SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
MENTERI NEGA
                           GARA PER
                                  RUMAHAN RAKYAT
                                         N    AT
                        REPU
                           UBLIK IND
                                   DONESIA
                                         A

            PE
             ERATURAN MENTE NEGAR PERUM
                          ERI   RA    MAHAN RA
                                             AKYAT
                           NOMO 01 TAH
                              OR     HUN 2011
                                            1
                                  TENTAN
                                       NG
   PE
    ELIMPAHA SEBAG
           AN    GIAN URU
                        USAN KEM
                               MENTERIA PERUM
                                      AN    MAHAN RA
                                                   AKYAT
                   TAHU 2011 M
                      UN     MELALUI DEKONSE
                                           ENTRASI



                  DENG
                     GAN RAHM
                            MAT TUHA YANG MAHA ESA
                                   AN     M      A


                   MENT
                      TERI NEG
                             GARA PER
                                    RUMAHAN RAKYAT,



Menim
    mbang :     a. bahwa untuk melaksan   nakan keetentuan Pasal 16 ayat (5))
                        uran Pem
                   Peratu         merintah Nomor 7 Tahu    un 2008 tentang g
                   Dekonnsentrasi dan Tu  ugas Pem
                                                 mbantuan, perlu mengatur
                                                           ,               r
                   tentan
                        ng    pelim
                                  mpahan    sebagia
                                                  an    urus
                                                           san   Kem
                                                                   menterian
                                                                           n
                   Perummahan Rak kyat;
                b. bahwa untuk menin
                                k       ngkatkan penyelen nggaraan urusan  n
                   Pemerrintah bi
                                idang perrumahan yang le ebih efektif, perlu
                                                                           u
                   pelimpahan seb
                                bagian uru
                                         usan Kem
                                                menterian P
                                                          Perumaha Rakyat
                                                                  an       t
                   kepad Gubern sebaga Wakil Pemerintah di daerah;
                        da      nur      ai              h
                c. bahwa berdas arkan peertimbanga sebag
                                                 an      gaimana dimaksud
                                                                   d      d
                   dalam huruf a dan hu
                       m                uruf b peerlu meneetapkan Peraturan
                                                                   P      n
                   Mente
                       eri Negar ra Perum
                                        mahan Ra akyat ten
                                                         ntang Pe elimpahan
                                                                          n
                   Sebag
                       gian Urus san Kementerian Perumaha an Rakya Tahun
                                                                  at      n
                   2011 Melalui D
                                Dekonsentr
                                         rasi;


Meng
   gingat   :   1. Undang-Undan Nomor 16 Tah
                               ng      r       hun 1985 tentang Rumah
                                                        5        g       h
                   Susun (Lemba
                        n      aran Nega
                                       ara Repub
                                               blik Indon
                                                        nesia Tah
                                                                hun 1985 5
                   Nomo 75, Tam
                       or      mbahan Lembaran Negara R
                                       L                Republik Indonesia
                                                                         a
                   Nomo 3317);
                       or
                2. Undang-Undan Nomor 39 Tahun 2008 ten
                               ng              n                menterian
                                                        ntang Kem        n
                   Negar (Lemba
                       ra      aran Nega
                                       ara Repub
                                               blik Indon
                                                        nesia Tah
                                                                hun 2008 8
                   Nomo 166, Ta
                       or      ambahan Lembaran Negara R
                                               n        Republik Indonesia
                                                                         a
                   Nomo 4916);
                       or



                                                                            1
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran
       Pendapatan dan Belanja Negara Republik Indonesia Tahun
       Anggaran 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
       2010 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
       Indonesia Nomor 5176);
    4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan
       dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik
       Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
       Republik Indonesia Nomor 5188);
    5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
       Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara
       Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan
       Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609)
       sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
       Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia
       Tahun 2008 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik
       Indonesia Nomor 4855);
    6. Peraturan    Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
       Pelaporan    Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
       (Lembaran   Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25,
       Tambahan     Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
       4614);
    7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
       Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
       Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
       Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82,
       Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
    8. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
       Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara
       Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan
       Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
    9. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
       Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik
       Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran
       Negara Republik Indonesia Nomor 4890);
    10.Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009             tentang
       Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
    11.Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
       Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta
       Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian
       Negara;
    12.Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2010 tentang Rencana
       Kerja Pemerintah Tahun 2011;
    13.Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 2010 tentang Rincian
       Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2011;




2
14.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.06/2007
                    tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
                    Pemerintah Pusat;
                 15.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008
                    tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana
                    Tugas Pembantuan sebagaimana telah diubah dengan
                    Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010;
                 16.Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor
                    22/PERMEN/M/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
                    Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah
                    Kabupaten/Kota;
                 17.Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 21
                    Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
                    Perumahan Rakyat.

