SlideShare a Scribd company logo
PERATURAN MENTERI KEUANGAN                                                Page 1 of 12




                                     MENTERI KEUANGAN
                                     REPUBLIK INDONESIA

                                        SALINAN
                         PERATURAN MENTERI KEUANGAN
                               NOMOR 135/PMK.06/2009

                                       TENTANG

                   PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA
           YANG BERASAL DARI KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA

                    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

                                MENTERI KEUANGAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan akuntabilitas pengelolaan Barang
               Milik Negara, diperlukan adanya tertib administrasi dan pengelolaan
               yang lebih baik terhadap Barang Milik Negara yang berasal dari
               kontraktor kontrak kerja sama dengan tetap menjunjung tinggi good
               governance;
              b. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang
                 Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, Dan
                 Pemindahtanganan Barang Milik Negara, belum secara khusus mengatur
                 pengelolaan Barang Milik Negara yang berasal dari kontraktor kontrak
                 kerja sama;
              c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
                 dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang
                 Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Berasal Dari Kontraktor Kontrak
                 Kerja Sama;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
               (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
               Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
              2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
                 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
                 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
              3. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha
                 Hulu Minyak Dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia
                 Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
                 Nomor 4435) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
                 Nomor 34 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
                 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
                 4510);




http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2009/135~PMK.06~2009Per.htm          2/17/2012
PERATURAN MENTERI KEUANGAN                                                     Page 2 of 12



              4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
                 Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
                 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
                 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38
                 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
                 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855);
              5. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;
                                            MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENGELOLAAN
            BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI KONTRAKTOR
            KONTRAK KERJA SAMA.
                                                  BAB I
                                         KETENTUAN UMUM
                                             Bagian Kesatu
                                               Pengertian
                                                 Pasal 1
              Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan:
              1. Kontrak Kerja Sama adalah Kontrak Bagi Hasil atau bentuk kontrak kerja
                 sama lain dalam kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi yang lebih
                 menguntungkan Negara dan hasilnya dipergunakan untuk sebesar-besar
                 kemakmuran rakyat.
              2. Kontraktor Kontrak Kerja Sama yang selanjutnya disingkat KKKS adalah
                 Badan Usaha atau Bentuk Badan Usaha Tetap yang diberikan wewenang
                 untuk melaksanakan Eksplorasi dan Eksploitasi pada suatu Wilayah
                 Kerja berdasarkan Kontrak Kerja Sama dengan Badan Pelaksana.
              3. Barang yang menjadi milik/Kekayaan Negara yang berasal dari Kontrak
                 Kerja Sama selanjutnya disebut Barang Milik Negara adalah seluruh
                 barang dan peralatan yang dibeli KKKS dan yang secara langsung
                 digunakan dalam Kegiatan Usaha Hulu.
              4. Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia.
              5. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Kekayaan Negara.
              6. Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu di Bidang Minyak dan Gas Bumi
                 yang selanjutnya disebut Badan Pelaksana adalah badan yang dibentuk
                 untuk melakukan pengendalian Kegiatan Usaha Hulu di bidang Minyak
                 dan Gas Bumi;
              7. Pihak lain adalah pihak selain Menteri, Departemen Energi dan Sumber
                 Daya Mineral, dan Badan Pelaksana.
                                              Bagian Kedua
                                              Asas Umum
                                                 Pasal 2
              (1)Barang Milik Negara merupakan Kekayaan Negara yang digunakan dan
                 diperoleh atau dibeli KKKS sebagai pelaksanaan kontrak kerja sama




http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2009/135~PMK.06~2009Per.htm               2/17/2012
PERATURAN MENTERI KEUANGAN                                                      Page 3 of 12



                 antara KKKS dengan Pemerintah RI terdiri dari:
                 a. Barang modal/kapital berupa peralatan, tanah, bangunan, dan
                    material persediaan yang tercatat dalam sistem pencatatan aset di
                    KKKS;
                 b. Barang yang tidak tercatat dalam KKKS berupa limbah sisa operasi
                    perminyakan yang ada dalam tanggungjawab dan pengamanan pada
                    KKKS;
                 c. Barang/peralatan yang dibeli pada masa eksplorasi (direct expense).
              (2)Penetapan status penggunaan Barang Milik Negara dilakukan dengan
                 ketentuan sebagai berikut.
                 a. Barang Milik Negara yang masih digunakan dalam penyelenggaraan
                    kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi belum ditetapkan status
                    penggunaannya.
                 b. Barang Milik Negara yang telah tidak digunakan dalam
                    penyelenggaraan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi wajib
                    diserahkan   kepada    Pemerintah   untuk   ditetapkan  status
                    penggunaannya.
              (3)Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak
                 digunakan untuk penyelenggaraan kegiatan usaha hulu minyak dan gas
                 bumi diserahkan oleh KKKS melalui Badan Pelaksana kepada Menteri
                 melalui Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
              (4)Barang Milik Negara selain tanah dan/atau bangunan yang tidak
                 digunakan untuk penyelenggaraan kegiatan usaha hulu minyak dan gas
                 bumi diusulkan oleh KKKS melalui Badan Pelaksana kepada Menteri
                 melalui Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral untuk dilakukan
                 pengelolaannya lebih lanjut.
                                                 Pasal 3
              (1)Barang Milik Negara yang berasal dari KKKS dapat dijual langsung
                 tanpa melalui lelang oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
                 kepada KKKS lainnya, setelah mendapat persetujuan Menteri.
              (2)Pelaksanaan penjualan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan
                 oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral kepada Menteri
                 untuk penatausahaan.
                                                 Pasal 4
              (1)Semua    penerimaan   yang    berasal   dari   pemanfaatan   dan
                 pemindahtanganan Barang Milik Negara kepada Pihak Lain merupakan
                 penerimaan negara bukan pajak yang harus disetor ke rekening kas
                 umum negara.
              (2)Penerimaan negara bukan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
                 merupakan penerimaan umum pada Departemen Energi dan Sumber
                 Daya Mineral.
                                                 Pasal 5
              Barang Milik Negara hanya dapat digunakan untuk penyelenggaraan
              kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi berdasarkan ketentuan yang




http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2009/135~PMK.06~2009Per.htm                2/17/2012
PERATURAN MENTERI KEUANGAN                                                  Page 4 of 12



              berlaku.
                                                 BAB II
                      WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB PENGELOLAAN

                                             Bagian Kesatu
                                Wewenang dan Tanggung Jawab Menteri
                                                 Pasal 6
              (1)Direktur Jenderal merupakan pelaksana fungsional atas kewenangan dan
                 tanggungjawab Menteri dalam pengelolaan Barang Milik Negara.
              (2)Dalam melaksanakan kewenangan dan tanggungjawab sebagaimana
                 dimaksud pada ayat (1), Direktur Jenderal atas nama Menteri dapat
                 menunjuk pejabat pada instansi vertikal Direktorat Jenderal untuk
                 melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggungjawab pengelolaan
                 Barang Milik Negara.
              (3)Kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
                 meliputi:
                 a. melakukan monitoring dan evaluasi atas laporan konsolidasi yang
                    disampaikan oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral;
                 b. melakukan pencatatan atas laporan konsolidasi yang disampaikan oleh
                    Badan Pelaksana;
                 c. memberikan keputusan atas usul pemanfaatan/pemindahtanganan
                    Barang Milik Negara yang diusulkan Departemen Energi dan Sumber
                    Daya Mineral sesuai batas kewenangannya;dan
                 d. melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab lain sesuai peraturan
                    perundang-undangan.
                                              Bagian Kedua
                                    Wewenang dan Tanggung Jawab
                             Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
                                                 Pasal 7
              (1)Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral menjalankan kewenangan
                 dan tanggungjawab atas penggunaan Barang Milik Negara.
              (2)Kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
                 meliputi:
                 a. melakukan monitoring dan evaluasi atas laporan konsolidasi yang
                    disampaikan oleh Badan Pelaksana dan dilaporkan kepada Menteri;
                 b. melakukan pencatatan atas laporan konsolidasi yang disampaikan oleh
                    Badan Pelaksana;
                 c. mengajukan usul pemanfaatan/pemindahtanganan Barang Milik
                    Negara yang diusulkan Badan Pelaksana; dan
                 d. melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab lain sesuai peraturan
                    perundang-undangan.
                                              Bagian Ketiga




http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2009/135~PMK.06~2009Per.htm            2/17/2012
PERATURAN MENTERI KEUANGAN                                                 Page 5 of 12



