[Ringkasan]
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi berupa ultrasound, modified rocabado exercise, dan traksi osilasi terhadap peningkatan kemampuan fungsional pada kasus disfungsi discus temporomandibular joint. Penelitian menggunakan desain quasi eksperimen dengan 14 sampel yang dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan. Hasilnya menunjukkan bahwa ketiga intervensi tersebut dapat meningkatkan kemampuan fungsional, dengan penambahan tra
3 rancangan ruang pengering berbasis ergonomi menurunkan keluhan muskuloskele...Mirmanto
With traditional fish drying process, most possible can cause an unhealthy working posture , such as a squatting action. As a consequence , worker will suffer a musculoskeletal disorders because of not ergonomic tools and bad working posture. Without ergonomics working procedures was found that the average of musculoskeletal complaints after working is 52.25 ± 1.03. To solve this ccomplaints, a drying chamber based ergonomics design was built in order to reduce musculoskeletal disorders. Dimensions of the drying chamber were based on anthropometric data of fish craftsmen and the material of drying chamber was by the participatory method. Test was performed on 20 samples and the result showed that the mean rate of musculoskeletal complaints after working is 38.30 ± 1.30. The ergonomic based design for drying camber application can reduce the musculoskeletal complaints up to 26.7%.
DenCo AMD merupakan inovasi jas dokter yang dirancang untuk mencegah gangguan muskuloskeletal. Jas ini dilengkapi dengan alat penegak tubuh dan sistem vibrasi serta inframerah yang dikendalikan oleh mikrokontroler untuk mengurangi ketegangan otot. Jas ini diharapkan dapat membantu dokter gigi dalam mencegah gangguan otot akibat posisi kerja yang statis.
1. Aplikasi ini dirancang untuk membantu penghafal Al-Quran dalam mengorganisir kegiatan hafalan mereka melalui fitur-fitur seperti perencanaan jadwal hafalan, manajemen rekaman hafalan, dan pemutaran audio Al-Quran.
2. Aplikasi ini diharapkan dapat memudahkan penghafal untuk melakukan hafalan di mana saja dan kapan saja dengan menyimpan seluruh audio Al-Quran secara online dan lokal p
The document provides information about conducting a dependent t-test, also known as a paired samples t-test. It is used to compare two dependent or related samples, such as the same group measured at two different time points. The test involves calculating a t-statistic based on the mean difference between pairs and comparing it to a critical value from a t-distribution to determine if the difference is statistically significant. Examples are given of research questions and study designs that could use a dependent t-test to analyze data. The steps of the test procedure are outlined, including stating hypotheses, setting an alpha level, calculating the t-statistic, comparing it to critical values, and making a decision about the null hypothesis.
The document discusses the paired samples t-test, which is used to compare two sets of measurements made on the same individuals. It notes that this test is appropriate when there are two correlated distributions, such as pre-test and post-test scores from the same people. The null hypothesis is that there is no difference between the pairs. The test calculates the differences between pairs, sums them, and divides this by the standard error of the differences to obtain a t-value, which can be compared to critical values to determine if the null hypothesis can be rejected.
An independent t-test is used to compare the means of two independent groups on a continuous dependent variable. It tests if there is a statistically significant difference between the population means of the two groups. The test assumes the groups are independent, the dependent variable is normally distributed for each group, and the groups have equal variances. To perform the test, the researcher states the hypotheses, sets an alpha level, calculates the t-statistic and degrees of freedom, and determines whether to reject or fail to reject the null hypothesis by comparing the t-statistic to the critical value.
Arif PRESENTASI KASUS.olahraga. MITHA.pptxarifsugiri
Program rehabilitasi paska medial patellofemoral ligament reconstruction di Poli Fisioterapi RSUP memberikan ringkasan singkat tentang:
1. Rekonstruksi ligamen medial patellofemoral yang menjadi prosedur stabilisasi utama untuk pengobatan dislokasi patela lateral
2. Program latihan yang dirancang untuk mengurangi nyeri, meningkatkan lingkup gerak dan kekuatan otot, serta meningkatkan fungsi dan kemampuan beraktivitas
3. Evaluasi yang dilakukan untuk menilai perke
3 rancangan ruang pengering berbasis ergonomi menurunkan keluhan muskuloskele...Mirmanto
With traditional fish drying process, most possible can cause an unhealthy working posture , such as a squatting action. As a consequence , worker will suffer a musculoskeletal disorders because of not ergonomic tools and bad working posture. Without ergonomics working procedures was found that the average of musculoskeletal complaints after working is 52.25 ± 1.03. To solve this ccomplaints, a drying chamber based ergonomics design was built in order to reduce musculoskeletal disorders. Dimensions of the drying chamber were based on anthropometric data of fish craftsmen and the material of drying chamber was by the participatory method. Test was performed on 20 samples and the result showed that the mean rate of musculoskeletal complaints after working is 38.30 ± 1.30. The ergonomic based design for drying camber application can reduce the musculoskeletal complaints up to 26.7%.
