SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
                             NOMOR 42 TAHUN 2010
                                       TENTANG
            HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

                      DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

                           PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 26 ayat (2) Undang-Undang Nomor
            2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, perlu menetapkan
            Peraturan Pemerintah tentang Hak-Hak Anggota Kepolisian Negara Republik
            Indonesia;

Mengingat    : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
                  1945;
              2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
                 Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2,
                 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168);

                                     MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN
             NEGARA REPUBLIK INDONESIA.

                                       BAB I
                                  KETENTUAN UMUM

                                         Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disebut anggota Polri
   adalah pegawai negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia.
2. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Kapolri adalah
   Pimpinan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan penanggung jawab penyelenggaraan
   fungsi kepolisian.
3. Hak anggota Polri adalah hak yang dapat diberikan oleh negara pada setiap anggota Polri
   karena tugas dan jabatannya.
4. Gugur adalah meninggal dunia dalam operasi kepolisian atau sebagai akibat tindakan
   langsung pelaku tindak pidana kriminal, atau yang menentang negara/pemerintah yang sah.
5. Tewas adalah meninggal dunia dalam menjalankan tugas atau meninggal dunia dalam
   keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinas.
6. Meninggal dunia biasa adalah meninggal dunia karena sebab tertentu dan bukan karena
   menjalankan tugas atau karena hubungannya dengan pelaksanaan tugas.
7. Masa Persiapan Pensiun yang selanjutnya disingkat MPP adalah hak anggota Polri yang
   akan memasuki usia pensiun maksimum, diberi kesempatan menjalani persiapan pensiun
   paling lama 1 (satu) tahun.
8. Pensiun adalah jaminan sosial pemerintah yang diberikan sebagai penghargaan kepada
    anggota Polri untuk masa kemudian sesudah ia diberhentikan dengan hormat dari dinas
    Kepolisian dan memenuhi syarat-syarat untuk menerima pensiun.
 9. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diberikan kepada setiap anggota Polri dan
    keluarganya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
10. Perlengkapan Perorangan Polri yang selanjutnya disebut dengan Kapor Polri adalah pakaian
    seragam dinas dan atribut serta kelengkapannya yang melekat pada perorangan anggota
    Polri selama dalam dinas aktif.

                                              BAB II
                                              GAJI

                                              Pasal 2
(1) Setiap anggota Polri memperoleh gaji pokok.
(2) Terhadap gaji pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diberikan kenaikan secara
    berkala.
(3) Selain kenaikan gaji secara berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada anggota
    Polri yang berprestasi dapat diberikan kenaikan gaji istimewa.

                                              Pasal 3

(1) Selain gaji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) kepada anggota Polri diberikan:
    a. tunjangan keluarga, yang terdiri atas tunjangan istri/suami dan anak;
    b. tunjangan jabatan;
    c. tunjangan lauk pauk; dan
    d. tunjangan beras.
(2) Ketentuan mengenai gaji dan tunjangan anggota Polri sesuai dengan ketentuan peraturan
    perundangundangan.

                                              Pasal 4
(1) Selain tunjangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), kepada anggota Polri
    dapat diberikan:
    a. tunjangan umum; dan
    b. tunjangan lainnya.
(2) Ketentuan mengenai tunjangan umum dan tunjangan lainnya anggota Polri sesuai dengan
    ketentuan peraturan perundang-undangan.

                                           BAB III
                                      HAK-HAK LAINNYA

                                           Bagian Kesatu
                                             Jenis Hak

                                              Pasal 5
 Hak-hak lainnya anggota Polri meliputi:
 a. pelayanan kesehatan;
b.   bantuan hukum dan perlindungan keamanan;
c.   cuti;
d.   Kapor Polri;
e.   tanda kehormatan;
f.   perumahan dinas/asrama/mess;
g.   transportasi atau angkutan dinas;
h.   MPP;
i.   pensiun;
j.   pemakaman dinas dan uang duka; dan
k.   pembinaan rohani, mental, dan tradisi.

                                       Bagian Kedua
                                   Pelayanan Kesehatan

                                           Pasal 6
(1) Setiap anggota Polri beserta keluarganya berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
(2) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
    a. kesehatan promotif;
    b. kesehatan preventif;
    c. kesehatan kuratif; dan
    d. kesehatan rehabilitatif.
(3) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan
    Kapolri.

                                    Bagian Ketiga
                       Bantuan Hukum dan Perlindungan Keamanan

                                           Pasal 7
(1) Setiap anggota Polri beserta keluarganya berhak memperoleh bantuan hukum dari dinas
    baik di dalam maupun di luar proses peradilan.
(2) Setiap anggota Polri yang melaksanakan tugas khusus menangani perkara tindak pidana
    tertentu berhak memperoleh perlindungan keamanan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan bantuan hukum dan perlindungan keamanan
    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diatur dengan Peraturan Kapolri.

                                      Bagian Keempat
                                           Cuti

                                           Pasal 8
(1) Setiap anggota Polri berhak memperoleh cuti.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
    a. cuti tahunan;
    b. cuti sakit;
    c. cuti istimewa;
    d. cuti ibadah keagamaan;
e. cuti hamil/melahirkan;
   f. cuti di luar tanggungan negara; dan
   g. cuti karena alasan penting.
(3) Bagi anggota Polri yang ditugaskan di luar Polri berlaku ketentuan cuti di instansi/lembaga
    yang bersangkutan bertugas.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
    diatur dengan Peraturan Kapolri.

                                        Bagian Kelima
                                         Kapor Polri

                                            Pasal 9
(1) Dalam rangka menjalankan tugasnya, setiap anggota Polri berhak memperoleh Kapor Polri
    sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan tugasnya.
(2) Kapor Polri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
    a. Kapor pembinaan:
       1. Kapor pokok;
       2. Kapor fungsi; dan
       3. perlengkapan satuan lapangan;
    b. Kapor operasi:
       1. Kapor operasi dalam negeri; dan
       2. Kapor operasi luar negeri;
    c. Kapor pendidikan luar negeri:
       1. musim panas; dan
       2. musim dingin;
    d. Kapor kunjungan luar negeri;
    e. Kapor pendidikan pertama:
       1. pendidikan pertama Akademi Kepolisian;
       2. pendidikan pertama Perwira Polisi Sumber Sarjana; dan
       3. pendidikan pertama Bintara;
    f. Kapor pendidikan pengembangan:
       1. Sekolah Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Tinggi;
       2. Sekolah Staf dan Pimpinan Polri;
       3. Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian;
       4. Sekolah Lanjutan Inspektur; dan
       5. Sekolah Lanjutan Brigadir.
(3) Ketentuan mengenai Kapor Polri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur
    sesuai dengan Peraturan Kapolri.