                           Wewenang dan Tanggung Jawab Badan Pelaksana
                                                 Pasal 8
              Badan Pelaksana menjalankan kewenangan dan tanggungjawab:
              a. melakukan pembinaan penggunaan Barang Milik Negara di lingkup
                 kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi;€
              b. menyampaikan laporan konsolidasi Barang Milik Negara secara berkala
                 kepada Menteri dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral; dan
              c. melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab lain sesuai peraturan
                 perundang-undangan.
                                            Bagian Keempat
                                 Wewenang dan Tanggung Jawab KKKS
                                                 Pasal 9
              (1)KKKS menjalankan kewenangan dan tanggung jawab yang didasarkan
                 pada:
                 a. ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
                 b. Kontrak Kerja Sama.
              (2)Selain kewenangan dan tanggungjawab sebagaimana dimaksud pada
                 ayat (1), KKKS berkewajiban pula untuk :
                 a. melakukan pencatatan Barang Milik Negara;€
                 b. menyimpan dan mengadministrasikan bukti kepemilikan           atau
                    dokumen lainnya yang terkait dengan Barang Milik Negara;
                 c. melaporkan data Barang Milik Negara secara berkala kepada Badan
                    Pelaksana; dan€
                 d. melakukan pengamanan atas Barang Milik Negara yang berada dalam
                    penguasaannya.
                                                 BAB III
                                           PEMANFAATAN
                                                 Pasal 10
              (1)KKKS dapat melakukan optimalisasi manfaat atas sebagian Barang Milik
                 Negara bersangkutan kepada pihak lain sepanjang menunjang kegiatan
                 eksplorasi dan eksploitasi di bidang minyak dan gas bumi setelah
                 mendapat persetujuan Menteri berdasarkan usulan dari Badan Pelaksana.
              (2)Optimalisasi manfaat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
                 dilakukan sepanjang tidak mengubah status kepemilikan.
              (3)Pelaksanaan optimalisasi manfaat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
                 dilaporkan kepada Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
                                                 BAB IV
                                       PEMINDAHTANGANAN
                                                 Pasal 11
              Pemindahtanganan Barang Milik Negara dilakukan melalui:




http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2009/135~PMK.06~2009Per.htm           2/17/2012
PERATURAN MENTERI KEUANGAN                                                         Page 6 of 12



              a. pengalihan kepemilikan (transfer of title) kepada afiliasi KKKS
                 bersangkutan di luar negeri;
              b. pertukaran dengan barang sejenis yang berasal dari pabrikan yang sama;
              c. beli balik (buy back) oleh pemasok/vendor/pabrikan;
              d. penggantian suku cadang, baik sebagian kecil maupun seluruhnya,
                 dengan pemasok/vendor/ pabrikan,
                                                 Pasal 12
              Pemindahtanganan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dilaksanakan
              setelah mendapat persetujuan:
              a. Dewan Perwakilan Rakyat, untuk Barang Milik Negara yang bernilai
                 lebih dari Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah);
              b. Presiden, untuk Barang Milik Negara yang                bernilai     di atas
                 Rp10.000.000.000,00    (sepuluh     miliar    rupiah)   sampai        dengan
                 Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); atau
              c. Menteri, untuk Barang Milik Negara yang bernilai sampai dengan
                 Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)
                                                 Pasal 13
              (1)Pelaksanaan pengalihan kepemilikan sebagaimana dimaksud dalam
                 Pasal 11 huruf a dilakukan oleh Badan Pelaksana:
                 a. apabila barang dan/atau peralatan yang akan dialihkan
                    kepemilikannya, harga/nilainya sama dengan atau lebih besar dari
                    harga perolehan untuk capital asset atau dari average price untuk
                    material persediaan dan harus dilaporkan kepada Menteri dan
                    Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral; atau
                 b. dengan persetujuan Menteri melalui Departemen Energi dan Sumber
                    Daya Mineral apabila barang dan/atau peralatan yang akan dialihkan
                    kepemilikannya, harga/nilainya lebih kecil dari harga perolehan untuk
                    capital asset atau dari average price untuk material persediaan.
              (2)Pelaksanaan pertukaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf b
                 dilakukan oleh Badan Pelaksana:
                 a. apabila barang dan/atau peralatan yang akan dipertukarkan,
                    harga/nilainya sama dengan atau lebih besar dari harga perolehan
                    untuk capital asset atau dari average price untuk material persediaan dan
                    harus dilaporkan kepada Menteri dan Departemen Energi dan Sumber
                    Daya Mineral disertai hasil pengkajian pertukaran oleh Badan
                    Pelaksana; atau
                 b. dengan persetujuan Menteri melalui Departemen apabila barang
                    dan/atau peralatan yang akan dipertukarkan harga/nilainya lebih
                    kecil dari harga perolehan untuk capital asset atau dari average price
                    untuk material persediaan disertai hasil pengkajian pertukaran oleh
                    Badan Pelaksana; atau
                 c. apabila barang dan/atau peralatan yang akan dipertukarkan masih
                    dalam garansi pemasok/vendor/pabrikan dan harus dilaporkan
                    kepada Menteri dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.



http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2009/135~PMK.06~2009Per.htm                   2/17/2012
PERATURAN MENTERI KEUANGAN                                                   Page 7 of 12



              (3)Pelaksanaan beli balik (buy back) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
                 huruf e dilakukan oleh Badan Pelaksana:
                 a. apabila barang dan/atau peralatan yang akan dibeli balik (buy back),
                    harga/nilainya sama dengan atau lebih besar dari harga perolehan dan
                    harus dilaporkan kepada Menteri dan Departemen Energi dan Sumber
                    Daya Mineral; atau
                 b. dengan persetujuan Menteri melalui Departemen Energi dan Sumber
                    Daya Mineral apabila barang dan/atau peralatan yang akan dibeli
                    balik (buy back), harga/nilainya lebih kecil dari harga perolehan.
              (4)Pelaksanaan penggantian suku cadang sebagaimana dimaksud dalam
                 Pasal 11 huruf d dilakukan oleh Badan Pelaksana dan harus dilaporkan
                 kepada Menteri dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
                                                 BAB V
                                            PEMUSNAHAN

                                                 Pasal 14
              (1)Pemusnahan Barang Milik Negara dapat dilakukan apabila Barang Milik
                 Negara tersebut tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, tidak
                 dapat dipindahtangankan, atau diserahkan kepada Pemerintah.€
              (2)Permohonan pemusnahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan
                 oleh KKKS kepada Badan Pelaksana disertai dengan data dan dokumen
                 terkait yang diperlukan, termasuk tetapi tidak terbatas pada surat
                 pernyataan tanggung jawab penuh mutlak tidak bersyarat yang
                 ditandatangani oleh pimpinan KKKS.
              (3)Permohonan pemusnahan limbah dari bahan kimia yang dibeli dan telah
                 digunakan untuk kegiatan operasi perminyakan diajukan dengan batasan
                 untuk periode waktu dan batasan jumlah tertentu.
              (4)Badan Pelaksana melakukan penelitian dan pemeriksaan               atas
                 permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3).
              (5)Dalam hal berdasarkan penelitian dan pemeriksaan yang dilakukan,
                 penghapusan layak dilakukan, proses selanjutnya menempuh
                 mekanisme sebagai berikut:
                 a. Pemusnahan atas Barang Milik Negara berupa bahan kimia dan
                    lainnya yang telah kadaluarsa dilakukan oleh Badan Pelaksana setelah
                    mendapat persetujuan dari Menteri melalui Departemen Energi dan
                    Sumber Daya Mineral.
                 b. Pemusnahan atas limbah dari bahan kimia yang dibeli dan telah
                    digunakan untuk kegiatan operasi perminyakan dan limbah sisa
                    produksi berupa bahan kimia yang dihasilkan pada saat proses
                    pemisahan crude oil dan gas (produk ikutan berupa limbah) seperti
                    mercury, air asin, pasir dan Co2 dilakukan oleh Badan Pelaksana
                    setelah mendapat persetujuan Menteri dan harus dilaporkan kepada
                    Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
                 c. Pemusnahan atas bahan peledak yang telah kadaluarsa untuk kegiatan
                    operasi perminyakan dilakukan oleh Badan Pelaksana setelah



