Peraturan Menteri Kesehatan ini mengatur tentang pedoman pembatasan sosial berskala besar dalam rangka percepatan penanganan COVID-19. Pembatasan sosial berskala besar dapat ditetapkan jika suatu wilayah memenuhi kriteria peningkatan kasus dan penyebaran COVID-19 secara signifikan. Gubernur/bupati/walikota dapat mengajukan permohonan penetapan kepada Menteri Kesehatan dengan disertai data epidemiolog
Keputusan Menteri Kesehatan menetapkan pembatasan sosial berskala besar di Kota Pekanbaru, Riau untuk memperlambat penyebaran COVID-19. Pemerintah daerah wajib melaksanakan pembatasan ini sesuai peraturan dan mensosialisasikan pola hidup sehat. Pembatasan berlaku selama masa inkubasi virus dan dapat diperpanjang jika masih ada bukti penyebaran.
Peraturan Menteri Kesehatan ini mengatur tentang pedoman pembatasan sosial berskala besar dalam rangka percepatan penanganan COVID-19. Pembatasan sosial berskala besar dapat ditetapkan jika suatu wilayah memenuhi kriteria peningkatan kasus dan penyebaran COVID-19 secara signifikan. Gubernur/bupati/walikota dapat mengajukan permohonan penetapan kepada Menteri Kesehatan dengan disertai data epidemiolog
Keputusan Menteri Kesehatan menetapkan pembatasan sosial berskala besar di Kota Pekanbaru, Riau untuk memperlambat penyebaran COVID-19. Pemerintah daerah wajib melaksanakan pembatasan ini sesuai peraturan dan mensosialisasikan pola hidup sehat. Pembatasan berlaku selama masa inkubasi virus dan dapat diperpanjang jika masih ada bukti penyebaran.
02 OKT Hasil Timus Pasal 41-45 (Panas Bumi s.d Perdagangan) (1)glugutharipamungkas
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi diubah pada beberapa pasalnya. Perubahan mencakup pengaturan penyelenggaraan panas bumi oleh pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota; kewenangan masing-masing pemerintah daerah; ketentuan perizinan berusaha terkait panas bumi; sanksi untuk pelanggaran; dan lainnya.
Administrasi kependudukan mencakup pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, dan pengelolaan informasi penduduk untuk mendukung pelayanan publik dan pembangunan. Dokumen ini membahas konsep, tujuan, manfaat, mekanisme pelayanan, dan pencegahan pungli dalam administrasi kependudukan.
Permeneg Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkun...infosanitasi
Peraturan ini mengatur tentang upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPL) serta surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL) untuk usaha dan kegiatan yang tidak termasuk kriteria wajib analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Peraturan ini menetapkan pedoman penapisan jenis usaha dan kegiatan yang wajib UKL-UPL atau SPPL, format peny
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)Anjas Asmara, S.Si
Peraturan ini mengatur tentang kesehatan lingkungan rumah sakit di Indonesia. Tujuannya adalah mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat di rumah sakit dan melindungi sumber daya manusia dari faktor risiko lingkungan. Peraturan ini menetapkan standar mutu lingkungan dan persyaratan kesehatan rumah sakit serta penyelenggaraan kesehatan lingkungan melalui penyehatan, pengamanan, pengendalian, dan pengawasan.
Keputusan Menkes RI Nomor HK.O1.07/MENKES/ 248/2O2OJalinKrakatau
Keputusan Menteri Kesehatan menetapkan pembatasan sosial berskala besar di 5 kabupaten/kota di Jawa Barat untuk memperlambat penyebaran COVID-19. Pembatasan ini berlaku selama masa inkubasi virus dan dapat diperpanjang jika masih ada bukti penyebaran. Pemerintah daerah wajib menerapkannya dan mensosialisasikan pola hidup sehat kepada masyarakat.
Peraturan Daerah ini menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Cirebon untuk periode 2011-2031 guna mengarahkan pembangunan yang berdaya guna, berhasil guna, serasi, dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan ruang wilayah secara optimal.
