Program kreativitas mahasiswa ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan kemampuan belajar siswa tuna grahita ringan di desa Jambearum melalui seni kriya clay. Media clay dipilih karena mudah dibuat, murah, dan menarik minat siswa. Program ini meliputi pelatihan pembuatan clay, pengaplikasian clay dalam pembelajaran matematika, dan evaluasi kemampuan siswa sebelum dan sesudah perlakukan. Hasilnya, kreativitas dan prest
gagasan penyediaan ruang main dan peminjaman yang dilakukan dengan "dalam jaringan" dan "luar jaringan", yang digagas PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat. Semoga terwujud !!!
gagasan penyediaan ruang main dan peminjaman yang dilakukan dengan "dalam jaringan" dan "luar jaringan", yang digagas PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat. Semoga terwujud !!!
gagasan penyediaan ruang main dan peminjaman yang dilakukan dengan "dalam jaringan" dan "luar jaringan", yang digagas PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat. Semoga terwujud !!!
gagasan penyediaan ruang main dan peminjaman yang dilakukan dengan "dalam jaringan" dan "luar jaringan", yang digagas PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat. Semoga terwujud !!!
Managing Your Online Identity: Advice for School LeaversHelen Dixon
Advice for school leavers on digital citizenship and how they can manage their online identity in order to improve employability and protect their privacy.
R.E.I.G.N. Development Center PresentationClaresa Baggs
R.E.I.G.N. (Renewed, Empowered, Influential, Galvanized, Necessary) Development Center is designed to facilitate skills training to men, including those who are homeless, veterans, ex-offenders, unemployed and underemployed in Florida.
Managing Your Online Identity: Advice for School LeaversHelen Dixon
Advice for school leavers on digital citizenship and how they can manage their online identity in order to improve employability and protect their privacy.
R.E.I.G.N. Development Center PresentationClaresa Baggs
R.E.I.G.N. (Renewed, Empowered, Influential, Galvanized, Necessary) Development Center is designed to facilitate skills training to men, including those who are homeless, veterans, ex-offenders, unemployed and underemployed in Florida.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembentukan Bank Sampah Dan Pembuatan Pupuk K...Johan
Muhammad Johan Widikusyanto, Wahyu Oktri Widyanto dan Hermansyah Andi Wibowo. 2015. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembentukan Bank Sampah Dan Pembuatan Pupuk Kompos Dengan Metode Takakura Untuk Mengatasi Masalah Sampah Dan Pembiayaan Pendidikan Anak Usia Dini. Prosiding Sinergi Perguruan Tinggi Dan Dunia Usaha Untuk Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan: Kesehatan Dan Lingkungan Hidup. Halaman 111-121. Konferensi PKMSCR 2015
1. LAPORAN AKHIR
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
“SENI KRIYA CLAY (LEMPUNG DARI TEPUNG) SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN DAN PENINGKATAN KREATIVITAS BAGI SISWA
TUNA GRAHITA RINGAN DI DESA JAMBEARUM KECAMATAN
SUMBERJAMBE KABUPATEN JEMBER”
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENGABDIAN MASYARAKAT
Diusulkan oleh:
Siti Lailatul Arofah (121810201002/Angkatan 2012)
Siti Aisah (111810301009/Angkatan 2011)
Siti Zumrotus Kholifah (121810101011/Angkatan 2012)
Deny Ardianto (121810101012/Angkatan 2012)
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2015
2.
