SlideShare a Scribd company logo
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
                      REPUBLIK INDONESIA
        PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
                  NOMOR : 3 3 TAHUM 2009

                                 TENTANG

                   PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN
  PEMERINTAHAN Dl BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KEPADA
        GUBERNUR SEBAGAI WAKlL PEMERINTAH DALAM RANGKA
      PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2010




              MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,

Menimbang   : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan Pasal 16
              ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
              Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, perlu menetapkan Peraturan
              Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Pelimpahan
              Sebagian Urusan Pemerintahan di Bidang Energi dan Sumber Daya
              Mineral Kepada Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Dalam Rangka
              Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2010;
Mengingat   : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
                 Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003
                 Nomor 47, Tarnbahan Lembaran Negara Republik lndonesia
                 Nomor 4286);
              2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
                 Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004
                 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor
                 4355);
              3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
                 Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004
                 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia
                 Nomor 4437) sebagairnana telah diubah terakhir dengan Undang-
                 Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
                 lndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
                 Republik lndonesia Nomor 4844);
              4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
                 Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran
                 Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
                 Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4438);
              5. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
                 Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik lndonesia
                 Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik
                 lndonesia Nomor 4959);



                                                               6. Peraturan .
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1969 tentang
              Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang
              Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan (Lembaran Negara
              Republik lndonesia Tahun 1969 Nomor 60, Tambahan Lembaran
              Negara Republik lndonesia Nomor 2916) sebagaimana telah dua
              kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 75
              Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2001
              Nomor 141, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia
              Nomor 4154);
           7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
              Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
              Provinsi, dan Pemerintahan Daerah KabupatenIKota (Lembaran
              Negara Republik lndonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
              Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4737);
            8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
               Barang Milik NegarajDaerah (Lembaran Negara Republik               ,
               lndonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara
               Republik lndonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah
               dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran
               Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan
               Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4855);
            9. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
               Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara
               Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran
               Negara Republik lndonesia Nomor 4816);
            10. Peraturan Presiden Nonior 51 Tahun 2009 tanggal 27 November
                2009 tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Tahun
                Anggaran 2010;
             I.
            I Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tanggal 21 Oktober
              2009;
            12. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 0030
                Tahun 2005 tanggal 20 Juli 2005 tentang Organisasi dan Tata
                Kerja Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral;
            13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171lPMK.0512007 tanggal 27
                Desember 2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
                Keuangan Pemerintah Pusat;

                                    MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI ENERGl DAN SUMBER DAYA MINERAL
             TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN Dl
             BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KEPADA
             GUBERNUR SEBAGAI WA'KIL PEMERINTAH DALAM RANGKA
             PENYELENGGAWN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN
             2010.

                                          BAB l
                                   KETENTUAN UMUM
                                         Pasal 1

            Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

                                                           1. Dekonsentrasi ...
1   Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah
    kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah danlatau kepada
    lnstansi Vertikal di wilayah tertentu.
2. Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi, yang selanjutnya disebut
   SKPD Provinsi, adalah organisasillembaga pada Pemerintah
   Daerah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
   dekonsentrasi di bidang energi dan sumber daya mineral di daerah
   provinsi.
3. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari An garan
                                                             1
   Pendapatan dan Belanja Negara yang dilaksanakan oleh gu ernur
   sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan
   pengeluaraq dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi, tidak
   termasuk ddna yang dialokasikan untuk lnstansi Vertikal pusat di
   daerah.
4. Rencana Kerja Pemerint.ah, yang selanjutnya disebut RKP, adalah
   dokumen perencanaan nasional untuk periode 1 (satu) tahun.
5. Rencana Kerja KementerianILembaga, yang selanjutnya disebut
   Renja-KL, adalah dokumen perencanaan KementerianILembaga
   untuk periode 1 (satu) tahun.
6. Rencana Kerja dan Anggaran KementerianILembaga, yang
   selanjutnya disebut RKA-KL, adalah dokumen perencanaan dan
   penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu
   KementerianILembaga yang merupakan penjabaran dari Rencana
   Kerja Pemerintah dan Rencana Strategis KementerianILembaga
   yang bersangkutan dalam I (satu) tahun anggaran, serta
   anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya.
7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya
   disebut APBD, adalah rencana keuangan tahunan pemerintah
   daerah yang disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan
   ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
8. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah
   Presiden Republik lndonesia yang memegang kekuasaan
   pemerintah negara Republik lndonesia sebagaimana dimaksud
   dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik lndonesia Tahun
   1945.
9. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disebut
   DPRD, adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur
   penyelenggara pemerintahan daerah.
10. Departemen adalah Departemen Energi dan Sumber Daya
    Mineral.
11. Menteri adalah Menteri yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya
    membidangi urusan energi dan sumber daya mineral.
12. Gubernur adalah gubernur selaku wakil Pemerintah di daerah.
13. Direktorat Jenderal adaYah Direktorat Jenderal yang tugas dan
    tanggung jawabnya di bidang pertambangan mineral, batubara
    dan panas bumi.
14. Sekretariat Jenderal adalah Sekretariat Jenderal Departemen
    Energi dan Sumber Daya Mineral.


                                                         BAB ll ...
BAB II
                     MAKSUD DAN TUJUAN



(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai dasar pelimpahan
    sebagian urusan pemerintahan di bidang energi dan sumber daya
    mineral kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah di daerah
    untuk melaksanakan programlkegiatan Departemen
(2) Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan arah kebijakan
    kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah untuk melaksanakan
    dan mengkoordinasikan penyelenggaraan dekonsentrasi di
    daerah.

                              BAB 111
             LINGKUP URUSAN YANG DlLlMPAHKAN



(1) Pemerintah melimpahkan sebagian urusan pemerintahan di
    bidang energi dan sumber daya mineral yang menjadi
    kewenangan Menteri kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah.
(2) Sebagian urusan pemerintahan di bidang energi dan sumber daya
    mineral yang dilimpahkan kepada gubernur sebagai wakil
    Pemerintah merupakan programlkegiatan bersifat non fisik.
(3) Sebagian urusan pemerintahan di bidang energi dan sumber daya
    mineral yang dilimpahkan kepada gubernur sebagaimana
    dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan pengawasan
    penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan mineral dan
    batubara yang dilaksanakan oleh pemerintah kabupatenlkota,
    melalui Program Pembinaan Usaha Pertambangan Mineral dan
    Batubara sebagai berikut:
   a. Pengawasan Eksplorasi dan Operasi Produksi:
      1. pengawasan eksplorasi;
      2. pengawasan studi kelayakan yang mencakup rencana
          penyusunan Amdal atau UKL dan UPL, reklamasi dan
          pascatambang,     rencana      pengembangan    dan
          pemberdayaan masyarakat;
      3. pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja;
      4. pengawasan keselamatan operasi pertambangan;
      5. pengawasan lindungan lingkungan;
      6. pengawasan produksi dan penjualan;
      7. pengawasan usaha jasa pertambangan;
      8. pengawasan pengembangan masyarakat dan.wilayah;
      9. pengawasan penggunaan tenaga kerja asing;
      10.pengawasan konservasi;
      11. pengawasan penerapan standarisasi;
      12. pengawasan investasi dan keuangan;
      13. pengawasan penggunaan "tradet';
                                               14. pengawasan ...
14. pengawasan bulk sampling;
      15. pengawasan reklamasi pascatambang;
      16. pengawasan pelaksanaan penggunaan produksi dalam
          negeri;
      17. pengawasan barang modal;
      18. pengawasan pengangkutan dan penjualan.
      lnventarisasi terhadap pengelolaan IUP dan IPR:
      1. izin alat angkut orang;
      2. izin operasi kapal keruk;
      3. Kartu lzin Meledakan (KIM);
      4. izin penimbunan bahan bakar cair;
      5. izin gudang bahan peledak;
      6. Kepala Teknik TambangtWakil Kepala Teknik Tambang;
      7. statistik kecelakaan tambang;
      8. statistik penggunaan bahan peledak;
      9. statistik tenaga kerja;
      10.statistik penggunaan bahan berbahaya beracun;
      I statistik penggunaan lahan;
        I.
       12.statistik produksi dan penjualan;
       13. izin usaha jasa penunjang;
       14.rekomendasi       pengembangan       dan     pengoperasian
           pelabuhan khusus kegiatan tambang;
       15.rekomendasi dalam rangka pemberian izin contoh ruah
           (bulk sampling);
       16.penerbitan IUP dan IPR;
       17. rekomedasi penggunaan tenaga kerja asing;
       18. persetujuan RKAB;
      19.pengadaan penggunaan peralatan barang modal produk
           dalam negeri;
      20. penagihan Penerimaan Negara Bukan Pajak untuk Kuasa
           Pertambangan;
      21. inventarisasi data perizinan (administrasi dan spasial).
(4) Urusan yang dilimpahkan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
    sudah ditetapkan dalam Renja-KL yang mengacu pada RKP dan
    RKA-KL Tahun Anggaran 2010.
(5) Alokasi Anggaran Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2010 untuk
    masing-masing Provinsi atas urusan yang dilimpahkan
    sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sebagaimana tercantum
    dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini.




