu Egawa.
Tobelo memang sarat jejak Perang
Dunia kedua. Dan Pulau Kao, dulu dijuluk
"Little Tokyo", karena satu-satunya
pangkalan Angkatan Laut Dai Nippon
di utara Maluku. Semasa itu, Nusantara
dibelenggu ‘saudara tua pembawa
nestapa’.
Kao pada 1942-1945, adalah ‘rumah’
bagi 62.000 prajurit AL Jepang. Di sana
juga kandang bagi 300 pesawat tempur
Jepang. Ada pun lapangan dan galangan,
untuk perbaikan kapal perang.
Semua dibangun dengan rodi
dan tetes air mata. Rakyat Maluku
membangunnya, diupah celaka dan
kolera.
Sekutu datang, Jepang pun balik
pulang. Namun rakyat Kao, Tobelo, dan
sekujur Halmahera, masih belum bisa
bahagia. Mereka harus mengungsi ke
gunung dan belantara, dikejar pasukan
sekutu dan wabah penyakit.
Saat perang usai, masih tersisa
lapar dan sengsara. Jumlah warga Kao,
Wasilei dan Galela, menyusut tinggal 20
persen saja. Kini di Teluk Kao, sepenggal
kenangan perang tersisa. Meski perlahan
mulai terlupa.
Tobelo juga punya kilau mutiara.
Adanya di relung lautan Pantai Bobale.
Biarkan bocah selami samudera, atau
pengrajin mengukir anting dari ngoco,
alias cangkang mutiara.
Berpuluh tahun terbilang, kelapa
adalah nafas bagi Tobelo. Pulau-pulau
kecil nan elok di pelukan Tobelo, berhias
kelapa di kepalanya. Pasir putih yang
melapisi pantainya, damping air laut bak
etalase bagi isi lautnya. Salah satunya ada
di Pulau Tagalaya.
Hanya butuh 20 menit menyeberang
dari Tobelo ke Tegalaya. Di sana, camar,
kepiting, dan perahu ketinting, siap
menemani penjelajahan sekitar pulau.
Pohon bakau di atas pasir putih, bukan
di atas lumpur seperti umumnya kerajaan
bakau, menghibur perjumpaan dengan
"danau" laut tawar di pagi hari. Terumbu
karang dan ikan-ikan, pada titik 2-10
meter dari permukaan air.
Bagi yang belum pernah menyentuh
pasir putihnya, datanglah. Bagi yang
terlahir di Tobelo, rindukanlah.
Kenangan
Perang Dunia
di Pasir Pantai
Tobelo
6 EDISI 02 - 2019
Belom Lengkap Pi Timor,
Kalo Sonde Makan Se'i
“Makanan bukanlah hal rasional.
Ia adalah budaya, kebiasaan,
keinginan, dan identitas.”
(Jonathan Safran Foer, novelis)
W
angi asap bakaran daging
di atas kayu kesambi,
menyeruak memenuhi
udara. Mustahil tak tergoda, bila
tercium aromanya. Daging sei
namanya, yang wanginya membuat
perut lapar meronta. Ketagihan,
bakal jadi kesan, bila sudah
mencicipinya.
Rasanya lembut, gurih, berwarna
kemerahan. Mirip warna daging
asap a la barat, yang biasa menjadi
isi patty burger. Tapi daging sei asap
ini, asli produk Nusa Tenggara Timur
khususnya Pulau Rote. Namun banyak
dijumpai di Kupang NTT.
Bentuk dagingnya berupa potongan
memanjang, berukuran setengah
sampai satu meter, diberi bumbu,
dikeringkan, kemudian diasapi di bara
api sampai matang. Sei yang umumnya
menggunakan daging sapi ini bisa
dimakan langsung, kalau baru diolah
satu sampai tiga hari lalu. Tapi jika
lebih dari tiga hari, lebih baik diolah
lagi menjadi masakan tumis pedas,
dan sebagainya. Tapi ada juga yang
menggunakan daging babi, khusus bagi
warga non musilm.
Setelah daging dipotong berbentuk
memanjang mirip tali tambang (disebut
lalolak), lalu dilumuri bumbu, kemudian
Food
diasapkan. Menggunakan asap
dari bara kayu kesambi yang sudah
dikeringkan, daging diletakkan di
atasnya, lalu ditutupi daun muda
pohon kesambi. Tunggu saja 9 jam,
agar bara kayu itu mematangkan dan
mengharumkannya.
Bagi yang pernah mencicipi
daging sei dan ketagihan, tapi belum
ada agenda ke Kupang, ada kabar
menyejukkan. Ada beberapa restoran
di Jakarta, Malang, Bandung, Yogya,
yang menyediakan menu daging sei
ini. (senopati-md)
D
ominika Egorova, balerina
Rusia berbakat bersiap untuk
berputar 33 kali sebagai
penari utama Balet Bolshoi Rusia
paling legendaris. Pada puncak
pertunjukkan, terjadi insiden.
Lututnya patah karena betisnya
terinjak partner balet yang juga
kekasihnya. Sejak itu, tirai panggung
Bolshoi tertutup untuknya, dan
semua fasilitas dicabut.
Tiga bulan pasca operasi tungkai,
p a m a n n y a , Va n y a ( M a t t h i a s
Schoenaerts), deputi direktur dinas
intelijen Rusia, SVR, mendatanginya.
dan menawarkan pekerjaan.Awalnya
tak tertarik pada tawaran itu, namun
keadaan berbalik setelah Dominika
melihat isi amplop yang disodorkan
pamannya. Rekaman mesra dan foto-
foto perselingkuhan kekasihnya, si
penari balet, dengan pebalet cadangan
yang mengincar posisi Dominika di
Bolshoi. Segera Dominika mendatangi
asrama penari, mengayunkan tongkat
penyangga kaki ke kepala kekasih dan
selingkuhannya.
Kemana ia mencari perlindungan,
setelah membunuh orang? Tentu, ke
paman tercinta, sang intel. Sejak itu
Dominika, mau tak mau, masuk ke
dunia intelijen, menjelma sebagai
“Burung Pipit”.
Film Red Sparrow diangkat dari
buku karya Jason Matthews, mantan
agen intelijen AS, CIA. Berhubung
penulisnya mata-mata, tak heran
jika film ini mengisahkan proses
perekrutan ‘burung pipit Rusia’,
penggemblengan calon intel, dan trik
mata-mata. Asyik ditonton, diwarnai
aksi Dominika yang dilakukan
dengan tatapan mata ‘sedingin salju
di St. Petersburg”.
Para Sparrow melakukan
segalanya. Mereka korbankan
tubuhnya, memancing hasrat
lawan, memanipulasinya. Termasuk,
mengorbankan orang yang dicintai,
demi negaranya. (Senopati-md).
Burung Pipit Rusia, Rela
Telanjang Demi Negara
Film
Foto: satyawinnie.com
7EDISI 02 - 2019
Divif 2 Kostrad
Gelar "Adu
Otot" VCY Body
Contest
A
rnold Schwarzenegger dan
Sylvester Stallone bakal minder,
jika saja mereka hadir ke
Kampoeng Tentara di Singosari Malang,
pada Minggu (24/3) lalu. Sebabnya, saat
itu ratusan prajurit dan atlet bertubuh
kekar sedang memamerkan otot-otot
tubuhnya yang terpahat, lengkap dengan
perut six pack-nya, dalam turnamen VCY
Body Contest.
Kegiatan yang dilaksanakan di
wahana milik Divisi Infanteri (Divif) 2
Kostrad dalam memeriahkan HUT ke
58 Kostrad ini, dibuka oleh Panglima
Divisi Infanteri 2 Kostrad, Mayjen TNI
Tri Yuniarto, S.A.P, M.Si, M.Tr (Han).
Persaudaraan dan silaturahmi antara
prajurit TNI, atlet, dan masyarakat,
merupakan inti dari acara tersebut,
ungkap Pangdivif 2 Kostrad dalam
sambutannya.
“Selain untuk memeriahkan HUT
ke-58 Kostrad, kegiatan ini digelar
sekaligus untuk memperkenalkan
Kampoeng Tentara kepada masyarakat,
dan untuk menjaring bibit-bibit
atlet olahraga angkat berat. Kami
berharap, melalui lomba ini juga terjalin
persaudaraan, tercipta hubungan baik,
meningkatnya soliditas dan sinergitas
serta kemanunggalan TNI dengan rakyat,”
kata Mayjen TNI Tri Yuniarto, S.A.P, M.Si,
M. Tr (Han).
Humas VCY Body Contest, Lettu
CPM Roy Hengki Gama mengatakan
bahwa turnemen perdana dalam
memperebutkan piala bergilir Panglima
Divisi Infanteri 2 Kostrad ini, diikuti
oleh 141 peserta. Ada dua kategori
yang dilombakan, yaitu New Muscle 112
Faktorpenilaianjuri:
Size atau ukuran proporsi lengan
yang tidak ‘lebih besar’ dari badan
(tidak kebesaran lengan). Pentingnya
ukuran simetris otot, yaitu bagian
otot sisi kanan dan kiri, harus
seimbang ukuran besarnya.
NoXtremeRipped yakni kondisinya
cukup Lean & Ripped, bukan super
kering. 'Kering' adalah istilah kulit
terlalu tipis dan menempel dengan
otot, seolah tidak ada lapisan lain.
Muscle Details atau melihat
kelengkapan otot dari semua
sisi pose yang ditampilkan.
Estetika atau penilaian terhadap
