SlideShare a Scribd company logo
KATA PENGANTAR


      Pada kesempatan ini saya menyampaikan apresiasi atas tersusunnya Petunjuk
Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2011. Petunjuk Teknis ini
merupakan implementasi dari amanat Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005
tentang Dana Perimbangan, Kementerian Teknis membuat petunjuk penggunaan DAK.
DAK Bidang Kesehatan diberikan kepada daerah tertentu untuk membantu mendanai
kegiatan bidang kesehatan yang merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas
pembangunan kesehatan nasional tahun 2011 yang ditetapkan melalui Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) Tahun 2011. RKP Tahun 2011 yang ditetapkan melalui Peraturan
Presiden RI Nomor 29 Tahun 2010, merupakan acuan bagi Kementerian, lembaga
Pemerintah-Non Kementerian dan Pemerintah Daerah maupun masyarakat termasuk
dunia usaha sehingga tercapai sinergi dalam pelaksanaan program pembangunan.
Kewajiban bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dalam
pembangunan kesehatan yakni menyediakan pelayanan kesehatan yang merata,
terjangkau dan berkualitas, salah satunya melalui pembiayaan yang bersumber dari
DAK Bidang Kesehatan.

      Saya berharap DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 dapat memberi daya ungkit
yang nyata terhadap prioritas dan fokus pemerintah dalam pembangunan kesehatan di
daerah. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang kesehatan ini, menjelaskan secara
rinci penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011. DAK Bidang Kesehatan Tahun
2011 terdiri dari 3 subbidang, yaitu: pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan
rujukan, dan pelayanan kefarmasian. Pelayanan kesehatan dasar meliputi kegiatan: (1)
Pembangunan, Peningkatan dan Perbaikan Puskesmas; (2) Pembangunan Pos
Kesehatan Desa; (3) Pengadaan Peralatan kesehatan termasuk Sistem Informasi
Kesehatan Daerah (SIKDA); (4) Pengadaan Peralatan Promosi Kesehatan Bergerak.
Pelayanan kesehatan rujukan, meliputi kegiatan: (1) Pembangunan dan Pengadaan
Peralatan Kesehatan untuk Program Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency
Komprehensif (PONEK) di RS; (2) Pembangunan, perbaikan Bank Darah RS (BDRS)
dan Pemenuhan Peralatan Unit Transfusi Darah (UTD) di RS; (3) Pembangunan dan
Pengadaan peralatan Instalasi Gawat Darurat RS (IGD RS); (4) Peningkatan Fasilitas
Tempat Tidur     Kelas III RS; (5) Pemenuhan peralatan laboratorium klinik di
Laboratorium Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota; dan (6) Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL) di RS Pemerintah Daerah. Pelayanan kefarmasian, meliputi kegiatan:
(1) Penyediaan Obat terutama Obat Generik dan Perbekalan Kesehatan; (2)
Pembangunan baru dan Rehabilitasi Instalasi Farmasi di Kabupaten/Kota; (3)
Pengadaan sarana pendukung Instalasi Farmasi di Kabupaten/Kota.




                                         i
Peraturan Menteri Keuangan No.216/PMK.07/2010 menetapkan DAK Bidang
Kesehatan tahun 2011 diperuntukkan         bagi 397 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
mendapat alokasi anggaran untuk subbidang pelayanan kesehatan dasar; 440 Dinas
Kesehatan mendapat alokasi anggaran untuk subbidang pelayanan kefarmasian; 23
Provinsi dan 256 Kabupaten/Kota mendapatkan subbidang pelayanan kesehatan
rujukan. DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011, subbidang pelayanan kesehatan rujukan
diperuntukkan bagi 48 RSUD Provinsi, 260 RSUD Kabupaten/Kota dan 54 Laboratorium
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

      Akhir kata, semoga Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun
2011 dapat secara optimal digunakan di daerah. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah bagi kita dalam melaksanakan pembangunan
kesehatan di Indonesia yang kita cintai.



                                                  Jakarta, 17 Desember 2010



                                                 MENTERI KESEHATAN,




                                                 ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH




                                            ii
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
                    NOMOR : 1810/Menkes/SK/XII/2010

                                        TENTANG

       PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
              BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2011

                 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang    :   a. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 58 Peraturan
                    Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan,
                    telah   ditetapkan  Peraturan   Menteri Keuangan  Nomor
                    216/PMK.07/2010 tentang Alokasi dan Pedoman Umum Dana
                    Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2011;
                 b. Bahwa untuk melaksanakan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
                    216/PMK.07/2010 perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan
                    tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang
                    Kesehatan Tahun Anggaran 2011;


Mengingat    :   1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
                    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
                    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
                 2. Undang–undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
                    Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
                    5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
                 3. Undang–undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
                    Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
                    Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
                    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400 );
                 4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
                    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
                    125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
                    4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
                    Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
                    atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
                    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
                    59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
                 5. Undang–undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
                    Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
                    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
                    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
   (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
   Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
7. Undang–undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran
   Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2011 (Lembaran
   Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 126, Tambahan
   Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5167);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
   Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
   Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
   Nomor 4575);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
   dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara
   Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 14, Tambahan Lembaran
   Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
    Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
    Propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
    Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
    Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
    2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
    Nomor 4741);
12. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja
    Pemerintah Tahun 2011;
13. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
    Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73,
    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4212);
    sebagaimana yang telah diubah dengan Keputusan Presiden
    Nomor 72 Tahun 2004 ( (Lembaran Negara Republik Indonesia
    Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik
    Indonesia Nomor 4418);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2009 tentang
    Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Alokas Khusus (DAK);
15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 216/PMK.07/2010 tentang
    Penetapan Alokasi dan Pedoman Umum Dana Alokasi Khusus
    Tahun Anggaran 2011;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010
    tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
MEMUTUSKAN


Menetapkan   :
Kesatu       :   KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PETUNJUK
                 TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
                 BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2011.
Kedua        :   Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang
                 Kesehatan Tahun Anggaran 2011 sebagaimana dimaksud Diktum
                 Kesatu tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;
Ketiga       :   Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud Diktum Kedua agar
                 digunakan sebagai acuan oleh Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota
                 dalam Pengelolaan dan Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang
                 Kesehatan Tahun Anggaran 2011;
Keempat      :   Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.



                                                Ditetapkan di Jakarta
                                                pada tanggal 17 Desember 2010

                                                MENTERI KESEHATAN,




                                               ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR                                                     i
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI                                    iii
DAFTAR ISI                                                        vii
BAB I     PENDAHULUAN                                              1
             A. LATAR BELAKANG                                     1
             B. TUJUAN                                             3
             C. RUANG LINGKUP                                      3
             D. PENGALOKASIAN DAN PENYALURAN                       4
BAB II    KEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN TAHUN 2011                5
             A. KEBIJAKAN UMUM                                     5
             B. KEBIJAKAN KHUSUS                                   6
BAB III   PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN TEKNIS                       7
             A. PERENCANAAN                                        7
             B. PELAKSANAAN                                        7
BAB IV    SUBBIDANG PELAYANAN KESEHATAN DASAR                      8
             A. PUSKESMAS                                          8
             B. PUSKESMAS PERAWATAN                               11
             C. POSKESDES                                         17
             D. SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAERAH                 19
             E. PERALATAN PROMOSI KESEHATAN BERGERAK              21
BAB V     SUBBIDANG PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN                   23
             A. PENINGKATAN SARANA PRASARANA DAN PENGADAAN
               PERALATAN KESEHATAN UNTUK PROGRAM PONEK
               DI RS                                              23
             B. BANK DARAH RUMAH SAKIT DAN UNIT TRANSFUSI DARAH
               DI RUMAH SAKIT                                     28

                                    vii
C. PENINGKATAN FASILITAS INSTALASI GAWAT DARURAT
             RUMAH SAKIT                                      36
           D. PENINGKATAN FASILITAS TEMPAT TIDUR KLASIII RS   42
           E. PENGADAAN PERALATAN PEMERIKSAAN
             LABORATORIUM KLINIK DI LABORATORIUM
             DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA                   44
           F. PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
             (IPAL) DAN PENGADAAN PERALATAN PENDUKUNGNYA
             DI RS PEMERINTAH                                 45
BAB VI     SUBBIDANG PELAYANAN KEFARMASIAN                    49
           A. PENYEDIAAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN        49
           B. PEMBANGUNAN BARU DAN REHABILITASI INSTALASI
             FARMASI KABUPATEN/KOTA                           51
           C. PENGADAAN SARANA PENDUKUNG INSTALASI FARMASI
              KABUPATEN/KOTA                                  53
BAB VII    PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN                 55
           A. PEMANTAUAN DAN EVALUASI                         55
           B. PELAPORAN                                       56
           C. FORMAT LAPORAN TRIWULANAN                       59
BAB VIII   PENUTUP                                            64


LAMPIRAN
LAMPIRAN 1   : DEFINISI OPERASIONAL
LAMPIRAN 2   : STANDAR PERALATAN DAN LOGISTIK POSKESDES
LAMPIRAN 3   : DAFTAR 183 KABUPATEN TERTINGGAL



                                 viii
LAMPIRAN 4       : DAFTAR NAMA PULAU TERLUAR BERPENDUDUK YANG
                   BERBATASAN DENGAN NEGARA TETANGGA
LAMPIRAN 5   :    DAFTAR 101 PUSKESMAS PRIORITAS PROGRAM YANKES
                   DTPK
LAMPIRAN 6   : PERALATAN LIVE SAVING PUSKESMAS TERPENCIL DI DTPK
LAMPIRAN 7   : PERALATAN PUSKESMAS DENGAN RAWAT INAP (PONED
                   SET)
LAMPIRAN 8   : RUANG PERSALINAN PUSKESMAS NON PERAWATAN
LAMPIRAN 9   :    PERALATAN PUSKESMAS NON RAWAT INAP (SET
                  PERALATAN BERSALIN)
LAMPIRAN 10 : DAPUR GIZI PADA PUSKESMAS PERAWATAN
LAMPIRAN 11 : STANDAR INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT
LAMPIRAN 12 : CONTOH PERALATAN PROMOSI KESEHATAN BERGERAK
LAMPIRAN 13 : ALOKASI DAK KESEHATAN TAHUN 2011




                                  ix
BAB I

                                                    PENDAHULUAN

A.                    LATAR BELAKANG

                      Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
                      kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
                      Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang
                      Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
                      Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
                      komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Pembangunan
                      yang dilaksanakan harus dapat menjamin bahwa manfaatnya dapat diterima
                      oleh semua pihak, berdampak adil bagi perempuan dan laki-laki (responsif
                      gender).
                      Di dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pada
                      pasal 2 dan 3 dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan diselenggarakan
                      dengan berasaskan perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, perlindungan,
                      penghormatan terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender dan
                      nondiskriminatif dan norma-norma agama. Pembangunan kesehatan
                      bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
                      bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
                      tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
                      produktif secara sosial dan ekonomis.
                      Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
                      bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan
                      menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perorangan dan upaya
                      kesehatan masyarakat, yang diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan
                      pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan
                      secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.
                      Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting dalam
                      komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium Development
                      Goals (MDGs). Dalam MDGs terdapat tujuan yang terkait langsung dengan
                      bidang kesehatan yaitu target 4 (menurunkan angka kematian anak), target 5
                      (meningkatkan kesehatan ibu) dan target 6 (memerangi HIV dan AIDS, TB
                      dan Malaria serta penyakit lainnya), serta 2 target lainnya yang tidak terkait
                      langsung yaitu target 1 (menanggulangi kemiskinan dan kelaparan) dan target
                      3 (mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan).
                      Kementerian Kesehatan telah menyusun strategi untuk pencapaian target-
                      target tersebut.

                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




1
Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan, perlu adanya
                     pembiayaan kesehatan, yang bertujuan untuk penyediaan pembiayaan
                     kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi,
                     teralokasi secara adil dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya
                     guna.
                     Pemerintah melalui Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
                     Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
                     telah menetapkan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebagai salah satu sumber
                     penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi, diantaranya untuk
                     meningkatkan pembangunan kesehatan, sehingga pemerintah baik
                     pemerintah Pusat maupun pemerintah daerah dapat menyediakan pelayanan
                     kesehatan yang merata, terjangkau dan berkualitas.
                     Melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), pemerintah Pusat memberikan
                     anggaran pada daerah untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan
                     urusan daerah dan merupakan prioritas nasional.
                     DAK Bidang Kesehatan, diberikan kepada daerah tertentu untuk membantu
                     mendanai kegiatan bidang kesehatan yang merupakan urusan daerah sesuai
                     dengan prioritas pembangunan kesehatan nasional tahun 2011 yang
                     ditetapkan melalui Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2011.
                     RKP Tahun 2011 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden RI Nomor 29
                     Tahun 2010, merupakan acuan bagi kementerian, lembaga Pemerintah-Non
                     Kementerian dan Pemerintah Daerah maupun masyarakat termasuk dunia
                     usaha sehingga tercapai sinergi dalam pelaksanaan program pembangunan.
                     DAK Bidang Kesehatan tahun 2011 difokuskan pada pelayanan kesehatan
                     dasar (Puskesmas dan Poskesdes); pelayanan kefarmasian untuk
                     Kabupaten/Kota;      dan  pelayanan     kesehatan     rujukan   (RS
                     Provinsi/Kabupaten/Kota  dan     Laboratorium    Dinas     Kesehatan
                     Kabupaten/Kota).
                     Buku Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                     berisi penjelasan rinci pemanfaatan DAK, dilengkapi informasi dalam
                     pelaksanaan DAK Bidang Kesehatan di daerah dan merupakan bagian yang
                     tidak terpisahkan dengan Peraturan Menteri Keuangan tentang Alokasi dan
                     Pedoman Umum Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2011.
                     Selanjutnya buku petunjuk teknis ini menjadi pedoman pelaksanaan DAK
                     Bidang Kesehatan Tahun 2011.




                     Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                 A
    BAK



             AD




      TI
           HUS




2
B.                    TUJUAN

                      1.     Umum
                             Membantu mendanai kegiatan bidang kesehatan yang merupakan
                             urusan daerah sesuai dengan prioritas pembangunan kesehatan
                             nasional tahun 2011.

                      2.     Khusus

                             Meningkatkan pemerataan, jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan
                             di Puskesmas dan Poskesdes, Rumah Sakit Provinsi/Kabupaten/Kota
                             dan Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, serta penyediaan
                             dan pengelolaan obat generik dan perbekalan kesehatan.


C.                    RUANG LINGKUP

                      DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 diarahkan untuk kegiatan:
                      1.     Pelayanan kesehatan dasar meliputi kegiatan: (1) Pembangunan,
                             Peningkatan, Perbaikan dan Perluasan Puskesmas khususnya di
                             Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK); (2)
                             Pembangunan Pos Kesehatan Desa; (3) Pengadaan peralatan
                             kesehatan termasuk Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA); (4)
                             Pengadaan Peralatan Promosi Kesehatan.
                      2.     Pelayanan kesehatan rujukan, meliputi kegiatan: (1) Pembangunan dan
                             Pengadaan Peralatan Kesehatan Untuk Program Pelayanan Obstetri
                             Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) di RS; (2)
                             Pembangunan, Perbaikan Bank Darah RS (BDRS) dan Pemenuhan
                             Peralatan Unit Transfusi Darah (UTD) di RS; (3) Pembangunan dan
                             Pengadaan Peralatan Instalasi Gawat Darurat RS (IGD RS); (4)
                             Peningkatan Fasilitas Tempat Tidur Kelas III RS; (5) Pemenuhan
                             Peralatan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota; dan (6)
                             Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di RS.
                      3.     Pelayanan Kefarmasian dapat dimanfaatkan untuk: (1) Penyediaan
                             Obat dan Perbekalan Kesehatan; (2) Pembangunan Baru dan
                             Rehabilitasi Instalasi Farmasi di Kabupaten/Kota; (3) Pengadaan
                             Sarana Pendukung Instalasi Farmasi di Kabupaten/Kota.