Ranperda rpjmd 2011 2015 Kab. BoyolaliAdi T Wibowo
Peraturan Daerah ini menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Boyolali tahun 2010-2015. RPJM Daerah ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program bupati dengan memperhatikan RPJM Nasional, RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah, dan RPJP Daerah. RPJM Daerah ini memuat arah kebijakan pembangunan daerah, strategi, program SKPD dan lintas SKPD, serta rencana kerja unt
Rangkaian peraturan daerah ini membahas tentang penetapan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Boyolali untuk periode 2011-2031 dengan mempertimbangkan undang-undang dan peraturan terkait penataan ruang serta tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 09 TAHUN 2012 Adi T Wibowo
Peraturan Daerah ini menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tuban untuk periode 2012-2032 dengan tujuan mengarahkan pembangunan wilayah secara berdaya guna, berhasil guna, dan berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Rencana Tata Ruang Wilayah ini menjabarkan strategi dan kebijakan Pemanfaatan Ruang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional di tingkat Kabupaten Tuban.
Peraturan Presiden ini mengubah ketentuan dalam Peraturan Presiden sebelumnya tentang pengadaan vaksin Covid-19. Perubahan tersebut menyesuaikan pengambilalihan tanggung jawab hukum pemerintah atas penyediaan vaksin dan memperjelas ruang lingkup tanggung jawab tersebut.
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...Rizki Darmawan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia tentang baku mutu emisi usaha atau kegiatan sampah secara termal yang disahkan tahun 2016.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 19 Tahun 2012 menetapkan Program Kampung Iklim (Proklim) untuk mendorong masyarakat melakukan peningkatan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca di tingkat lokal. Proklim bertujuan meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim serta memberikan penghargaan atas upaya adaptasi dan mitigasi yang telah dilakukan di tingkat desa.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020JalinKrakatau
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
PMK No. 9 Th 2020 ttg Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Penangan...Muh Saleh
Peraturan Menteri Kesehatan ini mengatur tentang pedoman pembatasan sosial berskala besar dalam rangka percepatan penanganan COVID-19. Pembatasan sosial berskala besar dapat ditetapkan jika suatu wilayah memenuhi kriteria peningkatan kasus dan penyebaran COVID-19 secara signifikan. Gubernur/bupati/walikota dapat mengajukan permohonan penetapan kepada Menteri Kesehatan dengan disertai data epidemiolog
02 OKT Hasil Timus Pasal 41-45 (Panas Bumi s.d Perdagangan) (1)glugutharipamungkas
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi diubah pada beberapa pasalnya. Perubahan mencakup pengaturan penyelenggaraan panas bumi oleh pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota; kewenangan masing-masing pemerintah daerah; ketentuan perizinan berusaha terkait panas bumi; sanksi untuk pelanggaran; dan lainnya.
Administrasi kependudukan mencakup pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, dan pengelolaan informasi penduduk untuk mendukung pelayanan publik dan pembangunan. Dokumen ini membahas konsep, tujuan, manfaat, mekanisme pelayanan, dan pencegahan pungli dalam administrasi kependudukan.
Permeneg Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkun...infosanitasi
Peraturan ini mengatur tentang upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPL) serta surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL) untuk usaha dan kegiatan yang tidak termasuk kriteria wajib analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Peraturan ini menetapkan pedoman penapisan jenis usaha dan kegiatan yang wajib UKL-UPL atau SPPL, format peny
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)Anjas Asmara, S.Si
Peraturan ini mengatur tentang kesehatan lingkungan rumah sakit di Indonesia. Tujuannya adalah mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat di rumah sakit dan melindungi sumber daya manusia dari faktor risiko lingkungan. Peraturan ini menetapkan standar mutu lingkungan dan persyaratan kesehatan rumah sakit serta penyelenggaraan kesehatan lingkungan melalui penyehatan, pengamanan, pengendalian, dan pengawasan.
Keputusan Menkes RI Nomor HK.O1.07/MENKES/ 248/2O2OJalinKrakatau
Keputusan Menteri Kesehatan menetapkan pembatasan sosial berskala besar di 5 kabupaten/kota di Jawa Barat untuk memperlambat penyebaran COVID-19. Pembatasan ini berlaku selama masa inkubasi virus dan dapat diperpanjang jika masih ada bukti penyebaran. Pemerintah daerah wajib menerapkannya dan mensosialisasikan pola hidup sehat kepada masyarakat.
Peraturan Daerah ini menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Cirebon untuk periode 2011-2031 guna mengarahkan pembangunan yang berdaya guna, berhasil guna, serasi, dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan ruang wilayah secara optimal.