3. ABSTRAK
Keterbatasan berfikir disebabkan oleh beberapa faktor, seperti keturunan, lingkungan,
kurangnya gizi, infeksi, dan pembawaan diri sejak lahir. Lingkungan yang kurang
mendukung bisa menjadi penyebab keterbatasan berfikir seseorang, misalnya kekurangan
gizi akibat keterbatasan ekonomi. Hal ini yang kami temui di Desa Jambearum
kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember. Penduduk di Desa Jambearum rata-rata
hanya mengenyam pendidikan Sekolah Dasar. Pekerjaan yang dilakukan yaitu sebagai
petani dan memiliki penghasilan rata-rata sebesar Rp.500.000 per bulan. Kemiskinan
yang melanda berdampak pada anak-anak, misalnya kekurangan gizi dan kurangnya
pengetahuan dalam pelajaran. Anak-anak di desa jambearum rata-rata memiliki
kelemahan dalam operasi matematika dasar, selain itu mereka juga kurang dalam segi
kreatifitas. Berdasarkan fenomena tersebut kami mempunyai suatu gagasan untuk
membuat program kegiatan pembelajaran dan peningkatan kreativitas anak penyandang
tuna grahita ringan di Desa Jambearum Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember
melalui media clay. Clay mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan
media belajar lainnya, diantaranya adalah mudah dibuat, membutuhkan biaya yang
sedikit, dan hasilnya menarik. Clay dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran, karena bentuk clay yang lucu dengan warna-warna yang bagus, siswa tuna
grahita akan lebih tertarik untuk belajar. Sehingga proses belajar akan lebih
menyenangkan dan mudah untuk dipahami oleh siswa. Diharapkan dengan media
clay ini anak-anak yang menderita Tuna Grahita ringan menjadi berkurang dan
memiliki kreatifitas yang tinggi.
Keyword: seni kriya, clay, tunagrahita
4. DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................2
ABSTRAK.....................................................................................................3
DAFTAR ISI..................................................................................................4
BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................5
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN ....................7
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ..........................................................9
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KEBERLANJUTAN...10
BAB 5. PENUTUP ........................................................................................13
LAMPIRAN...................................................................................................14
Penggunaan Dana...............................................................................14
5. BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia lahir di dunia tidak semua mempunyai keberuntungan dengan
bisa hidup normal, ada sebagian yang harus hidup dengan keterbatasan, seperti
keterbatasan dalam berfikir bagi penyandang tuna grahita. Menurut Mohammad
Amin (1995) definisi tuna grahita: Mental retardation reters to significantly
subaverage general inrtellectual functioning existing concurently with deficits in
adaptive behavior and manifested during the developmental period. Keterbatasan
berfikir yang dimiliki oleh seseorang akan mempengaruhi kehidupan sosialnya.
Penyandang tuna grahita tidak bisa menjalani kehidupannya dengan mandiri,
menurut Benson dan Grove (2000) kemandirian adalah kemampuan individu
untuk memutuskan sendiri dan tidak terus menerus berada di bawah kontrol orang
lain.
Keterbatasan berfikir disebabkan oleh beberapa faktor, seperti keturunan,
lingkungan, kurangnya gizi, infeksi, dan pembawaan diri sejak lahir. Lingkungan
yang kurang mendukung bisa menjadi penyebab keterbatasan berfikir seseorang,
misalnya kekurangan gizi akibat keterbatasan ekonomi. Hal ini yang kami temui
di desa Jambearum kecamatan Sumberarum Jember. Desa ini terletak jauh dari
kota jember dengan akses jalan yang kurang baik. Apalagi dari segi pendidikan,
minat warga untuk mengembangkan pendidikan masih kurang, proses belajar
mengajar di sekolah dapat dikatakan hanya sebagai formalitas belaka. Faktor
keturunan dan pembawaan diri juga menjadi penyebab keterbatasan berfikir pada
banyak anak anak di Desa Jembearum. Banyak anak desa ini yang kesulitaan
dalam mengikuti pelajaran sekolah.
Berdasarkan fenomena tersebut kami mempunyai suatu gagasan untuk
membuat program kegiatan pembelajaran dan peningkatan kreativitas anak
penyandang tuna grahita ringan di Desa Jambearum Kecamatan Sumberjambe
Kabupaten Jember melalui media clay. Clay merupakan tanah liat ( lempung),
namun dewasa ini clay tidak hanya berupa tanah liat saja, clay dapat dibuat dari
bahan kue dengan tidak meninggalkan sifat asli clay yang liat. Clay merupakan
salah atu seni kriya yang mudah dibuat dan hasilnya bagus. Pembuatan clay
sangat sederhana, cukup membuat adonan kemudian dibentuk sesuai keinginan
dan selanjutnya dikeringkan dibawah sinar matahari. Clay mempunyai beberapa
keunggulan dibandingkan dengan media belajar lainnya, diantaranya adalah
mudah dibuat, membutuhkan biaya yang sedikit, dan hasilnya menarik. Clay
dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, karena bentuk clay yang
6. lucu dengan warna-warna yang bagus, siswa tuna grahita akan lebih tertarik untuk
belajar. Sehingga proses belajar akan lebih menyenangkan dan mudah untuk
dipahami oleh siswa.