(1) Urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada gubernur
    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 tidak boleh dilimpahkan
    kepada bupatilwalikota.

                                                 (2) Pelimpahan ...
(2) Pelimpahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dilaksanakan
    oleh SKPD Provinsi berdasarkan penetapan dari gubernur.

                            BAB IV

            PENYELENGGAWN DEKONSENTRASI



(1) Dalam penyelen garaan pelimpahan sebagaimana dimaksud
                   1
    dalam Pasal 3, gu ernur wajib:
    a. melakukan sinkronvsasi dengan penyelenggaraan urusan
        pemerintahan daerah dan menjamin terlaksananya kegiatan
        dekonsentrasi secara efektif dan efisien;
    b. menetapkan SKPD Provinsi dan menyiapkan perangkat
        daerah untuk        melaksanakan program dan kegiatan
        dekonsentrasi dengan mempertimbangkan persyaratan
        kemampuan dan kompetensi personil;
    c. menjamin pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi dilaksanakan
        sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang
        telah ditentukan oleh Pemerintah;
    d. menjamin terwujudnya koordinasi, pengendalian, pembinaan,
        pengawasan dan pelaporan.
(2) Gubernur memberitahukan kepada DPRD berkaitan dengan
    penyelenggaraan urusan pemerintah yang dilimpahkan kepada
    gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal3.
(3) Gubernur menetapkan Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat
    Pembuat Komitmen, Pejabat Penguji TagihanIPenandatangan
    Surat Perintah Membayar, dan Bendahara Pengeluaran serta
    menyampaikannya kepada Menteri dan Menteri Keuangan.
(4) Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan sebagaimana
    dimaksud dalam Pasal 3, gubernur berpedoman pada norma,
    standar, pedoman, kriteria, dan kebijakan Pemerintah, serta
    keserasian, kemanfaatan, kelancaran pelaksanaan tugas
    pemerintahan dan pembangunan daerah.




(1) Gubernur melakukan koordinasi dengan Departemen melalui
    Direktorat Jenderal mengenai:
    a. pelaksanaan fungsi pengaturan, pembinaan, dan pengawasan
        teknis atas pelaksanaan dekonsentrasi;
    b. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap capaian
        pelaksanaan teknis di daerah yang dilakukan oleh SKPD
        Provinsi.
(2) Koordinasi penyelenggaraan dekonsentrasi di daerah dilakukan
    sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.




                                                     BAB V   ...
BAB V
  TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN KEGIATAN



(1) Kepala SKPD Provinsi bertanggung jawab secara fisik dan
    keuangan terhadap pelaksanaan kegiatan yang dilimpahkan.
(2) SKPD Provinsi bertugas dan bertanggung awab melaksanakan
                                             1
    Program Pembinaan Usaha Pertambangan ineral dan Batubara
    dan kegiatan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha
    Pertambangan Mineral dan Batubara di daerah sesuai dengan
    lingkup urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada gubernur.
(3) Tugas dan tanggung jawab pelaksanaan kegiatan sebagaimana
    dimaksud pada ayat (2) mengikuti ketentuan norma, standar,
    prosedur dan ketentuan yang ditetapkan Pemerintah dan gubernur
    sebagai wakil Pemerintah.



                                                                      P
( I ) Gubernur menetapkan SKPD Provinsi dan pejabat pengelola
      kegiatan dekonsentrasi yang mempunyai kompetensi dalam
      melaksanakan program atau kegiatan dekonsentrasi.
(2) Pejabat pengelola kegiatan dekonsentrasi sebagaimana dimaksud
    pada ayat ( I ) terdiri atas:
    a. Kuasa. Pengguna AnggaranIKuasa Pengguna BarangIKepala
        Satuan Kerja;
    b. Pejabat Pembuat Komitmen;
    c. Pejabat Pengujil'agihan dan Penandatangan Surat Perintah
        Membayar (SPM);
    d. Bendahara Pengeluaran.
(3) Kepala SKPD Provinsi menetapkan Petugas Unit Akuntansi SKPD
    Provinsi dan pembantu pejabat inti lainnya.
(4) Kualifikasi personil masing-masing pejabat pada SKPD Provinsi
    dikonsultasikan dengan Sekretariat Jenderal terkait sebagai
    penanggung jawab programlkegiatan dekonsentrasi lingkup
    Departemen.

                             BAB VI
                          PENDANAAN



(1) Urusan pemerintahan yang dapat dilimpahkan kepada gubernur
    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, pendanaannya
    dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
    bagian anggaran Departemen melalui Dana Dekonsentrasi.
(2) Rincian Pembiayaan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2010 untuk
    masing-masing kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
    sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini.

                                                 (3) Penyaluran ...
(3) Penyaluran dana dekonsentrasi dilakukan oleh Bendahara Umum
    Negara atau kuasanya melalui Rekening Kas Umum Negara di
    daerah.
(4) Tata cara penyaluran dana dekonsentrasi dilaksanakan sesuai
   dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Penerimaan sebagai akibat         pelaksanaan dekonsentrasi
    merupakan penerimaan negara dan wajib disetor oleh Pejabat
    Kuasa Pengguna Anggaran ke Rekening Kas Umum Negara
    sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(6) Dalam ha1 pelaksanaan dekonsentrasi terdapat saldo kas pada
    akhir tahun anggaran, saldo tersebut wajib disetor ke Rekening
    Kas Umum Negara.

                             BAB VII
            PENGELQLAAN BARANG MlLlK NEGARA
            HASlL PELAKSANAAN DEKONSENTRASI

                            Pasal 10

(1) Semua barang yang dibeli atau diperoleh dari pelaksanaan Dana
    Dekonsentrasi merupakan barang milik negara.
(2) Barang milik negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    digunakan    sebagai  penunjang   pelaksanaan kegiatan
    dekonsentrasi.
(3) SKPD Provinsi melakukan penatausahaan barang milik negara
    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan
    peraturan perundang-undangan.
(4) Barang milik negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (I), dapat
    dihibahkan kepada daerah.
(5) Dalam ha1 barang dihibahkan kepada daerah, penatausahaan,
    penggunaan dan pemanfaatan barang tersebut dilaksanakan oleh
    pemerintah provinsi sebagai barang milik daerah.
(6) Penghibahan, penatausahaan, penggunaan dan pemanfaatan
    barang sebagaimana dimaksud pada ayat (5),merupakan bagian
    yang tidak terpisahkan dari pengelolaan barang milik
    negaraldaerah.
(7) Tata cara pengelolaan barang milik negara serta pengendalian
    dan pengawasannya, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
    peraturan perundang-undangan.

                             BAB Vlll
          PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
                             Pasal 11
(1) Kepala SKPD Provinsi bertanggung jawab        atas pelaporan
    manajerial kegiatan dekonsentrasi.
(2) Penyusunan dan penyampaian laporan kegiatan dekonsentrasi
    dilakukan dengan tahapan:
                                                     a. Kepala ...
a. Kepala SKPD Provinsi yang melaksanakan dekonsentrasi
      menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan setiap triwulan
      dan setiap berakhirnya tahun anggaran kepada gubernur
      melalui SKPD Provinsi yang membidangi perencanaan dan
      kepada Menteri c.q. Sekretariat Jenderal.
   b. gubernur menugaskan SKPD Provinsi yang membidangi
      perencanaan untuk menggabungkan laporan sebagaimana
      dimaksud pada huruf a dan menyampaikannya setiap triwulan
      dan setiap berakhirnya tahun anggaran kepada Menteri Dalam
      Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri yang membidangi
      perencanaan pembangunan nasional.
   c. penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada huruf b
      digunakan sebagai bahan perencanaan, pembinaan,
      pengendalian, dan evaluasi.
   d. bentuk dan isi laporan pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi
      berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

                            Pasal 12

  Kepala SKPD Provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaranl Kuasa
(I)
  Pengguna Barang dekonsentrasi bertanggung jawab atas
  pelaksanaan Dana Dekonsentrasi.
(2) Kepala SKPD Provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaranl Kuasa
    Pengguna Barang wajib menyelenggarakan akuntansi dan
    bertanggung jawab terhadap penyusunan dan penyampaian
    laporan pertanggung-jawaban keuangan dan barang milik negara.
(3) Penatausahaan keuangan dan barang milik negara dalam
    pelaksanaan dekonsentrasi dilakukan secara terpisah dari
    penatausahaan keuangan dan barang milik negara dalam
    pelaksanaan tugas pembantuan dan desentralisasi.
(4) Penatausahaan keuangan dan barang milik negara sebagaimana
    dimaksud pada ayat (3) diseienggarakan oleh SKPD Provinsi
    sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Penyusunan dan penyampaian laporan pertanggungjawaban
    keuangan dan barang milik negara dilakukan dengan tahapan:
    a. Kepala SKPD Provinsi yang melaksanakan dekonsentrasi atas
       nama gubernur menyusun dan menyampaikan laporan
       pertanggungjawaban keuangan setiap bulan, semester, dan
       tahunan ke ada c.q. Sekretariat Jenderal, dengan tembusan
       kepada SI PD Provinsi yang membidangi pengelolaan
                   ?
       keuangan daerah;
    b. Kepala SKPD Provinsi yang melaksanakan dekonsentrasi atas
       nama gubernur menyusun dan menyampaikan laporan
       pertanggungjawaban barang milik negara setiap triwulan dan
       setiap berakhirnya tahun anggaran kepada Menteri c.q.
       Sekretariat Jenderal, dengan tembusan kepada SKPD Provinsi
       yang membidangi pengelolaan keuangan daerah;
    c. gubernur menggabungkan laporan pertanggungjawaban
       keuangan dan barang atas pelaksanaan Dana Dekonsentrasi
       dan menyampaikannya setiap triwulan dan setiap berakhirnya
       tahun anggaran kepada Menteri Keuangan dengan tembusan
       kepada Menteri;
    d. bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban keuangan dan
       barang milik negara berpedoman pada ketentuan peraturan
       perundang-undangan.