                                MEMUTUSKAN:

Menetapkan   :    PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT
                  TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN KEMENTERIAN
                  PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2011 MELALUI DEKONSENTRASI.


                                   BAB I
                              KETENTUAN UMUM
                                Bagian Kesatu
                                 Pengertian

                                    Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian urusan pemerintah yang menjadi
   kewenangan Kementerian Perumahan Rakyat kepada Gubernur sebagai Wakil
   Pemerintah Pusat.
2. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan
   dan Belanja Negara yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai Wakil
   Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam
   rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan
   untuk instansi vertikal pusat di daerah.
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi, yang selanjutnya disingkat SKPD
   Provinsi, adalah organisasi/lembaga pada pemerintah daerah yang
   bertanggung   jawab   terhadap   pelaksanaan     Dekonsentrasi   lingkup
   Kementerian Perumahan Rakyat di provinsi.
4. Kementerian adalah Kementerian Perumahan Rakyat.
5. Menteri adalah Menteri Negara Perumahan Rakyat.




                                                                           3
Bagian Kedua
                                 Tujuan

                                 Pasal 2

Tujuan pelimpahan sebagian urusan pemerintah lingkup Kementerian
Perumahan Rakyat adalah untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas
pemerintah di bidang perumahan.


                             BAB II
          LINGKUP URUSAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

                                 Pasal 3

Urusan pemerintah lingkup Kementerian meliputi:
a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang perumahan rakyat;
b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang perumahan
   rakyat;
c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
   Kementerian;
d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian; dan

e. penyelenggaraan fungsi operasionalisasi kebijakan penyediaan rumah dan
   pengembangan lingkungan perumahan sebagai bagian dari permukiman
   termasuk penyediaan rumah susun dan penyediaan prasarana dan sarana
   lingkungannya sesuai dengan undang-undang di bidang perumahan dan
   permukiman, dan rumah susun.


                               BAB III
                          PENYELENGGARAAN

                                 Pasal 4

(1) Sebagian urusan pemerintah lingkup Kementerian sebagaimana dimaksud
    dalam Pasal 3 dapat dilimpahkan melalui Dekonsentrasi.
(2) Dekonsentrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
    a. sosialisasi kebijakan bidang perumahan dan kawasan permukiman;
    b. peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam hal penyiapan
       perencanaan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman.
(3) Menteri bertanggung jawab atas kebijakan Dekonsentrasi sebagaimana
    dimaksud pada ayat (2).
(4) Gubernur bertanggung jawab atas pelaksanaan Dekonsentrasi sebagaimana
    dimaksud pada ayat (2).
(5) Pedoman Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan
    Rakyat Tahun 2011 diatur dengan Peraturan Menteri.



4
Pasal 5

Dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) dilaksanakan oleh
SKPD Provinsi berdasarkan penetapan dari gubernur.

                                   Pasal 6

(1) Pendanaan Dekonsentrasi diarahkan untuk memantapkan penyelenggaraan
    pembangunan perumahan dan kawasan permukiman.
(2) Pendanaan Dekonsentrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    pengelolaannya dilaksanakan dengan tertib, taat, transparan, dan
    bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
    undangan.

                                   Pasal 7

Penyelenggaraan    Dekonsentrasi   ditetapkan    dalam     Rencana    Kerja
Kementerian/Lembaga (Renja-KL), Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) Tahun Anggaran 2011.


                                 BAB IV
                            PENGELOLAAN DANA

                                   Pasal 8

(1) Menteri melimpahkan pengelolaan dana Dekonsentrasi kepada Gubernur.
(2) Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab atas
    pengelolaan dana Dekonsentrasi dan menetapkan perangkat pengelola
    keuangan.
(3) Perangkat pengelola keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
    a. Kuasa Pengguna Anggaran/Barang;
    b. Pejabat Pembuat Komitmen;
    c. Pejabat Penguji Tagihan/Penandatangan Surat Perintah Membayar (SPM);
    d. Bendahara Pengeluaran.
(4) Kuasa Pengguna Anggaran/Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
    huruf a adalah Kepala SKPD Provinsi, kecuali pada SKPD Sekretariat Daerah.