keseluruhan proporsi tubuh peserta.
Proporsional artinya: bagian otot
atas harus seimbang dengan bagian
otot bawah. Kondisi "X-Frame",
demikian sebutan juri dalam menilai
proporsi lebar bahu sejajar dengan
lebar kedua paha.
peserta dan Medium Muscle 29 peserta.
Pesertanya tak hanya dari Malang Raya,
tapi seluruh Jawa Timur dan beberapa
Kota dari Jawa Tengah.
Otot Tak Perlu Terlalu ‘Kering’
Sama - sama mengedepankan
penampilan tubuh atletis dan
proporsional, namun kualifikasi body
contest menekankan porsi otot yang
tidak terlalu ekstrim. Kriteria pesertanya
pun lebih longgar, dan tidak ada batasan
usia, tinggi badan, dan aturan lain yang
seketat turnamen binaraga.
Penekanan penilaian juri lebih pada
kondisi upper body atau tubuh bagian
atas yang simetris dan proporsional. Hal
penting lainnya, ukuran otot tak begitu
besar dan tak terlalu 'kering', asalkan
secara visual otot tubuhnya sempurna.
Prestasi
Pemilik otot yang menjadi
pemenang Kategori New Muscle:
Juara I Awang Aji.P dari Kab. Malang,
Juara II Rochim dari Kab. Kediri
Juara III M. Iksir dari Kota Malang.
Foto: Dokumentasi Pendivif 2 Kostrad
Foto: Dokumentasi Pendivif 2 Kostrad
Foto: Dokumentasi Pendivif 2 Kostrad
8 EDISI 02 - 2019
Foto: Dokumentasi Kontingen AASAM TNI AD
	 Berikut bocorannya, hasil wawancara dengan Wadanlat
Kontingen AASAM 2019:
1.	 Latihan sesuai Buku Petunjuk Pertandingan. Awalnya,
negara-negara peserta AASAM mendapat kiriman
buku petunjuk melalui email, dari penyelenggara. Buku
petunjuk electronik itu berisi tentang mekanisme dan
pedoman mengenai pertandingan. Maka pelaksanaan
latihan selama 2 (dua) bulan, tak jauh dari buku
pedoman tersebut.
2.	 Personel TNI AD yang akan menjadi peserta dalam
pertandingan tersebut, harus melalui proses seleksi
Tahap Awal. Pada tahap ini, personel peserta dipilih
dari para juara tembak pada perlombaan dalam negeri.
Misalnya, lomba tembak Kasad Cup atau Panglima TNI
Cup.
3.	 Tahap seleksi berlanjut dengan seleksi Tahap Penajaman
1 dan Penajaman 2.
4.	 Setelah lulus Tahap Penajaman 1 dan 2, baru masuk ke
tahap latihan menembak. Latihan ini dasarnya sama
dengan progam latihan dasar menembak, layaknya
prajurit TNI. Tapi, porsi latihannya berbeda dan lebih
ketat.
5.	 Masuk Training Centre (TC) untuk melaksanakan latihan
keras. Berlangsung beberapa kali sehari, siang dan
malam, serta tidak ada tanggal merah selama 2 bulan.
Termasuk hari Ahad.
6.	 Nomor-nomor pertandingan yang dilatih antara lain:
•	 No sniper jarak 500 s.d 1500 meter.
•	 No senapan ringan 10 s.d 400 meter.
•	 No pistol 5 s.d 50 meter.
•	 No senjata mesin ringan dan sedang jarak 200 s.d
600 mter.
7.	 Latihan nomor baru sesuai variasi tembak tempur yang
pada dasarnya setiap tahun berubah di antaranya:
•	 Menembak galeri,
•	 Menembak sasaran pada patroli.
•	 Menembak dari celah yang sempit dan sebagai nya.
8.	 Bagi petembak sniper, ada menu latihan yang
dilaksanakan melalui aplikasi medan sebenarnya.
Lokasinya bisa di Bandung ataupun di Cibenda
Sukabumi. Tujuannya agar peserta bisa menyesuaikan
kondisi cuaca, pengaruh angin serta kondisi lapangan,
yang diupayakan mirip kondisi sebenarnya di Australia.
Jadi, bila Anda masih membutuhkan libur setiap pekan,
segera lupakan hasrat untuk menjadi juara menembak
dunia. Contohlah para prajurit dalam kontingen TNI AD,
yang selalu berlatih dengan disiplin dan ketekunan tinggi.
Hingga mereka lupa bahwa ada warna merah dalam
kalender! (Senopati)
TIPS JADI
JUARA AASAM
SELAMA 12
TAHUN
K
redonya di mana-mana sama: harumnya nama
sebuah bangsa atau negara, adalah persembahan
seorang pahlawan. Bagaimana cara agar bisa menjadi
pahlawan yang mengharumkan nama Indonesia sebagai
Juara Umum Lomba Tembak AASAM di Australia selama 12
tahun berturut-turut?
Prestasi
Foto: Dokumentasi Kontingen AASAM TNI AD
Foto: Dokumentasi Kontingen AASAM TNI AD
9EDISI 02 - 2019
Musik
KEEP US
ROCKIN',
ANDY
Dari mana asal musik rock? Percayalah, dari
Indonesia. Tielman Brothers membuktikannya,
George ‘Beatles’ Harrison mengakuinya.
Foto: nunl.com
Foto: rockandmetalzone.blogspot.com
Lagu Rock Pertama di
Belanda
M
usik Tielman Bersaudara,
termasuk aksi panggungnya,
jauh lebih maju dan nekad,
ketimbang jamannya. Dalam acara
tv Belanda tahun 1960, Andy Tielman
sudah memetik gitar di atas kepala, lalu
membetot fret gitarnya pakai kaki. Itu
mereka sudah lakukan, jauh sebelum
Jimi Hendrix jadi musisi. Pun Ponthon
Tielman memesona dengan garukan bas
gitar yang enerjik, Tonton saja videonya:
Rollin’ Rock.
Beberapa penampilan Tielman
Brothers di Eropa, disaksikan Paul
McCartney dan George Harrison di
deretan penonton. “George Harison,”
tulis George Lipsitz, “menjuluki Andy
sebagai Andy: The Indo Man.” Ya,
Tielman adalah sensasional Indo Rock di
Eropa.
Jika band Belanda Golden Earring
saja memuja Tielman, maka The Who
terinspirasi aksi Andy yang membanting-
banting gitarnya. Bahkan lagu Tielman,
judulnya Rock Little Baby of Mine,
menjadi lagu rock pertama dalam sejarah
musik Belanda. Berhembus berita, gitar
bass 10 senar yang dipakai Ponthon
Tielman, menginspirasi gitar bassnya Paul
McCartney.
Andy Tielman sang gitaris, diganjar
gelar Orde van Oranje-Nassau, langsung
dari Sri Ratu pada 2005. Ia diakui berjasa
besar dalam mengembangkan musik
negeri Belanda.
Mengapa kita perlu bangga pada
Tielman Bersaudara? Karena mereka, adik
kakak musisi yang telah menginspirasi
para musisi rock dunia,berdarah
Indonesia — dari suku Timor NTT. Namun
perang dan kolonialisme, memisahkan
mereka dari kita. Mereka tercerabut dari
akarnya, Indonesia.
Nama band yang sohor di Eropa
ini, awalnya adalah The Timor Rhythm
Brothers (TTRB). Anggotanya, anak-anak
Herman Dirk Tielman dan perempuan
indo Flora Hess. Mereka adalah Reginald
(Reggy), Ponthon, Andy, Laurance (Lou
Lou) dan Janette Loraine.
Kelima bocah ini sudah ciamik
membawakan Kroncong Morizko hingga
jazz. Mereka belum membawakan rock,
karena dunia masih sibuk Perang. Pada
dekade 1940-an, rock belum tampil.
Tentara Eropa masih berdansa dengan
waltz, dan tentara AS bahagia dihibur
Marilyn Monroe.
Kata pengamat musik Denny Sakrie
(2015), TTRB adalah band bocah
fenomenal yang muncul pada dekade
1940-an. Dari band ‘rumahan’, kakak
beradik Tielman ini, mulai naik pentas.
Lalu berjaya di Eropa, membawa harum
nama Indonesia, melalui musik dan
penampilannya yang spektakuler.
Perang Membawa Mereka ke
Belanda
Jepang datang membawa sengsara,
termasuk bagi bocah-bocah Tielman.
Jangankan main musik, ayah mereka saja,
Kapten Herman Tielman (45), tentara
KNIL yang tugas di Surabaya itu, digiring
ke bui oleh Jepang. Flora Hess istrinya,
seorang diri membesarkan anak-anaknya.
Tanpa bermusik.
“Masa Bersiap” (1945-1950), sentimen
anti Belanda dan Eropa meluas, bagai
neraka bagi kalangan indo-Belanda.
KNIL bubar pada 1950, Herman tak ikut
masuk TNI. Orang Belanda dan indo yang
menolak jadi WNI, dideportasi. Pada 1957
keluarga Tielman hengkang dari Bumi
Pertiwi.
Berjaya di Eropa, menjadi pelopor
musik rock cadas, namun di panggung
Tielman Bersaudara tetap nyanyikan Pata
Tjingke. Sampai Andy wafat pada 2011.
Mungkinkah mereka rindu pada
tanah air yang menolaknya? Atau
mungkin bocah-bocah Tielman dulu tak
bisa memilih? (Senopati-md)
10 EDISI 02 - 2019