                                                 Pasal 13 ...
(1) Laporan pertanggungjawaban keuangan secara tahunan atas
    pelaksanaan dekonsentrasi oleh gubernur dilampirkan dalam
    Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD kepada DPRD.
(2) Penyampaian lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    dapat dilakukan secara bersama-sama atau terpisah dengan
    Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD.

                             BAB IX
              PENARIKAN KEMBALI PELIMPAHAN
                            Pasal 14
(1) Menteri dapat menarik kembali pelimpahan sebagian urusan
    Pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, apabila:
    a. sebagian urusan pemerintahan yang dilimpahkan tidak
       dilanjutkan karena Pemerintah mengubah kebijakan;
    b. pelaksanaan urusan pemerintahan tidak sejalan dengan
       ketentuan peraturan perundang-undangan;
    c. gubernur mengusulkan untuk ditarik kembali sebagian atau
       seluruhnya; dan
    d. gubernur tidak dapat melaksanakan sebagian urusan
       pemerintahan yang dilimpahkan.
(2) Penarikan pelimpahan dari Pemerintah dilakukan melalui
    Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dan
    disampaikan   kepada Menteri Keuangan dan Menteri yang
    membidangi perencanaan pembangunan nasional.
(3) Peraturan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
    digunakan oleh Menterr Keuangan sebagai dasar pemblokiran
    dalam dokumen anggaran dan penghentian pencairan dana
    dekonsentrasi.

                            BAB X
                  PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
                            Pasal 15
(1) Menteri melakukan pembinaan dan         pengawasan dalam
    penyelenggaraan sebagian     urusan     pemerintahan yang
    dilimpahkan kepada gubernur.
(2) Gubernur selaku penerima pelimpahan sebagian urusan
    pemerintahan dari Pemerintah melakukan pembinaan dan
    pengawasan kegiatan dekonsentrasi yang dilaksanakan oleh
    SKPD Provinsi.
(3) Pelaksanaan pengawasan dimaksudkan untuk meningkatkan
    kinerja pelaksanaan satuan kerja, kemajuan pelaksanaan
    kegiatan, kesesuaian terhadap norma, standar, prosedur, dan
    kriteria yang ditetapkan dan dilakukan secara terpadu melalui
    koordinasi dengan Sekretariat Jenderal dan Direktorat Jenderal
    Unit Eselon I sebagai penanggung jawab program di lingkungan
    Departemen.

                                               (4) Pembinaan ...
              -
t

              (4) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat
                  ( I ) dan ayat (2),dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
                  perundang-undangan.
                                              BAB XI
                                              SANKSI
                              .-
                                              Pasal 16
              (1) SKPD Provinsi yang secara sengaja danlatau lalai dalam
                  menyampaikan laporan dekonsentrasi dapat dikenakan sanksi
                  berupa:
                  a. penundaan pencairan dana dekonsentrasi untuk triwulan
                     berikutnya; atau
                  b. pen hentian alokasi dana dekonsentrasi untuk tahun anggaran
                          !
                     beri utnya.
              (2) Pengenaan sanksi tidak membebaskan SKPD Provinsi dari
                  kewajiban menyampaikan laporan dekonsentrasi.

                                               BAB XI1
                                       KETENTUAN PENUTUP
                                              Pasal 17
              Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
              Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
              Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
              Republik Indonesia.

                                   Ditetapkan di Jakarta
                                   pada tanggal 2 8 Desember 2009
                                   MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,
                                            ttd.
                                   DARWIN ZAHEDY SALEH
 Diundangkan di Jakarta
 pada tanggal 2 8 Desember 2009
 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASl MANUSIA
           REPUBLIK INDONESIA,
                   ttd.
           PATRIALIS AKBAR

 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2009 NOMOR 522

         Salinan sesuakdqgan aslinya
DEPARTEMEW ENERGl DAN SUMBER DAYA MINERAL
        Kepala Biro ~ g l 4 6 % q n
                                  Humas,



                     Prawira
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
                     NOMOR   : 33 TAHUN 200'3
                     TANGGAL : 28 DESEMBER 2009

                         ALOKASI ANGGARAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2010

                                                                           JUMLAH (RUPIAH)

                                                                             1.000.000.000,00
                                                                             1.000.000.000,00
     t    (03)
          . ,     1 JAWA TENGAH
                                                                   I

                                                                             1.000.000.000.00   1
          (04)        Dl YOGYAKARTA                                          1.000.000.000,00
          (05)        JAWA TlMUR                                             1.000.000.000,00
          (06)        NANGGROE ACEH DARUSSALAM                               1.000.000.000,00
          (07)        SUMATERA UTARA                                         1.000.000.000,00
          (08)        SUMATERA BARAT                                         1.000.000.000.00
          (09)        RlAU                                                   1.000.000.000,00
          (10)        JAMB1                                                  1.000.000.000,00
          (11)        SUMATERA SELATAN                                       1.000.000.000.00
          (12)        LAMPUNG                                                1.000.000.000,00
          (13)        KALIMANTAN BARAT                                       1.000.000.000.00
     1                                                                                          1
                  I                                                I

          (14)    1   KALIMANTAN TENGAH                                      1.000.000.000.00
          (15)        KALIMANTAN SELATAN                                     1.000.000.000,00
          (16)        KALIMANTANTIMUR                                        1.000.000.000.00
          (17)        SULAWESI UTARA                                         1.000.000.000,00
          (18)
          .  ,        SULAWESI TENGAH                                        1.000.000.000.00
     /
     L,
          (19)    1   SULAWESI SELATAN
                                                                   I

                                                                             1.000.000.000.00   I
          (20)        SULAWESI TENGGARA                                      1.000.000.000,00
          (21)        MALUKU                                                 1.000.000.000,00
          (22)        BALl                                                   1.000.000.000,00
          (23)        NUSA TENGGARA BARAT                                    1.000.000.000.00
     1                                                                                          I
                  I                                                I

          (24)    /   NUSA TENGGARA TlMUR                          I         1.000.000.000.00
          (25)        PAPUA                                                  1.000.000.000,00
          (26)
           . .        BENGKULU                                               1.000.000.000.00
     1    (27)    1   MALUKU UTARA
                                                                   I

                                                                   I         1.000.000.000.00   I

     L

           (32)        PAPUA BARAT                                           1.000.000.000,00
           (33)        SULAWESI BARAT                                        1.000.000.000.00
                      JUMLAH
                                                                       I

                                                                            33.000.000.000.00   /
                                          MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,
i                                                  ttd.

                                          DARWIN ZAHEDY SALEH

                       Salinan sesuai dengan aslinya
    DEPARTEM'N           ENERGI DANVMBER DAYA MINERAL
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
            NOMOR   : 3 3 TAHUN 2009
            TANGGAL : 28 DESEMBER 2009


