Revolusi Rusia terjadi akibat ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter Tsar Nicholas II yang reaksioner dan membawa Rusia ke kekalahan dalam Perang Dunia I. Revolusi Februari 1917 menggulingkan Tsar dan menggantikannya dengan pemerintahan sementara kaum Kadet. Namun, kegagalan kaum Menshevik dan Karensky memperbaiki kondisi ekonomi memicu Revolusi Oktober 1917 di bawah pimpinan Lenin, yang menggantikan p
“Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah!” Itulah sepatah kalimat yang diucapkan Sukarno, presiden pertama Republik Indonesia pada saat pidato terakhirnya pada hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang kedua puluh satu. “Jasmerah”, singkatannya, merupakan semboyan yang mengajak kita untuk tidak melupakan apa yang sudah terjadi pada bangsa dan negara, dan menjadikannya sebagai sebuah pelajaran. https://mas-alahrom.my.id
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
“Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah!” Itulah sepatah kalimat yang diucapkan Sukarno, presiden pertama Republik Indonesia pada saat pidato terakhirnya pada hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang kedua puluh satu. “Jasmerah”, singkatannya, merupakan semboyan yang mengajak kita untuk tidak melupakan apa yang sudah terjadi pada bangsa dan negara, dan menjadikannya sebagai sebuah pelajaran. https://mas-alahrom.my.id
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Tsar Nicholas II (1894-1917)
Seorang kaisar yang
menjalankan pemerintahan
dengan reaksioner.
3. Latar belakang
Pemerintahan Tsar
Nicholas II yang
reaksioner
Susunan pemerintahan
Tsar yang buruk
Perbedaan sosial yang
mencolok
Persoalan tanah
Adanya aliran-aliran
yang menentang Tsar
Kekalahan perang dan
Ancaman bahaya
kelaparan
REVOLUSI RUSIA
4. Pemerintahan Tsar Nicholas II yang
reaksioner
Ketika negara-negara lain mulai
mengakui hak-hak politik bagi warga negaranya,
Tsar Nicholas II masih enggan melakukan hal yang
sama. Pemilihan anggota Duma dilakukan dengan
pura-pura karena pada praktiknya, anggota Duma
adalah orang-orang yang propemerintahan Tsar.
Hasil-hasil rapat dan rekomendasi Duma kepada Tsar
tidak pernah dihiraukan.
Susunan pemerintahan Tsar yang buruk
Pemerintahan pada masa Tsar Nicholas II
tidak disusun secara rasional, melainkan atas dasar
favoritisme. Tsar tidak memilih orang-orang yang
cakap untuk pemerintahannya, orang-orang yang
dipilihnya untuk jabatan-jabatan pemerintahan
hanyalah orang-orang yang disukainya.
Perbedaan sosial yang mencolok
Tsar dan para bangsawan hidup mewah dan
kaya raya, sementara rakyat, terutama petani
dan buruh, sangat miskin dan sengsara.
Bangsawan juga memiliki berbagai macam hak
yang tidak dimiliki rakyat, bahkan banyak hak
rakyat yang diabaikan.
Persoalan tanah
Perubahan kebijakan agraria oleh Menteri
Stolypin pada tahun 1906 hanya menghasilkan
perubahan tanah-tanah mir menjadi milik
perseorangan anggota mir. Di luar mir, masih
banyak tanah berukuran luas yang menjadi
milik para tuan tanah, baik bangsawan maupun
para kulak (petani-petani besar). Tanah-tanah
ini dikerjakan oleh para petani kecil (buruh
tani). Para buruh tani ini lalu berusaha menuntut
tanah yang seharusnya menjadi miliknya.
5. Adanya aliran-aliran yang menentang Tsar
Aliran-aliran tersebut adalah aliran
liberal dan sosialis. Kaum liberal yang disebut
Kadet (Konstitusional Demokrat). Aliran ini
menghendaki Rusia menjadi kerajaan yang
berundang-undang dasar. Kaum sosialis
menghendaki susunan masyarakat yang sosialis
serta pemerintahan yang modern dan demokratis.
Kaum sosialis merupakan anasir yang revolusioner
dan terbagi lagi atas dua aliran: Mensheviks
(moderat atau sosial demokrat) dan Bolsheviks
(radikal, kemudian berkembang menjadi partai
komunis). Golongan Mensheviks dipimpin oleh
Georgi Plekhanou yang kemudian digantikan oleh
Kerensky. Adapun golongan Bolsheviks dipimpin
oleh Lenin dan Trotsky.