Ranperda rpjmd 2011 2015 Kab. BoyolaliAdi T Wibowo
Peraturan Daerah ini menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Boyolali tahun 2010-2015. RPJM Daerah ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program bupati dengan memperhatikan RPJM Nasional, RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah, dan RPJP Daerah. RPJM Daerah ini memuat arah kebijakan pembangunan daerah, strategi, program SKPD dan lintas SKPD, serta rencana kerja unt
Rangkaian peraturan daerah ini membahas tentang penetapan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Boyolali untuk periode 2011-2031 dengan mempertimbangkan undang-undang dan peraturan terkait penataan ruang serta tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 09 TAHUN 2012 Adi T Wibowo
Peraturan Daerah ini menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tuban untuk periode 2012-2032 dengan tujuan mengarahkan pembangunan wilayah secara berdaya guna, berhasil guna, dan berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Rencana Tata Ruang Wilayah ini menjabarkan strategi dan kebijakan Pemanfaatan Ruang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional di tingkat Kabupaten Tuban.
Peraturan Presiden ini mengubah ketentuan dalam Peraturan Presiden sebelumnya tentang pengadaan vaksin Covid-19. Perubahan tersebut menyesuaikan pengambilalihan tanggung jawab hukum pemerintah atas penyediaan vaksin dan memperjelas ruang lingkup tanggung jawab tersebut.
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...Rizki Darmawan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia tentang baku mutu emisi usaha atau kegiatan sampah secara termal yang disahkan tahun 2016.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 19 Tahun 2012 menetapkan Program Kampung Iklim (Proklim) untuk mendorong masyarakat melakukan peningkatan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca di tingkat lokal. Proklim bertujuan meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim serta memberikan penghargaan atas upaya adaptasi dan mitigasi yang telah dilakukan di tingkat desa.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020JalinKrakatau
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
PMK No. 9 Th 2020 ttg Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Penangan...Muh Saleh
Peraturan Menteri Kesehatan ini mengatur tentang pedoman pembatasan sosial berskala besar dalam rangka percepatan penanganan COVID-19. Pembatasan sosial berskala besar dapat ditetapkan jika suatu wilayah memenuhi kriteria peningkatan kasus dan penyebaran COVID-19 secara signifikan. Gubernur/bupati/walikota dapat mengajukan permohonan penetapan kepada Menteri Kesehatan dengan disertai data epidemiolog
Modul #2 pembinaan pengelolaan lingkunganjohnmaking
Modul ini membahas pengelolaan lingkungan di Provinsi DKI Jakarta tahun 2015, mencakup pengelolaan air limbah, emisi sumber tidak bergerak dan bergerak, kebisingan, limbah B3 dan padat, serta kawasan dilarang merokok. Untuk pengelolaan air limbah dan emisi sumber tidak bergerak, dijelaskan dasar hukum, kewajiban, persyaratan teknis, dan pelaksanaannya seperti izin, pengujian, dan pelaporan.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 04 Tahun 2012 menetapkan indikator ramah lingkungan untuk usaha penambangan batubara terbuka yang mencakup tahapan penambangan, reklamasi, dan pasca tambang. Indikator tersebut meliputi perlindungan lahan dan air dengan kriteria seperti penanganan tanah pucuk dan penutup, pencegahan erosi, reklamasi lahan sesuai fungsi, serta penanaman tanaman penutup. Peraturan ini bertujuan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.74/MENLHK/SETJEN/KUM...JalinKrakatau
Peraturan Menteri ini mengatur tentang program kedaruratan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbah B3. Program tersebut wajib disusun oleh setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 dan limbah B3, mencakup infrastruktur organisasi, fasilitas, prosedur, dan pelatihan untuk menangani darurat yang terkait B3. Tujuannya adalah meminimalisasi dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan ak
PPG mengatur penundaan pemilihan serentak tahun 2020 karena pandemi COVID-19 dan menambahkan ketentuan baru tentang pelaksanaan pemilihan serentak lanjutan setelah penetapan penundaan oleh KPU dengan persetujuan Pemerintah dan DPR.
Dokumen ini membahas kebijakan pengelolaan limbah cair di fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Beberapa poin pentingnya adalah pemisahan limbah cair domestik dan berbahaya, pengolahan limbah sesuai baku mutu, pemantauan dan pelaporan hasil pengolahan, serta arahan untuk mengamankan pengelolaan limbah cair di fasilitas kesehatan.
Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2021 mengubah ketentuan dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2021 mengenai persyaratan tes PCR dan antigen bagi pelaku perjalanan domestik di wilayah Jawa dan Bali selama masa PPKM Level 3, 2, dan 1. Perubahan tersebut menetapkan persyaratan tes PCR H-3 untuk pesawat udara masuk dan keluar Jawa-Bali serta antar wilayah, sedangkan tes antigen H-1 unt
Peraturan ini mengatur perubahan organisasi dan tata kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di Indonesia. Perubahan ini mencakup penambahan kelas baru KKP Kelas IV dan penjabaran tugas unit organisasinya, serta perubahan lokasi dan jumlah KKP di seluruh Indonesia.
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...Muhammad Nur Hadi
Jurnal "Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ayat 26 dan 32 dan Surah Al-Hujurat Ayat 13), Ditulis oleh Muhammmad Nur Hadi, Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadist di UIN SUSKA RIAU.
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
Permen lhk nomor 14 tahun 2020
1. RANCANGAN
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.14/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2020
TENTANG
INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Indeks Standar
Pencemar Udara;
Mengingat : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 86, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3853);
2. -2-
4. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 17);
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P.18/MENLHK-II/2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 713);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN TENTANG INDEKS STANDAR PENCEMAR
UDARA.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Indeks Standar Pencemar Udara yang selanjutnya
disingkat ISPU adalah angka yang tidak mempunyai
satuan yang menggambarkan kondisi mutu udara
ambien di lokasi tertentu, yang didasarkan kepada
dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan
makhluk hidup lainnya.
2. Stasiun Pemantau Kualitas Udara Ambien yang
selanjutnya disingkat SPKUA adalah perangkat yang
terdiri atas peralatan pemantau kualitas udara ambien
yang beroperasi secara terus-menerus dan datanya dapat
dipantau secara langsung.
3. Perangkat Pengolah Data adalah perangkat yang
digunakan untuk menerima, menghitung dan
menyimpan data hasil pemantauan.
4. Status Warna adalah indikator kondisi masing-masing
kategori rentang ISPU.
5. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
3. -3-
Pasal 2
(1) Menteri, gubernur, dan bupati/wali kota bertanggung
jawab dalam menentukan ISPU.
(2) ISPU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
parameter:
a. partikulat (PM10);
b. partikulat (PM2.5);
c. karbon monoksida (CO);
d. nitrogen dioksida (NO2);
e. sulfur dioksida (SO2);
f. ozon (O3); dan
g. hidrokarbon (HC).
(3) ISPU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan
dengan tahapan:
a. perhitungan;
b. pelaporan; dan
c. publikasi.
Pasal 3
Perhitungan ISPU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (3) huruf a dilakukan melalui kegiatan:
a. pemantauan; dan
b. konversi konsentrasi parameter menjadi nilai ISPU.
Pasal 4
(1) Pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf a harus memenuhi persyaratan:
a. peralatan SPKUA; dan
b. lokasi pemantauan.
(2) Persyaratan peralatan SPKUA sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. alat pemantau kualitas udara;
b. alat pemantau meteorologi;
c. Perangkat Pengolah Data; dan
d. beroperasi selama 24 (dua puluh empat) jam secara
terus-menerus.
4. -4-
(3) Persyaratan lokasi pemantauan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. klasifikasi lokasi pemantauan, yang meliputi:
1. pusat kota;
2. latar kota;
3. sub-urban;
4. industri;
5. pedesaan; dan
6. lokasi lainnya yang mengarah kepada sumber
pencemar tertentu,
dan
b. kriteria penempatan peralatan SPKUA, yang
meliputi:
1. ditempatkan pada udara terbuka dengan sudut
terbuka 120° (seratus dua puluh derajat)
terhadap penghalang;
2. ketinggian sampling inlet dari permukaan
tanah untuk partikel dan gas paling sedikit 2
(dua) meter; dan
3. jarak alat pemantau kualitas udara dari
sumber emisi terdekat paling sedikit 20 (dua
puluh) meter.
Pasal 5
(1) Pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf a dilakukan secara terus-menerus.
(2) Hasil pemantauan berupa:
a. data konsentrasi udara ambien pada setiap
parameter sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (2); dan
b. data meteorologi yang mempengaruhi konsentrasi
udara ambien sebagaimana dimaksud dalam
huruf a.
(3) Data meteorologi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b meliputi:
a. kecepatan dan arah angin;
b. temperatur udara;
5. -5-
c. kelembaban;
d. intensitas matahari; dan/atau
e. curah hujan.