                                      Bagian Keenam
                                     Tanda Kehormatan

                                            Pasal 10
(1) Tanda Kehormatan diberikan dengan Keputusan Presiden sesuai ketentuan peraturan
    perundangundangan.
(2) Jenis Tanda Kehormatan yang diberikan berupa:
    a. bintang;
    b. satyalancana; dan
    c. samkaryanugraha.
(3) Tanda Kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan sesuai dengan
    persyaratan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.

                                      Bagian Ketujuh
                                Perumahan Dinas/Asrama/Mess

                                             Pasal 11
(1) Untuk mendukung pelaksanaan dan kelancaran tugas, anggota Polri dapat memperoleh
    perumahan dinas/asrama/mess.
(2) Bagi anggota Polri yang belum memperoleh perumahan dinas/asrama/mess dapat diberikan
    kompensasi sewa rumah sesuai kemampuan keuangan negara yang ditetapkan dengan
    Peraturan Presiden.
(3) Ketentuan mengenai perumahan dinas/asrama/mess sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
    diatur dengan Peraturan Kapolri.

                                      Bagian Kedelapan
                               Transportasi atau Angkutan Dinas

                                             Pasal 12
(1) Untuk mendukung pelaksanaan dan kelancaran tugas, anggota Polri dapat memperoleh
    fasilitas transportasi atau angkutan dinas.
(2) Bagi anggota Polri yang belum memperoleh fasilitas transportasi atau angkutan dinas dapat
    diberikan uang transportasi dalam kota sesuai kemampuan keuangan negara yang
    ditetapkan dengan Peraturan Presiden.

                                       Bagian Kesembilan
                                        MPP dan Pensiun

                                             Pasal 13
(1) Anggota Polri yang akan memasuki usia pension maksimum diberi kesempatan menjalani
    MPP paling lama 1 (satu) tahun.
(2) Anggota Polri yang menjalani MPP memperoleh hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
    Pasal 3 ayat (1) huruf a, huruf c, huruf d, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 9 ayat (2) huruf a, Pasal 10,
    dan Pasal 11.

                                             Pasal 14
Anggota Polri yang diberhentikan dengan hormat berhak atas:
a. hak pensiun, diberikan apabila:
   1. mempunyai masa kerja dalam dinas Polri paling singkat 20 (dua puluh) tahun; atau
   2. tidak mampu lagi bekerja baik dalam dinas Polri maupun di luar dinas Polri karena cacat
      berat jasmani dan/atau rohani yang disebabkan tidak dalam atau pada saat dinas.
b. hak tunjangan bersifat pensiun bagi anggota Polri, diberikan apabila:
1. mempunyai masa kerja dalam dinas Polri maupun di luar dinas Polri paling singkat 15
      (lima belas) tahun dan paling lama 19 (sembilan belas) tahun; atau
   2. tidak mampu lagi bekerja baik dalam dinas Polri maupun di luar dinas Polri, karena cacat
      berat jasmani dan/atau rohani, yang disebabkan tidak dalam atau oleh karena dinas;
c. hak tunjangan bagi anggota Polri yang mempunyai masa kerja dalam dinas Polri paling
   singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 14 (empat belas) tahun, diberikan untuk jangka waktu
   yang sama dengan masa dinas yang telah dijalaninya;
d. golongan dan tingkat kecacatan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b,
   ditetapkan oleh Badan Penguji Kesehatan Personil Polri yang diatur lebih lanjut dengan
   Peraturan Kapolri.

                                           Pasal 15
Anggota Polri yang gugur, tewas atau meninggal dunia biasa, hilang dalam tugas, diberhentikan
dengan hormat dari dinas Polri, kepada ahli warisnya diberikan penghasilan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

                                   Bagian Kesepuluh
                             Pemakaman Dinas dan Uang Duka

                                           Pasal 16
(1) Anggota Polri atau Purnawirawan Polri yang meninggal dunia dapat dimakamkan di:
    a. Taman Makam Pahlawan;
    b. Taman Makam Polisi Pemuliaan; atau
    c. Taman Makam Polisi Kehormatan.
(2) Pemakaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan sesuai dengan
    ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemakaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c diatur lebih lanjut
    dengan Peraturan Kapolri.

                                           Pasal 17
(1) Ahli waris dari anggota Polri yang gugur, tewas, atau meninggal dunia biasa, berhak
    memperoleh uang duka.
(2) Besaran uang duka sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan
    peraturan perundang-undangan.

                                    Bagian Kesebelas
                           Pembinaan Rohani, Mental, dan Tradisi

                                           Pasal 18
(1) Setiap anggota Polri berhak atas pembinaan rohani, mental, dan tradisi.
(2) Pembinaan rohani, mental, dan tradisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi 3 (tiga)
    pokok ajaran:
    a. keimanan/keagamaan;
    b. moral/etika; dan
    c. sosial/kemasyarakatan.
(3) Ketentuan mengenai pembinaan rohani, mental, dan tradisi diatur lebih lanjut dengan
    Peraturan Kapolri.

                                       BAB IV
                                 KETENTUAN PENUTUP

                                         Pasal 19
Ketentuan peraturan pelaksanaan tentang hak-hak anggota Polri yang ada, dinyatakan tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan atau belum diatur dalam Peraturan Pemerintah
ini.

                                         Pasal 20
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.



                                               Ditetapkan di Jakarta
                                               pada tanggal 25 Maret 2010
                                                    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
                                                                   ttd.
                                               DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 25 Maret 2010
  MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
           REPUBLIK INDONESIA,
                       ttd.
               PATRIALIS AKBAR

          LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 57

Salinan sesuai dengan aslinya
        SEKRETARIAT NEGARA RI
 Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan
  Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat,
                     ttd
              Wisnu Setiawan
PENJELASAN
                                    ATAS
                   PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
                             NOMOR 42 TAHUN 2010
                                        TENTANG
          HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. UMUM
  Pasal 26 ayat (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
  Indonesia mendelegasikan pengaturan lebih lanjut mengenai peraturan pemerintah tentang
  gaji dan hak-hak lainnya anggota Polri.
  Peraturan tersebut diperlukan sebagai dasar hukum bagi anggota Polri untuk memperoleh
  gaji dan hak-hak lainnya, untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas, fungsi,
  wewenang dan tanggung jawab Polri yang semakin berat dan kompleks. Oleh karena itu
  kepada setiap anggota Polri perlu diberikan gaji dan hakhak lain yang adil dan layak sesuai
  dengan beban tugas yang diemban guna mewujudkan Polri yang tangguh, berdisiplin, dan
  profesional.
  Ketentuan mengenai gaji dan hak-hak lain anggota Polri yang adil dan layak perlu diatur
  secara khusus karena beban tugas Polri dalam menjalankan salah satu fungsi pemerintahan
  negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,
  perlindungan, pengayoman, dan pelayanan masyarakat mengandung resiko tinggi dan
  bersentuhan langsung dengan perlindungan hak asasi manusia.
  Ketentuan mengenai gaji anggota Polri telah diatur dalam peraturan pemerintah tersendiri,
  sedangkan hak-hak lainnya belum diatur dalam peraturan perundang-undangan.
  Peraturan Pemerintah ini dimaksudkan untuk mengatur mengenai hak-hak anggota Polri
  yang meliputi: pelayanan kesehatan; bantuan hukum dan perlindungan keamanan; cuti;
  perlengkapan perorangan dan lapangan; tanda kehormatan; perumahan dinas/asrama/mess;
  transportasi atau angkutan dinas; MPP; pensiun; pemakaman dinas dan uang duka; serta
  pembinaan rohani, mental, dan tradisi.
  Peraturan Pemerintah ini selain dimaksudkan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 26 ayat
  (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia,
  juga melengkapi ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun
  2001 tentang Peraturan Gaji Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia beserta
  perubahannya dan peraturan lainnya yang terkait.