             RlNClAN PEMBIAYAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2010

                                                                 JUMLAH
  KODE                  LOKASI, PROGRAM, KEGIATAN
                                                                (RUPIAH)
    (11                            (2)                             (3)
(01            DKI JAKARTA                                   I.000.000.000,00
  04.05.01     PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN          1.000.000.000,00
               MINERAL DAN BATUBARA
       2128    PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN            1.000.000.000,00
               PERTAMBANGAN
(02)           JAWA BARAT                                     1.000.000.000,00
  04.05.01     PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN           1.000.000.000,00
               MINERAL DAN BATUBARA
       2128    PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN             1.000.000.000,00
               PERTAMBANGAN
(03)           JAWA TENGAH                                    1.000.000.000,00
  04.05.01     PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN           1.000.000.000,00
               MINERAL DAN BATUBARA
       2128    PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN             1.000.000.000,00
               PERTAMBANGAN
(04)           Dl YOGYAKARTA                                  I.000.000.000,00
  04.05.01     PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN           1.000.000.000,00
               MINERAL DAN BATUBARA
       2128    PEMBINAAN DAN PENGUSAHMN KEGIATAN              1.000.000.000,00
               PERTAMBANGAN
(05)           JAWA TlMUR                                     I.OOO.OOO.OOO,OO
  04.05.01     PROGRAM PEMBINMN USAHA PERTAMBANGAN            1.000.000.000,00
               MINERAL DAN BATUBARA
       2128    PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN             1.000.000.000,00
               PERTAMBANGAN -
(06)           NANGGROE ACEH DARUSSALAM                       1.OOO.OOO.OOO,OO
  04.05.01     PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN           1.000.000.000,00
               MINERAL DAN BATUBARA
       2128    PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN             1.000.000.000,00
               PERTAMBANGAN
(07)           SUMATERA UTARA                                 1.000.000.000,00
  04.05.01     PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN           1.000.000.000,00
               MINERAL DAN BATUBARA
       2128    PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN             1.000.000.000,00
               PERTAMBANGAN
(08)           SUMATERA BARAT                                 1.000.000.000,00
  04.05.01     PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN           1.000.000.000,00
               MINERAL DAN BATUBARA
       2128    PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN             1.000.000.000,00
               PERTAMBANGAN
(09)           RlAU                                           1.000.000.000,00
  04.05.01     PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN           1.000.000.000,00
               MINERAL DAN BATUBARA
       2128    PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN             1.000.000.000,00
               PERTAMBANGAN
JUMLAH
  KODE                LOKASI, PROGRAM, KEGIATAN
                                                       (RUPIAH)

 04.05.01     PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN   1.000.000.000,00
              MINERAL DAN BATUBARA
       2128   PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN     1.000.000.000,00
              PERTAMBANGAN
(11)          SUMATERA SELATAN                       1.000.000.000,00
  04.05.01    PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN   1.000.000.000,00
              MINERAL DAN BATUBARA
       2128   PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN     1.000.000.000,00
              PERTAMBANGAN
(12)          LAMPUNG                                1.000.000.000,00
  04.05.01    PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN   1.000.000.000,00
              MINERAL DAN BATUBARA
       2128   PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN     1.000.000.000,00
              PERTAMBANGAN
(13)          KALIMANTAN BARAT                       1.000.000.000,00
  04.05.01    PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN   1.000.000.000,00
              MINERAL DAN BATUBARA
       2128   PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN     I.000.000.000,00
              PERTAMBANGAN
(14)          KALIMANTAN TENGAH                      1.000.000.000,00
  04.05.01    PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN   1.OOO.OOO.OOO,OO
              MINERAL DAN BATUBARA
       2128   PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN     1.000.000.000,00
              PERTAMBANGAN
(15)          KALIMANTAN SELATAN                     1.000.000.000,00
  04.05.01    PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN   1.000.000.000,00
              MINERAL DAN BATUBARA
       2128   PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN     1.000.000.000,00
              PERTAMBANGAN . -
(16)          KALIMANTAN TlMUR                       1.000.000.000,00
  04.05.01    PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN   1.000.000.000,00
              MINERAL DAN BATUBARA
       2128   PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN     1.000.000.000,00
              PERTAMBANGAN
(17)          SULAWESI UTARA                         1.000.000.000,00
  04.05.01    PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN   1.000.000.000,00
              MINERAL DAN BATUBARA
       2128   PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN     1.000.000.000,00
              PERTAMBANGAN
(18)          SULAWESI TENGAH                        1.000.000.000,00
  04.05.01    PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN   1.000.000.000,00
              MINERAL DAN BATUBARA
       2128   PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN     1.000.000.000,00
              PERTAMBANGAN
KODE      I       LOKASI, PROGRAM, KEGIATAN
                                                    I       JUMLAH
                                                           (RUPIAHI
                                                           , -
:I
 9)        SULAWESI SELATAN                             1.000.000.000,00
 04.05.01  PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN         1.000.000.000,00
           MINERAL DAN BATUBARA
      2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN           1.000.000.000,00
           PERTAMBANGAN
20)        SULAWESI TENGGARA                            1.000.000.000,00
 04.05.01  PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN         1.000.000.000,00
           MINERAL DAN BATUBARA
      2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN           1.000.000.000,00
           PERTAMBANGAN
21)        MALUKU                                       1.000.000.000,00
 04.05.01  PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN         1.000.000.000,00
           MINERAL DAN BATUBARA
      2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN           1.000.000.000,00
           PERTAMBANGAN




             PERTAMBANGAN
23)          NUSA TENGGARA BARAT                        1.000.000.000,00
 04.05.01    PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN       1.000.000.000,00
             MINERAL DAN BATUBARA
       2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN          1.000.000.000,00
             PERTAMBANGAN
(24)         NUSA TENGGARA TIMUR                        1.000.000.000,00
  04.05.01   PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN       1.000.000.000,00
             MINERAL DAN BATUBARA
       2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN          1.000.000.000,00
             PERTAMBANGAN                           I

25)        I PAPUA                                  1   1.000.000.000,00



             PERTAMBANGAN                           I

26)        I BENGKULU                               1   1.000.000.000.00
  04.05.01   PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN       1.000.000.000,00
             MINERAL DAN BATUBARA
       2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN          1.000.000.000,00
             PERTAMBANGAN
(27)         MALUKU UTARA                               1.000.000.000,00
  04.05.01   PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN       1.000.000.000,00
             MINERAL DAN BATUBARA
       2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN          1.000.000.000,00
             PERTAMBANGAN
JUMLAH
  KODE                LOKASI, PROGRAM, KEGIATAN
                                                              (RUPIAH)
(28)           BANTEN                                      1.000.000.000,00
  04.05.01     PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN        1.000.000.000,00
               MINERAL DAN BATUBARA
      2 28
       1       PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN          1.000.000.000,00
               PERTAMBANGAN
(29)           KEPULAUAN BANGKA BELITUNG                    1.000.000.000,00
  04.05.01     PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN         1.000.000.000,00
                MINERAL DAN BATUBARA
      2128      PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN          1.000.000.000,00
                PERTAMBANGAN
(30)           GORONTALO                                    1.000.000.000,00
  04.05.01      PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN        1.000.000.000,00
                MINERAL DAN BATUBARA
      2128      PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN          1.000.000.000,00
                PERTAMBANGAN
(1
 3              KEPULAUAN RlAU                              1.000.000.000,00
  04.05.01      PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN        1.000.000.000,00
                MINERAL DAN BATUBARA
      2128      PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN          1.000.000.000,00
                PERTAMBANGAN
(32)            PAPUA BARAT                                 1.000.000.000,00
  04.05.01      PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN        1.000.000.000,00
                MINERAL DAN BATUBARA
      2 28
       1        PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN          1.000.000.000,00
                PERTAMBANGAN
(33)            SULAWESI BARAT                              1.000.000.000,00
 04.05.01       PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN        1.000.000.000,00
                MINERAL DAN BATUBARA
      2128      PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN          1.000.000.000,00
             I
                PERTAMBANGAN                           I
               JUMLAH                                  1   33.000.000.000,00


                              MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,
                                       ttd .
                              DARWIN ZAHEDY SALEH


         Salinan sesuai dengan aslinya
DEPARTEMEN ENERGI DAMUMBER DAYA MINERAL

More Related Content

What's hot

Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada DaerahPeraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
Penataan Ruang
 
UU_17_2003 Keuangan Negara
UU_17_2003 Keuangan NegaraUU_17_2003 Keuangan Negara
UU_17_2003 Keuangan Negara
Ade ermawati
 
Resume hukum keuangan negara
Resume hukum keuangan negaraResume hukum keuangan negara
Resume hukum keuangan negara
Naufal Adzkieyha
 
Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat (Renstra Kemenpera) tahun 2010...
Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat (Renstra Kemenpera) tahun 2010...Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat (Renstra Kemenpera) tahun 2010...
Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat (Renstra Kemenpera) tahun 2010...Oswar Mungkasa
 
Ruang Lingkup Keuangan Negara
Ruang Lingkup Keuangan NegaraRuang Lingkup Keuangan Negara
Ruang Lingkup Keuangan Negara
Arfan Fahmi
 
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerahPp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerahmas_kus
 
UU Nomor 4 tahun 2012
UU Nomor 4 tahun 2012UU Nomor 4 tahun 2012
UU Nomor 4 tahun 2012nanunk1234
 
PP Nomor 21 Tahun 2004
PP Nomor 21 Tahun 2004PP Nomor 21 Tahun 2004
PP Nomor 21 Tahun 2004
Badan Kebijakan Fiskal
 
Permendagri no 21 thn 2011
Permendagri no 21 thn 2011Permendagri no 21 thn 2011
Permendagri no 21 thn 2011Bulan Sabit
 
UU Nomor 2 Tahun 2010
UU Nomor 2 Tahun 2010UU Nomor 2 Tahun 2010
UU Nomor 2 Tahun 2010
Badan Kebijakan Fiskal
 
Naskah perjanjian hibah daerah
Naskah perjanjian hibah daerahNaskah perjanjian hibah daerah
Naskah perjanjian hibah daerah
Ygrex Thebygdanns
 
PMK No.135/PMK.06/2009
PMK No.135/PMK.06/2009 PMK No.135/PMK.06/2009
PMK No.135/PMK.06/2009
izaupdate
 
Perdirjen 28 2008
Perdirjen 28 2008Perdirjen 28 2008
Perdirjen 28 2008
Bayu Bandoro
 
Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RUU...
Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RUU...Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RUU...
Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RUU...Badan Kebijakan Fiskal
 

What's hot (19)

Uu 01 2002
Uu 01 2002Uu 01 2002
Uu 01 2002
 
Uu no.1 thn 2004
Uu no.1 thn 2004Uu no.1 thn 2004
Uu no.1 thn 2004
 
Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada DaerahPeraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
 
UU_17_2003 Keuangan Negara
UU_17_2003 Keuangan NegaraUU_17_2003 Keuangan Negara
UU_17_2003 Keuangan Negara
 
Resume hukum keuangan negara
Resume hukum keuangan negaraResume hukum keuangan negara
Resume hukum keuangan negara
 
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
 
Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat (Renstra Kemenpera) tahun 2010...
Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat (Renstra Kemenpera) tahun 2010...Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat (Renstra Kemenpera) tahun 2010...
Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat (Renstra Kemenpera) tahun 2010...
 