Kami yang telah tergabung dalam organisasi UKM Seni TITIK FMIPA
Universitas Jember, khususnya bidang seni rupa, kami memiliki modal untuk
melatih pembuatan clay. Sebagai mahasiswa Universitas Jember, kami merasa
memiliki tanggungjawab untuk menjaga kesenian dengan cara pelatihan clay
kepada masyarakat, khususnya siswa yang memiliki kebatasan mental atau sering
di sebut tuna grahita.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dalam kegiatan ini kami rumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana seni kriya Clay dapat meningkatkan kemampuan belajar dan
kreativitas siswa tuna grahita ringan di Desa Jambearum?
2. Bagaimana program Pembelajaran dengan media Clay dapat dilaksanakan
di Desa Jambearum?
1.3 Tujuan
Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. meningkatkan kemampuan belajar dan kreativitas siswa tuna grahita
ringan di Desa Jambearum melalui seni kriya Clay;
2. membuat program Pembelajaran dengan media Clay yang dapat
dilaksanakan di Desa Jambearum.
7. BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA KEGIATAN
Kecamatan Sumberjambe merupakan Kecamatan di Kabupaten Jember
yang secara geografis memiliki dataran tinggi dengan ketinggian wilayah 446
mdpl sampai dengan 625 mdpl dan terletak 35 Km sebelah utara kota Jember
terletak pada 08,06595 Lintang Selatan (LS) dan 113,89885 Bujur Timur (BT).
Secara administratif wilayah ini terdiri dari 9 Desa, salah satunya adalah Desa
Jambe Arum. Desa Jambearum adalah desa yang terletak di Kecamatan
Sumberjambe Kabupaten Jember. Desa tersebut memiliki akses jalan yang sangat
rusak dan kurangnya pencahayan pada malam hari, sehingga aktivitas penduduk
setempat terbatas. Hal ini menyebabkan pengetahuan masyarakat khususnya pada
anak-anak menjadi terhambat. Desa Jambearum memiliki 6 Dusun yaitu Sumber
Kokap Barat, Sumber Kokap Timur, Dusun Krajan, Dusun Biarum, Dusun
Karang Sampurna dan Dusun Paceh.
Penduduk di Desa Jambearum rata-rata hanya mengenyam pendidikan
Sekolah Dasar. Pekerjaan yang dilakukan yaitu sebagai petani dan memiliki
penghasilan rata-rata sebesar Rp.500.000 per bulan, tentunya dengan penghasilan
tersebut tidak dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga. Kemiskinan yang
melanda berdampak pada anak-anak, misalnya kekurangan gizi, kurangnya
pengetahuan dalam berfikir baik segi kreatifitas ataupun pelajaran. Anak-anak
merupakan penerus bangsa yang harus dipupuk dan dikembangkan dari segi
apapun. sehingga perlu perlakuan yang fresh terhadap anak-anak supaya dapat
merubah pola pikir yang lebih maju dan kreatif.
Clay merupakan lempung yang terbuat dari tepung dan lem kayu yang di
campur secara homogen menjadi suatu tekstur yang lebih lunak dan mudah
dibentuk menjadi boneka, bunga ataupun bentuk makanan. Clay memiliki
kelebihan yang sanga menarik seperti warna bisa dibuat sesuai dengan yang
dikehendaki, memiliki warna yang sangat mencolok dan menarik, tekstur clay
dapat mengeras dengan sendirinya, dapat dibentuk sesuai kreasi pembuat dan lain-
lain.
