Soal 3:
Seorang pasienTBC telah 1 bulan tidak datang untuk follow-up dan mengambil obat. Petugas TBC
mengunjungi rumahnya dan menanyakan alasan pasien tidak datang. Pasien menyampaikan tidak ada
keluarga yang bisa mengantar karena mereka semua bekerja atau sekolah, dan tidak punya cukup uang
untuk membayar ojek karena pasien sudah tidak punya penghasilan. Pasien malu kalau harus selalu minta
uang ke keluarganya untuk berobat. Pertanyaan:
1. Upaya apa yang bisa dilakukan oleh petugas kesehatan supaya pasien bisa meneruskan
pengobatannya?
2. Selain menggali alasan pasien tidak datang mengambil obat, masalah apa lagi yang harus diperhatikan
petugas ketika melakukan kunjungan ke rumah pasien?
3. Buatlah intervensi yang bisa dilakukan dalam penanggulangan TBC di lapangan sesuai dengan latar
belakang profesi peserta tim Penugasan Khusus (Dokter, gizi, kesling, kesmas dll)
PENUGASAN
3.
1. Upaya apayang bisa dilakukan oleh petugas kesehatan supaya pasien bisa
meneruskan pengobatannya?
â—Ź Kunjungan rumah: Melakukan pendekatan langsung ke pasien dan keluarga
â—Ź Memberikan edukasi terkait menyelesaikan pengobatan TB tanpa putus untuk mencegah resistensi
obat, dapat memfasilitasi kader atau relawan lokal: dilatih untuk mendampingi dan memantau
minum obat (PMO).
â—Ź Melakukan pemeriksaan ulang terkait TBC RO
â—Ź Melibatkan Kader atau tenaga kesehatansebagai PMO (Pengawas Minum Obat)
â—Ź Memberikan biaya transportasi jika tersedia dana operasional
â—Ź Memberikan layanan pengantaran obat ke rumah (home delivery): Jika memungkinkan, petugas bisa
mengantarkan obat langsung ke rumah pasien secara berkala.
4.
2. Masalah yangharus diperhatikan Petugas jika melakukan kunjungan Rumah
- Kondisi kesehatan pasien, seperti gejala TB yang masih ada atau efek samping obat.
- Lingkungan rumah pasien, seperti kebersihan dan ventilasi yang baik untuk mencegah penularan
TB.
- Dukungan keluarga dan komunitas, seperti apakah mereka dapat membantu pasien dalam
pengobatan dan perawatan.
- Faktor sosial ekonomi, seperti apakah pasien memiliki akses ke sumber daya yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
5.
3. Intervensi yangbisa dilakukan dalam penanggulangan TBC di lapangan sesuai dengan latar belakang
profesi peserta tim Penugasan Khusus (dokter, gizi, kesling, kesmas, dll).
A. Klaster Usia Produktif & Lansia dan Klaster Penanggulangan Penyakit Menular (Tim Inti Tatalaksana
Pasien)
1. Promotif
Edukasi masyarakat tentang TBC (cara penularan, gejala, pentingnya minum obat teratur).
Mengurangi stigma dengan memberikan penjelasan bahwa TBC bisa sembuh bila diobati.
Mengadakan penyuluhan di sekolah, posyandu, tempat kerja, atau komunitas.
2. Preventif
Skrining aktif (active case finding) di komunitas, misalnya pemeriksaan gejala batuk ≥2 minggu.
Melakukan penyelidikan kontak (contact tracing) pada keluarga pasien TBC.
Memberikan TPT (Terapi Pencegahan TBC / isoniazid preventive therapy) pada kelompok berisiko (anak-anak <5 tahun, ODHA).
Menganjurkan perilaku hidup bersih dan sehat (ventilasi rumah, etika batuk, gizi seimbang).
3. Kuratif
Diagnosis kasus TBC (pemeriksaan dahak, tes cepat molekuler/TCM, rontgen, uji tuberkulin bila perlu).
Memberikan dan memantau pengobatan sesuai standar DOTS (Directly Observed Treatment Short-course).
Menetapkan PMO (Pengawas Minum Obat), bisa keluarga atau kader.
Menangani efek samping OAT dan melakukan rujukan bila komplikasi.
4. Rehabilitatif
Mendukung pasien pasca-pengobatan agar bisa kembali beraktivitas normal.
Mencegah putus obat dengan dukungan konseling dan motivasi.
Membantu reintegrasi sosial untuk mengurangi diskriminasi.
7.