DenCo AMD merupakan inovasi jas dokter yang dirancang untuk mencegah gangguan muskuloskeletal. Jas ini dilengkapi dengan alat penegak tubuh dan sistem vibrasi serta inframerah yang dikendalikan oleh mikrokontroler untuk mengurangi ketegangan otot. Jas ini diharapkan dapat membantu dokter gigi dalam mencegah gangguan otot akibat posisi kerja yang statis.
1. Aplikasi ini dirancang untuk membantu penghafal Al-Quran dalam mengorganisir kegiatan hafalan mereka melalui fitur-fitur seperti perencanaan jadwal hafalan, manajemen rekaman hafalan, dan pemutaran audio Al-Quran.
2. Aplikasi ini diharapkan dapat memudahkan penghafal untuk melakukan hafalan di mana saja dan kapan saja dengan menyimpan seluruh audio Al-Quran secara online dan lokal p
The document provides information about conducting a dependent t-test, also known as a paired samples t-test. It is used to compare two dependent or related samples, such as the same group measured at two different time points. The test involves calculating a t-statistic based on the mean difference between pairs and comparing it to a critical value from a t-distribution to determine if the difference is statistically significant. Examples are given of research questions and study designs that could use a dependent t-test to analyze data. The steps of the test procedure are outlined, including stating hypotheses, setting an alpha level, calculating the t-statistic, comparing it to critical values, and making a decision about the null hypothesis.
The document discusses the paired samples t-test, which is used to compare two sets of measurements made on the same individuals. It notes that this test is appropriate when there are two correlated distributions, such as pre-test and post-test scores from the same people. The null hypothesis is that there is no difference between the pairs. The test calculates the differences between pairs, sums them, and divides this by the standard error of the differences to obtain a t-value, which can be compared to critical values to determine if the null hypothesis can be rejected.
An independent t-test is used to compare the means of two independent groups on a continuous dependent variable. It tests if there is a statistically significant difference between the population means of the two groups. The test assumes the groups are independent, the dependent variable is normally distributed for each group, and the groups have equal variances. To perform the test, the researcher states the hypotheses, sets an alpha level, calculates the t-statistic and degrees of freedom, and determines whether to reject or fail to reject the null hypothesis by comparing the t-statistic to the critical value.
Arif PRESENTASI KASUS.olahraga. MITHA.pptxarifsugiri
Program rehabilitasi paska medial patellofemoral ligament reconstruction di Poli Fisioterapi RSUP memberikan ringkasan singkat tentang:
1. Rekonstruksi ligamen medial patellofemoral yang menjadi prosedur stabilisasi utama untuk pengobatan dislokasi patela lateral
2. Program latihan yang dirancang untuk mengurangi nyeri, meningkatkan lingkup gerak dan kekuatan otot, serta meningkatkan fungsi dan kemampuan beraktivitas
3. Evaluasi yang dilakukan untuk menilai perke
Dokumen tersebut membahas tentang gigi tiruan penuh dan reparasi gigi tiruan. Secara khusus membahas dua kasus yaitu gigi tiruan penuh untuk pasien edentulous total dan gigi tiruan yang longgar yang membutuhkan reparasi. Juga membahas diagnosis, rencana perawatan, indikasi, kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan dari perawatan gigi tiruan penuh."
Tiga kalimat ringkasan dokumen:
Dokumen ini menganalisis 73 pasien dengan fraktur straddle yang diobati di rumah sakit trauma level satu antara 2014-2017. Metode fiksasi anterior dan posterior digunakan untuk fraktur ini memberikan hasil klinis dan radiologis yang baik. Fraktur straddle merupakan indikasi penting tentang ketidakstabilan fraktur panggul yang memerlukan evaluasi dan pengobatan yang cermat.
FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DAN JURNAL.pptxCahayaHati31
1. Pasien laki-laki berusia 49 tahun mengalami fraktur tulang selangka sebelah kanan setelah jatuh dari pohon setinggi 2,5 meter.