                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




3
D.                    PENGALOKASIAN DAN PENYALURAN
                      1.   Pengalokasian
                             Penghitungan alokasi DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011, dilakukan
                             melalui 2 (dua) tahapan, yaitu:

                             a.     Penentuan daerah tertentu yang menerima DAK
                                    Penentuan kelayakan daerah penerima DAK menggunakan
                                    Indeks Fiskal Wilayah (IFW) dengan bobot 50% dan IT (Indeks
                                    Teknis) dengan bobot 50%.
                             b.     Penentuan besaran alokasi DAK masing-masing daerah
                                    1)     Penentuan besaran alokasi daerah penerima DAK
                                           menggunakan IFW dengan bobot 20% dan IT dengan
                                           bobot 80%.
                                    2)     IFW ditentukan berdasarkan Kriteria Umum dan Kriteria
                                           Khusus merupakan kewenangan dari Kementerian
                                           Keuangan, sedangkan IT ditentukan berdasarkan data dan
                                           indeks teknis merupakan kewenangan dari Kementerian
                                           Kesehatan.
                                    3)     Usulan ruang lingkup kegiatan dan besaran alokasi DAK
                                           kemudian dibahas dan diputuskan bersama antara
                                           pemerintah dengan Panitia Kerja Belanja Transfer ke
                                           Daerah DPR RI.
                                    4)     Kaidah-kaidah mengenai mekanisme pengalokasian DAK
                                           dapat dilihat pada Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun
                                           2005.

                      2.   Penyaluran
                             DAK Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2011 disalurkan melalui
                             mekanisme transfer yang diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan
                             dan ketentuan peraturan yang berlaku lainnya.
                             a.     Penyediaan sarana prasarana pelayanan kesehatan dasar dan
                                    pelayanan kefarmasian untuk Kabupaten/Kota, disalurkan
                                    melalui SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
                             b.     Penyediaan sarana prasarana dan peralatan kesehatan untuk
                                    pelayanan kesehatan rujukan disalurkan melalui SKPD Rumah
                                    Sakit Umum atau Khusus Provinsi/Kabupaten/Kota dan SKPD
                                    Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




4
BAB II

                                KEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN TA 2011
A.                    Kebijakan Umum
                      1.     Kebijakan DAK Kesehatan adalah meningkatkan akses dan kualitas
                             pelayanan kesehatan dalam rangka percepatan penurunan Angka
                             Kematian Ibu (AKI) dengan jaminan persalinan di sarana kesehatan
                             milik pemerintah dan Angka Kematian Bayi (AKB), perbaikan status gizi
                             masyarakat, pengendalian penyakit, penyehatan lingkungan, melalui
                             peningkatan sarana dan prasarana di Puskesmas dan Poskesdes,
                             Rumah Sakit dan Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
                             serta penyediaan dan pengelolaan obat terutama obat generik dan
                             perbekalan kesehatan, terutama untuk pelayanan kesehatan penduduk
                             miskin dan penduduk di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan
                             kepulauan.
                      2.     DAK Bidang Kesehatan merupakan bantuan kepada daerah tertentu,
                             untuk mendanai dukungan pelayanan kesehatan yang merupakan
                             kewenangan dan tanggung jawab daerah ke arah peningkatan
                             jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan.
                      3.     DAK Bidang Kesehatan membantu daerah untuk membiayai kebutuhan
                             sarana dan prasarana kesehatan yang merupakan urusan daerah dan
                             sesuai dengan prioritas nasional di bidang kesehatan.
                      4.     DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 difokuskan pada pelayanan
                             kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan pelayanan
                             kefarmasian.
                      5.     Dalam pelaksanaan kegiatan, pemerintah daerah harus menyediakan
                             pembiayaan yang bersumber dari daerah untuk dana pendamping
                             sebesar 10% sesuai dengan Undang-undang No 33 Tahun 2004 dan
                             Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005, biaya operasional, biaya
                             pemeliharaan/perawatan    sarana    dan    peralatan  kesehatan,
                             ketersediaan tenaga pelaksana, serta aspek lainnya sebagai akibat
                             pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Kesehatan.
                      6.     Alokasi pagu anggaran DAK Bidang Kesehatan TA 2011, terdiri dari
                             anggaran untuk pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan
                             rujukan dan pelayanan kefarmasian.
                      7.     Kepala    Dinas   Kesehatan   Kabupaten/Kota,   Direktur RSUD
                             Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kepala Laboratorium Dinas Kesehatan


                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




5
Kabupaten/Kota bertanggung jawab terhadap anggaran DAK Bidang
                             Kesehatan di wilayah kerjanya.
B.                    Kebijakan Khusus
                      Penggunaan DAK Bidang Kesehatan diprioritaskan untuk :
                      1.    Mendukung pencapaian target MDGs            No 1, 3 ,4, 5 dan 6
                            (menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mendorong kesetaraan
                            gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian
                            anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV dan AIDS, TB,
                            Malaria serta penyakit menular lainnya).
                      2.    Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana
                            kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan.
                      3.    Peningkatan pelayanan persalinan normal di Puskesmas.
                      4.    Pembangunan Puskesmas Perawatan Mampu PONED.
                      5.    Pembangunan dapur gizi pada Puskesmas Perawatan.
                      6.    Pembangunan Pos Kesehatan Desa untuk desa yang belum
                            memilikinya.
                      7.    Penyediaan peralatan pendukung Sistem Informasi Kesehatan Daerah.
                      8.    Penyediaan Peralatan Promosi Kesehatan Bergerak.
                      9.    Meningkatkan Sarana Prasarana dan Pengadaan Peralatan Kesehatan
                            Untuk Program Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif
                            (PONEK) di RS.
                      10. Pembangunan BDRS dan pemenuhan peralatan UTD di RS.
                      11. Meningkatkan Fasilitas Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS.
                      12. Meningkatkan Fasilitas Tempat Tidur Kelas III RS.
                      13. Pemenuhan Peralatan Pemeriksaan Laboratorium Klinik di
                            Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
                      14. Pemenuhan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di RS Pemerintah
                            Daerah.
                      15. Penyediaan dan Pengelolaan Obat terutama Obat Generik dan
                            Perbekalan Kesehatan.
                      16. Pembangunan Baru, Rehabilitasi dan Perluasan Instalasi Farmasi
                            Kabupaten/Kota.
                      17. Pengadaan Sarana Pendukung Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota.




                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




6
BAB III

                                  PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN TEKNIS
                                        DAK BIDANG KESEHATAN TA 2011


A.                    PERENCANAAN

                      Sesuai dengan UU No 32 Tahun 2004 pasal 162, Pemerintah dan Pemerintah
                      Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) harus saling berkoordinasi dalam
                      penyusunan kegiatannya.
                      Dalam rangka menjaga sinkronisasi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
                      program kesehatan Kabupaten/Kota dengan Provinsi, Satker Kabupaten/Kota
                      yang memperoleh alokasi DAK Bidang Kesehatan agar berkoordinasi dengan
                      Dinas Kesehatan Provinsi.
                      Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) yang disusun mengacu kepada
                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011.

B.                    PELAKSANAAN TEKNIS

                      Pelaksanaan DAK Bidang Kesehatan 2011 harus mengacu pada Petunjuk
                      Teknis DAK Bidang Kesehatan 2011 yang ditetapkan dengan Keputusan
                      Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Kepmenkes).
                      Penggunaan anggaran DAK Bidang Kesehatan 2011 yang tidak sesuai
                      dengan Petunjuk Teknis DAK Bidang Kesehatan 2011 menjadi tanggung
                      jawab Kepala Daerah dan SKPD yang bersangkutan.




                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




7
BAB IV

                                    MENU DAK BIDANG KESEHATAN TA 2011
                                  SUBBIDANG PELAYANAN KESEHATAN DASAR


A.                    PUSKESMAS
                      1.     Pembangunan Baru
                             Pembangunan Puskesmas dapat merupakan pembangunan baru atau
                             peningkatan dari Puskesmas Pembantu. Pembangunan Puskesmas
                             ditujukan untuk peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan yang
                             berkualitas kepada masyarakat. Pembangunan baru Puskesmas
                             tersebut termasuk penyediaan alat kesehatan dan mebeulair serta
                             rumah dinas petugas kesehatan (dokter/dokter gigi, bidan/perawat) bila
                             belum ada.
                             a.     Persyaratan Umum

                                      1) Kebutuhan akan adanya Puskesmas, antara lain pada:
                                         a)   Wilayah perbatasan, terpencil, tertinggal dan
                                              kepulauan.
                                         b)   Kecamatan pemekaran yang tidak mempunyai
                                              Puskesmas.
                                         c)   Kepadatan penduduk tinggi, jumlah penduduk lebih
                                              dari 30.000 penduduk per kecamatan.
                                         d)   Wilayah kerja sangat luas.
                                         e)   Relokasi Puskesmas yang disebabkan adanya
                                              bencana
                                              alam, jalur hijau, perubahan Rencana Tata
                                              Ruang/Wilayah, atau terjadinya masalah hukum
                                              pada lokasi fisik bangunan.
                                    2) Lokasi Puskesmas:
                                         a)   Di area yang mudah terjangkau baik dari segi jarak
                                              maupun sarana transportasi umum dari seluruh
                                              wilayah kerjanya.
                                         b)   Pertimbangan lainnya yang ditetapkan oleh daerah.
                                    3) Persyaratan Puskesmas:
                                         a)    Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas.
                                         b)    Tenaga kesehatan disediakan oleh Pemerintah
                                               Daerah.

                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




8
b.       Persyaratan Teknis
                                   1)     Luas lahan dan bangunan
                                          Luas lahan, jumlah dan luas ruangan tergantung jenis
                                          pelayanan kesehatan/kegiatan yang dilaksanakan guna
                                          memberikan pelayanan yang optimal.
                                   2)     Denah tata-ruang
                                          Denah tata ruang    Puskesmas mengacu pada buku
                                          Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Direktorat Jenderal
                                          Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2007 serta lampiran
                                          pedoman yang disempurnakan dan pedoman program.

                     2.     Peningkatan Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas
                            Pembangunan Puskesmas baru dapat berasal dari peningkatan
                            Puskesmas Pembantu (Pustu), Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas
                            tersebut termasuk penyediaan alat kesehatan dan rumah dinas
                            petugas Puskesmas.
                            Persyaratan umum dan teknis Pembangunan Puskesmas baru dari
                            peningkatan Puskesmas Pembantu sama dengan persyaratan umum
                            dan teknis pembangunan baru Puskesmas.

                     3.     Peningkatan Pelayanan Persalinan Normal di Puskesmas

                            Dalam upaya meningkatkan pelayanan persalinan normal dan
                            perawatan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan,
                            maka peran Puskesmas sebagai fasiltas kesehatan perlu ditingkatkan
                            dengan membangun ruang persalinan atau mengoptimalkan fungsi
                            ruang persalinan di Puskesmas.

                            Persyaratan umum dan teknis sama dengan persyaratan umum dan
                            teknis pembangunan baru Puskesmas, ditambah dengan denah tata
                            ruang khusus untuk ruang persalinan dan ruang pemulihan serta
                            pedoman alat kesehatan sesuai dengan lampiran 8 dan lampiran 9.

                     4.     Rehabilitasi Puskesmas

                            Rehabilitasi Puskesmas ditujukan menunjang dan meningkatkan
                            pelayanan kesehatan yang berkualitas di Puskesmas.

                     Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                 A
    BAK



             AD




      TI
           HUS




9
Rehabilitasi Puskesmas termasuk puskesmas pembantu hanya
                             ditujukan untuk Puskesmas dan puskesmas pembantu dengan kondisi
                             rusak berat termasuk di dalamnya rumah dinas dokter/dokter gigi dan
                             perawat/bidan.

                             Untuk Rehabilitasi Puskesmas Pembantu diperbolehkan jika seluruh
                             Puskesmas di Kabupaten/Kota telah mempunyai fasilitas untuk
                             menolong persalinan.

                             a.    Persyaratan Umum
                                   Puskesmas dengan kondisi rusak berat diproritaskan pada:
                                   1)   Puskesmas di perbatasan, kepulauan.
                                   2)   Puskesmas yang rusak karena bencana alam pada tahun
                                        berjalan dan 1 (satu) tahun sebelumnya.

                             b.     Persyaratan Teknis
                                    1)   Denah tata-ruang      Puskesmas mengacu pada buku
                                         Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Direktorat Jenderal
                                         Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2007 serta lampiran
                                         pedoman yang disempurnakan dan pedoman program.
                                    2)   Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang
                                         dihasilkan oleh wilayah setempat.

                      5.     Perluasan Puskesmas

                             Guna menunjang dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
                             berkualitas di Puskesmas, dapat dilaksanakan perluasan fisik
                             bangunan Puskesmas. Perluasan dilaksanakan pada bangunan yang
                             membutuhkan perluasan berupa penambahan ruangan, perluasan
                             ruangan. Persyaratan perluasan fisik, adalah sebagai berikut:

                             a.     Persyaratan Umum
                                    Adanya kebutuhan:
                                    1)   Tambahan ruangan untuk meningkatkan pelayanan agar
                                         lebih optimal.
                                    2)   Peningkatan pelayanan akan tetapi tidak memungkinkan
                                         untuk peningkatan menjadi Puskesmas Perawatan.

                             b.     Persyaratan Teknis
                                    1)   Luas lahan dan bangunan
                                         Jumlah    sarana   dan    ruangan    tergantung jenis
                                         pelayanan/kegiatan yang dibutuhkan. Perluasan sarana
                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




10
fisik    bangunan, antara lain berupa penambahan
                                           ruangan untuk:
                                           a)     Pelayanan Persalinan.
                                           b)     Pemulihan dan perawatan bayi baru lahir.
                                           c)     Pelayanan gawat darurat/emergency.
                                           d)     Pelayanan laboratorium yang dilengkapi dengan
                                                  kran air serta pembuangan air kotor.
                                           e)     Pelayanan konsultasi yang dibutuhkan sebagai
                                                  upaya promotif dan preventif.
                                           f)     Pelayanan penyuluhan dan ruang pertemuan
                                                  sebagai upaya promotif dan penggalangan
                                                  kemitraan dengan berbagai pihak terkait serta dapat
                                                  digunakan untuk kegiatan         Lokakarya Mini
                                                  Puskesmas.
                                    2)     Denah tata-ruang
                                           Denah tata-ruang       Puskesmas mengacu pada buku
                                           Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Direktorat Jenderal
                                           Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2007 serta lampiran
                                           pedoman yang disempurnakan dan pedoman program.
                                    3)     Perluasan dapat menggunakan bahan bangunan yang
                                           dihasilkan oleh wilayah setempat.
                                    4)     Peralatan kesehatan
                                           Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada
                                           buku Pedoman Peralatan, Direktorat Jenderal Bina
                                           Kesehatan Masyarakat tahun 2008 serta lampiran
                                           pedoman yang disempurnakan.