                                   Pasal 9

Besaran alokasi Dana Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2011 sesuai pada
Lampiran I Peraturan Menteri ini.




                                                                            5
Pasal 10

(1) Pendanaan Dekonsentrasi dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
    Belanja Negara melalui Bagian Anggaran Kementerian.
(2) Penyaluran Dana Dekonsentrasi dilakukan oleh Bendahara Umum Negara
    atau kuasanya melalui Rekening Kas Umum Negara di daerah.
(3) Dalam hal pelaksanaan Dana Dekonsentrasi terdapat saldo kas pada akhir
    tahun anggaran, disetor ke Rekening Kas Umum Negara.
(4) Ketentuan mengenai penyaluran Dana Dekonsentrasi dilaksanakan sesuai
    dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

                                  Pasal 11

(1) Semua barang yang dibeli atau diperoleh        dari    pelaksanaan   Dana
    Dekonsentrasi merupakan barang milik negara.
(2) Barang milik negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dihibahkan
    kepada daerah.
(3) Barang milik negara yang dihibahkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
    penatausahaan, penggunaan dan pemanfaatan barang tersebut dilaksanakan
    oleh pemerintah provinsi sebagai barang milik daerah.
(4) Penghibahan, penatausahaan, penggunaan dan pemanfaatan barang
    sebagaimana dimaksud pada ayat (3), merupakan bagian yang tidak
    terpisahkan dari pengelolaan barang milik daerah.
(5) Ketentuan mengenai barang milik negara sebagaimana dimaksud pada ayat
    (1) penatausahaan, pengendalian, dan pengawasannya, dilaksanakan sesuai
    dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.


                             BAB V
                PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN

                                  Pasal 12

Pertanggungjawaban dan pelaporan Dekonsentrasi meliputi:
a. laporan manajerial;
b. laporan akuntabilitas; dan
c. laporan teknis.


                                  Pasal 13

(1) Kepala SKPD Provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaran/Barang
    Dekonsentrasi bertanggungjawab atas pelaporan manajerial kegiatan
    Dekonsentrasi.
(2) Pelaporan manajerial kegiatan Dekonsentrasi sesuai dengan ketentuan
    Peraturan Perundang-undangan.




6
Pasal 14

(1) Kepala SKPD Provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaran/Barang
    Dekonsentrasi bertanggung jawab atas pelaksanaan Dana Dekonsentrasi.
(2) Kepala SKPD Provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaran/Barang wajib
    menyelenggarakan akuntansi dan bertanggung jawab terhadap penyusunan
    dan penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan dan barang.
(3) Penatausahaan keuangan dan barang dalam pelaksanaan Dekonsentrasi
    dilakukan secara terpisah dari penatausahaan keuangan dan barang dalam
    pelaksanaan desentralisasi.
(4) Penatausahaan serta pelaporan keuangan dan barang sebagaimana
    dimaksud pada ayat (3) diselenggarakan oleh SKPD Provinsi sesuai dengan
    ketentuan Peraturan Menteri Keuangan.

                                 Pasal 15

Penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan secara tahunan atas
pelaksanaan Dekonsentrasi dilakukan secara terpisah dengan laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.


                                 Pasal 16

(1) Kepala SKPD Provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaran/Barang
    Dekonsentrasi bertanggungjawab atas pelaporan teknis Dekonsentrasi.
(2) Pelaporan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
    Peraturan Menteri.


                                BAB VI
                      PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

                                 Pasal 17

(1) Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan
    urusan pemerintah yang dilimpahkan kepada Gubernur.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pemberian
    pedoman, bimbingan teknis, fasilitasi, pelatihan, serta pemantauan dan
    evaluasi atas penyelenggaraan Dekonsentrasi.
(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dalam rangka
    peningkatan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas penyelenggaraan
    Dekonsentrasi.
(4) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam
    rangka peningkatan efektivitas penyelenggaraan Dekonsentrasi.
(5) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh aparat
    pengawas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan




                                                                          7
B
                                  BAB VII
                            SANKSI A
                                   ADMINIST
                                          TRASI