2. Pasien mengeluh nyeri bahu kanan skala 6 dan dilakukan tindakan operasi untuk memperbaiki fraktur tulang selangka.
3. Perawatan pasca operasi berfokus pada mengatasi nyeri, meningkatkan mobilitas, dan mencegah infeksi.
Laporan ini membahas kasus seorang wanita lanjut usia dengan riwayat penyakit jantung yang mengeluhkan luka di gusi akibat gigi tiruannya. Pemeriksaan menemukan ulkus dan tulang tajam di gusi. Dokter merekomendasikan perawatan alveolektomi untuk menghilangkan tulang tajam dan mengobati ulkus dengan obat topikal. Laporan ini membahas tindakan alveolektomi secara mendetail beserta ind
Dokumen tersebut membahas tentang gigi tiruan penuh dan reparasi gigi tiruan. Secara khusus membahas dua kasus yaitu gigi tiruan penuh untuk pasien edentulous total dan gigi tiruan yang longgar yang membutuhkan reparasi. Juga membahas diagnosis, rencana perawatan, indikasi, kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan dari perawatan gigi tiruan penuh."
Tiga kalimat ringkasan dokumen:
Dokumen ini menganalisis 73 pasien dengan fraktur straddle yang diobati di rumah sakit trauma level satu antara 2014-2017. Metode fiksasi anterior dan posterior digunakan untuk fraktur ini memberikan hasil klinis dan radiologis yang baik. Fraktur straddle merupakan indikasi penting tentang ketidakstabilan fraktur panggul yang memerlukan evaluasi dan pengobatan yang cermat.
FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DAN JURNAL.pptxCahayaHati31
1. Pasien laki-laki berusia 49 tahun mengalami fraktur tulang selangka sebelah kanan setelah jatuh dari pohon setinggi 2,5 meter.
2. Pasien mengeluh nyeri bahu kanan skala 6 dan dilakukan tindakan operasi untuk memperbaiki fraktur tulang selangka.
3. Perawatan pasca operasi berfokus pada mengatasi nyeri, meningkatkan mobilitas, dan mencegah infeksi.
Laporan ini membahas kasus seorang wanita lanjut usia dengan riwayat penyakit jantung yang mengeluhkan luka di gusi akibat gigi tiruannya. Pemeriksaan menemukan ulkus dan tulang tajam di gusi. Dokter merekomendasikan perawatan alveolektomi untuk menghilangkan tulang tajam dan mengobati ulkus dengan obat topikal. Laporan ini membahas tindakan alveolektomi secara mendetail beserta ind
1. PENAMBAHAN TRAKSI OSILASI PADA INTERVENSI
ULTRASOUND DAN ROCABADO EXERCISE LEBIH
BAIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
FUNGSIONAL PADA DISFUNGSI DISCUS
TEMPOROMANDIBULAR JOINT
SHOFHAL JAMIL
2011-66-191
PROPOSAL SKRIPSI
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
DISFUNGSI DISCUS TEMPOROMANDIBULAR JOINT
Pasien usia 20 – 40 tahun (Tanaka et al, 2008)
Remaja usia 12 – 16 tahun (Goswami et al, 2009)
Wanita 21,3% (Goswami et al, 2009)
Patologi sering ditemukan (Detamore et al, 2007)
Tidak cukup satu intervensi (Schiffman et al, 2012)
3. Problem
Biomekanik TMJ
Pola gerak
Muscular imbalance
muscles
Overuse
Kerusakan discus,
perubahan bentuk,
penurunan fleksibilitas
dan elastisitas
Nyeri
Penurunan
Fungsional TMJ
Mengunyah, menggigit,
berbicara, locking,
klicking
B. Identifikasi Masalah
4. C. Rumusan Masalah
Apakah intervensi Ultrasound dan Modified Rocbado Execise
dapat meningkatkan kemampuan fungsional pada kasus
disfungsi discus Temporomandibuar Joint ?
Apakah intervensi Traksi Osilasi, Ultrasound dan Modified
Rocabado Exercise dapat meningkatkan kemampuan fungsional
pada kasus disfungsi discus Temporomandibular Joint ?
Apakah penambahan Traksi Osilasi meningkatkan kemampuan
fungsional Temporomandibular Joint lebih baik daripada hanya
intervensi Ultrasound dan Modified Rocabado Exercise kasus
disfungsi Discus Temporomandibular Joint ?
