Ringkasan dokumen ini adalah:
1. Dokumen ini membahas konsep-konsep pergeseran masyarakat dan kebudayaan serta proses belajar kebudayaan sendiri melalui internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.
2. Juga dibahas proses evolusi sosial, difusi budaya, akulturasi, dan inovasi.
3. Proses-proses tersebut memainkan peran penting dalam menganalisis dinamika sosial dan perubahan budaya suatu masy
Konten slide:
- Pengertian masyarakat dan konsep masyarakat
- Ciri-ciri masyarakat dan pembagian sistem kerja
- Sistem budaya masyarakat
- Dinamika masyarakat (internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi)
- Proses Difusi
- Proses Evolusi Sosial
- Asimilasi dan Akulturasi
- Pembaruan atau Inovasi
Konten slide:
- Pengertian masyarakat dan konsep masyarakat
- Ciri-ciri masyarakat dan pembagian sistem kerja
- Sistem budaya masyarakat
- Dinamika masyarakat (internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi)
- Proses Difusi
- Proses Evolusi Sosial
- Asimilasi dan Akulturasi
- Pembaruan atau Inovasi
It is one of my semester project presentation along with my group members, of subject Data Communication, which covers a brief intro about all the vital things related to the modems.
The Magic of Mobile Broadband: Wireless FundamentalsQualcomm Research
Mobile Broadband, powered by Mobile 3G/4G wireless technologies, has revolutionized the way we live, interact, and consume information. This connectivity is as important to mobile user experience as processing power or battery life. It overcomes complex technical challenges to deliver reliable, high-speed connectivity, everywhere we go. At Qualcomm, we foresee and solve the seemingly impossible wireless challenges, pioneering the technology that is powering Mobile Broadband. Being a wireless leader, it is essential for Qualcomm to educate the industry (and beyond) on this amazing technical achievement. This presentation explains the magic of Mobile Broadband, and all the complexities of wireless and mobile communications, to enable everyone at Qualcomm to tell our wireless leadership story, starting with the fundamentals of Wireless and Mobile.
These are sample slides taken from my 4 days long "GPON-FTTx" training course. This course has over 380 slides and it is a great source of learning about various topics related to GPON & FTTx. There are tons of exercises and real-world examples provided in teaching material.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Effendi, R (2006) mengemukakan bahwa masyarakat merupakan kelompok
atau kolektivitas manusia yang melakukan antar hubungan, sedikit banyaknya bersifat
kekal berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta telah melakukan jalinan
secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama.
Koentjaraningrat (2003) mengungkapkan bahwa untuk menganalisa proses-
proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangann penelitian
antropologi dan sosiologi yang disebut dinamika sosial diantara konsep-konsep yang
terpenting ada yang mengenai proses-proses belajar kebudayaan sendiri, yakni
internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi. selain itu ada proses perkembangan
kebudayaan umat manusia (atau evolusi kebudayaan) Dari bentuk-bentuk kebudayaan
yang sederhana hingga yang makin lama makin kompleks yang dilanjutkan dengan
proses penyebaran kebudayaan–kebudayaan yang terjadi bersama dengan
perpindahan bangsa-bangsa dari muka bumi. Proses lainnya adalah proses perkenalan
budaya-budaya asing yang disebut “proses akulturasi” dan proses pembaruan yang
disebut “asimilasi” dan yang berkaitan erat dengan penemuan baru yang disebut
“inovasi”.
4. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah maka dapat dirumuskan suatu pokok
masalah yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa konsep-konsep mengenai pergeseran masyarakat dan kebudayaan?
2. Bagaimana proses belajar kebudayaan sendiri?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dalam presentasi ini adalah untuk mengetahui
konsepsi-konsepsi mengenai pergeseran masyarakat dan kebudayaan, proses belajar
kebudayaan sendiri, proses evolusi sosial, proses difusi, akulturasi dan pembaharuan
atau asimilasi dan perubahan atau inovasi.