Ruang Lingkup Keuangan Negara
Ruang Lingkup Keuangan NegaraRuang Lingkup Keuangan Negara
Ruang Lingkup Keuangan Negara
 
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerahPp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
 
UU Nomor 4 tahun 2012
UU Nomor 4 tahun 2012UU Nomor 4 tahun 2012
UU Nomor 4 tahun 2012
 
Uu 01 2004
Uu 01 2004Uu 01 2004
Uu 01 2004
 
PP Nomor 21 Tahun 2004
PP Nomor 21 Tahun 2004PP Nomor 21 Tahun 2004
PP Nomor 21 Tahun 2004
 
Permendagri no 21 thn 2011
Permendagri no 21 thn 2011Permendagri no 21 thn 2011
Permendagri no 21 thn 2011
 
UU Nomor 2 Tahun 2010
UU Nomor 2 Tahun 2010UU Nomor 2 Tahun 2010
UU Nomor 2 Tahun 2010
 
Naskah perjanjian hibah daerah
Naskah perjanjian hibah daerahNaskah perjanjian hibah daerah
Naskah perjanjian hibah daerah
 
RENSTRA KEMENTRIAN PU
RENSTRA KEMENTRIAN PURENSTRA KEMENTRIAN PU
RENSTRA KEMENTRIAN PU
 
PMK No.135/PMK.06/2009
PMK No.135/PMK.06/2009 PMK No.135/PMK.06/2009
PMK No.135/PMK.06/2009
 
Perdirjen 28 2008
Perdirjen 28 2008Perdirjen 28 2008
Perdirjen 28 2008
 
Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RUU...
Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RUU...Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RUU...
Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RUU...
 

Viewers also liked

Dnareplicationyoungb
DnareplicationyoungbDnareplicationyoungb
Dnareplicationyoungbpunxsyscience
 
Bases astronómicas de los calendarios mesoamericanos
Bases astronómicas de los calendarios mesoamericanosBases astronómicas de los calendarios mesoamericanos
Bases astronómicas de los calendarios mesoamericanosJuan Carlos Soriano Gimenez
 
Perry Dna model
Perry Dna modelPerry Dna model
Perry Dna model
punxsyscience
 
Detrie dna replication
Detrie dna replicationDetrie dna replication
Detrie dna replication
punxsyscience
 
Dairy china interchina
Dairy china interchinaDairy china interchina
Dairy china interchina
Juan Carlos Soriano Gimenez
 
Burkett.dna.replication
Burkett.dna.replicationBurkett.dna.replication
Burkett.dna.replicationpunxsyscience
 
Kep mentamben no. 1211. k 008-m.pe-1995
Kep mentamben no. 1211. k 008-m.pe-1995Kep mentamben no. 1211. k 008-m.pe-1995
Kep mentamben no. 1211. k 008-m.pe-1995Taufik Riyadi
 
Interchina insight 2015
Interchina insight 2015Interchina insight 2015
Interchina insight 2015
Juan Carlos Soriano Gimenez
 
Dna replication model
Dna replication modelDna replication model
Dna replication modelpunxsyscience
 
China wine
China wineChina wine
Pizza.cell.model.powerpoint
Pizza.cell.model.powerpointPizza.cell.model.powerpoint
Pizza.cell.model.powerpointpunxsyscience
 
Protein Synthesis C Emhoff Pd. 3
Protein Synthesis C Emhoff Pd. 3Protein Synthesis C Emhoff Pd. 3
Protein Synthesis C Emhoff Pd. 3punxsyscience
 
Jordt_Dna_replication
Jordt_Dna_replicationJordt_Dna_replication
Jordt_Dna_replicationpunxsyscience
 
Crawford dna replication activity
 Crawford dna replication activity Crawford dna replication activity
Crawford dna replication activitypunxsyscience
 

Viewers also liked (19)

Kamus+tambang
Kamus+tambangKamus+tambang
Kamus+tambang
 
El mejor mapa de la 2ª guerra mundial
El mejor mapa de la 2ª guerra mundialEl mejor mapa de la 2ª guerra mundial
El mejor mapa de la 2ª guerra mundial
 
Dnareplicationyoungb
DnareplicationyoungbDnareplicationyoungb
Dnareplicationyoungb
 
Bases astronómicas de los calendarios mesoamericanos
Bases astronómicas de los calendarios mesoamericanosBases astronómicas de los calendarios mesoamericanos
Bases astronómicas de los calendarios mesoamericanos
 
Pp 55 tahun 2010
Pp 55 tahun 2010Pp 55 tahun 2010
Pp 55 tahun 2010
 
Perry Dna model
Perry Dna modelPerry Dna model
Perry Dna model
 
Detrie dna replication
Detrie dna replicationDetrie dna replication
Detrie dna replication
 
Dairy china interchina
Dairy china interchinaDairy china interchina
Dairy china interchina
 
Burkett.dna.replication
Burkett.dna.replicationBurkett.dna.replication
Burkett.dna.replication
 
Kep mentamben no. 1211. k 008-m.pe-1995
Kep mentamben no. 1211. k 008-m.pe-1995Kep mentamben no. 1211. k 008-m.pe-1995
Kep mentamben no. 1211. k 008-m.pe-1995
 
Interchina insight 2015
Interchina insight 2015Interchina insight 2015
Interchina insight 2015
 
Dna replication model
Dna replication modelDna replication model
Dna replication model
 
China wine
China wineChina wine
China wine
 
Protein synthesis
Protein synthesisProtein synthesis
Protein synthesis
 
Bydklalbcellmodel
BydklalbcellmodelBydklalbcellmodel
Bydklalbcellmodel
 
Pizza.cell.model.powerpoint
Pizza.cell.model.powerpointPizza.cell.model.powerpoint
Pizza.cell.model.powerpoint
 
Protein Synthesis C Emhoff Pd. 3
Protein Synthesis C Emhoff Pd. 3Protein Synthesis C Emhoff Pd. 3
Protein Synthesis C Emhoff Pd. 3
 
Jordt_Dna_replication
Jordt_Dna_replicationJordt_Dna_replication
Jordt_Dna_replication
 
Crawford dna replication activity
 Crawford dna replication activity Crawford dna replication activity
Crawford dna replication activity
 

Similar to Permen esdm 33 2009

Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerahPmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerahHerry Prananto
 
Perbub npa sbg dasar penetapan pajak air tanah torut
Perbub npa sbg dasar penetapan pajak air tanah torutPerbub npa sbg dasar penetapan pajak air tanah torut
Perbub npa sbg dasar penetapan pajak air tanah torutFirdaus Matasin
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...andika_combat
 
Permendagri no. 13 thn 2006 pedoman pengelolaan keuangan daerah
Permendagri no. 13 thn 2006   pedoman pengelolaan keuangan daerahPermendagri no. 13 thn 2006   pedoman pengelolaan keuangan daerah
Permendagri no. 13 thn 2006 pedoman pengelolaan keuangan daerah
Nandang Sukmara
 
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan ...Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan ...
Joy Irman
 
Permendagri no. 13 thn 2006 pedoman pengelolaan keuangan daerah
Permendagri no. 13 thn 2006   pedoman pengelolaan keuangan daerahPermendagri no. 13 thn 2006   pedoman pengelolaan keuangan daerah
Permendagri no. 13 thn 2006 pedoman pengelolaan keuangan daerah
Nandang Sukmara
 
Perbup nomor-5-th-2013
Perbup nomor-5-th-2013Perbup nomor-5-th-2013
Perbup nomor-5-th-2013Achmad Wahid
 
Konsep Dekonsentrasi Lingkup Perumahan Rakyat
Konsep Dekonsentrasi Lingkup Perumahan RakyatKonsep Dekonsentrasi Lingkup Perumahan Rakyat
Konsep Dekonsentrasi Lingkup Perumahan Rakyat
Oswar Mungkasa
 