II. PASAL DEMI PASAL

  Pasal 1
    Cukup jelas.
  Pasal 2
    Cukup jelas.
  Pasal 3
    Ayat (1)
       Huruf a
          Cukup jelas.
       Huruf b
Yang dimaksud dengan ”tunjangan jabatan” adalah tunjangan yang diberikan
        kepada anggota Polri yang diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam jabatan
        struktural atau fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
     Huruf c
        Cukup jelas.
     Huruf d
        Cukup jelas.
  Ayat (2)
     Cukup jelas.
Pasal 4
  Ayat (1)
     Huruf a
        Yang dimaksud dengan ”tunjangan umum” adalah tunjangan yang diberikan kepada
        anggota Polri yang tidak menerima tunjangan jabatan struktural atau tunjangan
        jabatan fungsional atau tunjangan yang dipersamakan dengan tunjangan jabatan.
     Huruf b
        Yang dimaksud dengan ”tunjangan lainnya” adalah tunjangan untuk tugas yang
        bersifat khusus antara lain yang memiliki risiko kematian, keahlian, risiko kesehatan,
        tunjangan polisi wanita, tunjangan pengamanan persandian, tunjangan perpolisian
        masyarakat, tunjangan wilayah pulau-pulau kecil terluar, tunjangan wilayah
        perbatasan, dan tunjangan Provinsi Papua.
  Ayat (2)
     Cukup jelas.
Pasal 5
  Cukup jelas.
Pasal 6
  Ayat (1)
     Cukup jelas.
  Ayat (2)
     Huruf a
        Yang dimaksud dengan “kesehatan promotif” adalah peningkatan derajat kesehatan
        seperti penyuluhan kesehatan, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi,
        kesehatan perorangan, kesehatan kerja, kesehatan olahraga, dan kesehatan jiwa.
     Huruf b
        Yang dimaksud dengan “kesehatan preventif” adalah pencegahan penyakit seperti
        imunisasi, prophilaksis, dan sanitasi lingkungan.
     Huruf c
        Yang dimaksud dengan “kesehatan kuratif” adalah pengobatan penyakit seperti
        pelayanan rawat jalan dan pelayanan rawat inap.
     Huruf d
        Yang dimaksud dengan “kesehatan rehabilitatif” adalah pemulihan kesehatan
        setelah sembuh dari sakit seperti rehabilitasi medis dan rehabilitasi vocasional.
  Ayat (3)
     Cukup jelas.
Pasal 7
  Ayat (1)
     Cukup jelas.
  Ayat (2)
     Yang dimaksud dengan “tindak pidana tertentu” misalnya tindak pidana terorisme,
     narkotika dan psikotropika, pencucian uang, dan tindak pidana lainnya yang
     penanganannya mempunyai risiko tinggi.
Yang dimaksud dengan “perlindungan keamanan” berupa perlindungan atas
     keamanan pribadi, keluarga, dan harta benda dari ancaman fisik dan mental,
     kerahasiaan saksi dan/atau pemberian keterangan pada saat pemeriksaan di sidang
     pengadilan tanpa bertatap muka dengan tersangka.
  Ayat (3)
     Cukup jelas.
Pasal 8
  Cukup jelas.
Pasal 9
  Cukup jelas.
Pasal 10
  Cukup jelas.
Pasal 11
  Ayat (1)
     Perumahan dinas/asrama/mess disesuaikan dengan sifat tugas kesatuan yang
     bersangkutan dan situasi serta kondisi daerah setempat.
  Ayat (2)
     Cukup jelas.
  Ayat (3)
     Cukup jelas.

Pasal 12
  Ayat (1)
     Fasilitas transportasi atau angkutan dinas disesuaikan dengan sifat tugas kesatuan
     yang bersangkutan dan kondisi daerah setempat.
  Ayat (2)
     Cukup jelas.
Pasal 13
  Cukup jelas.
Pasal 14
  Cukup jelas.
Pasal 15
  Cukup jelas.
Pasal 16
  Cukup jelas.
Pasal 17
  Cukup jelas.
Pasal 18
  Ayat (1)
     Cukup jelas.
  Ayat (2)
     Yang dimaksud dengan “pembinaan rohani” adalah pembinaan kondisi jiwa seseorang
     untuk mempertinggi moral, budi pekerti yang luhur dengan memperkuat keyakinan
     beragama, baik dalam hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, maupun
     dalam hubungan manusia dengan sesamanya ataupun hubungan manusia dengan diri
     pribadinya dan dengan lingkungannya.
     Yang dimaksud dengan ”pembinaan mental” adalah segala usaha, tindakan dan
     kegiatan dalam membentuk, memelihara serta meningkatkan kondisi/keadaan jiwa
     anggota Polri terhadap hal-hal tertentu dalam hubungan waktu, tempat, dan kondisi
     tertentu.
Yang dimaksud dengan ”pembinaan tradisi” adalah usaha, tindakan, dan kegiatan
    yang sadar, berencana dan berlanjut untuk memelihara dan meningkatkan tradisi-
    tradisi yang tidak bertentangan dengan Tribrata, Catur Prasetya, dan Kode Etik Profesi
    Polri dengan maksud untuk membangkitkan semangat pengabdian dan
    profesionalisme dalam rangka memelihara identitas Polri.
  Ayat (3)
    Cukup jelas.

Pasal 19
  Cukup jelas.
Pasal 20
  Cukup jelas.


      TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5123

More Related Content

What's hot

Perpres Nomor 28 Tahun 2016
Perpres Nomor 28 Tahun 2016 Perpres Nomor 28 Tahun 2016
Perpres Nomor 28 Tahun 2016 sehatnegeriku
 
Pp0392014 pokok pensiun polri
Pp0392014 pokok pensiun polriPp0392014 pokok pensiun polri
Pp0392014 pokok pensiun polriWinarto Winartoap
 
Perpres 12 tahun 2013
Perpres 12 tahun 2013Perpres 12 tahun 2013
Perpres 12 tahun 2013IdnJournal
 
Peraturan presiden republik indonesia nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan k...
Peraturan presiden republik indonesia nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan k...Peraturan presiden republik indonesia nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan k...
Peraturan presiden republik indonesia nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan k...PT. Trinity Auto
 
Perpres Alpalhankam Beredar
Perpres Alpalhankam BeredarPerpres Alpalhankam Beredar
Perpres Alpalhankam BeredarCIkumparan
 
Media Indonesia 14 Februari 2014
Media Indonesia 14 Februari 2014Media Indonesia 14 Februari 2014
Media Indonesia 14 Februari 2014hastapurnama
 
Tanda kehormatan bintang_bhayangkara_(uu_14_thn_1_14
Tanda kehormatan bintang_bhayangkara_(uu_14_thn_1_14Tanda kehormatan bintang_bhayangkara_(uu_14_thn_1_14
Tanda kehormatan bintang_bhayangkara_(uu_14_thn_1_14Ilham Mustafa
 
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8Ilham Mustafa
 
Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...
Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...
Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...Antonius Psb
 
Per bpjs kesehatan no. 1 tahun 2014
Per bpjs kesehatan no. 1 tahun 2014Per bpjs kesehatan no. 1 tahun 2014
Per bpjs kesehatan no. 1 tahun 2014IdnJournal
 
Peraturan Polri Nomor 15 tahun 2021
Peraturan Polri Nomor 15 tahun 2021Peraturan Polri Nomor 15 tahun 2021
Peraturan Polri Nomor 15 tahun 2021HarisFadhil
 
Jawaban uas penelitian evakinkom smt 7 firmansyah dwi wf - 11150700 - 7 i -...
Jawaban uas penelitian evakinkom smt 7   firmansyah dwi wf - 11150700 - 7 i -...Jawaban uas penelitian evakinkom smt 7   firmansyah dwi wf - 11150700 - 7 i -...
Jawaban uas penelitian evakinkom smt 7 firmansyah dwi wf - 11150700 - 7 i -...firmansyahdwiwintang
 
Permenaker Nomor 2 Tahun 2022 tentang TATA CARA DAN PERSYARATAN PEMBAYARAN MA...
Permenaker Nomor 2 Tahun 2022 tentang TATA CARA DAN PERSYARATAN PEMBAYARAN MA...Permenaker Nomor 2 Tahun 2022 tentang TATA CARA DAN PERSYARATAN PEMBAYARAN MA...
Permenaker Nomor 2 Tahun 2022 tentang TATA CARA DAN PERSYARATAN PEMBAYARAN MA...RepublikaDigital
 

What's hot (18)

Perpres Nomor 28 Tahun 2016
Perpres Nomor 28 Tahun 2016 Perpres Nomor 28 Tahun 2016
Perpres Nomor 28 Tahun 2016
 
Pp0392014 pokok pensiun polri
Pp0392014 pokok pensiun polriPp0392014 pokok pensiun polri
Pp0392014 pokok pensiun polri
 
Perpres 12 tahun 2013
Perpres 12 tahun 2013Perpres 12 tahun 2013
Perpres 12 tahun 2013
 
Peraturan presiden republik indonesia nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan k...
Peraturan presiden republik indonesia nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan k...Peraturan presiden republik indonesia nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan k...
Peraturan presiden republik indonesia nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan k...
 
Perpres Alpalhankam Beredar
Perpres Alpalhankam BeredarPerpres Alpalhankam Beredar
Perpres Alpalhankam Beredar
 
Media Indonesia 14 Februari 2014
Media Indonesia 14 Februari 2014Media Indonesia 14 Februari 2014
Media Indonesia 14 Februari 2014
 
Tanda kehormatan bintang_bhayangkara_(uu_14_thn_1_14
Tanda kehormatan bintang_bhayangkara_(uu_14_thn_1_14Tanda kehormatan bintang_bhayangkara_(uu_14_thn_1_14
Tanda kehormatan bintang_bhayangkara_(uu_14_thn_1_14
 
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
 
Perpres0192016
Perpres0192016Perpres0192016
Perpres0192016
 
Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...
Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...
Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...
 
Per bpjs kesehatan no. 1 tahun 2014
Per bpjs kesehatan no. 1 tahun 2014Per bpjs kesehatan no. 1 tahun 2014
Per bpjs kesehatan no. 1 tahun 2014
 
Pp 24 1976
Pp 24 1976Pp 24 1976
Pp 24 1976
 
Pp no. 24 tahun 1976 tentang cuti pns
Pp no. 24 tahun 1976 tentang cuti pnsPp no. 24 tahun 1976 tentang cuti pns
Pp no. 24 tahun 1976 tentang cuti pns
 
Peraturan Polri Nomor 15 tahun 2021
Peraturan Polri Nomor 15 tahun 2021Peraturan Polri Nomor 15 tahun 2021
Peraturan Polri Nomor 15 tahun 2021
 
Jawaban uas penelitian evakinkom smt 7 firmansyah dwi wf - 11150700 - 7 i -...
Jawaban uas penelitian evakinkom smt 7   firmansyah dwi wf - 11150700 - 7 i -...Jawaban uas penelitian evakinkom smt 7   firmansyah dwi wf - 11150700 - 7 i -...
Jawaban uas penelitian evakinkom smt 7 firmansyah dwi wf - 11150700 - 7 i -...
 
Permenaker Nomor 2 Tahun 2022 tentang TATA CARA DAN PERSYARATAN PEMBAYARAN MA...
Permenaker Nomor 2 Tahun 2022 tentang TATA CARA DAN PERSYARATAN PEMBAYARAN MA...Permenaker Nomor 2 Tahun 2022 tentang TATA CARA DAN PERSYARATAN PEMBAYARAN MA...
Permenaker Nomor 2 Tahun 2022 tentang TATA CARA DAN PERSYARATAN PEMBAYARAN MA...
 
Berikut tata cara pemberhentian presiden dan
Berikut tata cara pemberhentian presiden danBerikut tata cara pemberhentian presiden dan
Berikut tata cara pemberhentian presiden dan
 
Uu 07 1953
Uu 07 1953Uu 07 1953
Uu 07 1953
 

Viewers also liked

Avatar Technology
Avatar TechnologyAvatar Technology
Avatar TechnologyCKillinger
 
บทที่ 2 วิวัฒนาการมัลติมีเดีย
บทที่ 2 วิวัฒนาการมัลติมีเดียบทที่ 2 วิวัฒนาการมัลติมีเดีย
บทที่ 2 วิวัฒนาการมัลติมีเดียsomdetpittayakom school
 
WATS 5 (1-50) Fluid Mechanics and Thermodynamics
WATS 5 (1-50) Fluid Mechanics and ThermodynamicsWATS 5 (1-50) Fluid Mechanics and Thermodynamics
WATS 5 (1-50) Fluid Mechanics and ThermodynamicsMark Russell
 