B.                    PUSKESMAS PERAWATAN
                      Pembangunan Puskesmas Perawatan dapat dilaksanakan melalui
                      pembangunan baru atau peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas
                      Perawatan.


                      1.     Pembangunan Baru

                             Pembangunan baru Puskesmas Perawatan dilaksanakan dalam rangka
                             meningkatkan jangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
                             yang bermutu dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang perlu
                             dirawat. Pembangunan baru Puskesmas Perawatan terutama
                             diprioritaskan untuk wilayah tertinggal, terpencil, kepulauan dan
                             perbatasan. Pembangunan Puskesmas Perawatan tersebut termasuk
                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




11
peralatan kesehatan dan rumah dinas petugas kesehatan Puskesmas,
                             penyediaan sarana dan peralatan perawatan PONED (Pelayanan
                             Obstetri dan Neonatal Emergency Dasar) serta dapur gizi.

                             a.     Persyaratan Umum

                                    Pembangunan Puskesmas baru harus mempertimbangkan
                                    ketersediaan tenaga kesehatan, selain itu memenuhi
                                    persyaratan antara lain:
                                    1)    Pembangunan baru Puskesmas Perawatan, diutamakan
                                          pada 101 Puskesmas Prioritas Nasional di wilayah
                                          terpencil, tertinggal, kepulauan dan perbatasan dengan
                                          negara lain.
                                    2)    Lokasi bangunan baru Puskesmas Perawatan di lokasi
                                          strategis.
                                    3)    Lokasi Puskesmas berada dalam waktu tempuh lebih dari
                                          2 jam ke Rumah Sakit.
                                    4)    Kabupaten pemekaran yang belum memiliki Rumah Sakit.
                                    5)    Puskesmas yang mempunyai rumah dinas yang ditempati
                                          oleh dokter dan perawat/bidan.

                             b.     Persyaratan Teknis
                                    1)     Luas lahan dan bangunan
                                           Jumlah    sarana    dan   ruangan    tergantung   jenis
                                           pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan, dengan luas
                                           sesuai ketentuan. Pembangunan Puskesmas Perawatan,
                                           sarana dan peralatan PONED, rumah dokter/dokter gigi,
                                           perawat dan bidan harus berada dalam satu lokasi.
                                    2)     Denah tata-ruang
                                           a)    Denah tata-ruang Puskesmas mengacu pada buku
                                                 Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Direktorat
                                                 Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2007
                                                 serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan
                                                 pedoman program.
                                           b)    Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi
                                                 Dapur Gizi dan peralatannya yang mengacu pada
                                                 lampiran 10.
                                           c)    Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi
                                                 dengan UGD yang dapat memberikan pelayanan
                                                 PONED. Pelayanan PONED mengacu pada buku
                                                 acuan Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal

                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




12
Emergensi Dasar, Direktorat Jenderal Bina
                                                  Kesehatan Masyarakat tahun 2007.
                                           d)     Khusus wilayah terpencil dan kepulauan, Ruang
                                                  Rawat Inap minimal 2 tempat tidur.


                                    3)    Peralatan kesehatan
                                          Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada
                                          buku Pedoman Peralatan, Direktorat Jenderal Bina
                                          Kesehatan Masyarakat tahun 2008 serta lampiran
                                          pedoman yang disempurnakan buku acuan Pelatihan
                                          Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar, Direktorat
                                          Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2007.


                      2. Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan di DTPK

                            Peningkatan menjadi Puskesmas Perawatan dilaksanakan dalam
                            rangka pengembangan pelayanan dan rujukan kesehatan dan
                            dilengkapi dengan penyediaan alat dan rumah dinas dokter/dokter gigi,
                            bidan/perawat bila belum ada.

                             a.   Persyaratan Umum

                                    1)     Kebutuhan akan adanya Puskesmas Perawatan, antara
                                           lain:
                                           a)    Puskesmas di wilayah terpencil, tertinggal,
                                                 kepulauan, Perbatasan.
                                           b)    Kabupaten pemekaran yang belum tersedia Rumah
                                                 Sakit.
                                           c)    Peningkatan kebutuhan akan pelayanan rujukan
                                                 tetapi daerah belum mampu membangun Rumah
                                                 Sakit.
                                    2)     Lokasi Puskesmas:
                                           a)    Wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan
                                                 kepulauan.
                                           b)    Waktu tempuh lebih dari 2 jam dengan
                                                 menggunakan sarana transportasi yang tersedia.
                                    3)     Persyaratan Puskesmas:
                                           a)    Tidak digunakan untuk menjadikan Puskesmas
                                                 Perawatan pra Rumah Sakit.


                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




13
b)     Ketersediaan tenaga kesehatan oleh Pemerintah
                                                  Daerah.
                                           c)     Letaknya strategis dari Puskesmas di sekitarnya.

                             b.     Persyaratan Teknis
                                    1)     Luas lahan dan bangunan
                                           Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/
                                           kegiatan yang dilaksanakan mengacu kepada Pedoman
                                           Tata Ruang Puskesmas Direktorat Jenderal Bina
                                           Kesehatan Masyarakat tahun 2007.
                                    2)     Denah tata-ruang pada pembangunan baru Puskesmas
                                           Perawatan mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang
                                           Puskesmas     Direktorat Jenderal    Bina Kesehatan
                                           Masyarakat tahun 2007.
                                    3)     Peralatan kesehatan Puskesmas Perawatan mengacu
                                           pada buku Pedoman Peralatan Puskesmas Direktorat
                                           Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2008.

                        3. Rehabilitasi Puskesmas Perawatan

                             Rehabilitasi Puskesmas Perawatan ditujukan menunjang dan
                             meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas di Puskesmas
                             Perawatan.

                             Rehabilitasi Puskesmas Perawatan hanya ditujukan untuk Puskesmas
                             Perawatan dengan kondisi rusak berat termasuk di dalamnya rumah
                             dinas dokter/dokter gigi dan perawat/bidan.

                             a.     Persyaratan Umum
                                    Puskesmas Perawatan dengan kondisi rusak berat diproritaskan
                                    pada:
                                    1)    Puskesmas perawatan di perbatasan, kepulauan.
                                    2)    Puskesmas perawatan yang rusak karena bencana alam
                                          pada tahun berjalan dan 1 (satu) tahun sebelumnya.

                             b.     Persyaratan Teknis
                                    1)   Denah tata-ruang   Puskesmas mengacu pada buku
                                         Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Direktorat Jenderal
                                         Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2007 serta lampiran
                                         pedoman yang disempurnakan dan pedoman program.


                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




14
2)     Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang
                                           dihasilkan oleh wilayah setempat.

                      4.     Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan Mampu
                             PONED

                             Upaya yang dapat dilakukan adalah pemberdayaan pelayanan di
                             tingkat dasar yaitu penyediaan Puskesmas PONED. Setiap
                             peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan mampu
                             PONED dilengkapi dengan penyediaan alat dan rumah dinas
                             dokter/dokter gigi dan bidan/perawat bila belum ada.
                             a.     Persyaratan Umum

                                    1)     Kebutuhan adanya peningkatan Puskesmas Perawatan
                                           menjadi Puskesmas Perawatan Mampu PONED, antara
                                           lain:
                                           a)    Kabupaten pemekaran yang belum tersedia rumah
                                                 sakit.
                                           b)    Menyediakan layanan rujukan kegawatdaruratan
                                                 obstetri    neonatal,    termasuk     penanganan
                                                 penyulit/komplikasi obstetri neonatal yang tidak
                                                 dapat ditangani di tingkat Poskesdes, Puskesmas
                                                 Pembantu dan Puskesmas.

                                    2)     Lokasi Puskesmas (harus memenuhi satu atau lebih
                                           persyaratan di bawah ini):
                                           a)    Waktu tempuh ke Rumah Sakit terdekat lebih dari 2
                                                 jam dengan menggunakan sarana transportasi yang
                                                 tersedia.
                                           b)    Pada jalur lalu lintas ramai dekat dengan
                                                 pemukiman.
                                           c)    Daerah pariwisata dan kawasan industri.
                                           d)    Daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan.

                                    3)    Persyaratan Puskesmas
                                           a)    Merupakan Puskesmas perawatan.
                                           b)    Telah tersedia tenaga kesehatan yang telah
                                                 mengikuti pelatihan penanganan kegawatdaruratan
                                                 obstetri   neonatal    di   tingkat   pelayanan
                                                 dasar/PONED, yang terdiri dari 1 orang Dokter, 1
                                                 orang Bidan dan 1 orang Perawat.

                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




15
c)     Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas Mampu
                                                  PONED.


                            b.      Persyaratan Teknis
                                   1)      Luas lahan dan bangunan mengacu pada buku Pedoman
                                           Tata Ruang Puskesmas, Direktorat Jenderal Bina
                                           Kesehatan Masyarakat Tahun 2007.
                                   2)      Denah tata ruang pada pembangunan baru Puskesmas
                                           Perawatan mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang
                                           Puskesmas, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
                                           Masyarakat Tahun 2007.
                                   3)      Peralatan Puskesmas PONED mengacu pada buku
                                           Pedoman Peralatan Puskesmas, Direktorat Jenderal Bina
                                           Kesehatan Masyarakat Tahun 2007.
                                   4)    Tenaga kesehatan yang telah dilatih PONED tidak boleh
                                         pindah selama minimal 2 tahun.

                      5.     Perluasan Puskesmas Perawatan

                             Perluasan Puskesmas Perawatan menunjang serta meningkatkan
                             pelayanan kesehatan yang berkualitas di Puskesmas, perlu adanya
                             perluasan fisik. Perluasan dilaksanakan pada bangunan/sarana yang
                             membutuhkan perluasan. Persyaratan perluasan fisik, adalah sebagai
                             berikut:
                            a.      Persyaratan Umum

                                    Adanya kebutuhan:
                                    1)   Tambahan ruangan untuk meningkatkan pelayanan agar
                                         lebih optimal.
                                    2)   Peningkatan pelayanan akan tetapi tidak untuk menjadi
                                         Rumah Sakit.

                             b.     Persyaratan Teknis

                                    1)     Luas lahan dan bangunan
                                           Jumlah     sarana   dan     ruangan   tergantung jenis
                                           pelayanan/kegiatan yang dibutuhkan. Perluasan sarana
                                           fisik bangunan, antara lain berupa penambahan ruangan
                                           untuk:
                                           a)     Pelayanan Gawat Darurat/emergency.
                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




16
b)    Pelayanan laboratorium yang dilengkapi dengan
                                                 kran air serta pembuangan air kotor.
                                          c)     Pelayanan konsultasi yang dibutuhkan sebagai
                                                 upaya promotif dan preventif.
                                          d)     Pelayanan penyuluhan dan ruang pertemuan
                                                 sebagai upaya promotif dan penggalangan
                                                 kemitraan dengan berbagai pihak terkait serta dapat
                                                 digunakan untuk kegiatan         Lokakarya Mini
                                                 Puskesmas.
                                          e)     Dapur Gizi.
                                    2)    Denah tata-ruang
                                          Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan
                                          fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan dan
                                          memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender mengacu
                                          pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Direktorat
                                          Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2007 serta
                                          lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman
                                          program. Untuk dapur gizi mengikuti denah tata ruang
                                          sesuai dengan lampiran 10.
                                    3)    Perluasan dapat menggunakan bahan bangunan yang
                                          dihasilkan oleh wilayah setempat.
                                    4)    Peralatan kesehatan mengacu pada pembangunan baru
                                         Puskesmas Perawatan mengacu pada buku Pedoman
                                         Peralatan Puskesmas Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
                                         Masyarakat tahun 2008. Untuk peralatan dapur gizi sesuai
                                         dengan lampiran 10.

C.                    POS KESEHATAN DESA
                      1.     Pembangunan Baru
                             Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah Upaya Kesehatan
                             Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam
                             rangka memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan. Namun
                             karena kemampuan masyarakat sebagian besar terbatas, maka
                             pemerintah membantu pembangunan fisik Poskesdes, dengan
                             mempertimbangkan persyaratan sebagai berikut:
                             a.     Persyaratan Umum
                                    Pembangunan baru Poskesdes adalah pada setiap desa
                                    yang belum ada bangunan Poskesdes dengan persyaratan:
                                    1)   Masyarakatnya tidak mampu membangun secara
                                         swadaya.

                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




17
2)     Tersedia tanah/lahan yang tidak bermasalah
                                    3)     Lokasi Poskesdes:
                                           a)    Mempertimbangkan ketersediaan lahan yang
                                                 berada di tengah pemukiman.
                                           b)    Mudah dijangkau oleh masyarakat (transportasi).
                                           c)    Mempertimbangkan keamanan petugas kesehatan.
                                           d)    Mempertimbangkan jarak antar fasilitas pelayanan
                                                 kesehatan yang ada.

                             b.     Persyaratan Teknis

                                    1)    Luas bangunan:
                                           a)    Luas ruangan/bangunan sesuai dengan kondisi
                                                 tanah setempat dengan memperhatikan kebutuhan
                                                 minimal pelayanan/kegiatan dan kesetaraan gender
                                                 laki–laki dan perempuan.
                                           b)    Jumlah ruangan dan sarana yang dibutuhkan
                                                 tergantung      jenis    pelayanan/kegiatan  yang
                                                 dilaksanakan, minimal terdapat ruang persalinan
                                                 dan pelayanan KIA-KB.
                                           c)    Pembangunan           baru     Poskesdes    dapat
                                                 menggunakan bahan bangunan yang berasal dari
                                                 daerah setempat.
                                   2)      Denah tata-ruang
                                           Rancangan tata-ruang/bangunan Poskesdes agar tetap
                                           memperhatikan fungsinya sebagai sarana pelayanan
                                           kesehatan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraaan
                                           gender.
                                   3)      Peralatan kesehatan
                                           Kebutuhan jenis dan jumlah peralatan minimal Poskesdes
                                           mengacu pada buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan
                                           Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa, Direktorat
                                           Jenderal. Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2006.

                      2.     Pengalihan Polindes menjadi Poskesdes
                             Pembangunan Poskesdes dapat berasal dari pengalihan bangunan
                             Pondok Bersalin Desa (Polindes).
                             Pembangunan fisik yang dilaksanakan terbatas pada penambahan
                             bagian Polindes yang sudah ada.

                             a.     Persyaratan Umum

                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




18
Polindes yang sudah ada di desa ditingkatkan menjadi
                                    Poskesdes.


                             b.     Persyaratan Teknis
                                    1)     Luas lahan dan bangunan
                                           Penambahan           ruangan        tergantung      jenis
                                           pelayanan/kegiatan       yang     dilaksanakan.     Guna
                                           meningkatkan fungsi pelayanannya, luas lahan yang
                                           diperlukan    untuk    peningkatan     Polindes  menjadi
                                           Poskesdes,       minimal dengan rincian kebutuhan tata
                                           ruangnya adalah sebagai berikut:
                                           a)     Ruang untuk fungsi pelayanan dan atau
                                                  administrasi.
                                           b)     Ruang untuk tempat tinggal tenaga kesehatan.
                                    2)     Penambahan ruangan pada Pengalihan Polindes menjadi
                                           Poskesdes dapat menggunakan bahan bangunan yang
                                           dihasilkan oleh wilayah setempat.
                                    3)     Denah tata-ruang
                                           Rancangan tata-ruang/bangunan Poskesdes agar tetap
                                           memperhatikan fungsinya sebagai sarana pelayanan
                                           kesehatan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan
                                           gender.
                                    4)     Peralatan kesehatan
                                           Kebutuhan jenis dan jumlah peralatan minimal Poskesdes
                                           mengacu pada buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan
                                           Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa, Direktorat
                                           Jenderal. Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2006.