More Related Content

Similar to Senopati edisi 02 april 2019

Perjuangan pahlawan dalam meraih kemerdekaan bangsa indonesia
Perjuangan pahlawan dalam meraih kemerdekaan bangsa indonesiaPerjuangan pahlawan dalam meraih kemerdekaan bangsa indonesia
Perjuangan pahlawan dalam meraih kemerdekaan bangsa indonesia
tasyanuura
 
CERITA JEPANG SAUDARA TUA-FE-WPS Office.docx
CERITA JEPANG SAUDARA TUA-FE-WPS Office.docxCERITA JEPANG SAUDARA TUA-FE-WPS Office.docx
CERITA JEPANG SAUDARA TUA-FE-WPS Office.docx
febyputri1969
 

Similar to Senopati edisi 02 april 2019 (20)

Pahlawan indonesia
Pahlawan indonesiaPahlawan indonesia
Pahlawan indonesia
 
Perjuangan pahlawan dalam meraih kemerdekaan bangsa indonesia
Perjuangan pahlawan dalam meraih kemerdekaan bangsa indonesiaPerjuangan pahlawan dalam meraih kemerdekaan bangsa indonesia
Perjuangan pahlawan dalam meraih kemerdekaan bangsa indonesia
 
Tjoet Nja' Dien. Kelompok 1. XI IPS 6.pdf
Tjoet Nja' Dien. Kelompok 1. XI IPS 6.pdfTjoet Nja' Dien. Kelompok 1. XI IPS 6.pdf
Tjoet Nja' Dien. Kelompok 1. XI IPS 6.pdf
 
Tokoh Jurnalistik
Tokoh JurnalistikTokoh Jurnalistik
Tokoh Jurnalistik
 
Madilog - Tan Malaka
Madilog - Tan MalakaMadilog - Tan Malaka
Madilog - Tan Malaka
 
laksamana muda maeda.docx
laksamana muda maeda.docxlaksamana muda maeda.docx
laksamana muda maeda.docx
 
Poncke Princen, Pembela Kemanusiaan Paripurna
Poncke Princen, Pembela Kemanusiaan ParipurnaPoncke Princen, Pembela Kemanusiaan Paripurna
Poncke Princen, Pembela Kemanusiaan Paripurna
 