1.TANDA DAN GEJALAUMUM
Gejala utama TB paru adalah batuk
Gejala Tambahan
• BB turun tanpa sebab / BB tidak naik dan nafsu makan menurun
• demam yang berulang / tidak diketahui penyebabnya
• berkeringat malam hari
• badan lemas/ lesu
• sesak nafas tanpa nyeri dada
Pada KASUS diatas terdapat gejala batuk lama, lemas, penurunan BB,
dan nafsu makan menurun Gejala TBC
→
8.
2. ALUR PENEGAKANDIAGNOSIS
• Skrining gejala TBC (melalui wawancara): Batuk 2 minggu, BB
≥
turun, demam, keringat malam, riwayat kontak
• Jika terduga TBC, lakukan pemeriksaan lanjutan: Pemeriksaan
dahak menggunakan Tes Cepat Molekuler (TCM
• Jika tidak tersedia, bisa dengan mikroskopis dahak (BTA) sebagai
skrining awal
10.
3. JENIS PEMERIKSAAN
1.BTA (BASIL TAHAN ASAM) / MIKROSKOPIS
SAMPEL : DAHAK
FUNGSI : DETEKSI AWAL TB PARU DAN INFEKTIVITAS
2. TCM (TES CEPAT MOLEKULER)
SAMPEL : DAHAK
FUNGSI : DETEKSI DNA MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS, SERTA
RESISTENSI TERHADAP RIFAMPISIN HASILNYA LEBIH CEPAT
3. KULTUR SAMPEL : DAHAK
FUNGSI : DETEKSI KUMAN TBC YANG MASIH HIDUP, KONFIRMASI TB
DAN UJI RESISTENSI OBAT
11.
4. ALUR PENGOBATANDAN PEMERIKSAAN LANJUTAN APABILA
HASIL TCM MENUNJUKKAN MTB DETECTED RIFAMPION SENSITIVE
1.Diagnosis TBC Sensitif Obat ditegakkan : MTB Detected Rifampicin Sensitive
2.Pengobatan dimulai segera, menggunakan:
⚬ Fase Intensif (2 bulan): HRZE (Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, Etambutol)
⚬ Fase Lanjutan (4 bulan): HR (Isoniazid dan Rifampisin)
⚬ Pasien dicatat dalam register TBC dan dilakukan pemantauan efek samping
obat
3.Tindak lanjut:
⚬ Pemeriksaan dahak ulang di bulan ke-2 dan akhir pengobatan (bulan ke-6)
⚬ Edukasi dan konseling (penting agar tidak putus obat)
13.
5. TATATAKSANA PENCEGAHANDAN PENGENDALIAN INFEKSI DI FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN
PPI TBC di fasyankes
a. Pengendalian Administratif
• Melaksanakan triase dan pemisahan pasien batuk, mulai dari “pintu masuk” pendaftaran
fasyankes
• Mendidik pasien mengenai etika batuk
• Menempatkan semua suspek dan pasien TBC SO dan TBC RO di ruang tunggu yang
mempunyai ventilasi baik, diupayakan 12 ACH dan terpisah dengan pasien umum.
≥
• Menyediaan tisu dan masker, serta tempat pembuangan tisu maupun pembuangan dahak
yang benar
• Memasang poster, spanduk dan bahan untuk komunikasi informasi dan edukasi
• Mempercepat proses penatalaksanaan pelayanan bagi pasien suspek dan terkonfirmasi TBC
• Melaksanakan skrining bagi petugas yang merawat pasien TBC SO dan TBC RO
• Menerapkan SPO bagi petugas yang tertular TB SO dan TB RO
• Melaksanakan pelatihan dan pendidikan mengenai PPI TB bagi semua petugas kesehatan.
14.
b. Pengendalian Lingkungan
PengendalianLingkungan adalah upaya peningkatan dan pengaturan aliran
udara/ventilasi dengan menggunakan teknologi untuk mencegah penyebaran dan
mengurangi / menurunkan kadar percik renik di udara. Contoh: Pembuatan sputum
booth juga merupakan pengendalian lingkungan.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
Hal hal yang penting disampaikan adalah terkait pengobatan (minum OAT atau TPT,
timeline pengobatan), informasi mengenai investigasi kontak terkait
pentingnya/manfaat dan bagaimana pelaksanaannya, efek samping pengobatan yg
mungkin terjadi. Namun sebelumnya, petugas kesehatan juga harus memastikan
bahwa kondisi pasien tenang sebelum kita melakukan KIE terkait pengobatan yang
akan dilaksanakan.
15.
a. Edukasi Penyakit
-TBC menular lewat udara (droplet).
- Bisa disembuhkan jika minum obat teratur.
b. Kepatuhan Minum Obat
- Obat diminum setiap hari selama 6 bulan.
- Jangan berhenti walau gejala membaik.
c. Pencegahan Penularan
- Pakai masker saat batuk/bersin.