http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2009/135~PMK.06~2009Per.htm             2/17/2012
PERATURAN MENTERI KEUANGAN                                                    Page 8 of 12



                   mendapat persetujuan Menteri dan harus dilaporkan kepada
                   Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral dengan melampirkan
                   dokumen pendukung terkait termasuk berita acara pemusnahan dari
                   Kepolisian.
                                                  BAB VI
                                             PENGHAPUSAN
                                                  Pasal 15
              Badan Pelaksana melakukan penghapusan Barang Milik Negara apabila:
              a. telah selesainya pelaksanaan pemindahtanganan;
              b. telah terjadinya pemusnahan;
              c. telah dilakukan penyerahan kepada Pemerintah cq. Departemen Energi
                 dan Sumber Daya Mineral;
              d. telah   mendapat     persetujuan  Menteri karena  alasan   tidak
                 ekonomis/menguntungkan apabila dilakukan pemindahtanganan dan
                 tidak memungkinkan dipindahtangankan karena lokasi aset didalam
                 tanah dan atau didalam laut; atau
              e. telah mendapat persetujuan Menteri karena alasan sebab-sebab lain yang
                 secara normal diperkirakan wajar menjadi penyebab penghapusan antara
                 lain hilang, kecurian, terbakar, susut, menguap, mencair, terkena bencana
                 alam, kadaluarsa, rusak berat, dan terkena dampak dari terjadinya
                 keadaan kahar (force majeure).
                                                  Pasal 16
              (1)Penghapusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a didasarkan
                 pada:€
                 a. Perjanjian atau akta pemindahtanganan; dan
                 b. Berita acara serah terima.
              (2)Penghapusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b didasarkan
                 pada:€
                 a. Berita acara pemusnahan; dan
                 b. Surat pernyataan dari KKKS.
              (3)Penghapusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf c didasarkan
                 pada:
                 a. persetujuan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral; dan
                 b. Berita acara serah terima.
              (4)Penghapusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf d didasarkan
                 pada surat pernyataan dari KKKS.
              (5)Penghapusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf e didasarkan
                 pada surat keterangan instansi yang berwenang.
                                                  BAB VII
                              PENGAMANAN DAN PENATAUSAHAAN
                                       BARANG MILIK NEGARA




http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2009/135~PMK.06~2009Per.htm              2/17/2012
PERATURAN MENTERI KEUANGAN                                                 Page 9 of 12



                                                 Pasal 17
              (1)Badan Pelaksana, dan/atau Kontraktor wajib melakukan pengamanan
                 Barang Milik Negara yang berada dalam€ penguasaannya.
              (2)Pengamanan Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
                 meliputi pengamanan administratif, pengamanan fisik dan pengamanan
                 hukum.
                                                 Pasal 18
              (1)Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral harus melakukan
                 pendaftaran dan pencatatan Barang Milik Negara menurut penggolongan
                 dan kodefikasi barang di bidang minyak dan gas bumi.
              (2)Badan Pelaksana dan/atau Kontraktor melakukan pendaftaran dan
                 pencatatan Barang Milik Negara yang dikuasai dan digunakan dengan
                 berpedoman pada ketentuan penggolongan barang dan kodefikasi
                 barang di bidang minyak dan gas bumi.
                                                 Pasal 19
              (1)Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral harus melakukan
                 inventarisasi Barang Milik Negara paling kurang sekali dalam lima
                 tahun, yang hasilnya disampaikan kepada Menteri.
              (2)Direktur Jenderal harus melakukan inventarisasi Barang Milik Negara
                 berupa tanah dan/atau bangunan paling kurang sekali dalam lima tahun,
                 yang hasilnya disampaikan kepada Menteri.
              (3)Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral/satuan unit kerja/pejabat
                 lain, dalam jabatan struktural yang ditunjuk harus menyusun Laporan
                 Barang Milik Negara Semesteran untuk disampaikan kepada Menteri
                 berdasarkan laporan Barang Milik Negara yang disusun Badan
                 Pelaksana.
              (4)Direktur Jenderal harus menyusun Laporan Barang Milik Negara
                 Semesteran berupa tanah dan/ atau bangunan untuk disampaikan
                 kepada Menteri.
              (5)Badan Pelaksana harus menyusun laporan Barang Milik Negara
                 Semesteran untuk disampaikan kepada Departemen Energi dan Sumber
                 Daya Mineral dan Menteri.
                                                BAB VIII
                               PENYERAHAN KEPADA PEMERINTAH
                                                 Pasal 20
              Barang Milik Negara wajib dilakukan penyerahan kepada Pemerintah
              apabila:
              a. kontrak kerja sarna telah berakhir;
              b. sudah tidak digunakan oleh KKKS, kecuali yang berada di dalam tanah
                 dan/atau di dalam lautan yang tidak bertentangan dengan ketentuan
                 yang berlaku.
                                                 Pasal 21
              (1)Penyerahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dilakukan dengan



http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2009/135~PMK.06~2009Per.htm           2/17/2012
PERATURAN MENTERI KEUANGAN                                                  Page 10 of 12



                 mekanisme sebagai berikut:
                 a. KKKS mengajukan permohonan kepada Badan Pelaksana disertai
                    dengan data dan dokumen terkait yang diperlukan;
                 b. Badan Pelaksana melakukan penelitian dan pemeriksaan, baik
                    administratif maupun fisik, atas Barang Milik Negara yang
                    dimohonkan untuk dilakukan penyerahan kepada Pemerintah eq.
                    Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral;
                 c. Dalam hal berdasarkan penelitian dan pemeriksaan, KKKS telah
                    menyelesaikan segala kewajiban yang terkait dengan Barang Milik
                    Negara tersebut, Badan Pelaksana menyampaikan usulan penyerahan
                    Barang Milik Negara kepada Pemerintah eq. Departemen Energi dan
                    Sumber Daya Mineral;
                 d. Setelah Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral melakukan
                    penelitian dan pemeriksaan, baik administratif maupun fisik, atas
                    Barang Milik Negara yang telah diusulkan untuk diserahkan oleh
                    Badan Pelaksana, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
                    menerbitkan persetujuan penerimaan penyerahan Barang Milik Negara
                    dan ditindaklanjuti dengan berita acara serah terima antara
                    Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral dengan Badan
                    Pelaksana;
                 e. Berdasarkan berita acara serah terima sebagaimana dimaksud pada
                    huruf d, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral mengajukan
                    usulan kepada Menteri mengenai penetapan status penggunaan
                    Barang Milik Negara, berikut usulan pemanfaatan atau
                    pemindahtanganannya jika diperlukan;
                 f. Terhadap Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud pada huruf e,
                    dilakukan penilaian guna mengetahui nilai wajar sesuai ketentuan
                    yang berlaku;
                 g. Terhadap Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud pada huruf e,
                    KKKS melakukan pengamanan sampai disetujuinya usulan penetapan
                    status penggunaan Barang Milik Negara, pemanfaatan atau
                    pemindahtanganannya oleh Menteri.
              (2)Mekanisme sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mutatis mutandis
                 berlaku untuk penyerahan Barang Milik Negara kepada Pemerintah yang
                 diinisiasi oleh Menteri, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral,
                 atau Badan Pelaksana.
                                                 BAB IX
                                       KETENTUAN LAIN-LAIN
                                                 Pasal 22
              Ketentuan lebih lanjut mengenai materi dan format dari:
              a. Surat pernyataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) dan
                 Pasal 16 ayat (2);
              b. Berita acara serah terima sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1)
                 dan ayat (3); dan