                                    P
                                    Pasal 18

(1) SKPD Provinsi yang sec cara senggaja dan//atau lala dalam menyamp
                                                      ai                 paikan
    lapora Dekons
         an      sentrasi da
                           apat diken
                                    nakan sannksi adminnistrasi beerupa:
    a. pen
         nundaan pencaira  an dana Dekonse   entrasi bidang pe   erumahan dan
                                                                         n
       kaw
         wasan perrmukiman pada triw
                           n        wulan berrikutnya; atau
                                                       a
    b. pen
         nghentian alokasi dana Deko
                 n         d        onsentrasi bidang perumaha dan kaw
                                              i        p         an       wasan
       per
         rmukiman pada tah
                 n         hun anggaaran berik
                                             kutnya.
(2) Dalam hal SK
        m        KPD Prov           enakan sanksi administras i sebagai
                           vinsi dike                                  imana
    dimakksud pada ayat (1), tidak me
                 a         ,         embebaskkan SKPD Provinsi dari kewa
                                                                       ajiban
    menyaampaikan laporan Dekons
                           n         sentrasi sebagaim
                                                     mana dimmaksud dalam
                                                                       d
    Peratu
         uran Ment
                 teri ini.


                                  B
                                  BAB VIII
                             KETENTU
                                   UAN PENUUTUP

                                    P
                                    Pasal 19

Peraturan Menteri ini berlak pada ta
        n                  ku      anggal dite
                                             etapkan.
Agar setiiap orang mengeta
                 g       ahuinya, memerint
                                         tahkan pengundan ngan Peraaturan
Menteri in dengan menempatkan dala Berita Negara Republik In
         ni      n                am    a        R         ndonesia.


                                     Ditetapka di Jaka
                                             an       arta
                                     pada tang
                                             ggal 16 Februari 20 11
                                     MENTERI NEGARA PERUMA
                                           I      A      AHAN RAK
                                                                KYAT,
                                     ttd.
                                     SUHARSO MONOA
                                           O     ARFA

Diundanggkan di Ja
                 akarta
pada tang
        ggal 22 Fe
                 ebruari 20
                          011 ...
MENTER HUKUM DAN HAK ASASI M
     RI            K       MANUSIA,
ttd.
PATRIALI AKBAR
       IS    R

LEMBARA BERIT NEGAR REPUB
      AN    TA    RA    BLIK INDO
                                ONESIA TA
                                        AHUN 201 1 NOMOR 88 ..
                                                       R

Salinan sesuai dengan aslinya
         ro Hukum,dan Kepegaw dan Hum
Kepala Bir Hukum d  Kepegawaia
                    K         an
                              waian, mas,




AGUS SUM MARGIARTO SH
                  O,
NIP. 19570
         08051979031002

8
Lampiran I
                                         L
                                         Peraturan Me
                                         P          enteri Negara Perumahan Rakyat
                                                                a         n
                                         Nomor : 01 Tahun 201 1
                                         N          1
                                         Tanggal : 16 Februari 20
                                         T          6           011



             BESAR
                 RAN ALOK
                        KASI DANA DEKONS
                                A      SENTRAS
                                             SI
                    TAHU ANGGA
                        UN     ARAN 2011
                                       1
                                           JUMLAH           ALO
                                                              OKASI DANA A
NO.              PRO
                   OVINSI
                                          KAB/KOTA               (Rp)
 1    Nannggroe Aceh Darussalam
                       D                      23                1.755.638.000
 2    Summatera Utaraa                        33                1.806.118.000
 3    Ria
        au                                    12                1.299.641.000
 4    Keppulauan Riauu                         7                1.265.106.000
 5    Jam
        mbi                                   11                1.246.536.000
 6    Summatera Barat t                       19                1.687.263.000
 7    Summatera Selataan                      15                1.365.963.000
 8    Lam
        mpung                                 14                1.476.778.000
 9    Benngkulu                               10                1.234.146.000
10    Banngka Belitungg                        7                1.193.581.000
11    Bannten                                  8                1.227.781.000
12    Jaw Barat
        wa                                    26                1.591.598.000
13    DK Jakarta
       KI                                      6                1.324.106.000
14    Jaw Tengah
        wa                                    35                1.741.193.000
15    DI Yogyakarta                            5                1.266.181.000
16    Jaw Timur
        wa                                    38                1.874.553.000
17    Balli                                    9                1.729.031.000
18    Nusa Tenggara Barat
                       B                      10                1.362.891.000
19    Nusa Tenggara Timur
                       T                      21                1.804.598.000
20    Kallimantan Barrat                      14                1.358.833.000
21    Kallimantan Tenngah                     14                1.339.433.000
22    Kallimantan Selaatan                    13                1.471.703.000
23    Kallimantan Timmur                      14                1.613.348.000
24    Sullawesi Utara                         15                1.573.413.000
25    Gorontalo                                6                1.289.151.000
26    Sullawesi Barat                          5                1.228.036.000
27    Sullawesi Selatann                      24                1.848.073.000
28    Sullawesi Tengahh                       11                1.335.096.000
29    Sullawesi Tenggaara                     12                1.376.266.000
30    Maaluku                                 11                1.589.976.000
31    Maaluku Utara                            9                1.397.981.000
32    Pap
        pua                                   29                2.475.138.000
33    Pap
        pua Barat                             11                1.850.851.000
               TOTA
                  AL                         497               5
                                                               50,000,000,0
                                                                          000


