Menurut bahasa puasa (اَلصَّوْمُ) adalah menahan atau mencegah. Menurut istilah syara’ (Islam), puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari disertai niat dan beberapa syarat tertentu.
Firman Allah Swt.:
وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ... (البقرة: 187)
Artinya: “Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar...” (QS. Al-Baqarah: 187)
Menjelaskan tentang puasa, baik hukumnya, rukunnya, sunahnya, dan lain sebagainya, menurut syari'at islam. Referensi ini bersumber dari Kitab At-Tazhib dan Buku Panduan Ibadah Sehari-hari karangan Ust. Isa Iskandar
Menjelaskan tentang puasa, baik hukumnya, rukunnya, sunahnya, dan lain sebagainya, menurut syari'at islam. Referensi ini bersumber dari Kitab At-Tazhib dan Buku Panduan Ibadah Sehari-hari karangan Ust. Isa Iskandar
Puasa Ramadhan adalah puasa yang diwajibkan terhadap setiap muslim selama sebulan penuh pada bulan Ramadhan. Puasa pada bulan Ramadhan termasuk salah satu puasa wajib yang harus dilakukan oleh segenap kaum muslimin. Bulan Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam bulan Islam. Bulan ini merupakan bulan penuh berkah, penuh dengan ampunan Allah Swt., dan rahmat-Nya. Didalamnya terdapat malam yang lebih mulia dari seribu bulan, yaitu malam lailatul qadar. Begitu pula al-Qur’an diturunkan pertama kali disalah satu malam pada bulan Ramadhan.
Perintah untuk melaksanakan puasa Ramadhan didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadis. Dalil yang menyatakan kewajiban puasa Ramadhan terdapat dalam Al-Qur’an ditegaskan dalam surat Q.S. Al-Baqarah: 183
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”(QS. Al-Baqarah: 183)
Rukun puasa Ramadhan, yaitu:
a. Niat, yaitu menyengaja puasa Ramadhan, setelah terbenam matahari hingga sebelum fajar shadiq. Artinya pada malam harinya, dalam hati telah tergerak (berniat), bahwa besok harinya akan mengerjakan puasa wajib Ramadhan.sebagaimana hadis Nabi Saw.,:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ كِلِّهِ لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya: "Aku niat berpuasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Taala."
Niat puasa Ramadhan harian (dibaca setiap hari):
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ االشَّهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya: "Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa pada bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Taala".
b. Meninggalkan segala yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
Puasa
1. KETENTUAN PUASA
A. Pengertian Puasa dan Dalilnya
Menurut bahasa puasa (ُمْﱠﻮﺼﻟَا) adalah menahan atau mencegah. Menurut istilah syara’
(Islam), puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa sejak terbit
fajar hingga terbenam matahari disertai niat dan beberapa syarat tertentu.
Firman Allah Swt.:
ِْﻂﯿَﺨْاﻟ َﻦِﻣ ُﺾَﯿْﺑَ ْاﻻ ُﻂْﯿَﺨْاﻟ ُﻢُﻜَﻟ َﻦﱠﯿَﺒَﺘَﯾ ﻰﱠﺘَﺣ اُْﻮﺑَﺮْﺷاَو اْﻮُﻠُﻛَو:)اﻟﺒﻘﺮة ...ِﺮْﺠَﻔْاﻟ َﻦِﻣ ِدَﻮْﺳَ ْاﻻ١٨٧(
Artinya: “Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan
benang hitam, yaitu fajar...” (QS. Al-Baqarah: 187)
B. Syarat dan Rukun Puasa
1. Syarat Puasa
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam melaksanakan puasa. Syarat-syarat
tersebut terdiri atas syarat wajib dan syarat sah. Syarat wajib adalah syarat yang
menyebabkan seseorang harus melakukan puasa, sedangkan syarat sah adalah syarat yang
harus dipenuhi oleh seseorang agar puasanya sah menurut syara’.
a. Syarat wajib puasa, antara lain:
1) Islam
2) Balig dan berakal sehat
3) Mampu (kuasa melakukannya)
4) Suci dari haid dan nifas (khusus bagi perempuan)
5) Menetap (mukim)
b. Syarat sah puasa, antara lain:
1) Islam
2) Tamyiz, yaitu orang-orang yang mampu membedakan yang baik dan buruk
3) Suci dari haid dan nifas
4) Bukan pada hari-hari yang diharamkan
2. Rukun Puasa
Pada waktu kita berpuasa ada dua rukun yang harus kita perhatikan, yaitu:
1) Niat, yaitu menyengaja untuk berpuasa
2. 2) Meninggalkan segala sesuatu yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga
terbenam matahari.
C. Amalan Sunnah pada Waktu Berpuasa
Ada beberapa pekerjaan yang disunnahkan pada waktu berpuasa, yaitu sebagai berikut:
1. Makan sahur, meskipun sedikit,
2. Mengakhirkan makan sahur selama belum terbit fajar (kira-kira 10 menit sebelum
subuh),
3. Menyegerakan berbuka puasa jika benar-benar telah tiba waktunya,
4. Membaca do’a ketika berbuka,
5. Berbuka dengan sesuatu yang rasanya manis atau dengan kurma sebelum makan yang
lain,
6. Memperbanyak sedekah selama bulan Ramadhan,
7. Memberi makan untuk berbuka kepada orang lain yang berpuasa.
D. Hal-Hal yang Makruh pada Waktu Berpuasa
Ketika kita sedang berpuasa ada hal-hal yang makruh dilakukan, yaitu berkumur-kumur
yang berlebihan, menyikat gigi atau bersiwak, mencicipi makanan walaupun tidak ditelan,
memperbanyak tidur ketika berpuasa serta disuntik (cacar).
E. Hal-Hal yang Membatalkan Puasa
Ada beberapa hal yang dapat membatalkan puasa, yaitu:
1. Makan dan minum dengan sengaja
2. Bersetubuh atau melakukan hubungan suami istri pada siang hari
3. Keluar darah haid atau nifas
4. Keluar mani atau mazi yang disengaja
F. Do’a Berbuka Puasa
Apabila waktu berbuka puasa telah tiba hendaklah membaca doa berbuka puasa, yaitu:
َاُتْﺮَﻄْﻓَأ َﻚِﻗْزِر ﻰَﻠَﻋَو ُﺖْﻨَﻣَا َﻚِﺑَو ُﺖْﻤُﺻ َﻚَﻟ ﱠﻢُﮭﻟﻠُءﺎَﻤﱠاﻟﻈ ََﺐھَذُﷲَءَﺎﺷ ْنِإُﺮْﺟَ ْاﻷ َﺖَﺒَﺛَو ُقُْوﺮُﻌْاﻟ ِﺖﱠَﻠﺘْﺑاَو
Artinya: “Ya Allah, karena Engkaulah aku berpuasa, kepada Engkau aku beriman, dan
dengan rezeki pemberian Engkau aku berbuka, dahaga telah hilang, urat-urat telah basah
(dengan minum) dan semoga pahalanya ditetapkan apabila Allah menghendaki.”