http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2009/135~PMK.06~2009Per.htm             2/17/2012
PERATURAN MENTERI KEUANGAN                                                        Page 11 of 12



              c. Berita acara pemusnahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2),
              ditetapkan oleh Badan Pelaksana, setelah berkoordinasi dengan Menteri dan
              Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
                                                 Pasal 23
              Beban pajak terkait Bea Masuk yang terkandung dalam Barang Milik
              Negara mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
              perpajakan dan kepabeanan.
                                                 BAB X
                                      KETENTUAN PERALIHAN
                                                 Pasal 24
              (1)Pelaksanaan pemanfaatan, pemindahtanganan, dan penghapusan Barang
                 Milik Negara yang telah mendapatkan persetujuan sebelum Peraturan
                 Menteri Keuangan ini ditetapkan, proses penyelesaiannya tetap mengacu
                 pada ketentuan yang berlaku sebelumnya.
              (2)Pelaksanaan pemanfaatan, pemindahtanganan, dan penghapusan Barang
                 Milik Negara yang belum mendapatkan persetujuan sebelum Peraturan
                 Menteri Keuangan ini ditetapkan, penyelesaiannya dilakukan dengan
                 berpedoman pada ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri
                 Keuangan ini.
                                                 BAB XI
                                        KETENTUAN PENUTUP
                                                 Pasal 25
              Penggunaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, dan penghapusan Barang
              Milik Negara yang tidak diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan ini
              dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
              mengatur pengelolaan Barang Milik Negara.
                                                 Pasal 26
              Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
              Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan
              Peraturan Menteri Keuangan ini dengan panempatannya dalam Berita
              Negara Republik Indonesia.


                                                          Ditetapkan di Jakarta
                                                          pada tanggal 24 Agustus 2009
                                                          MENTERI KEUANGAN,



                                                          SRI MULYANI INDRAWATI
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 24 Agustus 2009
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,




http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2009/135~PMK.06~2009Per.htm                   2/17/2012
PERATURAN MENTERI KEUANGAN                                           Page 12 of 12




ANDI MATTALATTA


         BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2009 NOMOR 270




http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2009/135~PMK.06~2009Per.htm      2/17/2012

More Related Content

What's hot

Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...
infosanitasi
 
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 Petunjuk Teknis Tata Cara Ke...
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 Petunjuk Teknis Tata Cara Ke...Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 Petunjuk Teknis Tata Cara Ke...
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 Petunjuk Teknis Tata Cara Ke...
infosanitasi
 
Permenkeu171 pmk-02-2013 dipa
Permenkeu171 pmk-02-2013 dipaPermenkeu171 pmk-02-2013 dipa
Permenkeu171 pmk-02-2013 dipa
yunussetyawan07
 
Makalah akn
Makalah aknMakalah akn
Makalah akn
Norma_Juainah
 
Pp 27 2014 pengelolaan BMN
Pp 27 2014 pengelolaan BMNPp 27 2014 pengelolaan BMN
Pp 27 2014 pengelolaan BMN
bajelabulau
 
Permen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerah
Permen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerahPermen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerah
Permen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerah
Ulfah Hanum
 
Uu no 2 th. 2001 miigas
Uu no 2 th. 2001 miigasUu no 2 th. 2001 miigas
Uu no 2 th. 2001 miigas
Winarso Arso
 
Uu migas pp 35-2004
Uu migas   pp 35-2004Uu migas   pp 35-2004
Uu migas pp 35-2004
Winarso Arso
 
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
Pengelolaan Barang Milik Negara/DaerahPengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
Oswar Mungkasa
 
Pmk 162 2012ptkp
Pmk 162 2012ptkpPmk 162 2012ptkp
Pmk 162 2012ptkp
Pradhana Radya
 
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...Oswar Mungkasa
 
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...
Oswar Mungkasa
 
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docxJuknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
razitakhalyla
 
Pp 36-2004 usaha hilir migas
Pp 36-2004 usaha hilir migasPp 36-2004 usaha hilir migas
Pp 36-2004 usaha hilir migas
Winarso Arso
 
Pengelolaan Barang
Pengelolaan BarangPengelolaan Barang
Pengelolaan Barang
Kang Tea
 
Besaran dan Tata Cara Pembiayaan Pelaksanaan Tugas Belajar PNS Daerah - Pergu...
Besaran dan Tata Cara Pembiayaan Pelaksanaan Tugas Belajar PNS Daerah - Pergu...Besaran dan Tata Cara Pembiayaan Pelaksanaan Tugas Belajar PNS Daerah - Pergu...
Besaran dan Tata Cara Pembiayaan Pelaksanaan Tugas Belajar PNS Daerah - Pergu...
inideedee
 
Uu 29 2002
Uu 29 2002Uu 29 2002
Uu 29 2002
People Power
 

What's hot (17)

Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...
 
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 Petunjuk Teknis Tata Cara Ke...
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 Petunjuk Teknis Tata Cara Ke...Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 Petunjuk Teknis Tata Cara Ke...
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 Petunjuk Teknis Tata Cara Ke...
 
Permenkeu171 pmk-02-2013 dipa
Permenkeu171 pmk-02-2013 dipaPermenkeu171 pmk-02-2013 dipa
Permenkeu171 pmk-02-2013 dipa
 
Makalah akn
Makalah aknMakalah akn
Makalah akn
 
Pp 27 2014 pengelolaan BMN
Pp 27 2014 pengelolaan BMNPp 27 2014 pengelolaan BMN
Pp 27 2014 pengelolaan BMN
 
Permen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerah
Permen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerahPermen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerah
Permen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerah
 
Uu no 2 th. 2001 miigas
Uu no 2 th. 2001 miigasUu no 2 th. 2001 miigas
Uu no 2 th. 2001 miigas
 
Uu migas pp 35-2004
Uu migas   pp 35-2004Uu migas   pp 35-2004
Uu migas pp 35-2004
 
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
Pengelolaan Barang Milik Negara/DaerahPengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
 
Pmk 162 2012ptkp
Pmk 162 2012ptkpPmk 162 2012ptkp
Pmk 162 2012ptkp
 
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
 
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...
 
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docxJuknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
 
Pp 36-2004 usaha hilir migas
Pp 36-2004 usaha hilir migasPp 36-2004 usaha hilir migas
Pp 36-2004 usaha hilir migas
 
Pengelolaan Barang
Pengelolaan BarangPengelolaan Barang
Pengelolaan Barang
 
Besaran dan Tata Cara Pembiayaan Pelaksanaan Tugas Belajar PNS Daerah - Pergu...
Besaran dan Tata Cara Pembiayaan Pelaksanaan Tugas Belajar PNS Daerah - Pergu...Besaran dan Tata Cara Pembiayaan Pelaksanaan Tugas Belajar PNS Daerah - Pergu...
Besaran dan Tata Cara Pembiayaan Pelaksanaan Tugas Belajar PNS Daerah - Pergu...
 