                                  MENTERI NEGAR PERUM
                                              RA    MAHAN RAK
                                                            KYAT,
                                  ttd.
                                  SUHAR
                                      RSO MONO
                                             OARFA


      Hu
       ukum dan Kepegawaia
                K        an,

More Related Content

More from Oswar Mungkasa

Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAOswar Mungkasa
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganOswar Mungkasa
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Oswar Mungkasa
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganOswar Mungkasa
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Oswar Mungkasa
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranOswar Mungkasa
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Oswar Mungkasa
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaOswar Mungkasa
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiOswar Mungkasa
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Oswar Mungkasa
 
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di IndonesiaPembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di IndonesiaOswar Mungkasa
 
Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...
Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...
Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...Oswar Mungkasa
 
Peran Pemerintah dalam Pasar Real Estate
Peran Pemerintah dalam Pasar Real EstatePeran Pemerintah dalam Pasar Real Estate
Peran Pemerintah dalam Pasar Real EstateOswar Mungkasa
 
Kontribusi Pembangunan Perumahan terhadap Perekonomian
Kontribusi Pembangunan Perumahan terhadap PerekonomianKontribusi Pembangunan Perumahan terhadap Perekonomian
Kontribusi Pembangunan Perumahan terhadap PerekonomianOswar Mungkasa
 
Memaknai Profesionalisme dan Independensi Pengelolaan Kawasan Andalan Era Oto...
Memaknai Profesionalisme dan Independensi Pengelolaan Kawasan Andalan Era Oto...Memaknai Profesionalisme dan Independensi Pengelolaan Kawasan Andalan Era Oto...
Memaknai Profesionalisme dan Independensi Pengelolaan Kawasan Andalan Era Oto...Oswar Mungkasa
 
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan RuangSinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan RuangOswar Mungkasa
 

More from Oswar Mungkasa (20)

Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
 
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di IndonesiaPembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
 
Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...
Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...
Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...
 
Peran Pemerintah dalam Pasar Real Estate
Peran Pemerintah dalam Pasar Real EstatePeran Pemerintah dalam Pasar Real Estate
Peran Pemerintah dalam Pasar Real Estate
 
Kontribusi Pembangunan Perumahan terhadap Perekonomian
Kontribusi Pembangunan Perumahan terhadap PerekonomianKontribusi Pembangunan Perumahan terhadap Perekonomian
Kontribusi Pembangunan Perumahan terhadap Perekonomian
 
Memaknai Profesionalisme dan Independensi Pengelolaan Kawasan Andalan Era Oto...
Memaknai Profesionalisme dan Independensi Pengelolaan Kawasan Andalan Era Oto...Memaknai Profesionalisme dan Independensi Pengelolaan Kawasan Andalan Era Oto...
Memaknai Profesionalisme dan Independensi Pengelolaan Kawasan Andalan Era Oto...
 