D.                    PENGADAAN SIK DAERAH
                      Dalam upaya mewujudkan Sistem Informasi Kesehatan yang evidence based
                      di Indonesia, dikembangkan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)
                      dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pengadaan
                      peralatan sistem informasi kesehatan melalui DAK bertujuan untuk memacu
                      Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota khususnya di Puskesmas
                      sehingga mampu menyediakan data/informasi yang cepat, akurat, dan
                      mutakhir.
                      Adanya peralatan sistem informasi kesehatan di Puskesmas diharapkan akan
                      mempercepat pelayanan kesehatan atau manajemen pasien di Puskesmas,
                      serta mendukung administrasi Puskesmas berbasis bukti secara berkala,

                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




19
sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan di Puskesmas dan
                      Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat (Nasional).




                      1.     Persyaratan Umum
                             Pengadaan peralatan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Daerah
                             diprioritaskan di Puskesmas non perawatan di Seluruh Indonesia
                             dengan persyaratan:
                             a.     Di Puskesmas tersedia aliran listrik/genset untuk menghidupkan
                                    personal komputer.
                             b.     Di Puskesmas tersedia tenaga atau operator yang akan
                                    mengoperasikan komputer.
                             c.     Di Puskesmas tersedia biaya pemeliharaan komputer serta biaya
                                    operasionalnya (kertas, tinta printer, honor petugas, listrik).
                             d.     Merencanakan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
                                    tahapan selanjutnya.

                      2.     Persyaratan Teknis
                             Pengadaan komputer beserta printer peralatan SIK untuk Puskesmas
                             dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
                             a.    Spesifikasi peralatan:
                                   1)     Corporate Desktop PC.
                                   2)     Intel Pentium Dual-Core Processor.
                                   3)     Minimum 1 GB Memory DDR-2 SDRAM.
                                   4)     Minimum 160 GB harddrive, 7200 RPM.
                                   5)     Integrated 10/100/1000 LAN.
                                   6)     Windows XP Professional, Vista atau Linux.
                                   7)     LCD Monitor 17 inch.
                                   8)     CPU dan Monitor satu merk.
                                   9)     Printer Deksjet/Inkjet.
                             b.   Pengadaan software pengolah data, pengolah kata dan penyajian
                                   (misalnya microsoft excell, microsoft word dan microsoft power
                                   point, atau open office)
                             c.    Kursus atau pengenalan komputer untuk tenaga pengelola
                                   komputer agar mampu menggunakan paket software tersebut
                                   diatas.
                             d.    Data entri laporan sesuai formulir yang telah ditetapkan dengan
                                   menggunakan excel, dapat juga dibuatkan program aplikasi
                                   sederhana lain.

                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




20
e.     Mengolah data yang telah di entri dalam bentuk tabel, grafik,
                                    peta dan narasi yang disajikan secara bulanan, triwulan, tahunan
                                    dan data sewaktu.
                             f.     Mengirim    laporan     ke    Dinas    Kesehatan      Kesehatan
                                    Kabupaten/Kota dengan CD ataupun flashdisk.



                      3.     Acuan
                             a.     Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 844/MENKES/SK/X/2006
                                    tentang Penetapan Standar Kode Data Bidang Kesehatan.
                             b.     Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 837/MENKES/VII/2007
                                    Tentang Pengembangan SIKNAS Online Sistem Informasi
                                    Kesehatan Nasional.

E.                    PERALATAN PROMOSI KESEHATAN BERGERAK (MOBILE HEALTH
                      PROMOTION KIT)

                      Kegiatan DAK Bidang Kesehatan tahun 2011 dapat digunakan untuk
                      pengadaan Peralatan Promosi Kesehatan Bergerak (Mobile Health Promotion
                      Kit) di Puskesmas.
                      Tujuan kegiatan dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan promosi
                      kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dasar dalam rangka
                      pemerataan, jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan di daerah serta
                      melengkapi kebutuhan sarana/peralatan para pengelola program promosi
                      kesehatan di Puskesmas dalam upaya mencapai target Perilaku Hidup Bersih
                      dan Sehat (PHBS).
                      Peralatan promosi kesehatan bergerak merupakan kendaraan bermotor roda
                      2 yang dimodifikasi dan didesain menjadi satu kesatuan dengan peralatan
                      audio visual aid (AVA) sehingga memiliki fungsi sebagai sarana pendukung
                      dalam penyebaran informasi kesehatan, tempat media-media untuk
                      melakukan penyuluhan kesehatan, serta sarana untuk melakukan kampanye
                      dan pameran kesehatan.
                      1.     Persyaratan Umum
                             a.     Peralatan promosi kesehatan bergerak diperuntukkan bagi
                                    Puskesmas.
                             b.     Pengadaan peralatan promosi kesehatan bergerak dilakukan
                                    berdasarkan analisa kebutuhan, pertimbangan operasional,
                                    kondisi dan letak geografis serta topografi daerah.

                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




21
c.     Membuat surat pernyataan kesanggupan untuk mengalokasikan
                                    biaya operasional Peralatan Promosi Kesehatan Bergerak yang
                                    ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan dan diketahui oleh
                                    Bupati/Walikota.
                             d.     Membuat surat pernyataan untuk tidak mengalihfungsikan
                                    peralatan promosi kesehatan bergerak (mobile health promotion
                                    kit) yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan dan
                                    diketahui oleh Bupati/Walikota.
                             e.     Tersedia tenaga yang mampu menyelenggarakan kegiatan dan
                                    mengoperasikan peralatan promosi kesehatan bergerak (mobile
                                    health promotion kit).

                      2.     Persyaratan Teknis
                             a.     Pengadaan peralatan harus memperhatikan mutu, kemudahan
                                    penggunaan dan pemeliharaan serta perbaikan peralatan
                                    promosi kesehatan bergerak.
                             b.     Peralatan promosi kesehatan bergerak berupa kendaraan roda 2
                                    berkapasitas minimal 110 cc yang telah dimodifikasi menjadi
                                    satu kesatuan dengan peralatan, contoh desain kendaraan
                                    sesuai dengan lampiran 12. Adapun peralatannya terdiri dari:
                                    1)    LCD Projector dengan pencahayaan minimal 2000
                                          lumens.
                                    2)    Stereo Sound System.
                                    3)    Pemutar VCD/DVD dan Karaoke yang kompatibel dengan
                                          berbagai media, memiliki microphone tanpa kabel.
                                    4)    Generator set mini, dengan daya output mak: 0.85
                                          KVA/850 Watt, memiliki voltase: AC 220 V/1 Phase/DC
                                          12V/8.3A, memiliki kapasitas tangki bahan bakar: 4,5 L.
                                    5)    Video Kamera dengan media penyimpan gambar DVD.

                      3.     Acuan
                             a.   Keputusan         Menteri       Kesehatan       RI      No.
                                  1114/MENKES/SK/VIII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan
                                  Promosi Kesehatan di Daerah.
                             b.   Keputusan Menteri Kesehatan No. 585/MENKES/SK/V/2007
                                  tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan di Puskesmas.




                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




22
BAB V

                                     MENU DAK BIDANG KESEHATAN TA 2011
                                  SUBBIDANG PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

A.                    PENINGKATAN SARANA PRASARANA DAN PENGADAAN PERALATAN
                      KESEHATAN UNTUK PROGRAM PONEK DI RUMAH SAKIT
                      1.     Persyaratan umum
                             a.     Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus
                                    emergensi baik secara umum maupun emergency obstetrik -
                                    neonatal.
                             b.     Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK
                                    di rumah sakit meliputi resusitasi neonatus, kegawat-daruratan
                                    obstetrik dan neonatus.
                             c.     Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk
                                    melakukan operasi, bila ada kasus emergensi obstetrik atau
                                    umum.
                             d.     Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK,
                                    antara lain dokter kebidanan, dokter anak, dokter / petugas
                                    anestesi, dokter penyakit dalam, dokter spesialis lain serta dokter
                                    umum, bidan dan perawat.
                             e.     Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam.
                             f.     Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu.

                      2.     Persyaratan Teknis
                             a.     Peningkatan Sarana dan Prasarana
                                    1)     Rancangan denah dan tata ruang maternal dan neonatal
                                           harus memenuhi beberapa persyaratan teknis sesuai
                                           dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
                                           Nomor 1051/MENKES/SK/XI/2008 tentang Pedoman
                                           Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
                                           Komprehensif (PONEK) 24 Jam di Rumah Sakit.
                                    2)     Persyaratan yang harus diperhatikan:
                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




23
a)     Ruang Maternal
                                                      (1) Kamar bersalin:
                                                         (a)    Lokasi berdekatan dengan kamar
                                                                operasi dan IGD.
                                                         (b)
                                                                                    2
                                                                Luas minimal 6 m per orang.
                                                         (c)
                                                                                                      2
                                                                Paling kecil, ruangan berukuran 12 m .
                                                         (d)    Harus ada tempat untuk isolasi ibu di
                                                                tempat terpisah.
                                                         (e)    Tiap ibu bersalin harus punya privasi
                                                                agar keluarga dapat hadir.
                                                         (f)    Ruangan         bersalin    tidak  boleh
                                                                merupakan tempat lalu lalang orang.
                                                         (g)    Bila kamar operasi juga ada dalam
                                                                lokasi yang sama, upayakan tidak
                                                                melintas pada ruang bersalin.
                                                         (h)    Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada
                                                                setiap rumah sakit umum.
                                                         (i)    Kamar bersalin terletak sangat dekat
                                                                dengan       kamar       neonatal, untuk
                                                                memudahkan transportasi bayi dengan
                                                                komplikasi ke ruang rawat.
                                                         (j)    Idealnya sebuah ruang bersalin
                                                                merupakan unit terintegrasi: kala 1,
                                                                kala 2 dan kala 3 yang berarti setiap
                                                                pasien diperlakukan utuh sampai kala 4
                                                                bagi ibu bersama bayinya secara
                                                                privasi. Bila tidak memungkinkan, maka
                                                                diperlukan dua kamar kala 1 dan
                                                                sebuah kamar kala 2.
                                                         (k)    Kamar bersalin harus dekat dengan
                                                                ruang jaga perawat (nurse station) agar
                                                                memudahkan          pengawasan     ketat
                                                                setelah pasien partus sebelum dibawa
                                                                ke ruang rawat (post partum).
                                                                Selanjutnya bila diperlukan operasi,
                                                                pasien akan dibawa ke kamar operasi
                                                                yang berdekatan dengan kamar
                                                                bersalin.
                                                         (l)    Harus ada kamar mandi/toilet yang
                                                                berhubungan dengan kamar bersalin.

                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




24
(m)   Ruang postpartum harus cukup luas,
                                                                             2
                                                               standar 8 m per tempat tidur (bed).
                                                         (n)   Ruang tersebut terpisah dari fasilitas:
                                                               toilet, kloset, lemari.
                                                         (o)   Pada ruang dengan banyak tempat
                                                               tidur, jarak antar tempat tidur minimal 1
                                                               meter.
                                                         (p)   Jumlah tempat tidur per ruangan
                                                               maksimum 4 buah.
                                                         (q)   Tiap ruangan harus mempunyai
                                                               jendela sehingga cahaya dan udara
                                                               cukup.
                                                         (r)   Harus ada fasilitas untuk cuci tangan
                                                               pada tiap ruangan.
                                                         (s)   Tiap pasien harus punya akses ke
                                                               kamar mandi privasi tanpa ke koridor.
                                                         (t)   Kamar        periksa/diagnostik      harus
                                                               mempunyai luas sekurang-kurangnya
                                                                        2
                                                               11 m        dan berisi: tempat tidur
                                                               pasien/obsgin, kursi pemeriksa, lampu
                                                               sorot, troli alat, lemari obat kecil, USG
                                                               mobile dan troli emergensi
                                                         (u)   Ada ruang perawat (nurse station).
                                                         (v)   Ruang isolasi bagi kasus infeksi perlu
                                                               disediakan        seperti  pada     kamar
                                                               bersalin.
                                                         (w) Ruang            tindakan      operasi/kecil
                                                               darurat/one day care: untuk kuret,
                                                               penjahitan dan sebagainya.
                                                         (x)   Ruang tunggu bagi keluarga pasien.
                                                  (2)    Unit Perawatan Intensif/Eklampsia/Sepsis
                                                         (a)   Unit ini harus berada di samping ruang
                                                               bersalin, atau setidaknya jauh dari area
                                                               yang sering dilalui.
                                                         (b)
                                                                                                       2
                                                               Paling kecil, ruangan berukuran 18 m .
                                                         (c)   Di ruang dengan beberapa tempat
                                                               tidur, sedikitnya ada jarak antara
                                                               ranjang satu dengan ranjang lainnya.
                                                         (d)   Ruangan harus dilengkapi paling
                                                               sedikit enam steker listrik yang
                                                               dipasang dengan tepat untuk peralatan
                                                               listrik.
                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




25
b)     Ruangan Neonatal
                                                  (1)    Unit Perawatan Intensif
                                                         (a)    Unit ini harus berada di samping ruang
                                                                bersalin atau setidaknya jauh dari area
                                                                yang sering dilalui.
                                                                                                   2
                                                         (b)    Minimal ruangan berukuran 18 m .
                                                         (c)    Di ruangan dengan beberapa tempat
                                                                tidur sedikitnya ada jarak antar ranjang.
                                                         (d)    Harus ada tempat untuk isolasi bayi di
                                                                area terpisah.
                                                         (e)    Ruang harus dilengkapi paling sedikit 6
                                                                steker yang dipasang dengan tepat
                                                                untuk peralatan listrik.
                                                  (2)     Unit Perawatan Khusus
                                                         (a)    Unit ini harus berada di samping ruang
                                                                bersalin atau setidaknya jauh dari area
                                                                yang sering dilalui.
                                                         (b)
                                                                                                   2
                                                                Minimal ruangan berukuran 12 m .
                                                         (c)    Harus ada tempat untuk isolasi bayi di
                                                                tempat terpisah.
                                                         (d)    Paling sedikit harus ada jarak antara
                                                                inkubator dengan tempat tidur bayi.
                                                  (3)    Area laktasi.
                                                                                           2
                                                         Minimal ruangan berukuran 6 m .
                                                  (4)    Area pencucian incubator.
                                                                                             2
                                                         Minimal ruangan berukuran 6-8 m .