Uu 29 2002
Uu 29 2002Uu 29 2002
Uu 29 2002
 

Viewers also liked

Itannex Gebruikersdag 2012 11 14
Itannex Gebruikersdag 2012 11 14Itannex Gebruikersdag 2012 11 14
Itannex Gebruikersdag 2012 11 14
sanderschroder
 
Various tools
Various toolsVarious tools
Various tools
jpmagee
 
Mustafa Sen wordpress sunum
Mustafa Sen wordpress sunumMustafa Sen wordpress sunum
Mustafa Sen wordpress sunummustafasen2013
 
Wbjblogging
WbjbloggingWbjblogging
Wbjblogging
Christine Seib
 
Permen No.PER-06/MBU/2011
Permen No.PER-06/MBU/2011Permen No.PER-06/MBU/2011
Permen No.PER-06/MBU/2011
izaupdate
 
Seo 2013
Seo 2013 Seo 2013
Seo 2013
jpmagee
 
Come Find Garmin!
Come Find Garmin!Come Find Garmin!
Come Find Garmin!
kcrosland
 
Scientific Solutions 2011 Goals
Scientific Solutions 2011 GoalsScientific Solutions 2011 Goals
Scientific Solutions 2011 Goals
jklay
 
Perpu 01 1950
Perpu 01 1950Perpu 01 1950
Perpu 01 1950izaupdate
 
01 andrew payne
01 andrew payne01 andrew payne
01 andrew payne
ABMcentrum
 
Stuart Lee
Stuart LeeStuart Lee
Stuart Lee
ABMcentrum
 
09 Nick Stanhope
09 Nick Stanhope09 Nick Stanhope
09 Nick Stanhope
ABMcentrum
 
디자인적 사고를 위한 청소년 커리어위크 워크숍 기획
디자인적 사고를 위한 청소년 커리어위크 워크숍 기획디자인적 사고를 위한 청소년 커리어위크 워크숍 기획
디자인적 사고를 위한 청소년 커리어위크 워크숍 기획
로컬디자인무브먼트
 
Paraules compostes inventades-A
Paraules compostes inventades-AParaules compostes inventades-A
Paraules compostes inventades-A
mercymerche
 
Azure Networking: Innovative Features and Multi-VNet Topologies
Azure Networking: Innovative Features and Multi-VNet TopologiesAzure Networking: Innovative Features and Multi-VNet Topologies
Azure Networking: Innovative Features and Multi-VNet Topologies
Marius Zaharia
 
Gouvernance et sécurisation de vos ressources cloud avec Azure Active Directo...
Gouvernance et sécurisation de vos ressources cloud avec Azure Active Directo...Gouvernance et sécurisation de vos ressources cloud avec Azure Active Directo...
Gouvernance et sécurisation de vos ressources cloud avec Azure Active Directo...
Marius Zaharia
 

Viewers also liked (17)

Itannex Gebruikersdag 2012 11 14
Itannex Gebruikersdag 2012 11 14Itannex Gebruikersdag 2012 11 14
Itannex Gebruikersdag 2012 11 14
 
Various tools
Various toolsVarious tools
Various tools
 
Mustafa Sen wordpress sunum
Mustafa Sen wordpress sunumMustafa Sen wordpress sunum
Mustafa Sen wordpress sunum
 
Wbjblogging
WbjbloggingWbjblogging
Wbjblogging
 
Permen No.PER-06/MBU/2011
Permen No.PER-06/MBU/2011Permen No.PER-06/MBU/2011
Permen No.PER-06/MBU/2011
 
Seo 2013
Seo 2013 Seo 2013
Seo 2013
 
Come Find Garmin!
Come Find Garmin!Come Find Garmin!
Come Find Garmin!
 
Scientific Solutions 2011 Goals
Scientific Solutions 2011 GoalsScientific Solutions 2011 Goals
Scientific Solutions 2011 Goals
 
Projecte final
Projecte finalProjecte final
Projecte final
 
Perpu 01 1950
Perpu 01 1950Perpu 01 1950
Perpu 01 1950
 
01 andrew payne
01 andrew payne01 andrew payne
01 andrew payne
 
Stuart Lee
Stuart LeeStuart Lee
Stuart Lee
 
09 Nick Stanhope
09 Nick Stanhope09 Nick Stanhope
09 Nick Stanhope
 
디자인적 사고를 위한 청소년 커리어위크 워크숍 기획
디자인적 사고를 위한 청소년 커리어위크 워크숍 기획디자인적 사고를 위한 청소년 커리어위크 워크숍 기획
디자인적 사고를 위한 청소년 커리어위크 워크숍 기획
 
Paraules compostes inventades-A
Paraules compostes inventades-AParaules compostes inventades-A
Paraules compostes inventades-A
 
Azure Networking: Innovative Features and Multi-VNet Topologies
Azure Networking: Innovative Features and Multi-VNet TopologiesAzure Networking: Innovative Features and Multi-VNet Topologies
Azure Networking: Innovative Features and Multi-VNet Topologies
 
Gouvernance et sécurisation de vos ressources cloud avec Azure Active Directo...
Gouvernance et sécurisation de vos ressources cloud avec Azure Active Directo...Gouvernance et sécurisation de vos ressources cloud avec Azure Active Directo...
Gouvernance et sécurisation de vos ressources cloud avec Azure Active Directo...
 

Similar to PMK No.135/PMK.06/2009

140_PMK.06_2020Per.pdf
140_PMK.06_2020Per.pdf140_PMK.06_2020Per.pdf
140_PMK.06_2020Per.pdf
IvonnyDesilva
 
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007Kaka Ited
 
Presentasi kurtubi uu migas yang konstitusional dalam FGD RUU Migas (ISNU)
Presentasi kurtubi  uu migas yang konstitusional dalam FGD RUU Migas (ISNU)Presentasi kurtubi  uu migas yang konstitusional dalam FGD RUU Migas (ISNU)
Presentasi kurtubi uu migas yang konstitusional dalam FGD RUU Migas (ISNU)
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
9 pp no 93 th 1999 jasa tirta i
9   pp no 93 th 1999 jasa tirta i9   pp no 93 th 1999 jasa tirta i
9 pp no 93 th 1999 jasa tirta iinfosanitasi
 
PP 79 2010
PP 79 2010PP 79 2010
PP 79 2010
Chairul Abdi
 
Permendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerah
Permendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerahPermendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerah
Permendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerah
GusTi Ani
 
Uu no 22_2001 migas
Uu no 22_2001 migasUu no 22_2001 migas
Uu no 22_2001 migasSei Enim
 
Salinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdf
Salinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdfSalinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdf
Salinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdf
AnangMontgomery
 
PMK Nomor 1 PMK 06 Tahun 2013 tentang penyusutan Barang Milik Negara
PMK Nomor 1 PMK 06 Tahun 2013 tentang penyusutan Barang Milik NegaraPMK Nomor 1 PMK 06 Tahun 2013 tentang penyusutan Barang Milik Negara
PMK Nomor 1 PMK 06 Tahun 2013 tentang penyusutan Barang Milik Negara
Kaka Ited
 
UU 012 tahun 1985 Pajak bumi dan bangunan
UU 012 tahun 1985   Pajak bumi dan bangunanUU 012 tahun 1985   Pajak bumi dan bangunan
UU 012 tahun 1985 Pajak bumi dan bangunanPajeg Lempung
 
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerahPmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerahHerry Prananto
 
Uu 17 2003
Uu 17 2003Uu 17 2003
Uu 17 2003
People Power
 
118~pmk.06~2017 per
118~pmk.06~2017 per118~pmk.06~2017 per
118~pmk.06~2017 per
brianresmana
 
UU Nomor 1 Tahun 2004
UU Nomor 1 Tahun 2004UU Nomor 1 Tahun 2004
UU Nomor 1 Tahun 2004
Badan Kebijakan Fiskal
 
PERATURAN PEMERINTAH NO.27 TAHUN 2014
PERATURAN PEMERINTAH NO.27 TAHUN 2014PERATURAN PEMERINTAH NO.27 TAHUN 2014
PERATURAN PEMERINTAH NO.27 TAHUN 2014
santoni toni
 
Permendagri 03 1998(bumd)
Permendagri 03 1998(bumd)Permendagri 03 1998(bumd)
Permendagri 03 1998(bumd)Mulyadin Sayuti
 
PMK Nomor 45/PMK.011/2010
PMK Nomor 45/PMK.011/2010PMK Nomor 45/PMK.011/2010
PMK Nomor 45/PMK.011/2010
Badan Kebijakan Fiskal
 
Perka bkpm 13 tahun 2015
Perka bkpm 13 tahun 2015Perka bkpm 13 tahun 2015
Perka bkpm 13 tahun 2015
Andi Ismail
 
Uu no.1 thn 2004
Uu no.1 thn 2004Uu no.1 thn 2004
Uu no.1 thn 2004
Hendro Susbiyanto
 

Similar to PMK No.135/PMK.06/2009 (20)