(4) Data hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) digunakan sebagai dasar konversi konsentrasi
parameter menjadi nilai ISPU.
Pasal 6
(1) Perhitungan ISPU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
dan Pasal 5 dilakukan setiap 1 (satu) jam dari data
pemantauan 24 (dua puluh empat) jam secara terus-
menerus.
(2) Perhitungan ISPU dilakukan berdasarkan nilai:
a. ISPU batas atas;
b. ISPU batas bawah;
c. ambien batas atas;
d. ambien batas bawah; dan
e. konsentrasi ambien hasil pengukuran.
(3) Tata cara perhitungan ISPU sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 7
(1) Terhadap hasil perhitungan ISPU sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 dilakukan penjaminan mutu melalui:
a. pemeriksaan kelengkapan data harian konsentrasi
setiap paramater sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (1); dan
b. penghapusan data yang tidak normal dengan
menggunakan sistem aplikasi validasi data.
(2) Penghapusan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dilakukan dalam hal:
a. sedang dilakukan pemeliharaan SPKUA;
b. ketidakstabilan tegangan listrik pada peralatan
SPKUA;
c. adanya gangguan pada sensor; atau
d. terjadi pemadaman listrik.
6. -6-
(3) Dalam hal hasil penjaminan mutu menunjukkan data
valid sebesar ≥75% (lebih besar atau sama dengan tujuh
puluh lima persen), data digunakan sebagai dasar
penentuan kategori ISPU.
(4) Kategori ISPU sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
terdiri atas:
a. kategori baik;
b. kategori sedang;
c. kategori tidak sehat;
d. kategori sangat tidak sehat; atau
e. kategori berbahaya.
(5) Dalam hal ISPU berada pada kategori tidak sehat, sangat
tidak sehat, atau berbahaya, Menteri, gubernur,
dan/atau bupati/wali kota melakukan upaya
pengendalian pencemaran udara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(6) Penentuan kategori ISPU sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 8
(1) Menteri, gubernur, dan bupati/wali kota dalam
melakukan perhitungan ISPU dapat:
a. berkoordinasi dengan instansi pemerintah pusat dan
instansi pemerintah daerah; atau
b. bekerja sama dengan badan usaha,
yang memiliki SPKUA.
(2) Tata cara perhitungan ISPU sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 sampai dengan Pasal 7 berlaku secara
mutatis mutandis terhadap perhitungan ISPU oleh
instansi pemerintah pusat, instansi pemerintah daerah,
atau badan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
7. -7-
Pasal 9
(1) Menteri, gubernur, dan bupati/wali kota menyusun
laporan hasil penentuan kategori ISPU berdasarkan
masing-masing SPKUA.
(2) Laporan hasil penentuan kategori ISPU sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus dilengkapi dengan data
dan informasi:
a. waktu pelaporan;
b. waktu pengukuran;
c. lokasi yang dilaporkan;
d. keterangan lokasi pemantauan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a;
e. parameter pencemar kritis;
f. ISPU paling tinggi;
g. kategori ISPU; dan
h. konsentrasi.
(3) Laporan hasil penentuan kategori ISPU sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diintegrasikan ke laman
http://iku.menlhk.go.id/aqms/.
(4) Pengintegrasian sistem ISPU sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dikoordinasikan oleh Direktur Jenderal
yang membidangi urusan pengendalian pencemaran
udara.
Pasal 10
(1) Menteri, gubernur dan bupati/wali kota menyediakan
informasi publik mengenai hasil penentuan kategori
ISPU:
a. setiap jam selama 24 (dua puluh empat) jam untuk
parameter partikulat (PM2,5); dan
b. paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) hari untuk
parameter partikulat (PM10), sulfur dioksida (SO2),
karbon monoksida (CO), ozon (O3), nitrogen dioksida
(NO2) dan hidrokarbon (HC).
(2) Dalam hal ISPU berada pada kategori tidak sehat, sangat
tidak sehat, atau berbahaya, Menteri, gubernur dan
bupati/wali kota menyediakan informasi publik mengenai
8. -8-
hasil penentuan kategori ISPU bagi seluruh parameter
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) setiap jam.
(3) Hasil penentuan kategori ISPU sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilengkapi dengan informasi parameter
pencemar kritis untuk ISPU tertinggi.
(4) Penyediaan informasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan melalui:
a. media cetak; dan/atau
b. media elektronik.