                             Dalam rangka penyelenggaraan PONEK, perlu mempertimbangkan
                             kebutuhan bagi laki-laki dan perempuan, antara lain:
                                   Adanya pemisahan visual antara ruang bersalin satu dengan
                                   yang lainnya.
                                   Sarana, prasarana dan peralatan yang ada harus
                                   mempertimbangkan ergonomis dan kemudahan aksesibilitas
                                   bagi ibu hamil

                             b.     Jenis Peralatan PONEK
                                    1)    PERALATAN NEONATAL
                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




26
No.                         Jenis Peralatan            Jmlh minimal
                             1.    Inkubator baby                                       5
                             2.    Infant Warmer                                        2
                             3.    Pulse Oxymeter Neonatus                              3
                             4.    Phototherapy                                         2
                             5.    Syringe Pump                                         4
                             6.    Infant resuscitation dan Emergensi Set               1
                             7.    CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) w/
                                                                                        1
                                   Medical air Compressor
                             8.    Flow meter                                           1
                             9.    Infuse Pump                                          1
                             10    Neonatus Resusitation and Emergensi Set              1

                                    2)         PERALATAN MATERNAL
                             No.                      Jenis Peralatan              Jmlh minimal
                              1.   Kotak Resusitasi berisi:                             1
                                   - Bilah Laringoskop                                  1
                                   - Balon                                              1
                                   - Bola lampu laringskop ukuran dewasa                1
                                   - Batre AA (cadangan) untuk bilah laringoskop        1
                                   - Bola lampu laringoskop cadangan                    1
                                   - Selang reservoar oksigen                           1
                                   - Masker oksigen                                     1
                                   - Pipa endotrakeal                                   1
                                   - Plester                                            1
                                   - Gunting                                            1
                                   - Kateter penghisap                                  1
                                   - Naso gastric tube                                  1
                                   - Alat suntik 1, 21/2, 3, 5, 10, 20, 50 cc           1
                                   - Ampul Epinefrin / Adrenalin                        1
                                   - NaCL 0,9% / larutan Ringer Asetat / RL             1
                                   - MgSO4                                              1
                                   - Sodium bikarbonat 8,4%                             1
                                   - Kateter Vena                                       1
                                   - Infus Set                                          1
                              2.   Ekstraktor vakum delivery                            1
                              3.   Inkubator baby                                       1
                              4.   Infant Warmer                                        1
                              5.   Forceps naegele                                      1
                              6.   AVM (Aspirasi Vakum Manual)                          1
                              7.   Pompa vakum listrik                                  1
                              8.   Monitor denyut jantung/pernapasan                    1

                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




27
9.   Foetal Doppler                                     1
                             10.   Set Sectio Saesaria                                1




                      3.     Acuan
                             Keputusan   Menteri   Kesehatan   Republik  Indonesia  Nomor
                             1051/MENKES/SK/XI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan
                             Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24
                             Jam di Rumah Sakit.
B.                    BANK DARAH RUMAH SAKIT (BDRS) DAN UNIT TRANSFUSI DARAH DI
                      RUMAH SAKIT
                      Unit Transfusi Darah di Rumah Sakit (UTD di RS) adalah salah satu instalasi
                      di RS yang mempunyai peran sebagai penyedia darah transfusi yang aman
                      (lulus skreening IMLTD) dengan tugas antara lain melakukan rekruitmen
                      donor sukarela, melakukan seleksi donor, melakukan penyadapan darah
                      donor, melakukan skreening terhadap penyakit Infeksi Menular Lewat
                      Transfusi Darah (IMLTD), melakukan penyimpanan darah sebagai stock,
                      melakukan pemeriksaan golongan darah, crossmatch, mengirim darah
                      transfusi yang telah aman ke bagian lain/ruangan lain atau Rumah Sakit lain
                      yang membutuhkan, memantau reaksi transfusi yang terjadi serta melakukan
                      pencatatan dan pelaporan.
                      1.     Pembangunan Baru
                             Pembangunan baru Unit Transfusi Darah di Rumah Sakit (UTD di RS)
                             dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan darah di
                             rumah sakit khususnya dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
                             pada umumnya.
                             a.     Persyaratan Umum
                                    Pembangunan fasilitas UTD di RS mengacu pada persyaratan
                                    umum sebagai berikut:
                                    1)  Tidak terdapat UTD PMI yang dapat memasok kebutuhan
                                        darah aman di Rumah Sakit yang bersangkutan
                                    2)  Terdapat Rumah Sakit Pemerintah di Kabupaten/Kota
                                        setempat
                                    3)  Tidak boleh dijadikan sumber PAD, atau profit center di
                                        RS karena pelayanan darah harus bersifat nirlaba
                                    4)  Dinas    Kesehatan     setempat   mempunyai      sistem
                                        pengawasan dan pembinaan pelayanan transfusi darah

                      Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011
                  A
     BAK



              AD




       TI
            HUS




28
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011

More Related Content

What's hot

Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersalPeraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
Neneng Rukmawati
 
Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat (Renstra Kemenpera) tahun 2010...
Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat (Renstra Kemenpera) tahun 2010...Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat (Renstra Kemenpera) tahun 2010...
Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat (Renstra Kemenpera) tahun 2010...
Oswar Mungkasa
 
Permendagri nomor 39 tahun 2012 138 1
Permendagri nomor 39 tahun 2012 138 1Permendagri nomor 39 tahun 2012 138 1
Permendagri nomor 39 tahun 2012 138 1
Peri Yudisianto
 
Peraturan bupati-no.-1a-pedoman-umum-penggunaan-belanja-tidak-terduga-btt
Peraturan bupati-no.-1a-pedoman-umum-penggunaan-belanja-tidak-terduga-bttPeraturan bupati-no.-1a-pedoman-umum-penggunaan-belanja-tidak-terduga-btt
Peraturan bupati-no.-1a-pedoman-umum-penggunaan-belanja-tidak-terduga-btt
ppbkab
 
Buku juknis jampersal final versi cetak
Buku juknis jampersal final versi cetakBuku juknis jampersal final versi cetak
Buku juknis jampersal final versi cetak
DR Irene
 
Juknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newJuknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas new
DR Irene
 

What's hot (18)

Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020
Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020
Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020
 
Pmk no. 84 ttg juknis dana alokasi khusus bidkes ta 2015
Pmk no. 84 ttg juknis dana alokasi khusus bidkes ta 2015Pmk no. 84 ttg juknis dana alokasi khusus bidkes ta 2015
Pmk no. 84 ttg juknis dana alokasi khusus bidkes ta 2015
 
Juknis bok-2013
Juknis bok-2013Juknis bok-2013
Juknis bok-2013
 
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersalPeraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
 
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...
 
Pedoman Umum Perencanaan Tahunan Kementerian Perumahan Rakyat
Pedoman Umum Perencanaan Tahunan Kementerian Perumahan RakyatPedoman Umum Perencanaan Tahunan Kementerian Perumahan Rakyat
Pedoman Umum Perencanaan Tahunan Kementerian Perumahan Rakyat
 
Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat (Renstra Kemenpera) tahun 2010...
Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat (Renstra Kemenpera) tahun 2010...Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat (Renstra Kemenpera) tahun 2010...
Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat (Renstra Kemenpera) tahun 2010...
 
Juknis keuangan bok 2012
Juknis keuangan bok 2012Juknis keuangan bok 2012
Juknis keuangan bok 2012
 
Permenpan2013 028 (1)
Permenpan2013 028 (1)Permenpan2013 028 (1)
Permenpan2013 028 (1)
 
Permendagri nomor 39 tahun 2012 138 1
Permendagri nomor 39 tahun 2012 138 1Permendagri nomor 39 tahun 2012 138 1
Permendagri nomor 39 tahun 2012 138 1
 
Peraturan bupati-no.-1a-pedoman-umum-penggunaan-belanja-tidak-terduga-btt
Peraturan bupati-no.-1a-pedoman-umum-penggunaan-belanja-tidak-terduga-bttPeraturan bupati-no.-1a-pedoman-umum-penggunaan-belanja-tidak-terduga-btt
Peraturan bupati-no.-1a-pedoman-umum-penggunaan-belanja-tidak-terduga-btt
 
Buku juknis jampersal final versi cetak
Buku juknis jampersal final versi cetakBuku juknis jampersal final versi cetak
Buku juknis jampersal final versi cetak
 
Perdirjen 19 2005
Perdirjen 19 2005Perdirjen 19 2005
Perdirjen 19 2005
 
Perda Nunukan Izin Usaha hotel dan penginapan
Perda Nunukan Izin Usaha hotel dan penginapanPerda Nunukan Izin Usaha hotel dan penginapan
Perda Nunukan Izin Usaha hotel dan penginapan
 
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 35/PMK.07/202
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 35/PMK.07/202Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 35/PMK.07/202
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 35/PMK.07/202
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYAN...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYAN...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYAN...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYAN...
 
Permenkes no. 19 tahun 2014
Permenkes no. 19 tahun 2014Permenkes no. 19 tahun 2014
Permenkes no. 19 tahun 2014
 
Juknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newJuknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas new
 

Similar to Juknis dak 2011

Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 new
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 newPedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 new
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 new
Uays Hasyim Full
 
Juknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newJuknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas new
Uays Hasyim Full
 
MATRIK HARMONISASI RAPERBUP NON KAPITASI 2022.docx
MATRIK HARMONISASI RAPERBUP NON KAPITASI 2022.docxMATRIK HARMONISASI RAPERBUP NON KAPITASI 2022.docx
MATRIK HARMONISASI RAPERBUP NON KAPITASI 2022.docx
jumratulseftriani1
 
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmasPmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
Kemala Widhiari
 
MATRIK FASILITASI RAPERBUP NON KAPITASI 2022.docx
MATRIK FASILITASI RAPERBUP NON KAPITASI 2022.docxMATRIK FASILITASI RAPERBUP NON KAPITASI 2022.docx
MATRIK FASILITASI RAPERBUP NON KAPITASI 2022.docx
jumratulseftriani1
 
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docxJuknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
razitakhalyla
 
Permendagri 25 2009 Utk Apbd 2010
Permendagri 25 2009 Utk Apbd 2010Permendagri 25 2009 Utk Apbd 2010
Permendagri 25 2009 Utk Apbd 2010
Ar Tinambunan
 
PERBUP NON KAPITASI JKN PADA PKM DI KAB. BENGKULU SELATAN 2022.docx
PERBUP NON KAPITASI JKN PADA PKM DI KAB. BENGKULU SELATAN 2022.docxPERBUP NON KAPITASI JKN PADA PKM DI KAB. BENGKULU SELATAN 2022.docx
PERBUP NON KAPITASI JKN PADA PKM DI KAB. BENGKULU SELATAN 2022.docx
jumratulseftriani1
 
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga SanitarianPermenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Adelina Hutauruk
 
Permendagri no 21 thn 2011
Permendagri no 21 thn 2011Permendagri no 21 thn 2011
Permendagri no 21 thn 2011
Bulan Sabit
 

Similar to Juknis dak 2011 (20)

Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 new
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 newPedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 new
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 new
 
Permenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
Permenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JamkesmasPermenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
Permenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
 
Juknis jampersal 2012
Juknis jampersal 2012Juknis jampersal 2012
Juknis jampersal 2012
 
Juknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newJuknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas new
 
MATRIK HARMONISASI RAPERBUP NON KAPITASI 2022.docx
MATRIK HARMONISASI RAPERBUP NON KAPITASI 2022.docxMATRIK HARMONISASI RAPERBUP NON KAPITASI 2022.docx
MATRIK HARMONISASI RAPERBUP NON KAPITASI 2022.docx
 
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmasPmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
 
Pmk no. 147 ttg perizinan rumah sakit
Pmk no. 147 ttg perizinan rumah sakitPmk no. 147 ttg perizinan rumah sakit
Pmk no. 147 ttg perizinan rumah sakit
 
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
 
MATRIK FASILITASI RAPERBUP NON KAPITASI 2022.docx
MATRIK FASILITASI RAPERBUP NON KAPITASI 2022.docxMATRIK FASILITASI RAPERBUP NON KAPITASI 2022.docx
MATRIK FASILITASI RAPERBUP NON KAPITASI 2022.docx
 
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docxJuknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
 
Permendagri 25 2009 Utk Apbd 2010
Permendagri 25 2009 Utk Apbd 2010Permendagri 25 2009 Utk Apbd 2010
Permendagri 25 2009 Utk Apbd 2010
 
Pedoman Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Pedoman Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)Pedoman Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Pedoman Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
 
Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasi...
Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasi...Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasi...
Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasi...
 
Juknis DAK Tahun 2013 (SD-SMP) - Permendikbud No 12 Tahun 2013
Juknis DAK Tahun 2013 (SD-SMP) - Permendikbud No 12 Tahun 2013Juknis DAK Tahun 2013 (SD-SMP) - Permendikbud No 12 Tahun 2013
Juknis DAK Tahun 2013 (SD-SMP) - Permendikbud No 12 Tahun 2013
 
Kepmensos no. 147 tahun 2013
Kepmensos no. 147 tahun 2013Kepmensos no. 147 tahun 2013
Kepmensos no. 147 tahun 2013
 
PERBUP NON KAPITASI JKN PADA PKM DI KAB. BENGKULU SELATAN 2022.docx
PERBUP NON KAPITASI JKN PADA PKM DI KAB. BENGKULU SELATAN 2022.docxPERBUP NON KAPITASI JKN PADA PKM DI KAB. BENGKULU SELATAN 2022.docx
PERBUP NON KAPITASI JKN PADA PKM DI KAB. BENGKULU SELATAN 2022.docx
 
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...
 
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga SanitarianPermenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
 
Permen no.21 thn 2011
Permen no.21 thn 2011Permen no.21 thn 2011
Permen no.21 thn 2011
 
Permendagri no 21 thn 2011
Permendagri no 21 thn 2011Permendagri no 21 thn 2011
Permendagri no 21 thn 2011
 