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan RuangSinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
 

Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 1 tahun 2011 tentang Pelimpahan Sebagian Urusan Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011 melalui Dekonsentrasi

  • 1. MENTERI NEGA GARA PER RUMAHAN RAKYAT N AT REPU UBLIK IND DONESIA A PE ERATURAN MENTE NEGAR PERUM ERI RA MAHAN RA AKYAT NOMO 01 TAH OR HUN 2011 1 TENTAN NG PE ELIMPAHA SEBAG AN GIAN URU USAN KEM MENTERIA PERUM AN MAHAN RA AKYAT TAHU 2011 M UN MELALUI DEKONSE ENTRASI DENG GAN RAHM MAT TUHA YANG MAHA ESA AN M A MENT TERI NEG GARA PER RUMAHAN RAKYAT, Menim mbang : a. bahwa untuk melaksan nakan keetentuan Pasal 16 ayat (5)) uran Pem Peratu merintah Nomor 7 Tahu un 2008 tentang g Dekonnsentrasi dan Tu ugas Pem mbantuan, perlu mengatur , r tentan ng pelim mpahan sebagia an urus san Kem menterian n Perummahan Rak kyat; b. bahwa untuk menin k ngkatkan penyelen nggaraan urusan n Pemerrintah bi idang perrumahan yang le ebih efektif, perlu u pelimpahan seb bagian uru usan Kem menterian P Perumaha Rakyat an t kepad Gubern sebaga Wakil Pemerintah di daerah; da nur ai h c. bahwa berdas arkan peertimbanga sebag an gaimana dimaksud d d dalam huruf a dan hu m uruf b peerlu meneetapkan Peraturan P n Mente eri Negar ra Perum mahan Ra akyat ten ntang Pe elimpahan n Sebag gian Urus san Kementerian Perumaha an Rakya Tahun at n 2011 Melalui D Dekonsentr rasi; Meng gingat : 1. Undang-Undan Nomor 16 Tah ng r hun 1985 tentang Rumah 5 g h Susun (Lemba n aran Nega ara Repub blik Indon nesia Tah hun 1985 5 Nomo 75, Tam or mbahan Lembaran Negara R L Republik Indonesia a Nomo 3317); or 2. Undang-Undan Nomor 39 Tahun 2008 ten ng n menterian ntang Kem n Negar (Lemba ra aran Nega ara Repub blik Indon nesia Tah hun 2008 8 Nomo 166, Ta or ambahan Lembaran Negara R n Republik Indonesia a Nomo 4916); or 1
  • 2. 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Republik Indonesia Tahun Anggaran 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5176); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 10.Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 11.Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; 12.Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2011; 13.Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 2010 tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2011; 2
  • 3. 14.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.06/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat; 15.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010; 16.Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 22/PERMEN/M/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota; 17.Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perumahan Rakyat. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2011 MELALUI DEKONSENTRASI. BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu Pengertian Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian urusan pemerintah yang menjadi kewenangan Kementerian Perumahan Rakyat kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat. 2. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai Wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah. 3. Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi, yang selanjutnya disingkat SKPD Provinsi, adalah organisasi/lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Dekonsentrasi lingkup Kementerian Perumahan Rakyat di provinsi. 4. Kementerian adalah Kementerian Perumahan Rakyat. 5. Menteri adalah Menteri Negara Perumahan Rakyat. 3
  • 4. Bagian Kedua Tujuan Pasal 2 Tujuan pelimpahan sebagian urusan pemerintah lingkup Kementerian Perumahan Rakyat adalah untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas pemerintah di bidang perumahan. BAB II LINGKUP URUSAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT Pasal 3 Urusan pemerintah lingkup Kementerian meliputi: a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang perumahan rakyat; b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang perumahan rakyat; c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian; d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian; dan e. penyelenggaraan fungsi operasionalisasi kebijakan penyediaan rumah dan pengembangan lingkungan perumahan sebagai bagian dari permukiman termasuk penyediaan rumah susun dan penyediaan prasarana dan sarana lingkungannya sesuai dengan undang-undang di bidang perumahan dan permukiman, dan rumah