SEJARAH KELOMPOK 3.pdf
SEJARAH KELOMPOK 3.pdfSEJARAH KELOMPOK 3.pdf
SEJARAH KELOMPOK 3.pdf
 
CERITA JEPANG SAUDARA TUA-FE-WPS Office.docx
CERITA JEPANG SAUDARA TUA-FE-WPS Office.docxCERITA JEPANG SAUDARA TUA-FE-WPS Office.docx
CERITA JEPANG SAUDARA TUA-FE-WPS Office.docx
 
Penjajahan Jepang ke Indonesia - Sejarah indonesia
Penjajahan Jepang ke Indonesia - Sejarah indonesiaPenjajahan Jepang ke Indonesia - Sejarah indonesia
Penjajahan Jepang ke Indonesia - Sejarah indonesia
 
mediapemblajarandevi-140426103056-phpapp02.pptx
mediapemblajarandevi-140426103056-phpapp02.pptxmediapemblajarandevi-140426103056-phpapp02.pptx
mediapemblajarandevi-140426103056-phpapp02.pptx
 
SEJARAH PENJAJAHAN JEPANG.pptx
SEJARAH PENJAJAHAN JEPANG.pptxSEJARAH PENJAJAHAN JEPANG.pptx
SEJARAH PENJAJAHAN JEPANG.pptx
 
Madilog tan-malaka
Madilog tan-malakaMadilog tan-malaka
Madilog tan-malaka
 
soekarno
soekarnosoekarno
soekarno
 
Selasa sejarah minat xii ips (pertemuan 1)
Selasa sejarah minat xii ips (pertemuan 1)Selasa sejarah minat xii ips (pertemuan 1)
Selasa sejarah minat xii ips (pertemuan 1)
 
sejarah ( perjuangan bersenjata untuk kemerdekaan ) kelas XI IPA
sejarah ( perjuangan bersenjata untuk kemerdekaan ) kelas XI IPAsejarah ( perjuangan bersenjata untuk kemerdekaan ) kelas XI IPA
sejarah ( perjuangan bersenjata untuk kemerdekaan ) kelas XI IPA
 
Folio pengajian malaysia
Folio pengajian malaysiaFolio pengajian malaysia
Folio pengajian malaysia
 
Peristiwa rengasdengklok
Peristiwa rengasdengklokPeristiwa rengasdengklok
Peristiwa rengasdengklok
 
Propaganda - Propaganda & Ramalan Jepang di Indonesia
Propaganda - Propaganda & Ramalan Jepang di IndonesiaPropaganda - Propaganda & Ramalan Jepang di Indonesia
Propaganda - Propaganda & Ramalan Jepang di Indonesia
 
Revolusi nasional XII versi presentasi.pptx
Revolusi nasional XII versi presentasi.pptxRevolusi nasional XII versi presentasi.pptx
Revolusi nasional XII versi presentasi.pptx
 