1
2
3
5. D. Tujuan Penulisan
E. Manfaat Penulisan
1. Bagi Peneliti dan Fisioterapis
2. Bagi Institusi Pendidikan
3. Bagi Institusi lain
• Untuk mengetahui penambahan Traksi Osilasi dapat
meningkatkan kemampuan fungsional Temporomandibular
Joint lebih baik daripada hanya intervensi Ultrasound dan
Modified Rocabado Exercise pada kasus disfungsi Discus
Temporomandibular Joint.
Tujuan
Umum
• Untuk mengetahui intervensi Ultrasound dan Modified
Rocabado Exercise dapat meningkatkan kemampuan
fungsional Temporomandibular Joint kasus Disfungsi Discus
Temporomandibular Joint
• Untuk mengetahui intervensi Traksi Osilasi, Ultrasound dan
Modified Rocabado Exercise dapat meningkatkan
kemampuan fungsional Temporomandibular Joint kasus
disfungsi Discus Temporomandibular Joint
Tujuan
Khusus
6. Disfungsi Discus Temporomandibular Joint
Inflamasi discus
Perubahan bentuk
Fleksibilitas dan
elastisitas menurun
Bad Habit
Over use
Perubahan bentuk
Peredam tekanan &
gerusan menurun
Pola gerak depresi
degenerasi
Penipisan rawan
sendi
Bunyi klik dan
penguncian saat
depresi
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
Penurunan kemampuan
fungsional
Temporomandibular Joint
Nyeri
Nyeri
A. Deskripsi Teori
1. Penurunan Kemampuan Fungsional Temporomandibular
Joint Kasus Disfungsi Discus Temporomandibular Joint
ROM terbatas
7.
8.
9. 3. Patologi disfungsi Discus
Temporomandibular Joint
a. Definisi
Disfungsi Discus Temporomandibular Joint ICD-10-CM
M26.60 adalah menurunnya elastisitas dan perubahan
bentuk discus artikuklaris yang diakibatkan karena overuse
dan penekanan terus menerus pada unilateral discus, yang
menyebabkan rasa nyeri pada saat mengunyah, menguap,
berbicara, dan adanya bunyi klik, kripitasi, bahkan locking.
10. ICD-10-CM M26.60
Disfungsi Discus
Temporomandibular
Joint
b715 Flexibilitas
b710 Mobility
b729 Elastisitas
b5101 bite
b5102 chew
d310 berbicara
b3303 bernyanyi
d3351 diskusi
d310 berbicara dengan rekan satu
kantor
b5102 makan dengan rekan-rekan
d3351 berdiskusi dengan banyak
orang
ICF
Activity Limitation Participation Restriction
b. Patologi Fungsional
Structure Impairment
11. c. Mekanisme Penurunan Kemampuan Fungsional
Temoromandibular Joint Pada Kasus Disfungsi Discus
Temporomandibular Joint
Iritasi discus
Perubahan bentuk
Fleksibilitas dan
elastisitas menurun
Peredam tekanan &
gerusan menurun
Pelicin & pengarah
gerakan menurun
Gerak TMJ
terbatas
Penurunan
kemampuan
fungsional
Temporomandibular
Joint
Nyeri
Penipisan rawan
sendi
Pocking ChinHead forward
position
Degenerasi Overuse
Inflamasi
Perubahan bentuk
Bunyi klik
Penguncian
locking
Inefisiensi otot
Sulit buka tutup
mulut
Perubahan Pola gerak
depresi
ROM menurun
12. 4. Mekanisme Peningkatan Kemampuan Fungsional
Temporomandibular Joint Dengan Ultrasound
Disfungsi
Discus
Temporomandi
bular Joint
Scar tissue
Penebalan
subchondral
dan tulang
Ultrasound
Respon
inflamasi
Metabolisme
jaringan
meningkat
Elastisitas
collagen
meningkat
Perbaikan
jaringan
optimal
ROM
meningkat
Peningkatan
Kemampuan Fungsional
Temporomandibular
Joint
13. 5.Mekanisme Peningkatan Kemampuan Fungsional
Temporomandibular Joint Dengan Modifeid Rocabado Exercise
Disfungsi Discus
Temporomandibular
Joint
Reposisi tulang
hyoid dan tulang
mandibula
Imbalance otot
mastikasi
Anterior
Displacement
discus
Modified
Rocabado
Exercise
Isometric dan
Koreksi Postur
Kontraksi Otot
mastikasi
balance
Aman dan
fungsional
Discus kembali
ke alur yang
benar
14. 6.Mekanisme Peningkatan Kemampuan Fungsional
Temporomandibular Joint Dengan Traksi Osilasi
Disfungsi Discus
Temporomandibular Joint
Perubahan gerak
discus Keterbatasan gerak TMJNyeri
Mengarahkan pola &
gerak
Hindari
nyeri
Mobilisasi pasif
Traksi Osilasi
Mobilitas dan fungsi TMJ
meningkat
Mengembalikan
pola gerak normal
TMJ
Peningkatan Kemampuan
Fungsional Temporomandibular
Joint
15. B. KERANGKA BERPIKIR.doc
C. Kerangka Konsep
• Peningkatan kemampuan fungsional
Temporomandibular Joint kasus Disfungsi Discus
Temporomanibular Joint.