susun. BAB III PENYELENGGARAAN Pasal 4 (1) Sebagian urusan pemerintah lingkup Kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dapat dilimpahkan melalui Dekonsentrasi. (2) Dekonsentrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. sosialisasi kebijakan bidang perumahan dan kawasan permukiman; b. peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam hal penyiapan perencanaan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman. (3) Menteri bertanggung jawab atas kebijakan Dekonsentrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Gubernur bertanggung jawab atas pelaksanaan Dekonsentrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (5) Pedoman Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011 diatur dengan Peraturan Menteri. 4
  • 5. Pasal 5 Dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) dilaksanakan oleh SKPD Provinsi berdasarkan penetapan dari gubernur. Pasal 6 (1) Pendanaan Dekonsentrasi diarahkan untuk memantapkan penyelenggaraan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman. (2) Pendanaan Dekonsentrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pengelolaannya dilaksanakan dengan tertib, taat, transparan, dan bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang- undangan. Pasal 7 Penyelenggaraan Dekonsentrasi ditetapkan dalam Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-KL), Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) Tahun Anggaran 2011. BAB IV PENGELOLAAN DANA Pasal 8 (1) Menteri melimpahkan pengelolaan dana Dekonsentrasi kepada Gubernur. (2) Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab atas pengelolaan dana Dekonsentrasi dan menetapkan perangkat pengelola keuangan. (3) Perangkat pengelola keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. Kuasa Pengguna Anggaran/Barang; b. Pejabat Pembuat Komitmen; c. Pejabat Penguji Tagihan/Penandatangan Surat Perintah Membayar (SPM); d. Bendahara Pengeluaran. (4) Kuasa Pengguna Anggaran/Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a adalah Kepala SKPD Provinsi, kecuali pada SKPD Sekretariat Daerah. Pasal 9 Besaran alokasi Dana Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2011 sesuai pada Lampiran I Peraturan Menteri ini. 5
  • 6. Pasal 10 (1) Pendanaan Dekonsentrasi dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui Bagian Anggaran Kementerian. (2) Penyaluran Dana Dekonsentrasi dilakukan oleh Bendahara Umum Negara atau kuasanya melalui Rekening Kas Umum Negara di daerah. (3) Dalam hal pelaksanaan Dana Dekonsentrasi terdapat saldo kas pada akhir tahun anggaran, disetor ke Rekening Kas Umum Negara. (4) Ketentuan mengenai penyaluran Dana Dekonsentrasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Pasal 11 (1) Semua barang yang dibeli atau diperoleh dari pelaksanaan Dana Dekonsentrasi merupakan barang milik negara. (2) Barang milik negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dihibahkan kepada daerah. (3) Barang milik negara yang dihibahkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), penatausahaan, penggunaan dan pemanfaatan barang tersebut dilaksanakan oleh pemerintah provinsi sebagai barang milik daerah. (4) Penghibahan, penatausahaan, penggunaan dan pemanfaatan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (3), merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan barang milik daerah. (5) Ketentuan mengenai barang milik negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) penatausahaan, pengendalian, dan pengawasannya, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. BAB V PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN Pasal 12 Pertanggungjawaban dan pelaporan Dekonsentrasi meliputi: a. laporan manajerial; b. laporan akuntabilitas; dan c. laporan teknis. Pasal 13 (1) Kepala SKPD Provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaran/Barang Dekonsentrasi bertanggungjawab atas pelaporan manajerial kegiatan Dekonsentrasi. (2) Pelaporan manajerial kegiatan Dekonsentrasi sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. 6