Anak-anak di desa jambearum rata-rata memiliki kelemahan dalam operasi
matematika dasar, seperti penjumlahan, perkalian dan pembagian, selain itu
mereka juga kurang dalam segi kreatifitas. Clay merupakan suatu media yang
sangat tepat dan sangat menarik untuk membantu anak-anak yang menderita Tuna
Grahita ringan, karena clay memiliki warna yang sangat cerah atau full colour
sehingga mereka akan asyik dalam proses pembelajaran, clay juga dapat dibentuk
sesuka hati sehingga hal ini dapat melatih otak kanan anak-anak dalam segi
kreatifitas.
Penerapan yang dilakukan yaitu dengan mengambil anak-anak yang
menderita tuna Grahita ringan kemudian memberikan pelatihan dalam pembuatan
clay hal ini bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas, sedangkan untuk
meningkatkan pengingatan dalam operasi matematika sederhana akan
diaplikasikan media clay untuk beberapa sub bab. Dimana sebelum diberikan
perlakukan siswa terlebih dahulu diberi tes awal, dan sesudah perlakukan
diberikan tes akhir.
8. BAB 3. METODE PELAKSANAAN
3.1 Teknik Penyuluhan
Penyuluhan telah dilakukan kepada perangkat desa, pihak sekolah SDN 1 Jambe
arum, serta kepada siswa-siswa. Kepada pihak perangkat desa dan pihak sekolah
dilakukan penyuluhan tentang pentingnya pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa,
penyuluhan ini dilakukan dengan diskusi secara langsung kepada pihak-pihak yang
bersangkutan, sekaligus dilakukan pemaparan kegiatan yang akan dilakukan dan juga
luaran yang diharapkan setelah terlaksananya kegiatan tersebut. Sedangkan penyuluhan
terhadap siswa dilakukan dengan sosialisasi media clay. Dengan begitu siswa menjadi
lebih antusias dalam melaksanakan kegiatan ini.
3.2 Pelatihan
Peningkatan kreativitas siswa dilakukan dengan mengadakan pelatihan pembuatan
clay. Pada tahap ini siswa akan diperkenalkan lebih dalam tentang clay, cara
pembuatannya, kreativitas yang bisa dibuat dengan clay, serta nilai guna dari clay yang
dihasilkan. Sehingga siswa dapat mengembangkan materi yang telah didapatkan dalam
proses pelatihan.
3.3 Pendampingan IPTEK
Proses pendampingan dilakukan saat dilaksanakannya pelatihan pembuatan clay
serta saat pengaplikasian media clay dalam pembelajaran siswa pada bidang matematika.
9. BAB 4. HASIL YANG DICAPAI
Berdasarkan rencana kegiatan yang telah dibuat, terdapat beberapa tahap yang
harus dilakukan, yakni tahapan produksi media clay, tahapan pelatihan pembuatan clay,
serta pengaplikasian media pembelajaran clay. Berikut hasil yang telah dicapai adalah
sebagai berikut:
No. Kegiatan Keterangan Prosentase
1 Tes awal sebelum dilakukan perlakuan terlaksana 7%
2 Pelatihan pembuatan clay terlaksana 14%
3 Produksi media clay untuk perkalian
sederhana
terlaksana 21%
4 Pengaplikasian media clay untuk
perkalian sederhana
terlaksana 28%
5 Produksi media clay untuk KPK terlaksana 35%
6 Pengaplikasian media clay untuk KPK terlaksana 42%
7 Produksi media clay untuk FPB terlaksana 49%
8 Pengaplikasian media clay untuk FPB terlaksana 56%
9 Produksi media clay untuk pecahan terlaksana 63%
10 Pengaplikasian media clay untuk pecahan terlaksana 70%
11 Produksi media clay untuk bangun ruang terlaksana 77%
12 Pengaplikasian media clay untuk bangun
ruang
terlaksana 84%
13 Tes akhir setelah dilakukannya perlakuan terlaksana 92%
14 Pembuatan buku panduan progam
pembelajaran.
terlaksana 100%
1. Tes awal sebelum dilakukan perlakuan
Tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum diterapkannya
media pembelajaran clay untuk materi matematika. Dimana siswa yang mengikuti tes
adalah siswa kelas 5SDN Jambearum 1 Jember. Soal yang diberikan adalah soal
matematika SD kelas 5 untuk materi perkalian, FPB, KPK, pecahan, dan bangun ruang.