Senopati edisi 02 april 2019

  • 1. #002 11 APRIL 2019 Kalijati 1942 Senopati.id @redaksisenopati @id_senopati AK. Gani: Dokter, Tentara, dan Penyelundup Belanda memberinya julukan raja penyelundup tapi rakyat Indonesia mengenalnya sebagai menteri perekonomian. Brenti, Jo, Bagate “Brand” Cap Tikus itu sendiri, bagai kacang tak lupa kulit: karena dibuat dari mayang pohon enau, pohon favorit tempat nongkrong tikus pohon. Kenangan Perang Dunia di Pasir Pantai Tobelo Tobelo memang sarat jejak Perang Dunia kedua. Dan Pulau Kao, dulu dijuluk "Little Tokyo", karena satu-satunya pangkalan Angkatan Laut Dai Nippon di utara Maluku. Semasa itu, Nusantara dibelenggu ‘saudara tua pembawa nestapa’. Tips Menjadi Juara AASAM Selama 12 Tahun Prajurit dalam kontingen TNI AD, yang selalu berlatih dengan disiplin dan ketekunan tinggi. Hingga mereka lupa bahwa ada warna merah dalam kalender.
  • 2. Selamat jumpa lagi... Edisi kedua ini terbit beberapa hari sebelum Pilpres 2019, pada 17 April tahun ini. Sengaja kami tidak menyajikan berita Pilpres, karena semua media sudah membahasnya. Pada edisi ini, justru kami mau membawa Anda ke masa 77 tahun lampau. Anggaplah kita sedang mengendarai mesin waktu ke bulan-bulan Maret- April 1942. Republik Indonesia belum berdiri, saat itu. Tapi bangsa kita se-Nusantara memasuki tahapan baru kehidupan di bawah pendudukan bangsa asing. Sirna Belanda, terbitlah Jepang. Belum adanya pertahanan militer milik kita sendiri, membuat negara-negara asing dengan seenaknya menduduki dan memeras kekayaan alam, plus sumber daya manusia kita juga untuk kepentingan mereka. Sejarah mengajarkan kita, pertahanan rakyat tanpa Angkatan Perang yang kuat, sebuah bangsa bakal gampang remuk dikepruk. Melalui edisi ini, semoga kita makin cinta pada tanah air Indonesia Raya, dan bangsanya yang berbudaya.... Selamat makan daging sei sambil siap-siap liburan ke Tobelo.... Jakarta, 11 April 2019, Maria Dominique Dari Redaksi Ketua Dewan Redaksi Gus Harun Pemimpin Umum Erik Erfinanto Pemimpin Redaksi Maria Dominique Kreatif dan Desain Fendy Permana Marketing PR & Sosmed Kurnia Illustrator Pandu Pella Alamat Redaksi: Jl. Moch. Kahfi II, Gg. Damai No. 7 Srengseng Sawah - Jakarta Selatan e-mail: redaksisenopati@gmail.com Contact: 0823 1030 8247 Senopati.id 0823 1030 8247 @redaksisenopati @id_senopati Redaksi SENOPATI mengucapkan: Alhamdu lillahi Rabbil 'Alamin. Selamat atas terpilihnya Maulana Al Habib Luthfi Bin Yahya sebagai Pemimpin Tertinggi Forum Sufi Internasional. Semoga menjadi pelopor bagi perdamaian dunia. Amin 2 EDISI 02 - 2019
  • 3. Ilustrasi: Pandu Pella Kalijati 1942 "Lebih baik gugur tapi tegak berdiri, dari pada hidup bertekuk lutut," demikian kalimat Panglima Angkatan Darat Hindia Belanda, Letjen Ter Poorten yang disiarkan terus menerus oleh Nederlands Indisch Radio Omroep (NIROM, 28/2/1942). S e h a r i s e b e lu m nya , J e p a n g menenggelamkan ‘Java’ dan ‘de Reuter’. Keduanya adalah kapal milik Belanda yang tak sempat kabur. Puncaknya pada 27 Februari 1942, AL Belanda lumat compang-camping oleh Jepang di Laut Jawa. Semua kapal Belanda hancur, selebihnya kabur ke Australia, melalui Cilacap. Sembilan hari setelah siaran NIROM tersebut, Belanda menelan ludah kepongahannya sendiri. Letjen Ter Poorten dan Gubernur Jenderal Belanda, Tjarda van Starkenborch Stachouwer, justru menyerah tanpa syarat kepada Jepang, Letjen Imamura, di Kalijati (8/3/1942). Mengungsi ke Bandung, lalu Menyerah "Ketika Jepang datang, KNIL bagai bangkai mati yang tidak mengucurkan darah," ungkap Jenderal TNI purn. TB Simatupang, mengingat peristiwa Kalijati tersebut. Memang betul. Belanda sejak 10 Mei 1940 bagai macan ompong. Ratunya saja (Ratu Belanda) ngacir ke London, karena negaranya diduduki pasukan Hitler, Sejarah Jerman. Tak sampai dua tahun kemudian, Jepang yang satu kubu dengan Jerman, melipat-lipat pasukan sang ratu di Hindia Belanda. Peristiwa menyerahnya Belanda pun memalukan. Panglima Jepang, Imamura, hanya memberi ultimatum, "Kalian datang berunding ke Kalijati, atau Bandung kami gempur dari udara, sampai rata dengan tanah." Maka pemerintah Hindia Belanda yang ngumpet di Bandung pun menekuk lutut. Sebagian pembesar Belanda seperti van Mook, malah sudah lebih dulu kabur cari selamat ke Australia. Sedangkan Panglima Tentara Sekutu di Timur Jauh yang bermarkas di Lembang, yaitu Jenderal Sir Archibald Wavell dari Inggris, minggat ke Colombo. "Serdadu-serdadu Belanda itu lari tunggang langgang dan akhirnya menyerah tanpa syarat, bukan karena diberondong tembakan. Tapi hanya diberondong petasan yang dibakar di mana-mana. Itu sudah membuat serdadu- serdadu alat penjajah itu bertekut lutut," kata Letjen Imamura, saat mengisahkan joke itu ke Bung Karno. (Buku Dari Revolusi 45 sampai Kudeta 66, Maulwi Saelan). Masa awal Belanda digebuk Jerman, kaum nasionalis Hindia Belanda yang tergabung dalam Volkskraad (Dewan Rakyat), sempat menawarkan pembentukan milisi kepada Belanda. Tapi Starkenborch sang Gubernur Jenderal Belanda di Batavia menolak. Mereka takut, jika Volkskraad dan rakyatnya meminta imbalan atas bantuan itu, dalam wujud: kemerdekaan! Tapi serangan Jepang ke Pearl Harbour pada 8 Desember 1941, yang membuat perayaan Natal batal berlangsung di sana, sudah keburu mengoyak lambung sekutu. Gegara Pearl Harbour, pangkalan militer AS di Hawaii itu lumat dibombardir Jepang. Belanda sempat melawan. Sehingga dua kapal pengangkut Jepang sempat rontok dihantam torpedo Belanda. Tapi, bukannya menyerah, Jepang justru mengirimkan lagi armada yang lebih besar, untuk menghajar sekutu di Laut Jawa. Hanya butuh delapan hari bagi Jepang untuk membuat Belanda keok di Kalijati. (Senopati-md) 3EDISI 02 - 2019