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsepsi-Konsepsi Mengenai Khusus Mengenai Pergeseran Masyarakat dan
Kebudayaan
Dalam Bab ini, konsep yang kita perlukan apabila kita ingin menganalisa
secara ilmiah gejala-gejala dan kejadian-kejadian sosial budaya disekeliling kita sebagai
proses yang sedang berjalan dan bergeser. semua konsep yang kita perlukan apabial
kita ingin menganalisa proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan , termasuk
lapangan penelitian ilmu antropologi dan sosiologi yang disebut dinamika sosial.
Diantara konsep yang terpenting ada yang mengenai proses belajar
kebudayaan oleh warga masyarakat yang bersangkutan, yaitu internalisasi, sosialisasi,
dan enkulturasi. Ada juga proses perkembangan kebudayaan umat manusia pada
umumnya yang sederhana, sehingga bentuk-bentuk yang lama semakin kompleks,
yaitu evolusi kebudayaan. Kemudian dap roses penyebaran kebudayaan secara
geografi terbawa oleh perpindahan bangsa-bangsa dimuka bumi, yaitu proses difusi.
Proses lain adalah proses belajar unsur-unsur kebudayaan asing oleh warga
suatu masyarakat, yaitu proses akullturasii dan asimilasi. Akhirnya ada proses
pembaruan atau inovasi yang sangat erat kaitannya dengan penemuan baru yang
disebut inovasi dan invention.
6. B. Proses Belajar Kebudayaan Sendiri
1. Proses Internalisasi
Proses internalisasi merupakan proses pengembangan atau pengolaan
potensi yang dimiliki manusia, yang berlangsung sepanjang hayat, yang dipengaruhi
oleh lingkungan internal maupun eksternal.
Tiap hari dalam hidupnya berlalu, bertambahlah pengalamannya mengenai
bermacam-macam pengalaman baru, dan belajarlah ia merasakan kegamboraan,
kebahagiaan, simpati, cinta, benci, keamanan, harga diri, kebenaran, perasaan
bersalah, dosa, malu, dan sebagainya. Selain perasaan-perasaan tersebut, juga
berbagai macam hasrat untuk mempertahankan hidup, bergaul, meniru, tahu,
berbakti, keindahan, dipelajarinya melalui proses internalisasi menjadi bagian
kepribadian hidup.
7. 2. Proses Sosialisasi
Menurut Fathoni, A (2006), proses sosialisasi bersangkutan dengan proses
belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam prose situ seseorang
individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam
interaksi dengan segala macam individu disekelilingnya yang menduduki beraneka
macam peranan sosial yang munkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Effendi, R (2006) syarat terjadinya proses sosialisasi adalah:
a. Individu harus diberi keterampilan yang dibutuhkan bagi hidupnya kelak
dimasyarakat.
b. Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan
kemampuannya untuk membaca, menulis dan berbicara.
c. Pengendalian fungsi-funsi organic harus dipelajari melalui latihan-latihan.
d. Individu harus dibiasakan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada pada
masyarakat.
Proses sosialisasi dalam golongan-olongan sosial yang lain (dalam lingkungan
sosial dari berbagai suku bangsa di Indonesia atau dalam lingkungan sosial bangsa-
bangsa lain didunia) dapat menunjukkan proses yang berbeda-beda.
Demikianlah para individu dalam masyarakat yang berbeda akan mengalami
proses sosialisasi yang berbeda pula karena proses sosialisasi banya di tentukan oleh
susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan.
8. 3. Proses Enkulturasi
Istilah yang sesuai untuk kata “enkulturasi” adalah “pembudayaan” (dalam
bahasa Inggris di gunakan istilah institutionalization). Proses enkulturasi adalah proses
seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan
adat, system norma, dan peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
Proses enkulturasi sudah dimulai sejak kecil dalam alam pikiran warga suatu
masyarakat; mula-mula dari orang-orang di dalam lingkungan keluarganya, kemudian
dari teman-temannya bermain.
Individu itu tidak dapat menyesuaikan kepribadiannya dengan lingkungan
social sekitarnya, menjadi kaku dalam pergaulannya, dan condong untuk senantiasa
menghindari norma-norma dan aturan-aturan masyarakatnya. Hidupnya penuh
peristiwa konflik dengan orang lain. Individu-individu serupa itu disebut deviants.