Dari hasil tes awal ini diperoleh rata-rata nilai yang kurang baik, yakni nilai dibawah 50.
2. Pelatihan pembuatan clay
Pelatihan pembuatan clay dilakukan untuk menambah kreativitas dari siswa.
Karena clay sendiri adalah bahan yang mudah dibentuk sehingga siswa dapat membuat
bentuk sesuai dengan keinginannya. Ketika pelatihan dilaksanakan siswa kebanyakan
masih bingung dan tidak bisa membuat bentuk-bentuk sederhana seperti bintang, daun,
dan lainnya. Mereka cenderung hanya meremas-remas bahan clay. Namun setelah diberi
contoh cara pembuatan bentuk clay, siswa-siswa sangat antusias untuk membuat bentuk
sesuai dengan keinginannya. Dari hasil pelatihan ini dihasilkan bentuk bintang, love,
anggur, kupu-kupu, donat, orang-orangan, nama, dan lainnya.
3. Produksi media clay untuk perkalian sederhana
Media clay untuk perkalian sederhana dibuat dengan bentuk-bentuk lucu seperti
pita, bunga, dan lainnya dengan warna warna yang berbeda. Dimana bentuk ini dibuat
dalam ukuran yang kecil dan dalam jumlah yang banyak, disesuaikan dengan kebutuhan.
10. 4. Pengaplikasian media clay untuk perkalian sederhana
Pengaplikasian media clay untuk perkalian sederhana dilakukan dengan cara
membuat sekumpulan clay sesuai dengan bilangan yang dikalikan, kemudian diulang
sebanyak bilangan pengalinya. Namun media clay ini hanya terbatas pada perkalian
sederhana dan penerapan konsep dasar perkalian, karena pada bilangan yang cukup besar
dibutuhkan clay dalam jumlah yang banyak. Pada akhir pembelajaran dibuat kuis
berkelompok untuk setiap tiga siswa. Dari kuis ini siswa sudah menunjukkan pemahaman
dasar untuk perkalian.
5. Produksi media clay untuk KPK dan FPB
Media clay untuk KPK dan FPB dibuat dengan bentuk-bentuk yang lucu dalam
ukuran yang kecil. Kemudian dibuat seratus kolom yang ditandai dengan angka satu
sampai seratus. Kolom ini dibuat pada kertas manila yang kemudian ditempeli dengan
kertas lipat warna warni yang sudah dibentuk.
6. Pengaplikasian media clay untuk KPK
Pengaplikasian media clay untuk KPK dilakukan dengan meletakkan satu persatu
clay pada kelipatan dari masing-masing angka yang dicari. Dari sini kemudian akan
diketahui kolom-kolom yang terisi dengan clay lebih dari satu. Untuk kolom pertama
yang berisi clay sejumlah angka yang dicari KPKnya merupakan kolom dengan angka
yang menunjukkan nilai KPK yang sedang dicari. Setelah dilakukan pembelajaran, maka
dibuat kuis dengan membagi siswa menjadi dua kelompok. Dari hasil kuis dapat
diketahui siswa-siswa sudah banyak yang paham, namun ada juga yang masih merasa
kesulitan.
7. Pengaplikasian media clay untuk FPB
Pengaplikasian media clay untuk FPB dilakukan dengan maletakkan clay pada
kolom yang merupakan bilangan faktor dari angka-angka yang dicari nilai FPBnya. Dari
sini kemudian dapat diketahui kolom-kolom yang terisi clay lebih dari satu. Untuk kolom
dengan angka terbesar yang berisi sejumlah clay sesuai dengan banyaknya angka yang
dicari FPBnya merupakan nilai FPB yang dicari. Seperti pada pengaplikasian KPK
sebelumnya, setelah dilakukan pembelajaran FPB dibuat kuis dengan membagi menjadi
dua kelompok. Dari kuis ini diketahui terdapat sebagian anak yyang sudah paham, namun
ada juga sebagian yang merasa kesulitan, karena terkadang siswa masih keliru untuk
penggunaan FPB dan KPK.