  • 4. “Satu sloki tambah darah, dua sloki nae darah, tiga sloki tumpah darah” (joke Manado untuk minuman Cap Tikus) M anusia sekujur Indonesia Timur, dari Sulawesi hingga Papua, pasti mengenal Cap Tikus. Minimal pasti pernah mendengar nama minuman tradisional beralkohol itu. Bagi umat muslim, sudah jelas ‘aturan main’ tentang minuman beralkohol. Tapi bagi non muslim, tetap ada ‘rambu- rambu’ yang perlu diperhatikan seputar ‘bagate’, alias mabuk. “Brand” Cap Tikus itu sendiri, bagai kacang tak lupa kulit: karena dibuat dari mayang pohon enau, pohon favorit tempat nongkrong tikus pohon. Cap Tikus berwarna bening, dan aromanya seperti air tape (tapai) tapi lebih tajam. Soal rasa, ini yang bikin Cap Tikus peminatnya tak habis-habis: asam ketika pertama berjumpa lidah, lalu meninggalkan rasa manis. Itu sebabnya, meski kadar alkohol rata-rata 40%-70%, tapi orang yang meminumnya terus saja menenggaknya, mungkin tanpa bisa nge-rem. Berbeda dengan minuman alkohol 40% lainnya, seperti vodka yang umumnya berasa pahit. Cap Tikus justru manis keasaman. Kok bisa? Ya, Vodka biasanya terbuat dari karbohidrat —seperti gandum, gandum hitam, barley, jagung, atau kentang—, agar kandungan gula di dalamnya bisa diproses menjadi alkohol. Tapi, karbohidrat yang diberi ragi akan menghilangkan gula, dan menghasilkan alkohol yang pahit. Sedangkan Cap Tikus, dibuat melalui penyulingan cairan putih yang keluar dari mayang pohon enau. Cairan putih itu oleh orang Manado disebut Saguer, dapat diminum juga. Manis-kecut seperti air tape, dan kadar alkoholnya sangat rendah. Saking rendahnya, biasanya orang mencampurnya dengan bir, supaya terasa alkoholnya. Kadar alkoholnya yang tinggi tapi tak dirinci persis prosentasenya, membuat Cap Tikus produksi sendiri (rumahan) sering disebut ‘bakar menyala’. Maksudnya, bila terkena api, minuman bakal menyala seperti spiritus. Tinggi rendah kadar alkohol Cap Tikus, bergantung pada kualitas penyulingan. Semakin bagus sistem penyulingannya, semakin tinggi pula kadar alkoholnya. Tapi, kalau mau tetap bugar dan hidup sejahtera bersama Cap Tikus, lebih baik kita berupaya melalui pemberdayaan ekonomi rakyat, agar Cap Tikus bisa diekspor ke luar negeri. Jangan diminum sendiri, supaya kantong dan badan tak rugi. Hasil penjualan ekspor Cap Tikus, bukankah berguna rakyat. So, brenti jo, bagate. Mulai jo baekspor ke luar negeri! (Senopati-md) Fenomena Brenti, Jo, Bagate Lebe Bae Ekspor Cap Tikus ke Luar Negeri Foto: manadonews.co.idStand pameran expo di mancanegara 4 EDISI 02 - 2019
  • 5. B ujang (pemuda) asal Sumatera Barat ini, akhirnya menetap di Palembang. Adnan Kapau Gani namanya, mahasiswa kedokteran yang merantau ke Batavia, malah ikut Sumpah Pemuda 1928. Kuat pada prinsip dan nekad, adalah formula paling jitu untuk menjadi pejuang sekaligus ‘penyelundup’ terbesar. Semasa Jepang baru datang di Palembang, 1942, Gani menolak tunduk. Upahnya, ia ditangkap Kempetai, dinas intelijen Jepang yang sohor sadisnya, lalu dipenjara selama 13 bulan. Bukannya kapok, selepas bui, Gani malah kembali ke ranah politik sebagai aktivis. Mujur, ia dipercaya menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Daerah Palembang. Ia menjadi salah satu tokoh penting di luar Jawa, pasca Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Selama masa revolusi fisik, A.K. Gani ditugaskan di ranah militer. A.K. Gani ditunjuk menjadi Koordinator Badan Keamanan Rakyat (BKR), cikal-bakal dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Peranannya sungguh besar dalam mengembangkan militer Sumatera Selatan, membuatnya dijuluki “The Biggest Smuggler in South East Asia (Penyelundup Terbesar di Asia Tenggara)” oleh media asing. Harap maklum, mengembangkan militer, perlu dana. Padahal, proklamasi ‘mendadak’ membuat militer Indonesia lahir dengan kantong tipis. Tapi Gani tahu cara cari fulus: dengan menyelundupkan minyak-minyak mentah, untuk membeli senjata militer dalam ‘menyambut’ serangan Belanda yang bisa datang kapan saja. Berkat kenekatan si smuggler Gani, militer Indonesia bisa punya seragam dan senjata. Keduanya, hasil selundupan. Berikutnya, giliran Singapura dibobol penyelundup bernama A.K Gani yang membawa masuk bahan mentah seperti karet, emas dan perak sumbangan rakyat. Duit hasil jualan barang selundupan itu lalu ditukar dengan amuninisi, tekstil dan obat-obatan. "Orang yang menyelundupkan perdagangan emas dan perak itu juga menyelundupkan 8.000 ton karet adalah dr AK Gani. Belanda memberinya julukan raja penyelundup tapi rakyat Indonesia mengenalnya sebagai menteri perekonomian," puji Soekarno dalam biografi, Penyambung Lidah Rakyat. Kelak, sebagai tentara, A.K. Gani dipercaya menjadi gubernur muda, lalu Gubernur Militer Sumatera Selatan dan akhirnya menjadi Wakil Kementerian Keamanan dan Pertahanan pada Kabinet Sjahrir III. Karir A.K. Gani terus bergulir, menjadi Wakil Perdana Menteri Indonesia merangkap Menteri Kemakmuran pada 1947- 1948. Juga ditunjuk sebagai delegasi Indonesia dalam Perundingan Linggarjati, mewakili Soekarno ke Havana, Kuba, untuk Konferensi PBB, menjabat Rektor Universitas Sriwijaya tahun 1954. Dalam semua tapak sejarah, jejak A .K Gani ada, hingga menghembuskan nafas terakhirnya 3 Desember 1968. (Senopati-md) DOKTER, TENTARA, DAN PEJUANG Adnan Kapau Gani Belanda boleh-boleh saja memblokade seluruh pelabuhan dan lapangan udara di republik yang masih ‘bayi’, Indonesia. Tapi jangan kira tidak ada pejuang-pejuang nekat yang tak peduli harga nyawa. Mereka tembus blokade militer Belanda, dengan risiko pesawatnya ditembak dan mayatnya jadi abu. A.K Gani, orang nekat paling berani. Tokoh 5EDISI 02 - 2019
  • 6. Travel S uatu pagi, 6 April 1942, Jepang mendarat di Ternate, berdirilah seorang perwira muda di kapal komando Dai Nippon. Namanya Mayor Fujiu Egawa. Banyak orang mengenal Egawa sebagai penduduk Ternate, yang juga putra pemilik toko besar di sana. Egawa dikenal juga sebagai pengusaha perkebunan kumis kucing di Pulau Kao, Halmahera Utara. Siapa nyana, ternyata ia adalah perwira Jepang yang bertugas sebagai mata-mata. Ciri khas negara penjajah, perusahaan asing hanyalah kamuflase semata. Tapi Tobelo pun punya laut sebening kristal yang mengitarinya. Pegunungan Balayar jauh, balayar jauh kastinggal kampung jauh di sana, sio mama a de de pe lama, a de de pe lama apa tempo kita bale ulang kasana Tobelo slalu tabayang (Teks lagu Hioko Tobelo) Karianga, sandaran bagi kota bertabur hutan kelapa. Pulau Kao hanya salah satu bukti bahwa Tobelo punya banyak kisah. Tak cuma tentang Fujiu Egawa. Tobelo memang sarat jejak Perang Dunia kedua. Dan Pulau Kao, dulu dijuluk "Little Tokyo", karena satu-satunya pangkalan Angkatan Laut Dai Nippon di utara Maluku. Semasa itu, Nusantara dibelenggu ‘saudara tua pembawa nestapa’. Kao pada 1942-1945, adalah ‘rumah’ bagi 62.000 prajurit AL Jepang. Di sana juga kandang bagi 300 pesawat tempur Jepang. Ada pun lapangan dan galangan, untuk perbaikan kapal perang. Semua dibangun dengan rodi dan tetes air mata. Rakyat Maluku membangunnya, diupah celaka dan kolera. Sekutu datang, Jepang pun balik pulang. Namun rakyat Kao, Tobelo, dan sekujur Halmahera, masih belum bisa bahagia. Mereka harus mengungsi ke gunung dan belantara, dikejar pasukan sekutu dan wabah penyakit. Saat perang usai, masih tersisa lapar dan sengsara. Jumlah warga Kao, Wasilei dan Galela, menyusut tinggal 20 persen saja. Kini di Teluk Kao, sepenggal kenangan perang tersisa. Meski perlahan mulai terlupa. Tobelo juga punya kilau mutiara. Adanya di relung lautan Pantai Bobale. Biarkan bocah selami samudera, atau pengrajin mengukir anting dari ngoco, alias cangkang mutiara. Berpuluh tahun terbilang, kelapa adalah nafas bagi Tobelo. Pulau-pulau kecil nan elok di pelukan Tobelo, berhias kelapa di kepalanya. Pasir putih yang melapisi pantainya, damping air laut bak etalase bagi isi lautnya. Salah satunya ada di Pulau Tagalaya. Hanya butuh 20 menit menyeberang dari Tobelo ke Tegalaya. Di sana, camar, kepiting, dan perahu ketinting, siap menemani penjelajahan sekitar pulau. Pohon bakau di atas pasir putih, bukan di atas lumpur seperti umumnya kerajaan bakau, menghibur perjumpaan dengan "danau" laut tawar di pagi hari. Terumbu karang dan ikan-ikan, pada titik 2-10 meter dari permukaan air. Bagi yang belum pernah menyentuh pasir putihnya, datanglah. Bagi yang terlahir di Tobelo, rindukanlah. Kenangan Perang Dunia di Pasir Pantai Tobelo 6 EDISI 02 - 2019