Pp 63 2009 Berhenti Pns
Pp 63 2009 Berhenti PnsPp 63 2009 Berhenti Pns
Pp 63 2009 Berhenti PnsAgus Sukyanto
 
RD Pilsētas attīstības departamenta e-risinājumi
RD Pilsētas attīstības departamenta e-risinājumiRD Pilsētas attīstības departamenta e-risinājumi
RD Pilsētas attīstības departamenta e-risinājumiAndrejs Leskovics
 
קנדה ואלסקה חלק ד
קנדה ואלסקה חלק דקנדה ואלסקה חלק ד
קנדה ואלסקה חלק דrachelsi
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1jhommes5
 
Mary Kate And Ashley Olsen Powerpoint
Mary Kate And Ashley Olsen PowerpointMary Kate And Ashley Olsen Powerpoint
Mary Kate And Ashley Olsen Powerpointbelene333
 
emka TECHNOLOGIES - Telemetry - emkaBELT noninvasive telemetry respiration me...
emka TECHNOLOGIES - Telemetry - emkaBELT noninvasive telemetry respiration me...emka TECHNOLOGIES - Telemetry - emkaBELT noninvasive telemetry respiration me...
emka TECHNOLOGIES - Telemetry - emkaBELT noninvasive telemetry respiration me...emka TECHNOLOGIES
 
Two-Dimension Steady-State Conduction
Two-Dimension Steady-State ConductionTwo-Dimension Steady-State Conduction
Two-Dimension Steady-State ConductionMark Russell
 
Professional Development: Distance Learning Opportunities (Museums, Science C...
Professional Development: Distance Learning Opportunities (Museums, Science C...Professional Development: Distance Learning Opportunities (Museums, Science C...
Professional Development: Distance Learning Opportunities (Museums, Science C...Sheena Nyros M.A.
 

Viewers also liked (20)

Nino
NinoNino
Nino
 
Avatar Technology
Avatar TechnologyAvatar Technology
Avatar Technology
 
Group Presentation
Group PresentationGroup Presentation
Group Presentation
 
Nino
NinoNino
Nino
 
บทที่ 2 วิวัฒนาการมัลติมีเดีย
บทที่ 2 วิวัฒนาการมัลติมีเดียบทที่ 2 วิวัฒนาการมัลติมีเดีย
บทที่ 2 วิวัฒนาการมัลติมีเดีย
 
China
ChinaChina
China
 
WATS 5 (1-50) Fluid Mechanics and Thermodynamics
WATS 5 (1-50) Fluid Mechanics and ThermodynamicsWATS 5 (1-50) Fluid Mechanics and Thermodynamics
WATS 5 (1-50) Fluid Mechanics and Thermodynamics
 
Pp 63 2009 Berhenti Pns
Pp 63 2009 Berhenti PnsPp 63 2009 Berhenti Pns
Pp 63 2009 Berhenti Pns
 
FF3300 Company Profile 2012
FF3300 Company Profile 2012FF3300 Company Profile 2012
FF3300 Company Profile 2012
 
Fpyc FootballChange
Fpyc FootballChangeFpyc FootballChange
Fpyc FootballChange
 
RD Pilsētas attīstības departamenta e-risinājumi
RD Pilsētas attīstības departamenta e-risinājumiRD Pilsētas attīstības departamenta e-risinājumi
RD Pilsētas attīstības departamenta e-risinājumi
 
Trofimov stfe
Trofimov stfeTrofimov stfe
Trofimov stfe
 
Nino
NinoNino
Nino
 
קנדה ואלסקה חלק ד
קנדה ואלסקה חלק דקנדה ואלסקה חלק ד
קנדה ואלסקה חלק ד
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Mary Kate And Ashley Olsen Powerpoint
Mary Kate And Ashley Olsen PowerpointMary Kate And Ashley Olsen Powerpoint
Mary Kate And Ashley Olsen Powerpoint
 
emka TECHNOLOGIES - Telemetry - emkaBELT noninvasive telemetry respiration me...
emka TECHNOLOGIES - Telemetry - emkaBELT noninvasive telemetry respiration me...emka TECHNOLOGIES - Telemetry - emkaBELT noninvasive telemetry respiration me...
emka TECHNOLOGIES - Telemetry - emkaBELT noninvasive telemetry respiration me...
 
Rau Dang Sau He
Rau Dang Sau HeRau Dang Sau He
Rau Dang Sau He
 
Two-Dimension Steady-State Conduction
Two-Dimension Steady-State ConductionTwo-Dimension Steady-State Conduction
Two-Dimension Steady-State Conduction
 
Professional Development: Distance Learning Opportunities (Museums, Science C...
Professional Development: Distance Learning Opportunities (Museums, Science C...Professional Development: Distance Learning Opportunities (Museums, Science C...
Professional Development: Distance Learning Opportunities (Museums, Science C...
 

Similar to Pp no.42 2010 hak polisi

UU No 8 ttg pokok pokok kepegawaian
UU No 8 ttg pokok pokok kepegawaianUU No 8 ttg pokok pokok kepegawaian
UU No 8 ttg pokok pokok kepegawaianNorma Irmawati
 
Pp 1 2003_ttg pemberhentian polri
Pp 1 2003_ttg pemberhentian polriPp 1 2003_ttg pemberhentian polri
Pp 1 2003_ttg pemberhentian polriBobby D'Arch
 
76 pmk05 2017(1)
76 pmk05 2017(1)76 pmk05 2017(1)
76 pmk05 2017(1)hafid abdul
 
PP Nomor 44 Tahun 2020 Tentang Gaji ke-13
PP Nomor 44 Tahun 2020 Tentang Gaji ke-13PP Nomor 44 Tahun 2020 Tentang Gaji ke-13
PP Nomor 44 Tahun 2020 Tentang Gaji ke-13RepublikaDigital
 
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...Web Master
 
Pp 17 2020_perubahan_pp_11_2017 _manajemen_pns
Pp 17 2020_perubahan_pp_11_2017 _manajemen_pnsPp 17 2020_perubahan_pp_11_2017 _manajemen_pns
Pp 17 2020_perubahan_pp_11_2017 _manajemen_pnsAl-Faruq Muhammad
 
2.b.pp nomor 17_tahun_2020
2.b.pp nomor 17_tahun_20202.b.pp nomor 17_tahun_2020
2.b.pp nomor 17_tahun_2020KutsiyatinMSi
 
Pp nomor 17_tahun_20201
Pp nomor 17_tahun_20201Pp nomor 17_tahun_20201
Pp nomor 17_tahun_20201KutsiyatinMSi
 
Pp nomor 17_tahun_2020
Pp nomor 17_tahun_2020Pp nomor 17_tahun_2020
Pp nomor 17_tahun_2020Ali Akbar
 
Pp nomor 17 tahun 2020
Pp nomor 17 tahun 2020Pp nomor 17 tahun 2020
Pp nomor 17 tahun 2020KutsiyatinMSi
 