8. Produksi media clay untuk pecahan
Media clay untuk pecahan dibuat dengan bentuk lingkaran dengan berbagai
warna, yang kemudian dibagi-bagi sesuai dengan kebutuhan penyebut. Seperti dibagi dua,
tiga, sampai delapan.
9. Pengaplikasian media clay untuk pecahan
Pengaplikasian media clay untuk pecahan dilakukan dengan menggunakan bentuk
lingkaran yang sudah dibagi-bagi sesuai dengan penyebutnya. Dari bentuk-bentuk ini
kemudian dapat digunakan untuk mengetahui perbandingan nilai pecahan, penjumlahan,
pengurangan, dan perkalian. Namun untuk pembagian masih sulit untuk diterapkan.
Setelah proses pembelajaran dibuat kuis dengan membagi menjadi delapan kelompok,
yang kemudian akan dilombakan. Dari kuis ini diketahui bahwa siswa masih kesulitan
11. dalam operasi untuk penyebut yang berbeda, namun untuk penyebut yang sama sudah
tidak ada masalah.
10. Produksi media clay untuk bangun ruang
Media clay untuk bangun ruang dibentuk menyeruapai ruang kubus, balok, bola,
limas, trapesium, dan lainnya sesuai dengan kebutuhan. Untuk media bangun ruang ini
dibentuk lebih besar, sehingga lebih mudah untuk diterapkan di dalam kelas.
11. Pengaplikasian clay untuk bangun ruang
Pengaplikasian media clay untuk bangun ruang ini unruk penerapannya dapat
digunakan untuk mengetahui dasar-dasar dari bangun ruang, seperti rusuk, sisi, diagonal,
daln lainnya.
12. Tes akhir setelah dilakukannya perlakuan
Tes akhir ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan siswa setelah
diterapkannya media pembelajaran matematika dengan menggunakan clay. Dimana pada
tes ini akan dibuat seperti perlombaan terbuka, agar siswa menjadi lebih bersemangat.
Soal yang diberikan adalah soal-soal yang mencangkup materi yang telah diajarkan
dengan menggunakan media clay.
13. Pembuatan buku panduan program pembelajaran
Langkah terakhir dari kegiatan ini adalah pembuatan buku panduan program
pembelajaran dengan menggunakan media clay. Dimana dalam buku ini akan dijelaskan
cara penggunaan media clay untuk masing-masing materi (perkalian, FPB, KPK,
pecahan, bangun ruang). Buku panduan ini diberikan kepada guru-guru matematika yang
ada di SDN 01 Jambearum.
Buku panduan yang dibagikan kepada guru-guru matematika di SDN 1
Jambearum dapat digunakan sebagai panduan untuk membuat adonan clay serta buku
petunjuk cara pengaplikasian media clay untuk setiap sub bab yang telah disediakan.
Sehingga diharapkan setelah kegiatan ini berakhir media clay tetap dapat diterapkan di
sekolah.
12. BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari kegiatan program kreativitas mahasiswa yang telah dilakukan
ini adalah sebagai berikut :
1. Clay dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas siswa tuna grahita
ringan dengan membuatnya dalam berbagai bentuk yang menarik.
2. Clay juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran matematika
sederhana (penjumlahan, perkalian, FPB, KPK, pecahan, dan bangun ruang)
bagi siswa tuna grahita ringan, dengan membentuknya sesuai dengan
kebutuhan. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai tes akhir oleh siswa tuna
grahita ringan.
5.2 Saran
Program kreativitas mahasiswa ini diharapkan tetap bisa berlanjut meskipun
waktu kegiatan telah berakhir. Dengan dibuatnya buku panduan yang dibagikan kepada
guru-guru matematika di SD 01 Jambearum diharapkan para guru dapat
memanfaatkannya dengan baik dan mengaplikasikannya kedalam proses mengajar
disekolah.