Permen no.37 2010
Permen no.37 2010Permen no.37 2010
Permen no.37 2010
apotek agam farma
 
Peraturan menteri dalam negeri no.37 tahun 2010
Peraturan menteri dalam negeri no.37 tahun 2010Peraturan menteri dalam negeri no.37 tahun 2010
Peraturan menteri dalam negeri no.37 tahun 2010
apotek agam farma
 
Permendagri 13 dgn_59
Permendagri 13 dgn_59 Permendagri 13 dgn_59
Permendagri 13 dgn_59
Putroe Phang
 
Perda no 14_tahun_2010
Perda no 14_tahun_2010Perda no 14_tahun_2010
Perda no 14_tahun_2010i4d
 
50 pmk.07-2017 per.pdf
50 pmk.07-2017 per.pdf50 pmk.07-2017 per.pdf
50 pmk.07-2017 per.pdf
erisugiartoeri
 
Kepmen pu no 390 2007 (status di)
Kepmen pu no 390 2007 (status di)Kepmen pu no 390 2007 (status di)
Kepmen pu no 390 2007 (status di)
Ical Reza
 
(2017) pmk 50~pmk.07~2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa
(2017) pmk 50~pmk.07~2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa(2017) pmk 50~pmk.07~2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa
(2017) pmk 50~pmk.07~2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa
Dodi Palowan
 
Permendagri no 13_thn_2006_
Permendagri no 13_thn_2006_Permendagri no 13_thn_2006_
Permendagri no 13_thn_2006_
id_tribudi
 

Similar to Permen esdm 33 2009 (20)

Perda 18 2011
Perda 18 2011Perda 18 2011
Perda 18 2011
 
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerahPmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
 
Perbub npa sbg dasar penetapan pajak air tanah torut
Perbub npa sbg dasar penetapan pajak air tanah torutPerbub npa sbg dasar penetapan pajak air tanah torut
Perbub npa sbg dasar penetapan pajak air tanah torut
 
Permendagri 59 2007
Permendagri 59 2007Permendagri 59 2007
Permendagri 59 2007
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
 
Permendagri no. 13 thn 2006 pedoman pengelolaan keuangan daerah
Permendagri no. 13 thn 2006   pedoman pengelolaan keuangan daerahPermendagri no. 13 thn 2006   pedoman pengelolaan keuangan daerah
Permendagri no. 13 thn 2006 pedoman pengelolaan keuangan daerah
 
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan ...Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan ...
 
Permendagri no. 13 thn 2006 pedoman pengelolaan keuangan daerah
Permendagri no. 13 thn 2006   pedoman pengelolaan keuangan daerahPermendagri no. 13 thn 2006   pedoman pengelolaan keuangan daerah
Permendagri no. 13 thn 2006 pedoman pengelolaan keuangan daerah
 
Perbup nomor-5-th-2013
Perbup nomor-5-th-2013Perbup nomor-5-th-2013
Perbup nomor-5-th-2013
 
Konsep Dekonsentrasi Lingkup Perumahan Rakyat
Konsep Dekonsentrasi Lingkup Perumahan RakyatKonsep Dekonsentrasi Lingkup Perumahan Rakyat
Konsep Dekonsentrasi Lingkup Perumahan Rakyat
 
Permen no.21 thn 2011
Permen no.21 thn 2011Permen no.21 thn 2011
Permen no.21 thn 2011
 
Permen no.37 2010
Permen no.37 2010Permen no.37 2010
Permen no.37 2010
 
Peraturan menteri dalam negeri no.37 tahun 2010
Peraturan menteri dalam negeri no.37 tahun 2010Peraturan menteri dalam negeri no.37 tahun 2010
Peraturan menteri dalam negeri no.37 tahun 2010
 
Permen no.73 th_2011
Permen no.73 th_2011Permen no.73 th_2011
Permen no.73 th_2011
 
Permendagri 13 dgn_59
Permendagri 13 dgn_59 Permendagri 13 dgn_59
Permendagri 13 dgn_59
 
Perda no 14_tahun_2010
Perda no 14_tahun_2010Perda no 14_tahun_2010
Perda no 14_tahun_2010
 
50 pmk.07-2017 per.pdf
50 pmk.07-2017 per.pdf50 pmk.07-2017 per.pdf
50 pmk.07-2017 per.pdf
 
Kepmen pu no 390 2007 (status di)
Kepmen pu no 390 2007 (status di)Kepmen pu no 390 2007 (status di)
Kepmen pu no 390 2007 (status di)
 
(2017) pmk 50~pmk.07~2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa
(2017) pmk 50~pmk.07~2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa(2017) pmk 50~pmk.07~2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa
(2017) pmk 50~pmk.07~2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa
 
Permendagri no 13_thn_2006_
Permendagri no 13_thn_2006_Permendagri no 13_thn_2006_
Permendagri no 13_thn_2006_
 

Recently uploaded

Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
fatamorganareborn88
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
AzisahAchmad
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
HalomoanHutajulu3
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
arda89
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
wear7
 
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptxPPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
flashretailindo
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
RahmanAnshari3
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
indrioktuviani10
 
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdfAnalisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
afaturooo
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
EchaNox
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
GalihHardiansyah2
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
SendowoResiden
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
aciambarwati
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
PavingBlockBolong
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
mediamandirinusantar
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Rajaclean
 
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdfPresentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
perumahanbukitmentar
 

Recently uploaded (17)

Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
 
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptxPPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
 
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdfAnalisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
 
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdfPresentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
 