PP Nomor 39 Tahun 2020
PP Nomor 39 Tahun 2020PP Nomor 39 Tahun 2020
PP Nomor 39 Tahun 2020CIkumparan
 
PP_Nomor_39_Tahun_2020.pdf
PP_Nomor_39_Tahun_2020.pdfPP_Nomor_39_Tahun_2020.pdf
PP_Nomor_39_Tahun_2020.pdfIchaaBerliana
 
06. pp nomor_32_tahun_1979_
06. pp nomor_32_tahun_1979_06. pp nomor_32_tahun_1979_
06. pp nomor_32_tahun_1979_ennnie
 
SOSIALISASI MATERI PERPOL NO.4 TH. 2020.pptx
SOSIALISASI MATERI PERPOL NO.4 TH. 2020.pptxSOSIALISASI MATERI PERPOL NO.4 TH. 2020.pptx
SOSIALISASI MATERI PERPOL NO.4 TH. 2020.pptxidealispemuda
 
Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-praju...
Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-praju...Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-praju...
Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-praju...merdekacom
 

Similar to Pp no.42 2010 hak polisi (20)

UU No 8 ttg pokok pokok kepegawaian
UU No 8 ttg pokok pokok kepegawaianUU No 8 ttg pokok pokok kepegawaian
UU No 8 ttg pokok pokok kepegawaian
 
Pp 1 2003_ttg pemberhentian polri
Pp 1 2003_ttg pemberhentian polriPp 1 2003_ttg pemberhentian polri
Pp 1 2003_ttg pemberhentian polri
 
11pr017
11pr01711pr017
11pr017
 
76 pmk05 2017(1)
76 pmk05 2017(1)76 pmk05 2017(1)
76 pmk05 2017(1)
 
Uu 12 1953
Uu 12 1953Uu 12 1953
Uu 12 1953
 
Pp 100 tahun 2000
Pp 100 tahun 2000Pp 100 tahun 2000
Pp 100 tahun 2000
 
PP Nomor 44 Tahun 2020 Tentang Gaji ke-13
PP Nomor 44 Tahun 2020 Tentang Gaji ke-13PP Nomor 44 Tahun 2020 Tentang Gaji ke-13
PP Nomor 44 Tahun 2020 Tentang Gaji ke-13
 
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
 
Pp 17 2020_perubahan_pp_11_2017 _manajemen_pns
Pp 17 2020_perubahan_pp_11_2017 _manajemen_pnsPp 17 2020_perubahan_pp_11_2017 _manajemen_pns
Pp 17 2020_perubahan_pp_11_2017 _manajemen_pns
 
2.b.pp nomor 17_tahun_2020
2.b.pp nomor 17_tahun_20202.b.pp nomor 17_tahun_2020
2.b.pp nomor 17_tahun_2020
 
Pp nomor 17_tahun_20201
Pp nomor 17_tahun_20201Pp nomor 17_tahun_20201
Pp nomor 17_tahun_20201
 
Pp nomor 17_tahun_2020
Pp nomor 17_tahun_2020Pp nomor 17_tahun_2020
Pp nomor 17_tahun_2020
 
Pp nomor 17 tahun 2020
Pp nomor 17 tahun 2020Pp nomor 17 tahun 2020
Pp nomor 17 tahun 2020
 
Perkap 11-tahun-2011
Perkap 11-tahun-2011Perkap 11-tahun-2011
Perkap 11-tahun-2011
 
Pp 16 2018 satpol pp
Pp 16 2018 satpol ppPp 16 2018 satpol pp
Pp 16 2018 satpol pp
 
PP Nomor 39 Tahun 2020
PP Nomor 39 Tahun 2020PP Nomor 39 Tahun 2020
PP Nomor 39 Tahun 2020
 
PP_Nomor_39_Tahun_2020.pdf
PP_Nomor_39_Tahun_2020.pdfPP_Nomor_39_Tahun_2020.pdf
PP_Nomor_39_Tahun_2020.pdf
 
06. pp nomor_32_tahun_1979_
06. pp nomor_32_tahun_1979_06. pp nomor_32_tahun_1979_
06. pp nomor_32_tahun_1979_
 
SOSIALISASI MATERI PERPOL NO.4 TH. 2020.pptx
SOSIALISASI MATERI PERPOL NO.4 TH. 2020.pptxSOSIALISASI MATERI PERPOL NO.4 TH. 2020.pptx
SOSIALISASI MATERI PERPOL NO.4 TH. 2020.pptx
 
Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-praju...
Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-praju...Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-praju...
Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-praju...
 