140_PMK.06_2020Per.pdf
140_PMK.06_2020Per.pdf140_PMK.06_2020Per.pdf
140_PMK.06_2020Per.pdf
 
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007
 
Presentasi kurtubi uu migas yang konstitusional dalam FGD RUU Migas (ISNU)
Presentasi kurtubi  uu migas yang konstitusional dalam FGD RUU Migas (ISNU)Presentasi kurtubi  uu migas yang konstitusional dalam FGD RUU Migas (ISNU)
Presentasi kurtubi uu migas yang konstitusional dalam FGD RUU Migas (ISNU)
 
9 pp no 93 th 1999 jasa tirta i
9   pp no 93 th 1999 jasa tirta i9   pp no 93 th 1999 jasa tirta i
9 pp no 93 th 1999 jasa tirta i
 
Uu migas no.22-2001
Uu migas no.22-2001Uu migas no.22-2001
Uu migas no.22-2001
 
PP 79 2010
PP 79 2010PP 79 2010
PP 79 2010
 
Permendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerah
Permendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerahPermendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerah
Permendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerah
 
Uu no 22_2001 migas
Uu no 22_2001 migasUu no 22_2001 migas
Uu no 22_2001 migas
 
Salinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdf
Salinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdfSalinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdf
Salinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdf
 
PMK Nomor 1 PMK 06 Tahun 2013 tentang penyusutan Barang Milik Negara
PMK Nomor 1 PMK 06 Tahun 2013 tentang penyusutan Barang Milik NegaraPMK Nomor 1 PMK 06 Tahun 2013 tentang penyusutan Barang Milik Negara
PMK Nomor 1 PMK 06 Tahun 2013 tentang penyusutan Barang Milik Negara
 
UU 012 tahun 1985 Pajak bumi dan bangunan
UU 012 tahun 1985   Pajak bumi dan bangunanUU 012 tahun 1985   Pajak bumi dan bangunan
UU 012 tahun 1985 Pajak bumi dan bangunan
 
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerahPmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
 
Uu 17 2003
Uu 17 2003Uu 17 2003
Uu 17 2003
 
118~pmk.06~2017 per
118~pmk.06~2017 per118~pmk.06~2017 per
118~pmk.06~2017 per
 
UU Nomor 1 Tahun 2004
UU Nomor 1 Tahun 2004UU Nomor 1 Tahun 2004
UU Nomor 1 Tahun 2004
 
PERATURAN PEMERINTAH NO.27 TAHUN 2014
PERATURAN PEMERINTAH NO.27 TAHUN 2014PERATURAN PEMERINTAH NO.27 TAHUN 2014
PERATURAN PEMERINTAH NO.27 TAHUN 2014
 
Permendagri 03 1998(bumd)
Permendagri 03 1998(bumd)Permendagri 03 1998(bumd)
Permendagri 03 1998(bumd)
 
PMK Nomor 45/PMK.011/2010
PMK Nomor 45/PMK.011/2010PMK Nomor 45/PMK.011/2010
PMK Nomor 45/PMK.011/2010
 
Perka bkpm 13 tahun 2015
Perka bkpm 13 tahun 2015Perka bkpm 13 tahun 2015
Perka bkpm 13 tahun 2015
 