  • 7. Belom Lengkap Pi Timor, Kalo Sonde Makan Se'i “Makanan bukanlah hal rasional. Ia adalah budaya, kebiasaan, keinginan, dan identitas.” (Jonathan Safran Foer, novelis) W angi asap bakaran daging di atas kayu kesambi, menyeruak memenuhi udara. Mustahil tak tergoda, bila tercium aromanya. Daging sei namanya, yang wanginya membuat perut lapar meronta. Ketagihan, bakal jadi kesan, bila sudah mencicipinya. Rasanya lembut, gurih, berwarna kemerahan. Mirip warna daging asap a la barat, yang biasa menjadi isi patty burger. Tapi daging sei asap ini, asli produk Nusa Tenggara Timur khususnya Pulau Rote. Namun banyak dijumpai di Kupang NTT. Bentuk dagingnya berupa potongan memanjang, berukuran setengah sampai satu meter, diberi bumbu, dikeringkan, kemudian diasapi di bara api sampai matang. Sei yang umumnya menggunakan daging sapi ini bisa dimakan langsung, kalau baru diolah satu sampai tiga hari lalu. Tapi jika lebih dari tiga hari, lebih baik diolah lagi menjadi masakan tumis pedas, dan sebagainya. Tapi ada juga yang menggunakan daging babi, khusus bagi warga non musilm. Setelah daging dipotong berbentuk memanjang mirip tali tambang (disebut lalolak), lalu dilumuri bumbu, kemudian Food diasapkan. Menggunakan asap dari bara kayu kesambi yang sudah dikeringkan, daging diletakkan di atasnya, lalu ditutupi daun muda pohon kesambi. Tunggu saja 9 jam, agar bara kayu itu mematangkan dan mengharumkannya. Bagi yang pernah mencicipi daging sei dan ketagihan, tapi belum ada agenda ke Kupang, ada kabar menyejukkan. Ada beberapa restoran di Jakarta, Malang, Bandung, Yogya, yang menyediakan menu daging sei ini. (senopati-md) D ominika Egorova, balerina Rusia berbakat bersiap untuk berputar 33 kali sebagai penari utama Balet Bolshoi Rusia paling legendaris. Pada puncak pertunjukkan, terjadi insiden. Lututnya patah karena betisnya terinjak partner balet yang juga kekasihnya. Sejak itu, tirai panggung Bolshoi tertutup untuknya, dan semua fasilitas dicabut. Tiga bulan pasca operasi tungkai, p a m a n n y a , Va n y a ( M a t t h i a s Schoenaerts), deputi direktur dinas intelijen Rusia, SVR, mendatanginya. dan menawarkan pekerjaan.Awalnya tak tertarik pada tawaran itu, namun keadaan berbalik setelah Dominika melihat isi amplop yang disodorkan pamannya. Rekaman mesra dan foto- foto perselingkuhan kekasihnya, si penari balet, dengan pebalet cadangan yang mengincar posisi Dominika di Bolshoi. Segera Dominika mendatangi asrama penari, mengayunkan tongkat penyangga kaki ke kepala kekasih dan selingkuhannya. Kemana ia mencari perlindungan, setelah membunuh orang? Tentu, ke paman tercinta, sang intel. Sejak itu Dominika, mau tak mau, masuk ke dunia intelijen, menjelma sebagai “Burung Pipit”. Film Red Sparrow diangkat dari buku karya Jason Matthews, mantan agen intelijen AS, CIA. Berhubung penulisnya mata-mata, tak heran jika film ini mengisahkan proses perekrutan ‘burung pipit Rusia’, penggemblengan calon intel, dan trik mata-mata. Asyik ditonton, diwarnai aksi Dominika yang dilakukan dengan tatapan mata ‘sedingin salju di St. Petersburg”. Para Sparrow melakukan segalanya. Mereka korbankan tubuhnya, memancing hasrat lawan, memanipulasinya. Termasuk, mengorbankan orang yang dicintai, demi negaranya. (Senopati-md). Burung Pipit Rusia, Rela Telanjang Demi Negara Film Foto: satyawinnie.com 7EDISI 02 - 2019
  • 8. Divif 2 Kostrad Gelar "Adu Otot" VCY Body Contest A rnold Schwarzenegger dan Sylvester Stallone bakal minder, jika saja mereka hadir ke Kampoeng Tentara di Singosari Malang, pada Minggu (24/3) lalu. Sebabnya, saat itu ratusan prajurit dan atlet bertubuh kekar sedang memamerkan otot-otot tubuhnya yang terpahat, lengkap dengan perut six pack-nya, dalam turnamen VCY Body Contest. Kegiatan yang dilaksanakan di wahana milik Divisi Infanteri (Divif) 2 Kostrad dalam memeriahkan HUT ke 58 Kostrad ini, dibuka oleh Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad, Mayjen TNI Tri Yuniarto, S.A.P, M.Si, M.Tr (Han). Persaudaraan dan silaturahmi antara prajurit TNI, atlet, dan masyarakat, merupakan inti dari acara tersebut, ungkap Pangdivif 2 Kostrad dalam sambutannya. “Selain untuk memeriahkan HUT ke-58 Kostrad, kegiatan ini digelar sekaligus untuk memperkenalkan Kampoeng Tentara kepada masyarakat, dan untuk menjaring bibit-bibit atlet olahraga angkat berat. Kami berharap, melalui lomba ini juga terjalin persaudaraan, tercipta hubungan baik, meningkatnya soliditas dan sinergitas serta kemanunggalan TNI dengan rakyat,” kata Mayjen TNI Tri Yuniarto, S.A.P, M.Si, M. Tr (Han). Humas VCY Body Contest, Lettu CPM Roy Hengki Gama mengatakan bahwa turnemen perdana dalam memperebutkan piala bergilir Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad ini, diikuti oleh 141 peserta. Ada dua kategori yang dilombakan, yaitu New Muscle 112 Faktorpenilaianjuri: Size atau ukuran proporsi lengan yang tidak ‘lebih besar’ dari badan (tidak kebesaran lengan). Pentingnya ukuran simetris otot, yaitu bagian otot sisi kanan dan kiri, harus seimbang ukuran besarnya. NoXtremeRipped yakni kondisinya cukup Lean & Ripped, bukan super kering. 'Kering' adalah istilah kulit terlalu tipis dan menempel dengan otot, seolah tidak ada lapisan lain. Muscle Details atau melihat kelengkapan otot dari semua sisi pose yang ditampilkan. Estetika atau penilaian terhadap keseluruhan proporsi tubuh peserta. Proporsional artinya: bagian otot atas harus seimbang dengan bagian otot bawah. Kondisi "X-Frame", demikian sebutan juri dalam menilai proporsi lebar bahu sejajar dengan lebar kedua paha. peserta dan Medium Muscle 29 peserta. Pesertanya tak hanya dari Malang Raya, tapi seluruh Jawa Timur dan beberapa Kota dari Jawa Tengah. Otot Tak Perlu Terlalu ‘Kering’ Sama - sama mengedepankan penampilan tubuh atletis dan proporsional, namun kualifikasi body contest menekankan porsi otot yang tidak terlalu ekstrim. Kriteria pesertanya pun lebih longgar, dan tidak ada batasan usia, tinggi badan, dan aturan lain yang seketat turnamen binaraga. Penekanan penilaian juri lebih pada kondisi upper body atau tubuh bagian atas yang simetris dan proporsional. Hal penting lainnya, ukuran otot tak begitu besar dan tak terlalu 'kering', asalkan secara visual otot tubuhnya sempurna. Prestasi Pemilik otot yang menjadi pemenang Kategori New Muscle: Juara I Awang Aji.P dari Kab. Malang, Juara II Rochim dari Kab. Kediri Juara III M. Iksir dari Kota Malang. Foto: Dokumentasi Pendivif 2 Kostrad Foto: Dokumentasi Pendivif 2 Kostrad Foto: Dokumentasi Pendivif 2 Kostrad 8 EDISI 02 - 2019