Pasal 11
Menteri, gubernur, dan bupati/wali kota menyesuaikan
penentuan ISPU sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri
ini paling lambat 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini
mulai berlaku.
Pasal 12
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Nomor
KEP-45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Standar
Pencemar Udara; dan
b. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Nomor 107 Tahun 1997 tentang Perhitungan
dan Pelaporan serta informasi indeks standar pencemar
udara,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 13
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
9. -9-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 13 Juli 2020
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SITI NURBAYA
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 15 Juli 2020
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2020 NOMOR 774
Salinan sesuai dengan aslinya
Plt. KEPALA BIRO HUKUM,
ttd.
MAMAN KUSNANDAR
10. -10-
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.14/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2020
TENTANG
INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA
TATA CARA PERHITUNGAN ISPU
A. Tabel Konversi Nilai Konsentrasi Parameter ISPU
B. Tata Cara Perhitungan
menggunakan persamaan:
…………………(1)
I = ISPU terhitung
Ia = ISPU batas atas
Ib = ISPU batas bawah
Xa = Konsentrasi ambien batas atas (µg/m3)
Xb = Konsentrasi ambien batas bawah (µg/m3)
Xx = Konsentrasi ambien nyata hasil pengukuran (µg/m3)
ISPU 24 Jam
partikulat
(PM10) µg/m3
24 Jam
partikulat
(PM2.5)
µg/m3
24 Jam
sulfur
dioksida (SO2)
µg/m3
24 Jam
karbon
monoksida
(CO) µg/m3
24 Jam
ozon (O3)
µg/m3
24 jam
nitrogen
dioksida
(NO2) µg/m3
24 Jam
hidrokarbon
(HC)
µg/m3
0 - 50 50 15,5 52 4000 120 80 45
100
51 - 100 150 55,4 180
00
8000 235 200 100
101 - 200 350 150,4 400 15000 400 1130 215
201 - 300 420 250,4 800
00
30000 800 2260 432
>300 500 500 1200 45000 1000 3000 648
Keterangan:
• Data pengukuran selama 24 jam secara terus-menerus.
• Hasil perhitungan ISPU parameter partikulat (PM2.5) disampaikan tiap jam selama 24 jam.
• Hasil perhitungan ISPU parameter partikulat (PM10), sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO),
ozon (O3), nitrogen dioksida (NO2) dan hidrokarbon (HC), diambil nilai ISPU parameter tertinggi dan
paling sedikit disampaikan setiap jam 09.00 dan jam 15.00.
11. -11-
Contoh: Perhitungan Nilai Konsentrasi Udara Ambien Menjadi Nilai ISPU.
Diketahui konsentrasi udara ambien rata-rata dalam 24 jam untuk
parameter partikulat (PM2.5) sebagai berikut:
Waktu
Pengukuran
Konsentrasi
partikulat
(PM2.5) (µg/m3)
Waktu
Pengukuran
Konsentrasi
partikulat
(PM2.5) (µg/m3)
T0 – T1 48 T12 – T13 23
T1 – T2 37 T13 – T14 26
T2 – T3 30 T14 – T15 27
T3 – T4 29 T15 – T16 25
T4 – T5 30 T16 – T17 25
T5 – T6 30 T17 – T18 25
T6 –T7 37 T18 – T19 27
T7 – T8 44 T19 – T20 27
T8 – T9 42 T20 – T21 29
T9 – T10 35 T21 – T22 29
T10 – T11 30 T22 – T23 35
T11 – T12 27 T23 – T24 37
Keterangan
T0 = waktu mulai pengukuran
T1 = T0+1, T2 = T1+1, T3 = T2 +1 dstnya.
Maka,
Konsentrasi hasil nilai rata-rata harian (24 jam) berdasarkan perhitungan tabel
diatas untuk parameter partikulat (PM2.5) = 31,4 µg/m3
Konsentrasi ambien batas atas parameter partikulat (PM2.5) = 55,4 µg/m3,
Konsentrasi ambien batas bawah parameter partikulat (PM2.5)= 15,5 µg/m3,
ISPU batas atas = 100
ISPU batas bawah = 50
Diubah ke dalam nilai ISPU menggunakan persamaan (1).
12. -12-
ISPU partikulat (PM2.5) = 70 (dibulatkan)
Nilai ISPU parameter partikulat (PM2.5) = 70 termasuk kategori Sedang.