Juknis dak 2011

  • 1. KATA PENGANTAR Pada kesempatan ini saya menyampaikan apresiasi atas tersusunnya Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2011. Petunjuk Teknis ini merupakan implementasi dari amanat Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, Kementerian Teknis membuat petunjuk penggunaan DAK. DAK Bidang Kesehatan diberikan kepada daerah tertentu untuk membantu mendanai kegiatan bidang kesehatan yang merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas pembangunan kesehatan nasional tahun 2011 yang ditetapkan melalui Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2011. RKP Tahun 2011 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2010, merupakan acuan bagi Kementerian, lembaga Pemerintah-Non Kementerian dan Pemerintah Daerah maupun masyarakat termasuk dunia usaha sehingga tercapai sinergi dalam pelaksanaan program pembangunan. Kewajiban bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dalam pembangunan kesehatan yakni menyediakan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan berkualitas, salah satunya melalui pembiayaan yang bersumber dari DAK Bidang Kesehatan. Saya berharap DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 dapat memberi daya ungkit yang nyata terhadap prioritas dan fokus pemerintah dalam pembangunan kesehatan di daerah. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang kesehatan ini, menjelaskan secara rinci penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011. DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 terdiri dari 3 subbidang, yaitu: pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, dan pelayanan kefarmasian. Pelayanan kesehatan dasar meliputi kegiatan: (1) Pembangunan, Peningkatan dan Perbaikan Puskesmas; (2) Pembangunan Pos Kesehatan Desa; (3) Pengadaan Peralatan kesehatan termasuk Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA); (4) Pengadaan Peralatan Promosi Kesehatan Bergerak. Pelayanan kesehatan rujukan, meliputi kegiatan: (1) Pembangunan dan Pengadaan Peralatan Kesehatan untuk Program Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) di RS; (2) Pembangunan, perbaikan Bank Darah RS (BDRS) dan Pemenuhan Peralatan Unit Transfusi Darah (UTD) di RS; (3) Pembangunan dan Pengadaan peralatan Instalasi Gawat Darurat RS (IGD RS); (4) Peningkatan Fasilitas Tempat Tidur Kelas III RS; (5) Pemenuhan peralatan laboratorium klinik di Laboratorium Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota; dan (6) Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di RS Pemerintah Daerah. Pelayanan kefarmasian, meliputi kegiatan: (1) Penyediaan Obat terutama Obat Generik dan Perbekalan Kesehatan; (2) Pembangunan baru dan Rehabilitasi Instalasi Farmasi di Kabupaten/Kota; (3) Pengadaan sarana pendukung Instalasi Farmasi di Kabupaten/Kota. i
  • 2. Peraturan Menteri Keuangan No.216/PMK.07/2010 menetapkan DAK Bidang Kesehatan tahun 2011 diperuntukkan bagi 397 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mendapat alokasi anggaran untuk subbidang pelayanan kesehatan dasar; 440 Dinas Kesehatan mendapat alokasi anggaran untuk subbidang pelayanan kefarmasian; 23 Provinsi dan 256 Kabupaten/Kota mendapatkan subbidang pelayanan kesehatan rujukan. DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011, subbidang pelayanan kesehatan rujukan diperuntukkan bagi 48 RSUD Provinsi, 260 RSUD Kabupaten/Kota dan 54 Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Akhir kata, semoga Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 dapat secara optimal digunakan di daerah. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan hidayah bagi kita dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di Indonesia yang kita cintai. Jakarta, 17 Desember 2010 MENTERI KESEHATAN, ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH ii
  • 3. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1810/Menkes/SK/XII/2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2011 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 58 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, telah ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 216/PMK.07/2010 tentang Alokasi dan Pedoman Umum Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2011; b. Bahwa untuk melaksanakan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 216/PMK.07/2010 perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2011; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang–undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang–undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400 ); 4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang–undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
  • 4. 6. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 7. Undang–undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5167); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 12. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2011; 13. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4212); sebagaimana yang telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 ( (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4418); 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Alokas Khusus (DAK); 15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 216/PMK.07/2010 tentang Penetapan Alokasi dan Pedoman Umum Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2011; 16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
  • 5. MEMUTUSKAN Menetapkan : Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2011. Kedua : Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2011 sebagaimana dimaksud Diktum Kesatu tercantum dalam Lampiran Keputusan ini; Ketiga : Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud Diktum Kedua agar digunakan sebagai acuan oleh Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota dalam Pengelolaan dan Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2011; Keempat : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Desember 2010 MENTERI KESEHATAN, ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH
  • 6. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI iii DAFTAR ISI vii BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 3 C. RUANG LINGKUP 3 D. PENGALOKASIAN DAN PENYALURAN 4 BAB II KEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN TAHUN 2011 5 A. KEBIJAKAN UMUM 5 B. KEBIJAKAN KHUSUS 6 BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN TEKNIS 7 A. PERENCANAAN 7 B. PELAKSANAAN 7 BAB IV SUBBIDANG PELAYANAN KESEHATAN DASAR 8 A. PUSKESMAS 8 B. PUSKESMAS PERAWATAN 11 C. POSKESDES 17 D. SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAERAH 19 E. PERALATAN PROMOSI KESEHATAN BERGERAK 21 BAB V SUBBIDANG PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN 23 A. PENINGKATAN SARANA PRASARANA DAN PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN UNTUK PROGRAM PONEK DI RS 23 B. BANK DARAH RUMAH SAKIT DAN UNIT TRANSFUSI DARAH DI RUMAH SAKIT 28 vii
  • 7. C. PENINGKATAN FASILITAS INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT 36 D. PENINGKATAN FASILITAS TEMPAT TIDUR KLASIII RS 42 E. PENGADAAN PERALATAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM KLINIK DI LABORATORIUM DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA 44 F. PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DAN PENGADAAN PERALATAN PENDUKUNGNYA DI RS PEMERINTAH 45 BAB VI SUBBIDANG PELAYANAN KEFARMASIAN 49 A. PENYEDIAAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN 49 B. PEMBANGUNAN BARU DAN REHABILITASI INSTALASI FARMASI KABUPATEN/KOTA 51 C. PENGADAAN SARANA PENDUKUNG INSTALASI FARMASI KABUPATEN/KOTA 53 BAB VII PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN 55 A. PEMANTAUAN DAN EVALUASI 55 B. PELAPORAN 56 C. FORMAT LAPORAN TRIWULANAN 59 BAB VIII PENUTUP 64 LAMPIRAN LAMPIRAN 1 : DEFINISI OPERASIONAL LAMPIRAN 2 : STANDAR PERALATAN DAN LOGISTIK POSKESDES LAMPIRAN 3 : DAFTAR 183 KABUPATEN TERTINGGAL viii
  • 8. LAMPIRAN 4 : DAFTAR NAMA PULAU TERLUAR BERPENDUDUK YANG BERBATASAN DENGAN NEGARA TETANGGA LAMPIRAN 5 : DAFTAR 101 PUSKESMAS PRIORITAS PROGRAM YANKES DTPK LAMPIRAN 6 : PERALATAN LIVE SAVING PUSKESMAS TERPENCIL DI DTPK LAMPIRAN 7 : PERALATAN PUSKESMAS DENGAN RAWAT INAP (PONED SET) LAMPIRAN 8 : RUANG PERSALINAN PUSKESMAS NON PERAWATAN LAMPIRAN 9 : PERALATAN PUSKESMAS NON RAWAT INAP (SET PERALATAN BERSALIN) LAMPIRAN 10 : DAPUR GIZI PADA PUSKESMAS PERAWATAN LAMPIRAN 11 : STANDAR INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT LAMPIRAN 12 : CONTOH PERALATAN PROMOSI KESEHATAN BERGERAK LAMPIRAN 13 : ALOKASI DAK KESEHATAN TAHUN 2011 ix
  • 9. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Pembangunan yang dilaksanakan harus dapat menjamin bahwa manfaatnya dapat diterima oleh semua pihak, berdampak adil bagi perempuan dan laki-laki (responsif gender). Di dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pada pasal 2 dan 3 dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, perlindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender dan nondiskriminatif dan norma-norma agama. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting dalam komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium Development Goals (MDGs). Dalam MDGs terdapat tujuan yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitu target 4 (menurunkan angka kematian anak), target 5 (meningkatkan kesehatan ibu) dan target 6 (memerangi HIV dan AIDS, TB dan Malaria serta penyakit lainnya), serta 2 target lainnya yang tidak terkait langsung yaitu target 1 (menanggulangi kemiskinan dan kelaparan) dan target 3 (mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan). Kementerian Kesehatan telah menyusun strategi untuk pencapaian target- target tersebut. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 1
  • 10. Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan, perlu adanya pembiayaan kesehatan, yang bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna. Pemerintah melalui Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, telah menetapkan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebagai salah satu sumber penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi, diantaranya untuk meningkatkan pembangunan kesehatan, sehingga pemerintah baik pemerintah Pusat maupun pemerintah daerah dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan berkualitas. Melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), pemerintah Pusat memberikan anggaran pada daerah untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan merupakan prioritas nasional. DAK Bidang Kesehatan, diberikan kepada daerah tertentu untuk membantu mendanai kegiatan bidang kesehatan yang merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas pembangunan kesehatan nasional tahun 2011 yang ditetapkan melalui Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2011. RKP Tahun 2011 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2010, merupakan acuan bagi kementerian, lembaga Pemerintah-Non Kementerian dan Pemerintah Daerah maupun masyarakat termasuk dunia usaha sehingga tercapai sinergi dalam pelaksanaan program pembangunan. DAK Bidang Kesehatan tahun 2011 difokuskan pada pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas dan Poskesdes); pelayanan kefarmasian untuk Kabupaten/Kota; dan pelayanan kesehatan rujukan (RS Provinsi/Kabupaten/Kota dan Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota). Buku Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 berisi penjelasan rinci pemanfaatan DAK, dilengkapi informasi dalam pelaksanaan DAK Bidang Kesehatan di daerah dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Menteri Keuangan tentang Alokasi dan Pedoman Umum Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2011. Selanjutnya buku petunjuk teknis ini menjadi pedoman pelaksanaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 2
  • 11. B. TUJUAN 1. Umum Membantu mendanai kegiatan bidang kesehatan yang merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas pembangunan kesehatan nasional tahun 2011. 2. Khusus Meningkatkan pemerataan, jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Poskesdes, Rumah Sakit Provinsi/Kabupaten/Kota dan Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, serta penyediaan dan pengelolaan obat generik dan perbekalan kesehatan. C. RUANG LINGKUP DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 diarahkan untuk kegiatan: 1. Pelayanan kesehatan dasar meliputi kegiatan: (1) Pembangunan, Peningkatan, Perbaikan dan Perluasan Puskesmas khususnya di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK); (2) Pembangunan Pos Kesehatan Desa; (3) Pengadaan peralatan kesehatan termasuk Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA); (4) Pengadaan Peralatan Promosi Kesehatan. 2. Pelayanan kesehatan rujukan, meliputi kegiatan: (1) Pembangunan dan Pengadaan Peralatan Kesehatan Untuk Program Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) di RS; (2) Pembangunan, Perbaikan Bank Darah RS (BDRS) dan Pemenuhan Peralatan Unit Transfusi Darah (UTD) di RS; (3) Pembangunan dan Pengadaan Peralatan Instalasi Gawat Darurat RS (IGD RS); (4) Peningkatan Fasilitas Tempat Tidur Kelas III RS; (5) Pemenuhan Peralatan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota; dan (6) Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di RS. 3. Pelayanan Kefarmasian dapat dimanfaatkan untuk: (1) Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan; (2) Pembangunan Baru dan Rehabilitasi Instalasi Farmasi di Kabupaten/Kota; (3) Pengadaan Sarana Pendukung Instalasi Farmasi di Kabupaten/Kota. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 3
  • 12. D. PENGALOKASIAN DAN PENYALURAN 1. Pengalokasian Penghitungan alokasi DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011, dilakukan melalui 2 (dua) tahapan, yaitu: a. Penentuan daerah tertentu yang menerima DAK Penentuan kelayakan daerah penerima DAK menggunakan Indeks Fiskal Wilayah (IFW) dengan bobot 50% dan IT (Indeks Teknis) dengan bobot 50%. b. Penentuan besaran alokasi DAK masing-masing daerah 1) Penentuan besaran alokasi daerah penerima DAK menggunakan IFW dengan bobot 20% dan IT dengan bobot 80%. 2) IFW ditentukan berdasarkan Kriteria Umum dan Kriteria Khusus merupakan kewenangan dari Kementerian Keuangan, sedangkan IT ditentukan berdasarkan data dan indeks teknis merupakan kewenangan dari Kementerian Kesehatan. 3) Usulan ruang lingkup kegiatan dan besaran alokasi DAK kemudian dibahas dan diputuskan bersama antara pemerintah dengan Panitia Kerja Belanja Transfer ke Daerah DPR RI. 4) Kaidah-kaidah mengenai mekanisme pengalokasian DAK dapat dilihat pada Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005. 2. Penyaluran DAK Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2011 disalurkan melalui mekanisme transfer yang diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan dan ketentuan peraturan yang berlaku lainnya. a. Penyediaan sarana prasarana pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kefarmasian untuk Kabupaten/Kota, disalurkan melalui SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. b. Penyediaan sarana prasarana dan peralatan kesehatan untuk pelayanan kesehatan rujukan disalurkan melalui SKPD Rumah Sakit Umum atau Khusus Provinsi/Kabupaten/Kota dan SKPD Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 4
  • 13. BAB II KEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN TA 2011 A. Kebijakan Umum 1. Kebijakan DAK Kesehatan adalah meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dalam rangka percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dengan jaminan persalinan di sarana kesehatan milik pemerintah dan Angka Kematian Bayi (AKB), perbaikan status gizi masyarakat, pengendalian penyakit, penyehatan lingkungan, melalui peningkatan sarana dan prasarana di Puskesmas dan Poskesdes, Rumah Sakit dan Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, serta penyediaan dan pengelolaan obat terutama obat generik dan perbekalan kesehatan, terutama untuk pelayanan kesehatan penduduk miskin dan penduduk di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan. 2. DAK Bidang Kesehatan merupakan bantuan kepada daerah tertentu, untuk mendanai dukungan pelayanan kesehatan yang merupakan kewenangan dan tanggung jawab daerah ke arah peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan. 3. DAK Bidang Kesehatan membantu daerah untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana kesehatan yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional di bidang kesehatan. 4. DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 difokuskan pada pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan pelayanan kefarmasian. 5. Dalam pelaksanaan kegiatan, pemerintah daerah harus menyediakan pembiayaan yang bersumber dari daerah untuk dana pendamping sebesar 10% sesuai dengan Undang-undang No 33 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005, biaya operasional, biaya pemeliharaan/perawatan sarana dan peralatan kesehatan, ketersediaan tenaga pelaksana, serta aspek lainnya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Kesehatan. 6. Alokasi pagu anggaran DAK Bidang Kesehatan TA 2011, terdiri dari anggaran untuk pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan pelayanan kefarmasian. 7. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Direktur RSUD Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kepala Laboratorium Dinas Kesehatan Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 5