Permen esdm 33 2009

  • 1. MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 3 3 TAHUM 2009 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN Dl BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KEPADA GUBERNUR SEBAGAI WAKlL PEMERINTAH DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2010 MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan Pasal 16 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Pelimpahan Sebagian Urusan Pemerintahan di Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Kepada Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Dalam Rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2010; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tarnbahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4437) sebagairnana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4959); 6. Peraturan .
  • 2. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1969 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1969 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 2916) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2001 Nomor 141, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4154); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah KabupatenIKota (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4737); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik NegarajDaerah (Lembaran Negara Republik , lndonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4855); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4816); 10. Peraturan Presiden Nonior 51 Tahun 2009 tanggal 27 November 2009 tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2010; I. I Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tanggal 21 Oktober 2009; 12. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 0030 Tahun 2005 tanggal 20 Juli 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral; 13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171lPMK.0512007 tanggal 27 Desember 2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI ENERGl DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN Dl BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KEPADA GUBERNUR SEBAGAI WA'KIL PEMERINTAH DALAM RANGKA PENYELENGGAWN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2010. BAB l KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Dekonsentrasi ...
  • 3. 1 Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah danlatau kepada lnstansi Vertikal di wilayah tertentu. 2. Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi, yang selanjutnya disebut SKPD Provinsi, adalah organisasillembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dekonsentrasi di bidang energi dan sumber daya mineral di daerah provinsi. 3. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari An garan 1 Pendapatan dan Belanja Negara yang dilaksanakan oleh gu ernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaraq dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi, tidak termasuk ddna yang dialokasikan untuk lnstansi Vertikal pusat di daerah. 4. Rencana Kerja Pemerint.ah, yang selanjutnya disebut RKP, adalah dokumen perencanaan nasional untuk periode 1 (satu) tahun. 5. Rencana Kerja KementerianILembaga, yang selanjutnya disebut Renja-KL, adalah dokumen perencanaan KementerianILembaga untuk periode 1 (satu) tahun. 6. Rencana Kerja dan Anggaran KementerianILembaga, yang selanjutnya disebut RKA-KL, adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu KementerianILembaga yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Strategis KementerianILembaga yang bersangkutan dalam I (satu) tahun anggaran, serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya. 7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disebut APBD, adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. 8. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik lndonesia yang memegang kekuasaan pemerintah negara Republik lndonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik lndonesia Tahun 1945. 9. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disebut DPRD, adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 10. Departemen adalah Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. 11. Menteri adalah Menteri yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya membidangi urusan energi dan sumber daya mineral. 12. Gubernur adalah gubernur selaku wakil Pemerintah di daerah. 13. Direktorat Jenderal adaYah Direktorat Jenderal yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pertambangan mineral, batubara dan panas bumi. 14. Sekretariat Jenderal adalah Sekretariat Jenderal Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. BAB ll ...
  • 4. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN (1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai dasar pelimpahan sebagian urusan pemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah di daerah untuk melaksanakan programlkegiatan Departemen (2) Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan arah kebijakan kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan dekonsentrasi di daerah. BAB 111 LINGKUP URUSAN YANG DlLlMPAHKAN (1) Pemerintah melimpahkan sebagian urusan pemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral yang menjadi kewenangan Menteri kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah. (2) Sebagian urusan pemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral yang dilimpahkan kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah merupakan programlkegiatan bersifat non fisik. (3) Sebagian urusan pemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral yang dilimpahkan kepada gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan pengawasan penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan mineral dan batubara yang dilaksanakan oleh pemerintah kabupatenlkota, melalui Program Pembinaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara sebagai berikut: a. Pengawasan Eksplorasi dan Operasi Produksi: 1. pengawasan eksplorasi; 2. pengawasan studi kelayakan yang mencakup rencana penyusunan Amdal atau UKL dan UPL, reklamasi dan pascatambang, rencana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat; 3. pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja; 4. pengawasan keselamatan operasi pertambangan; 5. pengawasan lindungan lingkungan; 6. pengawasan produksi dan penjualan; 7. pengawasan usaha jasa pertambangan; 8. pengawasan pengembangan masyarakat dan.wilayah; 9. pengawasan penggunaan tenaga kerja asing; 10.pengawasan konservasi; 11. pengawasan penerapan standarisasi; 12. pengawasan investasi dan keuangan; 13. pengawasan penggunaan "tradet'; 14. pengawasan ...
  • 5. 14. pengawasan bulk sampling; 15. pengawasan reklamasi pascatambang; 16. pengawasan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri; 17. pengawasan barang modal; 18. pengawasan pengangkutan dan penjualan. lnventarisasi terhadap pengelolaan IUP dan IPR: 1. izin alat angkut orang; 2. izin operasi kapal keruk; 3. Kartu lzin Meledakan (KIM); 4. izin penimbunan bahan bakar cair; 5. izin gudang bahan peledak; 6. Kepala Teknik TambangtWakil Kepala Teknik Tambang; 7. statistik kecelakaan tambang; 8. statistik penggunaan bahan peledak; 9. statistik tenaga kerja; 10.statistik penggunaan bahan berbahaya beracun; I statistik penggunaan lahan; I. 12.statistik produksi dan penjualan; 13. izin usaha jasa penunjang; 14.rekomendasi pengembangan dan pengoperasian pelabuhan khusus kegiatan tambang; 15.rekomendasi dalam rangka pemberian izin contoh ruah (bulk sampling); 16.penerbitan IUP dan IPR; 17. rekomedasi penggunaan tenaga kerja asing; 18. persetujuan RKAB; 19.pengadaan penggunaan peralatan barang modal produk dalam negeri; 20. penagihan Penerimaan Negara Bukan Pajak untuk Kuasa Pertambangan; 21. inventarisasi data perizinan (administrasi dan spasial). (4) Urusan yang dilimpahkan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sudah ditetapkan dalam Renja-KL yang mengacu pada RKP dan RKA-KL Tahun Anggaran 2010. (5) Alokasi Anggaran Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2010 untuk masing-masing Provinsi atas urusan yang dilimpahkan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini. (1) Urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 tidak boleh dilimpahkan kepada bupatilwalikota. (2) Pelimpahan ...
  • 6. (2) Pelimpahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dilaksanakan oleh SKPD Provinsi berdasarkan penetapan dari gubernur. BAB IV PENYELENGGAWN DEKONSENTRASI (1) Dalam penyelen garaan pelimpahan sebagaimana dimaksud 1 dalam Pasal 3, gu ernur wajib: a. melakukan sinkronvsasi dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dan menjamin terlaksananya kegiatan dekonsentrasi secara efektif dan efisien; b. menetapkan SKPD Provinsi dan menyiapkan perangkat daerah untuk melaksanakan program dan kegiatan dekonsentrasi dengan mempertimbangkan persyaratan kemampuan dan kompetensi personil; c. menjamin pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi dilaksanakan sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang telah ditentukan oleh Pemerintah; d. menjamin terwujudnya koordinasi, pengendalian, pembinaan, pengawasan dan pelaporan. (2) Gubernur memberitahukan kepada DPRD berkaitan dengan penyelenggaraan urusan pemerintah yang dilimpahkan kepada gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal3. (3) Gubernur menetapkan Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penguji TagihanIPenandatangan Surat Perintah Membayar, dan Bendahara Pengeluaran serta menyampaikannya kepada Menteri dan Menteri Keuangan. (4) Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, gubernur berpedoman pada norma, standar, pedoman, kriteria, dan kebijakan Pemerintah, serta keserasian, kemanfaatan, kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan daerah. (1) Gubernur melakukan koordinasi dengan Departemen melalui Direktorat Jenderal mengenai: a. pelaksanaan fungsi pengaturan, pembinaan, dan pengawasan teknis atas pelaksanaan dekonsentrasi; b. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap capaian pelaksanaan teknis di daerah yang dilakukan oleh SKPD Provinsi. (2) Koordinasi penyelenggaraan dekonsentrasi di daerah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB V ...
  • 7. BAB V TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN KEGIATAN (1) Kepala SKPD Provinsi bertanggung jawab secara fisik dan keuangan terhadap pelaksanaan kegiatan yang dilimpahkan. (2) SKPD Provinsi bertugas dan bertanggung awab melaksanakan 1 Program Pembinaan Usaha Pertambangan ineral dan Batubara dan kegiatan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara di daerah sesuai dengan lingkup urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada gubernur. (3) Tugas dan tanggung jawab pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengikuti ketentuan norma, standar, prosedur dan ketentuan yang ditetapkan Pemerintah dan gubernur sebagai wakil Pemerintah. P ( I ) Gubernur menetapkan SKPD Provinsi dan pejabat pengelola kegiatan dekonsentrasi yang mempunyai kompetensi dalam melaksanakan program atau kegiatan dekonsentrasi. (2) Pejabat pengelola kegiatan dekonsentrasi sebagaimana dimaksud pada ayat ( I ) terdiri atas: a. Kuasa. Pengguna AnggaranIKuasa Pengguna BarangIKepala Satuan Kerja; b. Pejabat Pembuat Komitmen; c. Pejabat Pengujil'agihan dan Penandatangan Surat Perintah Membayar (SPM); d. Bendahara Pengeluaran. (3) Kepala SKPD Provinsi menetapkan Petugas Unit Akuntansi SKPD Provinsi dan pembantu pejabat inti lainnya. (4) Kualifikasi personil masing-masing pejabat pada SKPD Provinsi dikonsultasikan dengan Sekretariat Jenderal terkait sebagai penanggung jawab programlkegiatan dekonsentrasi lingkup Departemen. BAB VI PENDANAAN (1) Urusan pemerintahan yang dapat dilimpahkan kepada gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, pendanaannya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, bagian anggaran Departemen melalui Dana Dekonsentrasi. (2) Rincian Pembiayaan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2010 untuk masing-masing kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini. (3) Penyaluran ...