- Tutup mulut dengan lengan atas/tisu.
- Ventilasi rumah harus baik.
- Hindari kontak erat (anak, lansia, ibu hamil).
6. HAL YANG DISAMPAIKAN KEPADA PASIEN SAAT KUNJUNGAN PERTAMA
16.
d. Pemeriksaan KontakSerumah
- Semua anggota rumah perlu skrining TBC.
- Anak <5 tahun bisa diberi TPT.
e. Efek Samping Obat
- Umum: mual, urin merah (normal).
- Waspada: kuning, muntah hebat, gatal, penglihatan kabur segera lapor.
→
f. Jadwal Kontrol
- Kontrol rutin: setiap bulan.
- Pemeriksaan dahak ulang: bulan ke-2 & ke-6.
17.
Soal 2:
Bapak Tarno,seorang laki-laki berusia 35 tahun terkonfirmasi positif TBC tinggal di wilayah
Puskesmas Mawar. Bapak Tarno sudah mendapatkan tatalaksana TBC di Puskesmas. Bapak Tarno
menyampaikan bahwa di rumah terdapat istri yang sedang hamil berusia 34 tahun dan kedua
anaknya, anak pertama berusia 8 tahun, sedangkan anak kedua berusia 4 tahun. Pertanyaan:
1. Bagaimana alur investigasi kontak yang harus dilakukan petugas puskesmas?
2. Siapa saja yang akan diberikan TPT dan bagaimana alur pemberian TPT tersebut?
3. Bagaimana peran dan keterlibatan kader kesehatan dalam pelaksanaan investigasi kontak?
4. Berikan contoh narasi pesan kunci apa saja yang harus disampaikan dalam edukasi Pasien dan
keluarganya dari kasus diatas
PENUGASAN
• Skirining gejalaserta klasifikasikan faktor resiko
terpapar tb
• Berikut faktor resiko: Lansia, Daya tahan tubuh
rendah (HIV, DM, ibu hamil, malnutrisi, kanker,
imunosupresan, dialisis, kortikosteroid, persiapan
transplan)
• Memberikan edukasi cara pengumpulan dahak
SP/SS yang akan dirujuk ke fasyankes untuk
dilakukan pemeriksaan dahaknya menggunakan
TCM
21.
Pemberian TPT Kepada:
- Istri
- Anak 4 tahun
- Anak 8 tahun
Siapa saja yang
akan diberikan
TPT dan
bagaimana alur
pemberian TPT
tersebut?
23.
Peran Kader
1. Mendatakontak serumah dan
kontak erat kasus indeks
2. Melakukan skrining secara langsung
terhadap setiap kontak di sekitar
kasus indeks dan menemukan
terduga TBC serta merujuk terduga
TBC dan semua kontak anak <5
tahun ke fasyankes
3. Berkoordinasi dengan petugas
Puskesmas untuk melakukan
kunjungan ulang bagi terduga TBC
yang sebelumnya menolak untuk
dirujuk atau terduga TBC yang sudah
menerima surat rujukan tetapi tidak
datang memeriksakan diri
4. Memberikan edukasi tentang TBC
secara komprehensif ke semua
kontak
5. Memantau munculnya gejala pada
kontak serumah berkoordinasi
dengan PMO
6 Melaporkan kegiatan investigasi
kontak sesuai dengan formulir yang
tersedia ke petugas kesehatan
7.mekanisme tahapan pelaksanaan
investigasi kontak
8. Melakukan edukasi kepada pasien
TBC dan kontak sekitar
9. Memantau kepatuhan berobat
berkoordinasi dengan PMO
10. Melakukan skrining yang
berkualitas sesuai dengan
24.
Pesan Edukasi Pasiendan Keluarga
- Memotivasi pasien agar segera minum
obat dan tetap semangat untuk minum
obat, serta keluarga ikut membantu
menyemangati pasien agar minum obat
sampai tuntas
- Memberikan edukasi mengenai etika
batuk dan menggunakan masker
- Keluarga dari penderita TBC di edukasi
gejala, pengobatan, serta pencegahan
penularannya
- Mengingatkan pasien untuk minum obat
secara tepat dosis, tepat waktu dan
tepat cara (3T)
- Pentingnya kepatuhan dalam
menjalani pengobatan TBC
untuk pemulihan yang
optimal dan mencegah
penyebaran infeksi kepada
anggota keluarga.
- Pentingnya memantau gejala
TBC dan segera
menghubungi petugas
kesehatan jika ada gejala
yang muncul.
- Bagaimana cara menjaga
kesehatan tubuh dan
meningkatkan sistem
kekebalan tubuh untuk
membantu proses
penyembuhan.