  • 14. Kabupaten/Kota bertanggung jawab terhadap anggaran DAK Bidang Kesehatan di wilayah kerjanya. B. Kebijakan Khusus Penggunaan DAK Bidang Kesehatan diprioritaskan untuk : 1. Mendukung pencapaian target MDGs No 1, 3 ,4, 5 dan 6 (menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV dan AIDS, TB, Malaria serta penyakit menular lainnya). 2. Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan. 3. Peningkatan pelayanan persalinan normal di Puskesmas. 4. Pembangunan Puskesmas Perawatan Mampu PONED. 5. Pembangunan dapur gizi pada Puskesmas Perawatan. 6. Pembangunan Pos Kesehatan Desa untuk desa yang belum memilikinya. 7. Penyediaan peralatan pendukung Sistem Informasi Kesehatan Daerah. 8. Penyediaan Peralatan Promosi Kesehatan Bergerak. 9. Meningkatkan Sarana Prasarana dan Pengadaan Peralatan Kesehatan Untuk Program Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) di RS. 10. Pembangunan BDRS dan pemenuhan peralatan UTD di RS. 11. Meningkatkan Fasilitas Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS. 12. Meningkatkan Fasilitas Tempat Tidur Kelas III RS. 13. Pemenuhan Peralatan Pemeriksaan Laboratorium Klinik di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. 14. Pemenuhan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di RS Pemerintah Daerah. 15. Penyediaan dan Pengelolaan Obat terutama Obat Generik dan Perbekalan Kesehatan. 16. Pembangunan Baru, Rehabilitasi dan Perluasan Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota. 17. Pengadaan Sarana Pendukung Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 6
  • 15. BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN TEKNIS DAK BIDANG KESEHATAN TA 2011 A. PERENCANAAN Sesuai dengan UU No 32 Tahun 2004 pasal 162, Pemerintah dan Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) harus saling berkoordinasi dalam penyusunan kegiatannya. Dalam rangka menjaga sinkronisasi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program kesehatan Kabupaten/Kota dengan Provinsi, Satker Kabupaten/Kota yang memperoleh alokasi DAK Bidang Kesehatan agar berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi. Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) yang disusun mengacu kepada Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011. B. PELAKSANAAN TEKNIS Pelaksanaan DAK Bidang Kesehatan 2011 harus mengacu pada Petunjuk Teknis DAK Bidang Kesehatan 2011 yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Kepmenkes). Penggunaan anggaran DAK Bidang Kesehatan 2011 yang tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis DAK Bidang Kesehatan 2011 menjadi tanggung jawab Kepala Daerah dan SKPD yang bersangkutan. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 7
  • 16. BAB IV MENU DAK BIDANG KESEHATAN TA 2011 SUBBIDANG PELAYANAN KESEHATAN DASAR A. PUSKESMAS 1. Pembangunan Baru Pembangunan Puskesmas dapat merupakan pembangunan baru atau peningkatan dari Puskesmas Pembantu. Pembangunan Puskesmas ditujukan untuk peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat. Pembangunan baru Puskesmas tersebut termasuk penyediaan alat kesehatan dan mebeulair serta rumah dinas petugas kesehatan (dokter/dokter gigi, bidan/perawat) bila belum ada. a. Persyaratan Umum 1) Kebutuhan akan adanya Puskesmas, antara lain pada: a) Wilayah perbatasan, terpencil, tertinggal dan kepulauan. b) Kecamatan pemekaran yang tidak mempunyai Puskesmas. c) Kepadatan penduduk tinggi, jumlah penduduk lebih dari 30.000 penduduk per kecamatan. d) Wilayah kerja sangat luas. e) Relokasi Puskesmas yang disebabkan adanya bencana alam, jalur hijau, perubahan Rencana Tata Ruang/Wilayah, atau terjadinya masalah hukum pada lokasi fisik bangunan. 2) Lokasi Puskesmas: a) Di area yang mudah terjangkau baik dari segi jarak maupun sarana transportasi umum dari seluruh wilayah kerjanya. b) Pertimbangan lainnya yang ditetapkan oleh daerah. 3) Persyaratan Puskesmas: a) Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas. b) Tenaga kesehatan disediakan oleh Pemerintah Daerah. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 8
  • 17. b. Persyaratan Teknis 1) Luas lahan dan bangunan Luas lahan, jumlah dan luas ruangan tergantung jenis pelayanan kesehatan/kegiatan yang dilaksanakan guna memberikan pelayanan yang optimal. 2) Denah tata-ruang Denah tata ruang Puskesmas mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman program. 2. Peningkatan Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas Pembangunan Puskesmas baru dapat berasal dari peningkatan Puskesmas Pembantu (Pustu), Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas tersebut termasuk penyediaan alat kesehatan dan rumah dinas petugas Puskesmas. Persyaratan umum dan teknis Pembangunan Puskesmas baru dari peningkatan Puskesmas Pembantu sama dengan persyaratan umum dan teknis pembangunan baru Puskesmas. 3. Peningkatan Pelayanan Persalinan Normal di Puskesmas Dalam upaya meningkatkan pelayanan persalinan normal dan perawatan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, maka peran Puskesmas sebagai fasiltas kesehatan perlu ditingkatkan dengan membangun ruang persalinan atau mengoptimalkan fungsi ruang persalinan di Puskesmas. Persyaratan umum dan teknis sama dengan persyaratan umum dan teknis pembangunan baru Puskesmas, ditambah dengan denah tata ruang khusus untuk ruang persalinan dan ruang pemulihan serta pedoman alat kesehatan sesuai dengan lampiran 8 dan lampiran 9. 4. Rehabilitasi Puskesmas Rehabilitasi Puskesmas ditujukan menunjang dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas di Puskesmas. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 9
  • 18. Rehabilitasi Puskesmas termasuk puskesmas pembantu hanya ditujukan untuk Puskesmas dan puskesmas pembantu dengan kondisi rusak berat termasuk di dalamnya rumah dinas dokter/dokter gigi dan perawat/bidan. Untuk Rehabilitasi Puskesmas Pembantu diperbolehkan jika seluruh Puskesmas di Kabupaten/Kota telah mempunyai fasilitas untuk menolong persalinan. a. Persyaratan Umum Puskesmas dengan kondisi rusak berat diproritaskan pada: 1) Puskesmas di perbatasan, kepulauan. 2) Puskesmas yang rusak karena bencana alam pada tahun berjalan dan 1 (satu) tahun sebelumnya. b. Persyaratan Teknis 1) Denah tata-ruang Puskesmas mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman program. 2) Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat. 5. Perluasan Puskesmas Guna menunjang dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas di Puskesmas, dapat dilaksanakan perluasan fisik bangunan Puskesmas. Perluasan dilaksanakan pada bangunan yang membutuhkan perluasan berupa penambahan ruangan, perluasan ruangan. Persyaratan perluasan fisik, adalah sebagai berikut: a. Persyaratan Umum Adanya kebutuhan: 1) Tambahan ruangan untuk meningkatkan pelayanan agar lebih optimal. 2) Peningkatan pelayanan akan tetapi tidak memungkinkan untuk peningkatan menjadi Puskesmas Perawatan. b. Persyaratan Teknis 1) Luas lahan dan bangunan Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dibutuhkan. Perluasan sarana Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 10
  • 19. fisik bangunan, antara lain berupa penambahan ruangan untuk: a) Pelayanan Persalinan. b) Pemulihan dan perawatan bayi baru lahir. c) Pelayanan gawat darurat/emergency. d) Pelayanan laboratorium yang dilengkapi dengan kran air serta pembuangan air kotor. e) Pelayanan konsultasi yang dibutuhkan sebagai upaya promotif dan preventif. f) Pelayanan penyuluhan dan ruang pertemuan sebagai upaya promotif dan penggalangan kemitraan dengan berbagai pihak terkait serta dapat digunakan untuk kegiatan Lokakarya Mini Puskesmas. 2) Denah tata-ruang Denah tata-ruang Puskesmas mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman program. 3) Perluasan dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat. 4) Peralatan kesehatan Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada buku Pedoman Peralatan, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2008 serta lampiran pedoman yang disempurnakan. B. PUSKESMAS PERAWATAN Pembangunan Puskesmas Perawatan dapat dilaksanakan melalui pembangunan baru atau peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan. 1. Pembangunan Baru Pembangunan baru Puskesmas Perawatan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan jangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang perlu dirawat. Pembangunan baru Puskesmas Perawatan terutama diprioritaskan untuk wilayah tertinggal, terpencil, kepulauan dan perbatasan. Pembangunan Puskesmas Perawatan tersebut termasuk Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 11
  • 20. peralatan kesehatan dan rumah dinas petugas kesehatan Puskesmas, penyediaan sarana dan peralatan perawatan PONED (Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergency Dasar) serta dapur gizi. a. Persyaratan Umum Pembangunan Puskesmas baru harus mempertimbangkan ketersediaan tenaga kesehatan, selain itu memenuhi persyaratan antara lain: 1) Pembangunan baru Puskesmas Perawatan, diutamakan pada 101 Puskesmas Prioritas Nasional di wilayah terpencil, tertinggal, kepulauan dan perbatasan dengan negara lain. 2) Lokasi bangunan baru Puskesmas Perawatan di lokasi strategis. 3) Lokasi Puskesmas berada dalam waktu tempuh lebih dari 2 jam ke Rumah Sakit. 4) Kabupaten pemekaran yang belum memiliki Rumah Sakit. 5) Puskesmas yang mempunyai rumah dinas yang ditempati oleh dokter dan perawat/bidan. b. Persyaratan Teknis 1) Luas lahan dan bangunan Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan, dengan luas sesuai ketentuan. Pembangunan Puskesmas Perawatan, sarana dan peralatan PONED, rumah dokter/dokter gigi, perawat dan bidan harus berada dalam satu lokasi. 2) Denah tata-ruang a) Denah tata-ruang Puskesmas mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman program. b) Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi Dapur Gizi dan peralatannya yang mengacu pada lampiran 10. c) Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi dengan UGD yang dapat memberikan pelayanan PONED. Pelayanan PONED mengacu pada buku acuan Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 12
  • 21. Emergensi Dasar, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2007. d) Khusus wilayah terpencil dan kepulauan, Ruang Rawat Inap minimal 2 tempat tidur. 3) Peralatan kesehatan Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada buku Pedoman Peralatan, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2008 serta lampiran pedoman yang disempurnakan buku acuan Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2007. 2. Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan di DTPK Peningkatan menjadi Puskesmas Perawatan dilaksanakan dalam rangka pengembangan pelayanan dan rujukan kesehatan dan dilengkapi dengan penyediaan alat dan rumah dinas dokter/dokter gigi, bidan/perawat bila belum ada. a. Persyaratan Umum 1) Kebutuhan akan adanya Puskesmas Perawatan, antara lain: a) Puskesmas di wilayah terpencil, tertinggal, kepulauan, Perbatasan. b) Kabupaten pemekaran yang belum tersedia Rumah Sakit. c) Peningkatan kebutuhan akan pelayanan rujukan tetapi daerah belum mampu membangun Rumah Sakit. 2) Lokasi Puskesmas: a) Wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan. b) Waktu tempuh lebih dari 2 jam dengan menggunakan sarana transportasi yang tersedia. 3) Persyaratan Puskesmas: a) Tidak digunakan untuk menjadikan Puskesmas Perawatan pra Rumah Sakit. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 13
  • 22. b) Ketersediaan tenaga kesehatan oleh Pemerintah Daerah. c) Letaknya strategis dari Puskesmas di sekitarnya. b. Persyaratan Teknis 1) Luas lahan dan bangunan Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/ kegiatan yang dilaksanakan mengacu kepada Pedoman Tata Ruang Puskesmas Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2007. 2) Denah tata-ruang pada pembangunan baru Puskesmas Perawatan mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2007. 3) Peralatan kesehatan Puskesmas Perawatan mengacu pada buku Pedoman Peralatan Puskesmas Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2008. 3. Rehabilitasi Puskesmas Perawatan Rehabilitasi Puskesmas Perawatan ditujukan menunjang dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas di Puskesmas Perawatan. Rehabilitasi Puskesmas Perawatan hanya ditujukan untuk Puskesmas Perawatan dengan kondisi rusak berat termasuk di dalamnya rumah dinas dokter/dokter gigi dan perawat/bidan. a. Persyaratan Umum Puskesmas Perawatan dengan kondisi rusak berat diproritaskan pada: 1) Puskesmas perawatan di perbatasan, kepulauan. 2) Puskesmas perawatan yang rusak karena bencana alam pada tahun berjalan dan 1 (satu) tahun sebelumnya. b. Persyaratan Teknis 1) Denah tata-ruang Puskesmas mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman program. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 14
  • 23. 2) Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat. 4. Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan Mampu PONED Upaya yang dapat dilakukan adalah pemberdayaan pelayanan di tingkat dasar yaitu penyediaan Puskesmas PONED. Setiap peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan mampu PONED dilengkapi dengan penyediaan alat dan rumah dinas dokter/dokter gigi dan bidan/perawat bila belum ada. a. Persyaratan Umum 1) Kebutuhan adanya peningkatan Puskesmas Perawatan menjadi Puskesmas Perawatan Mampu PONED, antara lain: a) Kabupaten pemekaran yang belum tersedia rumah sakit. b) Menyediakan layanan rujukan kegawatdaruratan obstetri neonatal, termasuk penanganan penyulit/komplikasi obstetri neonatal yang tidak dapat ditangani di tingkat Poskesdes, Puskesmas Pembantu dan Puskesmas. 2) Lokasi Puskesmas (harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini): a) Waktu tempuh ke Rumah Sakit terdekat lebih dari 2 jam dengan menggunakan sarana transportasi yang tersedia. b) Pada jalur lalu lintas ramai dekat dengan pemukiman. c) Daerah pariwisata dan kawasan industri. d) Daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan. 3) Persyaratan Puskesmas a) Merupakan Puskesmas perawatan. b) Telah tersedia tenaga kesehatan yang telah mengikuti pelatihan penanganan kegawatdaruratan obstetri neonatal di tingkat pelayanan dasar/PONED, yang terdiri dari 1 orang Dokter, 1 orang Bidan dan 1 orang Perawat. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 15
  • 24. c) Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas Mampu PONED. b. Persyaratan Teknis 1) Luas lahan dan bangunan mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Tahun 2007. 2) Denah tata ruang pada pembangunan baru Puskesmas Perawatan mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Tahun 2007. 3) Peralatan Puskesmas PONED mengacu pada buku Pedoman Peralatan Puskesmas, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Tahun 2007. 4) Tenaga kesehatan yang telah dilatih PONED tidak boleh pindah selama minimal 2 tahun. 5. Perluasan Puskesmas Perawatan Perluasan Puskesmas Perawatan menunjang serta meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas di Puskesmas, perlu adanya perluasan fisik. Perluasan dilaksanakan pada bangunan/sarana yang membutuhkan perluasan. Persyaratan perluasan fisik, adalah sebagai berikut: a. Persyaratan Umum Adanya kebutuhan: 1) Tambahan ruangan untuk meningkatkan pelayanan agar lebih optimal. 2) Peningkatan pelayanan akan tetapi tidak untuk menjadi Rumah Sakit. b. Persyaratan Teknis 1) Luas lahan dan bangunan Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dibutuhkan. Perluasan sarana fisik bangunan, antara lain berupa penambahan ruangan untuk: a) Pelayanan Gawat Darurat/emergency. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 16
  • 25. b) Pelayanan laboratorium yang dilengkapi dengan kran air serta pembuangan air kotor. c) Pelayanan konsultasi yang dibutuhkan sebagai upaya promotif dan preventif. d) Pelayanan penyuluhan dan ruang pertemuan sebagai upaya promotif dan penggalangan kemitraan dengan berbagai pihak terkait serta dapat digunakan untuk kegiatan Lokakarya Mini Puskesmas. e) Dapur Gizi. 2) Denah tata-ruang Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman program. Untuk dapur gizi mengikuti denah tata ruang sesuai dengan lampiran 10. 3) Perluasan dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat. 4) Peralatan kesehatan mengacu pada pembangunan baru Puskesmas Perawatan mengacu pada buku Pedoman Peralatan Puskesmas Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2008. Untuk peralatan dapur gizi sesuai dengan lampiran 10. C. POS KESEHATAN DESA 1. Pembangunan Baru Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan. Namun karena kemampuan masyarakat sebagian besar terbatas, maka pemerintah membantu pembangunan fisik Poskesdes, dengan mempertimbangkan persyaratan sebagai berikut: a. Persyaratan Umum Pembangunan baru Poskesdes adalah pada setiap desa yang belum ada bangunan Poskesdes dengan persyaratan: 1) Masyarakatnya tidak mampu membangun secara swadaya. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 17
