Kaitan antara manusia purba dan manusia modernRiana Indah
Kaitan antara manusia purba dan modern
Membahas mengenai persamaan, perbedaan, dan keterkaitan mengenai manusia modern dan manusia purba dari masa ke masa
Kaitan antara manusia purba dan manusia modernRiana Indah
Kaitan antara manusia purba dan modern
Membahas mengenai persamaan, perbedaan, dan keterkaitan mengenai manusia modern dan manusia purba dari masa ke masa
Materi Zaman Prasejarah ini dirangkum dari berbagai sumber. Menjelaskan tentang pembagian masa prasejarah dari sisi geologi maupun masa prasejarah yang masuk ke nusantara dan dialami oleh masyarakat Indonesia.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
5. Jawaban :
Adanya manusia purba di suatu daerah atau mungkin di seluruh dunia ,
dikarenakan manusia purba tersebut melakukan persebaran
(perjalanan) atau manusia purba tersebut memang berasal dari
daerah tersebut . Persebaran yang dilakukan oleh manusia purba,
hingga mencapai daerah yang cukup jauh dipicu oleh beberapa
faktor:
Karena manusia purba pada saat itu, hidup dengan cara
food gathering dan nomaden .
Karena manusia purba pada saat itu , mencari tempat
tinggal di derah yang dekat dengan sumber air
Karena mereka berusaha menghindari fenomena alam
yang belum stabil , dan dapat mengancam kehidupan
mereka .
6. A. Karena manusia purba hidup dengan cara food gathering dan nomaden
Manusia purba yang hidup dengan cara food ghatering dan nomaden adalah
manusia purba yang hidup di zaman Paleolithikum (batu tua) hingga zaman
mesolithikum (batu tengah) . Persebaran (perjalanan) yang dilakukan manusia
purba di zaman ini , dilakukan karena persediaan makanan yang mereka miliki
hampir habis . Kemudian mereka akan mencari tempat atau wilayah baru yang
memiliki sumber makanan yang melimpah . Untuk menemukan wilayah baru yang
sesuai , tidaklah mudah . Manusia purba tersebut harus melakukan perjalanan
yang cukup jauh. Pada zaman neolithikum (batu muda) , manusia purba sudah
mengenal cara bercocok tanam . Namun, cara hidup mereka adalah semi
sidenter . Mereka akan berpindah ke tempat yang memiliki sumber makanan yang
melimpah . Namun sebelum mereka berpindah ke wilayah tersebut , mereka akan
bercocok tanam . Sehingga , ketika persediaan di tempat yang kedua hampir
habis, maka mereka akan kembali ke tempat semula untuk mengambil hasil dari
kegiatan bercocok tanam mereka . Bercocok tanam yang mereka lakukan adalah
berladang . Sehingga , mereka juga harus mencari tempat baru setiap kali mereka
berladang (hal ini juga membuat mereka melakukan perjalanan) .
7. B. Karena manusia purba mencari tempat tinggal yang dekat sumber air
Manusia purba yang hidup di zaman Paleolithikum (batu tua) hingga zaman
mesolithikum (batu tengah) yang hidup dengan cara nomaden dan semi
sidenter , akan mencari tempat tinggal yang dekat dengan sumber air . Karena air
adalah sumber kehidupan, dimana air akan dipergunakan untuk menghilangakan
rasa dahaga dan sebagai alat pembersih tubuh, sekaligus sebagai habitat dari
para ikan, yang dapat dijadikan sumber makanan. Sedangkan di zaman
neolithikum (batu muda) tempat tinggal yang dekat dengan sumber air juga
banyak ditinggali oleh manusia purba, selain untuk kebutuhan pangan, air juga
mereka gunakan untuk kegiatan berladang mereka. Sehingga, tempat tinggal yang
dekat dengan sumber air ini dinilai sangat penting. Apabila sumber air di daerah
yang mereka tinggali mengering, mereka akan mencari tempat tinggal baru, yang
dekat dengan sumber air. Untuk menemukan tempat yang dekat dengan sumber
air tidaklah dekat, mungkin saja mereka melakukan perjalanan hingga mencapai
wilayah Indonesia, karena negara kita adalah negara maritim yang didominasi oleh
perairan.
8. C. Karena manusia purba menghindari fenomena alam yang belum stabil
Pada akhir masa Mesozoikum (masa ditemukannya hewan mamalia) hingga
masa Neolithikum (masa adanya manusia), sekitar 65 juta tahun lalu, kegiatan
tektonis bumi menjadi sangat aktif dan menggerakkan lempeng Indo-Australia, dan
Eurasia dan Pasifik atau disebut fase tektonis . Sehingga menyebabkan daratan
terpecah – pecah. Kondisi alam seperti ini, dapat memicu terjadinya gempa. Untuk
menghindari gempa yang mungkin terjadi dan dapat mengancam kehidupan
mereka, manusia purba melakukan perjalanan / perpindahan ke wilayah yang
aman untuk ditinggali. Di mana fenomena alam yang belum stabil ini tidak dapat
mengancam kehidupan mereka. Wilayah Indonesia, baru terbentuk pada masa
Neolithikum tersier (sekitar 65 juta tahun yang lalu) hingga awal Pleistosen
(1,8 Juta tahun lalu). Jadi, kemungkinan manusia purba melakukan persebaran
ke wilayah Indonesia sekitar pertengahan Pleistosen.
9. D. Cara Persebaran Manusia Purba di Indonesia
Persebaran manusia purba di Indonesia kemungkinan dilakukan oleh dua cara,
yaitu secara individu dan kelompok.
Secara Individu, persebaran secara individu ini dilakukan oleh manusia purba
jenis Megantrhropus. Jenis Meganthropus ini, adalah jenis manusia purba yang
memilki rahang yang kuat dengan volume otak sekitar 500 – 1.000 CC . Jenis ini
juga hidup dengan cara nomaden. Dan ditemukan berdasarkan penelitian dari Von
Koenigswald di Sangiran sekitar tahun 1936 dan 1941 .
Secara kelompok, persebaran dengan cara berkelompok ini dilakukan oleh
manusia purba jenis Pithecanthropus dan jenis Homo. Kedua jenis manusia
purba ini hidup dengan cara berkelompok. Jenis phithecanthropus adalah jenis
manusia purba bebadan tegak yang memiliki volume otak sekitar 1.000 – 1500 CC.
Jenis ini hidup dengan cara semi sidenter dan ditemukan berdasarkan teori
Eugene Dubois di dekat Trinil, Solo pada tahun 1890. Sedangkan manusia purba
jenis Homo adalah manusia purba yang bentuk fisiknya tidak jauh berbeda dengan
manusia sekarang. Dan memiliki volume otak sekitar 1.000 – 2.000 CC yang hidup
dengan cara sidenter (menetap) .
15. Buku Sejarah Indonesia kelas X
Kurikulum 2013
Buku Panduan Belajar 10 SMA IPS
Kurikulum 2013
www.4.bp.blogspot.com
www.academia.edu
www.kidnesia.com
www.bahanajarguru.wordpress.com
16. Pengertian
Manusia Purba
Motif
Persebaran
Manusia Purba
Food
Gathering dan
Nomaden
Wilayah yang
dekat sumber
air
Kondisi alam
yang belum
stabil
Cara
persebaran
manusia purba