Contoh penyampaian hasil ISPU dari stasiun:
Hari / Tanggal : Selasa / 19 November 2019
Nama Stasiun : Braga
Lokasi : Perumahan Braga
Zona : Latar Kota
Waktu Pengukuran : Pukul 09.00 (hari kemarin) – 09.00 (hari ini)
Waktu Pelaporan : Pukul 09.00
hasil pengukuran 24 jam rata-rata konsentrasi udara nyata ambien untuk
masing-masing parameter:
No. Parameter Waktu
Pengukuran
Konsentrasi
ambien nyata
hasil
pengukuran
(µg/m3)
Hasil
Perhitungan
ISPU
Kategori
ISPU
1. partikulat
(PM10)
24 jam 35 35 Baik
2. partikulat
(PM2.5)
24 jam 31,4 70 Sedang
3. karbon
monoksida
(CO)
24 jam 1600 16 Baik
4. nitrogen
dioksida (NO2)
24 jam 27 17 Baik
5. sulfur
dioksida (SO2)
24 jam 30 38 Baik
6. ozon (O3) 24 jam 25 10 Baik
7. hidrokarbon
(HC)
24 jam 21 23 Baik
13. -13-
Indeks Standar Pencemar Udara Maksimum : 70
Parameter Pencemar Kritis : partikulat (PM2.5)
Kategori ISPU : Sedang
Salinan sesuai dengan aslinya
Plt. KEPALA BIRO HUKUM,
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
MAMAN KUSNANDAR
ttd.
SITI NURBAYA
14. -14-
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.14/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2020
TENTANG
INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA
PENENTUAN KATEGORI ISPU
A. Kategori Angka Rentang ISPU
Kategori Status Warna Angka Rentang
Baik Hijau 1 – 50
Sedang Biru 51 – 100
Tidak Sehat Kuning 101 – 200
Sangat Tidak Sehat Merah 201 - 300
Berbahaya Hitam ≥ 301
B. Penjelasan Nilai ISPU
Kategori Keterangan Apa yang harus dilakukan
Baik Tingkat kualitas udara
yang sangat baik, tidak
memberikan efek negatif
terhadap manusia,
hewan, tumbuhan.
Sangat baik melakukan
kegiatan di luar
Sedang Tingkat kualitas udara
masih dapat diterima
pada kesehatan
manusia, hewan dan
tumbuhan.
Kelompok sensitif:
Kurangi aktivitas fisik yang
terlalu lama atau berat.
Setiap orang:
Masih dapat beraktivitas di
luar
Tidak
sehat
Tingkat kualitas udara
yang bersifat merugikan
pada manusia, hewan
dan tumbuhan.
Kelompok sensitif:
Boleh melakukan aktivitas di
luar, tetapi mengambil rehat
lebih sering dan melakukan
15. -15-
Kategori Keterangan Apa yang harus dilakukan
aktivitas ringan. Amati gejala
berupa batuk atau nafas
sesak.
Penderita asma harus
mengikuti petunjuk
kesehatan untuk asma dan
menyimpan obat asma.
Penderita penyakit jantung:
gejala seperti
palpitasi/jantung berdetak
lebih cepat, sesak nafas,
atau kelelahan yang tidak
biasa mungkin
mengindikasikan masalah
serius.
Setiap orang:
Mengurangi aktivitas fisik
yang terlalu lama di luar
ruangan.
Sangat
Tidak
Sehat
Tingkat kualitas udara
yang dapat
meningkatkan resiko
kesehatan pada sejumlah
segmen populasi yang
terpapar.
Kelompok sensitif:
Hindari semua aktivitas di
luar. Perbanyak aktivitas di
dalam ruangan atau lakukan
penjadwalan ulang pada
waktu dengan kualitas udara
yang baik.
Setiap orang:
Hindari aktivitas fisik yang
terlalu lama di luar ruangan,
pertimbangkan untuk
melakukan aktivitas di
dalam ruangan.
16. -16-
Kategori Keterangan Apa yang harus dilakukan
Berbahaya Tingkat kualitas udara
yang dapat merugikan
kesehatan serius pada
populasi dan perlu
penanganan cepat.
Kelompok sensitif:
Tetap di dalam ruangan dan
hanya melakukan sedikit
aktivitas
Setiap orang:
Hindari semua aktivitas di
luar
Salinan sesuai dengan aslinya
Plt. KEPALA BIRO HUKUM,
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
MAMAN KUSNANDAR
ttd.
SITI NURBAYA