Uu no.1 thn 2004
Uu no.1 thn 2004Uu no.1 thn 2004
Uu no.1 thn 2004
 

PMK No.135/PMK.06/2009

  • 1. PERATURAN MENTERI KEUANGAN Page 1 of 12 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 135/PMK.06/2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan akuntabilitas pengelolaan Barang Milik Negara, diperlukan adanya tertib administrasi dan pengelolaan yang lebih baik terhadap Barang Milik Negara yang berasal dari kontraktor kontrak kerja sama dengan tetap menjunjung tinggi good governance; b. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, Dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara, belum secara khusus mengatur pengelolaan Barang Milik Negara yang berasal dari kontraktor kontrak kerja sama; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Berasal Dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4435) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4510); http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2009/135~PMK.06~2009Per.htm 2/17/2012
  • 2. PERATURAN MENTERI KEUANGAN Page 2 of 12 4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855); 5. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005; MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA. BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu Pengertian Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Kontrak Kerja Sama adalah Kontrak Bagi Hasil atau bentuk kontrak kerja sama lain dalam kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi yang lebih menguntungkan Negara dan hasilnya dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. 2. Kontraktor Kontrak Kerja Sama yang selanjutnya disingkat KKKS adalah Badan Usaha atau Bentuk Badan Usaha Tetap yang diberikan wewenang untuk melaksanakan Eksplorasi dan Eksploitasi pada suatu Wilayah Kerja berdasarkan Kontrak Kerja Sama dengan Badan Pelaksana. 3. Barang yang menjadi milik/Kekayaan Negara yang berasal dari Kontrak Kerja Sama selanjutnya disebut Barang Milik Negara adalah seluruh barang dan peralatan yang dibeli KKKS dan yang secara langsung digunakan dalam Kegiatan Usaha Hulu. 4. Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia. 5. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Kekayaan Negara. 6. Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu di Bidang Minyak dan Gas Bumi yang selanjutnya disebut Badan Pelaksana adalah badan yang dibentuk untuk melakukan pengendalian Kegiatan Usaha Hulu di bidang Minyak dan Gas Bumi; 7. Pihak lain adalah pihak selain Menteri, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Badan Pelaksana. Bagian Kedua Asas Umum Pasal 2 (1)Barang Milik Negara merupakan Kekayaan Negara yang digunakan dan diperoleh atau dibeli KKKS sebagai pelaksanaan kontrak kerja sama http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2009/135~PMK.06~2009Per.htm 2/17/2012
  • 3. PERATURAN MENTERI KEUANGAN Page 3 of 12 antara KKKS dengan Pemerintah RI terdiri dari: a. Barang modal/kapital berupa peralatan, tanah, bangunan, dan material persediaan yang tercatat dalam sistem pencatatan aset di KKKS; b. Barang yang tidak tercatat dalam KKKS berupa limbah sisa operasi perminyakan yang ada dalam tanggungjawab dan pengamanan pada KKKS; c. Barang/peralatan yang dibeli pada masa eksplorasi (direct expense). (2)Penetapan status penggunaan Barang Milik Negara dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut. a. Barang Milik Negara yang masih digunakan dalam penyelenggaraan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi belum ditetapkan status penggunaannya. b. Barang Milik Negara yang telah tidak digunakan dalam penyelenggaraan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi wajib diserahkan kepada Pemerintah untuk ditetapkan status penggunaannya. (3)Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi diserahkan oleh KKKS melalui Badan Pelaksana kepada Menteri melalui Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. (4)Barang Milik Negara selain tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi diusulkan oleh KKKS melalui Badan Pelaksana kepada Menteri melalui Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral untuk dilakukan pengelolaannya lebih lanjut. Pasal 3 (1)Barang Milik Negara yang berasal dari KKKS dapat dijual langsung tanpa melalui lelang oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral kepada KKKS lainnya, setelah mendapat persetujuan Menteri. (2)Pelaksanaan penjualan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral kepada Menteri untuk penatausahaan. Pasal 4 (1)Semua penerimaan yang berasal dari pemanfaatan dan pemindahtanganan Barang Milik Negara kepada Pihak Lain merupakan penerimaan negara bukan pajak yang harus disetor ke rekening kas umum negara. (2)Penerimaan negara bukan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penerimaan umum pada Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Pasal 5 Barang Milik Negara hanya dapat digunakan untuk penyelenggaraan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi berdasarkan ketentuan yang http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2009/135~PMK.06~2009Per.htm 2/17/2012
  • 4. PERATURAN MENTERI KEUANGAN Page 4 of 12 berlaku. BAB II WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB PENGELOLAAN Bagian Kesatu Wewenang dan Tanggung Jawab Menteri Pasal 6 (1)Direktur Jenderal merupakan pelaksana fungsional atas kewenangan dan tanggungjawab Menteri dalam pengelolaan Barang Milik Negara. (2)Dalam melaksanakan kewenangan dan tanggungjawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktur Jenderal atas nama Menteri dapat menunjuk pejabat pada instansi vertikal Direktorat Jenderal untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggungjawab pengelolaan Barang Milik Negara. (3)Kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. melakukan monitoring dan evaluasi atas laporan konsolidasi yang disampaikan oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral; b. melakukan pencatatan atas laporan konsolidasi yang disampaikan oleh Badan Pelaksana; c. memberikan keputusan atas usul pemanfaatan/pemindahtanganan Barang Milik Negara yang diusulkan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral sesuai batas kewenangannya;dan d. melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab lain sesuai peraturan perundang-undangan. Bagian Kedua Wewenang dan Tanggung Jawab Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Pasal 7 (1)Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral menjalankan kewenangan dan tanggungjawab atas penggunaan Barang Milik Negara. (2)Kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. melakukan monitoring dan evaluasi atas laporan konsolidasi yang disampaikan oleh Badan Pelaksana dan dilaporkan kepada Menteri; b. melakukan pencatatan atas laporan konsolidasi yang disampaikan oleh Badan Pelaksana; c. mengajukan usul pemanfaatan/pemindahtanganan Barang Milik Negara yang diusulkan Badan Pelaksana; dan d. melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab lain sesuai peraturan perundang-undangan. Bagian Ketiga http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2009/135~PMK.06~2009Per.htm 2/17/2012
  • 5. PERATURAN MENTERI KEUANGAN Page 5 of 12 Wewenang dan Tanggung Jawab Badan Pelaksana Pasal 8 Badan Pelaksana menjalankan kewenangan dan tanggungjawab: a. melakukan pembinaan penggunaan Barang Milik Negara di lingkup kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi;€ b. menyampaikan laporan konsolidasi Barang Milik Negara secara berkala kepada Menteri dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral; dan c. melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab lain sesuai peraturan perundang-undangan. Bagian Keempat Wewenang dan Tanggung Jawab KKKS Pasal 9 (1)KKKS menjalankan kewenangan dan tanggung jawab yang didasarkan pada: a. ketentuan peraturan perundang-undangan; dan b. Kontrak Kerja Sama. (2)Selain kewenangan dan tanggungjawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KKKS berkewajiban pula untuk : a. melakukan pencatatan Barang Milik Negara;€ b. menyimpan dan mengadministrasikan bukti kepemilikan atau dokumen lainnya yang terkait dengan Barang Milik Negara; c. melaporkan data Barang Milik Negara secara berkala kepada Badan Pelaksana; dan€ d. melakukan pengamanan atas Barang Milik Negara yang berada dalam penguasaannya. BAB III PEMANFAATAN Pasal 10 (1)KKKS dapat melakukan optimalisasi manfaat atas sebagian Barang Milik Negara bersangkutan kepada pihak lain sepanjang menunjang kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di bidang minyak dan gas bumi setelah mendapat persetujuan Menteri berdasarkan usulan dari Badan Pelaksana. (2)Optimalisasi manfaat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan sepanjang tidak mengubah status kepemilikan. (3)Pelaksanaan optimalisasi manfaat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. BAB IV PEMINDAHTANGANAN Pasal 11 Pemindahtanganan Barang Milik Negara dilakukan melalui: http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2009/135~PMK.06~2009Per.htm 2/17/2012
  • 6. PERATURAN MENTERI KEUANGAN Page 6 of 12 a. pengalihan kepemilikan (transfer of title) kepada afiliasi KKKS bersangkutan di luar negeri; b. pertukaran dengan barang sejenis yang berasal dari pabrikan yang sama; c. beli balik (buy back) oleh pemasok/vendor/pabrikan; d. penggantian suku cadang, baik sebagian kecil maupun seluruhnya, dengan pemasok/vendor/ pabrikan, Pasal 12 Pemindahtanganan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dilaksanakan setelah mendapat persetujuan: a. Dewan Perwakilan Rakyat, untuk Barang Milik Negara yang bernilai lebih dari Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); b. Presiden, untuk Barang Milik Negara yang bernilai di atas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) sampai dengan Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); atau c. Menteri, untuk Barang Milik Negara yang bernilai sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) Pasal 13 (1)Pelaksanaan pengalihan kepemilikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a dilakukan oleh Badan Pelaksana: a. apabila barang dan/atau peralatan yang akan dialihkan kepemilikannya, harga/nilainya sama dengan atau lebih besar dari harga perolehan untuk capital asset atau dari average price untuk material persediaan dan harus dilaporkan kepada Menteri dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral; atau b. dengan persetujuan Menteri melalui Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral apabila barang dan/atau peralatan yang akan dialihkan kepemilikannya, harga/nilainya lebih kecil dari harga perolehan untuk capital asset atau dari average price untuk material persediaan. (2)Pelaksanaan pertukaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf b dilakukan oleh Badan Pelaksana: a. apabila barang dan/atau peralatan yang akan dipertukarkan, harga/nilainya sama dengan atau lebih besar dari harga perolehan untuk capital asset atau dari average price untuk material persediaan dan harus dilaporkan kepada Menteri dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral disertai hasil pengkajian pertukaran oleh Badan Pelaksana; atau b. dengan persetujuan Menteri melalui Departemen apabila barang dan/atau peralatan yang akan dipertukarkan harga/nilainya lebih kecil dari harga perolehan untuk capital asset atau dari average price untuk material persediaan disertai hasil pengkajian pertukaran oleh Badan Pelaksana; atau c. apabila barang dan/atau peralatan yang akan dipertukarkan masih dalam garansi pemasok/vendor/pabrikan dan harus dilaporkan kepada Menteri dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2009/135~PMK.06~2009Per.htm 2/17/2012