  • 9. Foto: Dokumentasi Kontingen AASAM TNI AD Berikut bocorannya, hasil wawancara dengan Wadanlat Kontingen AASAM 2019: 1. Latihan sesuai Buku Petunjuk Pertandingan. Awalnya, negara-negara peserta AASAM mendapat kiriman buku petunjuk melalui email, dari penyelenggara. Buku petunjuk electronik itu berisi tentang mekanisme dan pedoman mengenai pertandingan. Maka pelaksanaan latihan selama 2 (dua) bulan, tak jauh dari buku pedoman tersebut. 2. Personel TNI AD yang akan menjadi peserta dalam pertandingan tersebut, harus melalui proses seleksi Tahap Awal. Pada tahap ini, personel peserta dipilih dari para juara tembak pada perlombaan dalam negeri. Misalnya, lomba tembak Kasad Cup atau Panglima TNI Cup. 3. Tahap seleksi berlanjut dengan seleksi Tahap Penajaman 1 dan Penajaman 2. 4. Setelah lulus Tahap Penajaman 1 dan 2, baru masuk ke tahap latihan menembak. Latihan ini dasarnya sama dengan progam latihan dasar menembak, layaknya prajurit TNI. Tapi, porsi latihannya berbeda dan lebih ketat. 5. Masuk Training Centre (TC) untuk melaksanakan latihan keras. Berlangsung beberapa kali sehari, siang dan malam, serta tidak ada tanggal merah selama 2 bulan. Termasuk hari Ahad. 6. Nomor-nomor pertandingan yang dilatih antara lain: • No sniper jarak 500 s.d 1500 meter. • No senapan ringan 10 s.d 400 meter. • No pistol 5 s.d 50 meter. • No senjata mesin ringan dan sedang jarak 200 s.d 600 mter. 7. Latihan nomor baru sesuai variasi tembak tempur yang pada dasarnya setiap tahun berubah di antaranya: • Menembak galeri, • Menembak sasaran pada patroli. • Menembak dari celah yang sempit dan sebagai nya. 8. Bagi petembak sniper, ada menu latihan yang dilaksanakan melalui aplikasi medan sebenarnya. Lokasinya bisa di Bandung ataupun di Cibenda Sukabumi. Tujuannya agar peserta bisa menyesuaikan kondisi cuaca, pengaruh angin serta kondisi lapangan, yang diupayakan mirip kondisi sebenarnya di Australia. Jadi, bila Anda masih membutuhkan libur setiap pekan, segera lupakan hasrat untuk menjadi juara menembak dunia. Contohlah para prajurit dalam kontingen TNI AD, yang selalu berlatih dengan disiplin dan ketekunan tinggi. Hingga mereka lupa bahwa ada warna merah dalam kalender! (Senopati) TIPS JADI JUARA AASAM SELAMA 12 TAHUN K redonya di mana-mana sama: harumnya nama sebuah bangsa atau negara, adalah persembahan seorang pahlawan. Bagaimana cara agar bisa menjadi pahlawan yang mengharumkan nama Indonesia sebagai Juara Umum Lomba Tembak AASAM di Australia selama 12 tahun berturut-turut? Prestasi Foto: Dokumentasi Kontingen AASAM TNI AD Foto: Dokumentasi Kontingen AASAM TNI AD 9EDISI 02 - 2019
  • 10. Musik KEEP US ROCKIN', ANDY Dari mana asal musik rock? Percayalah, dari Indonesia. Tielman Brothers membuktikannya, George ‘Beatles’ Harrison mengakuinya. Foto: nunl.com Foto: rockandmetalzone.blogspot.com Lagu Rock Pertama di Belanda M usik Tielman Bersaudara, termasuk aksi panggungnya, jauh lebih maju dan nekad, ketimbang jamannya. Dalam acara tv Belanda tahun 1960, Andy Tielman sudah memetik gitar di atas kepala, lalu membetot fret gitarnya pakai kaki. Itu mereka sudah lakukan, jauh sebelum Jimi Hendrix jadi musisi. Pun Ponthon Tielman memesona dengan garukan bas gitar yang enerjik, Tonton saja videonya: Rollin’ Rock. Beberapa penampilan Tielman Brothers di Eropa, disaksikan Paul McCartney dan George Harrison di deretan penonton. “George Harison,” tulis George Lipsitz, “menjuluki Andy sebagai Andy: The Indo Man.” Ya, Tielman adalah sensasional Indo Rock di Eropa. Jika band Belanda Golden Earring saja memuja Tielman, maka The Who terinspirasi aksi Andy yang membanting- banting gitarnya. Bahkan lagu Tielman, judulnya Rock Little Baby of Mine, menjadi lagu rock pertama dalam sejarah musik Belanda. Berhembus berita, gitar bass 10 senar yang dipakai Ponthon Tielman, menginspirasi gitar bassnya Paul McCartney. Andy Tielman sang gitaris, diganjar gelar Orde van Oranje-Nassau, langsung dari Sri Ratu pada 2005. Ia diakui berjasa besar dalam mengembangkan musik negeri Belanda. Mengapa kita perlu bangga pada Tielman Bersaudara? Karena mereka, adik kakak musisi yang telah menginspirasi para musisi rock dunia,berdarah Indonesia — dari suku Timor NTT. Namun perang dan kolonialisme, memisahkan mereka dari kita. Mereka tercerabut dari akarnya, Indonesia. Nama band yang sohor di Eropa ini, awalnya adalah The Timor Rhythm Brothers (TTRB). Anggotanya, anak-anak Herman Dirk Tielman dan perempuan indo Flora Hess. Mereka adalah Reginald (Reggy), Ponthon, Andy, Laurance (Lou Lou) dan Janette Loraine. Kelima bocah ini sudah ciamik membawakan Kroncong Morizko hingga jazz. Mereka belum membawakan rock, karena dunia masih sibuk Perang. Pada dekade 1940-an, rock belum tampil. Tentara Eropa masih berdansa dengan waltz, dan tentara AS bahagia dihibur Marilyn Monroe. Kata pengamat musik Denny Sakrie (2015), TTRB adalah band bocah fenomenal yang muncul pada dekade 1940-an. Dari band ‘rumahan’, kakak beradik Tielman ini, mulai naik pentas. Lalu berjaya di Eropa, membawa harum nama Indonesia, melalui musik dan penampilannya yang spektakuler. Perang Membawa Mereka ke Belanda Jepang datang membawa sengsara, termasuk bagi bocah-bocah Tielman. Jangankan main musik, ayah mereka saja, Kapten Herman Tielman (45), tentara KNIL yang tugas di Surabaya itu, digiring ke bui oleh Jepang. Flora Hess istrinya, seorang diri membesarkan anak-anaknya. Tanpa bermusik. “Masa Bersiap” (1945-1950), sentimen anti Belanda dan Eropa meluas, bagai neraka bagi kalangan indo-Belanda. KNIL bubar pada 1950, Herman tak ikut masuk TNI. Orang Belanda dan indo yang menolak jadi WNI, dideportasi. Pada 1957 keluarga Tielman hengkang dari Bumi Pertiwi. Berjaya di Eropa, menjadi pelopor musik rock cadas, namun di panggung Tielman Bersaudara tetap nyanyikan Pata Tjingke. Sampai Andy wafat pada 2011. Mungkinkah mereka rindu pada tanah air yang menolaknya? Atau mungkin bocah-bocah Tielman dulu tak bisa memilih? (Senopati-md) 10 EDISI 02 - 2019