13. Lampiran 1. Penggunaan Dana
tanggal keterangan debit kredit
28-09-2014 materai 7000 @3 Rp.21.000
28-09-2014 proposal rangkap tiga Rp. 60.000
25-09-2014 bensin untuk survey ke jambe arum Rp. 60.000
14-03-2015 dana talangan rektorat Rp. 1.500.000
15-03-2015 vernis Rp. 15.000
15-03-2015 1 bungkus lem rajawali Rp.12.000
16-03-2015 bensin ke pasar tanjung Rp.10.000
16-03-2015 parkir Rp.3.000
16-03-2015 cat acrilyc Rp.55.000
16-03-2015 tepung terigu Rp.30.000
16-03-2015 tepung maizena Rp.20.000
16-03-2015 pengawet (benzoat) Rp.7.000
16-03-2015 pengharum (vanily) Rp.7.000
16-03-2015 cetak bentuk Rp.30.000
16-03-2015 cetak angka Rp.30.000
17-03-2015 bensin ke jambe arum Rp.60.000
16-03-2015 tusuk gigi Rp.3.000
20-03-2015 toples Rp.40.000
20-03-2015 baskom Rp.7.000
20-03-2015 tepung maizena Rp.26.000
20-03-2015 tepung tapioka Rp.30.000
21-03-2015 print surat dan daftar kegiatan Rp.3.000
22-03-2015 cat akrilik Rp. 55.000
22-03-2015 kertas lipat Rp. 8.000
22-03-2015 lem kertas Rp.2.000
22-03-2015 gunting Rp. 8.000
22-03-2015 kertas manila Rp.2.000
22-03-2015 spidol bord marker Rp.10.000
27-03-2015 print soal test awal Rp.15.000
27-03-2015 bensin ke jambe arum Rp.60.000
28-03-2015 konsumsi siswa Rp.50.000
28-03-2015 konsumsi pelaksana PKM Rp.60.000
11/4/2015 bensin ke jambe arum Rp.60.000
11/4/2015 konsumsi siswa Rp.50.000
11/4/2015 konsumsi pelaksana PKM Rp.60.000
18-04-2015 bensin ke jambe arum Rp.60.000
14. 18-04-2015 konsumsi siswa Rp.50.000
18-04-2015 konsumsi pelaksana PKM Rp.60.000
25-04-2015 bensin ke jambe arum Rp.60.000
25-04-2015 konsumsi siswa Rp.50.000
25-04-2015 konsumsi pelaksana PKM Rp.60.000
9/5/2015 bensin ke jambe arum Rp.60.000
9/5/2015 konsumsi siswa Rp.50.000
9/5/2015 konsumsi pelaksana PKM Rp.60.000
20-05-2015 pencairan 70% dana pkm Rp. 3.897.000
20-05-2015 pengembalian dana talangan Rp. 1.500.000
25-05-2015 Bensin ke jambe arum Rp. 60.000
25-05-2015 Konsumsi pelaksana Rp.60.000
29-05-2015 Bensin ke jambearum Rp.60.000
29-05-2015 Konsumsi pelaksana Rp.60.000
29-05-2015 Konsumsi siswa Rp.50.000
02-06-2015 Banner 3x1 Rp. 45.000
02-06-2015 Spidol 2 pack Rp.70.000
02-06-2015 Kertas 1 rim Rp. 35.000
02-06-2015 Papan dada Rp.5000@50 Rp. 250.000
02-06-2015 sampul Rp. 30.000
02-06-2015 Solasi dan lem Rp. 10.000
05-06-2015 Bolpoin untuk hadiah 5 pack Rp. 85.000
05-06-2015 Buku 5 pack Rp. 150.000
05-06-2015 Hadiah untuk juara 1,2,3 Rp. 300.000
06-06-2015 Kenang-kenangan (buku pelajaran) Rp.450.000
07-06-2015 Konsumsi siswa Rp. 150.000
12-06-2015 Konsumsi guru Rp. 300.000
12-06-2015 Sewa sound sistem Rp. 100.000
12-06-2015 Bensisn ke jambe arum Rp.100.000
12-06-2015 Konsumsi pelaksana Rp. 100.000
jumlah Rp. 5.397.000 Rp. 5.444.000