Kekalahan perang
Keikutsertaan Rusia dalam Perang
Dunia I mendapat sambutan dingin dari
rakyatnya. Peperangan yang tidak didukung
oleh rakyat tentu menghasilkan kekalahan.
Kekalahan-kekalahan besar Rusia (pertempuran
di Tannenberg dan di sekitar danau-danau
wilayah Masuri) semakin mengecewakan hati
dan melenyapkan kepercayaan rakyat kepada
Tsar. Rakyat mulai jemu pada peperangan dan
menginginkan kedamaian.
Ancaman bahaya kelaparan
Lima belas juta warga Rusia
dimobilisasi untuk perang. Kesejahteraan
mereka harus dijamin penuh oleh negara.
Sementara, banyaknya orang yang dikirim ke
medan perang berakibat kurangnya tenaga
kerja, baik dalam bidang industri maupun
pertanian. Macetnya industri dan pertanian ini
menimbulkan bahaya kelaparan sebab
kurangnya bahan makanan. Perekonomian
negara pun menjadi kacau balau.
7. Revolusi
Februari 1917
Akan tetapi, kaum Kadet tidak segera mengadakan perubahan-perubahan
seperti yang dituntut oleh rakyat. Kaum Menshewiki di bawah pimpinan Karensky
kemudian menggulingkan kaum Kadet dan memegang tampuk pemerintahan. Program
kaum Menshewiki pertama-tama ialah menjunjung kembali kehormatan Rusia di mata
dunia internasional (karena kekalahan-kekalahan Rusia dalam peperangan), setelah itu
baru mengadakan perubahan pemerintahan dalam negeri. Serangan besar-besaran
terhadap Jerman (dalam Perang Dunia I) segera dilangsungkan, namun gagal. Hal inilah
mengakibatkan hilangnya kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan Menshewiki.
Kesempatan ini digunakan dengan sebaik-baiknya oleh kaum Bolshewiki untuk
menyusun kekuatan guna merebut pemerintahan.
Revolusi ini dimulai dari Petrograd (sekarang Leningrad)
dengan demonstrasi yang menuntut bahan makanan, kemudian diikuti
dengan pemogokan di perusahaan-perusahaan. Revolusi yang
digerakan oleh kaum Kadet, Menshewiki, dan Bolshewiki ini
kemudian berhasil menggulingkan Tsar Nicholas II. Tampuk
pemerintahan dikendalikan oleh kaum Kadet dengan bentuk
pemerintahan sementara.
8. Revolusi
Oktober 1917
Revolusi di mulai di Petrograd lagi di bawah pimpinan Lenin yang
menyerukan untuk mendirikan Republik Soviet. Angkatan Darat dan Angkatan
Laut di Petrograd memihak Lenin. Pada tanggal 25 Oktober 1917 pemerintah
Menshewiki di bawah pimpinan Kerensky berhasil digulingkan. Kaum Bolshewiki
akhirnya berhasil memegang tampuk pemerintahan baru di Rusia.
Ketika pemerintahan Menshewiki kehilangan
kepercayaan di mata rakyat, kaum Bolshewiki segera mendekati
rakyat dan menjanjikan adanya kedamaian dan pembagian
tanah. Dengan cara ini kaum Bolshewiki mendapatkan simpati
dan dukungan dari rakyat. Kaum Bolshewiki yang semula telah
mempersiapkan diri dengan mengadakan wajib militer kepada
para pekerja (yang kemudian menjadi Pengawal Merah) di
bawah pimpinan Trotsky, siap untuk merebut kekuasaan.
9. Revolusi Rusia yang dimenangkan oleh kaum komunis radikal
(Bolshevik) berdampak pada meluasnya paham komunisme di dunia. Negara-
negara dunia ketiga yang pada saat itu masih dijajah bangsa lain dengan
segera mengadopsinya. Juga negara-negara yang baru terbentuk dan negara-
negara yang rakyatnya telah bosan hidup dalam kekangan feodalisme
penguasa.
Paham baru ini pun dengan segera menjalar ke Indonesia yang pada
saat itu tengah menghidupkan organisasi-organisasi pergerakan ke arah
kemerdekaan. Organisasiorganisasi yang menganutnya juga bersikap radikal
(nonkooperatif) terhadap Belanda, bahkan di kemudian hari jelas-jelas
melakukan pemberontakan. Contohnya adalah ISDV yang setelah Indonesia
merdeka mengubah nama menjadi PKI.
Dampak dari Revolusi Rusia