Penyimpangan dari adat yang lazim merupakan suatu faktor penting karena
merupakan sumber dari berbagai jadian masyarakat dan kebudayaan positif maupun
negatif.
Kejadian masyarakat yang positif adalah perubahan kebudayaan (culture
change) yang menjelma kedalam perubahan dan pembaruan dalam adat-istiadat yang
kuno. Kejadian masyarakat yang negative misalnya berbagai ketegangan masyarakat
yang menjelma menjadi permusuhan antara golongan, adanya banyak penyakit jiwa,
banyaknya peristiwa bunuh diri, kerusakan masyarakat yang menjelma menjadi
kejahatan, demoralisasi dan sebagainya.
9. C. Proses Evolusi Sosial
1. Proses Microscopic dan Macroscopic dalam Evolusi Sosial
Proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisa secara
mendetail (microscopic), tetapi dapat juga dilihat secara keseluruhan dengan
memperhatikan perubahan-perubahan besar yang telah terjadi (macroscopic). Proses-
proses sosial budaya yang dianalisa secara detail dapat memberi gambaran mengenai
berbagi proses perubahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dari suatu
masyarakat. Proses evolusi sosial budaya secara macroscopic yang terjadi dalam suatu
jangka waktu yang panjang, dalam antropologi disebut “proses-proses pemberi arah”
atau directional processes.
10. 2. Proses-proses Berulang dalam Evolusi Sosial Budaya
Dalam Antropologi, perhatian terhadap proses-proses berulang dalam
evolusi sosial buadaya baru timbul sekitar tahun 1920 bersama dengan perhatian
terhadap individu dalam masyarakat sebelumnya, Para ahli antropologi umumnya
hanya memperhatikan adat istiadat yang lazim berlaku dalam masyarakat yang
mereka teliti, tanpa memperhatikan sikap, perasaan serta tingkah laku para individu
yang bertentangan dengan adat istiadat.
Dalam meneliti masalah ketegangan antara adat istiadat yang berlaku
dengan kebutuhan yang dirasakan oleh beberapa individu dalam suatu masyarakat,
perlu diperhatikan 2 (dua) konsep yang berbeda, yaitu:
a. Kebudayaan sebagai kompleks dari konsep norma-norma, pandangan-
pandangan dan sebagainya yang bersifat abstrak (yaitu sistem budaya).
b. Kebudayaan sebaga sebagai serangkaian tindakan yang konkrit dimana para
individu saling berinteraksi (yaitu sistem sosial).
Kedua sistem tersebut sering saling bertentangan dan dengan mempelajari konflik-
konflik yang ada dalam setiap masyarakat itulah dapat diperoleh pengertian mengenai
dinamika masyarakat pada umumnya.
3. Proses Mengarah dalam Evoksi Kebudayaan
Apabila evolusi masyarakat dan kebudayaan dipandang darii suatu jarak
yang jauh dengan suatu interval yang panjang, (misalnya beberapa ribu tahun), akan
menetukan arah dari sejarah perkembbangan dari masyarakat dan kebudayaan yang
bersangkutan.
11. D. Proses Difusi
1. Penyebaran Manusia
Ilmu antropologi telah memperkirakan bahwa mahluk manusia dari suatu
daerah dimuka bumi, yaitu sabana tropical di Afrika Timur, dan sekarang makhluk itu
sudah menduduki hampir seluruh permukaan bumi ini. Ini dapat diterangkan dengan
adanya proses migrasi yang disertai dengan prose penyesuaian atau adaftasi fisik dan
sosial budaya dari manusia dalam jangka waktu berates ribu tahun lamanya.
Ditinjau dari segi penelitiannya maka kita dapat membayangkan berbagai
macam sebab dari migrasi yang lambat dan otomatis, serta peristiwa yang
menyebabkan migrasi cepat dan mendadak.
Migrasi lambat dan otommatis adalah sejajar dengan perkembangan dari
manusia yang selalu banyak jumlahnya, sejak masa timbulnya dimuka bumi hingga
sekarang. Prose evolusi ini menyebabkan manusia senantiasa memerlukan daerah
yang makin lama makin luas.