  • 26. 2) Tersedia tanah/lahan yang tidak bermasalah 3) Lokasi Poskesdes: a) Mempertimbangkan ketersediaan lahan yang berada di tengah pemukiman. b) Mudah dijangkau oleh masyarakat (transportasi). c) Mempertimbangkan keamanan petugas kesehatan. d) Mempertimbangkan jarak antar fasilitas pelayanan kesehatan yang ada. b. Persyaratan Teknis 1) Luas bangunan: a) Luas ruangan/bangunan sesuai dengan kondisi tanah setempat dengan memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan/kegiatan dan kesetaraan gender laki–laki dan perempuan. b) Jumlah ruangan dan sarana yang dibutuhkan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan, minimal terdapat ruang persalinan dan pelayanan KIA-KB. c) Pembangunan baru Poskesdes dapat menggunakan bahan bangunan yang berasal dari daerah setempat. 2) Denah tata-ruang Rancangan tata-ruang/bangunan Poskesdes agar tetap memperhatikan fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraaan gender. 3) Peralatan kesehatan Kebutuhan jenis dan jumlah peralatan minimal Poskesdes mengacu pada buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa, Direktorat Jenderal. Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2006. 2. Pengalihan Polindes menjadi Poskesdes Pembangunan Poskesdes dapat berasal dari pengalihan bangunan Pondok Bersalin Desa (Polindes). Pembangunan fisik yang dilaksanakan terbatas pada penambahan bagian Polindes yang sudah ada. a. Persyaratan Umum Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 18
  • 27. Polindes yang sudah ada di desa ditingkatkan menjadi Poskesdes. b. Persyaratan Teknis 1) Luas lahan dan bangunan Penambahan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan. Guna meningkatkan fungsi pelayanannya, luas lahan yang diperlukan untuk peningkatan Polindes menjadi Poskesdes, minimal dengan rincian kebutuhan tata ruangnya adalah sebagai berikut: a) Ruang untuk fungsi pelayanan dan atau administrasi. b) Ruang untuk tempat tinggal tenaga kesehatan. 2) Penambahan ruangan pada Pengalihan Polindes menjadi Poskesdes dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat. 3) Denah tata-ruang Rancangan tata-ruang/bangunan Poskesdes agar tetap memperhatikan fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. 4) Peralatan kesehatan Kebutuhan jenis dan jumlah peralatan minimal Poskesdes mengacu pada buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa, Direktorat Jenderal. Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2006. D. PENGADAAN SIK DAERAH Dalam upaya mewujudkan Sistem Informasi Kesehatan yang evidence based di Indonesia, dikembangkan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pengadaan peralatan sistem informasi kesehatan melalui DAK bertujuan untuk memacu Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota khususnya di Puskesmas sehingga mampu menyediakan data/informasi yang cepat, akurat, dan mutakhir. Adanya peralatan sistem informasi kesehatan di Puskesmas diharapkan akan mempercepat pelayanan kesehatan atau manajemen pasien di Puskesmas, serta mendukung administrasi Puskesmas berbasis bukti secara berkala, Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 19
  • 28. sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan di Puskesmas dan Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat (Nasional). 1. Persyaratan Umum Pengadaan peralatan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Daerah diprioritaskan di Puskesmas non perawatan di Seluruh Indonesia dengan persyaratan: a. Di Puskesmas tersedia aliran listrik/genset untuk menghidupkan personal komputer. b. Di Puskesmas tersedia tenaga atau operator yang akan mengoperasikan komputer. c. Di Puskesmas tersedia biaya pemeliharaan komputer serta biaya operasionalnya (kertas, tinta printer, honor petugas, listrik). d. Merencanakan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan tahapan selanjutnya. 2. Persyaratan Teknis Pengadaan komputer beserta printer peralatan SIK untuk Puskesmas dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Spesifikasi peralatan: 1) Corporate Desktop PC. 2) Intel Pentium Dual-Core Processor. 3) Minimum 1 GB Memory DDR-2 SDRAM. 4) Minimum 160 GB harddrive, 7200 RPM. 5) Integrated 10/100/1000 LAN. 6) Windows XP Professional, Vista atau Linux. 7) LCD Monitor 17 inch. 8) CPU dan Monitor satu merk. 9) Printer Deksjet/Inkjet. b. Pengadaan software pengolah data, pengolah kata dan penyajian (misalnya microsoft excell, microsoft word dan microsoft power point, atau open office) c. Kursus atau pengenalan komputer untuk tenaga pengelola komputer agar mampu menggunakan paket software tersebut diatas. d. Data entri laporan sesuai formulir yang telah ditetapkan dengan menggunakan excel, dapat juga dibuatkan program aplikasi sederhana lain. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 20
  • 29. e. Mengolah data yang telah di entri dalam bentuk tabel, grafik, peta dan narasi yang disajikan secara bulanan, triwulan, tahunan dan data sewaktu. f. Mengirim laporan ke Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten/Kota dengan CD ataupun flashdisk. 3. Acuan a. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 844/MENKES/SK/X/2006 tentang Penetapan Standar Kode Data Bidang Kesehatan. b. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 837/MENKES/VII/2007 Tentang Pengembangan SIKNAS Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional. E. PERALATAN PROMOSI KESEHATAN BERGERAK (MOBILE HEALTH PROMOTION KIT) Kegiatan DAK Bidang Kesehatan tahun 2011 dapat digunakan untuk pengadaan Peralatan Promosi Kesehatan Bergerak (Mobile Health Promotion Kit) di Puskesmas. Tujuan kegiatan dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan promosi kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dasar dalam rangka pemerataan, jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan di daerah serta melengkapi kebutuhan sarana/peralatan para pengelola program promosi kesehatan di Puskesmas dalam upaya mencapai target Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Peralatan promosi kesehatan bergerak merupakan kendaraan bermotor roda 2 yang dimodifikasi dan didesain menjadi satu kesatuan dengan peralatan audio visual aid (AVA) sehingga memiliki fungsi sebagai sarana pendukung dalam penyebaran informasi kesehatan, tempat media-media untuk melakukan penyuluhan kesehatan, serta sarana untuk melakukan kampanye dan pameran kesehatan. 1. Persyaratan Umum a. Peralatan promosi kesehatan bergerak diperuntukkan bagi Puskesmas. b. Pengadaan peralatan promosi kesehatan bergerak dilakukan berdasarkan analisa kebutuhan, pertimbangan operasional, kondisi dan letak geografis serta topografi daerah. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 21
  • 30. c. Membuat surat pernyataan kesanggupan untuk mengalokasikan biaya operasional Peralatan Promosi Kesehatan Bergerak yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan dan diketahui oleh Bupati/Walikota. d. Membuat surat pernyataan untuk tidak mengalihfungsikan peralatan promosi kesehatan bergerak (mobile health promotion kit) yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan dan diketahui oleh Bupati/Walikota. e. Tersedia tenaga yang mampu menyelenggarakan kegiatan dan mengoperasikan peralatan promosi kesehatan bergerak (mobile health promotion kit). 2. Persyaratan Teknis a. Pengadaan peralatan harus memperhatikan mutu, kemudahan penggunaan dan pemeliharaan serta perbaikan peralatan promosi kesehatan bergerak. b. Peralatan promosi kesehatan bergerak berupa kendaraan roda 2 berkapasitas minimal 110 cc yang telah dimodifikasi menjadi satu kesatuan dengan peralatan, contoh desain kendaraan sesuai dengan lampiran 12. Adapun peralatannya terdiri dari: 1) LCD Projector dengan pencahayaan minimal 2000 lumens. 2) Stereo Sound System. 3) Pemutar VCD/DVD dan Karaoke yang kompatibel dengan berbagai media, memiliki microphone tanpa kabel. 4) Generator set mini, dengan daya output mak: 0.85 KVA/850 Watt, memiliki voltase: AC 220 V/1 Phase/DC 12V/8.3A, memiliki kapasitas tangki bahan bakar: 4,5 L. 5) Video Kamera dengan media penyimpan gambar DVD. 3. Acuan a. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1114/MENKES/SK/VIII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah. b. Keputusan Menteri Kesehatan No. 585/MENKES/SK/V/2007 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan di Puskesmas. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 22
  • 31. BAB V MENU DAK BIDANG KESEHATAN TA 2011 SUBBIDANG PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN A. PENINGKATAN SARANA PRASARANA DAN PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN UNTUK PROGRAM PONEK DI RUMAH SAKIT 1. Persyaratan umum a. Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergensi baik secara umum maupun emergency obstetrik - neonatal. b. Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK di rumah sakit meliputi resusitasi neonatus, kegawat-daruratan obstetrik dan neonatus. c. Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk melakukan operasi, bila ada kasus emergensi obstetrik atau umum. d. Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK, antara lain dokter kebidanan, dokter anak, dokter / petugas anestesi, dokter penyakit dalam, dokter spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat. e. Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam. f. Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu. 2. Persyaratan Teknis a. Peningkatan Sarana dan Prasarana 1) Rancangan denah dan tata ruang maternal dan neonatal harus memenuhi beberapa persyaratan teknis sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1051/MENKES/SK/XI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam di Rumah Sakit. 2) Persyaratan yang harus diperhatikan: Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 23
  • 32. a) Ruang Maternal (1) Kamar bersalin: (a) Lokasi berdekatan dengan kamar operasi dan IGD. (b) 2 Luas minimal 6 m per orang. (c) 2 Paling kecil, ruangan berukuran 12 m . (d) Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah. (e) Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat hadir. (f) Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang orang. (g) Bila kamar operasi juga ada dalam lokasi yang sama, upayakan tidak melintas pada ruang bersalin. (h) Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit umum. (i) Kamar bersalin terletak sangat dekat dengan kamar neonatal, untuk memudahkan transportasi bayi dengan komplikasi ke ruang rawat. (j) Idealnya sebuah ruang bersalin merupakan unit terintegrasi: kala 1, kala 2 dan kala 3 yang berarti setiap pasien diperlakukan utuh sampai kala 4 bagi ibu bersama bayinya secara privasi. Bila tidak memungkinkan, maka diperlukan dua kamar kala 1 dan sebuah kamar kala 2. (k) Kamar bersalin harus dekat dengan ruang jaga perawat (nurse station) agar memudahkan pengawasan ketat setelah pasien partus sebelum dibawa ke ruang rawat (post partum). Selanjutnya bila diperlukan operasi, pasien akan dibawa ke kamar operasi yang berdekatan dengan kamar bersalin. (l) Harus ada kamar mandi/toilet yang berhubungan dengan kamar bersalin. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 24
  • 33. (m) Ruang postpartum harus cukup luas, 2 standar 8 m per tempat tidur (bed). (n) Ruang tersebut terpisah dari fasilitas: toilet, kloset, lemari. (o) Pada ruang dengan banyak tempat tidur, jarak antar tempat tidur minimal 1 meter. (p) Jumlah tempat tidur per ruangan maksimum 4 buah. (q) Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga cahaya dan udara cukup. (r) Harus ada fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan. (s) Tiap pasien harus punya akses ke kamar mandi privasi tanpa ke koridor. (t) Kamar periksa/diagnostik harus mempunyai luas sekurang-kurangnya 2 11 m dan berisi: tempat tidur pasien/obsgin, kursi pemeriksa, lampu sorot, troli alat, lemari obat kecil, USG mobile dan troli emergensi (u) Ada ruang perawat (nurse station). (v) Ruang isolasi bagi kasus infeksi perlu disediakan seperti pada kamar bersalin. (w) Ruang tindakan operasi/kecil darurat/one day care: untuk kuret, penjahitan dan sebagainya. (x) Ruang tunggu bagi keluarga pasien. (2) Unit Perawatan Intensif/Eklampsia/Sepsis (a) Unit ini harus berada di samping ruang bersalin, atau setidaknya jauh dari area yang sering dilalui. (b) 2 Paling kecil, ruangan berukuran 18 m . (c) Di ruang dengan beberapa tempat tidur, sedikitnya ada jarak antara ranjang satu dengan ranjang lainnya. (d) Ruangan harus dilengkapi paling sedikit enam steker listrik yang dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 25
  • 34. b) Ruangan Neonatal (1) Unit Perawatan Intensif (a) Unit ini harus berada di samping ruang bersalin atau setidaknya jauh dari area yang sering dilalui. 2 (b) Minimal ruangan berukuran 18 m . (c) Di ruangan dengan beberapa tempat tidur sedikitnya ada jarak antar ranjang. (d) Harus ada tempat untuk isolasi bayi di area terpisah. (e) Ruang harus dilengkapi paling sedikit 6 steker yang dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik. (2) Unit Perawatan Khusus (a) Unit ini harus berada di samping ruang bersalin atau setidaknya jauh dari area yang sering dilalui. (b) 2 Minimal ruangan berukuran 12 m . (c) Harus ada tempat untuk isolasi bayi di tempat terpisah. (d) Paling sedikit harus ada jarak antara inkubator dengan tempat tidur bayi. (3) Area laktasi. 2 Minimal ruangan berukuran 6 m . (4) Area pencucian incubator. 2 Minimal ruangan berukuran 6-8 m . Dalam rangka penyelenggaraan PONEK, perlu mempertimbangkan kebutuhan bagi laki-laki dan perempuan, antara lain: Adanya pemisahan visual antara ruang bersalin satu dengan yang lainnya. Sarana, prasarana dan peralatan yang ada harus mempertimbangkan ergonomis dan kemudahan aksesibilitas bagi ibu hamil b. Jenis Peralatan PONEK 1) PERALATAN NEONATAL Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 26
  • 35. No. Jenis Peralatan Jmlh minimal 1. Inkubator baby 5 2. Infant Warmer 2 3. Pulse Oxymeter Neonatus 3 4. Phototherapy 2 5. Syringe Pump 4 6. Infant resuscitation dan Emergensi Set 1 7. CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) w/ 1 Medical air Compressor 8. Flow meter 1 9. Infuse Pump 1 10 Neonatus Resusitation and Emergensi Set 1 2) PERALATAN MATERNAL No. Jenis Peralatan Jmlh minimal 1. Kotak Resusitasi berisi: 1 - Bilah Laringoskop 1 - Balon 1 - Bola lampu laringskop ukuran dewasa 1 - Batre AA (cadangan) untuk bilah laringoskop 1 - Bola lampu laringoskop cadangan 1 - Selang reservoar oksigen 1 - Masker oksigen 1 - Pipa endotrakeal 1 - Plester 1 - Gunting 1 - Kateter penghisap 1 - Naso gastric tube 1 - Alat suntik 1, 21/2, 3, 5, 10, 20, 50 cc 1 - Ampul Epinefrin / Adrenalin 1 - NaCL 0,9% / larutan Ringer Asetat / RL 1 - MgSO4 1 - Sodium bikarbonat 8,4% 1 - Kateter Vena 1 - Infus Set 1 2. Ekstraktor vakum delivery 1 3. Inkubator baby 1 4. Infant Warmer 1 5. Forceps naegele 1 6. AVM (Aspirasi Vakum Manual) 1 7. Pompa vakum listrik 1 8. Monitor denyut jantung/pernapasan 1 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 27
  • 36. 9. Foetal Doppler 1 10. Set Sectio Saesaria 1 3. Acuan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1051/MENKES/SK/XI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam di Rumah Sakit. B. BANK DARAH RUMAH SAKIT (BDRS) DAN UNIT TRANSFUSI DARAH DI RUMAH SAKIT Unit Transfusi Darah di Rumah Sakit (UTD di RS) adalah salah satu instalasi di RS yang mempunyai peran sebagai penyedia darah transfusi yang aman (lulus skreening IMLTD) dengan tugas antara lain melakukan rekruitmen donor sukarela, melakukan seleksi donor, melakukan penyadapan darah donor, melakukan skreening terhadap penyakit Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD), melakukan penyimpanan darah sebagai stock, melakukan pemeriksaan golongan darah, crossmatch, mengirim darah transfusi yang telah aman ke bagian lain/ruangan lain atau Rumah Sakit lain yang membutuhkan, memantau reaksi transfusi yang terjadi serta melakukan pencatatan dan pelaporan. 1. Pembangunan Baru Pembangunan baru Unit Transfusi Darah di Rumah Sakit (UTD di RS) dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan darah di rumah sakit khususnya dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit pada umumnya. a. Persyaratan Umum Pembangunan fasilitas UTD di RS mengacu pada persyaratan umum sebagai berikut: 1) Tidak terdapat UTD PMI yang dapat memasok kebutuhan darah aman di Rumah Sakit yang bersangkutan 2) Terdapat Rumah Sakit Pemerintah di Kabupaten/Kota setempat 3) Tidak boleh dijadikan sumber PAD, atau profit center di RS karena pelayanan darah harus bersifat nirlaba 4) Dinas Kesehatan setempat mempunyai sistem pengawasan dan pembinaan pelayanan transfusi darah Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2011 A BAK AD TI HUS 28