  • 8. (3) Penyaluran dana dekonsentrasi dilakukan oleh Bendahara Umum Negara atau kuasanya melalui Rekening Kas Umum Negara di daerah. (4) Tata cara penyaluran dana dekonsentrasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (5) Penerimaan sebagai akibat pelaksanaan dekonsentrasi merupakan penerimaan negara dan wajib disetor oleh Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran ke Rekening Kas Umum Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (6) Dalam ha1 pelaksanaan dekonsentrasi terdapat saldo kas pada akhir tahun anggaran, saldo tersebut wajib disetor ke Rekening Kas Umum Negara. BAB VII PENGELQLAAN BARANG MlLlK NEGARA HASlL PELAKSANAAN DEKONSENTRASI Pasal 10 (1) Semua barang yang dibeli atau diperoleh dari pelaksanaan Dana Dekonsentrasi merupakan barang milik negara. (2) Barang milik negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai penunjang pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi. (3) SKPD Provinsi melakukan penatausahaan barang milik negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Barang milik negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (I), dapat dihibahkan kepada daerah. (5) Dalam ha1 barang dihibahkan kepada daerah, penatausahaan, penggunaan dan pemanfaatan barang tersebut dilaksanakan oleh pemerintah provinsi sebagai barang milik daerah. (6) Penghibahan, penatausahaan, penggunaan dan pemanfaatan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (5),merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan barang milik negaraldaerah. (7) Tata cara pengelolaan barang milik negara serta pengendalian dan pengawasannya, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB Vlll PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 11 (1) Kepala SKPD Provinsi bertanggung jawab atas pelaporan manajerial kegiatan dekonsentrasi. (2) Penyusunan dan penyampaian laporan kegiatan dekonsentrasi dilakukan dengan tahapan: a. Kepala ...
  • 9. a. Kepala SKPD Provinsi yang melaksanakan dekonsentrasi menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan setiap triwulan dan setiap berakhirnya tahun anggaran kepada gubernur melalui SKPD Provinsi yang membidangi perencanaan dan kepada Menteri c.q. Sekretariat Jenderal. b. gubernur menugaskan SKPD Provinsi yang membidangi perencanaan untuk menggabungkan laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan menyampaikannya setiap triwulan dan setiap berakhirnya tahun anggaran kepada Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri yang membidangi perencanaan pembangunan nasional. c. penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada huruf b digunakan sebagai bahan perencanaan, pembinaan, pengendalian, dan evaluasi. d. bentuk dan isi laporan pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 12 Kepala SKPD Provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaranl Kuasa (I) Pengguna Barang dekonsentrasi bertanggung jawab atas pelaksanaan Dana Dekonsentrasi. (2) Kepala SKPD Provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaranl Kuasa Pengguna Barang wajib menyelenggarakan akuntansi dan bertanggung jawab terhadap penyusunan dan penyampaian laporan pertanggung-jawaban keuangan dan barang milik negara. (3) Penatausahaan keuangan dan barang milik negara dalam pelaksanaan dekonsentrasi dilakukan secara terpisah dari penatausahaan keuangan dan barang milik negara dalam pelaksanaan tugas pembantuan dan desentralisasi. (4) Penatausahaan keuangan dan barang milik negara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diseienggarakan oleh SKPD Provinsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (5) Penyusunan dan penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan dan barang milik negara dilakukan dengan tahapan: a. Kepala SKPD Provinsi yang melaksanakan dekonsentrasi atas nama gubernur menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan setiap bulan, semester, dan tahunan ke ada c.q. Sekretariat Jenderal, dengan tembusan kepada SI PD Provinsi yang membidangi pengelolaan ? keuangan daerah; b. Kepala SKPD Provinsi yang melaksanakan dekonsentrasi atas nama gubernur menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban barang milik negara setiap triwulan dan setiap berakhirnya tahun anggaran kepada Menteri c.q. Sekretariat Jenderal, dengan tembusan kepada SKPD Provinsi yang membidangi pengelolaan keuangan daerah; c. gubernur menggabungkan laporan pertanggungjawaban keuangan dan barang atas pelaksanaan Dana Dekonsentrasi dan menyampaikannya setiap triwulan dan setiap berakhirnya tahun anggaran kepada Menteri Keuangan dengan tembusan kepada Menteri; d. bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban keuangan dan barang milik negara berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 13 ...
  • 10. (1) Laporan pertanggungjawaban keuangan secara tahunan atas pelaksanaan dekonsentrasi oleh gubernur dilampirkan dalam Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD kepada DPRD. (2) Penyampaian lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara bersama-sama atau terpisah dengan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD. BAB IX PENARIKAN KEMBALI PELIMPAHAN Pasal 14 (1) Menteri dapat menarik kembali pelimpahan sebagian urusan Pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, apabila: a. sebagian urusan pemerintahan yang dilimpahkan tidak dilanjutkan karena Pemerintah mengubah kebijakan; b. pelaksanaan urusan pemerintahan tidak sejalan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; c. gubernur mengusulkan untuk ditarik kembali sebagian atau seluruhnya; dan d. gubernur tidak dapat melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang dilimpahkan. (2) Penarikan pelimpahan dari Pemerintah dilakukan melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dan disampaikan kepada Menteri Keuangan dan Menteri yang membidangi perencanaan pembangunan nasional. (3) Peraturan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan oleh Menterr Keuangan sebagai dasar pemblokiran dalam dokumen anggaran dan penghentian pencairan dana dekonsentrasi. BAB X PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 15 (1) Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada gubernur. (2) Gubernur selaku penerima pelimpahan sebagian urusan pemerintahan dari Pemerintah melakukan pembinaan dan pengawasan kegiatan dekonsentrasi yang dilaksanakan oleh SKPD Provinsi. (3) Pelaksanaan pengawasan dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan satuan kerja, kemajuan pelaksanaan kegiatan, kesesuaian terhadap norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan dan dilakukan secara terpadu melalui koordinasi dengan Sekretariat Jenderal dan Direktorat Jenderal Unit Eselon I sebagai penanggung jawab program di lingkungan Departemen. (4) Pembinaan ... -
  • 11. t (4) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat ( I ) dan ayat (2),dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB XI SANKSI .- Pasal 16 (1) SKPD Provinsi yang secara sengaja danlatau lalai dalam menyampaikan laporan dekonsentrasi dapat dikenakan sanksi berupa: a. penundaan pencairan dana dekonsentrasi untuk triwulan berikutnya; atau b. pen hentian alokasi dana dekonsentrasi untuk tahun anggaran ! beri utnya. (2) Pengenaan sanksi tidak membebaskan SKPD Provinsi dari kewajiban menyampaikan laporan dekonsentrasi. BAB XI1 KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 8 Desember 2009 MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, ttd. DARWIN ZAHEDY SALEH Diundangkan di Jakarta pada tanggal 2 8 Desember 2009 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASl MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. PATRIALIS AKBAR BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2009 NOMOR 522 Salinan sesuakdqgan aslinya DEPARTEMEW ENERGl DAN SUMBER DAYA MINERAL Kepala Biro ~ g l 4 6 % q n Humas, Prawira
  • 12. LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 33 TAHUN 200'3 TANGGAL : 28 DESEMBER 2009 ALOKASI ANGGARAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2010 JUMLAH (RUPIAH) 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 t (03) . , 1 JAWA TENGAH I 1.000.000.000.00 1 (04) Dl YOGYAKARTA 1.000.000.000,00 (05) JAWA TlMUR 1.000.000.000,00 (06) NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1.000.000.000,00 (07) SUMATERA UTARA 1.000.000.000,00 (08) SUMATERA BARAT 1.000.000.000.00 (09) RlAU 1.000.000.000,00 (10) JAMB1 1.000.000.000,00 (11) SUMATERA SELATAN 1.000.000.000.00 (12) LAMPUNG 1.000.000.000,00 (13) KALIMANTAN BARAT 1.000.000.000.00 1 1 I I (14) 1 KALIMANTAN TENGAH 1.000.000.000.00 (15) KALIMANTAN SELATAN 1.000.000.000,00 (16) KALIMANTANTIMUR 1.000.000.000.00 (17) SULAWESI UTARA 1.000.000.000,00 (18) . , SULAWESI TENGAH 1.000.000.000.00 / L, (19) 1 SULAWESI SELATAN I 1.000.000.000.00 I (20) SULAWESI TENGGARA 1.000.000.000,00 (21) MALUKU 1.000.000.000,00 (22) BALl 1.000.000.000,00 (23) NUSA TENGGARA BARAT 1.000.000.000.00 1 I I I (24) / NUSA TENGGARA TlMUR I 1.000.000.000.00 (25) PAPUA 1.000.000.000,00 (26) . . BENGKULU 1.000.000.000.00 1 (27) 1 MALUKU UTARA I I 1.000.000.000.00 I L (32) PAPUA BARAT 1.000.000.000,00 (33) SULAWESI BARAT 1.000.000.000.00 JUMLAH I 33.000.000.000.00 / MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, i ttd. DARWIN ZAHEDY SALEH Salinan sesuai dengan aslinya DEPARTEM'N ENERGI DANVMBER DAYA MINERAL
  • 13. LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 3 3 TAHUN 2009 TANGGAL : 28 DESEMBER 2009 RlNClAN PEMBIAYAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2010 JUMLAH KODE LOKASI, PROGRAM, KEGIATAN (RUPIAH) (11 (2) (3) (01 DKI JAKARTA I.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN (02) JAWA BARAT 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN (03) JAWA TENGAH 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN (04) Dl YOGYAKARTA I.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHMN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN (05) JAWA TlMUR I.OOO.OOO.OOO,OO 04.05.01 PROGRAM PEMBINMN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN - (06) NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1.OOO.OOO.OOO,OO 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN (07) SUMATERA UTARA 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN (08) SUMATERA BARAT 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN (09) RlAU 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN
  • 14. JUMLAH KODE LOKASI, PROGRAM, KEGIATAN (RUPIAH) 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN (11) SUMATERA SELATAN 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN (12) LAMPUNG 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN (13) KALIMANTAN BARAT 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN I.000.000.000,00 PERTAMBANGAN (14) KALIMANTAN TENGAH 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.OOO.OOO.OOO,OO MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN (15) KALIMANTAN SELATAN 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN . - (16) KALIMANTAN TlMUR 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN (17) SULAWESI UTARA 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN (18) SULAWESI TENGAH 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN
  • 15. KODE I LOKASI, PROGRAM, KEGIATAN I JUMLAH (RUPIAHI , - :I 9) SULAWESI SELATAN 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN 20) SULAWESI TENGGARA 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN 21) MALUKU 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN PERTAMBANGAN 23) NUSA TENGGARA BARAT 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN (24) NUSA TENGGARA TIMUR 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN I 25) I PAPUA 1 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN I 26) I BENGKULU 1 1.000.000.000.00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN (27) MALUKU UTARA 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN
  • 16. JUMLAH KODE LOKASI, PROGRAM, KEGIATAN (RUPIAH) (28) BANTEN 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2 28 1 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN (29) KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN (30) GORONTALO 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN (1 3 KEPULAUAN RlAU 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN (32) PAPUA BARAT 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2 28 1 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 PERTAMBANGAN (33) SULAWESI BARAT 1.000.000.000,00 04.05.01 PROGRAM PEMBINAAN USAHA PERTAMBANGAN 1.000.000.000,00 MINERAL DAN BATUBARA 2128 PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN KEGIATAN 1.000.000.000,00 I PERTAMBANGAN I JUMLAH 1 33.000.000.000,00 MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, ttd . DARWIN ZAHEDY SALEH Salinan sesuai dengan aslinya DEPARTEMEN ENERGI DAMUMBER DAYA MINERAL