Variabel Dependent
• Ultrasound dan Modified Rocabado Exercise.
• Traksi Osilasi, Ultrasound dan Modified Rocabado
Exercise.
Variabel Independent
P S MA
O1
O3
O2
O4
As
P1
P2
16. D. Hipotesis
1. Intervensi Ultrasound dan Modified Rocabado
Exercise dapat meningkatkan kemampuan
fungsional pada kasus disfungsi discus
Temporomandibular Joint
2. Intervensi Traksi Osilasi, Ultrasound, dan
Modified Rocabado Exercise, dapat meningkatkan
kemampuan fungsional pada kasus disfungsi
discus Temporomandibular Joint
3. Penambahan Traksi Osilasi, dapat meningkatkan
kemampuan fungsional Temporomandibular Joint
daripada hanya Ultrasound dan Modified
Rocabado Exercise pada kasus disfungsi discus
Temporomandibular Joint.
17. • Penelitian dilaksanakan di RT 07/02 Serpong Tangerang
Selatan, selama 3 minggu
A. Tempat &
Waktu Penelitian
• Bersifat Quasi Experiment
• Desain Penelitian Pretest-Posttest Design Control Group
Design
• Kel. Control & Kel. Perlakuan
B. Metode
• Pria dan wanita 18-40 tahun
• Sampel 14 orang : 7 orang kel. Control, 7 orang kel.
perlakuan
• Pembagian sampel dengan Matching Allocation
C. Populasi &
Sampel
• Variabel Dependent: Peningkatan kemampuan fungsional
Temporomandibular Joint kasus disfungsi Discus
Temporomandibular Joint
• Variabel Independent :
• US & Modified Rocabado Exercise
• Traksi Osilasi, US & Modified Rocabado Exercise
• Pengukuran TDI Steigerwald Maher
D. Instrumen
Penelitian
18. A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum Sampel Penelitian
Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
57%
43%
Kelompok Control
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
40%
60%
Kelompok Perlakuan
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
Jenis Kelamin Kelompok Control Kelompok Perlakuan
Jumlah % Jumlah %
Laki-laki (L) 4 40 4 40
Perempuan (P) 6 60 6 60
Jumlah 10 100 10 100
19. Distribusi Sampel Berdasarkan Usia 14%
72%
14%
Kelompok Control
18-20
21-25
26-40
57%
43%
0%
Kelompok Perlakuan
18-20
21-25
26-40
Usia Kelompok Control Kelompok Perlakuan
Jumlah % Jumlah %
18 – 20 1 14 4 57
21 – 25 5 72 3 43
26 – 40 1 14 0 0
Jumlah 7 100 7 100
Distribusi Sampel Berdasarkan Pekerjaan
0%
72%
14%
14%
Kelompok Control
Pelajar
Mahasiswa
Pegawai
Ibu Rumah T
29%
14%
57%
0%
Kelompok Perlakuan
Pelajar
Mahasiswa
Pegawai
Pekerjaan Kelompok Control Kelompok Perlakuan
Jumlah % Jumlah %
Pelajar 0 0 2 29
Mahasiswa 5 72 1 14
Pegawai
Ibu Rumah T
1
1
14
14
4
0
57
0
Jumlah 7 100 7 100
20. 2. Hasil Pengukuran TDI Sebelum dan Sesudah
Intervensi
Pengukuran Nilai LEFS Kelompok Control
Sampel
Nilai TMD Disability Index/TDI (Steigerwald Maher) Kelompok Control
Sebelum Sesudah Selisih
1
25.0 14.0 11.0
2
27.0 14.0 13.0
3
25.0 14.0 11.0
4
27.0 13.0 14.0
5
30.0 18.0 12.0
6
18.0 13.0 5.0
7
25.0 13.0 12.0
Mean 25.29 14.14 11.14
SD 3.684 1.773 2.911
0
10
20
30
40
1 2 3 4 5 6 7
sebelum
sesudah
21. Sampel
Nilai TMD Disability Index/TDI (Steigerwald Maher) Kelompok Perlakuan