  • 7. PERATURAN MENTERI KEUANGAN Page 7 of 12 (3)Pelaksanaan beli balik (buy back) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf e dilakukan oleh Badan Pelaksana: a. apabila barang dan/atau peralatan yang akan dibeli balik (buy back), harga/nilainya sama dengan atau lebih besar dari harga perolehan dan harus dilaporkan kepada Menteri dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral; atau b. dengan persetujuan Menteri melalui Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral apabila barang dan/atau peralatan yang akan dibeli balik (buy back), harga/nilainya lebih kecil dari harga perolehan. (4)Pelaksanaan penggantian suku cadang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf d dilakukan oleh Badan Pelaksana dan harus dilaporkan kepada Menteri dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. BAB V PEMUSNAHAN Pasal 14 (1)Pemusnahan Barang Milik Negara dapat dilakukan apabila Barang Milik Negara tersebut tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, tidak dapat dipindahtangankan, atau diserahkan kepada Pemerintah.€ (2)Permohonan pemusnahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh KKKS kepada Badan Pelaksana disertai dengan data dan dokumen terkait yang diperlukan, termasuk tetapi tidak terbatas pada surat pernyataan tanggung jawab penuh mutlak tidak bersyarat yang ditandatangani oleh pimpinan KKKS. (3)Permohonan pemusnahan limbah dari bahan kimia yang dibeli dan telah digunakan untuk kegiatan operasi perminyakan diajukan dengan batasan untuk periode waktu dan batasan jumlah tertentu. (4)Badan Pelaksana melakukan penelitian dan pemeriksaan atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3). (5)Dalam hal berdasarkan penelitian dan pemeriksaan yang dilakukan, penghapusan layak dilakukan, proses selanjutnya menempuh mekanisme sebagai berikut: a. Pemusnahan atas Barang Milik Negara berupa bahan kimia dan lainnya yang telah kadaluarsa dilakukan oleh Badan Pelaksana setelah mendapat persetujuan dari Menteri melalui Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. b. Pemusnahan atas limbah dari bahan kimia yang dibeli dan telah digunakan untuk kegiatan operasi perminyakan dan limbah sisa produksi berupa bahan kimia yang dihasilkan pada saat proses pemisahan crude oil dan gas (produk ikutan berupa limbah) seperti mercury, air asin, pasir dan Co2 dilakukan oleh Badan Pelaksana setelah mendapat persetujuan Menteri dan harus dilaporkan kepada Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. c. Pemusnahan atas bahan peledak yang telah kadaluarsa untuk kegiatan operasi perminyakan dilakukan oleh Badan Pelaksana setelah http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2009/135~PMK.06~2009Per.htm 2/17/2012
  • 8. PERATURAN MENTERI KEUANGAN Page 8 of 12 mendapat persetujuan Menteri dan harus dilaporkan kepada Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral dengan melampirkan dokumen pendukung terkait termasuk berita acara pemusnahan dari Kepolisian. BAB VI PENGHAPUSAN Pasal 15 Badan Pelaksana melakukan penghapusan Barang Milik Negara apabila: a. telah selesainya pelaksanaan pemindahtanganan; b. telah terjadinya pemusnahan; c. telah dilakukan penyerahan kepada Pemerintah cq. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral; d. telah mendapat persetujuan Menteri karena alasan tidak ekonomis/menguntungkan apabila dilakukan pemindahtanganan dan tidak memungkinkan dipindahtangankan karena lokasi aset didalam tanah dan atau didalam laut; atau e. telah mendapat persetujuan Menteri karena alasan sebab-sebab lain yang secara normal diperkirakan wajar menjadi penyebab penghapusan antara lain hilang, kecurian, terbakar, susut, menguap, mencair, terkena bencana alam, kadaluarsa, rusak berat, dan terkena dampak dari terjadinya keadaan kahar (force majeure). Pasal 16 (1)Penghapusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a didasarkan pada:€ a. Perjanjian atau akta pemindahtanganan; dan b. Berita acara serah terima. (2)Penghapusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b didasarkan pada:€ a. Berita acara pemusnahan; dan b. Surat pernyataan dari KKKS. (3)Penghapusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf c didasarkan pada: a. persetujuan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral; dan b. Berita acara serah terima. (4)Penghapusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf d didasarkan pada surat pernyataan dari KKKS. (5)Penghapusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf e didasarkan pada surat keterangan instansi yang berwenang. BAB VII PENGAMANAN DAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2009/135~PMK.06~2009Per.htm 2/17/2012
  • 9. PERATURAN MENTERI KEUANGAN Page 9 of 12 Pasal 17 (1)Badan Pelaksana, dan/atau Kontraktor wajib melakukan pengamanan Barang Milik Negara yang berada dalam€ penguasaannya. (2)Pengamanan Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pengamanan administratif, pengamanan fisik dan pengamanan hukum. Pasal 18 (1)Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral harus melakukan pendaftaran dan pencatatan Barang Milik Negara menurut penggolongan dan kodefikasi barang di bidang minyak dan gas bumi. (2)Badan Pelaksana dan/atau Kontraktor melakukan pendaftaran dan pencatatan Barang Milik Negara yang dikuasai dan digunakan dengan berpedoman pada ketentuan penggolongan barang dan kodefikasi barang di bidang minyak dan gas bumi. Pasal 19 (1)Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral harus melakukan inventarisasi Barang Milik Negara paling kurang sekali dalam lima tahun, yang hasilnya disampaikan kepada Menteri. (2)Direktur Jenderal harus melakukan inventarisasi Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau bangunan paling kurang sekali dalam lima tahun, yang hasilnya disampaikan kepada Menteri. (3)Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral/satuan unit kerja/pejabat lain, dalam jabatan struktural yang ditunjuk harus menyusun Laporan Barang Milik Negara Semesteran untuk disampaikan kepada Menteri berdasarkan laporan Barang Milik Negara yang disusun Badan Pelaksana. (4)Direktur Jenderal harus menyusun Laporan Barang Milik Negara Semesteran berupa tanah dan/ atau bangunan untuk disampaikan kepada Menteri. (5)Badan Pelaksana harus menyusun laporan Barang Milik Negara Semesteran untuk disampaikan kepada Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral dan Menteri. BAB VIII PENYERAHAN KEPADA PEMERINTAH Pasal 20 Barang Milik Negara wajib dilakukan penyerahan kepada Pemerintah apabila: a. kontrak kerja sarna telah berakhir; b. sudah tidak digunakan oleh KKKS, kecuali yang berada di dalam tanah dan/atau di dalam lautan yang tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku. Pasal 21 (1)Penyerahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dilakukan dengan http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2009/135~PMK.06~2009Per.htm 2/17/2012
  • 10. PERATURAN MENTERI KEUANGAN Page 10 of 12 mekanisme sebagai berikut: a. KKKS mengajukan permohonan kepada Badan Pelaksana disertai dengan data dan dokumen terkait yang diperlukan; b. Badan Pelaksana melakukan penelitian dan pemeriksaan, baik administratif maupun fisik, atas Barang Milik Negara yang dimohonkan untuk dilakukan penyerahan kepada Pemerintah eq. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral; c. Dalam hal berdasarkan penelitian dan pemeriksaan, KKKS telah menyelesaikan segala kewajiban yang terkait dengan Barang Milik Negara tersebut, Badan Pelaksana menyampaikan usulan penyerahan Barang Milik Negara kepada Pemerintah eq. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral; d. Setelah Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral melakukan penelitian dan pemeriksaan, baik administratif maupun fisik, atas Barang Milik Negara yang telah diusulkan untuk diserahkan oleh Badan Pelaksana, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral menerbitkan persetujuan penerimaan penyerahan Barang Milik Negara dan ditindaklanjuti dengan berita acara serah terima antara Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral dengan Badan Pelaksana; e. Berdasarkan berita acara serah terima sebagaimana dimaksud pada huruf d, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral mengajukan usulan kepada Menteri mengenai penetapan status penggunaan Barang Milik Negara, berikut usulan pemanfaatan atau pemindahtanganannya jika diperlukan; f. Terhadap Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud pada huruf e, dilakukan penilaian guna mengetahui nilai wajar sesuai ketentuan yang berlaku; g. Terhadap Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud pada huruf e, KKKS melakukan pengamanan sampai disetujuinya usulan penetapan status penggunaan Barang Milik Negara, pemanfaatan atau pemindahtanganannya oleh Menteri. (2)Mekanisme sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mutatis mutandis berlaku untuk penyerahan Barang Milik Negara kepada Pemerintah yang diinisiasi oleh Menteri, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, atau Badan Pelaksana. BAB IX KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 22 Ketentuan lebih lanjut mengenai materi dan format dari: a. Surat pernyataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) dan Pasal 16 ayat (2); b. Berita acara serah terima sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) dan ayat (3); dan http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2009/135~PMK.06~2009Per.htm 2/17/2012
  • 11. PERATURAN MENTERI KEUANGAN Page 11 of 12 c. Berita acara pemusnahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2), ditetapkan oleh Badan Pelaksana, setelah berkoordinasi dengan Menteri dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Pasal 23 Beban pajak terkait Bea Masuk yang terkandung dalam Barang Milik Negara mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan dan kepabeanan. BAB X KETENTUAN PERALIHAN Pasal 24 (1)Pelaksanaan pemanfaatan, pemindahtanganan, dan penghapusan Barang Milik Negara yang telah mendapatkan persetujuan sebelum Peraturan Menteri Keuangan ini ditetapkan, proses penyelesaiannya tetap mengacu pada ketentuan yang berlaku sebelumnya. (2)Pelaksanaan pemanfaatan, pemindahtanganan, dan penghapusan Barang Milik Negara yang belum mendapatkan persetujuan sebelum Peraturan Menteri Keuangan ini ditetapkan, penyelesaiannya dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan ini. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Penggunaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, dan penghapusan Barang Milik Negara yang tidak diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan ini dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan Barang Milik Negara. Pasal 26 Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri Keuangan ini dengan panempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Agustus 2009 MENTERI KEUANGAN, SRI MULYANI INDRAWATI Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 24 Agustus 2009 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2009/135~PMK.06~2009Per.htm 2/17/2012
  • 12. PERATURAN MENTERI KEUANGAN Page 12 of 12 ANDI MATTALATTA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2009 NOMOR 270 http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2009/135~PMK.06~2009Per.htm 2/17/2012