  • 7. Pasal 14 (1) Kepala SKPD Provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaran/Barang Dekonsentrasi bertanggung jawab atas pelaksanaan Dana Dekonsentrasi. (2) Kepala SKPD Provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaran/Barang wajib menyelenggarakan akuntansi dan bertanggung jawab terhadap penyusunan dan penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan dan barang. (3) Penatausahaan keuangan dan barang dalam pelaksanaan Dekonsentrasi dilakukan secara terpisah dari penatausahaan keuangan dan barang dalam pelaksanaan desentralisasi. (4) Penatausahaan serta pelaporan keuangan dan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diselenggarakan oleh SKPD Provinsi sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan. Pasal 15 Penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan secara tahunan atas pelaksanaan Dekonsentrasi dilakukan secara terpisah dengan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pasal 16 (1) Kepala SKPD Provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaran/Barang Dekonsentrasi bertanggungjawab atas pelaporan teknis Dekonsentrasi. (2) Pelaporan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri. BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 17 (1) Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan urusan pemerintah yang dilimpahkan kepada Gubernur. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pemberian pedoman, bimbingan teknis, fasilitasi, pelatihan, serta pemantauan dan evaluasi atas penyelenggaraan Dekonsentrasi. (3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dalam rangka peningkatan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas penyelenggaraan Dekonsentrasi. (4) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam rangka peningkatan efektivitas penyelenggaraan Dekonsentrasi. (5) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh aparat pengawas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan 7
  • 8. B BAB VII SANKSI A ADMINIST TRASI P Pasal 18 (1) SKPD Provinsi yang sec cara senggaja dan//atau lala dalam menyamp ai paikan lapora Dekons an sentrasi da apat diken nakan sannksi adminnistrasi beerupa: a. pen nundaan pencaira an dana Dekonse entrasi bidang pe erumahan dan n kaw wasan perrmukiman pada triw n wulan berrikutnya; atau a b. pen nghentian alokasi dana Deko n d onsentrasi bidang perumaha dan kaw i p an wasan per rmukiman pada tah n hun anggaaran berik kutnya. (2) Dalam hal SK m KPD Prov enakan sanksi administras i sebagai vinsi dike imana dimakksud pada ayat (1), tidak me a , embebaskkan SKPD Provinsi dari kewa ajiban menyaampaikan laporan Dekons n sentrasi sebagaim mana dimmaksud dalam d Peratu uran Ment teri ini. B BAB VIII KETENTU UAN PENUUTUP P Pasal 19 Peraturan Menteri ini berlak pada ta n ku anggal dite etapkan. Agar setiiap orang mengeta g ahuinya, memerint tahkan pengundan ngan Peraaturan Menteri in dengan menempatkan dala Berita Negara Republik In ni n am a R ndonesia. Ditetapka di Jaka an arta pada tang ggal 16 Februari 20 11 MENTERI NEGARA PERUMA I A AHAN RAK KYAT, ttd. SUHARSO MONOA O ARFA Diundanggkan di Ja akarta pada tang ggal 22 Fe ebruari 20 011 ... MENTER HUKUM DAN HAK ASASI M RI K MANUSIA, ttd. PATRIALI AKBAR IS R LEMBARA BERIT NEGAR REPUB AN TA RA BLIK INDO ONESIA TA AHUN 201 1 NOMOR 88 .. R Salinan sesuai dengan aslinya ro Hukum,dan Kepegaw dan Hum Kepala Bir Hukum d Kepegawaia K an waian, mas, AGUS SUM MARGIARTO SH O, NIP. 19570 08051979031002 8
  • 9. Lampiran I L Peraturan Me P enteri Negara Perumahan Rakyat a n Nomor : 01 Tahun 201 1 N 1 Tanggal : 16 Februari 20 T 6 011 BESAR RAN ALOK KASI DANA DEKONS A SENTRAS SI TAHU ANGGA UN ARAN 2011 1 JUMLAH ALO OKASI DANA A NO. PRO OVINSI KAB/KOTA (Rp) 1 Nannggroe Aceh Darussalam D 23 1.755.638.000 2 Summatera Utaraa 33 1.806.118.000 3 Ria au 12 1.299.641.000 4 Keppulauan Riauu 7 1.265.106.000 5 Jam mbi 11 1.246.536.000 6 Summatera Barat t 19 1.687.263.000 7 Summatera Selataan 15 1.365.963.000 8 Lam mpung 14 1.476.778.000 9 Benngkulu 10 1.234.146.000 10 Banngka Belitungg 7 1.193.581.000 11 Bannten 8 1.227.781.000 12 Jaw Barat wa 26 1.591.598.000 13 DK Jakarta KI 6 1.324.106.000 14 Jaw Tengah wa 35 1.741.193.000 15 DI Yogyakarta 5 1.266.181.000 16 Jaw Timur wa 38 1.874.553.000 17 Balli 9 1.729.031.000 18 Nusa Tenggara Barat B 10 1.362.891.000 19 Nusa Tenggara Timur T 21 1.804.598.000 20 Kallimantan Barrat 14 1.358.833.000 21 Kallimantan Tenngah 14 1.339.433.000 22 Kallimantan Selaatan 13 1.471.703.000 23 Kallimantan Timmur 14 1.613.348.000 24 Sullawesi Utara 15 1.573.413.000 25 Gorontalo 6 1.289.151.000 26 Sullawesi Barat 5 1.228.036.000 27 Sullawesi Selatann 24 1.848.073.000 28 Sullawesi Tengahh 11 1.335.096.000 29 Sullawesi Tenggaara 12 1.376.266.000 30 Maaluku 11 1.589.976.000 31 Maaluku Utara 9 1.397.981.000 32 Pap pua 29 2.475.138.000 33 Pap pua Barat 11 1.850.851.000 TOTA AL 497 5 50,000,000,0 000 MENTERI NEGAR PERUM RA MAHAN RAK KYAT, ttd. SUHAR RSO MONO OARFA Hu ukum dan Kepegawaia K an,