Pp no.42 2010 hak polisi

  • 1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 26 ayat (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Hak-Hak Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disebut anggota Polri adalah pegawai negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia. 2. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Kapolri adalah Pimpinan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan penanggung jawab penyelenggaraan fungsi kepolisian. 3. Hak anggota Polri adalah hak yang dapat diberikan oleh negara pada setiap anggota Polri karena tugas dan jabatannya. 4. Gugur adalah meninggal dunia dalam operasi kepolisian atau sebagai akibat tindakan langsung pelaku tindak pidana kriminal, atau yang menentang negara/pemerintah yang sah. 5. Tewas adalah meninggal dunia dalam menjalankan tugas atau meninggal dunia dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinas. 6. Meninggal dunia biasa adalah meninggal dunia karena sebab tertentu dan bukan karena menjalankan tugas atau karena hubungannya dengan pelaksanaan tugas. 7. Masa Persiapan Pensiun yang selanjutnya disingkat MPP adalah hak anggota Polri yang akan memasuki usia pensiun maksimum, diberi kesempatan menjalani persiapan pensiun paling lama 1 (satu) tahun.
  • 2. 8. Pensiun adalah jaminan sosial pemerintah yang diberikan sebagai penghargaan kepada anggota Polri untuk masa kemudian sesudah ia diberhentikan dengan hormat dari dinas Kepolisian dan memenuhi syarat-syarat untuk menerima pensiun. 9. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diberikan kepada setiap anggota Polri dan keluarganya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. 10. Perlengkapan Perorangan Polri yang selanjutnya disebut dengan Kapor Polri adalah pakaian seragam dinas dan atribut serta kelengkapannya yang melekat pada perorangan anggota Polri selama dalam dinas aktif. BAB II GAJI Pasal 2 (1) Setiap anggota Polri memperoleh gaji pokok. (2) Terhadap gaji pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diberikan kenaikan secara berkala. (3) Selain kenaikan gaji secara berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada anggota Polri yang berprestasi dapat diberikan kenaikan gaji istimewa. Pasal 3 (1) Selain gaji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) kepada anggota Polri diberikan: a. tunjangan keluarga, yang terdiri atas tunjangan istri/suami dan anak; b. tunjangan jabatan; c. tunjangan lauk pauk; dan d. tunjangan beras. (2) Ketentuan mengenai gaji dan tunjangan anggota Polri sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 4 (1) Selain tunjangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), kepada anggota Polri dapat diberikan: a. tunjangan umum; dan b. tunjangan lainnya. (2) Ketentuan mengenai tunjangan umum dan tunjangan lainnya anggota Polri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB III HAK-HAK LAINNYA Bagian Kesatu Jenis Hak Pasal 5 Hak-hak lainnya anggota Polri meliputi: a. pelayanan kesehatan;
  • 3. b. bantuan hukum dan perlindungan keamanan; c. cuti; d. Kapor Polri; e. tanda kehormatan; f. perumahan dinas/asrama/mess; g. transportasi atau angkutan dinas; h. MPP; i. pensiun; j. pemakaman dinas dan uang duka; dan k. pembinaan rohani, mental, dan tradisi. Bagian Kedua Pelayanan Kesehatan Pasal 6 (1) Setiap anggota Polri beserta keluarganya berhak memperoleh pelayanan kesehatan. (2) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. kesehatan promotif; b. kesehatan preventif; c. kesehatan kuratif; dan d. kesehatan rehabilitatif. (3) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Kapolri. Bagian Ketiga Bantuan Hukum dan Perlindungan Keamanan Pasal 7 (1) Setiap anggota Polri beserta keluarganya berhak memperoleh bantuan hukum dari dinas baik di dalam maupun di luar proses peradilan. (2) Setiap anggota Polri yang melaksanakan tugas khusus menangani perkara tindak pidana tertentu berhak memperoleh perlindungan keamanan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan bantuan hukum dan perlindungan keamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diatur dengan Peraturan Kapolri. Bagian Keempat Cuti Pasal 8 (1) Setiap anggota Polri berhak memperoleh cuti. (2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. cuti tahunan; b. cuti sakit; c. cuti istimewa; d. cuti ibadah keagamaan;
  • 4. e. cuti hamil/melahirkan; f. cuti di luar tanggungan negara; dan g. cuti karena alasan penting. (3) Bagi anggota Polri yang ditugaskan di luar Polri berlaku ketentuan cuti di instansi/lembaga yang bersangkutan bertugas. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Kapolri. Bagian Kelima Kapor Polri Pasal 9 (1) Dalam rangka menjalankan tugasnya, setiap anggota Polri berhak memperoleh Kapor Polri sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan tugasnya. (2) Kapor Polri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. Kapor pembinaan: 1. Kapor pokok; 2. Kapor fungsi; dan 3. perlengkapan satuan lapangan; b. Kapor operasi: 1. Kapor operasi dalam negeri; dan 2. Kapor operasi luar negeri; c. Kapor pendidikan luar negeri: 1. musim panas; dan 2. musim dingin; d. Kapor kunjungan luar negeri; e. Kapor pendidikan pertama: 1. pendidikan pertama Akademi Kepolisian; 2. pendidikan pertama Perwira Polisi Sumber Sarjana; dan 3. pendidikan pertama Bintara; f. Kapor pendidikan pengembangan: 1. Sekolah Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Tinggi; 2. Sekolah Staf dan Pimpinan Polri; 3. Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian; 4. Sekolah Lanjutan Inspektur; dan 5. Sekolah Lanjutan Brigadir. (3) Ketentuan mengenai Kapor Polri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur sesuai dengan Peraturan Kapolri. Bagian Keenam Tanda Kehormatan Pasal 10 (1) Tanda Kehormatan diberikan dengan Keputusan Presiden sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
  • 5. (2) Jenis Tanda Kehormatan yang diberikan berupa: a. bintang; b. satyalancana; dan c. samkaryanugraha. (3) Tanda Kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan sesuai dengan persyaratan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Ketujuh Perumahan Dinas/Asrama/Mess Pasal 11 (1) Untuk mendukung pelaksanaan dan kelancaran tugas, anggota Polri dapat memperoleh perumahan dinas/asrama/mess. (2) Bagi anggota Polri yang belum memperoleh perumahan dinas/asrama/mess dapat diberikan kompensasi sewa rumah sesuai kemampuan keuangan negara yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden. (3) Ketentuan mengenai perumahan dinas/asrama/mess sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Kapolri. Bagian Kedelapan Transportasi atau Angkutan Dinas Pasal 12 (1) Untuk mendukung pelaksanaan dan kelancaran tugas, anggota Polri dapat memperoleh fasilitas transportasi atau angkutan dinas. (2) Bagi anggota Polri yang belum memperoleh fasilitas transportasi atau angkutan dinas dapat diberikan uang transportasi dalam kota sesuai kemampuan keuangan negara yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden. Bagian Kesembilan MPP dan Pensiun Pasal 13 (1) Anggota Polri yang akan memasuki usia pension maksimum diberi kesempatan menjalani MPP paling lama 1 (satu) tahun. (2) Anggota Polri yang menjalani MPP memperoleh hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3 ayat (1) huruf a, huruf c, huruf d, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 9 ayat (2) huruf a, Pasal 10, dan Pasal 11. Pasal 14 Anggota Polri yang diberhentikan dengan hormat berhak atas: a. hak pensiun, diberikan apabila: 1. mempunyai masa kerja dalam dinas Polri paling singkat 20 (dua puluh) tahun; atau 2. tidak mampu lagi bekerja baik dalam dinas Polri maupun di luar dinas Polri karena cacat berat jasmani dan/atau rohani yang disebabkan tidak dalam atau pada saat dinas. b. hak tunjangan bersifat pensiun bagi anggota Polri, diberikan apabila:
  • 6. 1. mempunyai masa kerja dalam dinas Polri maupun di luar dinas Polri paling singkat 15 (lima belas) tahun dan paling lama 19 (sembilan belas) tahun; atau 2. tidak mampu lagi bekerja baik dalam dinas Polri maupun di luar dinas Polri, karena cacat berat jasmani dan/atau rohani, yang disebabkan tidak dalam atau oleh karena dinas; c. hak tunjangan bagi anggota Polri yang mempunyai masa kerja dalam dinas Polri paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 14 (empat belas) tahun, diberikan untuk jangka waktu yang sama dengan masa dinas yang telah dijalaninya; d. golongan dan tingkat kecacatan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, ditetapkan oleh Badan Penguji Kesehatan Personil Polri yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kapolri. Pasal 15 Anggota Polri yang gugur, tewas atau meninggal dunia biasa, hilang dalam tugas, diberhentikan dengan hormat dari dinas Polri, kepada ahli warisnya diberikan penghasilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Kesepuluh Pemakaman Dinas dan Uang Duka Pasal 16 (1) Anggota Polri atau Purnawirawan Polri yang meninggal dunia dapat dimakamkan di: a. Taman Makam Pahlawan; b. Taman Makam Polisi Pemuliaan; atau c. Taman Makam Polisi Kehormatan. (2) Pemakaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Pemakaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kapolri. Pasal 17 (1) Ahli waris dari anggota Polri yang gugur, tewas, atau meninggal dunia biasa, berhak memperoleh uang duka. (2) Besaran uang duka sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Kesebelas Pembinaan Rohani, Mental, dan Tradisi Pasal 18 (1) Setiap anggota Polri berhak atas pembinaan rohani, mental, dan tradisi. (2) Pembinaan rohani, mental, dan tradisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi 3 (tiga) pokok ajaran: a. keimanan/keagamaan; b. moral/etika; dan c. sosial/kemasyarakatan.
  • 7. (3) Ketentuan mengenai pembinaan rohani, mental, dan tradisi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kapolri. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 Ketentuan peraturan pelaksanaan tentang hak-hak anggota Polri yang ada, dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan atau belum diatur dalam Peraturan Pemerintah ini. Pasal 20 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 Maret 2010 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 25 Maret 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. PATRIALIS AKBAR LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 57 Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT NEGARA RI Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat, ttd Wisnu Setiawan
  • 8. PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA I. UMUM Pasal 26 ayat (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia mendelegasikan pengaturan lebih lanjut mengenai peraturan pemerintah tentang gaji dan hak-hak lainnya anggota Polri. Peraturan tersebut diperlukan sebagai dasar hukum bagi anggota Polri untuk memperoleh gaji dan hak-hak lainnya, untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab Polri yang semakin berat dan kompleks. Oleh karena itu kepada setiap anggota Polri perlu diberikan gaji dan hakhak lain yang adil dan layak sesuai dengan beban tugas yang diemban guna mewujudkan Polri yang tangguh, berdisiplin, dan profesional. Ketentuan mengenai gaji dan hak-hak lain anggota Polri yang adil dan layak perlu diatur secara khusus karena beban tugas Polri dalam menjalankan salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan masyarakat mengandung resiko tinggi dan bersentuhan langsung dengan perlindungan hak asasi manusia. Ketentuan mengenai gaji anggota Polri telah diatur dalam peraturan pemerintah tersendiri, sedangkan hak-hak lainnya belum diatur dalam peraturan perundang-undangan. Peraturan Pemerintah ini dimaksudkan untuk mengatur mengenai hak-hak anggota Polri yang meliputi: pelayanan kesehatan; bantuan hukum dan perlindungan keamanan; cuti; perlengkapan perorangan dan lapangan; tanda kehormatan; perumahan dinas/asrama/mess; transportasi atau angkutan dinas; MPP; pensiun; pemakaman dinas dan uang duka; serta pembinaan rohani, mental, dan tradisi. Peraturan Pemerintah ini selain dimaksudkan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 26 ayat (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, juga melengkapi ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2001 tentang Peraturan Gaji Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia beserta perubahannya dan peraturan lainnya yang terkait. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Ayat (1) Huruf a Cukup jelas. Huruf b
  • 9. Yang dimaksud dengan ”tunjangan jabatan” adalah tunjangan yang diberikan kepada anggota Polri yang diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam jabatan struktural atau fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Huruf c Cukup jelas. Huruf d Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 4 Ayat (1) Huruf a Yang dimaksud dengan ”tunjangan umum” adalah tunjangan yang diberikan kepada anggota Polri yang tidak menerima tunjangan jabatan struktural atau tunjangan jabatan fungsional atau tunjangan yang dipersamakan dengan tunjangan jabatan. Huruf b Yang dimaksud dengan ”tunjangan lainnya” adalah tunjangan untuk tugas yang bersifat khusus antara lain yang memiliki risiko kematian, keahlian, risiko kesehatan, tunjangan polisi wanita, tunjangan pengamanan persandian, tunjangan perpolisian masyarakat, tunjangan wilayah pulau-pulau kecil terluar, tunjangan wilayah perbatasan, dan tunjangan Provinsi Papua. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Huruf a Yang dimaksud dengan “kesehatan promotif” adalah peningkatan derajat kesehatan seperti penyuluhan kesehatan, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, kesehatan perorangan, kesehatan kerja, kesehatan olahraga, dan kesehatan jiwa. Huruf b Yang dimaksud dengan “kesehatan preventif” adalah pencegahan penyakit seperti imunisasi, prophilaksis, dan sanitasi lingkungan. Huruf c Yang dimaksud dengan “kesehatan kuratif” adalah pengobatan penyakit seperti pelayanan rawat jalan dan pelayanan rawat inap. Huruf d Yang dimaksud dengan “kesehatan rehabilitatif” adalah pemulihan kesehatan setelah sembuh dari sakit seperti rehabilitasi medis dan rehabilitasi vocasional. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 7 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Yang dimaksud dengan “tindak pidana tertentu” misalnya tindak pidana terorisme, narkotika dan psikotropika, pencucian uang, dan tindak pidana lainnya yang penanganannya mempunyai risiko tinggi.
  • 10. Yang dimaksud dengan “perlindungan keamanan” berupa perlindungan atas keamanan pribadi, keluarga, dan harta benda dari ancaman fisik dan mental, kerahasiaan saksi dan/atau pemberian keterangan pada saat pemeriksaan di sidang pengadilan tanpa bertatap muka dengan tersangka. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9 Cukup jelas. Pasal 10 Cukup jelas. Pasal 11 Ayat (1) Perumahan dinas/asrama/mess disesuaikan dengan sifat tugas kesatuan yang bersangkutan dan situasi serta kondisi daerah setempat. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 12 Ayat (1) Fasilitas transportasi atau angkutan dinas disesuaikan dengan sifat tugas kesatuan yang bersangkutan dan kondisi daerah setempat. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Cukup jelas. Pasal 15 Cukup jelas. Pasal 16 Cukup jelas. Pasal 17 Cukup jelas. Pasal 18 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Yang dimaksud dengan “pembinaan rohani” adalah pembinaan kondisi jiwa seseorang untuk mempertinggi moral, budi pekerti yang luhur dengan memperkuat keyakinan beragama, baik dalam hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, maupun dalam hubungan manusia dengan sesamanya ataupun hubungan manusia dengan diri pribadinya dan dengan lingkungannya. Yang dimaksud dengan ”pembinaan mental” adalah segala usaha, tindakan dan kegiatan dalam membentuk, memelihara serta meningkatkan kondisi/keadaan jiwa anggota Polri terhadap hal-hal tertentu dalam hubungan waktu, tempat, dan kondisi tertentu.
  • 11. Yang dimaksud dengan ”pembinaan tradisi” adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang sadar, berencana dan berlanjut untuk memelihara dan meningkatkan tradisi- tradisi yang tidak bertentangan dengan Tribrata, Catur Prasetya, dan Kode Etik Profesi Polri dengan maksud untuk membangkitkan semangat pengabdian dan profesionalisme dalam rangka memelihara identitas Polri. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 19 Cukup jelas. Pasal 20 Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5123