Sebelum Sesudah Selisih
1 27.0 13.0 14.0
2 25.0 11.0 14.0
3 30.0 10.0 20.0
4 30.0 11.0 19.0
5 25.0 11.0 14.0
6 27.0 10.0 17.0
7 27.0 12.0 15.0
Mean 27.29 11.14 16.14
SD 2.059 1.069 2.545
Pengukuran Nilai LEFS Kelompok Perlakuan
0
5
10
15
20
25
30
35
1 2 3 4 5 6 7
Sampel
Nilai TMD Disability Index/TDI (Steigerwald Maher) Kelompok
Perlakuan
Sebelum
Sesudah
23. Shapiro Wilk Test Levene’s Test
B. Uji Persyaratan Analisis 2. Uji Homogenitas
1. Uji Normalitas
Nilai TDI Mean±SD
Saphiro Wilk
Test nilai p
Keterangan
Kelompok
Control
Sebelum 25.29±3.684 0.15 Normal
Sesudah 14.14±1.773 0.002 Tidak Normal
Selisih 11.14±2.911 0.036 Tidak Normal
Kelompok
Perlakuan
Sebelum 27.29±2.059 0.107 Normal
Sesudah 11.14±1.069 0.294 Normal
Selisih 16.14±2.545 0.079 Normal
Nilai TDI sebelum
Mean±S
D
Levene’s
Test nilai p
Keterangan
Kelompok Control 25.29±3.
684
0.5 Homogen
Kelompok Perlakuan 27.29±2.
059
24. 1. Uji Hipotesis I
C. Pengujian Hipotesis
Kelompok control Mean±SD
Wilcoxon
Signed
Rank Test
P
keterangan
Sebelum 25.29±3.684
0.018 signifikan
Setelah 14.14±1.773
•Nilai p = 0.018 dimana p < 0.05 yaitu Ho ditolak
•bahwa Ultrasound dan Modified Rocabado Exercise dapat
meningkatkan kemampuan fungsional Temporomandibular
Joint kasus disfungsi Discus Temporomandibular Joint.
25. Kelompok Perlakuan
Mean±S
D
Paired Sample T
Test p value
Keteranga
n
Sebelum
27.29±2.0
59
0.000 Signifikan
Sesudah
11.14±1.0
69
2. Uji Hipotesis II
Nilai p = 0.001 dimana p < 0.05 yaitu Ho
ditolak
Intervensi Traksi Osilasi, Ultrasound dan Modified
Rocabado Exercise kasus disfungsi Discus
Temporomandibular Joint dapat meningkatkan
kemampuan fungsional Discus Temporomandibular.
26. Selisih Nilai TDI Mean±S
D
Mann Whitney U Test
p value
Keterangan
Kelompok Control 11.14±2.9
11 0.003 Signifikan
Kelompok Perlakuan 16.14±2.5
45
3. Uji Hipotesis III
• Nilai p = 0.003 dimana p < 0.05 yang berarti
Ho ditolak
•Penambahan Traksi Osilasi pada intervensi
Ultrasound dan Modified Rocabado Exercise
lebih baik dalam meningkatkan kemampuan
fungsional Temporomandibular Joint pada
kasus disfungsi Discus Temporomandibular
Joint dengan nilai p = 0.003
27. BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
• Intervensi Ultrasound dan Rocabado exercise dapat meningkatkan
kemampuan fungsional Temporomandibular Joint kasus disfungsi
Discus Temporomandibular Joint
• Intervensi Traksi Osilasi, Ultrasound dan Rocabado exercise dapat
meningkatkan kemampuan fungsional Temporomandibular Joint
kasus disfungsi discus Temporomandibular Joint
• Penambahan Traksi Osilasi lebih baik daripada hanya intervensi
Ultrasound dan Modified Rocabado Exercise untuk meningkatkan
kemampuan fungsional Temporomandibular Joint kasus disfungsi
Discus Temporomandibular Joint
28. Saran
• Dalam pengambilan sample sebaiknya
dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih
besar, sehingga didapati hasil penelitian yang
lebih baik.
• Sampel dipilih dengan kesamaan aktivitas dan
pekerjaan